Anda di halaman 1dari 11

PENGERTIAN VARIABEL, JENIS-JENIS VARIABEL, SKALA PENGUKURAN

VARIABEL, DAN METODE PENGUKURAN VARIABEL

Disusun Oleh:

Safila Faradiza (1218215007)


Zainal Abidin (1218215008)
Luluk Nur Kusumawati (1218215009)
Farakhizatul Arifah (1218215022)

UNIVERSITAS PANCASILA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI S1-AKUNTANSI
JAKARTA
2020
Abstrak

Konsep adalah definisi apa yang perlu diamati atau diteliti.Variabel juga merupakan
konsep dari berbagai level abstrak yang didefinisikan sebagai suatu fasilitas untuk pengukuran
dan atau manipulasi suatu penelitian.Jenis datanya variabel terbagi atas variabel diskrit dan
kontinu, sedangkan berdasarkan fungsinya variabel dibedakan menjadi lima macam, yaitu :
variabel bebas, variabel tak bebas, variabel kontrol, variabel moderator, dan variabel intervening.
Beberapa jenis variabel sebagai berikut: variabel independen (bebas), variabel dependen
(terikat), variabel perancu (confounding), variabel moderator (intervening), variabel kendali
(kontrol).Keempat jenis skala pengukuran data tersebut antara lain :skala nominal, skala ordinal,
skala interval dan skala rasio.

Variabel

Menurut Suharsimi Arikunto (1998), pengertian variabel penelitian adalah objek


penelitian atau apa yang menjadi perhatian suatu titik perhatian suatu penelitian. Sedangkan
menurut Sugiyono (2009), variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya.
Kerlinger (2006) mendefinisikan variabel adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari
yang mempunyai nilai yang bervariasi. Variabel adalah simbol atau lambang yang padanya kita
letakkan sembarang nilai atau bilangan.
Variabel dapat dibedakan berdasarkan jenis data dan fungsinya dalam penelitian.
Berdasarkan jenis datanya variabel terbagi atas variabel diskrit dan kontinu, sedangkan
berdasarkan fungsinya variabel dibedakan menjadi lima macam, yaitu : variabel bebas, variabel
tak bebas, variabel kontrol, variabel moderator, dan variabel intervening (Kadir, 2015, p. 8).
Jadi variabel penelitian pada dasarnya adalah segalasesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajarisehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarikkesimpulan.
Contoh variabel penelitian: struktur organisasi, kepemimpinan, pengawasan, koordinasi,
prosedur dan mekanisme kerja, deskripsi pekerjaan, kebijakan , budaya organisasi dll.
A. Jenis – Jenis
1. Variabel Independen (variabel stimulus/ prediktor/antecendent/ eksogen/bebas) adalah
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya
variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2009: 39).
2. Variabel dependen (variabel output/kriteria/ konsekuen/endogen/ terikat) adalah variabel
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
3. Variabel moderator (variabel independen kedua), adalah variabel yang mempengaruhi
(memperkuat/ memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen.
4. Variabel intervening (variabel penyela/antara), adalah variabel yang secara teoritis
mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen menjadi
hubungan tidak langsung dan tidak dapat diamati atau diukur.Trucman (1988) dalam
Sugiyono (2009: 41).
5. Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga
pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang
tidak diteliti.
6. Variabel luar (epsilon (ε)) adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi variabel
dependen/endogen akan tetapi tidak diteliti .
7. Variabel dinamis, merupakan jenis variabel yang dapat berubah-ubah karakteristik dan
keadaannya. Sehingga sangat memungkinkan bahwa variabel tersebut dapat dimanipulasi
untuk memperoleh tujuan-tujuan tertentu. Adapun contoh dari variabel dinamis seperti
kinerja pegawai, prestasi belajar, dan lain sebagainya.
8. Variabel statis, merupakan kebalikan dari variabel dinamis. Jenis ini cenderung memiliki
nilai yang tetap dan tidak akan berubah lagi. Contoh dari variabel ini adalah agama, jenis
kelamin, tempat tinggal, dan lain-lain.
Contoh variabel independen, dependen, moderator, invenering, luar (ε)

Kesehatan,usia,
pekerjaan (Variabelluar/ε)

Penghasilan (Variabel independen) Gaya hidup (Variabel intervening)


Harapan hidup (Variabel dependen)

Budaya lingkungan tempat tinggal (Variabelmoderator

B. Skala pengukuran
1. Variabel Nominal
Variabel nominal adalah, variabel yang hanya bisa dikelompokkan terpisah secara
kategori dan diskrit.Variabel nominal bisa disebut juga dengan variabel diskrit. Dilihat
dari namanya nominal atau nomi mempunyai arti nama, hal ini menunjukkan bahwa
tanda atau label hanya digunakan untuk membedakan antar variabel.
Contoh dari variabel ini yaitu: Gender, agama, wilayah, dan lain-lain. Variabel nominal
juga merupakan variabel yang memiliki variasi paling sedikit.
2. Variabel Ordinal
Variabel ordinal yaitu variabel yang memiliki variasi perbedaan, tingkatan, urutan,
namun tidak memiliki kesamaan jarak perbedaan dan tidak bisa dibandingkan.Pada
urutan ini tergambar adanya gradasi atau sebuah tingkatan, namun itu semua tidak bisa
diketahui secara pasti.
Contohnya yaitu peringkat dalam kejujuran, di mana selisih yang menggambarkan jarak
pencapaian skor/pretasi juara 1, 2, 3, dan seterusnya tidak dipermasalahkan.

3. Variabel Interval
Berbeda lagi dengan variabel-variabel di atas, skala variabel jenis ini dapat dibedakan,
bertingkat dan memiliki jarak yang sama dari satuan hasil pengukuran, namun kesamaan
tersebut sifatnya tidak bisa dibandingkan dan tidak mutlak.’
Contoh interval, penerimaan raport dari hasil belajar diberikan angka 4, 5, 6 , 7, 8, 9, 10
dan seterusnya. Skala penilaian dari angka 1 – 10 memiliki satuan 1 per unit. Jarak angka
4 ke 5 sama saja dengan jarak 5 ke 6…. dan seterusnya.
Namun angka tersebut tidak memiliki arti perbandingan, dalam artian bahwa angka 4
yang didapatkan oleh seorang siswa itu tidak berarti bahwa kepintaran siswa setengah
lebih baik dari siswa yang mendapat angka 8.
4. Variabel Rasio
Variabel rasio adalah variabel yang memiliki skor dan bisa dibedakan, diurutkan, adanya
persamaan jarak perbedaan, dan dapat dibandingkan.
Contohnya, tinggi badan, seseorang yang tinggi badannya 50 cm adalah setengah dari
orang yang tinggi badannya 100 cm.

C. Macam-Macam Skala Pengukuran Untuk Instrumen


Skala pengukuran yang umumnya digunakan dalam penelitian  meliputi  Skala Likert , Skala
Guttman, Semantic Differential, Rating Scale, dan skala thurstone.
1. Skala Likert
Digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok
orang tentang fenomena sosial. Dengan Skala Likert, variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai
titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau
pernyataan.
Instrumen penelitian yang menggunakan skala Likert dapat dibuat dalam bentuk checklist
ataupun pilihan ganda.  Keuntungan skala Likert adalah :
a. Mudah dibuat dan diterapkan
b. Terdapat kebebasan dalam memasukkan pertanyaan-pertanyaan, asalkan mesih sesuai
dengan konteks permasalahan
c. Jawaban suatu item dapat berupa alternative, sehingga informasi mengenai item
tersebut diperjelas.
d. Reliabilitas pengukuran bisa diperoleh dengan jumlah item tersebut diperjelas.
Instrumen penelitian yang menggunakan skala likert dapat dibuat dalam bentuk checklist
ataupun pilihan ganda.
 Contoh bentuk checklist: Berilah jawaban pernyataan berikut sesuai dengan pendapat
anda, dengan member tanda () pada kolom yang tersedia.

Jawaban
No Pertanyaan
SS ST RG TS STS
12 Apakah anda setuju dengan peraturan
perusahaan yang mengharuskan semua
karyawan melepaskan jam tangan,

cincin dan tali pinggang sebelum masuk
ke wilayah produksi?
……………………………

 
 
 Contoh bentuk pilihan ganda :Berilah salah satu jawaban terhadap pertanyaan
berikut sesuai dengan pendapat anda, dengan cara memberi tangda silang pada
nomor jawaban yang tersedia.
Kurikulum baru 2013 akan segera diterapkan di lembaga pendidikan anda?
 Sangat tidak setuju
 Tidak setuju
 Ragu-ragu
 Setuju
 Sangat setuju
2. Skala Guttman
Skala pengukuran dengan tipe ini akan didapatkan jawaban yang tegas. diantaranya : ‘ya’
dan ‘tidak’; ‘benar-salah’, dan lain-lain. Data yang diperoleh dapat berupa data interval
atau rasio dikhotomi (dua alternatif). Jadi, kalau pada Skala Likert terdapat 1,2,3,4,5
interval, dari kata ‘sangat setuju’ sampai ‘sangat tidak setuju’, maka pada Skala Guttman
hanya ada dua interval yaitu ‘setuju’ atau ‘tidak setuju’
Penelitian menggunakan Skala Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang
tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan.Skala ini mempunyai ciri penting,
yaitu merupakan skala kumulatif dan mengukur satu dimensi saja dari satu variabel.
Contoh:
a. Yakin atau tidakkah anda, pergantian Menteri Kabinet Indonesia Bersatu akan dapat
mengatasi persoalan bangsa?
1) Yakin
2) Tidak Yakin
b. Pernakah pimpinan saudara mengajak diskusi bersama?
1) Pernah
2) Tidak Pernah
3. Skala Semantic Differential
Skala ini merupakan salah satu dari skala faktor yang dikembangkan untuk menganalisis
dua masalah: Pengukuran populasi dan multidimensional pengungkapan dimensi yang
belum dikenal atau belum diketahui. Metode skala ini dikembangkan  khususnya untuk
mengukur arti psikologis dari suatu objek di mata seseorang. Metode ini didasarkan pada
proporsi bahwa suatu objek memiliki berbagai dimensi pengertian konotatif yang berada
dalam ruang ciri multidimensi yang disebut ruang semantic.
Metode ini dibuat dengan menempatkan dua (dua) skala penilaian dalam titik ekstrim
yang berlawanan  yang biasa disebut bipolar. Biasanya di antara titik ekstrim di dadapati
5 atau 7 tititk-titik butir skala dimana responden menilai suatu konsep atau lebih pada
setiap butir skala.
Untuk lebih jelasnya tampilan butir-butir skala semantic diffrensial sebagai berikut
Baik                 —–, ——, ——,  ——, ——, ——-, ——                   Buruk
Lambat            —–, ——, ——,  ——, ——, ——-, ——                   Cepat
Berikut contoh penggunaan skala semantic differential mengenai gaya kepemimpinan
kepala sekolah.
4. Rating Scale
Rating Scale adalah salah satu alat untuk memperoleh data yang berupa suatu daftar yang
berisi tentang sifat/ciri-ciri tingkah laku yang ingin diselidiki yang harus dicatat secara
bertingkat.
Data-data skala yang diperoleh melalui tiga macam skala yang dikemukakan di atas
adalah data kualitatif yang dikuantitatifkan. Berbeda dengan rating scale, data yang
diperoleh adalah data kuantitatif (angka) yang kemudian ditafsirkan dalam pengertian
kualitatif. Seperti halnya skala lainnya, dalam rating scale responden akan memilih salah
satu jawaban kuantitatif yang telah disediakan. Rating scale lebih fleksibel, tidak saja
untuk mengukur sikap tetapi dapat juga digunakan untuk mengukur persepsi responden
terhadap fenomena lingkungan, seperti skala untuk mengukur status sosial, ekonomi,
pengetahuan, kemampuan, dan lain-lain. Dalam rating scale, yang paling penting adalah
kemampuan menterjemahkan alternative jawaban yang dipilih responden.
a. Kegunaan Pemakaian Rating Scale
 Hasil observasi dapat dikuantifikasikan
 Beberapa pengamat menyatakan penilaiannya atas seorang siswa terhadap
sejumlah alat/sikap yang sama sehingga penilaian-penilaian itu (ratings) dapat
dikombinasikan untuk mendapatkan gambaran yang cukup terandalkan.
b. Bentuk-bentuk Rating Scale
Terdapat beberapa bentuk rating scale antara lain :
 Skala Numerik/Kwantitatif : Skala ini menggunakan angka-angka ( skor-skor )
untuk menunjukan gradasigradasi, disertai penjelasan singkat pada masing-
masing angka.
 Skala Penilaian Grafis : Skala menggunakan suatu garis sebagai kontinum.
Gradasi-gradasi ditunjuk pada garis itu dengan menyajikan deskripsi-deskripsi
singkat di bawah garisnya. Pengamat memberikan tanda silang di garis pada
tempat yang sesuai dengan gradasi yang dipilih.
 Daftar Cek : Skala ini mempunyai item dalam tes hasil belajar, bentuk obyektif
dengan type pilihan berganda ( multiple choice ). Pada masing-masing sifat atau
sikap yang harus dinilai, disajikan empat sampai lima pilihan dengan deskripsi
singkat pada masing-masing pilihan. Pengamat memberikan tanda cek pada
pilihan tertentu di ruang yang disediakan.

.
5. Skala Thurstone
Skala Thurstone adalah skala yang disusun dengan memilih butir yang berbentuk
skala interval. Setiap butir memiliki kunci skor dan jika diurut, kunci skor menghasilkan
nilai yang berjarak sama. Skala Thurstone dibuat dalam bentuk sejumlah (40-50)
pernyataan yang relevan dengan variable yang hendak diukur kemudian sejumlah ahli (20-
40) orang menilai relevansi pernyataan itu dengan konten atau konstruk yang hendak
diukur.
Metode ini mencoba menempatkan sikap seseorang pada rentangan kontinum dari
yang sangat unfavorabel hingga sangat favorabel terhadap suatu obyek sikap. Caranya
dengan memberikan orang tersebut sejumlah aitem sikap yang telah ditentukan derajat
favorabilitasnya. Tahap yang paling kritis dalam menyusun alat ini seleksi awal terhadap
pernyataan sikap dan penghitungan ukuran yang mencerminkan derajad favorabilitas dari
masing-masing pernyataan. Derajat (ukuran) favorabilitas ini disebut nilai skala.
Untuk menghitung nilai skala dan memilih pernyataan sikap, pembuat skala perlu
membuat sampel pernyataan sikap sekitar lebih 100 buah atau lebih. Pernyataan-
pernyataan itu kemudian diberikan kepada beberapa orang penilai (judges). Penilai ini
bertugas untuk menentukan derajat favorabilitas masing-masing pernyataan. Favorabilitas
penilai itu diekspresikan melalui titik skala rating yang memiliki rentang 1-11. Sangat
tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Sangat setuju. Tugas penilai ini bukan untuk
menyampaikan setuju tidaknya mereka terhadap pernyataan itu.
Median atau rerata perbedaan penilaian antar penilai terhadap aitem ini kemudian
dijadikan sebagai nilai skala masing-masing item. Pembuat skala kemudian menyusun
item mulai dari item yang memiliki nilai skala terendah hingga tertinggi. Dari item-item
tersebut, pembuat skala kemudian memilih aitem untuk kuesioner skala sikap yang
sesungguhnya. Dalam penelitian, skala yang telah dibuat ini kemudian diberikan pada
responden. Responden diminta untuk menunjukkan seberapa besar kesetujuan atau
ketidaksetujuannya pada masing-masing item sikap tersebut.
Teknik ini disusun oleh Thurstone didasarkan pada asumsi-asumsi: ukuran sikap
seseorang itu dapat digambarkan dengan interval skala sama. Perbedaan yang sama pada
suatu skala mencerminkan perbedaan yang sama pula dalam sikapnya. Asumsi kedua
adalah Nilai skala yang berasal dari rating para penilai tidak dipengaruhi oleh sikap penilai
terhadap isue. Penilai melakukan rating terhadap aitem dalam tataran yang sama terhadap
isue tersebut.
Adapun contoh skala penilaian model Thurstone adalah seperti gambar di bawah
ini.
Nilai 1 pada skala di atas menyatakan sangat tidak relevan, sedangkan nilai 11
menyatakan sangat relevan.

Anda mungkin juga menyukai