Anda di halaman 1dari 48

PENGARUH TEKNOLOGI TERHADAP ADAB MURID KEPADA GURU

DI MADRASAH ALIYAH NEGERI KOTABARU DI KELAS X AGAMA I

Disusun Oleh :

Gusti Armandp Zoscy: NPM/NIRM: 19.15273327/19.11.10.0101.03707

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH(STIT)

DARUL ULUM KOTABARU

2020/1442H
i

KATA PENGANTAR

ُ‫علَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َركَاتُه‬


َ ‫سالَ ُم‬
َّ ‫ال‬

‫علَى‬
َ ‫ نَ ِب ِينَا َو َح ِب ْي ِب َنا ُُـ َح َّمد َو‬، َ‫س ِل ْين‬ ِ َ‫ف األ َ ْن ِبي‬
َ ‫اء َوالـ ُم ْر‬ ِ ‫علَى أَش َْر‬ ِ َ‫ب العَال‬
َّ ‫ َوالص ََّالةُ َوال‬، َ‫ـم ْين‬
َ ‫س َال ُم‬ ِ ‫الـح َْم ُد هللِ َر‬
‫ أ َ َُّا َب ْع ُد‬، ‫الدي ِْن‬ َ ْ‫آ ِل ِه َوصَحْ ِب ِه أَجْ ـ َم ِع ْينَ َو َُ ْن ت َ ِب َع ُه ْم ِب ِإح‬
ِ ‫سان ِإ َلى َي ْو ِم‬

Pertama-tama penulis mengucapkan puji syukur terhadap kehadirat Allah


Subhanallahu’wataala. Karena berkat berkahan rahmat dan karunia-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan penelitian terhadap “PENGARUH TEKNOLOGI
TERHADAP ADAB MURID KEPADA GURU DI MADRASAH ALIYAH
NEGERI KOTABARU DI KELAS X AGAMA I” dengan tepat waktu. Sholawat
dan salam juga tidak lupa selalu tercurahkan kepada junjungan kita baginda Nabi
Muhammad Sholallahu’alaihi wasallam.

Penelitian ini dilakukan guna membantu menyelesaikan permasalahan


terhadap dunia pendidikan diera globalisasi terutama terhadap adab seoarang
murid, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca tentang “Perkembangan Peserta Didik Berkaitan Dengan Periodesasi
Perkembangan maupun Aspek-Aspek Perkembangan Peserta Didik”.

Penulis juga mengucapkan termakasih yang sebesar-besarnya kepada


Bapak “Muhamad Fadillah M.Pd” selaku dosen pembimbingan dalam peneletian
ini, yang telah arahan yang baik sehingga dapat menambah wawasan penulis
maupun yang membaca makalah ini. Penulis juga menyadari ada banyak
kekurangan dalam penyususnan peneletitian ini, oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan penulis terima demi perbaikan makalah penulis
kedepannya.

Kotabaru, 26 Agustus 2020

Penulis

i
ii

ii
1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah adalah sebuah lembaga pendidikan yang dibangun untuk mendidik

anak-anak bangsa, guna mewujudkan anak-anak yang berkualitas. Yaitu anak-anak

yang memiliki kepribadian secara menyeluruh dan seimbang, serta mampu

berkarya mewujudkan eksistensi dirinya dalam kehidupan bermasayarakat.

Ada dua unsur utama yang harus ada di dalam sekolah agar kegiatan belajar

mengajar berlangsung dengan baik, yaitu guru dan murid. Guru berperan sebagai

pendidik yang akan memberikan pengajaran, pengarahan, dan pembinaan kepada

para murid sebagai peserta didik.

Dalam kegiatan belajar mengajar, akan terjadi proses interaksi antara guru

dan murid. Interaksi guru dan murid adalah hubungan timbal balik secara langsung

antara guru dan murid dalam proses belajar mengajar di sekolah, baik di dalam kelas

maupun di luar kelas. Interaksi belajar mengajar mengandung arti adanya kegiatan

interaksi dari tenaga pengajar (guru) yang melaksanakan tugas mengajar disatu

pihak, dengan warga belajar (siswa, anak didik/subjek belajar) yang sedang

melaksanakan kegiatan belajar di pihak lain Sardiman AM (2001:2). Guru sebagai

fasilitator berperan aktif mengarahkan dan memfasilitasi murid dalam belajar untuk

memperoleh ilmu, pengalaman, dan ketrampilan kepada murid sebagai subyek

belajar.

Interaksi antara guru dan murid menjadi faktor yang sangat penting terhadap

keberhasilan pendidikan yang dilaksanakan. Ketika seorang guru mampu

1
2

melakukan interaksi yang baik dan efektif, maka murid akan mendapatkan

kemudahan dalam berkomunikasi dengan guru-gurunya. Sebaliknya, bila guru-

guru tidak mampu melakukan interaksi yang baik dan efektif dengan murid, murid

akan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan guru-gurunya.

Islam sebagai agama yang sempurna, mengatur seluruh aspek kehidupan

manusia, termasuk didalamnya adab (tata kesopanan) interaksi guru dan murid

dalam kegiatan belajar mengajar. Di antara adab interaksi guru dan murid tersebut

adalah: Seorang guru hendaklah bersikap belas kasih kepada murid-muridnya,

seperti memperlakukan anak-anaknya (Imam Al Ghazali, 1990:171). Seorang

murid, hendaklah merendahkan diri kepada gurunya, dan mencari pahala dan

kemuliaan dengan melayani gurunya (Imam Al Ghazali, 1990:154).

Interaksi guru dan murid akan menjadi hubungan timbal balik yang baik, bila

kedua belah pihak mengindahkan ajaran agama, dan tata kesopanan dalam adat

istiadat. Namun, dalam kehidupan nyata yang terjadi di masyarakat saat ini, dunia

pendidikan Indonesia banyak diwarnai oleh perilaku yang tidak sesuai dengan

prinsip-prinsip kesopanan yang diatur, baik oleh adat istiadat masyarakat, lembaga

pendidikan, maupun agama. Banyak kasus asusila terjadi, akibat tidak

diindahkannya adab sopan santun antara guru dan murid. Ada guru yang berbuat

tidak senonoh kepada muridnya, ada yang menyiksa hingga terluka, disisi lain

murid senang tawuran, berkelahi di sekolah, di jalanan, dan sebagainya.

Beberapa liputan berikut ini, menunjukkan betapa buruknya hubungan guru

dan murid yang terjadi di sekitar kita :

2
3

Bukannya memberikan materi pelajaran kepada siswa, Haris Munandar

malah memberi contoh yang tak tidak baik. Guru olahraga Sekolah Dasar Negeri

Kalianyar, Kapas, Bojonegoro, Jawa Timur, ditangkap Kepolisian Sektor Kapas

karena diduga mencabuli sembilan siswi (Liputan6.com, Bojonegoro. 05/08/2010

22:47).

Seorang oknum guru di Sekolah Dasar Negeri Nglambangan 2, Bojonegoro,

Jawa Timur, baru-baru ini, dituduh menyodomi 18 siswanya. Aksi bejat pelaku

dilaporkan para siswa yang menjadi korban tersebut. Akibatnya, lelaki bernama

Joko Waluyanto itu digiring ke markas kepolisian sektor Kallitidu (Liputan6.com,

Bojonegoro, 08/10/2009 22:51).

Kepolisian Sektor Sindangkerta dan Kepolisian Resor Cimahi menggali

kuburan seorang siswa Sekolah Dasar Negeri Ciririp, Bandung, Jawa Barat, Jumat

(26/1). Polisi ingin memastikan penyebab kematian bocah berusia 11 tahun ini. Eli

Saili yang masih duduk di kelas lima SD diduga tewas karena dipukul gurunya.

Sofyan, paman Eli, mengatakan keponakannya dipukul pada 15 Januari silam. Saat

itu, Eli yang baru sembuh dari sakit terlambat masuk kelas. Pak guru yang sedang

mengajar menghukum Eli dan enam siswa yang datang telat. Ketujuh siswa itu

disuruh berdiri di depan kelas. Kemudian, si guru menghajar Eli dengan penggaris

plastik di kaki. Eli juga sempat dipukuli dengan buku saat meminta buku pada

gurunya (Liputan6.com, Bandung, 27/01/2007 13:15).

3
4

Peristiwa-peristiwa tersebut di atas amat disayangkan, karena seharusnya

guru bersikap baik dan dapat memberikan ketauladanan kepada muridnya, sehingga

para murid dapat menjalani proses pendidikan di sekolah dengan tenang, nyaman,

dan berhasil meraih cita-cita mereka.

Di sisi lain, murid-muridpun banyak yang tidak melaksanakan adab-adab

sebagai seorang pelajar. Mereka senang tawuran, dan melakukan perbuatan-

perbuatan amoral di Sekolah. Beberapa liputan berikut adalah contoh-contoh riil

yang terjadi di lapangan:

Pertunjukan musik yang digelar di Lapangan Merdeka, Kota Sukbumi, Jawa

Barat, Ahad (24/10), diwarnai tawuran sesama pelajar. Diduga bentrokan dipicu

saling ejek. Keributan bahkan telah terjadi sebelum konser musik dimulai.

Beberapa pelajar yang dianggap sebagai biang keonaran akhirnya dihukum

di tempat. Enam pelajar yang diduga sebagai biang keladi ditahan untuk dimintai

keterangan. Dalam peristiwa ini, seorang pelajar terluka di kepala akibat lemparan

batu.(JUM) (Liputan6.com, Sukabumi).

Tawuran kembali pecah antara siswa Sekolah Menengah Atas 4 dan

Sekolah Menangah Ekonomi Atas Kendari, Sulawesi Tenggara, Sabtu (25/10).

Tawuran kembali pecah karena berhembus isu akan adanya balas dendam dari

tawuran sehari sebelumnya.

4
5

Pemicu tawuran ini karena masalah sepele yakni siswa SMA 4 mendengar

isu rekannya dipukul oleh pelajar SMEA Kendari yang tengah mabuk. Para siswa

SMA 4 kemudian balik menyerang siswa SMEA Kendari lainnya. Beberapa murid

yang terlibat bentrok digelandang ke kantor polisi.

Pertikaian dua sekolah ini membuat berang guru. Seorang guru sempat

memukul siswanya yang kedapatan terlibat tawuran. Atas kejadian ini, para guru

bersama pimpinan sekolah kemudian berencana menindak tegas siswanya jika

terbukti terlibat.(JUM/Arwan Ganda Saputra)(Liputan6.com, Kendari)

Baru-baru ini Dinas Kesehatan Sukabumi mempublikasikan hasil

penelitiannya tentang perilaku seks bebas sepanjang tahun 2007. Sebagaimana yang

dilaporkan situs berita okezone.com (20/1/2008), hasil penelitian tersebut sangat

mencengangkan mengingat 30% pelajar melakukan seks bebas. Yang lebih

menyedihkan lagi para pelajar tersebut menganggap perilaku seks bebas sebagai

gaya hidup atau bagian dari pergaulan. Menurut Sekretaris Komisi Penanggulangan

Aids Daerah (KPAD) dr Rita Fitrianingsih: perilaku seks bebas ini telah melibatkan

pelajar yang bukan hanya berasal dari tingkat SMU saja tapi juga kalangan

pelajar SMP. (http://www.jurnal-ekonomi.org).

Hasil pra research atau survei awal yang dilakukan Sohib Center Boyolali

terhadap pelajar di sejumlah SMA di Boyolali menunjukkan separuh pelajar yang

diberi kuesioner ternyata pernah mengonsumsi pornografi.

5
6

Kebanyakan akses pornografi diperoleh dari jejaring dunia maya atau internet.

Ironisnya, banyak pelajar yang kemudian menjadi ketagihan gambar maupun film

porno.

Fadel Jauhar, Kabid Litbang Sohib Center Boyolali mengungkapkan,

pihaknya sudah menyebar sekitar 300 kuesioner ke kalangan pelajar dari sejumlah

SMA di Boyolali sejak 25-29 November kemarin. Lembar kuesioner tersebut

dibagikan kepada 10 sekolah dengan metode sebaran setiap angkatan kelas

mendapat 10 kuesioner. “Hasilnya ternyata dari 300 kuesioner yang kami bagikan,

49,6 persen pelajar pernah mengonsumsi hal yang berbau pornografi,” ungkap

Fadel, Selasa (30/11)

Frekuensi konsumsi pornografi pun beragam, yakni pernah sebanyak 32,7

persen, jarang 62,4 persen, sering 3,96 persen, dan selalu sebanyak 1 persen. Para

pelajar itu dari hasil survei awal tersebut, kebanyakan mendapat konten pornografi

melalui internet yang mencapai 50,5 persen. Sisanya melalui televisi, koran atau

majalah dan DVD (Ono) (http://harianjoglosemar.com).

Berdasarkan kondisi riil yang terjadi di lapangan seperti yang telah

diuraikan di atas, maka perlu dilakukan kajian mendalam tentang adab interaksi

antara Guru dan Murid di Sekolah, untuk menunjang keberhasilan proses

pendidikan, dan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Oleh karena itu,

penulis akan berusaha melakukan penelitian guna memberikan pencerahan kepada

6
7

dunia pendidikan, dengan judul “Adab Interaksi Guru dan Murid Menurut Imam

Al Ghazali dalam buku Ihya’Ulumiddin”.

Imam Al Ghazali dipilih, karena beliau adalah seorang tokoh terkemuka dalam

dunia Islam. Baik ilmuwan Barat maupun Timur semua mengenal Al Ghazali.

Ketenaran Al Ghazali bukan tanpa alasan. Kehadirannya banyak memberikan

khazanah bagi kehidupan manusia. Figur Al Ghazali sebagai pengembara ilmu yang

sarat pengalaman mengantarkan posisinya menjadi personifikasi di segala bidang

dan di setiap zaman. Kegigihannya dalam menelusuri kebenaran dan ilmu yang

bermodalkan otak brilian (cemerlang), sarat dengan ciri keutamaan sekaligus

kecendekiawanannya menjadikan dirinya pantas menyandang gelar sebagai

'alim/ilmuwan sejati. Al Ghazali juga dikenal sebagai ilmuwan yang konsekwen,

kedalaman dan keluasan ilmunya tidak membuatnya congkak dan sombong apalagi

gegabah bertindak (Nur’Aini J, 2001:4).

Imam Al Ghazali juga dikenal sebagai seorang ulama yang sangat taat dan

santun kepada gurunya, dan sangat sayang kepada murid-muridnya. Habib Hamid

bin Abdullah Al Khaf menceritakan, bahwa pada suatu hari Imam al Ghazali

menghadap gurunya dan bertanya apakah ada tugas untuknya. Maka Sang guru

mengatakan bahwa tinggal satu pekerjaan yang belum ada petugasnya, yaitu

menyiapkan batu untuk istinja’. Gurunya bertanya: “Apakah engkau mau

menjalankan tugas tersebut?” Imam Al Ghazalipun mengiyakan sebagai sebuah

bentuk ketaatannya kepada guru walau tugas tersebut adalah tugas yang sangat

berat, karena menyiapkan batu untuk istinja’ berarti juga membersihkan batu

7
8

tersebut ketika usai digunakan. Kisah tersebut membuktikan bahwa Imam Al

Ghazali sangat taat dan santun kepada gurunya.

Dalam ringkasan buku Ayyuhal Walad diceritakan ketika salah seorang

muridnya berkirim surat kepadanya untuk bertanya tentang suatu hal, beliau

menjawabnya secara rinci, dengan kata-kata yang lembut, dan penuh hikmah. Hal

tersebut menunjukkan bahwa beliau adalah seorang guru yang sangat perhatian dan

sayang kepada murid-muridnya.

Imam Al Ghazali juga sangat produktif menulis buku, baik yang berkaitan

dengan masalah filsafat dan tasawuf, ilmu fiqih, teologi, masalah pendidikan,

maupun masalah akhlaq. Pengaruh dan pemikirannya telah menyebar ke seluruh

dunia Islam. Dalam bukunya yang berjudul Ihya’ Ulumiddin, beliau menjelaskan

secara panjang lebar tentang adab sopan santun guru dan murid yang sesuai dengan

kaidah-kaidah syari’at Islam, dan sangat pantas untuk dijadikan rujukan bagi para

guru dan para murid dalam melakukan interaksi di Sekolah, sehingga interaksi guru

dan murid menjadi interaksi yang beradab dan sesuai dengan kaidah-kaidah syari’at

Islam.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Seberapa penting adab terhadap pendidikan?

2. Bagaimana adab mulia yang seharusnya dimiliki seorang murid

kepada guru?

3. Sejak kapankah adab yang baik harus ditanamkan kepada murid?

8
9

4. Bagaimana seharusnya peran orang tua dalam membimbing adab

anak pada era globalisasi ini?

5. Peran guru yang seperti apakah yang mampu menunjukkan adab yang

baik terhadap murid pada era globalisasi ini?

6. Bagaimanakah menyikapi prilaku terhadap teknologi yang dapat

mempengaruhi adab seorang murid kepada guruya?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Memberikan pengetahuan dan pemahaman terhadap pentingnya adab

terhadap pendidikan

2. Menunjukan adab yang mulia dimiliki seorang murid terhadap guru

3. Untuk mengetahui sejak kapan adab yang baik harus ditanamkan kepada

murid?

4. Pemahaman bagaimana peranan orang tua dalam membimbing anak

dalam pengaruh adab anak pada kemajuan teknologi ini

5. Memperhatikan peran guru terhadap pengaruh adab peserta didik di

kemajuan teknologi ini

6. Menerapkan sikap yang benar terhadap teknologi yang dapat

mempengaruhi adab seorang peserta didik.

9
10

BAB II
LANDASAN TEORITIS

A. Teknologi Informasi dan Komunikasi

1. Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi

Kata teknologi berasal dari bahasa Yunani, techne yang berarti ‘keahlian’

dan logia yang berarti ‘pengetahuan’. Dalam pengertian yang sempit, teknologi

mengacu pada obyek benda yang digunakan untuk kemudahan aktivitas manusia,

seperti mesin, perkakas, atau perangkat

keras1.

Dalam pengertian yang lebih luas, teknologi dapat meliputi: pengertian

sistem, organisasi, juga teknik. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan dan

kemajuan zaman, pengertian teknologi menjadi semakin meluas, sehingga saat ini

teknologi merupakan sebuah konsep yang berkaitan dengan jenis penggunaan dan

pengetahuan tentang alat dan keahlian, dan bagaimana ia dapat memberi pengaruh

pada kemampuan manusia untuk mengendalikan dan mengubah sesuatu yang ada

di sekitarnya.

Jadi teknologi adalah semacam perpanjangan tangan manusia untuk dapat

memanfaatkan alam dan sesuatu yang ada di sekelilingnya secara lebih maksimal.

1
Rusman dkk, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi . (Jakarta : Grfindo
persada, 2012), hal. 78

10
11

Dengan demikian, secara sederhana teknologi bertujuan untuk mempermudah

pemenuhan kebutuhan manusia.

Kata teknologi secara harfiah berasal dari bahasa latin texere yang berarti

menyusun atau membangun, sehingga istilah sehingga istilah teknologi

seharusnya tidak terbatas pada penggunaan mesin, meskipun dalam arti sempit hal

tersebut sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari2.

Dalam pengertian yang lebih luas, teknologi dapat meliputi: pengertian

sistem, organisasi, juga teknik. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan dan

kemajuan zaman, pengertian teknologi menjadi semakin meluas, sehingga saat ini

teknologi merupakan sebuah konsep yang berkaitan dengan jenis penggunaan dan

pengetahuan tentang alat dan keahlian, dan bagaimana ia dapat memberi pengaruh

pada kemampuan manusia untuk mengendalikan dan mengubah sesuatu yang ada

di sekitarnya.

Jadi teknologi adalah semacam perpanjangan tangan manusia untuk dapat

memanfaatkan alam dan sesuatu yang ada di sekelilingnya secara lebih maksimal.

Dengan demikian, secara sederhana teknologi bertujuan untuk mempermudah

pemenuhan kebutuhan manusia.

Informasi adalah suatu rekaman fenomena yang diamati, atau bisa juga

berupa putusan-putusan yang dibuat3. Tidak mudah untuk mendefinisikan konsep

informasi karena istilah satu ini mempunyai bermacam aspek, ciri, dan manfaat

2
Ibid., 79
3
Pawit M. Yusup. Pedoman Praktis Mencari Informasi. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya) hal.

11
12

yang satu dengan lainnya terkadang sangat berbeda. Informasi bisa jadi hanya

berupa kesan pikiran seseorang atau mungkin juga berupa data yang tersusun rapi

dan telah terolah4. Ciri-ciri informasi yang berkualitas (1) akurat, artinya

informasi mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Pengujian biasaya dilakukan

oleh beberaapa orang yang berbeda, dan apabila hasilnya sama, maka data

tersebut dianggap akurat, (2) tepat waktu, artinya informasi harus tersedia/ ada

pada saat informasi diperlukan, (3) relevan artinya informasi yang diberikan harus

sesuai dengan yang dibutuhkan, (4) lengkap, artinya informasi harus diberikan

secara utuh tidak setengah-setengah 5. Jenis-jenis informasi meliputi :

a. Absolute Information, yaitu jenis informasi yang disajikan dengan suatu

jaminan dan tidak membutuhkan penjelasan lebih lanjut.

b. Substitutional Information, yaitu jenis informasi yang merujuk kepada

kasus dimana konsep informasi digunakan untuk sejumlah informasi.

c. Philosophic Information, yaitu jenis informasi yang berkaitan dengan

konsep-konsep yang menghubungkan informasi pada pengetahuan dan

kebijakan.

4
Pawit M. Yusup. Teori dan Praktik Penelusuran Informasi. (Jakarta : Kencana Predana Media
Group) hal. 1
5
Hadi Sutopo, Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan . (Yogyakarta : Graha Ilmu,
2012), hal. 98

12
13

d. Subjective Information, yaitu jenis informasi yang berkaitan dengan

perasaan dan emosi manusia.

e. Objective Information, yaitu jenis informasi yang merujuk pada karakter

logis informasi tertentu.

f. Cultural Information, yaitu informasi yang memberikan tekanan pada

dimensi kultural.

Istilah teknologi informasi mulai populer di akhir dekade 70-an. Pada

masa sebelumnya istilah teknologi informasi dikenal dengan teknologi komputer

atau pengolahan data elektronik atau EDP (Electronic Data Processing). Menurut

kamus Oxford, teknologi informasi adalah studi atau penggunaan peralatan

elektronika, terutama komputer untuk menyimpan, menganalisa, dan

mendistribusikan informasi apa saja, termasuk kata-kata, bilangan dan gambar.

Teknologi informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk

mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan,

memanipulasi data berbagai cara untuk menghasilakan informasi yang berkualitas,

yaitu informasi yang relevan, akurat, dan tepat waktu, yang digunakan untuk

keperluan pribadi, bisnis dan pemerintahan yang merupakan aspek strategis untuk

pengambilan keputusan.

Teknologi Informasi juga adalah suatu teknologi yang digunakan untuk

mengolah data termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan,

memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang

13
14

berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat, dan tepat waktu yang digunakan

untuk keperluan pribadi, bisnis, pemerintah dan merupakan informasi yang

strategis untuk pengambilan keputusan.

Dalam dunia pendidikan, teknologi informasi secara umum bertujuan agar

peserta didik memahami, mengenal, serta dapat menggunakan alat daripada

teknologi informasi. Di samping itu, peserta didik dapat memahami bagaimana, di

mana informasi dapat diperoleh, dan bagaimana cara mengemas atau mengolah

informasi yang sudah didapat.

Teknologi Informasi menurut Richard Weiner dalam Websters New

Word Dictinonary and Communication disebutkan bahwa Teknologi Informasi

adalah pemprosesan, pengolahan, dan penyebaran sata oleh kombinasi komputer

dan telekomunikasi.6

Teknologi Informasi menurut Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo

adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah, memproses,

mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara

untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan,

akurat dan tepat waktu. 15

Dari definisi di atas, bisa diambil suatu pengertian bahwa teknologi

informasi merupakan serangkaian tahapan penanganan informasi, yang meliputi

6
Udin Saefudin Sa’ud, Inovasi Pendidikan (Bandung: AlfaBeta, 2008), cet ke-1, hlm. 183. 10 15
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999), cet 1, hlm.
157.

14
15

penciptaan sumber-sumber informasi, pemeliharaan saluran informasi, seleksi dan

transmisi informasi, penerimaan informasi secara selektif, penyimpanan dan

penelusuran informasi, serta penggunaan

informasi.

Peranan teknologi informasi dalam pembelajaran ini selain membantu

peserta didik dalam belajar, juga cukup berpengaruh kepada guru terutama dalam

pemanfaatan fasilitas untuk kepentingan memperkaya

kemampuan mengajarnya. Jadi pada dasarnya, teknologi informasi ini harus

terus dikembangkan agar pemanfaatannya dalam dunia pendidikan bisa lebih

dioptimalkan.

Sedangkan teknologi komunikasi adalah perangkat-perangkat teknologi

yang terdiri dari hardware, software, proses dan sistem yang digunakan untuk

membantu proses komunikasi yang bertujuan agar komunikasi berhasil

(komunikatif).

Komunikasi berasal dari bahasa Latin, yaitu “ Communicare” artinya

memberitahukan atau menjadi milik bersama. Komunikasi merupakan suatu

proses pemindahan dan penerimaan lambang-lambang yang mangandung makna.

Komunikasi mengandung makna menyebarkan informasi, pesan, berita,

pengetahuan, dan norma/nilai-nilai dengan tujuan untuk menggugah partisipasi,

15
16

agar yang diberitahukan tersebut menjadi milik bersama (sama makna) antara

komunikator dan komunikan7.

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan, materi

pelajaran) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi

diantara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan

kata-kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada

bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat

dilakukan dengan menggunakan gerak (bahasa) badan, menunjukkkan sikap

tertentu, seperti tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu dan

mengangguk. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa non-verbal.

Komunikasi merupakan suatu proses pemindahan dan penerimaan

lambang-lambang yang mengandung makna dari komunikator kepada komunikan.

Schramm menyampaikan pengertian komunikasi ke dalam tiga hal pokok sebagai

berikut.

a. Penyandi (Encode) , yaitu komunikator yang mempunyai informasi atau

pesan yang disajikan dalam bentik code atau sandi, seperti : tulisan,

bahasa lisan, verbal simbol dan visual simbol.

b.Signal (sign) , yaitu berupa pesan, berita atau pernyataan tertentu yang

ditujukan dan diterima seseorang. Pesan ini dapat dilukiskan dalam

7
Ibid., 80

16
17

bentuk gerak tangan, mimik wajah, kata-kata lisan, tulisan, gambar,

foto, diagram, tabel dan lainnya.

c. Decoder, yaitu komunikan yang menerima pesan atau penerima sandi

atau lambang yang harus dipahami dan dimengerti makna dari pesan

yang disampaikan.

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai bagian dari ilmu

pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) secara umum adalah semua yang teknologi

berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan,

penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi8. Teknologi modern dalam

bidang komunikasi dengan produk yang berupa peralatan elektronik dan bahan

(software) yang disajikannya telah mempengaruhi seluruh sektor kehidupan

termasuk pendidikan.

Pemanfaatan TIK dalam pendidikan di Indonesia telah memiliki sejarah

yang cukup panjang. Inisiatif menyelenggarakan siaran radio pendidikan dan

televisi pendidikan sebagai upaya melakukan penyebaran informasi kesatuan

satuan pendidikan yang tersebar di seluruh nusantara, merupakan wujud dari

kesadaran untuk mengoptimalkan pendayagunaan teknologi dalam membantu

proses pendidikan masyarakat. Kelemahan utama siaran radio maupun televisi

pendidikan adalah tidak adanya interaksi tmbal balik yang seketika. Siaran

bersifat searah, dari nara sumber belajar atau fasilitator kepada pembelajar.

Introduksi komputer dengan kemampuannya mengolah dan menyajikan tayangan

8
Sutrisno. Pengantar Pembelajaran Inovatif Berbasis Teknologi dan Komunikasi. (Jakarta :
Gaung Persada) hal. 3

17
18

multimedia (teks, grafis, gambar, suara, dan movie) memberikan peluang baru

untuk

mengatasi kelemahan yang tidak dimiliki siaran radio dan televisi.

Dengan demikian Teknologi dalam pendidikan dapat diartikan sebagai

cara sistematis dalam merancang, melaksanakan dan menilai keseluruhan proses

balajar mengajar dalam kaitannya dengan tujuan khusus yang telah ditetapkan.

Information and Communication Technology (ICT) dalam konteks bahasa

Indonesia disebut Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam waktu yang

sangat singkat telah menjadi satu bahan bangunan penting dalam perkembangan

kehidupan masyarakat modern. Di banyak negara menganggap bahwa memahami

TIK, menguasai keterampilan dasar TIK serta memiliki konsep TIK merupakan

bagian dari inti pendidikan, sejajar dengan membaca, menulis dan numerasi.

UNESCO menyatakan bahwa semua negara maju dan berkembang, perlu

mendapatkan akses TIK dan menyediakan fasilitas pendidikan yang terbaik,

sehingga diperoleh generasi muda yang siap berperan penuh dalam masyarakat

modern dan mampu berperan dalam negara pengetahuan. Karena perkembangan

dari TIK yang pesat, perubahan terus-menerus menjadi tantangan bagi pihak, dari

kementrian pendidikan, pengajar sampai penerbit. Keterbatasan sumberdaya

mengungkung sistem pendidikan. Namun TIK demikian pentingnya bagi sehatnya

industri dan komersial di masa depan negara, sehingga investasi dalam peralatan,

18
19

pendidikan guru,serta layanan pendukung untuk kurukulum berdasar TIK

seharusnya menjadi prioritas pemerintah9.

Pengertian lain dari Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah

sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) secara umum

adalah semua teknologi yang berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan,

pengolahan, penyimpanan, penyebaran dan penyajian

informasi.

Menurut Puskur Kemendiknas ruang lingkup Teknologi Informasi dan

Komunikasi (TIK) mencakup dua aspek, yaitu10 :

1. Teknologi Informasi adalah meliputi segala hal yang berkaitan dengan

proses, penggunaan sebagai alat bantu,manipulasi, dan pengelolaan

informasi

2. Teknologi Komunikasi adalah segala hal yang berkaitan dengan

pengguanaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari

perangkat yang satu ke lainnya.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa

teknologi informasi dan komunikasi adalah merupakan elektronika yang

terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak serta segala kegiatan yang

9
Rusman dkk, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi . (Jakarta : Grfindo
persada, 2012), hal. 87
10
Ibid, hal. 88

19
20

terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer atau

pemindahan informasi antarmedia.

Ruang lingkup mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi

meliputi aspek-aspek sebagai berikut11.

a. Perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk

mengumpulkan, menyimpan, memanipulasi, dan menyajikan

informasi.

b. Penggunaan alat bantu untuk memproses dan memindah data dari satu

perangkat ke perangkat lainnya.

Mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi bertujuan agar

peserta didik memiliki kemampuan untuk memahami teknologi informasi

dan komunikasi, mengembangkan keterampilan untuk memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi, mengembangkan sikap kritis,

apresiatif dan mandiri dalam penggunaan teknologi informasi dan

komunikasi dan menghargai karya cipta di bidang teknologi informasi dan

komunikasi.

Pembicaraan tentang Teknologi Informasi dan Komunikasi tidak

akan lepas dari perkembangan yang sedemikian pesat, mengingat

teknologi merupakan aplikasi dari sains. Perkembangan teknologi

berlangsung dalam hitungan hari, bahkan jam atau menit. Setiap saat

11
Ibid., 90

20
21

manusia berusaha menemukan hal baru dari sebuah teknologi yang telah

ada, baik dengan menemukan hal baru, memperbarui maupun

mengembangkan yang telah ada.

Perangkat lunak (software) yang digunakan untuk mendukung

penggunaan perangkat keras dalam membantu tugas-tugas manusia

semakin hari menjadi semakin banyak dan beragam. Produk teknologi

yang dirasa begitu canggih pada hari ini, boleh jadi akan tertinggal dengan

temuan teknologi baru dalam beberapa hari kemudian. Ini merupakan citra

positif dari manusia yang selalu ingin berubah ke arah yang lebih baik.

2. Macam-Macam Teknologi Informasi dan Komunikasi

Teknologi Informasi mempunyai banyak macam jenisnya, dan disini akan

dipaparkan beberapa macam bentuk Teknologi

Informasi Pembelajaran, yaitu:

1) Laptop/ Notebook

Laptop/ Notebook adalah perangkat canggih yang fungsinya sama

dengan komputer tetapi bentuknya praktis dapat dilihat dan dibawa

kemana-mana karena bobotnya ringan, bentuknya ramping dan daya

listriknya menggunakan baterai charger, sehingga bisa digunakan tanpa

harus mencolokkan ke steker.

21
22

2) Deskbook

Deskbook adalah perangkat sejenis komputer dengan bentuknya jauh

lebih praktis yaitu CPU menyatu dengan monitor sehingga mudah

diletakkan di atas meja tanpa memakan banyak tempat. Namun, alat ini

masih menggunakan sumber listrik steker karena belum dilengkapi bateri

charger.

3) Personel Digital Assistant (PDA)

PDA adalah perangkat sejenis komputer, tetapi bentuknya sangat mini

sehingga dapat dimasukkan dalam saku. Walaupun begitu, fungsinya

hampir sama dengan komputer pribadi yang dapat mengolah data.

4) Kamus Elektronik

Kamus elektronik adalah perangkat elektronik yang digunakan untuk

menerjemahkan antar bahasa.

5) MP4 Player

MP4 Player adalah perangkat yang dapat digunakan sebagai media

penyimpanan data sekaligus sebagai alat pemutar video, musik dan game. 6) MP3

Player

Hampir sama dengan MP4, MP3 Player adalah perangkat yang dapat

menyimpan data hanya saja MP3 ini tidak dapat memutar video dan

22
23

game, hanya dapat memutar musik dan mendengarkan radio. 7)

Flashdisk

Flashdisk adalah media penyimpanan data portable yang berbentuk

Universal Serial Bus. Ukurannya kecil dan bobotnya sangat ringan, tetapi

dapat menyimpan data dalam jumlah besar.

8) Komputer

Komputer adalah perangkat berupa hardware dan software yang

digunakan untuk membantu manusia dalam mengolah data menjadi

informasi dan menyimpannya untuk ditampilkan di lain waktu.12

9) Internet

Internet adalah sebuah jaringan computer yang sangat besar yang terdiri

dari jaringan-jaringan kecil yang saling terhubung yang menjangkau

seluruh dunia.

3. Tujuan Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Secara umum, tujuan adanya teknologi informasi dan komunikasi adalah

untuk menambah dan memperluas wawasan dan pengetahuan seseorang

dengan cara memahami alat teknologi informasi dan komunikasi,

mengenal istilah-istilah yang digunakan pada teknologi informasi dan

12
Jamal Ma’mur Asmani, Tips Efektif Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam
Dunia Pendidikan (Jogjakarta; Diva Press, 2011), cet ke-1, hlm. 166-171. 19 Budi Sutedjo Dharma
Oetomo, e-Education, hlm. 54-57.

23
24

komunikasi, menyadari keunggulan dan keterbatasan alat teknologi

informasi dan komunikasi, serta dapat menggunakan alat teknologi

informasi dan komunikasi secara optimal. Secara khusus, tujuan

penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran

adalah:

a. Menyadarkan peserta didik akan potensi perkembangan teknologi

informasi dan komunikasi yang terus berubah sehingga peserta didik

dapat termotivasi untuk mengevaluasi dan mempelajari teknologi

informasi dan komunikasi sebagai dasar untuk belajar sepanjang hayat.

b. Memotivasi kemampuan peserta didik untuk bisa beradaptasi dan

mengantisipasi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi,

sehingga peserta didik bisa melaksanakan dan menjalani aktivitas

kehidupan sehari-hari secara mandiri dan lebih percaya diri.

c. Mengembangkan kompetensi peserta didik dalam menggunakan

teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung kegiatan

belajar, bekerja, dan berbagai aktivitas dalam kehidupan sehari-hari.

d. Mengembangkan kemampuan belajar berbasis teknologi informasi dan

komunikasi, sehingga proses pembelajaran lebih optimal, menarik, dan

mendorong siswa terampil dalam mecari informasi juga terampil untuk

mengorganisasi informasi.

24
25

e. Mengembangkan kemampuan belajar mandiri, berinisiatif, inovatif,

kreatif dan bertanggung jawab dalam penggunaan teknologi informasi

dan komunikasi untuk pembelajaran, bekerja, dan pemecahan masalah

sehari-hari.

Tujuan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi pada

mata pelajaran pendidikan agama Islam secara umum adalah untuk

menambah dan memperluas wawasan dan pengetahuan peserta didik

tentang berbagai bidang dalam pendidikan agama Islam. Tujuan

penggunaan teknologi informasi dan komunikasi pada mata pelajaran

pendidikan agama Islam secara khusus adalah:

a. pada aspek kognitif, peserta didik dapat mengetahui, mengenal, dan

memahami pengetahuan dan minat peserta didik tentang keagamaan

melalui alat teknologi informasi, serta meningkatkan kemampuan

berpikir ilmiah sekaligus persiapan pendidikan, pekerjaan dan peran

masyarakat tentang keagamaan pada masa yang akan datang.

b. Pada aspek afektif, peserta didik dapat bersikap kritis, kreatif, apresiatif,

dan madiri dalam pengaplikasian ilmu keagamaan dengan

menggunakan teknologi informasi.

c. Pada aspek psikomotor, peserta didik dapat terampil memanfaatkan

teknologi informasi untuk proses pembelajaran dan dalam kehidupan

25
26

sehari-hari, membentuk kemampuan dan minat peserta didik terhadap

pendidikan agama Islam melalui teknologi informasi.

4. Upaya Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Teknologi informasi dan komunikasi telah berkembang seiring dengan

globalisasi, sehingga interaksi dan penyampaian informasi akan berlangsung lebih

cepat. Pengaruh globalisasi ini dapat berdampak positif dan negatif pada suatu

negara. Orang-orang di berbagai negara dapat saling bertukar informasi, ilmu

pengetahuan, dan teknologi. Dilain pihak, hal ini menimbulkan adanya digital-

divide atau perbedaan mencolok antara yang mampu dan tidak mampu dalam

akses penggunaan teknologi informasi.

Persaingan yang terjadi pada era globalisasi ini menumbuhkan kompetensi

antarbangsa, sehingga menuntut adanya pengembangan kualitas sumber daya

manusia. Pendidikan adalah salah satu hal penting dalam pengembangan sumber

daya manusia. Bagi negara Indonesia, hal ini menjadi tantangan dalam

meningkatkan mutu sistem pendidikan.

Perkembangan peradaban manusia diiringi dengan perkembangan cara

penyampaian informasi (yang selanjutnya dikenal dengan teknologi informasi).

Mulai dari gambar-gambar yang terukir di dinding gua, cerita sejarah-sejarah

Islam sampai diperkenalkannya dunia arus informasi maya yang kemudian

dikenal dengan nama internet. Informasi yang disampaikan pun berkembang dari

sekadar menggambarkan keadaan sampai pada

revolusi pembelajaran.

26
27

Pembicaraan tentang teknologi informasi tidak akan lepas dari perkembangan

yang sedemikian pesat, mengingat teknologi merupakan aplikasi dari sains.

Perkembangan teknologi berlangsung dalam hitungan hari, bahkan jam atau

menit. Setiap saat manusia berusaha menemukan hal baru dari sebuah teknologi

yang telah ada, baik dengan menemukan hal baru, memperbarui maupun

mengembangkan yang telah ada. Alat teknologi informasi dan komunikasi yang

dirasa begitu canggih pada hari ini, boleh jadi akan tertinggal dengan temuan

teknologi baru dalam beberapa hari kemudian. Ini merupakan citra positif dari

manusia yang selalu ingin berubah ke arah yang lebih baik.

Jadi, penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran

pendidikan agama Islam dinilai efektif dikarenakan kecanggihan teknologi

informasi dan komunikasi yang selalu berkembang dan diperbarui. Dengan

menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, peserta didik dapat lebih

tertarik untuk mengetahui dan memperdalam ilmu pendidikan agama Islam

melalui berbagai alat teknologi informasi dan komunikasi.

B. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar PAI

1. Pengertian Prestasi Belajar PAI

Belajar mempunyai pengertian yang sangat kompleks, sehingga banyak ahli

yang mengemukakan pengertian belajar dengan ungkapan dan pandangan yang

berbeda. Satu hal yang perlu dikemukakan bahwa pengertian belajar dibedakan

menjadi dua yaitu pengertian populer dan pengertian khusus.

27
28

Pengertian belajar secara populer adalah pengertian belajar secara umum, tidak

mengacu pada satu aliran psikologi tertentu, sedangkan pengertian belajar khusus

adalah pengertian belajar yang sudah diwarnai oleh aliran psikologi tertentu.

Muhibbin Syah berpendapat bahwa belajar adalah tahapan

perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses

kognitif13.

Azhar Arsyad mengatakan bahwa belajar adalah adanya perubahan

tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya

perubahan pada tingkat pengetahuan, ketrampilan dan sikapnya1415.

M. Dalyono mengatakan bahwa belajar adalah suatu usaha atau kegiatan

yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencangkup

perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan dan ketrampilan16.

Abd. Rachman Abror mengatakan bahwa belajar adalah perbuatan yang

dilakukan secara terus-menerus sepanjang hayat manusia dan sekaligus

merupakan suatu keharusan bagi setiap manusia untuk melakukannya demi

meningkatkan bobot dan kualitas hidupnya25.

13
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung: PT. Remaja
RosdaKarya, 2006), Cet ke-12, hlm. 92.
14
Azahar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2003), cet ke-5, hlm.
15
.
16
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), cet ke-4, hlm. 49.
25
Abd. Rachman Abror, Psikologi, hlm. 65.

28
29

Ada beberapa aliran psikologi yang dipakai sebagai dasar dalam membuat

pengertian belajar. Beberapa aliran psikologi tersebut yaitu: aliran Behavioristik,

Kognitif, Humanistik dan Gestalt.

a. Belajar menurut Psikologi Behavioristik

Pengertian belajar menurut Psikologi Behavioristik adalah perubahan

perilaku yang dapat diamati, yang terjadi karena adanya hubungan antara

stimulus dengan respon menurut prinsip-prinsip yang ekanistik17.

b. Belajar menurut Psikologi Kognitif

Pengertian belajar menurut Psikologi Kognitif adalah memfungsikan

unsur-unsur kognisi, terutama unsur pikir, untuk dapat mengenal dan

memahami stimulus yang datang dari luar dirinya27.

c. Belajar menurut Psikologi Humanistik

Pengertian belajar menurut Psikologi Humanistik adalah suatu kegiatan

untuk memahami sesuatu, sesuai dengan persepsi dan kesadarannya

terhadap sesuatu yang kan dipelajarinya.

d. Belajar menurut Psikologi Gestalt

Pengertian belajar menurut Psikologi Gestalt adalah kegiatan internal

yang mengatur atau mengorganisasikan stimulus yang terdiri dari

17
Tim MKDK IKIP Semarang, Op. Cit, hal. 3.
27
Ibid., hlm. 3.

29
30

beberapa bagian, sehingga orang mempersepsinya sebagai suatu pola

atau struktur yang bermakna.

Pengertian prestasi belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) akan

dikemukakan satu persatu dari kata-kata yang menyusunnya. Prestasi menurut

WJS. Purwadarminta: “Prestasi adalah hasil yang dicapai dari yang telah

dilaksanakan atau dikerjakan”.

Sedangkan menurut Muchtar Buchori, yaitu hasil yang telah dicapai dari

apa yang telah dikerjakan, diupayakan dan dihasilkan18.Kata lain yang menyusun

berikutnya adalah belajar.

Ada beberapa yang mengemukakan pengertian belajar yaitu:

1. Perubahan yang pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru.

2. Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha29.

Jadi prestasi belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) dapat dipahami

sebagai usaha yang dicapai untuk memperoleh hasil belajar tentang Pendidikan

Agama Islam yang diwujudkan dalam bentuk nilai tes atau angka raport.

2. Faktor-Faktor Pendukung Prestasi Belajar PAI

Pembahasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar siswa perlu untuk disinggung di sini, terutama untuk mengetahui

peranan masing-masing faktor tersebut dalam mempengaruhi prestasi

18
Muchtar Buchori, Teknik Evaluasi dalam Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press), cet. VI,
29
Sumadi Suryabrata, Op. Cit., hal. 249.

30
31

belajar siswa khususnya mata pelajaran PAI. Dengan demikian dapat

diketahui keberadaan faktor-faktor tersebut dalam ikut mendukung prestasi

belajar mata pelajaran tersebut.

Kebiasaan belajar agama dan lingkungan pendidikan merupakan

dua faktor yang sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar Pendidikan

Agama Islam. Cara belajar yang efisien artinya cara belajar yang tepat,

praktis, ekonomis, terarah, sesuai dengan situasi, dan tuntutan-tuntutan

yang ada guna mencapai tujuan belajar19. Cara belajar yang efisien ini

akan mempertinggi hasil belajar.

Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono mengemukakan

bahwa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah terdiri dari faktor

internal dan eksternal, yaitu:

1) Faktor Internal

a. Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang

diperoleh. Yang termasuk faktor ini, misalnya pendengaran, struktur

tubuh dan lainnya.

b. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh,

terdiri atas:

a) Faktor intelektif yang meliputi:

19
Oemar Hamalik, Op.Cit., hal. 8.

31
32

1). Faktor potensial, yaitu kecerdasan dan bakat.

2). Faktor kecakapan nyata, yaitu prestasi yang telah dimiliki.

b) Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti

sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian

diri.

2) Faktor Eksternal

a. Faktor sosial yang terdiri atas:

a). Lingkungan keluarga meliputi : cara mendidik, suasana keluarga,

pengertian orang tua, keadaan sosial ekonomi keluarga dan latar

belakang keluarga.

b). Lingkungan sekolah meliputi : interaksi guru dan siswa, cara

penyajian, hubungan antara siswa, standart pelajaran diatas ukuran,

media pendidikan, kurikulum, keadaan gedung, waktu sekolah,

pelaksanaan disiplin, metode mengajar, dan tugas rumah

c). Lingkungan masyarakat meliputi : Massa media, teman bergaul,

kegiatan lain, dan cara hidup lingkungan belajar.

b. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi,

kesenian.

a) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar,

iklim.

32
33

b) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan20.

Jadi faktor-faktor yang berpengaruh dalam prestasi belajar PAI

adalah faktor internal yaitu dari diri siswa itu sendiri baik psikologis

maupun fisiologis dan faktor eksternal yaitu luar diri siswa.

3. Upaya Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar PAI

Menurut Abdul Majig menyebut ada tujuh fungsi pendidikan agamaIslam yaitu32:

a. Pengembangan yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta

didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan

keluarga. Pada dasarnya yang pertama-tama kewajiban menanamkan

keimanan dan ketaqwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga.

b. Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan

hidup di dunia dan akhirat.

c. Penyesuaian mental yaitu untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan

baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah

lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.

d. Perbaikan yaitu untuk memperbaiki keslahan-keslahan, kekurangan-

kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan

pemahaman dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.

20
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Bandung: Rineka Cipta), hal . 138.
32
Zakiah Darajat. Ilmu Pendidikan Islam . (Jakarta : Bumi Aksara), hal. 46

33
34

e. Pencegahan yaitu untuk menangkal hal-hal negatife dan lingkungannya

atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat

perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.

f. Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam

nyata dan mr nyata), sistem dan fungsionalnya.

g. Penyaluran yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat

khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang

secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi

orang lain.

Pendapat lain dikemukakan oleh ABD Rachman Shaleh bahwa fungsi

pendidikan agama Islam adalah:

a. Menumbuhkan habit forming (pembentukan kebiasaan) dalam melakukan

amal ibadah serta akhlak yang mulia

b. Mendorong tumbuhnya iman yang kuat

c. Mendorong tumbuhnya semangat untuk mengolah alam sekitar sebagai

anugerah Allah SWT kepada manusia.

Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi pendidikan

agama Islam pada intinya adalah menyalurkan bakatbakat peserta didik yang telah

dimiliki khususnya pendidikan agama Islam sehingga bakat tersebut dapat

berkembang secara optimal dan dapat diwujudkan dalam perilakunya, sehingga

dapat memperkuat iman dan memiliki akhlaq yang mulia.

34
35

Pelaksanaan pendidikan agama Islam di sekolah mempunyai dasar- dasar

yang kuat. Dasar tersebut menurut Zuharini dkk. Dalam Abdul Majid, dapat

ditinjau dari berbagai segi, yaitu:

a. Dasar Yuridis atau Hukum

Dasar pelaksanaan pendidikan agama Islam dari

perundangundangan yang secara tidak langsung dapat menjadi pegangan

dalam melaksanakan pendidikan agama di sekolah secara formal. Dasar

yuridis formal tersebut terdiri dari tiga macam, yaitu:

1) Dasar ideal, yaitu dasar falsafal negara pancasila, sila pertama:

Ketuhanan Yang Maha Esa

2) Dasar structural atau konstitusional, yaitu UUD’45 dalam Bab XI

pasal 29 ayat 1dan 2 yang berbunyi:

1) Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa

2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk

agama masing-masing dan beribadah menurut agama dan

kepercayaannya itu.

3) Dasar operasional, yaitu terdapat dalam Tap MPR No IV/MPR/1993

yang kemudian di kokohkan dalam Tap MPR No IV /MPR 1987 jo.

Kabupaten Np. II/MPR/1983, diperkuat oleh Tap MPR No

II/MPR/1988 dan Tap MPR No II/MPR 1993 tentang garis-garis besar

35
36

haluan Negara yang pada pokoknya menyatakan bahwa pelaksanaan

pendidikan agama secara langsung dimaksudkan dalam kurikulum

sekolah-sekolah formal, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan

tinggi.

b. Segi Religius

Yang dimaksud dengan dasar religius adalah dasar yang

bersumber dari ajaran Islam. Menurut ajaran Islam pendidikan agama

adalah perintah Tuhan dan merupakan perwujudan ibadah KepadaNya.

Dalam Al Qur’an banyak ayat yang menunjukkan perintah tersebut,

antara lain:

1) Q.S. Al Ashr: “orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal

saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat

menasehati supaya menetapi kesabaran”

2) Q.S. Al Imron : 104: “dan hendaklah diantara kamu ada segolongan

umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf

dan mencegah dari yang mungkar”

3) Al Hadits: “sampaikanlah ajaran kepada orang lain walaupun hanya

sedikit”.

c. Aspek Psikologis Psikologis

36
37

yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan

kehidupan bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa dalam hidupnya,

manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat

dihadapkan pada hal-hal yang membuat hatinya tidak tenang dan tidak

tentram sehingga memerlukan adanya pasangan hidup. Sebagaimana

dikemukakan oleh Zuhairini dkk bahwa semua manusia di dunia ini

selalu membutuhkan adanya pegangan hidup yang disebut agama.

Mereka merasakan bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan yang

megakui adanya zat Yang Maha Kuasa tempat mereka berlindung dan

tempat mereka memohon pertolonganNya.

Hal semacam ini terjadi pada masyarakat yang masih primitive

maupun masyarakat yang sudah modern. Mereka merasa tenang dan

tentram hatinya kalau mereka dapat mendekat dan mengabdi kepada zat

Yang Maha Kuasa.

d. Menurut undang-undang republik indonesia atau UURI No. 20 Tahun

2003 SIRDIKNAS Bab VII. STANDAR SARANA DAN

PRASARANA pasal 42 menyatakan bahwa:

1. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi

parabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, serta perlengkapan

lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang

teratur dan berkelanjutan.

37
38

2. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi

lahan, ruang kelas, ruang pimpinan, satuan pendidikan, ruang

pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium,

ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalansi

daya dan jasa, tempat bermain, tempat berekreasi dan ruang/tempat

lain yang diperlukan untuk menunjang

pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

Berdasarkan uraian tersebut jelaslah bahwa untuk membuat hati

tenang dan tentram ialah dengan jalan mendekatkan diri kepada Tuhan.

Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Al Ro’ad ayat 28 yaitu

“ingatlah, hanya mengingat Allah lah hati menjadi tentram”.

38
39

C. Pelaksanaan Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam

Meningkatkan Prestasi Belajar PAI

1. Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam PAI

Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam pembelajaran

PAI sebenarnya sudah harus dikembangkan lagi oleh guru atau pendidik, hal ini

disebabkan agar siswa atau peserta didik dapat lebih kreatif dan cepat memahami

dengan apa yang sedang dipelajarinya. Sebab jika pendidik atau guru belum

memaksimalkan fasilitas yang sudah ada, seperti memanfaatkan kecanggihan

Teknologi Informasi dan Komunikasi saat ini sebagai contoh yaitu, Internet yang

bisa memberikan sumber informasi yang jauh lebih banyak dibanding dengan apa

yan disampaikan oleh pendidik atau guru. Maka tidak mustahil peserta didik atau

siswa akan bosan saat guru tidak bisa memberikan informasi terbaru.

Guru Agama Islam sebagai pendidik yang mengajarkan aspek keimanan,

ketaqwaan, dan akhlak yang bersumber pada Al Qur’an dan Hadits harus memulai

melakukan inovasi-inovasi baru dalam

menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik. Hal ini dikarenakan peserta

didik menganggap pelajaran Agama Islam tidak terlalu penting dan menjenuhkan,

disamping itu faktor Guru yang menyampaikan juga perlu diperhatikan, sebab jika

Guru tidak bisa mengkondisikan peserta didik dan dalam menyampaikan materi

39
40

membuat bosan siswa maka guru akan di sepelekan dan materi pelajaran pun

hanya sedikit yang akan diterima oleh peserta didik.

Guru Agama Islam bisa memaksimalkan Teknologi Informasi

Pembelajaran menggunakan Internet sebagai sumber belajar dan sebagai inovasi

dalam menyampaikan materi pelajaran. Hal ini dikarenakan fasilitas berupa

internet akan memberikan kemudahan untuk mengakses berbagai informasi

tentang pendidikan yang secara langsung dapat meningkatkan pengetahuan siswa

dan keberhasilannya dalam belajar. Di samping itu siswa dan guru juga tidak perlu

hadir secara fisik dikelas, karena siswa dapat mempelajari bahan ajar dan

mengerjakan tugas-tugas pembelajaran serat ujian dengan cara mengakses internet

yang telah tersambung secara on line. Siswa juga dapat belajar bekerja sama satu

dengan yang lain dan dapat berkirim e-mail untuk mendiskusikan bahan ajar dan

tugas yang telah dikerjakan21.

Sebagai contoh dalam pelajaran Tarikh atau sejarah Islam, guru bisa

memberikan tugas kepada siswa untuk mencari di Internet tentang sejarah

Nabi Muhammad, kapan beliau dilahirkan, kapan beliau di angkat menjadi Nabi

dan Rasul dan bagaimana meneladani perjuangan beliau dalam memperjuangkan

Islam.

Pada Pelajaran Fiqh materi ketentuan-ketentuan thaharah atau bersuci,

guru memberikan tugas kepada siswa untuk mencari bahan diskusi di internet

tentang pengertian thaharah, macam-macam hadats dan najis, serta pengertian dari

21
Rusman, Model-Model, hlm. 341

40
41

hadats dan najis tesebut, kemudian setelah didapatkan, kemudian dibuat dalam

bentuk makalah dan dipresentasikan dikelas dan didiskusikan.

2. Faktor Yang Mendukung Dan Kendala Penggunaan Teknologi

Informasi dan Komunikasi Dalam PAI

Dalam inetraksi belajar mengajar terdapat faktor-faktor yang dapat

mempengaruhinya antara lain : tujuan pendidikan, siswa sarana dan lingkungan.

Semua faktor tersebut sangat menentukan berhasil tidaknya interaksi belajar

mengajar.

Penyampaian materi pelajaran oleh guru perlu menggunakan media atau

sarana agar materi yang disampaikan dapat lebih mudah diterima dan dimengerti

siswa. Sarana tersebut dikenal dengan istilah media pengajaran. Tidak semua

media pengajaran dapat digunakan dalam penyampaian materi pelajaran. Hal ini

menuntut kemampuan untuk memilih dan menggunakan media sesuai dengan

pelajaran yang disampaikan. Karena penggunaan media yang tepat dapat

mempertinggi hasil yang diharapkan.

Hamalik mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran dalam

proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,

membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa

pengaruh psikologi terhadap siswa34.

TIK sebagai salah satu ragam media pengajaran mempunyai beberapa pengaruh

diantaranya :

41
42

34
53 Oemar Hamalik, Media Pendidikan,( Bandung : PT. Citra Aditya Bhakti,

1994), hal.10

1. Merangsang siswa untuk mengerjakan latihan, melakukan kegiatan

laboraturium atau simulasi karena tersedianya animasi grafik, warna dan

musik yang dapat menambah realisme.

2. Mengakomodasi siswa yang lamban menerima pelajaran, karena ia dapat

memberikan iklim yang lebih bersifat efektif dengan cara yang lebih

individual, tidak pernah lupa, tidak pernah bosan, sangat bebas dalam

menjalankan intruksi seperti yang diinginkan program yang digunakan22.

3. Guru dapat membangkitkan keaktifan jasmani dan rohani siswa yang

nantinya akan menimbulkan berbagai prestasi belajar siswa.

4. Memberi kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa serta akan

membangkitkan motivasi belajarnya, karena adanya cara kerja baru

dengan komputer23.

5. Memperlihatkan kepada siswa bentuk konkrittingkah laku yang

diinginkan atau contoh interaksi manusia serta dapat menyajikan masalah

yang akan dipecahkan oleh siswa24

22
Azhar Arsyad, Media pembelajaran, hal.54.
23
Nana S. A. Rivai. Teknologi pengajaran, hal.37.
24
Ronald HA, Pemilihan dan Pengembangan Media untuk Pembelajaran. (Jakarta : Raja
Grafindo Persada, 1994), hal.98.

42
43

Dengan demikian kehadiran TIK sangat berperan meningkatkan prestasi

belajar siswa sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai secara optimal.

Untuk tujuan ini, tidak sedikit sekolah dan institusi-institusi pendidikan

yang banting stir, mengorbankan idealismenya, mengubur citacita luhurnya.

Karena mereka khawatir jika mereka tidak mengikuti selera pasar, maka mereka

harus siap ditinggal para “consumer”nya alias berpindah kepada lembaga

pendidikan lain yang lebih menjanjikan. Hari ini, sekolah atau universitas yang

baik dilihat dari tingkat keterserapan alumninya di pasar kerja: semakin banyak

alumninya yang diterima bekerja, semakin tinggi rating dan kualitas lembaga

pendidikan tersebut, sebaliknya semakin sedikit jebolannya bisa memasuki pasar

kerja, semakin rendah pulalah kredibilitasnya. Jadi kualitas sama dengan

keterserapan alumninya ke dalam lapangan kerja25.

Jika memang TIK dan internet memiliki banyak manfaat, maka penting

bagi kita untuk segera menggunakannya. Namun ada beberapa kendala di

Indonesia yang menyebabkan TIK dan internet belum dapat digunakan sepotensial

muingkin. Kesiapan pemerintah Indonesia masih patut di pertanyakan dalam hal

ini39.

Salah satu penyebab utama dalah kurangnya ketersediaan sumber daya

manusia, proses transformasi teknologi, infrastruktur telekomunikasi dan

perangkat hukum yang mengaturnya. Apakah infrastruktur hukum yang melandasi

oprasional pendidikan di Indonesia cukup memadai untuk menampung

25
Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran,... hlm., 10
39
ibid ., hlm. 12

43
44

perkembangan baru berupa penerapan TIK untuk pendidikan ini. Selain itu masih

terdapat kekurangan pada hal pengadaan teknologi informasi, multimedia dan

informasi.

Hal ini tentunya dihadapkan kembali kepada pihak pemerintah maupun

pihak swasta walaupun pada akhirnya terpulang lagi kepada pihak pemerintah.

Sebab pemerintahlah yang dapat menciptakan iklim kebijakan dan regulasi yang

kondusif bagi investasi swasta dalam bidan pendidikan. sementara itu, pemerintah

sendiri demikian pelit untuk mengalokasikan dana untuk pendidikan saat ini26.

26
Ibid, hlm.8

44
45

45

Anda mungkin juga menyukai