Anda di halaman 1dari 2

       Kata sinkronik, berasal dari bahasa Yunani yaitu syn yang berarti dengan, dan

chronoss yang berarti waktu. Adapun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sinkronik


diartikan sebagai segala sesuatu yang bersangkutan dengan peristiwa yang terjadi pada
suatu masa. Kajian sejarah secara sinkronik artinya mempelajari peristiwa sejarah dengan
segala aspeknya pada masa atau waktu tertentu dengan lebih mendalam. 
  Secara  etimologis kata diakronik berasal dari bahasa Yunani, yaitu dia dan chronoss. Dia
mempunyai arti melintas, melampaui, atau melalui, sedangkan chronoss berarti waktu. Jadi
diakronik berarti sesuatu yang melintas, melalui, dan melampaui dalam batasan waktu.
Diakronik adalah berpikir secara kronologis (urut) menganalisa sesuatu. Yang dimaksud
kronologis sendiri adalah catatan kejadian-kejadian yang diurutkan sesuai dengan waktu
kejadiannya. Berarti sejarah yang bersifat diakronik juga berarti memanjang dalam waktu
tetapi terbatas dalam ruang. Sejarah mengajarkan kepada kita cara berpikir
diakronik/kronlogis, artinya berpikirlah secara runtut, teratur, dan berkesinambungan

 Kronologi merupakan kata yang berasal dari bahasa Yunani,


yaitu chromos dan logos, chromos berarti waktu dan logos berarti ilmu. Jadi artinya ilmu
tentang waktu. Dalam ilmu sejarah, kronologi adalah ilmu untuk menentukan waktu
terjadinya peristiwa dan tempat peristiwa tersebut secara tepat berdasarkan urutan
waktu. Tujuan kronologi adalah untuk menghindari anakronisme atau kerancuan waktu
dalam sejarah. Dengan memahami konsep kronologi, peristiwa-peristiwa sejarah yang
terjadi di masa lalu dapat direkontruksi kembali secara tepat berdasarkan urutan waktu
terjadinya.

a. Pengertian Periodisasi
    Periodisasi atau pembabakan waktu adalah salah satu proses strukturisasi waktu dalam sejarah
dengan pembagian atas beberapa babak, zaman atau periode. Peristiwa-peristiwa masa lampau
yang begitu banyak dibagi-bagi dan dikelompokkan menurut sifat, unit, atau bentuk sehingga
membentuk satu kesatuan waktu tertentu. Periodisasi atau pembagian babakan waktu merupakan
inti cerita sejarah.
b. Tujuan Periodisasi
    Mengetahui pembabakan waktu sejarah akan sangat bermanfaat bukan saja bagi penulis sejarah
akan tetapi juga bagi para pembaca/penggemar cerita sejarah apalagi bagi para siswa yang belajar
ilmu sejarah. Cerita sejarah yang ditulis para sejarawan dengan menempatkan skenario peristiwa
sejarah dalam setting babakan waktu, akan sangat memudahkan serta menarik para pembaca atau
siswa untuk mengetahui peristiwa sejarah secara kronologis.
Adapun tujuan dari pembabakan waktu adalah sebagai berikut.
1) Melakukan penyederhanaan
    Gerak pikiran dalam usaha mengerti ialah melakukan penyederhanaan. Begitu banyaknya
peristiwa-peristiwa sejarah yang beraneka ragam disusun menjadi sederhana, sehingga
mendapatkan ikhtisar yang mudah dimengerti.
2) Memudahkan klasifikasi dalam ilmu sejarah
    Klasifikasi dalam ilmu alam meletakkan dasar pembagian jenis, golongan suku, bangsa, dan
seterusnya. Klasifikasi dalam ilmu sejarah meletakkan dasar babakan waktu. Masa lalu yang tidak
terbatas peristiwa dan waktunya dipastikan isi, bentuk, dan waktunya menjadi bagian-bagian
babakan waktu.
3) Mengetahui peristiwa sejarah secara kronologis
    Menguraikan peristiwa sejarah secara kronologis akan memudahkan pemecahan suatu masalah.
Ahli kronologi menerangkan pelbagai tarikh, atau sistem pemenggalan yang telah dipakai dipelbagai
tempat dan waktu, memungkinkan kita untuk menerjemahkan pemenggalan dari satu tarikh ke tarikh
yang lain.
4) Memudahkan pengertian
    Gambaran peristiwa-peristiwa masa lampau yang sedemikian banyak itu dikelompok-
kelompokkan, disederhanakan, dan diikhtisarkan menjadi satu tatanan (orde), sehingga
memudahkan pengertian.
5) Untuk memenuhi persyaratan sistematika ilmu pengetahuan
    Semua peristiwa masa lampau itu setelah dikelompokkan antara motivasi dan pengaruh peristiwa
itu kemudian disusun secara sistematis. Jadi, tujuan diadakannya periodisasi ialah untuk
mengadakan tinjauan menyeluruh terhadap peristiwa-peristiwa dan saling hubungannya dengan
berbagai aspeknya. Pelaksanaan periodisasi yang paling mudah ialah dengan pembabakan yang
disusun berdasarkan urutan abad. Akan tetapi, periodisasi yang demikian mempunyai kelemahan
tidak mengungkapkan corak yang khas zaman-zaman yang ditinjau.
 
    Semua kejadian atau peristiwa selama 100 tahun dikumpulkan menjadi satu himpunan cerita,
maka tampaklah cerita-cerita sejarah tersusun menurut abad. Inti deretan itu adalah tahun 0
(teoritis) yang membagi dua deretan tersebut, seperti dalam contoh berikut.

Anda mungkin juga menyukai