Anda di halaman 1dari 23

STRUKTUR BANGUNAN 02


PENGANTAR
STRUKTUR
BANGUNAN
TINGGI

DEFINISI

wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat


kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau
di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat
manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat
tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial,
budaya, maupun kegiatan khusus. (UU No. 28 tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung pasal 1)

Bangunan gedung berdasarkan ketinggiannya dibagi menjadi 3


(tiga) yaitu :
▪ bangunan gedung bertingkat tinggi dengan jumlah lantai lebih
dari 8 (delapan) lantai
▪ bangunan gedung bertingkat sedang dengan jumlah lantai 5
(lima) sampai dengan 8 (delapan) lantai
▪ bangunan gedung bertingkat rendah dengan jumlah lantai 1
(satu) sampai dengan 4 (empat) lantai.

Karakteristik gedung bertingkat menurut Mulyono (2000) dikelompokkan


menjadi :

▪ Gedung bertingkat rendah (Low Rise Building) Gedung bertingkat


rendah, dengan jumlah lantai 1 – 3 lantai, tingginya < 10m

▪ Gedung bertingkat sedang (Medium Rise Building) Bangunan


bertingkat sedang, dengan jumlah lantai 3 – 6 lantai, tingginya < 20 m

▪ Gedung bertingkat tinggi (High Rise Building) Bangunan bertingkat


tinggi, dengan jumlah lantai > 6 lantai, tingginya > 20 m

KARAKTERISTIK HIGH RISE
BUILDING
▪ KETINGGIAN
Ketinggian minimum 23 m atau 6 lantai

▪ LUAS TAPAK
Luas lantai 750 – 1.500 m2

▪ STRUKTUR YANG DIGUNAKAN


Minimal 3 tipe struktur : rigid frame, flat slab, shear wall

▪ SISTEM AERODINAMIKA
▪ MATERIAL DAN ENERGI
▪ PROSES PEMBANGUNAN
▪ NILAI ARSITEKTUR

PERKEMBANGAN STRUKTUR
BANGUNAN TINGGI
• tahun 1801
• pabrik kapas rangka baja berlantai tujuh di
Manchester, Inggris,
• menggunakan kolom dan balok baja sebagai
kerangka interior. Baja profil I digunakan
digedung ini, mungkin untuk pertama kali.

Mercusuar di Black Harbour, Long Island, yang dibangun pada


tahun 1843, adalah struktur rangka baja tempa pertama di
Amerika Serikat
• Crystal Palace, tahun 1851,
• rangka baja lengkap yang pertama

• The “first modern tall building”


• Home Insurance Building (1883)
• berupa konstruksi baja di Chocago
• Gedung Rand McNally kedua yang berlantai sembilan
(1889, Chcago)
• Burnham and Root
• Bangunan yang pertama menggunakan rangka baja
seluruhnya

• Masonic Temple berlantai 20 (1891, Chicago).


• konsep geser vertical
• Burnham and Root
• Perbaikan metode rancangan baja
• Metropolitan Tower Building (1905) berlantai 30
• 475 feet (145 m)
• Graham, Anderson, Probst & White

• Empire State Building (built 1930 to 1931)


• 102 lantai
• Shreve, Lamb & Harmon
• Ingall Building berlantai 16 di Cincinnati
• pencakar langit rangka beton yang pertama didunia.
• Elzner & Anderson

World’s Tallest Building
# Building City Floors Height Year
1 Burj Khalifa Dubai 163 828 m 2010
2 Makkah Clock Royal Tower Makkah 95 601 m 2012
[Abraj Al Bait]
3 Taipei 101 Taipei 101 509 m 2004
4 Shanghai World Financial Center Shanghai 101 492 m 2008
5 International Commerce Hong Kong 118 484 m 2010
Centre [Union Square]
6 Petronas Tower 1 KualaLumpur 88 452 m 1998
[Petronas Towers]
7 Petronas Tower 2 KualaLumpur 88 452 m 1998
[Petronas Towers]
8 Nanjing Greenland Financial Center Nanjing 66 450 m 2010
9 Willis Tower Chicago 108 442 m 1974
10 Kingkey Finance Tower Shenzhen 100 442 m 2011

PERKEMBANGAN BANGUNAN TINGGI DI


INDONESIA

• Bank Indonesia (1960)


• ketinggian 6 lantai
• F Silaban

• Hotel Indonesia (1962)


• Abel Sorensen dan istrinya, Wendy
• Sarinah (1962)
• ketinggian 15 lantai, 74 m
• Obayashi Corporation

• Wisma Nusantara (1967)


• ketinggian 32 lantai, 74 m
• Wiratman Associates

PERINGKAT GEDUNG BERTINGKAT
INDONESIA
1 Gama Tower Jakarta 285.5 64 2016 concrete hotel / office

2 Treasury Tower Jakarta 279.5 57 2018 concrete office

3 Wisma 46 Jakarta 261.9 46 1996 concrete office

4 Menara Astra Jakarta 261.5 47 2017 concrete office

5 Sahid Sudirman Center Jakarta 258 59 2015 concrete office

6 Millennium Centennial Jakarta 254 53 2019 concrete office


Center
7 Raffles Hotel Jakarta 253.3 52 2015 concrete residential / hotel

8 The Pakubuwono Jakarta 252 50 2014 concrete residential


Signature
9 Sinarmas MSIG Tower Jakarta 245 48 2015 concrete office

10 World Capital Tower Jakarta 244.3 51 2019 concrete office



KRITERIA DESAIN

Untuk melakukan desain dan analisis struktur perlu ditetapkan


kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan bahwa struktur
sesuai dengan manfaat penggunaannya. Beberapa kriteria desain
struktur:

▪Kemampuan layan (serviceability)

Struktur harus mampu memikul beban rancangan secara aman, tanpa kelebihan tegangan
pada material dan mempunyai batas deformasi dalam batas yang diizinkan. Kemampuan
layan meliputi:
1. Kriteria kekuatan yaitu pemilihan dimensi serta bentuk elemen struktur pada taraf yang
dianggap aman sehingga kelebihan tegangan pada material (misalnya ditunjukkan
adanya keratakan) tidak terjadi.
2. Variasi kekakuan struktur yang berfungsi untuk mengontrol deformasi yang diakibatkan
oleh beban. Deformasi merupakan perubahan bentuk bagian struktur yang akan
tampak jelas oleh pandangan mata, sehingga sering tidak diinginkan terjadi. Kekakuan
sangat tergantung pada jenis, besar, dan distribusi bahan pada sistem struktur. Untuk
mencapai kekakuan struktur seringkali diperlukan elemen struktur yang cukup banyak
bila dibandingkan untuk memenuhi syarat kekuatan struktur
3. Gerakan pada struktur yang juga berkaitan dengan deformasi. Kecepatan dan
percepatan aktual struktur yang memikul beban dinamis dapat dirasakan oleh pemakai
bangunan, dan dapat menimbulkan rasa tidak nyaman. Pada struktur bangunan tinggi
terdapat gerakan struktur akibat beban angin. Untuk itu diperlukan kriteria mengenai
batas kecepatan dan percepatan yang diizinkan. Kontrol akan tercapai melalui
manipulasi kekakuan struktur dan karakteristik redaman.

▪ Efisiensi
Kriteria efisiensi mencakup tujuan untuk mendesain struktur yang relatif lebih ekonomis.
Indikator yang sering digunakan pada kriteria ini adalah jumlah material yang diperlukan
untuk memikul beban. Setiap sistem struktur dapat memerlukan material yang berbeda
untuk memberikan kemampuan layan struktur yang sama. Penggunaan volume yang
minimum sebagai kriteria merupakan konsep yang penting bagi arsitek maupun perencana
struktur.
▪ Konstruksi
Tinjauan konstruksi juga akan mempengaruhi pilihan struktural. Konstruksi merupakan
kegiatan perakitan elemen-elemen atau materialmaterial struktur. Konstruksi akan efisien
apabila materialnya mudah dibuat dan dirakit. Kriteria konstruksi sangat luas mencakup
tinjauan tentang cara atau metode untuk melaksanakan struktur bangunan, serta jenis dan
alat yang diperlukan dan waktu penyelesaian. Pada umumnya perakitan dengan
bagian-bagian yang bentuk dan ukurannya mudah dikerjakan dengan peralatan konstruksi
yang ada merupakan hal yang dikehendaki.
▪ Ekonomis
Harga merupakan faktor yang menentukan pemilihan struktur. Konsep harga berkaitan
dengan efisiensi bahan dan kemudahan pelaksanaannya. Harga total seuatu struktur sangat
bergantung pada banyak dan harga material yang digunakan, serta biaya tenaga kerja
pelaksana konstruksi, serta biaya peralatan yang diperlukan selama pelaksanaan.

Anda mungkin juga menyukai