Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Permintaan komoditas ikan hidup terutama untuk ikan yang mempunyai
nilai ekonomis tinggi baik di pasar domestik maupun di pasar internasional
semakin meningkat pesat. Komoditas perikanan bernilai ekonomis tinggi yang
diperdagangkan dalam keadaan hidup antara lain udang, lobster dan beberapa
jenis ikan laut dan air tawar lainnya. Salah satu alasan permintaan konsumen
terhadap komoditi hidup perikanan adalah keinginan konsumen untuk
memperoleh kepuasan cita rasa dan tekstur daging yang lebih baik. Konsumen
bersedia membayar lebih tinggi untuk memperoleh produk hidup demi
mendapatkan cita rasa dan tekstur daging yang lebih baik. Ikan dalam bentuk
hidup diyakini lebih sehat dan terhindar dari bahan pengawet, seperti penggunaan
formalin yang marak terjadi pada produk hasil perikanan. Hal ini menyebabkan
persaingan perdagangan hasil perikanan di pasar domestik dan internasional
menjadi semakin keras dan ketat, serta diramalkan persaingan ini akan meningkat
pada tahun-tahun mendatang.
Pengangkutan ikan hidup pada dasarnya adalah menempatkan ikan dalam
suatu lingkungan baru yang terbatas dan berlainan dengan lingkungan asalnya,
disertai perubahan-perubahan sifat lingkungan yang sangat mendadak.
Keberhasilan mengurangi pengaruh mendadak dari perubahan-perubahan sifat
lingkungan akan memberi kemungkinan untuk mengurangi tingkat kematian dan
tujuan transportasi ikan akan tercapai (Hadisoepardjo, 1982). Terdapat dua
metode yang dapat digunakan untuk transportasi udang hidup, yaitu transportasi
sistem basah (menggunakan media air) dan transportasi sistem kering
(menggunakan media bukan air) (Wibowo, 1993).
Udang merupakan salah satu komoditas perikanan unggulan dalam program
revitalisasi perikanan. Pada awalnya jenis udang yang dibudidayakan di air payau
adalah udang windu, pada tahun 2001, pemerintah kemudian mengintroduksi
udang vannamei sebagai salah satu komoditas unggulan perikanan budidaya oleh
Menteri Depertemen Kelautan dan Perikanan untuk membangkitkan kembali
usaha perudangan di Indonesia dan dalam rangka diversifikasi komoditas
perikanan (Rusmiyati, 2014).
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan transportasi udang dan jenis-jenis transportasi?
2. Kenapa perlu di lakukan pemberokan pada udang?
3. Apa saja syarat-syarat dan faktor-faktor transpostrasi udang?

1.3 Tujuan dan Manfaat


Tujuan dan manfaat yang terdapat dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui penjelasan mengenai transportasi udang dan jenis-jenis
transportasi udang
2. Untuk mengetahui pemberokan pada udang dapat menunjang keberhasilan
dalam mengirim udang pada konsumen
3. Untuk mengetahui syarat-syarat dan faktor-faktor transpostrasi udang agar
dapat menunjang keberhasilan dalam transportasi udang

DAFTRA PUSTAKA

Wibowo. 1993. Penerapan Teknik Penanganan dan Transportasi Ikan Hidup di


Indonesia. Sub BPPL. Slipi Jakarta.
Rusmiyati, S. 2014. Pintar Budidaya Udang Windu. Pustaka Baru Press.
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai