Asdar Gani Departemen Periodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Hasanuddin
I . Pendahuluan Pada tahun 1931, sebuah laporan yang
Flora mulut tiap manusia mengandung disampaikan oleh Registrar General Inggris Raya berbagai macam kelompok mikroorganisme menunjukkan bahwa infeksi yang ada di udara termasuk bakteri, jamur, mikoplasma, protozoa & TBC terjadi lebih sering pada dokter gigi dan virus. Telah disampaikan dalam literature dibandingkan dengan bidang pekerjaan lainnya, 20 bahwa sekurang-kurangnya terdapat 200 jenis tahun kemudian Show6, melaporkan bahwa lebih bakteri berbeda berada di rongga mulut 1, 1 gr banyak mahasiswa kedokteran gigi yang terjangkit cairan gingival crevicular mengandung 150 juta TBC dibandingkan dengan mahasiswa kedokteran mikroorganisme, dan 6 juta mikroorganisme dapat umum. Penelitian yang dilakukan oleh Amerika 2 ditemukan pada 1 ml saliva. Dental Association (1988), menunjukkan bahwa Praktisi kesehatan gigi, karena kontak yang terdapat 40 infeksi berbahaya ditemukan pada berulang terhadap mikroorganisme ini, tentu pasien dan personil gigi pada bedah mulut. 7-11 memiliki resiko tinggi bagi berkembangnya penyakit infeksi. 3,4 Penyebaran penyakit infeksi ini telah II . Aerosol dipublikasikan oleh beberapa peneliti, diantaranya Ada beberapa pendapat yang berbeda mengenai yaitu: pada tahun 1884, Koch menunjukkan bahwa pengertian aerosol. Kennedi12 mendefenisikannya tuberkulosis dapat disebarkan melalui tetesan sebagai partikel halus, yang tersuspensi dalam dahak rongga mulut dan saluran pernapasan. Pada bentuk gas dengan diameter 10 µm. Hinds 13 , tahun 1991, sebuah paper yang ditulis Willem mendefinisikan aerosol sebagai suatu suspensi Hunter, seorang dokter kebangsaan Inggris, dari suspensi partikel padat atau cair (kurang lebih menyebutkan bahwa penyebab dari beberapa beberapa detik) dalam bentuk gas, ukuran partikel penyakit dapat ditelusuri ke arah infeksi pada berkisar antara 0,001- sampai lebih dari 100 µm, rongga mulut. Motor elektrik dental unit, yang sedangkan Micik dkk14, mendefinisikannya sebagai diperkenalkan pada tahun 1920-an terbukti dapat partikel yang memiliki diameter kurang dari 50 µm. memproduksi aerosol yang membuat operator Ukuran partikel tersebut cukup kecil untuk berada terpapar lebih banyak penyakit daripada ketika di udara untuk periode lama sebelum berada pada 5 menggunakan motor yang digenjot kaki. permukaan lingkungan dan memasuki saluran PENANGGULANGAN INFEKSI AKIBAT AEROSOL DALAM PRAKTEK KEDOKTERAN GIGI 1 pernapasan. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa scaler Adapun komposisi dari aerosol beragam ultrasonic dan high-speed air driven sangat baik dari pasien yang satu dengan pasien lainnya, dalam menghasilkan aerosol dan splatter. Yang bergantung pada lokasi dan jenis prosedur kemudian diikuti oleh air polisher, dan berbagai dalam rongga mulut (preparasi gigi, polishing, instrumen lainnya seperti air water syringe 4 pengeluaran deposit gigi). Namun, dapat dan prophylaxis angle. Hingga saat ini, tidak diperkirakan bahwa yang terdapat dalam aerosol ada penelitian yang mengemukakan tentang adalah saliva, sekresi nasopharingeal, plak, darah, kontaminasi bakteri oleh air abrasion. 16,19-22 sekresi gingiva, komponen gigi dan berbagai material yang digunakan dalam prosedur dental II.2. Mekanisme Terbentuknya Infeksi Silang seperti air polishing dan air abrasion. Dahulu, oleh Aerosol Gigi penelitian biasanya berfokus pada jumlah bakteri Kebanyakan prosedur dental mempunyai potensi yang terdapat dalam dental aerosol. Sekarang, untuk menciptakan terjadinya infeksi silang beberapa penelitian terbaru menganalisa adanya akibat aerosol, apakah dari pasien ke dokter komponen darah dalam dental aerosol.4,15 gigi, pasien ke pasien atau dari dokter gigi ke Mikroorganisme yang ditemukan di dalam aerosol pasien. Penggunaan handpiece terbukti dapat gigi termasuk stafilokokus, streptokokus, difteroid, menyebarkan infeksi, ini disebabkan karena adanya pneumokokus, tuberkel basili, virus influenza, bakteri patogen yang terkandung dalam Dental virus hepatitis, herpesvirus hominis, dan neisseria. Unit Water Line (DUWL) yang dapat menyebabkan Organisme-organisme ini dengan perkecualian antara lain pneumonia, infeksi saluran pernapasan stafilokokus, biasanya tidak ditemukan di udara.5 yang menyerupai flu ringan, dan yang agak jarang terjadi adalah infeksi pada luka oleh Legionella II.1. Mekanisme Terbentuknya Aerosol Gigi pneumophila dan Mycobacterium avium yang Mekanisme terbentuknya aerosol telah dapat menyebabkan infeksi yang menyebar pada didokumentasikan didalam beberapa literatur orang yang seropositif HIV setelah tertelan dan diantaranya oleh, Miller dan kawan-kawan16 serta berkembang biak pada saluran pencernaan. 23 Peyton 17, melaporkan bahwa aerosol terbentuk Selain penggunaan handpiece, prosedur yang ketika udara, semprotan air atau handpiece dilakukan dengan menggunakan rotary instrument, turbin udara digunakan selama prosedur dental. air abrasion, air-water syringe, scaler ultrasonic, Mikroorganisme dari saliva dan plak bercampur dan air polishing yang terkontaminasi dengan dengan udara atau semprotan air untuk bakteri, virus, jamur, saliva, plak, dan darah, juga membentuk kabut aerosol yang tersuspensi di terbukti menghasilkan aerosol patogenik, ataupun atmosfer dan sekitarnya. ketika pasien yang mengidap penyakit pernapasan Penelitian yang dilakukan oleh Harrel dkk 18, tertentu batuk, bersin, dan berbicara sehingga menunjukkan bahwa aerosol terbentuk dari air menghasilkan aerosol patogenik. 24-30 pendingin. Jika alat dan air Dental Unit Water Line Partikel yang lebih kecil dari aerosol (diameter (DUWL) dipelihara seperti yang direkomendasikan 0.5 µm hingga 10 µm) masih dapat tersuspensi oleh ADA, air dingin aerosol hanya berbahaya di udara dan dapat terdispersi secara luas melalui sedikit terhadap operator. Resiko infeksi akan sirkulasi udara. Transmisi di udara dapat terjadi muncul ketika alat ini digunakan pada pasien dan melalui diseminasi partikel-partikel kecil jika aerosol terlihat bercampur dengan mikroorganisme partikel-partikel ini mengandung patogen, dan yang tidak terlihat, yang bisa timbul dari pasien. berpotensi masuk hingga ke paru-paru dan dapat 2 PENANGGULANGAN INFEKSI AKIBAT AEROSOL DALAM PRAKTEK KEDOKTERAN GIGI berdampak pada terjadinya infeksi jika partikel ini III . Cara Penanggulangan Infeksi dihirup. Ketika pasien ataupun personil gigi tidak Akibat Aerosol menggunakan perlindungan yang adekuat, dan Secara umum, aerosol dan percikan yang memiliki daya tahan tubuh yang lemah ketika timbul selama prosedur dental, berpotensi untuk aerosol patogenik ini dihasilkan, maka disinilah menyebarkan infeksi ke operator dan orang lain infeksi silang dapat terjadi antara pasien ke personil yang berada dalam kamar praktek. Namun, dengan 5,18,27,31 gigi ataupun sebaliknya. semua prosedur kontrol infeksi yang dilakukan, tidak mungkin untuk menghilangkan semua II.3. Bahaya yang Ditimbulkan oleh Aerosol risiko dari aerosol gigi. Yang mungkin dilakukan Menurut Hinds13 dan Cottone32 infeksi terbesar adalah mengurangi risiko dengan pencegahan melalui udara dalam dunia kedokteran gigi, berasal yang sederhana dan murah. Saat ini, tidak dapat dari potensi aerosol (diameter partikel lebih kecil ditentukan risiko infeksi yang pasti dari material dari 50 µm) yang memasuki saluran pernapasan. aerosol. Penanggulangan infeksi aerosol dapat Percikan atau butiran nuclei juga memiliki dilakukan melalui operator, pasien dan alat. kemungkinan penyebaran penyakit melebihi TBC, misalnya SARS, campak. Beberapa penyakit yang III.1. Operator dapat menyebar melalui aerosol ditampilkan pada Pada proses mengurangi dental aerosol, tindakan tabel 1.27 pertama pencegahan adalah pemakaian pelindung Penyakit Metode Penyebaran oleh operator misalnya masker, sarung tangan, dan TBC Penyakit menular yang kacamata pelindung, memiliki standar yang bersifat disebabkan oleh kuman proteksi, murah, dan secara universal digunakan Mycobacterium tuberculosis. pada dental surgeries sebagai barrier yang efektif Droplet nuclei dikeluarkan dari dalam melawan splatter. Metode ini biasanya pasien melalui batuk; dianggap hanya melindungi prosedur yang melawan aerosol sebagai penyakit yang berbahaya dan splatter.27 bagi dokter gigi SARS Menyebar melalui kontak III.1.1) Masker l a n g s u n g d a n d ro p l e t y a n g Masker yang menutupi mulut dan hidung dapat mengalami aerolisasi Penyakit Aerolisasi Legionella pneumophila mengurangi penghirupan partikel aerosol yang
Legionnaires dihubungkan dengan sistem
menular. Juga melindungi membran mukosa dari
AC, bak mandi panas spa,juga
mulut dan hidung dari terkontaminasi langsung.5,33
pada dental unit waterline yang
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk
terkontaminasi oleh Legionella
melihat efektivitas masker yang berbeda didalam Influenza Tampaknya berhubungan dengan menyaring aerosol, diantaranya, Micik dan kawan- batuk tetapi memerlukan kontak kawan19, menunjukkan bahwa efisiensi pemfilteran langsung dengan pasien dari masker bedah komersial bervariasi dari 14 Common Cold Disebabkan oleh virus common sampai 99% dan masker serat kaca serta serat cold itu sendiri, ditularkan secara sintesik merupakan filter yang paling efektiif di cepat dari satu penderita kepada dalam menyaring aerosol, dan Checchi34 didalam orang lain melalui titik ludah p e n e l i t i a n n ya m e n u n j u k k a n b a h w a b a h w a yang infektif respirator 1862, merupakan respirator yang paling baik, dengan efisisensi penyaringan sebesar 94- PENANGGULANGAN INFEKSI AKIBAT AEROSOL DALAM PRAKTEK KEDOKTERAN GIGI 3 96%, kemudian diikuti oleh 1942 dengan efisiensi dapat melindungi dirinya dari aerosol gigi dan penyaringan sebesar 90-92%,dan yang terakhir percikan yang dapat mengkontaminasi pakaian adalah 1818 dengan efisiensi penyaringan sebesar yang digunakan dokter gigi dan stafnya. Pakaian 85-86%. pelindung ini harus tertutup dan menutupi 35 Pippin dan kawan-kawan menunjukkan bahwa seluruhnya dan tidak boleh digunakan di luar bahkan ketika masker dikenakan dengan tepat, lingkungan perawatan. Untuk mencegah aliran udara selama penghisapan bisa membypass penyebaran infeksi ke anggota keluarga, pakaian material masker, menghasilkan kemampuan yang kerja harus dibuka di ruang praktek dan dicuci rendah didalam penyaringan. Lebih dari itu, tujuan terpisah dari pakaian biasa yang lainnya, dan harus umum dari masker pada umumnya sebagian diganti paling kurang sehari dan lebih sering lagi besarnya untuk menangkap mikroorganisme jika terlihat kotor.5 yang berhembus dibandingkan untuk melindungi operator dari infeksi airbone. III.1.5) Imunisasi Dokter gigi dan mereka yang bekerja dalam III.1.2) Sarung Tangan bidang kedokteran gigi harus memiliki data Sarung tangan karet diperkenalkan untuk pertama imunisasi yang baru. Di Inggris vaksin hepatitis B, kalinya oleh Prof. William Halstead, seorang ahli tuberkulosis dan rubella (bagi dokter gigi wanita) bedah pada Johns Hopkins University pada tahun dianjurkan untuk mereka yang bekerja dalam 1890. ADA pada tahun 1976 menganjurkan bidang kedokteran gigi sebagai tambahan dari pemakaian sarung tangan sekali pakai (disposable) imunisasi rutin seperti tetanus, poliomyelitis dan untuk melindungi orang-orang yang bekerja pada difteri. Di USA dianjurkan imunisasi terhadap bidang kedokteran gigi terhadap mikroorganisme semua penyakit ini kecuali TBC dan influenza.38 patogen yang terdapat dalam darah.36 III.2. Pasien III.1.3) Kacamata Pelindung III.2.1) Berkumur-Kumur Sebelum Prosedur Dental Kacamata pelindung harus dipakai, tidak hanya Dilakukan untuk mencegah terjadinya luka, tetapi juga Aerosol asli atau butiran nuclei dapat berada untuk mencegah terjadinya infeksi, dan juga dalam udara hingga 30 menit setelah prosedur. Hal untuk melindungi konjungtiva dan membran ini berarti setelah prosedur dental, jika operator periodontal dari splatter yang menular, oleh karena melepas alat pelindungnya misalnya masker wajah mata dapat menjadi port d'entree bagi masuknya untuk berbicara dengan pasien setelah prosedur mikroorganisme ke dalam tubuh. Kacamata selesai, potensi untuk terjadinya kontak dengan pelindung dipakai pada semua prosedur klinis untuk kontaminasi di udara dapat terjadi.13 semua pasien, dimana kacamata dapat memberi Salah satu cara mengurangi jumlah bakteri selama perlindungan pada bagian atas dan bagian sisi, dan prosedur dental adalah berkumur sebelum prosedur beberapa model dibuat sehingga dapat dipakai di dilakukan. Penggunaan chlorhexidine 0,12% atau luar kacamata baca, selain kacamata dapat pula esensial oil yang mengandung pembersih mulut, dipakau pelindung wajah yang terbuat dari plastik menunjukkan pengurangan jumlah bakteri yang jernih (face shield).36,37 signifikan pada udara sekitar daerah operasi. Chlorhexidine merupakan antiseptik yang efektif III.1.4) Pakaian Pelindung untuk bakteri bebas dalam mulut yang terdapat Semua personil harus memakai pakaian yang 4 PENANGGULANGAN INFEKSI AKIBAT AEROSOL DALAM PRAKTEK KEDOKTERAN GIGI pada saliva dan membran mukus. Namun, terjadi penurunan kontaminasi bakteri di udara chlorhexidine tidak berpengaruh pada bakteri yang signifikan, dan pengurangan ini paling tinggi biofilm misalnya pada plak, tidak berpenetrasi 1 meter dari sandaran kepala. ke daerah subgingival, dan tidak berpengaruh pada darah yang keluar dari daerah operasi dan III.3. Alat pada bakteri atau virus di daerah nasopharynx. III.3.1) Pelindung Permukaan Meskipun berkumur-kumur sebelum prosedur Banyak permukaan kerja yang terkontaminasi dental mengurangi kontaminasi aerosol dental, selama perawatan pasien akibat aerosol gigi, tetapi tidak menghilangkan potensi infeksi dental percikan saliva, atau jari yang terkontaminasi. aerosol.39,40 Adapun contoh dari permukaan kerja yang harus Beberapa penelitian telah mengevaluasi diberi pelindung barrier dengan penutup disposible kemampuan prosedur kumur untuk mengurangi adalah: Pegangan lampu, tombol kursi, sandaran jumlah CFU yang berasal dari beragam instrument kepala, selang henpis, unit kontrol, meja bracket/ kedokteran gigi. Muir dan kawan-kawan 41 instrument, tangkai handpiece dan kontrol semprot melaporkan bahwa penggunaan 2 % obat kumur air-udara.5 Chlorhexidine sebelum scalling ultrasonic sangat bagus dalam mengurangi jumlah CFU di udara. III.3.2) Sterilisasi 39 Logothetis dan Martinez—wells menemukan Sterilisasi adalah proses yang dapat membunuh bahwa penggunaan obat kumur antiseptik dan semua jenis mikroorganisme. Idealnya semua cholhexidine sebelum prosedur polis cukup untuk bentuk vegetatif mikroorganisme mati, namun mengurangi jumlah CFU yang terdapat di udara. dengan terjadinya pengurangan jumlah mikroorganisme patogen sampai pada tingkat III.2.2) Posisi Pasien yang tidak membahayakan masih dapat diterima.38 Menurut Szymanska 30 , posisi pasien selama Menurut Samanarayake 38 , sterilisasi dilakukan perawatan dental juga penting. Seorang pasien dalam 4 tahap yaitu :(1) Pembersihan sebelum harus ditangani dengan posisi supine karena selain sterilisasi. (2). Pembungkusan. (3). Proses sterilisasi. keuntungannya, juga menyebabkan mungkinnya (4). Penyimpanan yang aseptik. Pada bidang dokter untuk menghindari bekerja dengan jarak kedokteran gigi, sterilisasi dapat dicapai melalui yang terlalu dekat dengan pasien. metode:(1). Pemanasan basah dengan tekanan tinggi (autoclave). (2). Pemanasan kering (oven). (3). III.2.3) Menggunakan Rubber Dam Uap bahan kimia (chemivlave). Pada banyak prosedur dental, penggunaan Adapun metode sterilisasi yang tidak digunakan rubber dam dapat mengurangi berkembangnya pada kedokteran gigi adalah gas etilen oksida dan kontaminasi dari bakteri. Hal ini didukung oleh radiasi gamma.24 penelitian yang dilakukan oleh Tag El-Din dan Ghoname 42, menunjukkan terjadi pengurangan III.3.3) Desinfeksi dan Antiseptik bakteri sebesar 98,8 % ketika menggunakan Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme rubber dam. Pengurangan ini dapat meningkat penyebab penyakit dengan bahan kimia atau dengan penggunaan obat kumur antiseptik secara fisik. Sedangkan antiseptik adalah zat sebelum rubber dam digunakan, selain itu penelitian yang dapat menghambat atau menghancurkan 43 yang dilakukan oleh Samanarayake , menunjukkan mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang desinfeksi digunakan pada benda mati.44 PENANGGULANGAN INFEKSI AKIBAT AEROSOL DALAM PRAKTEK KEDOKTERAN GIGI 5 III.3.4) HVE On Environmental Surfaces. Journal Of Infectious High volume evacuator atau disingkat dengan Diseases; 146:47-51. HVE merupakan suatu sistem pengisapan udara, 8. Davies, K. S dkk., 1994, Seroepidemiological study yang selanjutnya volume udara dipindahkan dalam of respiratory virus infections among dental surgeons. jumlah besar dengan waktu yang singkat. HVE British dental journal; 176(7):262-5. yang umum digunakan di kedokteran gigi memiliki 9. Beekmann, S. E., Henderson, D. K., 1994, Managing ruang masuk yang lebih lebar (biasanya 8 mm atau Occupational Risks In The Dental Office: HIV And lebih) dan dihubungkan dengan sistem penghisap The Dental Professional. Journal of the American yang akan memindahkan volume udara dalam Dental Association; 125:847-52. jumlah besar (hingga 100 cm3 per menit). 27 10. Petersen, N. D,, Bond, W. W., Favero, M. S,. 1979, Penggunaan HVE menunjukkan berkurangnya Air sampling for hepatitis B surface antigen in a kontaminasi dari daerah operasi lebih dari 90%. dental operatory. Journal of the American Dental Evacuator yang menggunakan high vacuum tetapi Association; 99:465-7. tidak memindahkan udara dalam jumlah besar 11. Forrest, W. R., Perez, R. S., 1986, AIDS and hepatitis seperti halnya yang rutin digunakan di rumah sakit, prevention: the role of the rubber dam. Operative tidak dapat digolongkan sebagai HVE. Jalan masuk dentistry; 11(4):159. pada saliva ejector tidak dapat memindahkan udara 12. Kennedy DA. Detection of surface and airborne dalam jumlah yang cukup sehingga tidak dapat blood contamination. In: Collins CH, Kennedy DA, digolongkan sebagai HVE . 14,26,53-55 editors. Occupational blood-borne infections: risk and management. New York: CAB International; 1997. p 89-100. IV. Referensi 13. Hinds, W. C., 1982, Aerosol technology: Properties, 1. Samaranayake, L. P.,1998., Essential Microbiology behavior, and measurement of airborne particles. New for Dentistry. 2nd ed. Edinburgh: Churchill York: Wiley;:6-8. Livingstone; 263–320. 14. Micik, R.E., Miller, R. L., Mazzarella, M. A.,Ryge, 2. Checchi, L., Matarasso, S., Pirro., P, D'Achille C., G., 1968, Studies of aerobiology: bacterial aerosols 1991, Topographical analysis of the facial areas most generated during dental procedures. J Dent susceptible to infection with transmissible diseases in Res;48:49-56. dentists. Int J Periodont Restorative Den; 11:164–172. 15. Logothetis, D. D., Gross, K. B., Eberhart, A., Drisko, 3. Lu, D. P., Zambito, R. F., 1981, Aerosols And Cross C., 1988, Bacterial Airborne Contamination With An Infection In Dental Practice A Historic View. Gen Air-Polishing Device. Gen Den; 36: 496-9. Dent; 29:136–143 16. Miller, R. l., 1976, Generation Of Airborne Infection 4. King, T. B., Muzzin, K. B., Berry, C. W., Anders, L. By High Speed Dental Equipment. J Am Soc M., 1997, The effectiveness of an aerosol reduction PrevDent; 6(3):14-7. device for ultrasonic scalers. J Periodontol; 68:45–4. 17. Peyton, F. A., 1974, Status Report On Dental 5. Cottone, J. A., Terezhalmy, G. T., Molinari, J. A., Operating Handpieces. Council On Dental Materials 1998, Mengendalikan Penyebaran infeksi Pada And Devices. JADA;89:1,162-70. praktek Kedokteran Gigi. Alih bahasa: Lilian Juwono. 18. Harrel, S. K., Barnes, J. B., Rivera-Hidalgo, F., 1998, Penerbit widya Medika, Jakarta. Aerosol and splatter contamination from the operative 6. Shaw, B. A., 1952, Tuberculosis in medical and dental site during ultrasonic scaling. JADA ,129:1241–9. students, Lancet ; 2:400-4. 19. Micik, R. E., Miller, R.L., Leong, A. C., 1971, Studies 7. Bean, B, dkk., 1982, Survival Of Influenza Viruses on dental aerobiology, III: efficacy of surgical masks 6 PENANGGULANGAN INFEKSI AKIBAT AEROSOL DALAM PRAKTEK KEDOKTERAN GIGI in protecting dental personnel from airborne bacterial in water effl uent from dental units and in dental particles. J Dent Res;50:626-30. aerosols, Ann Agric Environ Med; 12: 229-232 20. Holbrook, W. P, Muir, K. F., Macphee, I. T., Ross, 31. Wong, K.C., Leung, K. S., 2004, Transmission and P. W., 1978;. Bacteriological Investigation Of Prevention of Occupational Infections in Orthopaedic The Aerosol From Ultrasonic Scalers. Br Dent J; Surgeons. The Journal of Bone and Joint Surgery 144(8):245-7. (American); 86:1065-1076 21. Larato, D., Ruskin, P., Martin, A., 1967, Effect of 32. Cottone JA, Terezhalmy GT, Molinari JA. 1996, an ultrasonic scaler on bacterial counts in air. J Practical infection control in dentistry. Baltimore: Periodontol; 38: 550-554. Williams & Wilkins;:139-40. 22. Gross, K. B., Overman, P. R., Cobb, C., Brockmann, 33. 33. Roberson, M. T., Harold, O. H., Edward J.S., S., 1992, Aerosol generation by two ultrasonic scalers 2002, Operative Dentistry, 4 th ed, Pp:363, Mosby and one sonic scaler: a comparative study. J Dent Hyg Inc St. Louis Missoury. 1;66:314-8 34. Checchi, L,, Montevecchi, M., Moreschi, A., 23. Lewis, D. L., Boe, R. K., 1992, Cross-infection risks Graziosi, F., Taddei P.,Violante, F. S., 2005, Efficacy associated with current procedure for using high- of three face masks in preventing inhalation of speed dental handpieces. J Clin Microbiol; 30: 401- airborne contaminants in dental practice. J Am Dent 406. Assoc;136;877-882. 24. N i s e n g a r d , R . J . , N e w m a n M G . 1 9 9 4 . O r a l 35. Pippin, D. J., Verderame, R. A., Weber, K. K., 1987, microbiology and immunology, 2nd ed. Philadelphia: Efficacy Of Face Masks In Preventing Inhalation W.B. Saunders Co; Pp.402-23. Of Airborne Contaminants. J Oral Maxillofac Surg; 25. Toraglu, M, S., Hayta M. C., koksal, F., 2001, 45:319-23. Evaluation of Aerosol Contamination During 36. Sunoto, I. R., 2006, Tindakan Pencegahan Penularan Debonding Procedures. The Angle Orthodontist; penyakit Infeksi Pada Praktek Dokter Gigi, Available Volume 71, Issue. Pp:299-306 from: www.Pdgionline.Com/Web/Index.Php?Option= 26. Bentley, C. D., Burkhart, N. W., Crawford, J. J., Content&Task=Category&Sectionid=4&Id=10&Item 1994, Evaluating Spatter And Aerosol Contamination id=26. Accesed Mei 17, 2008. During Dental Procedures. J Am Dent Assoc; 125, 37. (Kelly dan Janella., 2002 79-584. 38. Samanarayake, L. P,. 1996, Essential microbiology 27. Harrel, S. K., Molinari, J., 2004, Aerosols And for dentistry. New York. Churchill Livingstone; SplatterIn Dentistry :A Brief Review Of The Pp.317-35. Literature And Infection Control Implications. Jada, 39. Logothetis, D. D., Martinez-Welles, J. M., 1995, Vol. 135, April. Pp 429-437. Reducing Bacterial Aerosol Contamination With A 28. Sacchetti, R., Baldissarri, A., De Luca, G., Lucca ,P., Chlorhexidine Gluconate Pre-Rinse. JADA ;126: Stampi, S., Zanetti, F., 2006, Microbial contamination 1634–9. in dental unit waterlines: comparison between 40. Fine, D. H., Mendieta C., Barnett M. L., Furgang D., Er:YAG laser and turbine lines. Ann Agric Environ Meyers R., Olshan A., And Vincent J.. 1992. Efficacy Med; 13,275-279.. Of Preprocedural Rinsing With An Antiseptic In 29. Szymańska, J., 2006, Antifungal efficacy of hydrogen Reducing Viable Bacteria In Dental Aerosols. J. peroxide in dental unit waterline disinfection, Ann Periodontol; 63:821–824. Agric Environ Med; 13: 313-317. 41. Muir, K. F., Ross, P. W., MacPhee, I. T., Holbrook 30. Szymańska, J., 2005, Endotoxin level as a potential W. P., Kowolik, M. J., 1978, Reduction of microbial marker of concentration of Gram-negative bacteria contamination from ultrasonic scalers. Br Dent PENANGGULANGAN INFEKSI AKIBAT AEROSOL DALAM PRAKTEK KEDOKTERAN GIGI 7 J;145:76-8. 55. Klyn, S. L., Cummings, D. E., Richardson, B. W., 42. Ta g E l - D i n , A . M . , G h o n a m e , N . A . , 1 9 9 9 , Davis, R. D., 2001, Reduction of bacteria- containing Efficacy Of Rubber Dam Isolation As An Infection spray produced during ultrasonic scaling. Gen Dent Control Procedure In Paediatric Dentistry. Eastern ;49(6):648-52. Mediterranean Health Journal; Pp: 530-539. 43. Samaranayake, L. P., Reid, J., Evans, D., 1989, The efficacy of rubber dam isolation in reducing atmospheric bacterial contamination. ASDC J Dent Child, 56, 442-444. 44. Inglis, T. J., 1996, Microbiology and infection. New York: Churchill Livingstone;. p.44-6. 45. Cottone JA. 1991,The global challenge of hepatitis B: Implications for dental personel. J Am Dent Assoc; 130: 509-20. 46. Matsuyama, M,. Usami, T., Masuda, K., Niimi, N., Ohta, M., Ueda, M., 1997, Prevention Of Infection In Dental Procedures. J Hosp Infect, 35, 17- 25. 47. Pankhurst, C. L., 2003: Risk assessment of dental unit waterline contamination. Prim Dent Care, 10, 5-10. 48. Pederson, E. D., Stone, M. E, Ragain ,J. C., Simecek, J. W, 2002, Waterline BiofiLm And The Dental Treatment Facility: A Review. Gen Dent; 50, 190-195 49. Santiago, J. I., Huntington, M. K., Johnston, A. M., Williams, J. F., 1994, Microbial Contamination Of Dental Unit Waterlines: Short And Long-Term Effects Of Fl Ushing. Gen Dent; 48,: 528-535. 50. Whitehouse, R. L., Peters, G., Lizotte, J., Lilge, C., 1991, Influence Of Biofilms Microbial Contamination In Dental Unit Water. J Dent 1; 19: 290-295. 51. Murdoch-Kinch, C. A., Andrews, N.L., Atwan, S., Jude, R., Gleason, M.J., Molinari, J.A., Comparison of dental water quality management procedures. J Am Dent Assoc 1997, 128, 1235-1243. 52. Barbeau, J., 2000, Waterborne Biofilms And Dentistry: The Changing Face Of Infection Control. J Can Dent Assoc; 66, 539-541. 53. Harrel, S.K., Barnes, J. B., Rivera-Hidalgo, F., 1996. Reduction of aerosols produced by ultrasonic scalers. J Periodontol;67(1):28-32. 54. Jacks, M. E., 2002, A laboratory comparison of evacuation devices on aerosol reduction. J Dent Hyg, 76(3):202-6. 8 PENANGGULANGAN INFEKSI AKIBAT AEROSOL DALAM PRAKTEK KEDOKTERAN GIGI