Anda di halaman 1dari 67

BAB I

PENDAHULUAN

A. Umum

Pemangku kebijakan membutuhkan informasi capaian pembangunan


sebagai sumber data utama untuk merencanakan pembangunan nasional pada era
Sustainable Development Goals (SDGs), Data Revolution, Big Data, dan
Nawacita seperti sekarang ini. Kementerian/lembaga dan berbagai pihak
menggunakan indikator statistik untuk perencanaan, monitoring, dan evaluasi,
serta pengukuran akuntabilitas pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) menghasilkan terutama data
berkesinambungan untuk membuat indikator statistik sosial.

Susenas menjadi sandaran utama untuk memenuhi kebutuhan pemerintah


dalam mengimplementasikan pembangunan nasional agar sejalan dengan tujuan
pembangunan internasional (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/SDGs).
Susenas yang dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) memotret kemajuan
pembangunan. Potret tersebut harus akurat dan dapat dipercaya oleh publik
secara luas.

Kuesioner yang digunakan pada pendataaan Susenas September 2020


adalah Kuesioner Modul Ketahanan Sosial (VSEN20.MH). Kuesioner Susenas
September 2020 disusun dengan tujuan untuk menghasilkan indikator-indikator
yang sesuai dengan Nawacita, RPJMN, Neraca Nasional, dan SDGs.

B. Tujuan

Secara umum buku ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan


kegiatan Susenas September 2020 kepada Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang
Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kabupaten/Kota sebagai penanggung jawab dan

Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota 1
pelaksana kegiatan di daerah. Buku pedoman ini menjelaskan jadwal kegiatan,
metodologi pengumpulan data, organisasi, pelatihan, pencacahan, pengawasan
dan supervisi, serta pengolahan data.

C. Ruang Lingkup

Pendataan Susenas September 2020 mencakup 7.500 blok sensus atau


75.000 rumah tangga yang terdapat dalam blok sensus biasa, tidak termasuk yang
tinggal dalam blok sensus khusus, seperti kompleks militer dan sejenisnya serta
rumah tangga khusus yang berada di blok sensus biasa. 7.500 blok sensus tersebut
merupakan subsampel Susenas Maret 2020. Rumah tangga yang terkena sampel
pada Susenas Maret 2020 menjadi sampel rumah tangga Susenas September 2020
(Panel Sampel Rumah Tangga).

Rumah tangga sampel dicacah dengan Kuesioner VSEN20.MH. Kuesioner


ini merupakan kuesioner Susenas September 2020 dengan muatan Modul Statistik
Ketahanan Sosial dan Modul Konsumsi dan Pengeluaran yang didesain terintegrasi
dengan penyederhanaan tertentu disesuaikan dengan kondisi lapangan dampak
dari pandemi Covid-19.

D. Jenis Data yang Dikumpulkan

Jenis data yang dikumpulkan dalam Daftar VSEN20.MH mencakup


keterangan demografi, pendidikan dan ketenagakerjaan, keterangan umum,
keterangan sosial masyarakat terkait pengasuhan anak, pembangunan masyarakat
dan perlindungan sosial, dan keterangan keamanan.

2 Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
E. Jadwal

Pelaksanaan Susenas September 2020 mencakup berbagai kegiatan yang


dilaksanakan di pusat dan daerah. Kegiatan dan jadwal pelaksanaan Susenas
September 2020 adalah sebagai berikut:

No. Uraian Kegiatan Jadwal

A. Persiapan
1 Upload dokumen Susenas September 2020 6 - 9 Agustus 2020
2 Pelatihan Admin Provinsi 22 - 23 Juli 2020
3 Pelatihan Innas 10 - 14 Agustus 2020
4 Pelatihan Inda 18 - 28 Agustus 2020
5 Pelatihan petugas 31 Agust - 14 Sept 2020
B. Pelaksanaan
6 Identifikasi keberadaan rumah tangga sampel 16 – 20 September 2020
7 Pencacahan rumah tangga sampel 21 – 30 September 2020
8 Pengawasan/pemeriksaan 15 Sept – 11 Okt 2020
Monitoring kualitas dengan menggunakan
9 17 Sept – 4 Okt 2020
internet
10 Penyerahan hasil pencacahan ke BPS Kab/Kota 17 Sept – 11 Okt 2020
Receiving, batching, editing, dan coding di BPS
11 17 Sept – 11 Okt 2020
Kab/Kota
C. Pengolahan
Pengolahan data (data entri dan validasi sesuai
12 21 Sept – 21 Okt 2020
program aplikasi) di BPS Kab/Kota
Umpan balik hasil data entri yang bermasalah
13 1 – 19 Oktober 2020
ke Seksi Statistik Sosial untuk dicek ke lapangan
Evaluasi kualitas data di tingkat BPS Kab/Kota
14 12 – 21 Oktober 2020
(setelah minimal 70% data terkumpul)
15 Pengiriman data ke BPS Provinsi 15 – 27 Oktober 2020
Evaluasi kualitas data dan kelengkapan data
16 15 – 27 Oktober 2020
oleh BPS Provinsi 
17 Pengiriman raw data ke BPS RI 26 Okt – 3 Nov 2020

Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota 3
F. Dokumen yang Digunakan

Dokumen yang digunakan dalam pencacahan Susenas September 2020


mencakup buku pedoman dan daftar. Buku pedoman ini terdiri atas 7 (tujuh) buku,
yaitu:
1. Buku 1: Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial,
dan Kepala BPS Kabupaten/Kota Modul Ketahanan Sosial, Survei
Sosial Ekonomi Nasional Susenas September 2020;
2. Buku 2: Pedoman Pencacah Modul Ketahanan Sosial, Survei Sosial
Ekonomi Nasional Susenas September 2020;
3. Buku 3: Pedoman Pengawas Modul Ketahanan Sosial, Survei Sosial
Ekonomi Nasional Susenas September 2020;
4. Buku 4: Konsep dan Definisi Modul Ketahanan Sosial, Survei Sosial
Ekonomi Nasional Susenas September 2020;
5. Buku 5: Pemanfaatan Data Modul Ketahanan Sosial, Survei Sosial
Ekonomi Nasional Susenas September 2020;
6. Buku 6: Pedoman Receiving Batching dan Editing Coding Modul
Ketahanan Sosial, Survei Sosial Ekonomi Nasional Susenas
September 2020;
7. Buku 7: Pedoman Pengolahan Modul Ketahanan Sosial, Survei Sosial
Ekonomi Nasional Susenas September 2020.
Daftar Isian yang Digunakan pada Susenas September 2020

No. Jenis Daftar Uraian


(1) (2) (3)
Sketsa Peta BS Alat bantu pengenalan wilayah
1.
(SP2010-WB) blok sensus yang terpilih sebagai sampel
Kuesioner Identifikasi
2. VSEN20.IDENT
Rumah Tangga dalam Blok Sensus
Daftar Sampel Rumah Tangga
3. VSEN20.DSRT
Terpilih (2 rangkap)
4. VSEN20.MH Kuesioner Modul Ketahanan Sosial

4 Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
G. Arus Dokumen

BPS RI
FILELIB

VSEN20.DSBS
VSEN20.MH Softfile VSEN20.MH
Program data entri DSRT Softfile hasil data entri
Buku Pedoman 1-7 VSEN20.MH
Program data entri MH
VSEN20.IDENT

BPS PROVINSI

VSEN20.DSBS
VSEN20.DSRT
VSEN20.MH Softfile VSEN20.MH
Program data entri DSRT Softfile hasil data entri
Buku Pedoman 1-7 VSEN20.MH
Program data entri MH
VSEN20.IDENT

BPS KAB/KOTA
Sketsa Peta BS SP 2010
VSEN20.DSBS
VSEN20.DSRT
VSEN20.MH Sketsa Peta BS SP 2010
Program data entri DSRT Softfile VSEN20.MH
Buku Pedoman 2-5 Softfile hasil data entri
Program data entri MH VSEN20.MH
VSEN20.IDENT VSEN20.DSBS
VSEN20.DSRT

Petugas Pencacah/Pengawas

Gambar 1. Arus Dokumen (Hard copy dan Soft file) Susenas September 2020
dari Pusat sampai Petugas Pencacah/Pengawas dan Sebaliknya

Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota 5
BAB II
KERANGKA KERJA STATISTIK KETAHANAN SOSIAL

A. Latar Belakang

Di tengah kompleksitas persoalan dunia saat ini, masyarakat semakin


menaruh perhatian pada bagaimana meningkatkan kualitas hidup dalam
pengertian yang luas. Masyarakat yang aman, damai, bersinergi dan terpenuhinya
kebutuhan hidup material dan nonmaterial. Pemerintah dan masyarakat juga
semakin tertarik mengetahui posisi kehidupan individual, wilayah dan negara
dalam percaturan global terutama yang terkait dengan tingkat kesejahteraan yang
dicapai.
Dalam konteks penyediaan ukuran-ukuran kualitas hidup manusia, maka
penyediaan indikator statistik sosial yang lebih berkualitas, tepat, luas, terkini,
komprehensif dan merefleksikan jalinan permasalahan dan kemajuan
pembangunan di bidang sosial secara sistemik semakin menjadi kebutuhan. Atas
dasar kesadaran ini pula maka BPS terus menerus berupaya untuk
mengembangkan beragam indikator statistik sosial yang relevan dengan
kebutuhan masyarakat terkini.
Statistik ketahanan sosial merupakan salah satu dimensi penting untuk
mengembangkan statistik sosial dan mengukur dinamika sosial yang terjadi di
masyarakat. Walaupun upaya pengembangan statistik sosial melalui Direktorat
Statistik Ketahanan Sosial terus menerus dilakukan, namun demikian pemahaman
yang lebih baik terkait apa dan bagaimana Statistik Ketahanan Sosial tersebut
sesungguhnya masih perlu terus menerus kita tingkatkan.

6 Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
B. Faktor Budaya dan Energi Sosial, sebagai Kekuatan Pembangunan

Ketahanan Sosial atau Social Resilience telah mulai dikenal di Indonesia


terutama sejak awal tahun 2000-an. Konsep tersebut semakin hari semakin
populer terkait bagaimana pembangunan seharusnya dilakukan untuk
meningkatkan kapasitas manusia secara sosial (human and social development).
Perhatian terhadap dimensi ketahanan sosial ini semakin penting terutama oleh
kesadaran banyak pihak bahwa proses dan hasil pembangunan ekonomi sangat
sensitif terhadap krisis yang pada akhirnya ketahanan masyarakatlah yang akan
mampu memitigasi dan memperbaiki dampak negatif dari krisis yang terjadi.
Pembangunan ekonomi akan lebih berhasil dilaksanakan jika ditopang oleh dan
dilakukan pada masyarakat yang memiliki kekuatan sosial integratif atau dalam
bahasa yang lebih operasional yaitu pada masyarakat komunal yang memiliki
kekuatan dirinya sendiri untuk menghadapi berbagai gejolak yang datang dari luar
komunitasnya. Sejalan dengan kesadaran ini pula maka kebutuhan akan ukuran-
ukuran pembangunan yang merefleksikan kekuatan resiliensi masyarakat semakin
menjadi kebutuhan nyata dan penting.
Pembangunan secara otonom mengembangkan pembangunan dengan
peran seimbang antara pemerintah dan masyarakat. Pemerintah membangun
perekonomian dan infrastrukturnya, masyarakat menyambut dengan inisiatif-
insiatif lokal untuk memaksimalkan hasil pembangunan dengan biaya yang
terbatas dari pemerintah. Komunitas-komunitas di tingkat lokal mengembangkan
diri mereka berpartisipasi dalam upaya memaksimalkan kepedulian pada
kesehatan lingkungan, peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya
pendidikan mandiri, menjaga kesehatan dan perbaikan gizi yang dilakukan secara
bersama-sama dengan digerakkan oleh komponen civil society-nya. Dalam bahasa
yang lain dapat disebutkan bahwa masyarakat Kerala memiliki derajat social
capital yang sangat tinggi. Social capital itu mampu memberi energi gerakan
masyarakat yang efektif untuk membangun diri mereka sendiri. Pengaruh-
pengaruh negatif dari arus globalisasi dapat mereka redam dengan kekuatan
kultural setiap komunitas yang dalam bahasa sederhananya mereka memiliki
tingkat kekuatan dan kelenturan sosial atau yang disebut sebagai ketahanan sosial
(social resilience).

Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota 7
Pembangunan, kesejahteraan masyarakat dan kekuatan sosial masyarakat
dalam menghadapi ancaman eksternal akan sangat ditentukan oleh faktor kultural,
dan salah satu dimensi kultural yang sangat penting sebagai modal pembangunan
adalah ketahanan sosial atau social resilience. Kita kembali bertanya, apa
sesungguhnya ketahanan sosial tersebut dan apa indikatornya. Ke arah ini ulasan
berikut akan kita fokuskan.

C. Kerangka Kerja Pengembangan Statistik Ketahanan Sosial

Langkah pertama memahami apa yang dimaksud dengan ketahanan sosial


adalah membedakan antara dua dinamika yaitu: dinamika eksternal yang biasa
disebut sebagai large scale system dan dinamika internal atau small scale system
(tingkatan sistem dalam komunitas) atau local social system (sistem sosial lokal).
Keduanya akan saling berinteraksi. Dinamika internal local social system
dikelompokkan ke dalam dua bagian yaitu small scale system itu sendiri dan
characteristics of the small scale system yang disebut sebagai community factors
(faktor komunal).

Small scale system (tingkatan sistem dalam komunitas) terdiri dari famili
(individu, keluarga dalam rumah tangga), komunitas (terdiri dari institusi sosial
komunitas dan hubungan antar famili/keluarga: kinship) dan sistem politik

8 Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
(pembagian kekuasaan dan kewenangan) dan sosial-ekonomi di tingkat lokal.
Sistem dalam komunitas (small scale system) ini senantiasa berinteraksi dengan
karakteristik yang ada di setiap komunal kecil berupa 4 (empat) dimensi penting
yaitu faktor sosial-politik (yang biasanya terkait dengan pembagian kekuasaan di
tingkat lokal/partisipasi politik lokal), ekonomi (terkait dengan pola produksi/social
organization of production), biological (terkait dengan pola reproduksi/social
organization of reproduction) dan belief (social organization of religion/belief).

Sistem sosial lokal dan karakteristiknya (faktor komunal; internal) dalam


perjalanannya akan senantiasa bersentuhan dan bahkan terintegrasi dengan faktor
eksternal berupa pengaruh-pengaruh dari globalisasi ekonomi, perkembangan
ilmu pengetahuan, sistem nilai universal (universal values) urbanisasi dan berbagai
kebijakan pembangunan internasional, nasional dan regional. Faktor eksternal ini
selain membawa kemajuan ke arah kualitas kehidupan manusia yang lebih baik
tetapi juga mengusung kekuatan destruktif pada kekuatan kebudayaan lokal.
Sampai sejauh mana kelenturan sistem sosial lokal beserta karakteristiknya dapat
bertahan dari risk eksternal tersebut, itulah yang disebut sebagai Ketahanan Sosial
(Social Resilience).

Sangat sulit untuk mengukur tingkat kelenturan sistem sosial lokal dalam
mempertahankan kekuatan integratif kebudayaan yang ada dalam setiap
komunitas. Karena itu ukuran resiliensi/ketahanan sosial biasanya didekati dengan
outcome dalam upaya mengatasi risk dari luar yaitu sejauh mana masyarakat
tersebut dapat:

Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota 9
(1) memberi perlindungan (protection) terhadap individu dan rumah
tangga/keluarga rentan (vulnerable) ageing, children, women, disabled,
dan jenis-jenis kerentanan lainnya;

(2) memberi dukungan (support) kepada berbagai kelompok rentan (miskin,


single parent, yatim piatu, anak terlantar, kurang gizi, abandoned disabled
person, korban trafficking dan sejenis lainnya);

(3) kekuatan energi partisipatif (participation) anggota komunitas (dalam


kehidupan sosial, ekonomi dan politik);

(4) kekuatan masyarakat lokal untuk melakukan konservasi/ sustainabiliti


(conservation/sustainability) sumber daya yang ada dalam lingkungan
sosial, buatan dan alam untuk menjamin kehidupan masyarakat;

10 Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
(5) dan kekuatan kontrol sosial (social control) dari komunitas terhadap
perilaku menyimpang (deviance behavior), kekerasan (violence) dan
kriminalitas (crime).

Kerangka pikir ini jika disajikan dalam bentuk gambar adalah sebagai
berikut:

Faktor Komunal
Faktor Sosial
Derajat integrasi ke sistem
Organisasi sosial
ekonomi pasar global (misalnya darah, serta prinsip turunan,
prevalensi buruhterupah/tergaji, warisan, dan suksesi. reproduksi
moneterisasi, mekanisasi, meliputi: formasi keluarga, sistem
penggunaan teknologimodern, pernikahan dan pertalian
penanaman modal asing, orieniasi
dan ketergantungan ekspor, dan Organisasi sosial produksi
ketergantungan impor). meliputi: stratifikasi dan
pembagian kerja berdasarkan
Derasnya arus pengetahuan dan gender, usia, dan kelas sosial.
informasi global.
Organisasi sosial partisipasi politk
Derajat integrasi ke dalam tata
meliputi: kepemimpinan lokal dan
kehidupan perkotaan.
pola manajemen.

Penerapan kebijakan skala Organisasi sosial keagamaan


internasional, nasional, non-lokal meliputi: hukuman dan insentif
berpengaruh terhadap wilayah yang memperkuat norma sosial
(misal kebijakan terkait yang berlaku.
kependudukan, kesehatan dan
pendidikan)

Sistem Sosial
Tingkat perlindungan yang diberikan kepada penduduk lanjut usia, anak-
anak, perempuan, orang dengan disabilitas.

Tingkat dukungan yang diberikan kepada individu maupun keluarga/


rumah tangga rentan seperti keluarga miskin, orang tua tunggal, anak-
anak danBPS
Pedoman Kepala penduduk lanjut
Provinsi, usia yang
Kepala terlantar,
Bidang orangSosial,
Statistik dengan dan
disabilitas
Kepala BPS Kab/Kota
11 yang terlantar.

Tingkat partisipasi individu, kelompok dan keluaiga dalam kehidupan


sosial dan politik.
Tingkat kontrol sosial terhadap kekerasan (rumah tangga, komunitas, dan
lintas budaya)

Gambar 2. Ketahanan Sosial Sebagai Hasil dari Dinamika Sosial Skala


Lokal/Global

Dengan kerangka pikir tersebut di atas, maka setiap sub direktorat yang
ada di jajaran Direktorat Statistik Ketahanan Sosial berusaha mengembangkan
ukuran-ukuran statistik atas dasar outcome tersebut.

(1) Statistik Kerawanan Sosial.


Statistik yang terkait adalah statistik kemiskinan, ageing, kekerasan terhadap
anak, kekerasan terhadap perempuan, penyandang cacat, yatim piatu,
perdagangan orang, anak terlantar, korban bencana, masyarakat terasing,
suku bangsa dan beragam jenis statistik yang terkait dengan
vulnerability/kerentanan terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan data
dan analisis dalam hal perlindungan (protection) dan dukungan (support).
(2) Statistik Ketahanan Wilayah
Indikator-indikator statistik yang terkait yaitu indeks modal sosial, indeks
kebahagian masyarakat (happiness index) dan indikator terkait lainnya
sepeti Potensi Desa (PODES).
(3) Statistik Lingkungan Hidup memfokuskan pada penyediaan indikator
atau statistik yang berhubungan dengan lingkungan hidup dengan
fokus pada konservasi dan sustainabiliti. Statistik yang terkait
diantaranya kepedulian dan perilaku masyarakat tentang lingkungan
hidup.
(4) Statistik Politik dan Keamanan memfokuskan pada penyediaan dan
pengembangan statistik terkait kekerasan masyarakat (kerusuhan),
kriminalitas, politik terutama yang terkait dengan kehidupan demokrasi

12 Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
dan keterlibatan civil, civil society sebagai komponen penopang
demokrasi, dan statistik terkait keamanan negara dan masyarakat secara
luas.

Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
13
BAB III

METODOLOGI SURVEI

Perubahan desain sampel Susenas September 2020 berikut ini dirancang


karena adanya pandemi Covid-19 di Indonesia.

A. Jumlah Sampel

Susenas September 2020 dirancang untuk menghasilkan angka estimasi


level provinsi dengan jumlah sampel sebanyak 7.500 blok sensus atau 75.000
rumah tangga. 7.500 blok sensus tersebut merupakan subsample Susenas Maret
2020. Rumah tangga yang terkena sampel pada Susenas Maret 2020 menjadi
sampel rumah tangga Susenas September (Panel Sampel Rumah Tangga).

B. Stratifikasi

Stratifikasi dilakukan di seluruh populasi blok sensus dan pada rumah


tangga untuk menjamin keterwakilan populasi wilayah dan sampel yang lebih
representatif.
- Seluruh populasi blok sensus biasa hasil SP2010 sekitar 720.000 an
distratifikasikan menurut klasifikasi urban/rural.
- Blok sensus juga dilakukan implicit stratification berdasarkan kategori
kesejahteraan (Wealth Index).
- Implicit stratification rumah tangga dilakukan berdasarkan tingkat
pendidikan kepala rumah tangga dan keberadaan ART balita (kurang dari
59 bulan) dan ibu hamil 9 bulan dari hasil pemutakhiran (updating), untuk
menjaga keterwakilan dari nilai keragaman karakteristik rumah tangga.

C. Kerangka Sampel

Master sampling frame yang digunakan dalam pelaksanaan SSN 2020

14 Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
adalah sekitar 40% BS, ditarik secara PPS dengan size jumlah rumah tangga
SP2010 dari master frame blok sensus sekitar 720.000 an.
1. Kerangka sampel tahap pertama adalah
a. daftar blok sensus biasa SP2010
b. daftar 40% blok sensus SP2010 yang sudah terdapat informasi kode
strata kesejahteraan dan urban/rural.
c. Daftar sampel blok sensus Susenas Maret 2020.
2. Kerangka sampel tahap kedua adalah daftar rumah tangga hasil
pemutakhiran Susenas Maret di setiap blok sensus terpilih.

D. Prosedur Penarikan Sampel

Prosedur penarikan sampel dibedakan menurut level estimasi sebagai


berikut:

Estimasi Provinsi:
Tahap 1:
Memilih sebanyak 7.500 blok sensus dari blok Susenas Maret 2020 di tiap
strata kabupaten urban/rural, sesuai dengan tabel alokasi. Pemilihan sampel
dilakukan secara sistematik dengan implicite stratifikasi variabel kesejahteraan.
Tahap 2:
Pada blok sensus terpilih, di lakukan pendataan pada rumah tangga yang
menjadi sampel susenas maret 2020. Disediakan sampel cadangan sebanyak
50% sampel rumah tangga utama. 10 rumah tangga utama dan 5 rumah
tangga cadangan.

E. Design Sampling

Jumlah unit strata h Metode Peluang


Tahap/P Fraksi
Unit penarikan pemilihan
hase Populasi Sampel sampling
sampel sampel

Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
15
1 n ' ' kh
1 Blok Sensus n kh n ' ' kh Systematic
nkh nkh
1 nkh
n ' ' kh n' ' ' kh Systematic
n ' ' ' kh n ' ' ' kh
1 ḿ
2 Rumahtangga M up khi ḿ Systematic
M upkhi M upkhi

N kh = jumlah blok sensus di strata ke-h kabupaten k


'
nkh = 40% dari jumlah blok sensus di strata ke-h kabupaten k
nkh = jumlah sampel blok sensus Susenas Maret di strata ke-h kabupaten k
n ' ' kh = jumlah sampel blok sensus untuk estimasi provinsi di strata ke-h
kabupaten k
n ' ' ' kh = jumlah sampel blok sensus untuk Susenas September integrasi SKAM
atau jumlah sampel SKMI di strata ke-h kabupaten k
M khi = jumlah muatan rumah tangga blok sensus ke-i strata ke-h kabupaten ke-
k
data SP2010
M kh = jumlah muatan rumah tangga strata ke-h kabupaten ke-k data SP2010
M up
khi = jumlah muatan rumah tangga hasil pemutakhiran diblok sensus ke-i
strata ke-h
m̄ = jumlah sampel rumah tangga di setiap blok sensus

Sampling fraction Provinsi :


n n kh M khi m̄ nkh prop n kh prop M khi m̄
kh prop
F prov =F kab . = × =
n kab M kh M up khi
n kab M kh M upkhi
kh kh

F. Weight

16 Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
Desain sampling yang telah dijelaskan sebelumnya berguna untuk
membentuk weight. Weight digunakan untuk mengimbangi adanya perbedaan
peluang saat pengambilan sampel dan untuk memperoleh estimasi sesuai dengan
populasi yang diketahui sebelumnya. Adapun tahapan yang dilakukan dalam
menyusun penimbang kegiatan Susenas 2020 adalah sebagai berikut:

1. Membangun design weight berdasarkan sampling scheme


Design weight menggambarkan peluang pengambilan sampel, weight ini
merupakan invers dari samping fraction, yaitu
1
W design =
F
Design weight dibentuk dari jumlah rumah tangga hasil updating dan target
awal pencacahan rumah tangga. Untuk menghasilkan design weight yang baik,
perlu control lapangan saat kegiatan pemutakhiran rumah tangga.
Selanjutnya, ketika pendataan lapangan, sulit mendapatkan semua informasi
yang diinginkan. Jika estimasi dilakukan dengan menggunakan data yang
terdapat nonrespon maupun noncoverage, hasil estimasi akan bias terhadap
populasi. Untuk mengimbangi nonrespon maupun noncoverage tersebut
dilakukan adjusment terhadap Design weight.

2. Nonresponse adjustment weight


Nonrespon adjusment weight digunakan untuk revisi nilai initial weight
berdasarkan realisasi pencacahan pada tingkat blok sensus dan rumah tangga
dengan tetap menjaga total nilai probability pada sampling frame.
nrut a
w nr =wdesign∗f nr dimana f nr = target

n ruta real

Keterangan:
w nr = weight dengan adjusment non respon
w design = initial weight
f n r = fraksi non respon
bs

nrut a target
= jumlah target sampel rumah tangga per strata sensus
nruta ℜ al = jumlah sampel rumah tangga realisasi per strata

Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
17
3. Trimming weight
Trimming bertujuan untuk mereduksi variasi weight antar blok sensus dengan
tetap mengacu kepada total weight sebagai kontrol nilai total estimasi.
Trimming menggunakan batas atas 3∗IQR(w nr)
Jika w nr <batas atas , makaw tr =w nr
Jika w nr ≥batas atas , maka wtr =batas atas
Keterangan:
w tr = weight hasil dari proses trimming
w nr = weight hasil adjusment nonrespon
batas atas = 3 * interquartil w nr

4. Adjustment for household noncoverage


Bertujuan untuk melakukan kontrol estimasi jumlah rumah tangga berdasarkan
data proyeksi.

5. Secondary data control


Secondary data control merupakan tahap dari adjusment non-coverage rumah
tangga dengan menggunakan jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur
dan jenis kelamin dari data proyeksi penduduk. Tahap ini akan menghasilkan
weight rumah tangga. Kelompok umur sangat bergantung pada distribusi hasil
pencacahan.

6. Kalibrasi dari data proyeksi


Total jumlah penduduk dari proyeksi digunakan sebagai kalibrasi dalam proses
akhir penyusunan weight.
G. Estimator

Misal y hkijdan x hkij adalah menyatakan nilai karakteristik Y dan X rumah


tangga ke-j, blok sensus ke-i, kabupaten ke-k, strata ke-h, maka estimasi total nilai
karekteristik Y dan X, serta rasio R=Y/X beserta varians nya adalah sebagai berikut:
a. Estimasi total nilai karakteristik X :
X =∑ ∑ ∑ ∑ whkij x hkij
^
h k i j

b. Estimasi total nilai karakteristik Y :

18 Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
Y^ =∑ ∑ ∑ ∑ w hkij y hkij
h k i j

Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
19
BAB IV

ORGANISASI LAPANGAN

A. Manajemen Lapangan Kepala BPS Provinsi

Kepala BPS Provinsi mengkoordinasikan Kepala Bagian Tata Usaha (Kabag


TU), Kepala Bidang Statistik Sosial (Kabidsos), Kepala Bidang Integrasi dan
Pengolahan Data Statistik (Kabid IPDS), dan Kepala BPS Kabupaten/kota untuk
membagi tugas dan memonitor seluruh kegiatan Susenas mulai dari persiapan,
pelatihan petugas, updating, pencacahan lapangan dan pengolahan, serta
menginventarisir dan memecahkan seluruh permasalahan yang terjadi dalam
pelaksanaan Susenas September 2020.
Faktor penting untuk meningkatkan kualitas data, yaitu dengan
meningkatkan monitoring dan pengawasan dalam pelaksanaan lapangan. Oleh
karena itu, Kepala BPS Provinsi memegang peranan penting demi terwujudnya
data berkualitas dan tepat waktu.
Monitoring progres pencacahan harus dilakukan setiap hari untuk segera
dilakukan tindakan jika terjadi keterlambatan dalam proses pelaksanaan. Seiring
dengan monitoring, pengecekan lapangan mutlak dilakukan untuk melihat fakta
langsung di lapangan, permasalahan apa yang terjadi sehingga dapat segera
memberikan instruksi pemecahannya.

Kepala Bidang Statistik Sosial


Kabidsos berkoordinasi dengan Kabag TU, Kabid IPDS, dan Kepala BPS
Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan kegiatan Susenas September 2020.
Kabidsos juga harus melakukan evaluasi Daftar VSEN20.DSBS sebelum
pelaksanaan lapangan dan memonitor hasil serta memberikan umpan balik hasil
evaluasi ke BPS Kabupaten/Kota. Untuk melaksanakan hal tersebut, Kabidsos harus
mengetahui SOP dan jadwal seluruh kegiatan Susenas September 2020.

Kabidsos harus memonitor progres pelaksanaan lapangan di setiap


kabupaten/kota, dan meminta laporan permasalahan lapangan setiap hari kepada
penanggung jawab kegiatan di kabupaten/kota seperti permasalahan rumah

20 Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
tangga non respon, hasil updating yang turun, serta melaporkan kepada Kepala
BPS Provinsi agar dapat segera memberikan pemecahan.

Selain itu, Kabidsos juga harus melakukan pengecekan ke lapangan


terhadap wilayah yang belum/jarang tersentuh pengawasan dan lambat
pengumpulan datanya atau wilayah yang mempunyai banyak permasalahan.

Kepala BPS Kabupaten/Kota


Kepala BPS Kabupaten/Kota mengkoordinasi kegiatan Susenas September
2020, baik teknis maupun non teknis dengan Kasubbag TU, Kasi Sosial, Kasi IPDS,
dan pengawas lapangan. Kepala BPS Kabupaten/Kota harus memonitor dan
mengetahui SOP seluruh kegiatan dan jadwal pelaksanaan Susenas September
2020 di kabupaten/kota mulai dari persiapan, updating, pencacahan lapangan, dan
pengolahan.

Satu hal terpenting yang memengaruhi kualitas data Susenas September


2020 adalah kualitas petugas. Untuk itu, Kepala BPS Kabupaten/Kota harus
melakukan seleksi petugas lapangan (pencacah dan pengawas) dengan
mengutamakan pengalaman calon petugas dalam melakukan survei BPS
(khususnya Susenas) dan memiliki track record yang baik (seperti kualitas hasil
pencacahan yang baik dan pemasukan dokumen yang sesuai jadwal).

Khusus pelaksanaan lapangan progres setiap hari dan kendala yang ada
harus ter-update dan terpecahkan. Untuk itu, semua permasalahan di lapangan
harus dilakukan evaluasi dan dicari pemecahan masalahnya. Kepala BPS
Kabupaten/Kota juga harus melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
lapangan, meminta laporan permasalahan lapangan setiap hari seperti kasus non
respon, hasil updating rumah tangga yang turun, under estimate dan over estimate
konsumsi/pengeluaran per kapita, serta memastikan bahwa pelaksanaan Susenas
sudah sesuai SOP dan jadwal yang ditentukan. Kepala BPS Kabupaten/Kota harus
memberikan perhatian khusus terhadap hasil updating rumah tangga yang turun,
penyebab penurunan penurunan hasil updating tersebut harus didokumentasikan.

Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
21
B. Struktur Organisasi

Struktur organisasi dikelompokkan menjadi Pengarah, Penanggung Jawab


Pusat, Operasional Pusat, dan Operasional Daerah. Bagan alur struktur organisasi
tingkat pusat dan tingkat daerah dapat dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 3
sebagai berikut:

Tingkat Pusat
1) Pengarah adalah Kepala BPS, Deputi Bidang Statistik Sosial, dan Deputi Bidang
Metodologi dan Informasi Statistik;

2) Penanggung jawab survei adalah Direktur Statistik Kesejahteraan Rakyat;

3) Penanggung jawab teknis adalah Direktur Statistik Ketahanan Sosial;

4) Penanggung jawab metodologi survei adalah Direktur Pengembangan


Metodologi Sensus dan Survei; dan

5) Penanggung jawab pengolahan data adalah Direktur Sistem Informasi Statistik.

22 Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
Tingkat Daerah
1) Pengarah di daerah adalah Kepala BPS Provinsi;

2) Penanggung jawab survei di kabupaten/kota adalah Kepala BPS


Kabupaten/Kota;

3) Penanggung jawab teknis di provinsi adalah Kepala Bidang Statistik Sosial dan
Kepala Bidang IPDS;

4) Koordinator lapangan di provinsi adalah Kepala Seksi Statistik Kesejahteraan


Rakyat;

Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
23
5) Penanggung jawab administrasi keuangan di provinsi adalah Kepala Bagian
Tata Usaha;

6) Penanggung jawab teknis lapangan di kabupaten/kota adalah Kepala Seksi


Statistik Sosial;

7) Penanggung jawab entri data di kabupaten/kota adalah Kepala Seksi IPDS;

8) Penanggung jawab administrasi keuangan di kabupaten/kota adalah Kepala


Subbagian Tata Usaha;

9) Pengawas adalah kepala seksi, Koordinator Statistik Kecamatan (KSK), staf inti,
atau mitra statistik;

24 Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
10) Pencacah adalah KSK, staf inti, atau mitra statistik.

Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
25
26 Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
Gambar 3. Struktur Organisasi Survei Sosial Ekonomi Nasional

September 2020 di Pusat

Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
27
Gambar 4. Struktur Organisasi Survei Sosial Ekonomi Nasional
September 2020 di Daerah

C. Tugas dan Tanggung Jawab

Direktur Statistik Kesejahteraan Rakyat

Direktur Statistik Kesejahteraan Rakyat bertanggung jawab secara penuh


atas penyelenggaraan Susenas September 2020, dari persiapan survei,
pelaksanaan, pengolahan, dan diseminasinya.

Direktur Statistik Ketahanan Sosial

Direktur Statistik Ketahanan Sosial bertanggung jawab secara penuh atas


pelaksanaan teknis Modul Hansos pada Susenas September 2020, dari persiapan
survei, pelaksanaan, pengolahan, dan diseminasinya. Bersama dengan Direktorat
Statistik Kesejahteraan Rakyat melakukan evaluasi data konsumsi dan pengeluaran
Susenas September 2020 guna penghitungan indikator kemiskinan.

28 Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
Direktur Pengembangan Metodologi Sensus dan Survei

Direktur Pengembangan Metodologi Sensus dan Survei bertanggung


jawab atas metodologi pengumpulan data dan penghitungan angka penimbang.
Direktur Metodologi Sensus dan Survei juga bertanggung jawab terhadap
pengiriman daftar sampel blok sensus ke BPS Provinsi (penyusunan program entri
hasil updating dan pengambilan sampel), serta pedomannya.

Direktur Sistem Informasi Statistik (SIS)

Direktur Sistem Informasi Statistik bertanggung jawab terhadap


pengolahan data Susenas September 2020, mulai dari penyusunan sistem dan
program pengolahan, penyusunan buku pedoman pengolahan (data entri),
pendistribusian sistem dan program pengolahan ke daerah, pemantauan
pelaksanaan pengolahan data di pusat dan daerah, serta penerimaan hasil
pengolahan dari daerah.

Kepala Subdirektorat Statistik Rumah Tangga

Sebagai penanggung pelaksana teknis kegiatan, Kepala

Subdirektorat Statistik Rumah Tangga bertanggung jawab terhadap jalannya


survei mulai dari perencanaan (menyusun kuesioner, buku pedoman,
merencanakan pelatihan), supervisi, validasi data, serta diseminasi untuk data
konsumsi/pengeluaran.

Kepala Subdirektorat Statistik Lingkungan Hidup

Sebagai penanggung pelaksana teknis kegiatan, Kepala

Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
29
Subdirektorat Statistik Lingkungan Hidup bertanggung jawab terhadap jalannya
survei mulai dari perencanaan (menyusun kuesioner, buku pedoman,
merencanakan pelatihan), supervisi, validasi data, serta diseminasi untuk data
Modul Hansos.

Kepala BPS Provinsi

Kepala BPS Provinsi bertanggung jawab untuk memonitor pelaksanaan


kegiatan Susenas September 2020 dan menjamin kelancaran pelaksanaan survei di
wilayahnya.

Adapun monitoring yang dilakukan oleh Kepala BPS Provinsi berkaitan


dengan anggaran, instrumen, pelatihan petugas, perkembangan pelaksanaan
pencacahan, dan pengolahan data. Selain itu, Kepala BPS Provinsi juga
bertanggung jawab terhadap kegiatan teknis termasuk yang tertuang dalam
manajemen lapangan serta administrasi Susenas September 2020.

Kepala Bidang Statistik Sosial

Kepala Bidang Statistik Sosial (Kabidsos) bertanggung jawab terhadap


kegiatan teknis Susenas September 2020 di daerah dari perencanaan, pelatihan
petugas, pengawasan lapangan, pengolahan dan pelaporan kegiatan. Kabidsos
harus berkoordinasi dengan Kepala Bagian (Kabag) TU dalam hal perencanaan
kegiatan terkait dengan anggaran, penyediaan dan alokasi instrumen, serta
berkoordinasi dengan Kepala Bidang (Kabid) IPDS dalam mengevaluasi
kelengkapan dan kualitas data.

Selain itu, Kabidsos juga harus melaporkan perkembangan pelaksanaan


lapangan dan pengolahan data ke Direktur Statistik Kesejahteraan Rakyat BPS RI,
secara periodik.

Kepala Bidang IPDS

Kabid IPDS bertugas untuk mengatur dan mengkoordinasikan pelaksanaan


pengolahan di daerah, serta mengirim hasil entri data kor dan

30 Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
konsumsi/pengeluaran setelah dievaluasi oleh Kabidsos ke Subdit Pengembangan
Basis Data BPS RI.

Kepala BPS Kabupaten/Kota

Sebagai penanggung jawab survei di kabupaten/kota, Kepala BPS


Kabupaten/Kota bertanggung jawab untuk memastikan bahwa kegiatan survei
berjalan dengan baik, mulai dari persiapan survei, pelatihan petugas, pelaksanaan
lapangan, pengawasan, pengolahan, dan pelaporan kegiatan. Bagian dari
persiapan survei yang menjadi tanggung jawab Kepala BPS Kabupaten/Kota
adalah menyiapkan kebutuhan lapangan seperti surat tugas, surat pemberitahuan,
perlengkapan survei, sketsa peta desa/kelurahan SP2010-WA, print out sketsa peta
SP2010-WB hasil listing SP2010, dokumen pelaksanaan lapangan maupun
pendukungnya dan pendanaan.

Selain itu, Kepala BPS Kabupaten/Kota juga harus melakukan pengecekan


awal blok sensus terpilih di daerahnya sesuai daftar sampel. Pada pelaksanaan
lapangan, Kepala BPS Kabupaten/Kota bertanggung jawab mengawasi
pelaksanaan lapangan, mengevaluasi prosedur serta penerapan konsep dan
definisi. Pada tahap pengolahan, Kepala BPS Kabupaten/Kota bertanggung jawab
mengecek data hasil entri sebelum dikirimkan ke BPS Provinsi. Pada tahap
pelaporan, Kepala BPS Kabupaten/Kota bertanggung jawab menyusun dan
mengirim laporan pelaksanaan kegiatan Susenas September 2020 kepada
penanggung jawab survei tingkat provinsi, termasuk pengiriman softfile Daftar
VSEN20.MH.

Kepala Seksi Statistik Kesejahteraan Rakyat BPS Provinsi

Kepala Seksi Statistik Kesejahteraan Rakyat BPS Provinsi merupakan


koordinator lapangan di provinsi dan bertugas melakukan koordinasi dengan

Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
31
Kepala Seksi Statistik Sosial BPS Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan Susenas
September 2020. Selain itu, Kepala Seksi Statistik Kesejahteraan Rakyat BPS
Provinsi juga harus berkoordinasi dengan Kepala Seksi Integrasi Pengolahan Data
terkait progres data entri yang sudah dikirimkan oleh BPS Kabupaten/Kota. Kepala
Seksi Statistik Kesejahteraan Rakyat BPS Provinsi bertanggung jawab untuk
memeriksa dan mengirimkan softfile VSEN20.MH ke BPS RI.

Kepala Seksi Statistik Sosial BPS Kabupaten/Kota

Sebagai penanggung jawab teknis lapangan di kabupaten/kota, Kepala


Seksi Statistik Sosial bertanggung jawab terhadap kegiatan Susenas September
2020 agar dapat berjalan dengan baik. Kepala Seksi Statistik Sosial bertugas
mendistribusikan dokumen pencacahan ke petugas dan menerima hasil identifikasi
rumah tangga dari pengawas, mengkoordinasikan kegiatan editing dokumen hasil
pencacahan, dan selanjutnya menyerahkan dokumen tersebut kepada Kepala Seksi
IPDS BPS Kabupaten/Kota untuk dientri.

Setelah mendapat daftar sampel rumah tangga (DSRT) dari Kepala Seksi
IPDS BPS Kabupaten/Kota, Kepala Seksi Statistik Sosial menyerahkan DSRT
tersebut kepada pengawas untuk didistribusikan kepada pencacah. Kepala Seksi
Statistik Sosial juga bertugas menerima hasil pencacahan petugas (kuesioner yang
sudah terisi) dan memeriksa kelengkapan serta konsistensi isian kuesioner
tersebut. Kepala Seksi Statistik Sosial juga bertugas melakukan evaluasi hasil entri
data, jika menemukan data yang tidak wajar maka harus dilakukan pengecekan
terhadap dokumen hasil pencacahan.

32 Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
Kepala Seksi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik BPS
Kabupaten/Kota

Kepala Seksi IPDS BPS Kabupaten/Kota bertanggung jawab terhadap


pelaksanaan entri data hasil isian VSEN20.MH secara keseluruhan.

D. Persyaratan Petugas Lapangan

Petugas lapangan Susenas terdiri atas pengawas dan pencacah. Pengawas


dan pencacah Susenas September 2020 adalah pegawai organik BPS atau mitra
statistik yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Berpendidikan minimal SLTA (diutamakan lulusan D3 ke atas);

2. Berpengalaman melakukan survei BPS khususnya Susenas dan mempunyai


track record yang baik dalam kualitas isian kuesioner dan pemasukan
dokumen yang sesuai jadwal;

3. Mampu bekerja dan menaati peraturan/kesepakatan yang telah ditentukan.

Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
33
Pengawas adalah Kepala Seksi atau KSK atau staf inti di BPS
Kabupaten/Kota yang telah berpengalaman dalam Susenas. Pengawas harus
memenuhi persyaratan berikut:

1. Mampu menjalin pendekatan dengan kepala desa atau ketua RT/RW


setempat, serta membuka jalan/meminta izin agar pencacah dapat melakukan
wawancara;

2. Mampu menyusun rencana kerja dan memimpin 2 sampai 3 orang pencacah


untuk melaksanakan pencacahan;

3. Mampu memecahkan persoalan dan hambatan yang ditemui dalam


pelaksanaan lapangan;

34 Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
4. Siap untuk menggantikan tugas pencacah yang karena sesuatu hal tidak
dapat melanjutkan pekerjaannya;

5. Bertanggung jawab terhadap kelengkapan hasil pencacahan seluruh petugas


pencacah yang berada di bawah koordinasinya.

Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
35
BAB V

PELATIHAN

Salah satu kegiatan penting dalam pelaksanaan Susenas adalah pelatihan.


Pelatihan bertujuan untuk menyamakan persepsi petugas terhadap pemahaman
konsep dan definisi operasional dari variabel- variabel yang ditanyakan dalam
survei. Pelatihan Susenas September 2020 dimulai dengan pelatihan Instruktur
Utama (Intama), dilanjutkan dengan pelatihan Instruktur Nasional (Innas),
kemudian pelatihan Instruktur Daerah (Inda) dan pelatihan petugas. Kegiatan
pelatihan Intama dan pelatihan Innas dilakukan oleh BPS RI dengan pelaksananya
adalah Direktorat Statistik Kesejahteraan Rakyat. Selanjutnya, Innas akan melatih
Inda. Kemudian Inda melatih petugas yang dilaksanakan di masing-masing
kabupaten/kota. Peserta pelatihan petugas (pencacah dan pengawas) berasal dari
masing-masing kabupaten/kota.

Mengingat sampai dengan penyusunan buku pedoman masih dalam


situasi pandemi Covid-19. Untuk itu, seluruh pelatihan dilakukan dengan
menggunakan aplikasi yang mendukung kegiatan pelatihan tersebut. Untuk
kelancaran pelaksanaan pelatihan, dalam menyampaikan materi pelatihan, para
instruktur dibantu oleh para admin. Tugas admin antara lain mengoperasikan
aplikasi agar berjalan sesuai dengan rencana

Pada pelatihan Innas dan Inda, hal pokok yang diajarkan adalah
pemahaman terhadap kegiatan survei, konsep/definisi yang digunakan, dan
kemampuan untuk mentransfer pengetahuan yang telah diperoleh kepada
petugas. Sedangkan pada pelatihan petugas lapangan, penekanannya lebih
difokuskan pada pemahaman konsep/definisi, pemahaman prosedur survei,
pemahaman pengisian daftar, updating, latihan cara mengisi kuesioner, dan latihan
wawancara.

Dalam setiap proses pelatihan ada tiga hal yang harus dicapai:

36 Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
1. Setiap peserta pelatihan harus sudah membaca dan memahami isi kuesioner
yang akan digunakan;

2. Setiap peserta pelatihan harus membaca dan memahami konsep definisi yang
terdapat dalam buku pedoman;

3. Setiap peserta pelatihan harus memahami cara wawancara dan cara


mengisikan hasil wawancara ke dalam kuesioner.

A. Pelatihan Innas

Pelatihan Innas diselenggarakan oleh BPS RI selama 3 hari efektif pada


tanggal 12-14 Agustus 2020. Peserta pelatihan berasal dari BPS RI dan BPS
Provinsi atau BPS Kab/Kota. Pelatihan Innas akan dibagi dalam tiga kelas, dimana
masing-masing kelas terdiri atas peserta dari BPS RI dan BPS Provinsi.

Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
37
B. Pelatihan Inda

Pelatihan Inda diselenggarakan oleh BPS Provinsi selama 3 hari efektif


pada periode tanggal 18-28 Agustus 2020. Peserta pelatihan berasal dari BPS
Kab/Kota.

C. Pelatihan Petugas

Pelatihan petugas pencacah diselenggarakan oleh BPS Kabupaten/Kota.


BPS Provinsi dan BPS Kab/Kota dapat menambah jumlah petugas maupun jumlah
hari pelatihan dengan pertimbangan tertentu, asalkan tidak melebihi anggaran
yang tersedia. Pelatihan petugas dilaksanakan antara tanggal 31 Agustus – 14
September 2020. Tanggal pelaksanaan pelatihan petugas dapat disesuaikan
dengan jadwal kegiatan di masing-masing provinsi. Pada saat pelaksanaan
pelatihan petugas, perlu dilakukan role playing.

38 Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
BAB VI

PENGAWASAN DAN SUPERVISI

Salah satu faktor penting dalam upaya meningkatkan kualitas data adalah
mengoptimalkan pengawasan atau supervisi pada saat pelaksanaan survei.
Pengawasan tidak hanya dilakukan pada saat pencacahan, tetapi juga pada saat
pra pencacahan dan pasca pencacahan. Selain pengawasan yang akan dilakukan
oleh BPS Kabupaten/Kota, pengawasan Susenas September 2020 juga harus
dilakukan oleh BPS Provinsi dan BPS RI.

Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pengawasan atau


supervisi Susenas adalah:

1. Pra Pencacahan
a. Rencana jadwal pelaksanaan pencacahan masing-masing petugas harus
rasional dan memperhitungkan kemampuan petugas untuk menyelesaikan
tugasnya tepat waktu dan berkualitas;

b. Alokasi petugas di masing-masing kabupaten/kota harus


mempertimbangkan sebaran sampel dan tingkat kesulitan di lapangan.
Beban petugas rata-rata 2 blok sensus dan harus diselesaikan dalam waktu
pencacahan selama 20 hari;

Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
39
c. Rekrutmen petugas harus sesuai dengan persyaratan dan kompetensi;

d. Dokumen pelaksanaan harus lengkap, dan sesuai dengan kebutuhan;

e. Distribusi dokumen dari BPS Kabupaten/Kota ke petugas harus tepat, tidak


ada kekeliruan dalam pengalokasian jumlah maupun tujuannya.

2. Pencacahan
a. Kesiapan petugas dalam menerapkan strategi lapangan harus maksimal.

b. DSBS dikirim ke BPS Kabupaten/Kota lebih awal karena DSBS digunakan


sebagai daftar alokasi tugas dan pengaturan strategi pencacahan
lapangan;

c. Pelaksanaan pencacahan lapangan harus sesuai dengan prosedur dan


ketentuan yang telah ditetapkan;

40 Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
d. Penanganan hasil lapangan harus berjalan efektif, seperti pengiriman
dokumen yang dilakukan secara bertahap atau penjemputan dokumen
secara bertahap dari lapangan;

e. Monitoring kualitas pencacahan lapangan;

f. Hasil pencacahan harus diperiksa oleh pengawas sebelum diserahkan ke


BPS Kabupaten/Kota.

g. Pengawasan harus dilakukan secara terjadwal;

h. Penanggung jawab pencacahan adalah Kasi Statistik Sosial BPS


Kabupaten/Kota.

3. Pasca Pencacahan

Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
41
a. Hasil pencacahan harus berkualitas dan benar-benar menggambarkan
kondisi sosial ekonomi penduduk pada wilayah pencacahan. Hal ini
dilakukan dengan pemeriksaan dokumen;

b. Kegiatan receiving-batching, dan editing-coding harus sesuai dengan


prosedur yang telah ditetapkan;

c. Seluruh kegiatan editing-coding menjadi tanggung jawab Seksi Statistik


Sosial BPS Kabupaten/Kota sebelum dokumen dikirim ke Seksi IPDS BPS
Kabupaten/Kota.

d. Pengecekan kualitas hasil pengolahan dilakukan dengan menggunakan


tabel pengecekan data seperti yang disediakan dalam program entri.

42 Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
BAB VII

PENGOLAHAN DATA

Pengolahan dokumen Susenas September 2020 terdiri atas kegiatan


receiving-batching, editing-coding, entri data, kompilasi data, tabulasi dan cross
check tabel (revalidasi). Untuk kegiatan receivingbatching, editing-coding, dan entri
data akan dilakukan sepenuhnya di BPS Kabupaten/Kota. Kegiatan kompilasi data,
tabulasi, dan cross check tabel (revalidasi) dilakukan di BPS provinsi dan BPS RI.

Program pengolahan dan pedomannya akan disiapkan oleh BPS RI dan


dikirimkan melalui axway ke BPS Provinsi, untuk selanjutnya dikirimkan ke BPS
Kabupaten/Kota. BPS Kabupaten/Kota harus mempersiapkan sejumlah komputer
sesuai kebutuhan, menunjuk koordinator pengolahan, staf pengentri, staf editing
coding, serta upaya-upaya manajemen entri data lainnya.

Hasil entri data dari BPS Kabupaten/Kota dikirimkan secara bertahap ke


BPS Provinsi tanpa menunggu seluruh dokumen selesai dientri. Namun hal ini
tetap mempertimbangkan keutuhan data per blok sensus. BPS Provinsi
bertanggung jawab terhadap kompilasi data hasil entri dari BPS Kabupaten/kota.
Data yang diterima dari BPS Kabupaten/Kota akan direvalidasi oleh BPS Provinsi
dan dikirimkan secara bertahap ke BPS RI. Selanjutnya, BPS RI akan melakukan
proses revalidasi data sebelum dilakukan tabulasi final secara nasional.

Konsultasi terhadap permasalahan yang timbul berkaitan dengan program


pengolahan dapat menghubungi alamat e-mail amiek@bps.go.id, sedangkan
pengiriman data hasil entri ke BPS RI dapat melalui e-mail ipd@bps.go.id (Subdit
Integrasi Pengolahan Data) dan susenas@bps.go.id.

Alur kegiatan pengolahan Susenas September 2020 adalah sebagai


berikut:

1. Receiving-batching
2. Editing-coding
Kedua kegiatan ini merupakan tanggung jawab Seksi Statistik Sosial di BPS

Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
43
Kabupaten/Kota.
3. Entri

Seluruh dokumen hasil pencacahan di entri di BPS Kabupaten/Kota.


Penanggung jawab kegiatan ini adalah Seksi IPDS BPS Kabupaten/Kota.
4. Pengiriman hasil entri ke BPS Provinsi

Hasil entri data di BPS Kabupaten/Kota dikirimkan secara bertahap ke BPS


Provinsi.

5. Pengiriman hasil entri ke BPS RI

Hasil entri data dari seluruh BPS Kabupaten/Kota yang ada di setiap
provinsi dikompilasi oleh Bidang IPDS BPS Provinsi, dicek dan divalidasi
oleh Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi, kemudian dikirimkan secara
bertahap ke BPS RI.

44 Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
Data yang telah clean dikirim ke BPS RI oleh Bidang IPDS BPS Provinsi.

Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
45
LAMPIRAN

46 Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
Lampiran 1
Alokasi Peserta
Pelatihan Innas dan Pelatihan Operator Kelas Inda
Susenas September 2020

Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
47
Lampiran 2
Alokasi Peserta
Pelatihan Inda Susenas September 2020

48 Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
Lampiran 3
Alokasi Blok Sensus dan Jumlah Petugas Susenas September 2020
Per Kabupaten/Kota

Sampel Susenas Total Sampel


Provinsi Pengawas Pencacah Total Petugas
Sept 2020 (BS) (RT)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
0000  Pusat - 0      
1100  Aceh   2.920 81 153 234
1101   Simeulue 11 110 3 6 9
1102   Aceh Singkil 11 110 3 6 9
1103   Aceh Selatan 13 130 4 7 11
1104   Aceh Tenggara 13 130 4 7 11
1105   Aceh Timur 15 150 4 8 12
1106   Aceh Tengah 13 130 4 7 11
1107   Aceh Barat 13 130 4 7 11
1108   Aceh Besar 15 150 4 8 12
1109   Pidie 16 160 4 8 12
1110   Bireuen 15 150 4 8 12
1111   Aceh Utara 16 160 4 8 12
1112   Aceh Barat Daya 12 120 3 6 9
1113   Gayo Lues 11 110 3 6 9
1114   Aceh Tamiang 14 140 4 7 11
1115   Nagan Raya 12 120 3 6 9
1116   Aceh Jaya 11 110 3 6 9
1117   Bener Meriah 12 120 3 6 9
1118   Kab. Pidie Jaya 12 120 3 6 9
1171   Banda Aceh 14 140 4 7 11
1172   Sabang 7 70 2 4 6
1173   Langsa 13 130 4 7 11
1174   Lhokseumawe 13 130 4 7 11
1175   Kota Subulussalam 10 100 3 5 8

Sampel Susenas Total Sampel


Provinsi Pengawas Pencacah Total Petugas
Sept 2020 (BS) (RT)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
49
1200  Sumatera Utara   4.740 128 244 372
1201   Nias 11 340 3 6 9
1202   Mandailing Natal 16 160 4 8 12
1203   Tapanuli Selatan 14 140 4 7 11
1204   Tapanuli Tengah 14 140 4 7 11
1205   Tapanuli Utara 15 150 4 8 12
1206   Toba Samosir 12 120 3 6 9
1207   Labuhan Batu 15 150 4 8 12
1208   Asahan 18 180 5 9 14
1209   Simalungun 19 190 5 10 15
1210   Dairi 14 140 4 7 11
1211   Karo 16 160 4 8 12
1212   Deli Serdang 23 230 6 12 18
1213   Langkat 19 190 5 10 15
1214   Nias Selatan 14 140 4 7 11
1215   Humbang Hasundutan 12 120 3 6 9
1216   Pakpak Bharat 8 80 2 4 6
1217   Samosir 12 120 3 6 9
1218   Serdang Bedagai 17 170 5 9 14
1219   Kab. Batu Bara 15 150 4 8 12
1220   Padang Lawas Utara 14 140 4 7 11
1221   Padang Lawas 13 130 4 7 11
1222   Labuhan Batu Selatan 15 150 4 8 12
1223   Labuhan Batu Utara 14 140 4 7 11
1224   Nias Utara 12   3 6 9
1225   Nias Barat 11   3 6 9
1271   Sibolga 11 110 3 6 9
1272   Tanjung Balai 12 120 3 6 9
1273   Pematang Siantar 14 140 4 7 11
1274   Tebing Tinggi 12 120 3 6 9
Sampel Susenas Total Sampel
Provinsi Pengawas Pencacah Total Petugas
Sept 2020 (BS) (RT)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1275   Medan 24 240 6 12 18
1276   Binjai 13 130 4 7 11

50 Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
1277   Padang Sidempuan 13 130 4 7 11
1278   Gunung Sitoli 12 120 3 6 9
1300  Sumatera Barat   2.550 70 133 203
1301   Kepulauan Mentawai 11 110 3 6 9
1302   Pesisir Selatan 16 160 4 8 12
1303   Solok 15 150 4 8 12
1304   Sawah Lunto/Sijunjung 13 130 4 7 11
1305   Tanah Datar 15 150 4 8 12
1306   Padang Pariaman 15 150 4 8 12
1307   Agam 17 170 5 9 14
1308   Lima Puluh Koto 15 150 4 8 12
1309   Pasaman 14 140 4 7 11
1310   Solok Selatan 12 120 3 6 9
1311   Dharmas Raya 14 140 4 7 11
1312   Pasaman Barat 15 150 4 8 12
1371   Kota Padang 19 190 5 10 15
1372   Kota Solok 10 100 3 5 8
1373   Kota Sawah Lunto 10 100 3 5 8
1374   Kota Padang Panjang 9 90 3 5 8
1375   Kota Bukit Tinggi 12 120 3 6 9
1376   Kota Payakumbuh 12 120 3 6 9
1377   Kota Pariaman 11 110 3 6 9
1400  Riau   1.910 53 99 152
1401   Kuantan Singingi 14 140 4 7 11
1402   Indragiri Hulu 15 150 4 8 12
1403   Indragiri Hilir 18 180 5 9 14
1404   Pelalawan 15 150 4 8 12
1405   Siak 15 150 4 8 12
Sampel Susenas Total Sampel
Provinsi Pengawas Pencacah Total Petugas
Sept 2020 (BS) (RT)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1406   Kampar 18 180 5 9 14
1407   Rokan Hulu 17 170 5 9 14
1408   Bengkalis 16 160 4 8 12
1409   Rokan Hilir 17 170 5 9 14

Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
51
1410   Kepulauan Meranti 13 130 4 7 11
1471   Pekan Baru 19 190 5 10 15
1473   Dumai 14 140 4 7 11
1500  Jambi   1.570 43 81 124
1501   Kerinci 14 140 4 7 11
1502   Merangin 15 150 4 8 12
1503   Sarolangun 14 140 4 7 11
1504   Batang Hari 14 140 4 7 11
1505   Muaro Jambi 15 150 4 8 12
1506   Tanjung Jabung Timur 14 140 4 7 11
1507   Tanjung Jabung Barat 14 140 4 7 11
1508   Tebo 15 150 4 8 12
1509   Bungo 15 150 4 8 12
1571   Kota Jambi 16 160 4 8 12
1572   Kota Sungai Penuh 11 110 3 6 9
1600  Sumatera Selatan   2.450 67 126 193
1601   Ogan Komering Ulu 15 150 4 8 12
1602   Ogan Komering Ilir 18 180 5 9 14
1603   Muara Enim 18 260 5 9 14
1604   Lahat 16 160 4 8 12
1605   Musi Rawas 13 220 4 7 11
1606   Musi Banyuasin 16 160 4 8 12
1607   Banyuasin 18 180 5 9 14
1608   OKU Selatan 13 130 4 7 11
1609   OKU Timur 16 160 4 8 12
1610   Ogan Ilir 15 150 4 8 12
Sampel Susenas Total Sampel
Provinsi Pengawas Pencacah Total Petugas
Sept 2020 (BS) (RT)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1611   Kab. Empat Lawang 12 120 3 6 9
1612 Penukal Abab Lematang Ilir 8   2 4 6
1613 Musi Rawas Utara 9   3 5 8
1671   Palembang 20 200 5 10 15
1672   Prabumulih 13 130 4 7 11
1673   Pagar Alam 12 120 3 6 9

52 Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
1674   Lubuk Linggau 13 130 4 7 11
1700  Bengkulu   1.280 35 66 101
1701   Bengkulu Selatan 12 120 3 6 9
1702   Rejang Lebong 14 140 4 7 11
1703   Bengkulu Utara 14 140 4 7 11
1704   Kaur 12 120 3 6 9
1705   Seluma 13 130 4 7 11
1706   Mukomuko 13 130 4 7 11
1707   Lebong 12 120 3 6 9
1708   Kapahiang 12 120 3 6 9
1709   Bengkulu Tengah 11 110 3 6 9
1771   Kota Bengkulu 15 150 4 8 12
1800  Lampung   2.330 64 120 184
1801   Lampung Barat 13 190 4 7 11
1802   Tanggamus 17 170 5 9 14
1803   Lampung Selatan 19 190 5 10 15
1804   Lampung Timur 20 200 5 10 15
1805   Lampung Tengah 20 200 5 10 15
1806   Lampung Utara 17 170 5 9 14
1807   Way Kanan 16 160 4 8 12
1808   Tulang Bawang 16 160 4 8 12
1809   Pesawaran 15 150 4 8 12
1810   Pringsewu 16 160 4 8 12
1811   Mesuji 13 130 4 7 11
Sampel Susenas Total Sampel
Provinsi Pengawas Pencacah Total Petugas
Sept 2020 (BS) (RT)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1812   Tulangbawang Barat 14 140 4 7 11
1813 Pesisir Barat 6   2 3 5
1871   Kota Bandar Lampung 18 180 5 9 14
1872   Metro 13 130 4 7 11
1900  Kep. Bangka Belitung   900 26 47 73
1901   Bangka 14 140 4 7 11
1902   Belitung 13 130 4 7 11
1903   Bangka Barat 13 130 4 7 11

Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
53
1904   Bangka Tengah 13 130 4 7 11
1905   Bangka Selatan 12 120 3 6 9
1906   Belitung Timur 12 120 3 6 9
1971   Kota Pangkal Pinang 13 130 4 7 11
2100  Kepulauan Riau   900 25 47 72
2101   Karimun 14 140 4 7 11
2102   Bintan 13 130 4 7 11
2103   Natuna 11 110 3 6 9
2104   Lingga 11 110 3 6 9
2105   Kepulauan Anambas 8 80 2 4 6
2171   Kota Batam 20 200 5 10 15
2172   Kota Tanjung Pinang 13 130 4 7 11
3100  DKI Jakarta   1.300 34 65 99
3101   Adm. Kepulauan Seribu 6 60 2 3 5
3171   Jakarta Selatan 26 260 7 13 20
3172   Jakarta Timur 28 280 7 14 21
3173   Jakarta Pusat 20 200 5 10 15
3174   Jakarta Barat 26 260 7 13 20
3175   Jakarta Utara 24 240 6 12 18
3200  Jawa Barat   5.990 161 308 469
3201   Bogor 30 300 8 15 23
3202   Sukabumi 25 250 7 13 20
Sampel Susenas Total Sampel
Provinsi Pengawas Pencacah Total Petugas
Sept 2020 (BS) (RT)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
3203   Cianjur 25 250 7 13 20
3204   Bandung 27 270 7 14 21
3205   Garut 26 260 7 13 20
3206   Tasikmalaya 23 230 6 12 18
3207   Ciamis 24 410 6 12 18
3208   Kuningan 19 190 5 10 15
3209   Cirebon 25 250 7 13 20
3210   Majalengka 21 210 6 11 17
3211   Sumedang 21 210 6 11 17
3212   Indramayu 24 240 6 12 18

54 Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
3213   Subang 23 230 6 12 18
3214   Purwakarta 19 190 5 10 15
3215   Karawang 26 260 7 13 20
3216   Bekasi 27 270 7 14 21
3217   Kab. Bandung Barat 24 240 6 12 18
3218 Pangandaran 17   5 9 14
3271   Kota Bogor 19 190 5 10 15
3272   Kota Sukabumi 15 150 4 8 12
3273   Kota Bandung 26 260 7 13 20
3274   Kota Cirebon 15 150 4 8 12
3275   Kota Bekasi 26 260 7 13 20
3276   Kota Depok 24 240 6 12 18
3277   Kota Cimahi 18 180 5 9 14
3278   Kota Tasikmalaya 17 170 5 9 14
3279   Kota Banjar 13 130 4 7 11
3300  Jawa Tengah   6.880 184 354 538
3301   Cilacap 25 250 7 13 20
3302   Banyumas 24 240 6 12 18
3303   Purbalingga 19 190 5 10 15
3304   Banjarnegara 19 190 5 10 15
Sampel Susenas Total Sampel
Provinsi Pengawas Pencacah Total Petugas
Sept 2020 (BS) (RT)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
3305   Kebumen 21 210 6 11 17
3306   Purworejo 18 180 5 9 14
3307   Wonosobo 20 200 5 10 15
3308   Magelang 21 210 6 11 17
3309   Boyolali 20 200 5 10 15
3310   Klaten 21 210 6 11 17
3311   Sukoharjo 19 190 5 10 15
3312   Wonogiri 20 200 5 10 15
3313   Karanganyar 19 190 5 10 15
3314   Sragen 20 200 5 10 15
3315   Grobogan 24 240 6 12 18
3316   Blora 19 190 5 10 15

Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
55
3317   Rembang 18 180 5 9 14
3318   Pati 21 210 6 11 17
3319   Kudus 19 190 5 10 15
3320   Jepara 21 210 6 11 17
3321   Demak 21 210 6 11 17
3322   Semarang 20 200 5 10 15
3323   Temanggung 19 190 5 10 15
3324   Kendal 20 200 5 10 15
3325   Batang 19 190 5 10 15
3326   Pekalongan 19 190 5 10 15
3327   Pemalang 21 210 6 11 17
3328   Tegal 22 220 6 11 17
3329   Brebes 24 240 6 12 18
3371   Kota Magelang 12 120 3 6 9
3372   Kota Surakarta 17 170 5 9 14
3373   Kota Salatiga 13 130 4 7 11
3374   Kota Semarang 24 240 6 12 18
3375   Kota Pekalongan 15 150 4 8 12
Sampel Susenas Total Sampel
Provinsi Pengawas Pencacah Total Petugas
Sept 2020 (BS) (RT)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
3376   Kota Tegal 14 140 4 7 11
3400  D.I. Yogyakarta   940 25 48 73
3401   Kulon Progo 16 160 4 8 12
3402   Bantul 20 200 5 10 15
3403   Gunung Kidul 19 190 5 10 15
3404   Sleman 22 220 6 11 17
3471   Kota Yogyakarta 17 170 5 9 14
3500  Jawa Timur   7.490 201 386 587
3501   Pacitan 17 170 5 9 14
3502   Ponorogo 19 190 5 10 15
3503   Trenggalek 19 190 5 10 15
3504   Tulungagung 20 200 5 10 15
3505   Blitar 21 210 6 11 17
3506   Kediri 24 240 6 12 18

56 Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
3507   Malang 27 270 7 14 21
3508   Lumajang 20 200 5 10 15
3509   Jember 28 280 7 14 21
3510   Banyuwangi 25 250 7 13 20
3511   Bondowoso 19 190 5 10 15
3512   Situbondo 20 200 5 10 15
3513   Probolinggo 21 210 6 11 17
3514   Pasuruan 24 240 6 12 18
3515   Sidoarjo 25 250 7 13 20
3516   Mojokerto 20 200 5 10 15
3517   Jombang 21 210 6 11 17
3518   Nganjuk 20 200 5 10 15
3519   Madiun 19 190 5 10 15
3520   Magetan 18 180 5 9 14
3521   Ngawi 20 200 5 10 15
3522   Bojonegoro 22 220 6 11 17
Sampel Susenas Total Sampel
Provinsi Pengawas Pencacah Total Petugas
Sept 2020 (BS) (RT)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
3523   Tuban 21 210 6 11 17
3524   Lamongan 21 210 6 11 17
3525   Gresik 21 210 6 11 17
3526   Bangkalan 19 190 5 10 15
3527   Sampang 19 190 5 10 15
3528   Pamekasan 19 190 5 10 15
3529   Sumenep 21 210 6 11 17
3571   Kota Kediri 15 150 4 8 12
3572   Kota Blitar 12 120 3 6 9
3573   Kota Malang 19 190 5 10 15
3574   Kota Probolinggo 14 140 4 7 11
3575   Kota Pasuruan 13 130 4 7 11
3576   Kota Mojokerto 12 120 3 6 9
3577   Kota Madiun 13 130 4 7 11
3578   Kota Surabaya 28 280 7 14 21
3579   Kota Batu 13 130 4 7 11

Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
57
3600  Banten   1.690 47 88 135
3601   Pandeglang 21 210 6 11 17
3602   Lebak 21 210 6 11 17
3603   Tangerang 27 270 7 14 21
3604   Serang 21 210 6 11 17
3671   Kota Tangerang 25 250 7 13 20
3672   Kota Cilegon 15 150 4 8 12
3673   Kota Serang 17 170 5 9 14
3674   Kota Tangerang Selatan 22 220 6 11 17
5100  Bali   1.440 39 73 112
5101   Jembrana 14 140 4 7 11
5102   Tabanan 16 160 4 8 12
5103   Badung 17 170 5 9 14
5104   Gianyar 16 160 4 8 12
Sampel Susenas Total Sampel
Provinsi Pengawas Pencacah Total Petugas
Sept 2020 (BS) (RT)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
5105   Klungkung 13 130 4 7 11
5106   Bangli 14 140 4 7 11
5107   Karang Asem 16 160 4 8 12
5108   Buleleng 18 180 5 9 14
5171   Kota Denpasar 20 200 5 10 15
5200  Nusa Tenggara Barat   1.580 42 80 122
5201   Lombok Barat 18 180 5 9 14
5202   Lombok Tengah 20 200 5 10 15
5203   Lombok Timur 21 210 6 11 17
5204   Sumbawa 16 160 4 8 12
5205   Dompu 14 140 4 7 11
5206   Bima 16 160 4 8 12
5207   Sumbawa Barat 12 120 3 6 9
5208   Lombok Utara 13 130 4 7 11
5271   Kota Mataram 16 160 4 8 12
5272   Kota Bima 12 120 3 6 9
5300  Nusa Tenggara Timur   2.720 76 141 217
5301   Sumba Barat 11 210 3 6 9

58 Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
5302   Sumba Timur 13 130 4 7 11
5303   Kupang 14 240 4 7 11
5304   Timor Tengah Selatan 16 160 4 8 12
5305   Timor Tengah Utara 12 120 3 6 9
5306   Belu 13 230 4 7 11
5307   Alor 12 120 3 6 9
5308   Lembata 11 110 3 6 9
5309   Flores Timur 13 130 4 7 11
5310   Sikka 14 140 4 7 11
5311   Ende 13 130 4 7 11
5312   Ngada 11 110 3 6 9
5313   Manggarai 14 140 4 7 11
Sampel Susenas Total Sampel
Provinsi Pengawas Pencacah Total Petugas
Sept 2020 (BS) (RT)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
5314   Rote Ndao 11 110 3 6 9
5315   Manggarai Barat 12 120 3 6 9
5316   Sumba Tengah 10   3 5 8
5317   Sumba Barat Daya 13 130 4 7 11
5318   Nagekeo 12 120 3 6 9
5319   Manggarai Timur 12 120 3 6 9
5320   Sabu Raijua 10   3 5 8
5321 Malaka 10   3 5 8
5371   Kota Kupang 15 150 4 8 12
6100  Kalimantan Barat   2.010 56 104 160
6101   Sambas 16 160 4 8 12
6102   Bengkayang 13 130 4 7 11
6103   Landak 14 140 4 7 11
6104   Pontianak 14 140 4 7 11
6105   Sanggau 16 160 4 8 12
6106   Ketapang 16 160 4 8 12
6107   Sintang 16 160 4 8 12
6108   Kapuas Hulu 13 130 4 7 11
6109   Sekadau 13 130 4 7 11
6110   Melawi 13 130 4 7 11

Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
59
6111   Kab. Kayong Utara 11 110 3 6 9
6112   Kubu Raya 16 160 4 8 12
6171   Kota Pontianak 17 170 5 9 14
6172   Kota Singkawang 13 130 4 7 11
6200  Kalimantan Tengah   1.730 47 90 137
6201   Kotawaringin Barat 14 140 4 7 11
6202   Kotawaringin Timur 15 150 4 8 12
6203   Kapuas 15 150 4 8 12
6204   Barito Selatan 12 120 3 6 9
6205   Barito Utara 12 120 3 6 9
Sampel Susenas Total Sampel
Provinsi Pengawas Pencacah Total Petugas
Sept 2020 (BS) (RT)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
6206   Sukamara 10 100 3 5 8
6207   Lamandau 11 110 3 6 9
6208   Seruyan 12 120 3 6 9
6209   Katingan 13 130 4 7 11
6210   Pulang Pisang 12 120 3 6 9
6211   Gunung Mas 11 110 3 6 9
6212   BaritoTimur 11 110 3 6 9
6213   Murung Raya 11 110 3 6 9
6271   Kota Palangkaraya 14 140 4 7 11
6300  Kalimantan Selatan   1.880 53 99 152
6301   Tanah Laut 15 150 4 8 12
6302   Kota Baru 15 150 4 8 12
6303   Banjar 17 170 5 9 14
6304   Barito Kuala 15 150 4 8 12
6305   Tapin 13 130 4 7 11
6306   Hulu Sungai Selatan 14 140 4 7 11
6307   Hulu Sungai Tengah 15 150 4 8 12
6308   Hulu Sungai Utara 13 130 4 7 11
6309   Tabalong 14 140 4 7 11
6310   Tanah Bumbu 15 150 4 8 12
6311   Balangan 12 120 3 6 9
6371   Kota Banjarmasin 17 170 5 9 14

60 Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
6372   Kota Banjar Baru 13 130 4 7 11
6400  Kalimantan Timur   1.310 36 67 103
6401   Pasir 13 130 4 7 11
6402   Kutai Barat 12 170 3 6 9
6403   Kutai Kartanegara 16 160 4 8 12
6404   Kutai Timur 14 140 4 7 11
6405   Berau 12 120 3 6 9
6409   Penajam Paser Utara 12 120 3 6 9
Sampel Susenas Total Sampel
Provinsi Pengawas Pencacah Total Petugas
Sept 2020 (BS) (RT)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
6411 Mahakam Ulu 5   2 3 5
6471   Kota Balikpapan 16 160 4 8 12
6472   Kota Samarinda 18 180 5 9 14
6474   Kota Bontang 13 130 4 7 11
6500 Prop. Kalimantan utara   520 15 27 42
6501   Malinau 10 100 3 5 8
6502   Bulungan 11 110 3 6 9
6503   Tana Tidung 6 60 2 3 5
6504   Nunukan 12 120 3 6 9
6571   Kota Tarakan 13 130 4 7 11
7100  Sulawesi Utara   1.850 52 97 149
7101   Bolaang Mongondow 14 240 4 7 11
7102   Minahasa 15 150 4 8 12
7103   Kepulauan Sangihe 13 130 4 7 11
7104   Kepulauan Talaud 11 110 3 6 9
7105   Minahasa Selatan 13 240 4 7 11
7106   Minahasa Utara 13 130 4 7 11
7107   Bolaang Mongondow Utara 11 110 3 6 9
7108   Siau Tagolandang Biaro 11 110 3 6 9
7109   Minahasa Tenggara 11   3 6 9
7110   Bolaang Mongondow
  3 5 8
Selatan 10
7111   Bolaang Mongondow Timur 10   3 5 8
7171   Kota Manado 16 160 4 8 12
7172   Kota Bitung 13 130 4 7 11

Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
61
7173   Kota Tomohon 12 120 3 6 9
7174   Kota Kotamobagu 12 220 3 6 9
7200  Sulawesi Tengah   1.550 45 82 127
7201   Banggai Kepulauan 11 160 3 6 9
7202   Banggai 15 150 4 8 12
Sampel Susenas Total Sampel
Provinsi Pengawas Pencacah Total Petugas
Sept 2020 (BS) (RT)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
7203   Morowali 10 190 3 5 8
7204   Poso 13 130 4 7 11
7205   Donggala 14 140 4 7 11
7206   Toli Toli 13 130 4 7 11
7207   Buol 11 110 3 6 9
7208   Parigi Moutong 16 160 4 8 12
7209   Tojo Una Una 11 110 3 6 9
7210   Sigi 14 140 4 7 11
7211 Banggai Laut 5   2 3 5
7212 Morowali Utara 9   3 5 8
7271   Kota Palu 13 130 4 7 11
7300  Sulawesi Selatan   3.460 97 181 278
7301   Selayar 12 120 3 6 9
7302   Bulukumba 15 150 4 8 12
7303   Bantaeng 13 130 4 7 11
7304   Jeneponto 15 150 4 8 12
7305   Takalar 14 140 4 7 11
7306   Gowa 17 170 5 9 14
7307   Sinjai 13 130 4 7 11
7308   Maros 15 150 4 8 12
7309   Pangkajene dan Kepulauan 15 150 4 8 12
7310   Barru 13 130 4 7 11
7311   Bone 18 180 5 9 14
7312   Soppeng 14 140 4 7 11
7313   Wajo 15 150 4 8 12
7314   Sidenreng Rappang 15 150 4 8 12
7315   Pinrang 15 150 4 8 12

62 Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
7316   Enrekang 13 130 4 7 11
7317   Luwu 15 150 4 8 12
7318   Tana Toraja 13 130 4 7 11
Sampel Susenas Total Sampel
Provinsi Pengawas Pencacah Total Petugas
Sept 2020 (BS) (RT)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
7322   Luwu Utara 14 140 4 7 11
7325   Luwu Timur 14 140 4 7 11
7326   Toraja Utara 13 130 4 7 11
7371   Kota Makasar 21 210 6 11 17
7372   Kota Pare Pare 12 120 3 6 9
7373   Kota Palopo 12 120 3 6 9
7400  Sulawesi Tenggara   1.540 46 83 129
7401   Buton 4 120 1 2 3
7402   Muna 10 130 3 5 8
7403   Konawe 12 170 3 6 9
7404   Kolaka 13 130 4 7 11
7405   Konawe Selatan 13 130 4 7 11
7406   Bombana 11 110 3 6 9
7407   Wakatobi 11 110 3 6 9
7408   Kolaka Utara 11 110 3 6 9
7409   Kab. Buton Utara 10 100 3 5 8
7410   Kab. Konawe Utara 10 100 3 5 8
7411 Kolaka Timur 9 90 3 5 8
7412 Konawe Kepulauan 5   2 3 5
7413 Muna Barat 3   1 2 3
7414 Buton Tengah 5   2 3 5
7415 Buton Selatan 3   1 2 3
7471   Kota Kendari 13 130 4 7 11
7472   Kota Baubau 11 110 3 6 9
7500  Gorontalo   760 21 40 61
7501   Boalemo 12 120 3 6 9
7502   Gorontalo 15 150 4 8 12
7503   Pahuwato 12 120 3 6 9
7504   Bone Bolango 13 130 4 7 11

Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
63
7505   Kab. Gorontalo Utara 11 110 3 6 9
Sampel Susenas Total Sampel
Provinsi Pengawas Pencacah Total Petugas
Sept 2020 (BS) (RT)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
7571   Kota Gorontalo 13 130 4 7 11
7600  Sulawesi Barat   740 19 38 57
7601   Majene 11 110 3 6 9
7602   Polewali Mandar 16 160 4 8 12
7603   Mamasa 12 120 3 6 9
7604   Mamuju 15 230 4 8 12
7605   Mamuju Utara 12 120 3 6 9
7606 Mamuju Tengah 8   2 4 6
8100  Maluku   1.240 35 66 101
8101   Maluku Tenggara Barat 11 110 3 6 9
8102   Maluku Tenggara 11 200 3 6 9
8103   Maluku Tengah 15 150 4 8 12
8104   Buru 11 110 3 6 9
8105   Kepulauan Aru 11 110 3 6 9
8106   Seram Bagian Barat 12 120 3 6 9
8107   Seram Bagian Timur 11 110 3 6 9
8108   Maluku Barat Daya 10 100 3 5 8
8109   Buru Selatan 9 90 3 5 8
8171   Kota Ambon 14 140 4 7 11
8172   Kota Tual 9   3 5 8
8200  Maluku Utara   1.040 29 54 83
8201   Halmahera Barat 10 100 3 5 8
8202   Halmahera Tengah 8 80 2 4 6
8203   Kepulauan Sula 11 190 3 6 9
8204   Halmahera Selatan 12 120 3 6 9
8205   Halmahera Utara 12 120 3 6 9
8206   Halmahera Timur 10 100 3 5 8
8207   Pulau Morotai 9 90 3 5 8
8208 Pulau Taliabu 8   2 4 6
8271   Kota Ternate 13 130 4 7 11
Sampel Susenas Total Sampel
Provinsi Pengawas Pencacah Total Petugas
Sept 2020 (BS) (RT)

64 Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
8272   Kota Tidore Kepulauan 11 110 3 6 9
9100  Papua Barat   1.030 31 54 85
9101   Fakfak 9 90 3 5 8
9102   Kaimana 8 80 2 4 6
9103   Teluk Wondama 7 70 2 4 6
9104   Teluk Bintuni 10 100 3 5 8
9105   Manokwari 11 230 3 6 9
9106   Sorong Selatan 6 120 2 3 5
9107   Sorong 10 150 3 5 8
9108   Raja Ampat 7 70 2 4 6
9109   Tambrauw 5   2 3 5
9110   Maybrat 6   2 3 5
9111   Manokwari Selatan 6   2 3 5
9112   Pegunungan Arfak 6   2 3 5
9171   Kota Sorong 12 120 3 6 9
9400  Papua   2.760 82 145 227
9401   Merauke 11 110 3 6 9
9402   Jayawijaya 12 500 3 6 9
9403   Jayapura 10 100 3 5 8
9404   Nabire 10 200 3 5 8
9408   Yapen Waropen 10 100 3 5 8
9409   Biak Numfor 11 110 3 6 9
9410   Paniai 11 270 3 6 9
9411   Puncak Jaya 10 100 3 5 8
9412   Mimika 12 120 3 6 9
9413   Boven Digoel 9 90 3 5 8
9414   Mappi 10 100 3 5 8
9415   Asmat 10 100 3 5 8
9416   Yahukimo 12 120 3 6 9
9417   Pegunungan Bintang 10 100 3 5 8
Sampel Susenas Total Sampel
Provinsi Pengawas Pencacah Total Petugas
Sept 2020 (BS) (RT)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
9418   Tolikara 11 110 3 6 9

Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
65
9419   Sarmi 6 110 2 3 5
9420   Keerom 9 90 3 5 8
9426   Waropen 5 50 2 3 5
9427   Supiori 5 50 2 3 5
9428   Mamberamo Raya 5   2 3 5
9429   Nduga 10   3 5 8
9430   Lanny Jaya 12   3 6 9
9431   Memberamo Tengah 7   2 4 6
9432   Yalimo 9   3 5 8
9433   Puncak 10 100 3 5 8
9434   Dogiyai 10   3 5 8
9435   Intan Jaya 7   2 4 6
9436   Deiyai 9   3 5 8
9471   Kota Jayapura 13 130 4 7 11
Jumlah 7.500 75.000 2.065 3.886 5.951

66 Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
Pedoman Kepala BPS Provinsi, Kepala Bidang Statistik Sosial, dan Kepala BPS Kab/Kota
67

Anda mungkin juga menyukai