Anda di halaman 1dari 5

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR INHALASI (NEBULIZER),

SUCTIONING
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah 1

Disusun Oleh :
KELOMPOK II
1. Jamaluddin NIM : P00520319 012
2. Julis Manita NIM : P00520319 013
3. Kamaruzaman NIM : P00520319 014
4. Kasummi NIM : P00520319 015
5. Lia Karmila NIM : P00529319 016
6. Liyala NIM : P00520319 017
7. Masdiana NIM : P00520319 018
8. Mirna Wirdia NIM : P00520319 019
9. Munawarah NIM : P00520319 020

Tingkat II A Keperawatan

Dosen Pembimbing :
Zulkarnaini, S. Kep.
NIP 196901131990031002

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
MEULABOH
TAHUN AJARAN
2020/2021

1
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR INHALASI (NEBULIZER), SUCTIONING

A. Pengertian
Terapi nebulizer adalah terapi pemberian obat dengan cara menghirup larutan
obat yang sudah diubah menjadi gas yang berbebtuk seperti kabut dengan bantuan alat
yang disebut nebulizer. Pada saat terapi ini diberikan, klien dapat bernafas seperti
biasa. Umumnya prosedur ini tidak lama, hanya berkisar sekitar 5-10 menit.

B. Tujuan
1. Melebarkan saluran pernafasan (karena efek obat bronkodilator).
2. Menekankan proses peradangan.
3. Mengencerkan dan memudahkan pengeluaran secret (karena efek obat
mukolitik dan ekspektorat).

C. Indikasi
Efektif diberikan pada klien dengan :
1. Bronchospasme akut.
2. Produksi sekret yang berlebihan.
3. Batuk dan sesak nafas.
4. Radang pada epiglottis.

D. Kontraindikasi
1. Pasien yang tidak sadar atau confusion umumnya tidak kooperatif dengan
prosedur ini, sehingga membutuhkan pemakaian mask/ sungkup. Tetapi
efektifnya akan berkurang secara signifikan.
2. Pada klien dimana suara napas tidak ada atau berkurang maka pemberian
medikasi nebulizer menjadi kontraindikasi, kecuali jika medikasi nebulizer
diberikan melalui endotracheal tube yang menggunakan tekanan positif.
Pasien dengan penurunan pertukaran gas juga tidak dapat menggerakkan/
memasukkan medikasi secara adekuat ke dalam saluran nafas.
3. Pemakaian Katekolamin pada pasien dengan cardiac irritability harus dengan
perhatian. Karena inhalasi, Katekolamin dapat meningkatkan cardiac rate dan
dapat menimbulkan distritmia.

2
4. Medikasi nebulizer tidak dapat diberikan terlalu lama melalui intermittent
positive- pressure breathing (IPPB), sebab IPPB mengiritasi dan
meningkatkan bronchospasme.

E. Hal-hal yang perlu Diperhatikan


1. Pada saat awal tindakan, klien perlu didampingi sampai klien terlihat tenang.
2. Nebulizer dapar menyebabkan beberapa komplikasi (umumnya karena efek
samping obat), berupa : nausea, muntah, tremor, brochospasme (misalnya
dikarenakan alergi terhadap obat inhalasi yang diberikan) dan takikardia.
3. Gunakan tubing, nebulizer cup, mouthpiece/ masker untuk masing-masing
klien (single use).
4. Lindungi mata klien dari uap yang keluar dari alat nebulizer.
5. Berikan obat yang sesuai denfgan kolaborasi dokter.
6. Jika memungkinkan, minta klien mengatur nafas dengan menarik nafas dalam
melalui hidung dan tiup melalui mulut selama pemberian terapi.
7. Perhatikan perubahan yang terjadi, seperti kebiruan (sianosis), batuk
berkepanjangan, gemetar (tremor), berdebar-debar, mual, muntah, dan lain-
lain.
8. Lakukan penepukan dada atau punggung (fisioterapi dada) pada saat atau
setelah selesai terapi inhalasi.

F. Alat
1. Nebulizer atau sumber oksigen.
2. Selang penghubung ke nebulizer.
3. Masker sungkup nebulizer (masker yang terdapat tabung kecil untuk
menampung obat nebulizer).
4. Spuit 5 cc dalam bak spuit.
5. Cairan NaCl 0,9 persen.
6. Obat-obat nebulizer.
7. Sarung tangan bersih.
8. Bengkok.

G. Persiapan Klien dan Persiapan Lingkungan


 Persiapan Klien
3
1. Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan.
2. Beri klien posisi fowler di tempat tidur atau posisi duduk di kursi.
 Persiapan Lingkungan
1. Jaga privasi klien.

H. Langkah-langkah
1. Cuci tangan.
2. Pasang sarung tangan bersih.
3. Latih klien melakukan tehnik nafas dalam yang benar.
4. Sambungkan nebulizer pada selangnya.
5. Sambungkan selang nebulizer pada masker sungkup.
6. Masukkan obat kedalam tabung nebulizer.
7. Tambahkan larutan NaCl 0,9 persen dalam nebulizer sesuai dengan
kebutuhan.
8. Sambungkan selang nebulizer pada sumber oksigen atau mesin nebulizer.
9. Atur aliran pelan-pelan atau hidupkan mesin nebulizer.
10. Berikan klien masker sungkup.
11. Anjurkan klien menghirup obat dalam nebulizer.
12. Observasi keadaan klien selama terapi.
13. Beritahu klien jika tindakan telah selesai dan evaluasi hasil pemberian
nebulizer.
14. Rapikan alat dan klien.
15. Lepaskan sarung tangan.
16. Cuci tangan.
17. Dokumentasi.
18. Dokumentasi.

I. Sikap
1) Melakukan tindakan dengan sistematis.
2) Komunikatif dengan klien.
3) Percaya diri.

4
5

Anda mungkin juga menyukai