0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
17 tayangan2 halaman
Dokumen ini membahas dasar-dasar fisioterapi kardiorespirasi dan pemeriksaan kardiopulmonal. Menguraikan proses respirasi yang terdiri dari inspirasi dan ekspirasi, serta struktur sistem pernafasan. Juga menjelaskan pola gerakan thorax dan udara selama proses bernafas. Terakhir membahas tes fungsi paru dan pemeriksaan yang dilakukan pada pasien gangguan pernafasan seperti auskultasi, fremitus, dan ekspansi
Dokumen ini membahas dasar-dasar fisioterapi kardiorespirasi dan pemeriksaan kardiopulmonal. Menguraikan proses respirasi yang terdiri dari inspirasi dan ekspirasi, serta struktur sistem pernafasan. Juga menjelaskan pola gerakan thorax dan udara selama proses bernafas. Terakhir membahas tes fungsi paru dan pemeriksaan yang dilakukan pada pasien gangguan pernafasan seperti auskultasi, fremitus, dan ekspansi
Dokumen ini membahas dasar-dasar fisioterapi kardiorespirasi dan pemeriksaan kardiopulmonal. Menguraikan proses respirasi yang terdiri dari inspirasi dan ekspirasi, serta struktur sistem pernafasan. Juga menjelaskan pola gerakan thorax dan udara selama proses bernafas. Terakhir membahas tes fungsi paru dan pemeriksaan yang dilakukan pada pasien gangguan pernafasan seperti auskultasi, fremitus, dan ekspansi
Bernafas merupakan suatu proses yang berkaitan dengan sistem respirasi yang berlangsung secara otomatis. Biasanya ditandai dengan menghirup oksigen dan menghembuskan karbondioksida. Tujuan fisioterapi adalah untuk mencegah terjadinya sumbatan jalan udara & akumulasi sekresi yang dapat mengganggu proses respirasi normal. Fungsi dari respirasi sendiri adalah menjamin ketersediaan oksigen untuk menjaga kelangsungan metabolisme sel-sel tubuh dan mengeluarkan karbondioksida hasil dari metabolisme. Proses respirasi dibagi atas 2 tahap, yaitu inspirasi & ekspirasi. Struktur sistem respirasi terdiri atas thorax, otot respirasi, dan ekspirasi. Di otot respirasi terdapat otot-otot asesori yang menandakan terjadinya gangguan kontraksi berlebihan pada saat proses pernafasan berlangsung akibat kontraksi berlebihan. Pada saat ekspirasi pasif, biasanya disertai dengan gerakan “recoil paru”, yaitu kemampuan paru untuk kembali ke posisi awal. Mekanisme respirasi terjadi karena adanya gerakan thorax dan gerakan udara. Pola gerakan thorax meliputi gerakan inspirasi dan pada saat akhir inspirasi, disertai dengan gerakan recoil. Gerakan inspirasi yang terjadi menyebabkan rongga thorax membesar ke arah anteroposterior, transversal dan vertikal. Sedangkan pada saat gerakan recoil terjadi, diafragma terdorong ke atas, iga dalam posisi diam, dan otot dalam keadaan rileks. Sedangkan pola gerakan udara meliputi respirasi eksternal dan respirasi internal. Gerakan udara biasa disebut dengan ventilasi, yang merupakan proses keluar masuknya oksigen ke dalam paru-paru. Gerakan udara ditandai dengan rongga torak membesar, tekanan alveolar < tekanan atmosfer. Gerakan ini menjadi dasar dari “breathing exercise.” Selanjutnya di gerakan udara terdapat respirasi internal, di mana terjadi transportasi darah ke jaringan dan pertukaran gas antara darah dan sel. Sebelum melakukan pemeriksaan kardiopulmunal, tahap awal yang harus dilakukan oleh terapis adalah Tes Fungsi Paru. Di mana tes ini sangat diperlukan dalam mengevaluasi fungsi mekanik paru untuk selanjutnya diberi tindakan fisioterapi. Pemeriksaan yang biasanya dilakukan pada pasien yang mengalami gangguan pernafasan atau di paru paru meliputi : pemeriksaan denyut jantung dan nadi, pemeriksaan gerak nafas, pemeriksaan auskultasi paru (untuk mendengarkan suara yang dihasilkan paru), pemeriksaan trakea, pemeriksaan fremitus (tujuannya untuk mengetahui kualitas jaringan di bawahnya), pemeriksaan simetris dada (untuk mengetahui gerakan dada atau perkembangan paru pada saat bernafas), dan pemeriksaan ekspansi thorax (tujuannya untuk mengetahui perkembangan paru).