Permintaan komoditas ikan hidup terutama untuk ikan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi baik di pasar domestik maupun di pasar internasional semakin meningkat pesat. Komoditas perikanan bernilai ekonomis tinggi yang diperdagangkan dalam keadaan hidup antara lain udang, lobster dan beberapa jenis ikan laut dan air tawar lainnya. Salah satu alasan permintaan konsumen terhadap komoditi hidup perikanan adalah keinginan konsumen untuk memperoleh kepuasan cita rasa dan tekstur daging yang lebih baik. Konsumen bersedia membayar lebih tinggi untuk memperoleh produk hidup demi mendapatkan cita rasa dan tekstur daging yang lebih baik. Ikan dalam bentuk hidup diyakini lebih sehat dan terhindar dari bahan pengawet, seperti penggunaan formalin yang marak terjadi pada produk hasil perikanan. Hal ini menyebabkan persaingan perdagangan hasil perikanan di pasar domestik dan internasional menjadi semakin keras dan ketat, serta diramalkan persaingan ini akan meningkat pada tahun-tahun mendatang. Pengangkutan ikan hidup pada dasarnya adalah menempatkan ikan dalam suatu lingkungan baru yang terbatas dan berlainan dengan lingkungan asalnya, disertai perubahan-perubahan sifat lingkungan yang sangat mendadak. Keberhasilan mengurangi pengaruh mendadak dari perubahan-perubahan sifat lingkungan akan memberi kemungkinan untuk mengurangi tingkat kematian dan tujuan transportasi ikan akan tercapai (Hadisoepardjo, 1982). Terdapat dua metode yang dapat digunakan untuk transportasi udang hidup, yaitu transportasi sistem basah (menggunakan media air) dan transportasi sistem kering (menggunakan media bukan air) (Wibowo, 1993). Udang merupakan salah satu komoditas perikanan unggulan dalam program revitalisasi perikanan. Pada awalnya jenis udang yang dibudidayakan di air payau adalah udang windu, pada tahun 2001, pemerintah kemudian mengintroduksi udang vannamei sebagai salah satu komoditas unggulan perikanan budidaya oleh Menteri Depertemen Kelautan dan Perikanan untuk membangkitkan kembali usaha perudangan di Indonesia dan dalam rangka diversifikasi komoditas perikanan (Rusmiyati, 2014). 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Apa yang dimaksud dengan transportasi udang dan jenis-jenis transportasi? 2. Kenapa perlu di lakukan pemberokan pada udang? 3. Apa saja syarat-syarat dan faktor-faktor transpostrasi udang?
1.3 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dan manfaat yang terdapat dalam makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui penjelasan mengenai transportasi udang dan jenis-jenis transportasi udang 2. Untuk mengetahui pemberokan pada udang dapat menunjang keberhasilan dalam mengirim udang pada konsumen 3. Untuk mengetahui syarat-syarat dan faktor-faktor transpostrasi udang agar dapat menunjang keberhasilan dalam transportasi udang
DAFTRA PUSTAKA
Wibowo. 1993. Penerapan Teknik Penanganan dan Transportasi Ikan Hidup di
Indonesia. Sub BPPL. Slipi Jakarta. Rusmiyati, S. 2014. Pintar Budidaya Udang Windu. Pustaka Baru Press. Yogyakarta.