TINJAUAN PUSTAKA
Makanan adalah segala sesuatu yang kita makan atau minum untuk
menunjang proses kehidupan dan pertumbuhan dalam kondisi yang normal (Hughes,
1987). Oleh karena itu, makanan yang optimal akan berkontribusi optimal pula bagi
kesehatan.
yang penting. Jumlah bahan tambahan pangan yang diizinkan untuk digunakan dalam
pangan harus merupakan kebutuhan minimum dari pengaruh yang dikehendaki. Oleh
karena itu, Baliwati dkk (2004) menyimpulkan beberapa faktor yang perlu
yaitu :
1. Perkiraan jumlah pangan yang dikonsumsi atau bahan tambahan pangan yang
diusulkan ditambahkan.
3. Batasan terendah yang cukup aman bagi kesehatan semua golongan konsumen
mempunyai nilai gizi, yang dengan sengaja ditambahkan ke dalam makanan untuk
Bahan Tambahan Pangan (BTP) juga dapat diartikan sebagai suatu unsur atau
campuran beberapa unsur selain bahan dasar makanan sebagai hasil dari suatu aspek
dapat meningkatkan atau mempertahankan nilai gizi dan kualitas daya simpan,
bahan pangan. Pada umumnya bahan tambahan pangan dapat dibagi menjadi dua
dengan mengetahui komposisi bahan tersebut dan maksud penambahan itu dapat
mempunyai fungsi dalam makanan tersebut, terdapat secara tidak sengaja, baik
dalam jumlah sedikit atau cukup banyak akibat perlakuan selama produksi,
aromatik polisiklis.
Pada umumnya bahan sintetis mempunyai kelebihan yaitu lebih pekat, lebih
stabil, dan lebih murah, tetapi ada pula kelemahannya yaitu sering terjadi
terjadinya kanker pada hewan dan manusia. Bahan tambahan pangan yang digunakan
pengolahan.
ambang batas yang telah ditentukan. Jenis BTP ada 2, yaitu GRAS (Generally
Recognized as Safe), zat ini aman dan tidak berefek toksik misalnya gula (glukosa).
Sedangkan jenis lainnya, yaitu ADI (Acceptable Daily Intake), jenis ini selalu
kesehatan konsumen).
1. Antioksidan (antioxidant).
7. Pengawet (preservative).
Kalsium klorida.
9. Pewarna (colour).
Contoh : Amaran, Biru berlian, Eritrosin, Hijau FCF, Tartrazine, Kuning FCF.
Contoh : Benzaldehid dari minyak pahit almond, Sinamat aldehid dari minyak
Selain BTP yang tercantum dalam peraturan menteri masih ada beberapa BTP
1. Enzim, yaitu enzim yang berasal dari hewan, tumbuhan atau mikroba yang dapat
2. Penambah gizi, yaitu berupa asam amino, mineral atau vitamin baik tunggal
3. Humektan, yaitu bahan tambahan pangan yang menyerap lembab (uap air)
berikut :
2. Formalin (formaldehid).
4. Kloramfenikol (chloramfenicol).
5. Dietilpirokarbonat.
6. Nitrofuranzon.
7. P-Phenetilkarbamida.
mellitus (kencing manis) yang harus mengontrol kalori makanannya. Sementara itu
kalangan pengusaha juga menggunakannya untuk meningkatkan rasa manis dan cita
rasa pada produk-produk yang sudah mengandung gula (Syah, dkk. 2005).
pemanis buatan adalah bahan tambahan makanan yang dapat menyebabkan rasa
manis pada makanan, yang tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi.
Pemanis Buatan adalah suatu zat yang dapat menimbulkan rasa manis atau
meningkatkan rasa manis, sedangkan kalori yang dihasilkan jauh lebih rendah
daripada gula. Pemanis sintetik mempunyai senyawa kimia yang mempunyai rasa
manis. Tetapi pemanis buatan hanya mengandung 2 persen kandungan kalori gula
artinya, kandungan kalorinya jauh lebih rendah daripada gula. Tingkat kemanisan
pemanis sintetik berkisar antara 50-3.000 kali lebih tinggi daripada gula (Ikrawan,
2006).
yang kurang aktif secara fisik disarankan untuk mengurangi masukan kalori per
harinya. Pemanis buatan merupakan salah satu bahan pangan untuk mengurangi
masukan kalori
3. Sebagai penyalut obat karena beberapa obat mempunyai rasa yang tidak
menyenangkan, karena itu untuk menutupi rasa yang tidak enak dari obat
pemanis sintetik karena bahan permen ini mempunyai rasa manis yang lebih
tinggi dari gula. Pemakaian dalam jumlah sedikit saja sudah menimbulkan rasa
3. Tidak mengandung kalori atau mengandung kalori yang jauh lebih rendah
pemanis yang utama adalah tebu dan bit. Bahan pemanis yang dihasilkan dari
kedua tanaman tersebut dikenal sebagai gula alam atau sukrosa. Beberapa bahan
Tabel 2.1.
Daftar Bahan Pemanis Alami
Tabel 2.2.
Daftar Bahan Pemanis Buatan
sakarin, siklamat, atau aspartam dalam jumlah tertentu baik secara terpisah maupun
gabungan dari dua atau tiga jenis pemanis buatan tersebut (Winarno, 1994)
Cahyadi (2009) menyebutkan bahan pemanis buatan yang diizinkan sesuai peraturan
adalah ;
Indonesia adalah siklamat dan sakarin yang mempunyai tingkat kemanisan masing-
masing 30-80 dan 300 kali gula alami, oleh karena itu sering disebut biang gula
(Muchtadi, 2009).
a. Siklamat
Siklamat pertama kali ditemukan dengan tidak sengaja oleh Michael Sveda
pada tahun 1937. Sejak tahun 1950 siklamat ditambahkan ke dalam pangan dan
minuman. Siklamat biasanya tersedia dalam bentuk garam natrium dari asam
siklamat. Siklamat berasa manis tanpa rasa ikutan yang kurang disenangi. Bersifat
mudah larut dalam air dan intensitas kemanisannya ± 30 kali kemanisan sukrosa
(Cahyadi, 2009).
menimbulkan rasa pahit. Nilai kalori siklamat 0 kkal/g atau setara dengan 0 kJ/g dan
Batas maksimum penggunaan siklamat menurut ADI (acceptable daily intake) yang
dikeluarkan oleh FAO ialah 500-300ppm. Level yang aman untuk penggunaan
pemanis buatan hanya 45 persen nilai ADI. Siklamat pada manusia mempunyai nilai
Secara umum, garam siklamat berbentuk kristal putih, tidak berbau, tidak
berwarna, dan mudah larut dalam air (Usmiati dan Yuliani, 2004).
Dalam menghitung nilai ADI, maka digunakan standar berat badan sesuai
4. Berat badan standar orang dewasa perempuan (20-60 tahun ke atas) adalah 47
kg
5. Berat badan standar orang dewasa laki-laki (20-60 tahun ke atas) adalah 55 kg
(Sediaoetomo, 2008).
b. Sakarin
Sakarin ditemukan dengan tidak sengaja oleh Fahbelrg dan Remsen pada
tahun 1897, sejak tahun 1990 digun akan sebagai pemanis (Cahyadi, 2009).
Sakarin secara luas digunakan sebagai pengganti gula karena mempunyai sifat
yang stabil, nilai kalori rendah dan harga relative murah. Penggunaan sakarin
biasanya dicampur dengan bahan pemanis lain seperti siklamat dan aspartam. Hal ini
dimaksudkan untuk menutupi rasa tidak enak dari sakarin dan memperkuat rasa
manis. Perpaduan garam natrium dan kalsium sakarin ini pada konsentrasi 10 persen
Kombinasi sakarin dan siklamat dengan perbandingan 1:3 merupakan campuran yang
paling baik sebagai pemanis yang menyerupai gula dalam minuman (Cahyadi, 2009).
Secara umum, garam sakarin berbentuk kristal putih, tidak berbau atau berbau
aromatik lemah, dan mudah larut dalam air, serta berasa manis. Kombinasi
Sakarin tidak dimetabolisme oleh tubuh, lambat diserap oleh usus, dan cepat
Sakarin memiliki nilai kalori 0 kkal/g atau setara dengan 0 kJ/g. Konsumsi
sakarin untuk orang dewasa 0-5 mg/kg berat badan, sedangkan untuk konsumsi anak-
anak biasanya lebih rendah dari pada orang dewasa yaitu nilai konsumsi yang
diijinkan dewasa dibagai 2,5. Berdasarkan keputusan Kepala Badan Pengawas Obat
dan Makanan batas maksimum penggunaan sakarin kategori pangan es krim 200
mg/kg.
c. Aspartam
Aspartam ditemukan secara kebetulan oleh James Schulter pada tahun 1965.
Aspartam kemanisannya 200 kali dari gula dan tidak mempunyai rasa tambahan.
penyimpanan dalam waktu lama akan mengakibatkan turunnya rasa manis. Selain itu,
aspartam tidak tahan panas sehingga tidak baik digunakan dalam bahan pangan yang
menkes No. 722 Tahun 1988 tidak menyebutkan jumlah aspartam yang boleh
ditambahkan ke dalam bahan pangan. Hal ini berarti bahwa aspartam masih dianggap
Aspartam memiliki nilai energi 4 kkal/g, tetapi karena dalam penggunaan 100
gr sukrosa dapat diganti dengan 1 g aspartam maka dapat dikatakan bahwa aspartam
a. Siklamat
dilakukan oleh para ahli Academy of Science pada tahun 1985 melaporkan bahwa
siklamat maupun keturunannya juga diduga sebagai tumor promoter (Cahyadi, 2008).
tremor,migraine, sakit kepala, kehilangan daya ingat, bingung, insomnia, iritasi asma,
hipertensi, diare, sakit perut, alergi, impotensi, gangguan seksual, kebotakan dan
b. Sakarin
Sakarin banyak dipakai sebagai pengganti gula pada penderita kencing manis
atau untuk makanan yang berkalori rendah. Meskipun masih diperbolehkan sebagai
(Luthana, 2008).
sakarin dalam ransom tikus dapat merangsang terjadinya tumor kandung kemih.
Dengan alasan tersebut telah diusahakan larangan penggunaan sakarin dalam diet
menguji sakarin dengan menggunakan 200 tikus yang diberi makan sakarin sebanyak
Pertumbuhan tumor ini lebih jelas lagi terlihat pada generasi ke-2 dari tikus-tikus
penelitian tadi, yang ternyata telah mulai berkembang sejak fetus dan pada awal
kelahiran (Pines and Glick, 1977 dalam Djojosoebagio dan Wiranda, 1996).
c. Aspartam
Aspartam disetujui sebagai bahan tambahan pangan aman olef FDA Amerika
Serikat tahun 1981. Tidak semua orang aman mengkonsumsi aspartam, aspartam
dicerna menjadi fenilalanin, aspartat, dan methanol. Lazimnya tubuh akan merubah
perubahan ini tidak terjadi, karena tubuh mereka tidak memiliki enzim fenilalanin
2.3. Es Krim
Es krim adalah kudapan beku yang dibuat dari produk dairy seperti krim (atau
krim, perasa dan pemanis tersebut didinginkan dengan mengaduk sambil mengurangi
(Wikipedia, 2008)
a. Standar, memiliki kadar lemak 10%, 11% kadar lemak solid non lemak (susu
b. Premium, memiliki kadar lemak sebesar 15% dan 10% kadar lemak solid non
lemak (susu krim) dengan harga lebih mahal dari es krim kategori standard an
c. Super Premium, merupakan es krim dengan kadar lemak tertinggi sebesar 17%
dan harganya paling mahal diantara dua kategori lainnya serta memiliki kadar
lemak solid non lemak (susu krim) paling rendah sebesar 9,25%.
krim yang sebelumnya dimasak kemudian didinginkan, dan dituang ke dalam wadah
berupa tong yang terbuat dari logam (stainless), kemudian dimasukkan ke dalam alat
pemutar yang dibuat dari semen yang dibentuk menyerupai wadah tong. Diputar
tong pengangkut dan diletakkan dalam wadah kayu (ember) berbentuk menyerupai
tong es krim, diruang antar wadah kayu dan wadah logam dimasukkan es yang
kemudian diberi sedikit taburan garam, berfungsi untuk menjaga agar es krim tetap
sekitar 30 menit. Dan es krim siap untuk dijajakan. Selama proses penjajakan es krim
sesekali diaduk. Es krim disajikan dengan bahan pendukung berupa olahan tepung
renyah berbentuk corong (disebut cone) juga dengan roti yang dijual dengan harga
Proses pembuatan es krim tersebut juga sama untuk 2 (dua) kategori lainnya,
selain beda komposisi dan kadar lemak serta pemilihan dan penggunaan bahan-bahan
menggunakan alat pembuat es krim yang lebih modern disebut dengan ice cream
maker sehingga menghasilkan tekstur es krim yang lebih lembut (Wikipedia, 2008).
1. Pemasakan
2. Pencampuran
vanili (kadang diberi bahan pendukung perupa perasa, seperti :buah? Kedalam
3. Pembekuan
4. Pengadukan
cetakkan krim kemudian putar adonan es krim hingga lembut. Lakukan proses
kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Dengan kata
lain perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia baik yang dapat
diamati langsung seperti berbicara, berjalan, tertawa, dan sebagainya, maupun yang
tidak dapat diamati oleh pihak luar seperti berfikir, berfantasi, dan sebagainya.
stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan
perilaku kesehatan menjadi tiga yaitu : perilaku hidup sehat, perilaku sakit, dan
antara lain :
b. Olahraga teratur
c. Tidak merokok
e. Istirahat cukup
f. Mengendalikan stress
2. Perilaku Sakit
Dari segi sosiologis, orang sakit (pasien) mempunyai peran, yang mencakup
hak-hak orang sakit (right) dan kewajiban sebagai orang sakit (obligation). Hak dan
kewajiban ini harus diketahui oleh orang sakit sendiri maupun orang lain (terutama
keluarganya), yang selanjutnya disebut perilaku peran orang sakit (the sick role).
yang layak.
penyakitnya kepada orang lain terutama kepada dokter dan petugas kesehatan,
merupakan penyebab perilaku dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor predisposisi
adalah fasilitas, sarana, atau prasarana yang mendukung atau yang memfasilitasi
terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat. Terakhir adalah faktor penguat seperti
1. Umur
kesehatan khususnya tehadap organ reproduksi bagi wanita, karena organ reproduksi
2. Pendidikan
bantuan yang diberikan kepada anak, yang bertujuan kepada pendewasaan anak.
Menurut Notoatmodjo (2003), pendidikan dalam arti formal adalah suatu proses
perilaku (tujuan).
3. Status Perkawinan
tindakan atau melakukan suatu perilaku tidak lepas dari peran pertimbangan keluatga
seseorang melakukan suatu tindakan. Berdasarkan status sosial ekonomi orang akan
memilih apa yang akan dilakukan. Menurut Sarwono (1997), seorang memilih dan
atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organisme (orang), namun
lain dari orang yang bersangkutan. Hal ini berarti bahwa meskipun stimulusnya sama
bagi beberapa orang, namun respon tiap-tiap orang berbeda. Faktor-faktor yang
ahli psikologi pendidikan membagi perilaku manusia ke dalam 3 (tiga) domain yaitu:
1. Pengetahuan (Knowledge)
yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Pengetahuan yang ada pada diri manusia bertujuan untuk dapat menjawab
berbagai kemudahan bagi manusia. Dalam hal ini pengetahuan dapat diibaratkan
sebagai suatu alat yang dipakai manusia dalam menyelesaikan persoalan yang
a. Tahu, yaitu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
(recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu’ merupakan tingkat
mendefinisikan.
tersebut secara benar. Orang telah paham terhadap suatu objek atau materi
yang telah dipelajari pada kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat
terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang
2. Sikap (Attitude)
Menurut Zimbardo dan Ebbesen dalam Ahmadi (2007) sikap adalah suatu
predisposisi (keadaan mudah terpengaruh) terhadap seseorang, ide atau objek yang
and Crutchfield dalam Ahmadi (2007) sikap adalah organisasi yang tetap dari proses
motivasi, emosi, persepsi, atau pengamatan atas suatu aspek dari kehidupan individu.
kesiapan merespons yang sifatnya positif atau negatif terhadap objek atau situasi
secara konsisten.
a. Faktor intern
Yaitu faktor yang terdapat dalam pribadi manusia itu sendiri. Faktor ini
berupa selectivity atau daya pulih seseorang untuk menerima dan mengolah
pengaruh-pengaruh yang datang dari luar. Pilihan terhadap pengaruh dari luar
itu biasanya disesuaikan dengan motif dan sikap di dalam diri manusia,
terutama yang menjadi minat perhatiannya. Misalnya : orang yang sangat haus
b. Faktor ekstern
Yaitu faktor yang terdapat di luar pribadi manusia. Faktor ini berupa interaksi
terbentuk dalam hubungannya dengan suatu objek, orang, kelompok, lembaga, nilai,
kabar, buku, poster, radio, televisi dan sebagainya, terdapat banyak kemungkinan
sehari-hari banyak memiliki peranan. Keluarga yang terdiri dari orang tua, dan
Fungsi Sikap
3. Tindakan (Practice)
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior).
faktor-faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah
fasilitas. Di samping faktor fasilitas, juga diperlukan faktor dukungan (support) dari
pihak lain.
a. Persesi (Perception)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai.
c. Mekanisme (Mecanism)
Dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu sudah
merupakan kebiasaan.
Suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya
tersebut.