Anda di halaman 1dari 6

DISKUSI KASUS DEMAM BATUK PILEK PADA ANAK

INFO 1

1. Langkah awal apa yang harus Anda lakukan?

a. Tentukan adakah kegawatan dengan pediatric assesment triagle (penampilan, upaya


nafas, sirkulasi)
1) PENAMPILAN  TICLS (Tone, Interactive, Consolability, Speech)
2) UPAYA NAFAS
3) SIRKULASI
b. Atasi antisipasi adanya kegawatan
c. Suporting

2. Anamnesis apa yang perlu dilengkapi ?

a. Sudah berapa lama demam?


b. Demam mendadak? Atau bertahap? Intermitten/ remitten?
c. Faktor memperberat? Keadaan demam pada malam hari? sempat kejang?
d. Faktor memperingan? Minum obat?
e. Kejang? Tanda perdarahan?
f. Batuk berapa lama? Sudah pernah batuk? Kering/ produktif? Kental/cair? Batuk
spasmodik? Sesak? Apakah sulit makan?

INFO 2
1. DD yang mungkin?

- Infeksi sistem saraf pusat  meningitis bakterial/ viral


- Infeksi sistem respiratory  pneumonia (PF : retraksi, nafas cepat pada pasien), karena
virus, rhinofaringitis
- Otitis media berhubungan dengan ISPA
- Bronkiolitis  batuk

2. PF Diagnostik ?

- Kesadaran
- Tanda Vital
- Head to toe
- Meningeal sign

INFO 3
1. Apa yg akan Anda lakukan sebagai dokter jaga? (Tatalaksana kegawatan kejang)

- Diazepam supp per rectal 10 mg

- Pasang IV line

- Airway menggunakan O2 nasal kanul

- Evaluasi : evalusi GCS, durasi kejang, tipe kejang

- Jika masih kejang : Diazepam IV 0.3-0.5 mg/kgBB

- Jika masih kejang : fenitoin IV

- dan seterusnya

2. Bagaimana PF neurologis yang harus dilengkapi, dan bagaimana kira-kira hasilnya?

Mendeferensial diagnosis Kejang demam, karena suhu diatas 38 derajat, tidak ada penurunan
kesadaran, tidak ada nyeri kepala, ada fokal infeksi ekstrakranial.

Sehingga pada kejang demam hasil pemerikaan yang diharapkan: meningeal sign (kaku
kuduk, brudzinski) negatif, reflek fisiologis positif normal, reflek patologis negatif, kesadaran
: sblm kejang sadar, sat kejang dapat tidak sadar, setelah kejang : kembali sadar.

INFO 4
1. Diagnosis Kerja apa yang Anda usulkan?

Kejang demam

2. Terapi apa yang diusulkan?

Penangan IGD

Evaluasi lanjutan

Observasi 1x24 jam, jika stabil Rawat Jalan

INFO TAMBAHAN :

Hb 8.9
Leuko 24.000
Trombo 250.000
Ht 28%

Pertanyaan :

1. Bagaimana utk perawatannya ?

a. Perbaikan KU dengan rawat inap

2. Lab apa yg perlu dilengkapi?

a. Pemeriksaan elektrolit : Na. K, Cl, Ca  normal semua


b. GDS
c. CRP

Diskusi Sesi 2
1. Bagaimana Rencana terapi?

1. Kebutuhan cairan : 1320 cc/ 24 jam


2. O2 NK 2LPM
3. IVFD kaen 30 tpm mikro  150 cc x 4 kali konsumsi susu formula
4. Inf. Pct 500 mg/ 8 jam IV  demam >38
5. PO amoxicilin syr 2x1 cth
6. Extra diazepam supp 10 mg K/P kejang
7. Fe 4-6 mg/ kgbb  3x1 cth/ hari (sediaan 100)
8. Sufor 150 cc 4 kali sehari
9. Konsul spesialis anak
10. KIE orang tua dapat membantu tenaga medis, evaluasi kejang atau tidak
Pertanyaan :

1. Mengapa kebutuhan cairan menjadi 1320?


Karena pasien demam, setiap kenaikan 1 derajat kebutuhan cairan di kali 10%. Maka
1100 kebutuhan cairan di kali 20% maka 1320 cc / 24 jam.
2. Bagaimana untuk perhitungan susu formulanya?
Dengan memperkirakan rata rata pemberian susu formula pada anak

FEEDBACK MATERI TAMBAHAN

b. Kejang Demam
1. Sederhana <15 menit, tonik klonik, tidak berulang dalam 24 jam
2. Kompleks bila berulang dalam 24 jam
c. EEG tidak diperlukan jika kejang fokal
d. Prognosis secara umum baik
e. Bila ada keluarga yang kejang maka meningkatkan resiko apalagi epilepsi
f. Kejang demam plus (bila <6 bulan atau >5 tahun)
g. Bila kejang kompleks, kejang demam berulang makin meningkat  prognosis

Diskusi Kasus Sesi 3


1. Pembahasan tatalaksana pasien
a. Pemberian KAEN.
KAEN berisi D5 dan NaCl. Pada kondisi demam, kebutuhan cairan
perhitungannya khusus, berbeda dengan kebutuhan cairan maintenance 24
jam. Pada kasus ini (BB >8 kg) sebaiknya menggunakan tetes makro. 20 tetes
mikro = 5 tetes makro. Rumus mudahnya tetes per menit mikro = Cc/jam.
Sedangkan pada makro maka dibagi 4. Perhitungan infus berdasar kebutusan
cairan dikurangi intake cairan interal. Agar tidak overload cairan.
b. Pemberian PO amoxiclin syr.  sebelumnya pasien sudah dapat amox dan
dating dengan leukosit tinggi. Maka sebaiknya diusulkan via IV.
c. Pemberian Infus paracetamol  jika demam tinggi IV, kalau sudah turun
programkan PO (K/P)
d. Pemberian Inj. Diazepam  inj diazepam di RS diberikan bila kejang, selain
itu perlu juga diazepam intermitten (Diazepam oral 0.3 mg/kgBB/kali PO) saat
panas tinggi. Sediaan diazepam ada 2 mg dan 5 mg.
e. Fe syrup : tidak dianjurkan , karena kontra indikasi pada kejadian infeksi.
(contoh pada gizi buruk tidak boleh diberi Fe pada mgg pertama). Hal tersebut
dikarenakan pathogen juga membutuhkan Fe, sehingga bila diberi asupan Fe,
maka pathogen akan lebih berkembang.
f. Dipertimbangkan untuk menambahkan obat penganan infeksi saluran nafasnya
(Batuk, Pilek)
g. Edukasi ditambahkan untuk mencegah kejadian infeksi berikutnya. Contoh
untuk cegah ISK maka pada anak laki-laki diajurkan sunat awal, anak
perempuan lepas diapers, lalu terkait risiko infeksi sistem pernapasan maka
orang serumah saat sakit gunakan masker, edukasi agar orang tua juga tahu
bagaimana agar tidak kejang berulang.
h. Obat saat BLPL: diazepam supp saat kjang, profilaksis dengan per oral
(rekomendasi dengan tablet agar tahan lama), diedukasi cara penggunakan.

Anda mungkin juga menyukai