KEPERAWATAN KOMUNITAS II
1. Dasbor
3. KKR 1602
6. jawaban kasus
Cari
CARI FORUM
jawaban kasus
oleh 1714201172 WILTRI FRANSISKA - Kamis, 1 Oktober 2020, 10:41
Number of replies: 0
Nim : 1714201172
penyakit yang tidak menular Data World Heart Federation (Yayasan Kesehatan Jantung
Dunia) menyebutkan bahwa penyakit jantung membunuh lebih dari 17 juta jiwa setiap
tahunnya, menjadikan penyakit jantung sebagai pembunuh nomor satu di dunia. Di
Indonesia, hasil Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi penyakit tidak menular
mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013, antara lain stroke,
diabetes melitus, hipertensi, penyakit ginjal kronis dan kanker.Kenaikan prevalensi
penyakit tidak menular ini berhubungan dengan pola hidup antara lain merokok,
konsumsi minuman beralkohol, kurangnya aktivitas fisik, serta konsumsi buah dan
sayur. Hasil Riskesdas juga menyebutkan bahwa perilaku merokok pada remaja
meningkat yakni dari prevalensi 7,2 persen (Riskesdas 2013) menjadi 8,8 persen
(Sirkesnas 2016), dan kini 9,1 persen (Riskesdas 2018) . Data proporsi konsumsi
minuman beralkohol pun meningkat dari 3 persen menjadi 3,3 persen. Hal tersebut ikut
menyumbang pada peningkatan tren penyakit tidak menular, khususnya penyakit
kardiovaskular pada usia muda
1. penyakit jantung
a. faktor resiko
Rokok
Tekanan darah tinggi menjadi penyebab utama stroke. Studi Riskesdas menemukan
lebih dari satu seperempat orang Indonesia memiliki tekanan darah tinggi, yakni di atas
140/90mmHg. Proporsi orang dengan tekanan darah tinggi meningkat seiring dengan
bertambahnya usia. Tekanan darah tinggi dapat dikontrol dengan mengurangi garam
dalam makanan. Kebijakan publik tentang pembatasan garam dalam makanan olahan
sangat efektif di sejumlah negara, termasuk Cina.
Menurut hasil riset kesehatan dasar atau Riskesdas yang dirilis 2 Nopember 2018,
tingkat obesitas pada orang dewasa di Indonesia meningkat menjadi 21,8 persen.
Prevalensi ini meningkat dari hasil Riskesdas 2013 yang menyebut bahwa angka
obesitas di Indonesia hanya mencapai 14,8 persen. Begitu juga dengan prevalensi berat
badan berlebih, juga meningkat dari 11,5 persen di 2013 menjadi 13,6 persen di tahun
2018.
Diabetes
Diabetes ditentukan dari kadar gula darah. Kadar gula darah disebut terlalu tinggi jika
melebihi angka 200 mg/dL atau hiperglikemia, menurut Departemen Kesehatan RI.
Hiperglikemia sering terjadi pada penderita diabetes.
b. penatalaksanaan
- Farmakologi
- Non-farmakologi
3)Menurunkan berat badan sehingga lemak lemak tubuh yang berlebih berkurang
bersama-sama dengan menurunnya LDL kolesterol.
c. pencegahan
d. program pemerintah
Dalam pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular termasuk penyalit jantung,
pemerintah fokus pada upaya promotif dan preventif dengan tidak meninggalkan upaya
kuratif dan rehabilitatif. Diantaranya dengan:
1. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) sesuai dengan Instruksi Presiden
Nomor 1 Tahun 2017, yang tahun ini difokuskan pada kegiatan deteksi dini,
peningkatan aktivitas fisik serta konsumsi buah dan sayur;
2. Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, sejalan dengan agenda
ke-5 Nawacita yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia yang
dimulai dari keluarga, diantaranya penderita hipertensi berobat teratur dan tidak
ada anggota keluarga yang merokok;
3. Meningkatkan gaya hidup sehat dengan perilaku “CERDIK”, yaitu Cek kesehatan
secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktifitas fisik, Diet sehat dan
seimbang, Istirahat cukup, Kelola stres;
4. Melakukan pola hidup “PATUH” bagi penyandang PTM khususnya PJK,
yaitu Periksa kesehatan secara rutin, Atasi penyakit dengan pengobatan yang
tepat, Tetap aktivitas fisik dengan aman, Upayakan diet sehat dan gizi
seimbang, Hindari asap rokok, minuman beralkohol dan zat karsinogenik lainnya.
2. stoke
Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2016 menunjukkan, stroke menempati
peringkat kedua sebagai penyakit tidak menular penyebab kematian. Stroke juga
menjadi peringkat ketiga penyebab utama kecacatan di seluruh dunia. Selain itu, hasil
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI tahun 2018
menunjukan, prevalensi stroke berdasarkan diagnosis pada penduduk berusia lebih dari
15 tahun adalah 10,85 persen.
Faktor risiko penyakit stroke terbilang beragam. Namun, hipertensi merupakan salah
satu faktor utama yang paling sering memicu seseorang mengalami stroke. "Hipertensi
adalah faktor risiko paling sering menyebabkan terjadinya stroke iskemik dan stroke
hemoragik
b. penatalaksanaan
c. pencegahan
Penting bagi Anda untuk mencegah hal-hal yang memicu risiko stroke, seperti tekanan
darah tinggi dan kolesterol. Caranya adalah dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih
sehat, khususnya dalam memerhatikan asupan makan.Selain itu, jika Anda baru pulih
dari stroke, ada beberapa cara yang juga harus diperhatikan sebagai upaya pencegahan
pasca stroke. Biasanya, upaya ini berfokus pada peningkatan kesehatan jantung.Itu
berarti Anda perlu memerhatikan tekanan darah, mengontrol kolesterol, dan kandungan
asam lemak (lipid) agar senantiasa berada dalam jumlah dan kadar yang normal. Anda
dapat mengombinasikan pola hidup sehat dengan rutin olahraga, menjalani diet sehat,
dan mengonsumsi obat-obatan dari dokter.
d. program pemerintah