P2.06.20.1.19.012
TINGKAT 2A
D3 KEPERAWATAN
MANAJEMEN PATIENT SAFETY
Menurut Soebandi (2015) hal-hal yang menjadi tolak ukur yang dikaji saat
pelaksanaan monitoring dan evaluasi patient safety adalah sebagai berikut :
a. Budaya keselamatan pasien
b. Pendidikan dan latihan
c. Leadership
d. Pelaporan
e. Standar
f. Implementasi sasaran keselamatan pasien
Adapun langkah monitoring dan evaluasi Patient safety, antara lain sebagai berikut :
1. Di Rumah Sakit
a. Setiap unit kerja di rumah sakit mencatat semua kejadian terkait dengan keselamatan
pasien (Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Diharapkan dan Kejadian Sentinel)
pada formulir yang sudah disediakan oleh rumah sakit.
b. Setiap unit kerja di rumah sakit melaporkan semua kejadian terkait dengan
keselamatan pasien (Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Diharapkan dan
Kejadian Sentinel) kepada Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit pada formulir
yang sudah disediakan oleh rumah sakit.
c. Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit menganalisis akar penyebab masalah semua
kejadian yang dilaporkan oleh unit kerja.
d. Berdasarkan hasil analisis akar masalah maka Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit
merekomendasikan solusi pemecahan dan mengirimkan hasil solusi pemecahan
masalah kepada Pimpinan rumah sakit.
e. Pimpinan rumah sakit melaporkan insiden dan hasil solusi masalah ke Komite
Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) setiap terjadinya insiden dan setelah
melakukan analisis akar masalah yang bersifat rahasia.
2. Di Provinsi
Dinas Kesehatan Provinsi dan PERSI Daerah menerima produk-produk dari Komite
Keselamatan Rumah Sakit
3. Di Pusat
a. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) merekapitulasi laporan dari
rumah sakit untuk menjaga kerahasiaannya
b. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) melakukan analisis yang telah
dilakukan oleh rumah sakit
c. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) melakukan analisis laporan
insiden bekerjasama dengan rumah sakit pendidikan dan rumah sakit yang ditunjuk
sebagai laboratorium uji coba keselamatan pasien rumah sakit
d. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) melakukan sosialisasi hasil
analisis dan solusi masalah ke Dinas Kesehatan Propinsi dan PERSI Daerah, rumah
sakit terkait dan rumah sakit lainnya.
Proses perancangan monitoring harus mengacu pada visi,misi, dan tujuan rumah sakit,
kebutuhan pasien, petuga pelayanan pasien,kaidah klinis terkini, praktik bisnis yang sehat,
dan faktor-faktor lain yang berpotensi resiko bagi pasien sesuai dengan “Tujuh Langkah
Keselamatan Pasien Rumah Sakit”. Uraian tujuh langkah menuju keselamatan pasien rumah
sakit adalah sebagai berikut :
1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
Langkah penerapan:
a. Bagi rumah sakit:
1) Pastikan Rumah sakit memiliki kebijakan yang harus dilakukan staf segera
setelah terjadi insiden.
2) Pastikan rumah sakit memilki kebijakan yang menjabarkan peran dan
akuntabilitas individual bila mana ada insiden.
3) Tumbuhkan budaya pelaporan dan belajar dari insiden yang terjadi di rumah
sakit.
4) Lakukan asesmen dengan menggunakan survei penilaian keselamatan pasien.
b. Bagi unit atau tim:
1) Pastikan rekan kekerja merasa mampu untuk berbicara mengenai kepedulian
mereka dan berani melaporkan bilamana ada insiden.
2) Demonstrasikan pada team ukuran-ukuran yang dipakai di rumahsakit untuk
memastikan semua laporan dibuat terbuka dan terjadi proses pembelajaran serta
pelaksanaan tindakan yang tepat.
2. Pimpin dan dukung staf
Bangunlah komitmen dan fokus yang kuat dan jelas tentang keselamatan pasien di
rumah sakit. Langkah penerapan :
a. Untuk rumah sakit:
1) Pastikan ada anggota direksi atau pimpinan yang bertanggung jawab atas
keselamatan pasien.
2) Identifikasi ditiap bagian rumah sakit, orang- orang yang dapat diandalkan untuk
menjadi “ Penggerak” dalam keselamatn pasien.
3) Prioritaskan keselamatan pasien dalam agenda rapat direksi atau pimpinan
maupun rapat- rapat manejemen rumah sakit
4) Memasukkan semua kesalamatan pasien ke dalam semua program latihan staff
rumah sakit dan pastikan ini diikuti dan diukur efektifitasnya.
b. Untuk unit atau tim
1) Nominasikan “ Penggerak” dalam tim anda sendiri untuk memimin gerakan
kesalamatan pasien.
2) Jelaskan kepada tim relefansi dan pentingnya serta manfaat bagi mereka dengan
menjalankan gerkan keselamtan pasien.
3) Tumbuhkan sikap ksatria yang menghargai pelaporan insiden.
3. Integrasikan aktivitas pengelolaan resiko
Kembangkan sistem dan proses pengelolaan resiko, serta lakukan identifiksi dan
assesment hal yang potensial bermasalah. Langkah penerapan :
a. Untuk Rumah Sakit
1) Telaah kembali struktur dan proses yang ada dalam manajemen resiko klinis,dan
no kilinis serta hal tersebut mencakup dan terintegrasi dengan keselamatan
pasien dan staf
2) Kembangkan indikator indikator kinerja bagi sistem pengelolaan resiko yang
dapat di monitor oleh Direksi atau Pimpinan rumah sakit
3) Gunakan informasi yang benar dan jelas yang diperoleh dari sistem pelaporan
insiden dan asesmen risiko untuk dapat secara proaktif meningkatkan kepedulian
terhadap pasien
b. Untuk Unit atau Tim
1) Membentuk forum-forum dalam rumah sakit untuk mendiskusikan isu
keselamatan pasien juga memberikan umpan balik kepada managemen yang
terkait
2) Pastikan ada penilaian risiko pada individu pasien dalam proses asesmen risiko
rumah sakit
3) Lakukan proses asesmen risiko secara teratur, untuk menentukan akuntabilitas
setiap risiko dan ambilah langkah-langkah yang tepat untuk memeperkecil resiko
tersebut.
4. Kembangkan sistem pelaporan
Pastikan staf dapat melaporkan kejadian atau insiden, serta rumah sakit mengatur
pelaporan kepada komite keslamatan pasien rumah sakit(KKPRS).
Langkah Penerapan :
a. Untuk rumah sakit :
Lengkapi rencana implementasi sistem pelaporan insiden kedalam maupun keluar,
yang harus dilaporkan ke KPPRS-PERSI.
b. Untuk Unit atau Tim
Berikan semangat kepada rekan kerja untuk secara aktif melaporkan setiap insiden
yang terjadi dan insiden yang telah dicegah tetapi tetap terjadi juga, karena
mengandung bahan pelajaran yang penting.
5. Libatkan berkomunikasi dengan pasien
Kembangkan cara-cara komunikasi yang terbuka dengan pasien. Langkah penerapan :
a. Untuk rumah sakit :
Pastikan rumah sakit memiliki kebjakan yang sangat jelas menjabarkan cara-cara
komumikasi terbuka tentang insiden dengan para pasien dan keluargannya
b. Untuk Unit atau Tim :
1) Pastikan tim menghargai dan mendukung keterlibatan pasien dan keluarganya
bila telah terjai insiden
2) Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
6. Dorong staf untuk melakukan analisiskan masalah untuk belajar bagaimana dan
mengapa kejadian itu timbul.
Langkah Penerapan :
a. Untuk Rumh Sakit ;
1) Pastikan staf yang terkait telah terlatih untuk melakukan kajian insiden secara
tepat, yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi penyebab.
2) Kembangkan kebijakan yang menjabarkan dngan jelas kriteria pelaksanaan
analisis akar masalah (Root cause analysis atau RCA) atau failure modes and
efects analysis (FMEA) atau metoda anlisis lain, yang harus menckup semua
insiden terjadi dan minimum satu kali per tahun untuk proses resiko tinggi.
b. Untuk Unit atau Tim :
1) Diskusikan dalam tim tentang pengalaman dari hasil analisis insiden
2) Identifikasi unit atau bagaian lain yang memungkinkan terkena dampak dimasa
depan dan bagilah pengalaman tersebut secara lebih luas.
7. Cegah cidera melalui implementasi sistem keselamatan pasien
Gunakan informasi yang ada tentang kejadian atau masalah untuk melakukan
perubahan pada sistem pelayanan. Langkah Penerapan :
a. Untuk rumah sakit :
Gunakan informasi yang benar dan jelas yang diperoleh dari sistem pelaporan,
asesmen risiko, kajian insiden, dan audit serta analisis, untukmnentukan solusi
setempat. Lakukan asesmen resiko untuk setiap perubahan yang
direncanakan sesialisasikan solusi yang dikembanghkan oleh KKPRS-PERSI. Beri
umpan balik kepada staf tentang setiuap tindkan yang diambil atas insioden yang
dilaporkan.
b. Untuk Unit atau Tim :
Libatkan tim and dalam mengembangkan berbagai cara untuk membuat asuhan
pasien menjadi lebih bik dan lebih aman telaah kembali perubahan-perubahan yang
dibuat tim anda dan pastikan pelaksanaannya pastikan tim nda menerima umpan
balik atas setiap tindak kanjut tentang insiden yang dilaporkan.