Anda di halaman 1dari 8

VARIABEL

A. PENGERTIAN VARIABEL

Pegertian variabel secara umum adalah merupakan objek yang berbentuk apa saja yang ditentukan
oleh peneliti dengan tujuan untuk memperoleh informasi supaya dapat ditarik sebuah kesimpulan.

Secara teori, pengertian variabel penelitian adalah suatu objek, sifat, atribut atau nilai dari orang, atau
kegiatan yang mempunyai bermacam-macam variasi antara satu dengan lainnya yang ditetapkan oleh
peneliti dengan tujuan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.

Variabel bisa juga diartikan sebagai suatu besaran yang dapat diubah atau berubah sehingga bisa
mempengaruhi peristiwa atau hasil penelitian. Variabel merupakan konsep yang mempunyai nilai yang
bermacam-macam. Suatu konsep dapat diubah menjadi suatu variabel dengan cara memusatkan pada
aspek tertentu dari variabel itu sendiri.

Menurut (Sekaran, 2000 : 183) “Operatonal defniton consist in the reducton of the concept level of
abstracton, by breaking it into its dimensions and elements.” Dengan perkataan lain, definisi operasional
dimaksudkan untuk merubah suatu konsep dari bentuk abstraknya menjadi beberapa dimensi dan
elemen yang nantinya bisa diukur.

Proses operasionalisasi dilakukan dengan mengidentifikasikan indikator dari suatu konsep (bila lebih dari
satu indikator) – yaitu suatu kriteria yang merefeksikan konsep tersebut, yang kemudian dikonversikan
menjadi peubah (variabel) (bisa lebih dari satu peubah). Dengan demikian, peubah atau variabel,
merupakan nilai-nilai yang dapat berubah, yang menggambarkan suatu indikator yang merefeksikan
suatu presepsi atau konsep yang dapat diukur.

TABEL 2.1 MENGKONVERSI KOSEP MENJADI INDIKATOR DAN PEUBAH

Berikut merupakan beberapa pendapat para ahli :


1. F.N Kerlinger

Variabel adalah konsep yang memiliki macam-macam nilai, dan variabel adalah konsep yang sudah
diubah.

2. Freddy Rankuti

Pengertian variabel adalah konsep yang memiliki nilai bervariasi dan nilai tersebut bisa dibagi menjdi 4
data yang berbeda, yaitu skala, rasio, ordinal, nomina dan intenal.

3. Sutrisno Hadi

Variabel merupakan variasi dari objek penelitian, misalnya saja tinggi manusia dan divariasikan dengan
umur atau berat badan yang dimilikinya.

4. Sugiyono (2009: 60)

Arti variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

5. Moh. Nazir

Pengertian variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai.

6. Suharsimi Arikunto (1998: 99)

Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi perhatian suatu titik perhatian suatu
penelitian.

7. Berikut ini pengertian variabel menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia),

dapat berubah-ubah, berbeda-beda, bermacam-macam (tentang mutu, harga, dan sebagainya).

sesuatu yang dapat berubah; faktor atau unsur yang ikut menentukan perubahan.

a) satuan bahasa yang paling terpengaruh oleh variasi sosial dan stilistis, dalam jangka panjang mudah
berubah; b) kelas kata yang dapat menyatakan hubungan gramatikal dengan perubahan bentuk, dalam
hal ini kelas nomina, verba, dan adjektiva.

B. JENIS-JENIS VARIABEL (PEUBAH)

Jenis-jenis peubah dalam suatu penelitian dapat ditinjau dari tiga cara pandang yang berbeda (Kumar,
1996 : 51), yaitu :

1. Dari sudut hubungan sebab-akibat (casual relatonship), yang meliputi antara lain :
-Peubah bebas (independent variables), juga disebut sebagai variabel perubahan atau penyebab (change
or cause variables), adalah variabel yang menyebabkan perubahan pada suatu fenomena. Peubah bebas
juga diistilahkan sebagai peubah yang menjelaskan (explanatory variables) keragaman atau perubahan
dari peubah tidak bebas (dependent variables).

-Peubah tidak bebas atau terikat (dependent variables), yang juga disebut sebagai variabel luaran atau
akibat (outcome or effect variables), merupakan variabel akibat dari variabel bebas. Peubah tidak bebas
ini merupakan fokus dari penenlitian dan yg ingin dijelaskan oleh penelitian dengan menggunakan
berbagai variable lain, terutama dari pengaruh variabel-variabel bebas.

Prestasi Belajar
(Variabel Dependen)

Motivasi Belajar
(Variabel Independen)

Contoh hubungan variabel independen-dependen

-Peubah moderasi (moderatng variables), yaitu variabel yang mempengaruhi arah dan atau kekuatan
hubungan antara peubah bebas dan tidak bebas. Pengaruh ini bisa merubah arah, atau melemahkan
atau memperkuat hubungan tersebut.

-Peubah antara (intervening atau mediatng variables), yaitu peubah yang menghubungkan antara
peubah tidak bebas peubah bebas. Pada situasi tertentu, hubungan antara peubah bebas dan peubah
tidak bebas tidak dapat dijelaskan tanpa melalui peubah lain. Dalam contoh ini variabel penyebab akan
dianggap punya akibat hanya jika ada kehadiran peubah antara.

Contoh hubungan variabel independen-moderator-intervening-dependen


Lingkungan Tempat Tinggal
(Variabel Moderator)

Penghasilan
(Variabel Independen)

Gaya hidup
(Variabel Intervening)

Harapan Hidup
(Variabel Dependen)
Gambar 2.1 dibawah ini mengilustrasikan keempat peubah di atas dalam konteks hubungan sebab-akibat
antara moralitas dan fertilitas.

GAMBAR 2.1 PEUBAH BEBAS, TIDAK BEBAS, ANTARA DAN MODERASI DALAM HUBUNGAN ANTARA
MORALITAS DAN FERTILITAS

2. Dari segi rancangan studi (study design), misalnya dalam penelitian yang berbentuk percobaan
terkendali (controlled experiment), terdapat dua jenis peubah, yang terdiri dari :

-Peubah aktif (actve variable),yaitu peubah yang dapat dimanipulasi, diubah atau dikendalikan. Misalnya
prestasi kerja, motivasi belajar, dan lain-lain.

-Peubah yang tidak bisa dimanipulasi, diubah atau dikendalikan, dan biasanya merupakan variable
atribut (attribute variable), yaitu peubah yang merupakan karakteristik kualitatif, yang jika merupakan
karakteristik bawaan dari populasi yang diteliti, selerti jenis kelamin, serta variabel yang terjadinya secara
sendirinya, seperti umur, nama, jenis kelamin, maka variabel ini tidak dapat dimanipulasi, diubah atau
dikendalikan.
3. Dari aspek pengukuran (measurement)

Dari aspek ini ada dua cara untuk mengkategorisasikan peubah, yaitu :

-Apakah peubah tersebut merupakan peubah kualitatif (qualitatve variables) yang biasanya bersifat
kategorik (categorical variables), yang berbentuk skala nominal dan ordinal; atau

-Apakah peubah khantitatif (quanttatve variables) yang berbentuk angka (numeric), yang bisa bersifat
diskrit (discrete), yang biasanya berasal dari hasil penghitungan, atau kontinyu (contnuous variables),
yang biasanya berasal dari hasil pengukuran, yang bisa berskala interval dan rasio.

Peubah kategorik dibedakan atas dua jenis, yaitu (antara lain Kumar, 1996 : 57) :

Berkategori dua (Binary atau Dichotomous) : peubah kategorik dengan 2 kategori. Contoh : ya/tidak,
baik/buruk, dan kayak/miskin.

Berkategori lebih dari dua (Polytomous) : peubah kategori dengan lebih dari 2 kategori. Contoh : agama
(Islam, Kristen, Hindu), parpol (Golkar, PDIP, Demokrat, PPP), dan sikap (sangat suka, suka, tidak yakin,
tidak suka, sangat tidak suka).

Peubah kategorik bisa diturunkan dari peubah kualitatif atau juga dari peubah kuantitatif, dengan
menyusun kategorisasi atas dasar pengukuran dengan skala diskrit maupun kontinyu.

TABEL 2.2 JENIS-JENIS PEUBAH DAN CONTOH


C. JENIS-JENIS SKALA PENGUKURAN (measurement scales) dari variabel

Pada dasarnya, terdapat dua sistem klasifikasi utama dalam ilmu sosial untuk mengukur jenis-jenis
peubah yang berbeda. Pertama adalah sistem klasifikasi pengukuran peubah yang pertama kali
dikembangkan oleh Stevens (1946), yang terdiri dari empat kategori, yaitu : nominal (classifcatory),
ordinal atau rangking, interval dan rasio. Kedua adalah sistem yang dikembangkan oleh Duncan (1984)
yang mengklasifikasikan lima jenis pengukuran peubah, yaitu : klasifikasi nominal, skala ordinal, skala
kardinal, skala rasio, dan skala probabilita.

Menggunakan sistem kalsifikasi oleh stevens yg lebih mudah dalam penerapannya dibandingkan dengan
sistem oleh Duncan.

1. Skala NOMINAL (nominal or classifcatory scale), yang bercirikan :

Memungkinkan pengelompokkan individu, obyek atau jawaban, ke dalam beberapa kelompok


berdasarkan ciri yang sama.

Tidak ada urutan/peringkat (rangking) dari berbagai kelompok tersebut karena skala hanya bersifat
pengelompokan berdasarkan ciri yang sama. Ini sesuai dengan istilah nominal, yaitu penamaan. Contoh
variabel nominal: jenis kelamin (laki-laki dan perempuan).

2. Skala ORDINAL atau RANGKING (ordinal or ranking scale) :

Selain mengelompokkan individu ke dalam berbagai kelompok atas dasar karakteristik yang sama, skala
ordinal juga memeringkat kelompok-kelompok tersebut.

Skala ordinal dengan pendekatan kualitatif atas variabel sikap disebut skala sikap atau perilaku
(attitudinal scale), seperti yang dikemukan oleh Rensis Likert, dan oleh karena itu skala tersebut
dinamakan Likert Scale. Skala Likert bisa mempresentasikan tingkat persetujuan/penolakan dalam suatu
skala dari tidak setuju sampai setuju secara simetris. contoh status sosial ekonomi : rendah, sedang,
tinggi.

3. Skala INTERVAL (interval scale)

Peubah yang diukur dengan skala interval mempunyai semua karakteristk dari skala ordinal. Jadi
individu dalam satu kelompok yang mempunyai ciri yang sama mempunyai sifat berbeda dengan
kelompok lain, dan jarak dengan kelompok lain bisa ditentukan. contoh prestasi belajar : 5, 6, 7, 8, dst.

Skala sikap (attitudinal scale) dari peubah berskala interval disebut Thrutstone Scale, untuk menghargai
pencetusnya yaitu Louis Leon Thurtstone.

4. Skala RASIO (rato scale) :

Peubah yang diukur dengan skala rasio punya semua properti dari skala nominal, ordinal dan interval,
plus karakteristiknya sendiri, yaitu : "the zero point of a rato scale is fxed, meaning it has a fxed startng
point". Dengan demikian, karena ada titik 0 maka rasio dari nilai
variabel yang berskala rasio mempunyai arti.contoh : berat badan,
tinggi badan, dst.

Attitudinal score berdasarkan skala Guttman (Guttman scale) :

Butir-butir (items) pernyataan harus disusun secara berurutan, sehingga individu yang setuju dengan
suatu butir tertentu juga setuju dengan butir-butir yang berada di urutan lebuh rendah.

D. HUBUNGAN ANTAR VARIABEL PENELITIAN

Hubungan antar variabel penelitian dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu : hubungan asimetris, hubungan
simetris, dan hubungan timbal balik (Machfoedz, 2007: 29).

a. Hubungan asimetris
Pada hubungan asimetris, suatu variabel atau variabel-variabel bebas berhubungan dengan variabel atau
variabel-variabel terikat.

Hubungan variabel asimetris dibedakan menjadi dua, yaitu:

1) Hubungan variabel bivariat: hubungan antara dua variabel.

Contoh hubungan asimetris bivariat : hubungan kecerdasan intelektual (X) dengan prestasi belajar (Y).
Siswa yang mempunyai kecerdasan intelektual yang tinggi, presteasi belajarnya juga tinggi.

Secara visual hubungan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

2) Hubungan variabel multivariat: hubungan antara tiga variabel atau lebih.

Contoh hubungan asimetris multivariate:

Hubungan kecerdasan intelektual (X₁), kecerdasan emosional

(X₂), dan motivsi belajar (X₃) dengan prestasi belajar (Y).

Secara visual hubungan tersebut dapat digambarkan sebagai

berikut:
b. Hubungan simetris
Hubungan variable secara simetris artinya ada hubungan antara dua variabel, tetapi variabel yang satu
tidak disebabkan atau dipengaruhi oleh variable lainnya.

Contoh hubungan variable secara simetris:

Variabel tinggi badan (Y₁) dan variable berat badan (Y₂) merupakan variable terikat yang dipengaruhi oleh
variabel pertumbuhan (X). Kedua variable terikat berhubungan tetapi variable yang satu tidak diengaruhi
variable lainnya. Secara visual hubungan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

c. Hubungan timbal balik


Hubungan variabel dikatakan bersifat timbal balik jika variabel yang satu
mempengaruhi variabel lainnya dan sebaliknya.

Contoh hubungan variabel secara timbal balik: Variabel rasa percaya diri (X) mempengaruhi prestasi
belajar (Y) dan sebaliknya, prestasi belajar juga mempengaruhi rasa percaya diri.

Hubungan semacam ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Anda mungkin juga menyukai