Anda di halaman 1dari 8

ejournal Keperawatan (e-Kep) Volume 3. Nomor 1.

Februari 2015

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN ACNE VULGARIS


PADA MAHASISWA SEMESTER V (LIMA) DI PROGRAM STUDI
ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO

Sitti Hardianti Hasan


Billy J. Kepel
Sefty S. Rompas

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi Manado
Email : hardianty15@gmail.com

Abstract: Acne Vulgaris is a skin disease that is always a problem for adolescents and young
adults. One of the risk factors that can cause acne vulgaris is eating not well. 5th Semester
Student Of Nursing Science Medical Faculty University of Sam Ratulangi Manado. The
incidence of acne vulgaris which occurs in young adults age is the age of 14-17 years in
women and in men 16-19 years amounted 80-100%. The purpose of this research to determine
The relationship of Diet With Acne Vulgaris Incident On 5 th Semester Student Of Nursing
Science Medical Faculty University of Sam Ratulangi Manado. The sample amounted to 36
respondents were obtained by using simple random sampling technique. Research design is
Case Control and collected data from respondents using a questionnaire and observation
sheet. The result of the statistical test using Chi Square test at 95% confidence level, the p
value = 1.000. This means that the value of p > α (0,05). The Research result showed no
relationship between Diet With Acne Vulgaris Incident On 5th Semester Student Of Nursing
Science Medical Faculty University of Sam Ratulangi Manado. Recommendations for further
research are expected to examine broader risk factors relationship with acne vulgaris.
Keywords : diet, acne vulgaris

Abstrak : Acne Vulgaris adalah salah satu penyakit kulit yang selalu menjadi masalah bagi
remaja dan dewasa muda. Salah satu faktor resiko yang dapat menyebabkan acne vulgaris
adalah pola makan yang tidak baik. Insiden acne vulgaris yang terjadi pada usia dewasa
muda yaitu umur 14-17 tahun pada wanita dan 16-19 tahun pada pria adalah sebesar 80 –
100%. Mahasiswa Semester V di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado sebagian besar mengalami acne vulgaris.Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui hubungan pola makan dengan kejadian acne vulgaris pada
mahasiswa semester v (lima) di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado. Sampel berjumlah 36 responden yang didapat dengan
menggunakan teknik simple random sampling. Desain penelitian yang digunakan adalah Case
Control dan data dikumpulkan dari responden menggunakan kuesioner dan lembar observasi.
Hasil uji statistik menggunakan uji Chi Square pada tingkat kepercayaan 95%, maka
didapatkan nilai p= 1,000. Ini berarti bahwa nilai p > α (0,05). Hasil penelitian menunjukkan
tidak ada hubungan antara pola makan dengan kejadian acne vulgaris pada mahasiswa
semester v (lima) di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Ratulangi Manado. Rekomendasi untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti lebih
luas faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan acne vulgaris.
Kata Kunci : Pola makan, acne vulgaris

1
ejournal Keperawatan (e-Kep) Volume 3. Nomor 1. Februari 2015

PENDAHULUAN dampak pada pengobatan acnedan bukti-


Salah satu penyakit kulit yang selalu bukti yang cukup kuat untuk
mendapat perhatian bagi para remaja dan menghubungkan konsumsi makanan
dewasa muda adalah jerawat atau dalam tertentu dengan kejadian acne vulgaris.
bahasa medisnya acne vulgaris. Penyakit Beberapa penelitian menemukan bahwa
ini tidak fatal, tetapi cukup merisaukan produk olahan susu memperburuk acne
karena berhubungan dengan menurunnya vulgaris. Produk olahan susu dan makanan
kepercayaan diri akibat berkurangnya lainnya, mengandung hormon 5 α reduktase
keindahan wajah penderita(Yuindartanto, dan prekursor DHT lain yang merangsang
2009). kelenjar sebasea. Selain itu, acne
Acne vulgaris (jerawat) merupakan vulgarisdipengaruhi oleh hormon dan
kelainan folikuler umum yang mengenai growth factors, terutama insulin-like growth
folikel pilosebae (folikel rambut) yang factor (IGF-1) yang bekerja pada kelenjar
rentan dan paling rentan dan paling sering sebasea dan keratinosit folikel rambut.
ditemukan didaerah muka, leher, serta Produk olahan susu mengandung enam
badan bagian atas. Acne ditandai dengan puluh growth factors, salah satunya akan
komedo tertutup (whitehead) , komedo meningkatkan IGF-1 langsung melalui
terbuka (blackhead), papula, pustula, nodus, ketidakseimbangan peningkatan gula darah
dan kista(Smeltzer & Bare, 2002). dan kadar insulin serum(Indrawan, 2013).
Penyebab pasti timbulnya acne belum Berdasarkan sebuah penelitian yang
diketahui namun acne yang terjadi pada dilaksanakan oleh tim peneliti dari Harvard
usia pubertas dipengaruhi oleh beberapa School of Public Health oleh Prof. Dariush
faktor resiko yaitu: meningkatnya kadar Mozaffarian di Departemen Epidemiologi
hormon androgen, penggunaan, kosmetik, di HSPH, orang yang rajin meminum susu
stres, personal hygiene yang buruk dan pola secara rutin tiap hari, diperkirakan pasti
tidur yang tidak baik seperti tidur larut akan memiliki jerawat. Menurut para ahli
malam (Sleep Research and Treatment, itu, sepertinya pengolahan susu lah yang
2006). menjadi penyebab meningkatnnya kadar
Adapun Berbagai faktor. Penyebab hormon dalam susu, hingga resiko untuk
acne sangat banyak (multifaktorial), antara menjadi penyebab jerawat besar
lain : genetik, endokrin, faktor makanan, pula(Elsany, 2013).
keaktifan dari kelenjar sebasea sendiri, Dari survey dikawasan Asia Tenggara
faktor psikis, iklim, infeksi bakteri melaporkan kejadian terdapat 40-80% kasus
(Propionibacterium acnes), dan kosmetika( jerawat, sedangkan di Indonesia, laporan
Victor, 2010). kelompok studi dermatologi kosmetika
Indonesia, menunjukkan terdapat 60%
Angka kejadian acne vulgaris berkisar
penderita jerawat pada tahun 2006 dan 80%
85 % dan terjadi pada usia 14 - 17 tahun
pada tahun 2007 (Husna, 2013)
pada wanita dan 16 - 19 tahun pada laki
Penelitian yang dilakukan oleh Dipta
laki, dengan lesi predominan adalah
Wahyuning Astuti di SMA/Madrasah di
komedo dan papul. Acne sudah timbul pada
Semarang, penelitian sebanyak 60
anak usia 9 tahun namun puncaknya pada
responden, dengan sebagian besar
laki - laki terutama usia 17- 18 tahun
responden (60%) jenis makanan yang
sedangkan wanita usia 16 - 17 tahun. Acne
palingberpengaruh terhadap timbulnya acne
vulgaris umumnya lebih banyak terjadi
vulgaris adalah kacang-kacangan.
pada laki - laki dibandingkan dengan wanita
Penelitian yang diterbitkan dalam
pada rentang usia 15 - 44 tahun yaitu 34 %
Journal of the Academy of Nutrition and
pada laki - laki dan 27 % pada wanita
Dietetics menemukan bahwa pola diet dan
(Jurnal Kedokteran Media Medika
pola makan yang dilakukan seseorang
Indonesia, 2008).
mempengaruhi kemungkinan mereka
American Academy of Dermatology
memiliki jerawat. Wanita yang banyak
mengeluarkan rekomendasi pada tahun
makan makanan yang mengandung gula,
2007 bahwa restriksi kalori memiliki
2
ejournal Keperawatan (e-Kep) Volume 3. Nomor 1. Februari 2015

lemak jenuh, lemak trans, dan produk susu gorengan)secara terus-menerus dapat
cenderung lebih berkemungkinan memiliki menyebabkan obesitas, diabetes, sakit
jerawat(Ananda, 2014 ). jantung, tekanan darah tinggi, serta
Namun menurut Husna (2013) tidak perubahan komposisi dan produksi sebum
ada hubungan signifikan antara Pola yang dapat memicu inflamasi serta jerawat
makan, Premenstrual Syndrom Dan pada kulit. Hal ini dapat terjadi dikarenakan
Penggunaan Kosmetik dengan acne makanan dengan kadar index glikemik
vulgaris pada remaja putri di SMA tinggi, bisa memicu fluktuasi atau naik
NEGERI 2 SIGLI. turunnya hormon. Salah satunya adalah
Program Studi Ilmu Keperawatan hormon insulin, yang bisa mendorong
Fakultas Kedokteran Universitas Sam kemunculan sebum, salah satu Penyebab
Ratulangi Manado berada di jalan kampus Jerawat (Winarno dan Ahnan 2014).
kleak Bahu. Program studi ini berdiri sejak Berdasarkan latar belakang tersebut,
tahun 2005. Berdasarkan data awal yang maka dilakukan penelitian Hubungan Pola
diperoleh di Program Studi Ilmu Makan Dengan Kejadian Acne vulgaris
Keperawatan memiliki jumlah mahasiswa Pada Mahasiswa Semester V (Lima)
Semester V sebanyak 91 orang. Dari hasil Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
observasi awal secara langsung pada Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
mahasiswa ditemukan sekitar 50% Manado.
mahasiswa semester V sedang mengalami
jerawat (acne vulgaris). METODE PENELITIAN
Mahasiswa yang terkena jerawat Penelitian yang dilakukan bertujuan
(acne vulgaris) merasa dirinya kurang untuk mengetahui hubungan antara dua
percaya diri karena terlalu banyak jerawat variabel, dengan rancangan case kontrol.
diwajahnya. Sehingga kadang-kadang ada Tempat pelaksanaan penelitian ini di
mahasiswa yang menurun kepercayaan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
dirinya ketika masuk dalam kelas. Sebagian Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
mungkin enjoy-enjoy saja, tapi ada yang Manado pada tanggal 2 Desember sampai
jerawat (acne vulgaris) banyak dimuka 11 Desember 2014.
merasa malu jika berhadapan dengan lawan Populasi dalam penelitian ini adalah
jenis. mahasiswa Semester V Program Studi Ilmu
Sebagian besar mahasiswa semester V Keperawatan Fakultas Kedokteran
anak kost, jadi apa yang mereka makan Universitas Sam Ratulangi Manado
seadanya. Dan yang memang tersedia berjumlah 91 orang. Teknik pengambilan
dikampus saja yang mereka makan. Kantin sampel dilakukan secara probability
di kampus sebagian besar menjual sampling dengan menggunakan simple
makanan-makanan ringan seperti snack, random sampling. Jumlah sampel yang
minuman dingin, gorengan. Makanan diperlukan yaitu 36 orang.
seperti ini memicu aktifnya hormon Kriteria Inklusi ialah mahasiswa
androgen dan memproduksi sebum, semester V Program Studi Ilmu
sehingga timbullah jerawat. Keperawatan Fakultas Kedokteran
Pola makan yang buruk dapat Universitas Sam Ratulangi Manado, berusia
memperparah timbulnya jerawat. Sejauh 18-20 tahun, bersedia menjadi subjek
ini, jerawat (acne vulgaris) dinyatakan penelitian. Kriteria Eksklusi ialah
berhubungan dengan indeks glisemik suatu mahasiswa sedang dalam pengobatan acne
makanan. Indeks glisemik merupakan vulgaris.
satuan pengukuran peningkatan gula darah Instrumen yang digunakan kuesioner
yang disebabkan oleh makanan tertentu. pola makan yang peneliti modifikasi dari
Konsumsi makanan dengan indeks glisemik kuesioner yang dibuat oleh Sartika
yang tinggi (seperti Permen, Soda dan Soft Sumangkut dari Univeristas Sam Ratulangi
drink, Es krim, Coklat, Biskuit, Sereal , dan Lembar Observasi.
gula halus, roti, pasta, dan makanan

3
ejournal Keperawatan (e-Kep) Volume 3. Nomor 1. Februari 2015

Kuesioner ini terdiri dari 19 HASIL DAN PEMBAHASAN


pertanyaan. Penentuan skor apabila Analisis univariat
responden menjawab „‟Ya‟‟ diberikan skor Gambaran data responden yakni mahasiswa
2, dan jika menjawab „‟Tidak‟‟ diberi skor semester V Program Studi Ilmu
1. Untuk pertanyaan “sering” dikatakan 1 Keperawatan Fakultas Kedokteran
kali sehari (4-6 kali seminggu), Untuk Universitas Sam Ratulangi Manado.
pertanyaan “biasa dikonsumsi” dikatakan 3 Tabel 1.Distribusi Frekuensi dan
kali perminggu (Suhardjo et al, 1988). Persentase Responden Berdasarkan Jenis
Dalam pemberian skor peneliti Kelamin
menggunakan nilai median dari hasil Jenis Kelamin n %
penjumlahan butir-butir pertanyaan, dimana
< 28,5 = Tidak baik ≥ 28,5 = Baik. Perempuan 31 86,1
Dalam lembar observasi berisi nomor,
Laki – laki 5 13,9
inisial responden dan kategori acne dimana
kategori acne dibagi 2 yaitu acne dan tidak Total 36 100,0
acne. Lembar observasi ini akan diisi oleh
peneliti setelah hasil foto close-up Sumber : Data Primer 2014.
mahasiswa dikonsultasikan dengan dokter
Residen Kulit-Kelamin dengan memberikan Tabel 2.Distribusi Frekuensi dan Persentase
tanda centang (√) sesuai dengan kategori Responden Berdasarkan Umur
acne yang dimiliki responden. Umur (Tahun) n %
Pengolahan data dari penelitian ini 18 1 2,8
terdiri dari editing, coding, processing, dan
cleaning. 19 12 33,3
Analisis Univariat ditujukan untuk 20 23 63,9
melihat distribusi pola makan dan kejadian
acne vulgaris pada mahasiswa semester V Total 36 100,0
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Sumber : Data Primer 2014.
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Manado.
Analisis Bivariat ditujukan untuk Tabel 3.Distribusi Frekuensi dan
menjawab pertanyaan penelitian dan Persentase Responden Berdasarkan Agama
menguji hipotesis penelitian. Uji statistik Agama n %
yang akan digunakan dalam penelitian ini Kristen Protestan 23 63,9
adalah Uji Chi square (x2) untuk mencari
Islam 12 33,3
hubungan antara variabel independen yaitu
pola makan dan variabel dependen yaitu Katolik 1 2,8
acne vulgaris pada mahasiswa semester V Total 36 100,0
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Sumber : Data Primer 2014.
Manado dengan tingkat kemaknaan 95% ( α
= 0,05 ). Tabel 4.Distribusi Frekuensi Responden
Penelitian ini menggunakan prinsip- Berdasarkan Pola Makan
prinsip etika penelitian karena yang Pola Makan n %
menjadi subjek penelitian adalah manusia.
Baik 15 41,7
Prinsip-prinsip etika penelitian meliputi
:Menghormati harkat dan martabat Tidak Baik 21 58,3
manusia, Menghormati privasi dan
kerahasiaan subjek penelitian, Keadilan dan Total 36 100,0
inklusivitas/keterbukaan dan Sumber : Data Primer 2014.
Memperhitungkan manfaat dan kerugian
yang ditimbulkan.

4
ejournal Keperawatan (e-Kep) Volume 3. Nomor 1. Februari 2015

Tabel 5.Distribusi Frekuensi Responden Mahasiswa yang memiliki pola


Berdasarkan Kejadian Acne vulgaris makan yang tidak baik dan tidak menderita
Kejadian Acne vulgaris n % acne vulgaris disebabkan oleh metabolisme
tubuh setiap individu berbeda-beda
Acne 18 50,0
sehingga reaksi yang terjadi pada kelenjar
Tidak Acne 18 50,0 pilosebasea tidak sama pada setiap
individu, Suryadi dalam Husna (2013).
Total 36 100,0 Mahasiswa yang memiliki pola makan tidak
Sumber : Data Primer 2014. baik dan menderita acne vulgaris
disebabkan oleh seringnya mahasiswa
Analisis Bivariat tersebut mengonsumsi makanan yang
mengandung karbohidrat, gula, dan indeks
Tabel 6.Hubungan Pola Makan dengan
glikemik yang tinggi (Sulandra, 2014).
KejadianAcne vulgaris
Mahasiswa yang memiliki pola makan yang
Kejadian Acne
Total p baik dan tidak menderita acne vulgaris
Pola Makan Tidak Acne Acne value disebabkan oleh teraturnya mengonsumsi
n % n % n % makanan dan tidak selalu mengonsumsi
Baik 7 46,7 8 53,3 15 100 makanan yang mengandung index glikemik
*1,000 yang tinggi (Winarno dan Ahnan, 2014).
Tidak Baik 11 52,4 10 47,6 21 100
Mahasiswa yangmemiliki pola makan yang
Jumlah 18 50,0 18 50,0 36 100
baik dan menderita acne vulgaris
Sumber : Data Primer 2014.
disebabkan oleh oleh faktor genetik ,
dimana sangat berpengaruh pada besar dan
Pola makan dan Kejadian Acne vulgaris : aktivitas kelenjar palit (glandula sebasea).
Berdasarkan distribusi frekuensi Apabila kedua orang tua mempunyai parut
Pola makan menunjukkan bahwa Pola bekas acne, kemungkinan besar anaknya
makan dengan kejadian acne vulgaris akan menderita acne (Harahap, 2000 ).
termasuk dalam kategori tidak baik Hasil penelitian ini, mendukung
sebanyak 11 responden (52,4%). pendapat Husna (2013) yang menyatakan
Pola makan adalah gambaran tidak ada hubungan Pola makan,
mengenai macam, jumlah, dan komposisi Premenstrual Syndrom Dan Penggunaan
bahan makanan yang dimakan tiap hari oleh Kosmetik dengan kejadian acne vulgaris
satu orang yang merupakan ciri khas dari pada remaja putri di SMA NEGERI 2
suatu kelompok masyarakat tertentu SIGLI, dimana dalam penelitiannya hasil
(Diwanta dalam Sumangkut,2013). uji statistika menunjukkan p = 0,997 ,nilai
p-value yang lebih besar dari nilai α
Hubungan Pola Makan dengan Kejadian sehingga tidak ada hubungan signifikan
Acne vulgaris : antara pola makan dengan acne vulgaris
Berdasarkan hasil penelitian pada pada remaja putri di SMA NEGERI 2
36 responden Semester V di Program Studi SIGLI. Dari 78 sampel dalam penelitian
Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran yang dilakukan 47 orang memiliki pola
Universitas Sam Ratulangi Manado, dan makan baik, yang mengalami acne vulgaris
setelah dilakukan pengolahan data dengan berat yaitu 18 orang (38,3%) dan dari 31
menggunakan uji chi square didapatkan orang remaja yang pola makan kurang
hasil yaitu p = 1,000> 0,05. Hasil tersebut mengalami obesitas mengalami pola makan
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang acne vulgaris berat.
pola makan dengan kejadian acne vulgaris.
Hasil uji Risk Estimate untuk
mengestimasi tingkat risiko antara variabel
dependen dengan independen (Hasil Odds
Ratio) tidak dapat dinterpretasikan karena
hasilnya tidak ada hubungan antara variabel
dependen dengan independen.
5
ejournal Keperawatan (e-Kep) Volume 3. Nomor 1. Februari 2015

SIMPULAN laut.html/. Diakses tanggal 27


Rata-rata responden memiliki pola September 2014.
makan tidak baik. Dari jumlah total 36
responden frekuensi kejadian acne vulgaris Femina.(2013). Konsumsi Makanan
Sehat.http://www.femina.co.id/diet/t
terjadi pada setengah dari jumlah total
responden yaitu sebanyak 18 responden ips/cara.sehat.turunkan.berat.badan/
003/002/46. Diakses tanggal 27
menderita acne vulgaris. Tidak ada
hubungan pola makan dengan kejadian September 2014.
acne vulgaris pada mahasiswa semester V Fulton, James,. 2009. Acne Vulgaris.
(lima) Program Studi Ilmu Keperawatan Medscape. Available from:
Fakultas Kedokteran Universitas Sam http://emedicine.medscape.com/artic
Ratulangi Manado. le/1069804-overview [diakses
tanggal 12 November 2014]
DAFTAR REFERENSI
Harahap, Mawali (Ed). (2000). Ilmu
Ananda, K.S. (2014). Hati-hati Salah Diet Penyakit Kulit. Jakarta: Hipokrates
Bisa Memicu Timbulnya Jerawat.
(2014). Hasan, Hunaifi. (2013) .Menurut Ilmuwan,
http://www.merdeka.com/sehat/hati- Makanan Manis dan Susu Bisa
hati-salah-diet-bisa-memicu- Menjadi Penyebab Jerawat.
munculnya-jerawat.html.Diakses http://benwap.com/blog/menurut-
tanggal 26 September 2014. ilmuwan-makanan-manis-dan-susu-
bisa-menjadi-penyebab-
Arisman.(2010). Gizi Dalam Daur jerawat.Diakses tanggal 26
Kehidupan.Jakarta: EGC. September 2014.
Astuti, D.W. (2011). Hubungan Menstruasi
Husna, U.Z. (2013). Hubungan Pola
Dengan Angka Kejadian Acne
Makan, Premenstrual Syndrom Dan
Vulgaris Pada Remaja.Diunduh dari
Penggunaan Kosmetik Dengan Acne
http://eprints.undip.ac.id/32940/1/Di
Vulgaris Pada Remaja Putri Di
pta_Wahyuningsih.pdf.Diakses
SMA Negeri 2 Sigli. Diunduh dari
tanggal 26 September 2014.
:http://eprint.stikes.ac.id/32940/1/Zi
Bancin, E. P.E. (2010). Hubungan kra_Husna.pdf.. Diakses tanggal 26
Konsumsi Makanan Cepat Saji September 2014.
Terhadap Kejadian Acne Vulgaris
Indrawan, Nanda. ( 2013). Hubungan
Pada Mahasiswa FK USU Stambuk
Asupan Lemak Jenuh Dengan
2007. Diunduh dari
Kejadian Acne Vulgaris.Diunduh
:http://repository.usu.ac.id/handle/1
dari(http://eprints.undip.ac.id/41816
23456789/21578. Diakses pada
/1/549_NANDA_INDRAWAN_G2
tanggal 27 September 2014.
C009008.pdf. Diakses tanggal 26
September 2014
Djuanda, Adhi. Hamzah,Mochtar. & Aisah
Siti (Ed).(2013). Ilmu Penyakit Kulit Khoeriyah, Faridatul. (2010). Gambaran
dan Kelamin edisi keenam. Jakarta: Konsep Diri Remaja Putri Yang
Fakultas Kedokteran Universitas
Mempunyai Jerawat Di MAN 1
Indonesia.
Semarang.Diunduh dari
Elsany, Risky.(2013).Mau Panjang Umur :http://digilib.unimus.ac.id/files/disk
Makanlah Ikan 1/111/jtptunimus-gdl-faridatulk-
Laut.www.rumahnugget.com/mau- 5518-2-bab1.pdf. Diakses tanggal
panjang-umur-makanlah-ikan- 30 Desember 2014.

6
ejournal Keperawatan (e-Kep) Volume 3. Nomor 1. Februari 2015

Lippincott Williams & Wilkins. (2011). Kesehatan. Yogyakarta: Nuha


Nursing: Memahami Berbagai Medika
Macam Penyakit (Paramita,
Penerjemah). Jakarta: Indeks Setiadi.(2013). Konsep dan Praktik
Penelitian Riset Keperawatan.
Lumempow, Vinny. (2014, 25 September). Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wawancara Personal.
Smeltzer, Sussane C. & Bare, Brenda G
Margaretha, Charolina. (2013). Hubungan (Ed). (2002). Buku Ajar
Konsumsi Produk Olahan Susu ( Keperawatan Medikal Bedah
Dairy Products) Dengan Kejadian Brunner & Suddarth.Edisi 8 Vol. 2.
Acne Vulgaris Pada Mahasiswa FK Jakarta: EGC
USU Angkatan 2010. Diunduh dari Sulandra , Abd.(2014). Makanan Penyebab
:http://repository.usu.ac.id/handle/1 dan Pemicu
23456789/40056. Diakses tanggal Jerawat.http://www.zonakesehatan.i
27 September 2014. nfo/2014/02/makanan-penyebab-
pemicu-jerawat.html. Diakses
Nih Dia Makanan Anti Jerawat.(2014). tanggal 26 September 2014.
Diunduh dari Sumangkut, S. (2013).Hubungan Pola
TribunNews.com.https://id.she.yaho Makan Dengan Kejadian Diabetes
o.com/nih-dia-makanan-anti- Melitus Tipe-2 Di Poliklinik Interna
jerawat-105744499.html. Diakses BLU RSUP.PROF.DR.R.D.
tanggal 27 September 2014 KANDOU MANADO.
Sutanto, R. S. (2013). Tesis Derajat
Notoadmojo, S. (2010).Metodologi Penyakit Acne Vulgaris
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Berhubungan Positif Dengan Kadar
Rineka Cipta. MDA Program Pasca Sarjana
Universitas Udayana
Potter, Patricia A. & Perry, Anne G.
Denpasar.Diunduh dari
(2012).Buku ajar fundamental
http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pd
keperawatan konsep, proses, dan
f_thesis/unud-853-
praktik edisi 4 (Renata Komalasari
300734235tesis%20gabungan%20.p
… [et al], alih bahasa). Jakarta:
df.Diakses tanggal 13 November
EGC
2014.
Program Studi Ilmu Keperawatan. (2013). Tjekyan, R.M.S. (2008). Kejadian dan
Panduan Psenulisan Tugas Faktor Resiko Akne Vulgaris. Jurnal
AkhirProposal dan Skripsi. Manado Kedokteran Media Medika
IndonesiaVol 43, No.1:37-43.
Ridwan, (2012).Jerawat (Acne Vulgaris),
http://lingkupfarmasi212. Vgontzas, A.N., et al., Circardian
blogspot.com /2012/12/jerawat- Interleukin-6 Secretion and
acne-vulgaris.html, Diakses tanggal Quantity and Depth of Sleep, Sleep
22 Desember 2014. Research and Treatment Center,
2006.
Santoso, Budi.(2012). Buku Pintar
Perawatan Kulit Terlengkap. Victor, (2010).Jerawat (Acne Vulgaris),
Yogyakarta: Buku Biru. http://www.victor-
health.com/2010/11/ jerawat-acne-
Saryono & Anggraeni, M. D. (2013).
vulgaris.html, Diakses tanggal 27
Metode Penelitian Kualitatif Dan
September 2014.
Kuantitatif Dalam Bidang
7
ejournal Keperawatan (e-Kep) Volume 3. Nomor 1. Februari 2015

Wati, Linda. (2009). Faktor-faktor Yang


Metodologi.Diunduh dari
://lib.ui.ac.id/file?file=digital/12606
0-S-5608-Faktor-faktor%20yang-
Metodologi.pdf. Diakses tanggal 27
September 2014.
Winarno, F. G. & Ahnan, A. D.
(2014).Jerawat: Yang Masih Perlu
Anda Diketahui. Yogyakarta:
GRAHA ILMU

Yahgo, Ais. (2007). Hubungan Antara


Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang
Makanan Sumber Protein Dengan
Frekuensi Pemberian Makanan

Sumber Protein Pada Anak Balita Usia 1 -2


Tahun. Diunduh dari
:http://digilib.unimus.ac.id/files/disk
1/120/jtptunimus-gdl-aisyiyahgo-
5971-2-babii.pdf. Diakses tanggal
29 Desember 2014.

Yuindartanto, A.(2009). Acne Vulgaris.


Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.Available from:
http://yumizone.wordpress.com/200
9/01/07/acne/[ Diakses : 25
September 2014 ]
Zulkarnain.(2013). Percepatlah Waktu
Makan
Siang.http://www.tempo.co/read/ne
ws/2013/01/29/060457731/Percepat
lah-Waktu-Makan-Siang. Diakses
tanggal 26 September 2014.

Anda mungkin juga menyukai