Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN FATIGUE DENGAN KUALITAS HIDUP PADA KLIEN YANG MENJALANI

HEMODIALISA DI RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH 2017

Fajar Hidayat
Fakutas Ilmu Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Jakarta
Jl. Cempaka Putih Tengah 1 No.1, Jakarta Pusat
Fajarhidayat178@rocketmail.com

ABSTRAK

Fatigue adalah salah satu gejala umum yang ditemukan pada klien dengan penyakit kronis. Fatigue
adalah satu keadaan dimana klien merasa lelah baik fisik maupun mental. Pada klien yang menjalani
hemodialisis, fatigue merupakan kondisi klinis yang sering terjadi dan sering dikaitkan dengan rendahnya
kualitas hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik klien yang menjalani hemodialisa dan
hubungan fatigue dengan kualitas hidup klien yang menjalani hemodialisa di Rumah Sakit Islam Jakarta
Cempaka Putih. Metode penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan tehnik sampling purposive
sampling. Data didapatkan dari observasi langsung menggunakan kuesioner FACIT-F, dan WHOQOL BREF.
Sampel penelitian sebanyak 80 responden sesuai kriteria inklusi yang telah ditetapkan peneliti. Hasil
penelitian rata – rata usia 47 tahun, 56% laki – laki, 50% berlatar belakang pendidikan SMA, 57,5% tidak
bekerja, 63,7% menjalani hemodialisa <2 tahun, dan 67% mengalami kelelahan, rata – rata nilai kualitas hidup
pada domain fisik 45,43, domain psikologis 51,26, domain sosial 53,81, domain lingkungan 51,70. Analisa
bivariat ada perbedaan kualitas hidup domain fisik dan domain psikologis pada responden yang mengalami
kelelahan dan yang tidak. Sementara pada domain sosial dan lingkungan tidak ada perbedaan pada klien yang
mengalami kelelahan dan yang tidak. Saran peneliti pihak pelayanan kesehatan mampu meningkatkan upaya
promotif dan preventif baik dengan cara penyuluhan, pelatihan, sosialisasi, maupun seminar terkait fatigue
dan hubungannya dengan kualitas hidup klien yang menjalani hemodialisa, dan bagi penelitian selanjutnya
diharapkan dapat meneliti mengenai variabel lain seperti dukungan sosial dan lingkungan.

Kata kunci : Hemodialisa, fatigue, kualitas hidup

ABSTRACT

Fatigue is one of the common symptoms found in clients with chronic illnesses. Fatigue is one situation where
clients feel tired both physically and mentally. On the client who undergo hemodialysis, fatigue is a common
clinical condition and is often associated with low quality of life. This study aims to investigate the
characteristics of clients who undergo hemodialysis and fatigue relationship with the quality of life for clients
who undergo hemodialysis in Jakarta Islamic Hospital Cempaka Putih. The method used is cross sectional
with sampling purposive sampling technique. Data obtained from direct observation using the FACIT-F
questionnaire and WHOQOL BREF. Samples are 80 respondents based on inclusion criteria established
researchers. The results of the study the average - average age 47 years, 56% male - male, 50% of high
school educational background, 57.5% did not work, 63.7% were undergoing hemodialysis <2 years, and
67% experienced fatigue, the average - average value of quality live in the physical domain 45.43, 51.26
psychological domain, social domain 53.81, 51.70 environmental domain. Bivariate analysis there is a
difference in quality of life and the physical domain in the psychological domain of respondents who
experienced fatigue and which are not. While the social and environmental domain has no difference in
clients who experience fatigue and which are not. The researchers suggest the health services can improve
promotive and preventive efforts both by way of education, training, socialization, and seminars related
fatigue and its relation to quality of life for clients who undergo hemodialysis, and for further research are
expected to examine the other variables such as social support and environment.

Keywords: Hemodialysis, fatigue, quality of life


PENDAHULUAN dapat mengakibatkan berkurangnya
kewaspadaan, disertai dengan penilaian yang
Hemodialisis merupakan terapi
buruk, reaksi lambat terhadap peristiwa dan
pengganti ginjal yang dilakukan 2- 3 kali
penurunan fungsi motorik (CASA, 2006).
dalam satu minggu dengan lama 4 – 5 jam,
Kondisi fatigue pada klien yang menjalani
bertujuan untuk mengeluarkan sisa
hemodialisis dapat menyebabkan konsentrasi
metabolisme protein dan mengoreksi
menurun, malaise, gangguan tidur ganguan
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
emosional, dan penurunan kemampuan klien
bagi klien dengan penyakit gagal ginjal, selain
dalam melakukan aktifitas sehari – hari,
dialisis peritoneal dan transplantasi ginjal.
sehingga pada akhirnya bisa saja dapat
Dialisis jenis ini hanya menggantikan sebagian
menurunkan kualitas hidup klien yang
dari fungsi ekskresi ginjal (Black, 2005).
menjalani hemodialisis. Fatigue yang terjadi
Hemodialisis didefinisikan sebagai pergerakan
pada klien dengan hemodialisis juga akan
arutan dan air dari darah klien melewati
mempengaruhi proses berfikir dan konsentrasi
membran semipermeabel (alat dialisa) ke
serta gangguan dalam hubungan sosial. Semua
dalam dialisat. Terapi hemodialisis yang
kondisi tersebut mungkin akan mempengaruhi
berlangsung lama atau seumur hidup dapat
kualitas hidup klien yang menjalani
menimbulkan berbagai macam komplikasi,
hemodialisis (Fatayi, 2008). Kunmartini
masalah, serta berbagai perubahan pada bentuk
(2008) menyatakan bahwa klien yang
pada fungsi sistem tubuh (Smeltzer & Bare,
menderita penyakit ginjal sering dihadapkan
2010). Salah satu masalah yang mungkin
dengan berbagai komplikasi seiring dengan
timbul pada saat klien menjalani hemodialisis
penyakit yang mereka derita dimana
adalah fatigue.
komplikasi tersebut mungkin berakibat pada
Fatigue adalah salah satu gejala umum menurunnya kualitas hidup klien.
yang ditemukan pada klien dengan penyakit
Kualitas hidup dapat dipandang dari
kronis. Fatigue adalah satu keadaan dimana
segi subjektif dan objektif. Segi subjektif
klien merasa lelah baik fisik maupun mental
merupakan perasaan nyaman dan puas atas
(Curtin 2002). Pada klien yang menjalani
segala sesuatu secara umum, sedangkan secara
hemodialisis, fatigue merupakan kondisi klinis
objektif adalah pemenuhan tuntutan
yang sering terjadi (Krishbaum, 2012). Proses
kesejahteraan materi, status sosial dan
terapi hemodialisis yang membutuhkan waktu
kesempurnaan fisik secara sosial budaya
selama 5 jam menyebabkan stress fisik
(Fatayi, 2008). Selain itu, kualitas hidup juga
sehubungan dengan efek hemodialisis yang
dapat dilihat dari beberapa dimensi seperti
lama. Status nutrisi yang buruk, dan berbagai
dimensi kualitas hidup yaitu dimensi fisik,
keadaan lain seperti anemia, akan
dimensi psikologis, dimensi sosial, dan
menyebabkan tubuh mengalami kelelahan
dimensi lingkungan. (WHO, 1994 dalam
yang ekstrim (Black, 2005). Dimana pada
Desita, 2010). Kualitas hidup dikatakan baik
klien yang menjalani hemodialisis dalam
apabila seseorang merasakan puas dan mampu
waktu yang lama, fatigue akan dialami oleh
memenuhi sebagian besar kebutuhan sehari –
sekitar 60 – 97 % klien (Jhamb, et al., 2009 ;
harinya baik fisik, psikologis, maupun sosial
Kring Crane, 2009). Pada individu yang
(Septiwi, 2010). Sementara menurut Aroem
menjalani hemodialisis, fatigue menjadi salah
dkk (2013), kualitas hidup yang buruk selalu
satu gejala yang sulit untuk ditangani.
dikaitkan dengan ketidakmampuan melakukan
Penelitian yang dilakukan oleh Letchmi
aktifitas sehari – hari seperti biasa, ditandai
(2009) terhadap 103 klien yang menjalani
dengan mudah lelah, tidur terganggu, dan
hemodialisis menyatakan bahwa pada 56 klien
merasa putus asa. Pada penelitian yang
berada pada level fatigue tinggi.
dilakukan oleh Ibrahim (2010) tentang kualitas
Kelelahan mempengaruhi keadaan hidup klien yang menjalani hemodialisis
fisik, mental, dan emosional individu yang menunjukkan dari 91 klien yang menjalani
hemodialisis, 52 klien (57,2%) berada pada pengambilan keputusan yang tepat dalam
kategori kualitas hidup rendah, dan 39 klien mencegah fatigue dan menurunnya kualitas
lainnya (42,9%) berada pada kategori kualitas hidup (Bebasari, 2014 ; Sullistini dkk, 2012).
hidup tinggi. Masih minimnya perhatian dari Faktor lainnya yaitu status pekerjaan, dimana
bidang keperawatan maupun tempat pelayanan ketika klien yang menjalani hemodialisis yang
kesehatan mengenai issue fatigue tersebut bekerja akan terlihat lebih sehat, berenergi,
menjadi salah satu tantangan tersendiri bagi dan ketika mereka bekerja mereka akan
bidang keperawatan (Bonner et al, 2008). merasa lebih baik sementara mereka yang
Sedangkan fatigue sendiri merupakan gejala tidak bekerja cenderung mengalami fatigue
yang sering ditemukan pada klien yang ketika menjalani terapi hemodialisis (Shapiro,
menjalani terapi hemodialisis, dan selalu 2008). Lamanya hemodialisis juga
dikaitkan dengan buruknya kualitas hidup mempengaruhi kejadian fatigue, dibuktikan
klien (Murtagh et al, 2007), pada klien yang dengan penelitian Letchmi et al (2009), yang
menjalani hemodialisis, issue mengenai menyatakan bahwa ada hubungan antara lama
fatigue juga sering dikaitkan dengan hemodialisis dengan fatigue, dimana pada
rendahnya angka harapan hidup klien (Jhamb klien yang menjalani hemodialisis dalam
et al, 2009). Sehingga perawat seharusnya kurun waktu 2 – 5 tahun menunjukkan bahwa
mengkaji lebih dalam pada masalah fatigue mereka mengalami kelelahan. Meskipun
dengan melakukan pendekatan secara reponden tersebut terbiasa dengan dialisis
biopsikososial, dan memberikan masukan yang rutin dijalani selama beberapa tahun,
positif dalam peroses terapi (Lukman, Kanine namun hal tidak tampak adanya perubahan
& Wowiling, 2013), hal tersebut tidak lepas signifikan terhadap koping mereka untuk
dari peran perawat dalam unit hemodialisis menangani fatigue. Fakor lainnya yang
dalam memantau serta mengedukasi mengenai mempengaruhi fatigue dan kualitas hidup
proses, dampak, penatalaksanaan pada klien yaitu dukungan sosial, karena dukungan sosial
yang menjalani hemodialisis (Sulistini, Yetti, yang baik adalah keadaan yang bermanfaat
& Hariyati, 2012). bagi individu yang diperoleh dari seseorang
yang dapat dipercaya akan mampu membuat
Faktor – faktor lain yang mungkin klien merasakan bahwa ada yang orang lain
mempengaruhi fatigue dan kualitas hidup yang memperhatikan kondisinya (Cohen &
diantaranya adalah usia, jenis kelamin, tingkat Prasetyowati, 2011).
pendidikan, pekerjaan, lamanya hemodialisa
dan dukungan sosial (Aryanti, 2015). METODE PENELITIAN
Penambahan usia mengakibatkan
Jenis penelitian yang digunakan dalam
berkurangnya fungsi organ sehingga
penelitian ini adalah deskriptif korelasi.
menyebabkan klien mudah lelah (Petchrung,
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
2004), dan ketika bertambahnya usia klien
adalah seluruh klien gagal ginjal yang
akan mempengaruhi kualitas hidup mereka
menjalani hemodialisis di Rumah Sakit Islam
dikarenakan individu cenderung menyerahkan
Jakarta Cempaka Putih yaitu 170 klien.
keputusan pada keluarga dan anak – anaknya
Metode sampling yang digunakan dalam
ketika dia sakit (Butrar & Siregar, 2012).
penelitian ini adalah Non Probability
Tingkat pendidikan juga mampu memberikan
Sampling dengan pendekatan secara Purposive
pengaruh terhadap fatigue dan kualitas hidup
Sampling. Dengan kriteria inklusi klien
dimana ketika seseorang memiliki tingkat
bersedia menjadi responden, menjalani
pendidikan yang tinggi, mereka memiliki
hemodialisa reguler 2x/ minggu, dan rentang
kesadaran yang baik dalam upaya pecegahan
usia 20 – 60 tahun. Dari perhitungan sampel
penyakit, mengetahui cukup informasi
dengan mempertimbangkan kasus drop out
mengenai suatu penyakit dan dampaknya,
sebesar 20%, maka ditetapkan jumlah sampel
serta memiliki pengendalian diri atau
sebanyak 80 responden. Instrumen penelitian
mekanisme koping yang lebih baik, serta
yang dipakai dalam penelitian ini yaitu
kuesioner data demografi berisikan nama, memiliki latar belakang pendidikan sekolah
usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, menengah atas (SMA). Sebagian besar
lamanya menjalani hemodialisa, lalu kuesioner (57,5%) responden tidak bekerja. Sebagian
World Health Organization Quality of Life besar dari responden (63,7%) menjalani
(WHOQOL) untuk melakukan penilaian hemodialisis kurang dari 2 tahun. Dari 80
terhadap kualitas hidup, dan Functional responden juga ditemukan sebanyak 54
Assessment of Chronic Illness Therapy- (67,5%) responden mengalami kelelahan. Pada
Fatigue Scale (FACIT-F Scale) untuk menilai variabel kualitas hidup pada domain kesehatan
level fatigue. Analisa univariat digunakan fisik didapatkan nilai rata – rata 45,43, pada
untuk mengetahui gambaran karakteristik domain psikologis didapatkan nilai rata – rata
klien dan masing – masing variabel yang 51,26, pada domain hubungan sosial
diteliti, yaitu fatigue dan kualitas hidup, didapatkan nilai rata – rata 53,81, dan pada
sedangkan analisa bivariat dilakukan untuk domain lingkungan didapatkan nilai rata – rata
mengetahui hubungan antaa fatigue dengan 51,70. Berdasarkan nilai mean tersebut maka
kualitas hidup klien yang menjalani diperoleh hasil sebanyak 75% klien memiliki
hemodialisis. Pada penelitian ini variabel kualitas buruk pada domain kesehatan fisik
fatigue merupakan variabel kategorik, dan (<45,43), sebanyak 58% klien memiliki
variabel kualitas hidup merupakan variabel kualitas hidup buruk pada domain psikologis
numerik. Maka uji statistik yang digunakan (<51,26), sebanyak 56% klien memiliki
adalah uji beda dua mean atau uji T. Pada kualitas hidup buruk pada domain hubungan
penelitian ini, diperhatikan masalah etika yang sosial (<53,81), sebanyak 66% klien memiliki
dapat muncul selama proses penelitian. Oleh kualitas hidup buruk pada domain lingkungan
karena itu, masalah etika yang ditekankan pada (<51,70).
penelitian ini yang pertama adalah dengan
Autonomy ( kebebasan untuk mengikuti atau Tabel 5.3
tidak ) memberikan Informed Consent.
Hubungan Fatigue dengan Kualitas Hidup
HASIL Domain Kesehatan Fisik pada Klien yang
Menjalani Hemodialisa di Rumah Sakit
Tabel 5.1 Distribusi Responden Islam Jakarta Cempaka Putih (n = 80)

Karakteristik Mean ± SD Range Fatigue Mean SD SE P N


Usia Mean : 47,31 23–60 value
Tahun Tahun Lelah 47,00 8,761 1,192 0,001 54
SD : 7,33 Tidak 42,13 4,076 0,799 26
Kualitas Hidup Lelah
Domain Kesehatan Mean : 45,43 38 – 69
Fisik SD : 7,87 Rata –rata kualitas hidup domain
kesehatan fisik pada klien yang mengalami
Domain Psikologis
Mean : 51,26 25 – 75 kelelahan adalah 47,00 dengan standar deviasi
SD : 11,32 1,192, sedangkan pada klien yang tidak
Domain Hubungan Mean : 53,81 31 – 94 mengalami kelelahan nilai kualitas hidup
Sosial SD : 16,04 domain kesehatan fisik diperoleh rata – rata
42,13 dengan standar deviasi 4,076. Hasil uji
Domain Mean : 51,70 31 – 81
Lingkungan SD : 10,92 statistik diperoleh P value 0,001 (α < 0,05),
maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan
Berdasarkan data pada tabel 5.1 di atas, yang signifikan antara kualitas hidup domain
dari 80 responden berusia rata – rata 47 tahun kesehatan fisik pada klien yang mengalami
dimana sebagian besar dari responden (56,2%) kelelahan dengan yang tidak mengalami
berjenis kelamin laki – laki. Pada tingkat kelelahan
pendidikan sebagian dari responden (50%)
Tabel 5.4 Tabel 5.6
Hubungan Fatigue dengan Kualitas Hidup Hubungan Fatigue dengan Kualitas Hidup
Domain Psikologis pada Klien yang Domain Lingkungan pada Klien yang
Menjalani Hemodialisa di Rumah Sakit Menjalani Hemodialisa di Rumah Sakit
Islam Jakarta Cempaka Putih (n = 80) Islam Jakarta Cempaka Putih (n = 80)

Fatigue Mean SD SE P N Fatigue Mean SD SE P N


value value
Lelah 53,30 12,020 1,636 0,009 54 Lelah 53,00 11,496 1,564 0,126 54
Tidak 47,04 8,459 1,659 26 Tidak 49,00 9,274 1,819 26
Lelah Lelah

Rata –rata kualitas hidup domain Rata –rata kualitas hidup domain
psikologis pada klien yang mengalami lingkungan pada klien yang mengalami
kelelahan adalah 53,30 dengan standar deviasi kelelahan adalah 53,00 dengan standar deviasi
12,020, sedangkan pada klien yang tidak 11,496, sedangkan pada klien yang tidak
mengalami kelelahan nilai kualitas hidup mengalami kelelahan nilai kualitas hidup
domain kesehatan fisik diperoleh rata – rata domain kesehatan fisik diperoleh rata – rata
47,04 dengan standar deviasi 8,459. Hasil uji 49,00 dengan standar deviasi 9,274. Hasil uji
statistik diperoleh P value 0,009 (α < 0,05), statistik diperoleh P value 0,126 (α > 0,05),
maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
yang signifikan antara kualitas hidup domain perbedaan yang signifikan antara kualitas
psikologis pada klien yang mengalami hidup domain lingkungan pada klien yang
kelelahan dengan yang tidak mengalami mengalami kelelahan dengan yang tidak
kelelahan. mengalami kelelahan

Tabel 5.5 PEMBAHASAN


Hubungan Fatigue dengan Kualitas Hidup Analisa Univariat
Domain Hubungan Sosial pada Klien yang
Menjalani Hemodialisa di Rumah Sakit Berdasarkan analisa yang sudah
Islam Jakarta Cempaka Putih (n = 80) dilakukan terhadap 80 responden, sebagian
besar responden (56,2%) berjenis kelamin laki
Fatigue Mean SD SE P N – laki, dengan rata – rata usia 47 tahun. Hal ini
value sama dengan apa yang disampaikan Dewi
Lelah 55,83 16,019 2,180 0,105 54 (2010) dalam penelitiannya, bahwa rata – rata
Tidak 49,62 15,569 3,053 26 usia klien yang menjalani hemodialisis di RS
Lelah Tabanan Bali adalah 46,97 tahun dengan usia
termuda 22 tahun dan tertua 82 tahun. Hal
Rata –rata kualitas hidup domain yang hampir serupa juga didapatkan dari hasil
hubungan sosial pada klien yang mengalami peneltian Suryarinilsih (2010), bahwa usia rata
kelelahan adalah 55,83 dengan standar deviasi – rata klien yang menjalani hemodialisis di RS
16,019, sedangkan pada klien yang tidak Padang adalah 48,65 tahun. Seperti yang telah
mengalami kelelahan nilai kualitas hidup kita ketahui, usia merupakan salah satu faktor
domain kesehatan fisik diperoleh rata – rata yang mampu mempengaruhi status kesehatan
49,62 dengan standar deviasi 15,569. Hasil uji individu. Terjadinya proses degeneratif pada
statistik diperoleh P value 0,105 (α > 0,05), individu ketika menginjak usia lebih dari 30
maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada tahun akan menyebabkan terjadinya perubahan
perbedaan yang signifikan antara kualitas fisiologi dan biokimia pada tubuh, salah
hidup domain hubungan sosial pada klien satunya organ ginjjal yang juga menurun
yang mengalami kelelahan dengan yang tidak fungsinya sekitar 1% setiap tahun (Sudoyo,
mengalami kelelahan. 2006).
Pada usia 40 – 70 tahun, laju filtrasi efek hemodialisis yang lama. Status nutrisi
glomerulus akan menurun secara progresif yang buruk, dan berbagai keadaan lain seperti
hingga 50% dari fungsi awalnya, sehingga anemia, akan menyebabkan tubuh mengalami
mampu menyebabkan terjadinya penurunan kelelahan yang ekstrim (Black, 2005).
kemampuan tubulus, pemekatan urin, Kelelahan pada klien hemodialisis salah
reabsorbsi, pengosongan kandung kemih yang satunya terjadi akibat terganggunya
juga bisa beresiko menyebabkan infeksi dan keseimbangan dialisis, ketika osmolaritas
obstruksi (Brunner & Suddarth). Obstruksi ekstraseluler menurun dan osmolasitas di sel
yang terjadi bisa disebabkan salah satunya meningkat. Klien dengan jumlah uremia yang
oleh pembesaran prostat pada laki – laki, banyak. Akumulasi asam organik selama
selain itu saluran kemih laki – laki yang lebih dialisis menyebabkan pH intraseluler menurun
panjang daripada wanita menjadi salah satu dan terjadi pembengkakan pada intraseluler.
faktor resiko dimana pengendapan zat Ketika pH turun dan terjadi asidosis
pembentuk batu lebih banyak daripada wanita metabolik, maka tubuh akan mengkompensasi
(Septiwi, 2010). Kebiasaan seperti merokok, dengan cara hiperventilasi, akibatnya PCO2
konsumsi alkohol, kopi dan suplemen juga menurun dan kebutuhan oksigen meningkat
menjadi faktor pendukung kenapa gagal ginjal namun belum bisa memenuhi kebutuhan
dialami lebih banyak pada laki – laki (Black & oksigen jaringan sehingga menimbulkan
Hawks, 2005) sensasi kelelahan (Terril, 2002 dalam Aryanti
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 2015). Hal tersebut bisa saja berkaitan dengan
sebagian besar responden (50%) berlatar hasil penelitian ini yang memperlihatkan
belakang pendidikan sekolah menengah atas bahwa sebagian besar responden (57,5%) tidak
(SMA). Hal ini sejalan dengan apa yang bekerja. Sejalan dengan penelitian Septiwi
disampaikan oleh Babasari (2014) dalam (2010) yang menyatakan bahwa sebagian
penelitiannya yang mengatakan bahwa, tingkat responden yang menjalani hemodialiss tidak
pendidikan mampu mempengaruhi status bekerja, kegagalan fungsi organ pada klien
kesehatan seseorang, karena semakin tinggi yang menjalani hemodialisis mengakibtakan
pendidikan seseorang maka mereka akan perubahan fisik ke arah penurunan fungsi
memiliki kesadaran yang baik dalam upaya untuk melakukan pekerjaan, dan pada
pencegahan penyakit, mengetahui cukup beberapa diantaranya menyebabkan
informasi mengenai suatu penyakit dan ketergantungan kepada orang lain akibat
dampaknya, serta pengambilan keputusan keterbatasan dan kelemahan fisik, ditambah
yang tepat untuk menangani masalah dengan komplikasi intradialisis seperti fatigue
kesehatannya. yang sering terjadi mungkin menjadi salah
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan satu penyebab klien mengalami penurunan
sebagian besar responden (67,5%) mengalami kemampuan bekerja.
kelelahan. Hal ini selaras dengan peneliian Hasil penelitian memperlihatkan
sebelumnya, dimana pada klien yang bahwa sebagian besar responden (75%)
menjalani hemodialisis dalam waktu yang memiliki kualitas hidup yang rendah pada
lama, fatigue akan dialami oleh sekitar 60 – 97 domain kesehatan lingkungan, sebagian besar
% klien (Jhamb, et al., 2009 ; Kring Crane, responden (58%) memiliki kualitas hidup
2009). Pada individu yang menjalani rendah pada domain psikologis, sebagian besar
hemodialisis, fatigue menjadi salah satu gejala responden (56%) memiliki kualitas hidup
yang sulit untuk ditangani. Penelitian yang buruk pada domain hubungan sosial, sebagian
dilakukan oleh Letchmi (2009) terhadap 103 besar responden (66%) memiliki kualitas
klien yang menjalani hemodialisis menyatakan hidup rendah pada domain lingkungan. Tidak
bahwa pada 56 klien berada pada level fatigue berbeda jauh dengan hasil yang ditemukan
tinggi. Proses terapi hemodialisis yang pada penelitian yang dilakukan oleh Ibrahim
membutuhkan waktu selama 5 jam (2010) tentang kualitas hidup klien yang
menyebabkan stress fisik sehubungan dengan menjalani hemodialisis menunjukkan dari 91
klien yang menjalani hemodialisis, 52 klien dan penurunan kemampuan klien dalam
(57,2%) berada pada kategori kualitas hidup melakukan aktifitas sehari – hari, selain itu
rendah, dan 39 klien lainnya (42,9%) berada kondisi fatigue juga berperan dalam terjadinya
pada kategori kualitas hidup tinggi perubahan proses berfikir dan konsentrasi
Seperti yang telah diungkapkan oleh dimana semua hal tersebut dapat berakibat
Fatayi (2008), dalam penelitiannya pada menurunya kualitas hidup (Fatayi, 2008).
mengatakan bahwa komplikasi intradialisis Pada domain psikologis diperoleh hasil
seperti fatigue pada klien yang menjalani p value 0,009 (α < 0,05), yang berarti ada
hemodialisis dapat menyebabkan konsentrasi hubungan yang signifikan antara kualitas
menurun, malaise, gangguan tidur ganguan hidup domain psikologis klien yang
emosional, dan penurunan kemampuan klien mengalami kelelahan dengan yang tidak
dalam melakukan aktifitas sehari – hari, mengalami kelelahan. Kondisi kelelahan yang
sehingga pada akhirnya bisa saja dapat dialami oleh klien yang menjalani
menurunkan kualitas hidup klien yang hemodialisa, ditambah dengan lamanya
menjalani hemodialisis. Fatigue yang terjadi menjalani terapi dapat menimbulkan masalah
pada klien dengan hemodialisis juga akan mental tersendiri pada klien pada klien
mempengaruhi proses berfikir dan konsentrasi meskipun pada klien yang menjalani
serta gangguan dalam hubungan sosial. Semua hemodialisa kan hidup lebih lama, namun
kondisi tersebut mungkin akan mempengaruhi kesembuhan yang tidak pasti dapat
kualitas hidup klien yang menjalani menyebabkan stress klien dan jika tidak
hemodialisis. adanya koping yang positif akan menyebabkan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa menurunnya kualitas hidup klien khususnya
mayoritas responden (63,7%) menjalani pada domain psikologis (Mounder et al, 1999).
hemodialisa kurang dari 2 tahun. Hal ini tidak Berdasarkan hasil analisa data kualitas
berbeda jauh dengan penelitian yang hidup domain hubungan sosial didapati hasil p
dilakukan oleh cahyu (2010), dimana lama value 0,105 (α > 0,05), yang artinya tidak ada
responden yang menjalani terapi hemodialisis perbedaan yang signifikan antara kualitas
di RS Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto hidup domain hubungan sosial pada klien
adalah < 2 Tahun, dan diyakini 95% lama yang mengalami kelelahan dengan yang tidak
responden yang menjalani hemodialisa mengalami kelelahan.
berdistribsi antara 16,9 bulan sampai dengan Begitu juga dengan domain lingkungan
21,4 bulan dengan nilai median 17 bulan. yang menghasilkan p value 0,126 (α > 0,05),
yang berarti tidak ada hubungan antara
Analisa Bivariat kualitas hidup domain lingkungan pada klien
Hasil uji statistik didapatkan pada yang mengalami kelelahan dengan yang tidak
domain kesehatan fsik p value 0,001 (α < mengalami kelelahan seperti apa yang telah
0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada disampaikan oleh Suliswati (2005), bahwa
perbedaan yang signifikan antara kualitas individu yang mengalami masalah sosial,
hidup klien yang mengalami kelelahan dengan misalnya gangguan sosial, cenderung menarik
yang tidak mengalami kelelahan. Tidak jauh diri, dan adanya diskriminasi dari lingkungan
berbeda dengan penelitian yang dilakukan sekitar akan berpengaruh terhadap harga diri
oleh Tomasz & Piotr (2003), kualitas hidup klien, ditambah dengan keadaan fatigue pada
klien pada domain fisik yang menjalani klien akan semakin menurunkan harga diri dan
hemodialisa akan mengalami penurunan menyebabkan kualitas hidup klien juga
dibandingkan kesehatan orag pada umumnya, menurun. Namun dukungan positif dari
keterbatasan vitalitas, fungsi fisik, juga akan keluarga, baik itu dukungan finansial maupun
jauh menurun. Kondisi fisik seperti kelelahan moral, mampu mengurangi tingkat depresi dan
pada klien yang menjaani hemodialisis dapat stress fisik yang dapat menyebabkan
menyebabkan knsentrasi menurun, kelemahan, kelelahan, serta ketakutan terhadap kematian
terganggunya pola tidur, gangguan emosional, yang bisa saja menurunkan harapan klien
untuk sembuh (Smelter & Bare, 2010; Bayet menjalani hemodialisa di Rumah Sakit Islam
et al 2012). Sehingga meskipun klien Jakarta Cempaka Putih pada domain
mengalami kelelahan dan beresiko mengalami psikologis klien yang mengalami kelelahan
penurunan kualitas hidup, namun dukungan dengan yang tidak mengalami kelelahan (p
sosial yang diperoleh dari orang lain yang value 0,009). Berdasarkan analisa bivariat
dipercaya klien dan juga lingkungan sekitar, pada responden diperoleh hasil tidak ada
dapat membuat harapan klien untuk sembuh perbedaan yang signifikan antara kualitas
meningkat dan akan juga akan meningkatkan hidup responden yang menjalani hemodialisa
kualitas hidup klien.\ (Cohen & Prasetyowati, di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih
2011). pada domain hubungan sosial klien yang
mengalami kelelahan dengan yang tidak
KESIMPULAN mengalami kelelahan (p value 0,105)
Rata – rata usia responden yang Berdasarkan analisa bivariat pada responden
menjalani hemodialisa di Rumah Sakit Islam diperoleh hasil tidak ada perbedaan yang
Jakarta Cempaka Putih adalah 47 tahun dari signifikan antara kualitas hidup responden
rentang usia 20 – 60 tahun. Sebagian besar yang menjalani hemodialisa di Rumah Sakit
responden yang menjalani hemodialisa di Islam Jakarta Cempaka Putih pada domain
Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih di lingkungan klien yang mengalami kelelahan
berjenis kelamin laki – laki Sebagian besar dengan yang tidak mengalami kelelahan (p
responden yang menjalani hemodialisa di value 0,126).
Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih
SARAN
memiliki latar pendidikan sekolah menengah
atas (SMA). Sebagian besar responden yang Bagi institusi pendidikan diharapkan
menjalani hemodialisa di Rumah Sakit Islam penelitian ini menjadi sumber nformasi agar
Jakarta Cempaka Putih tidak bekerja. Sebagian bisa dipergunakan untuk menambah keilmuan
besar responden yang menjalani hemodialisa terkait fatigue dan hubungannya dengan
di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih kualitas hidup klien menjalani hemodialisa.
menjalani hemodialisis kurang dari 2 tahun. Bagi perawat rumah sakit dengan adanya
Sebagian besar responden yang menjalani penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan
hemodialisa di Rumah Sakit Islam Jakarta khususnya bagi pelayanan kesehaan, untuk
Cempaka Putih mengalami kelelahan. Kualitas meningkatkan upaya promotif dan preventif
hidup responden yang menjalani hemodialisa baik dengan cara penyuluhan, pelatihan,
hampir seluruh responden memiliki kualitas sosialisasi, maupun seminar terkait fatigue dan
buruk pada domain kesehatan fisik, sebagian hubungannya dengan kualitas hidup klien
besar responden memiliki kualitas hidup buruk yang menjalani hemodialisa
pada domain psikologis, sebagian besar Bagi peneliti selanjutnya diharapkan
responden memiliki kualitas hidup buruk pada penelitian ini bisa menjadi data awal untuk
domain hubungan sosial, sebagian besar dapat dikembangkan lebih lenjut tentang
responden memiliki kualitas hidup buruk pada intervensi pada klien yang mengalami fatigue
domain lingkungan. Berdasarkan analisa dan perubahan kualitas hidup klien dengan
bivariat pada responden diperoleh hasil ada terapi hemodialisa.
perbedaan yang signifikan antara kualitas
hidup responden yang menjalani hemodialisa DAFTAR PUSTAKA
di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih Anggraini, Y. Dwi. (2016). Kualitas Hidup
pada domain kesehatan fisik klien yang Pasien Gagal Ginjal yang Menjalani
mengalami kelelahan dengan yang tidak Hemodialisis di RSUD Blambangan
mengalami kelelahan (p value 0,001). Banyuwangi. Naskah Publikasi Fakultas
Berdasarkan analisa bivariat pada responden Kesehatan Masyarakat Universitas
diperoleh hasil ada perbedaan yang signifikan Jember.
antara kualitas hidup responden yang
Aroem, H.R., Maliya, A., Ambarwati, R. Nephrology Nursing Journal. 2002, 31,
(2013). Gambaran Kecemasan dan 4, 378-388.
Kualitas Hidup pada Pasien yang Daugirdas, Argyropoloulos, C., Steel, J.L.,
Menjalani Hemodialisa. Naskah Platinga,L. (2007). Handbook of dialysis
Publikasi. 4th Edition. Philadelphia: Lippincott
Aryanti, Ani. (2015) Hubungan antara Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Aktivitas Fisik dan Kualitas Hidup pada (2013). Riset Kesehatan Dasar. Badan
Pasien Hemodialisis di RSUP Penelitian dan Pengembangan
Fatmawati Jakarta. Naskah Publikasi Kesehatan Kementrian Kesehatan RI
Fakiltas Ilmu Keperawatan Universitas Desita. (2010). Pengaruh Dukungan Keluarga
Indonesia. Terhadap Peningkatan Kualitas Hidup
Baradero, M., Dayrit, M., & Siswadi, Y. Pasien Gagal Ginjal Kronik yang
(2008). Klien Gangguan Ginjal: Seri Menjalani Hemodialisa di RSUP HAM
Asuhan Keperawatan. Jakrta: EGC: 136 Medan
Black & Hawks. (2005). Medical Surgical ESRD. 2012. ESRD Patients in 2012 A Global
Nursing Clinical Management for Perspective. Germany: Fresenius Medical
Positive Outcomes Care
(Ed.7). St. Louis: Missouri Elsevier Fatayi, Dian. (2008). Kualitas Hidup
Saunder. Penderita Gagal Ginjal yang Menjalani
Black & Hawks. (2009). Medical Surgical Terapi CAPD (Continous Ambulatory
Nursing Clinical Mnagement for Peritoneal Dialisis) di wilayah Balik
Positive Outcomes.elseveir Saunders. Papan Kalimantan Timur
Bonner, A., Wellard, S., Caltabiano, M. levels Hidayat. (2007). Metode Penelitian Kebidanan
of fatigue in people with ESRD living in Teknik Analisis Data, Salemba Medika,
far North Queensland. J Clinical Nurs. Jakarta.
2008, 17;90-98. Holley, J. L., Berns, J. S., & Post, T. W.
Brooker, Chris. (2009). Ensiklopedia (2009). Acute complications during
Keperrawatan. Jakarta: EGC. hemodialysis. Up To Date online, 13.
Butar , Aguswina. Siregar, Cholina Trisa, Ibrahim, Kusman. (2009). Kualitas hidup pada
(2012) Karakteristik Pasien Dan pasien gagal ginjal kronik yang
Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal menjalani hemodialisa.
Kronik Yang Menjalani Terapi http://www.mkbonline.Org/index.php?op
Hemodialisa. tion=
http://jurnal.usu.ac.id/index.php/jkk/arti com_content&view=article&id=130:ku
cle/.../1058/160. Di akses 26 Desember alitas-hiduppasien-gagalginjal kronis-
2016. yangmenjalanihemodialisis&catid=1:ku
Cohen, Prasetyawati, EA., (2011). Kesehatan mpulanartikel&Itemid=55. Diakses tgl
Ibu dan Anak (KIA) Dalam Millenium 20 Desember 2016.
Development Goals (MDGs).Yogyakarta Jhamb, M., Weisbord, S.D., Steel, J.L., &
: Nuha Medika Unruh, M. Fatigue in patients receiving
Corwin, H., Marik, P. (2008). Efficacy of red maintenance dialysis: a review of
blood cell transfusion in the critically ill: definitions, measures and contributing
a systematic review of the factors. American Journal of Kidney
literature. Critical care medicine, 36(9), Disease. 2008, 52 (2), 353-365.
2667-2674. Jhamb, M., Argyropoloulos, C., Steel, J.L.,
Curtin, R. B., Sitter, D. C. B., Schatell, D., Plantinga, L., Wu, A. W., Fink, N.K.,
Chewning, B. A. Self-Management Unruh, M.L. Correlates and outcomes of
Knowledge and Functioning and Weil- fatigue among incident dialysis patient.
Being of Patients on Hemodialysis. Clinical Journal of American Society of
Nephrology. 2009, 4, 179-1786.
Kastrouni M, Sarantopoulou E, Aperis G, Muttaqin, Arif & Kumala Sari. 2014. Asuhan
Alivanis P, .(2010). Quality Of Life Of Keperawatan Gangguan Perkemihan.
Greek Patient With End Stage Renal Jakarta: Salemba Medika
Disease Undergoing Haemodialysis. Notoatmojo, S. (2010). Metodologi Penelitian
Journal Of Renal Care 36(3) pp 126- Kesehatan . Jakarta: PT. Rineka Cipta.
132. Nursalam. (2014). Konsep dan Penerapan
Kring & Crane. (2009). Factors affecting Metodologi Penelitian Ilmu
quality of life in person on hemodyalisis. Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Nephrology nursing Journal, 36 (5), 15- Pardede, S. O. Pruritus Uremik. Sari Pedriati.
55 2010, 11(5): 348-354.
Letchmi, S., Das, S., Halim, H., Zakariah, Patzer, L., Ringelmann, F., Kentouche, K.,
F.A., Hassan, H., Mat, S., Packiavathy, Fuchs, D., Zintl, F., Brandis, M., ... &
R. Fatigue ecperienced by patients Misselwitz, J. (2001). POST-
receiving maintenance dialysis in TRANSPLANT COMPLICATIONS-
hemodialysis units. Nursing and Healt Renal function in long-term survivors of
Scienes.2009, 13, 60-64. stem cell transplantation in childhood. A
Lukman, N., Kanine, E., & Wowiling, F. prospective trial. Bone marrow
2013. Hubungan Tindakan Hemodialisa transplantation, 27(3), 319-328.
dengan Tingkat Depresi Klien Penyakit Price & Wilson. (2005). Patofisisologi Konsep
Ginjal Kronik di BLU RSUP Prof. Dr. Klinis Proses- proses Penyakit Jilid 2 Ed
R. D. Kandou Manado. Ejournal 4. Jakarta: EGC
keperawatan (e-Kp). 1(1). PERNEFRI. (2013). Report Of Indonesian
Mansjoer, Arif, dkk. (2008). Kapita Selekta Renal Registry. Jakarta: Perhimpunan
Kedokteran (Edisi 3). Jakarta : Media Nefrolog Indonesia
Aesculap Petchrung, T. (2004). Experience,
McClellan WM, Knight DF, Karp H, Brown management strategies and outcomes of
WW. Early detection and treatment of fatigue in hemodialysis patient
renal disease in hospitalized diabetic and /Teeranuch Petchrung. Bangkok:
hypertensive patients: important Mahidol University.
differences between practice and Putri, R., Sembiring, L. P., & Bebasari, E.
published guidelines. Am J Kidney Dis. (2014). Gambaran Kualitas Hidup
1997;29:368-75. [PMID: 9041212 Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang
Mc Clellan, W.M., Schoolwerth, A.C., Gehrt, Menjalani Terapi Continuous
T. (2006). Management of Chronic Ambulatory Peritoneal Dialysis Di
Kidney od Disease First Edition. USA; RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau
Profesional Communication Inc. Dengan Menggunakan Kuesioner
National Kidney Foundation. K/DOQI KDQOL-SFTM. Jurnal Online
Clinical Practice Guidelines for Chronic Mahasiswa (JOM) Bidang
Kidney Disease. Evaluation, Kedokteran, 1(2), 1-16.
Classification and Stratification. Am J Samudra, D. (2005). Fungsi Seksual pada
Kidney; 2002.39(2) Penderita Penyakit Ginjal Kronik (PGK)
http://www.kidney.org/professionals/kdo Pria yang Menjalani
qi/guidelines_ckd/toc.htm.18. Diakses Hemodialisis (Doctoral dissertation,
pada tanggal 23 Desember 2016.. Program Pascasarjana Universitas
Murtagh F.E., Addington-Hall J, Higginsn I.J: Diponegoro).
The Prevalence of symptomps in end- Sathvik, B.S.,Parthasarathi, G., Narahari,
stage renal disease: A systemc review. M.G, Gurudev, K.C. (2008). An
Adv Chronic Kindey Dis 14: 82-99, 2007 Assessment Of The Quality Of Life In
Hemodialysis Patients. Indian J
Nephrol. 2008;18:141-149.
Robinson, J.M., (2013). Profesional Guide t Tarwaka. (2010). Ergonomi Industri: Dasar-
Desease Tenth Edition. Philadelphia: dasar Pengetahuan Ergonomi dan
Lippincot Willia, & Walkins. Aplikasi di Tempat Kerja. Surakarta:
Shapiro. (2008). Home dialysis and Harapan Press Solo.
employment. Davita home dialysis Terril, B. (2002). Renal Nursing: A partical
education. Diakses pada tanggal 25 approach. Melbourne: Ausmed
Desemberl 2016 dari http://www. Publications
davita.com/home-dialysis/home- U.S Renal Data System. (2014). USRDS 2014
dialysis-basics/a/1573. Annual Data Report : Atlas of end stage
Smeltzer & Bare . (2008). Textbook of renal disease in the United State.
Medical Surgical Nursing Vol.2. WHO Quality of Life-BREF. (1994).
Philadelphia: Linppincott William & http://www.who.int/research_tools
Wilkins. /whoqolbref/en diakses tanggal 26
Septiwi, Cahyu. (2010) Hubungan Antara Desember 2016
Adekuasi Hemodialisa dengan Kualitas WHO. (2004). The Word Health Organization
Hidup Pasien Hemodialisa Di Unit Quality Of Life (WHOQOL)-BREF.
Hemodialisis Rs Prof. Dr. Margono www.who.int/substance_abuse/research-
Soekarjo Purwokerto. tools/en/indonesian-whoqol.pdf. Diakses
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/13726 19 Desember 2016
3T%20cahyui%20Septiwi.pdf. Di akses Young, S. (2009). Rethinking and integrating
tanggal 27 Desember 2016. nephrology palliative care: A nephrology
Septiwi, Cahyu. (2013).pengaruh breathing nursing perspective. CANNT Journal, 19(1),
exercise terhadap level faitgue pasien 36-44.
hemodialisis di RSPAD Gatot Subroto
Jakarta. Jurnal Keperawatan Sudirman,
vol.8, 14-21.
Sugiyono. (2009). Statistik untuk penelitian.
PT Rineke Cipta. Jakarta
Sulistini, R. (2010). Gambaran Faktor Yang
Berhubungan Dengan Fatigue Pada
Pasien Yang Menjalani Hemodialisis di
RSUP Dr. Moh. Hoesin Palembang.
Tesis telah dipublikasikan FIK UI.
Jakarta
Sulistini, R., Yetti, K., Rr. Hariyati, T.S.
(2012). Faktor – fakor yang
mempengaruhi fatigue pada pasien yang
menjalani hemodialisis. Jurnal
Keperawatan Indonesia, vol.2: 75-82.
Suliswati,( 2005). Konsep Dasar Kesehatan
Jiwa. Jakarta: Buku Kedokteran. EGC.
Sullivan, D., & McCarthy, G. (2009).
Exploring the Symptom of Fatigue in
Patients with End Stage Renal Disease.
Nephrology Nursing Journal, 36(1), 37-
39, 47.
Suma’mur. (2009). Ergonomi untuk
Produktifvitas Kerja. Jakarta: CV. Haji
Massagung.

Anda mungkin juga menyukai