Anda di halaman 1dari 3

Epi Info merupakan paket aplikasi yang dikembangkan untuk mudah digunakan dengan antar

muka pengguna (user interface) yang sederhana sehingga dapat diaplikasikan pada daerah yang

memiliki keterbatasan terhadap dukungan tenaga IT dan yang paling penting adalah Epi Info bersifat

free/gratis. Fasilitas yang dimiliki oleh Epi Info meliputi seluruh kegiatan yang dibutuhkan oleh seorang

epidemiologist atau mereka yang terlibat dalam kesehatan masyarakat, mulai dari pengumpulan data

(pengembangan kuesioner, penghitungan sampel dan entry data), data analisis (dengan beberapa

metode statistik) dan penyajian data baik dalam bentuk laporan, grafik bahkan visualisasi dalam peta

menggunakan fitur – fitur Sistem Informasi Geografis (SIG

Untuk memperoleh aplikasi Epi Info dapat dilakukan dengan mendownload aplikasi Epi Info7

dapat diperoleh secara gratis di tautan

:ftp://ftp.cdc.gov/pub/software/epi_info/7/EI7_Setup.exe

Mapping atau pemetaan menggunakan Epi Info versi 7 membutuhkan koneksi internet karena

pada versi ini Epi Info meaplikasikan Bing, aplikasi pemetaan pemetaan online milik Microsoft,

sehingga peta yang dihasilkan memiliki citra satelit sebagai latar belakangnya. Epi Info 7 masih dapat

melakukan pemetaan tapi dengan latar belakang warna hitam

Ada beberapa jenis pemetaan yang dapat dibuat menggunakan Epi Info 7 yang diatur pada

menu Add Data Layer yaitu, pemetaaan choropleth, Dot Density, Case Cluster dan Spot Map. Selain

memetakan data yang dimiliki epi info memiliki beberapa fitur tambahan seperti marker, zone

(buffering) dan Label.

Base Layer merupakan pengaplikasian peta (biasanya batas adminstrasi) yang digunakan

sebagai referensi bagi citra satelit maupun jalan yang dimiliki oleh Bing. Ada 2 jenis file yang dapat

digunakan sebagai Reference Layer yaitu Map Server dan menggunakan Shape file(file standar dari

aplikasi keluaran ESRI spt ArcGIS). Pada pelatihan kali ini yang digunakan adalah file Shape file (.shp).

elain membuat layer yang berfungsi sebagai referensi Epi Info juga dapat membentuk layer

yang menampilkan keberadaan/sebaran kasus dalam bentuk titik maupun gambar wilayah (batas

wilayah) dalam bentuk polygon. Secara garis besar pemetaan pada epi info dapat dikelompokkan

menjadi 2 yaitu peta titik (case cluster dan dot density) dan peta polygon (choropleth dan spot map).
Peta titik memerlukan data dengan informasi Latittude dan Longitude untuk setiap baris data.

Informasi Latittude dan Longitude dapat diperoleh dengan menggunakan Geographics Positioning

System (GPS). Pada file latihan telah mengandung informasi latittude dan longitudeyang terekam pada

kolom Lat dan Lon.

Peta polygon memerlukan data yang berisi data jumlah (aggregate) untuk setiap polygon (batas

wilayah) yang ada pada peta yang akan dibuat. Misalkan untuk memetakan kasus DBD per desa dalam

sebuah kabupaten maka diperlukan peta kabupaten dengan batas wilayah desa dan data jumlah kasus

per desa. Kesesuaian antara batas wilayah dan data kasus per wilayah adalah mutlak. Peta tidak dapat

Panel 1 2 3

dihasilkan apabila peta yang dimiliki adalah peta dengan batas kecamatan akan tetapi data adalah

data per desa.

CASE CLUSTER:

Peta case cluster digunakan untuk memetakan kasus dalam bentuk titik dan akan membentuk cluster

(mengelompok) apabila titik – titik berada pada lokasi yang berdekatan. Setiap cluster akan ditandai

dengan angka yang merepresentasikan jumlah titik/kasus dan besar cluster akan disesuaikan dengan

jumlah kasus

SPOT MAP:

Spot Map merupakan peta yang dalam proses pembuatannya sangat mirip dengan case cluster,

perbedaan mendasar dari peta case cluster dan spot map adalah peta spot map tidak akan membetuk

cluster (mengelompok) apabila di zoom out, dan peta spot map dapat memiliki bentuk yang berbeda

yang merepresentasikan lokasi data. Peta spot map biasanya digunakan untuk memetakan

gedung/bangunan tidak lokasi kejadian sebuah fenomena seperti case cluster

Choropleth :

Choropleth merupakan peta yang digambarkan dengan polygon yang mewakili suatu wilayah

tertentu dan digambarkan dengan warna untuk membedakan fenomena/keadaan pada setiap

wilayah. Misalkan untuk memetakan kasus gigitan rabies per desa, maka diperlukan data kasus gigitan
per desa dan peta dengan batas wilayah per desa. Peta yang akan dihasilkan adalah gambar peta

dengan batas wilayah desa dengan warna berbeda yang merepresentasikan jumlah kasus per desa.

Dot Density :

Peta Dot Density merupakan bentuk lain dari peta choropleth, jika peta choropleth

menggunakan warna maka peta dot density menggunakan titik yang mewakili jumlah kasus, titik dapat

mewakili 1 kasus maupun lebih. Titik-titik pada peta dot density tidak mewakili lokasi yang

sesungguhnya akan tetapi titik akan berada pada batas wilayah yang sesuai dengan data yang

diberikan. Untuk cara pembuatannya peta dot density serupa dengan peta choropleth.

Sebuah peta adalakanya membutuhkan informasi tambahan untuk melengkapi informasi yang

ingin kita tampilkan pada peta, ada beberapa tambahan fitur yang dimiliki oleh epi info yaitu, Marker,

zone dan label. Untuk dapat mengakses fitur tambahan maka yang perlu dilakukan adalah menekan

tombol kanan (right click) pada tetikus.

Add Marker

Marker adalah tanda/titik yang ingin ditampilkan dalam peta tanpa perlu menyertakan informasi

tentang latitude maupun longitude. Sebaiknya pergunakan street view untuk memastikan lokasi

penempatan marker.

Add Zone

Selain titik/marker yang dapat sibuat secara manual oleh Epi Info adalah zone atau yang lebih dikenal

sebagai buffer. Buffer digunakan untuk membentuk luas zona dengan wilayah tertentu

Anda mungkin juga menyukai