Anda di halaman 1dari 2

RESUME DASAR DASAR FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI

DAN PEMERIKSAAN KARDIOPULMONAL


Bernafas merupakan suatu proses yang berkaitan dengan sistem respirasi yang
berlangsung secara otomatis. Biasanya ditandai dengan menghirup oksigen dan
menghembuskan karbondioksida. Tujuan fisioterapi adalah untuk mencegah terjadinya
sumbatan jalan udara & akumulasi sekresi yang dapat mengganggu proses respirasi normal.
Fungsi dari respirasi sendiri adalah menjamin ketersediaan oksigen untuk menjaga
kelangsungan metabolisme sel-sel tubuh dan mengeluarkan karbondioksida hasil dari
metabolisme. Proses respirasi dibagi atas 2 tahap, yaitu inspirasi & ekspirasi. Struktur
sistem respirasi terdiri atas thorax, otot respirasi, dan ekspirasi. Di otot respirasi terdapat
otot-otot asesori yang menandakan terjadinya gangguan kontraksi berlebihan pada saat
proses pernafasan berlangsung akibat kontraksi berlebihan. Pada saat ekspirasi pasif,
biasanya disertai dengan gerakan “recoil paru”, yaitu kemampuan paru untuk kembali ke
posisi awal. Mekanisme respirasi terjadi karena adanya gerakan thorax dan gerakan udara.
Pola gerakan thorax meliputi gerakan inspirasi dan pada saat akhir inspirasi, disertai dengan
gerakan recoil. Gerakan inspirasi yang terjadi menyebabkan rongga thorax membesar ke
arah anteroposterior, transversal dan vertikal. Sedangkan pada saat gerakan recoil terjadi,
diafragma terdorong ke atas, iga dalam posisi diam, dan otot dalam keadaan rileks.
Sedangkan pola gerakan udara meliputi respirasi eksternal dan respirasi internal. Gerakan
udara biasa disebut dengan ventilasi, yang merupakan proses keluar masuknya oksigen ke
dalam paru-paru. Gerakan udara ditandai dengan rongga torak membesar, tekanan alveolar
< tekanan atmosfer. Gerakan ini menjadi dasar dari “breathing exercise.” Selanjutnya di
gerakan udara terdapat respirasi internal, di mana terjadi transportasi darah ke jaringan dan
pertukaran gas antara darah dan sel.
Sebelum melakukan pemeriksaan kardiopulmunal, tahap awal yang harus dilakukan
oleh terapis adalah Tes Fungsi Paru. Di mana tes ini sangat diperlukan dalam mengevaluasi
fungsi mekanik paru untuk selanjutnya diberi tindakan fisioterapi. Pemeriksaan yang
biasanya dilakukan pada pasien yang mengalami gangguan pernafasan atau di paru paru
meliputi : pemeriksaan denyut jantung dan nadi, pemeriksaan gerak nafas, pemeriksaan
auskultasi paru (untuk mendengarkan suara yang dihasilkan paru), pemeriksaan trakea,
pemeriksaan fremitus (tujuannya untuk mengetahui kualitas jaringan di bawahnya),
pemeriksaan simetris dada (untuk mengetahui gerakan dada atau perkembangan paru pada
saat bernafas), dan pemeriksaan ekspansi thorax (tujuannya untuk mengetahui
perkembangan paru).

Anda mungkin juga menyukai