Anda di halaman 1dari 26

PENINDASAN PEREMPUAN DAN ALAM DALAM

PERSPEKTIF EKOFEMINISME PADA FILM “MALEFICENT”

Illona Grace Undap Pondaag, Akhsaniyah, Noveina Silviyani Dugis


Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
Jl. Dinoyo 42-44 Surabaya, 60265
Email: illonapondaag@gmail.com, akhsaniyah@ukwms.ac.id, noveina.dugis@gmail.com

Abstrak
Tulisan ini mengulas relasi antara penindasan perempuan dan alam dalam sebuah film produksi Disney yang
berjudul Maleficent. Pada film-film produksi Disney sebelumnya yang bertemakan ala puteri selalu
menggambarkan perempuan sebagai sosok yang lemah dan pasif. Sangat berbeda dengan penggambaran
perempuan dalam film Maleficent oleh Disney ini. Diceritakan dengan kisah yang berbeda dengan dongeng
klasiknya yang berjudul “Sleeping Beauty”, film Maleficent menampilkan perempuan sebagai sosok yang
kuat, mandiri, penyayang, dan keibuan. Namun, meski penggambaran ini seolah menyanjung perempuan,
ternyata penggambaran ini malah justru sebagai bentuk penindasan terhadap perempuan. Fokus penelitian ini
adalah bagaimana representasi perempuan dan alam dalam perspektif ekofeminisme dalam film Maleficent.
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memperkaya kajian-kajian penelitian komunikasi, terutama
kajian mengenai analisis semiotika. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Sedangkan
metode penelitian yang digunakan analisis semiotika Roland Barthes yang melihat pada tiga tahapan
pemaknaan yaitu denotasi, konotasi, dan mitos. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa film ini
merepresentasikan terjadinya eksploitasi terhadap alam oleh manusia yang berlangsung seiring dengan
penindasan terhadap perempuan, sehingga pembebasan terhadap alam harus dilakukan dengan mmbongkar
relasi antara laki-laki (penguasa) dan perempuan. Sebab dalam berbagai tradisi yag berkembang di
masyarakat, perempuan punya ikatan lebih erat dengan alam.

Kata Kunci: Ekofeminisme, Perempuan dan Alam, Film, Semiotika Roland Barthes

Abstract
The research examind the relation between oppression to women end exploitation to nature in a Disney
movie titled Maleficen. Contrary to other princess-themed movies produced by Disney which have always
characterized female as weak and passive, in this particular movie, starkly different to the classic on which
the story was adapted, Sleeping Beauty, the female character is strong, independent, compassionate and
motherly-loving. However, even when the character-building seems to idolize woman, it is in fact another
form of oppression to woman. The research focused on how woman and nature are represented in the movie
viewed from the perspective of ecofeminism. It is aimed that the research contribute to the studies of
communication research; the study on semiotic analysis in particular. It is a qualitative-descriptive research
utilizing Roland Barthes’ semiotic analysis which examines three different stages of meaning, a.l.:
denotation, connotation, and myth. The research suggested that the movie represent the undergoing of
exploitation to nature by men as concurrent with opression to woman. So in order to liberate the nature one
must radically change the established relation between men (ruler) and women. It is because in various
traditions developed in societies, women are more intimately connected to the nature.

Keyword: Ecofeminism, Movie, Rolland Barthes, Semiotics, Women and Nature

PENDAHULUAN lemah lembut. Penggambaran-penggambaran


Disney merupakan salah satu rumah
ini dapat dilihat dalam film-film seperti
produksi yang telah banyak menghasilkan
Sleeping Beauty, Aladdin, Cinderella, Snow
film-film animasi. Berbeda dengan rumah
White and The Seven Dwarf, dan lain-lain.
produksi lainnya, film-film animasi karya
Setelah sebelumnya Disney selalu
Disney seringkali identik dengan tema-tema
menggambarkan perempuan sebagai sosok
puteri kerajaanyang cantik, baik hati, dan

Jurnal Komunikatif Vol. 6 no. 2 Bulan Desember 2017 106


Penindasan Perempuan dan Alam… Illona, Akhsaniyah, Noveina

yang lemah dan membutuhkan pertolongan White, dan Sleeping Beauty digambarkan
laki-laki, kemudian pada tahun 1995 Disney sebagai perempuan yang langsing, tidak
merilis film Pocahontas. Dalam film ini berotot, dan memiliki lekukan pinggul. Selain
perempuan digambarkan dari sisi yang itu sebagai seorang puteri mereka juga
berbeda, bahwa perempuan adalah sosok yang digambarkan memiliki kesamaan Bahasa
kuat, juga dapat ikut berperang, dan bahkan tubuh, seperti harus berdiri tegak, lengan
mampu menyelamatkan laki-laki. Dengan selalu diluruskan dekat dengan tubuh, dan
kemunculan film Pocahontas inilah menjadi saat berdansa, puteri akan membiarkan
titik perubahan penggambaran perempuan pangeran memimpin gerakan mereka
dalam film-film karya Disney. (Shannon, 2015:4).
Dalam penelitian Dhian Kartika Pada Mei 2014 Disney kembali
Febriyanti yang berjudul “Penggambaran mengeluarkan film terbarunya berjudul
Tokoh Puteri (Princess) Dalam Film Kartun Maleficent. Maleficent merupakan sebuah
Disney (Analisis Komparasi Era Klasik VS kata dalam Bahasa Inggris yang berarti
Era Kontemporer)” menjelaskan, film klasik perilaku atau efek yang jahat atau
bertemakan puteri karya Disney menampilkan mencelakakan. Dalam kamus bahasa Inggris,
perempuan sebagai sosok yang bertubuh aleficent didefinisikan sebagai tindakan
kurus, bekulit putih, tekstur kulit flawless, melakukan kejahatan kepada orang lain;
bersifat pasif, patuh, dan cenderung berbahaya; nakal. Dalam film ini juga, Disney
bergantung pada orang lain. Sedangkan dalam menggambarkan perempuan sebagai sosok
film-film kontemporernya, Disney yang kuat bahkan mampu menyelamatkan
menggambarkan seorang puteri dengan tubuh kaum atau negaranya sendiri. Namun, tidak
yang lebih curvy (berlekuk), berwajah bulat, hanya ditampilkan sebagai wanita yang kuat
berambut keriting dan berantakan, kuat, dan mandiri saja, dalam film ini diperlihatkan
mampu melakukan aksi penyelamatan, dan sifat keibuan Maleficent yang penyayang dan
tidak lagi membutuhkan pertolongan laki-laki pelindung. Selain itu, Maleficent juga
(Febriyanti, 2014:1). digambarkan sangat dekat dengan alam.
Pada film-film klasik Disney seperti Secara umum, sebenarnya film Maleficent ini
Cinderella, Snow White, dan Sleeping Beauty, bercerita mengenai dongeng klasik Disney
puteri-puteri tersebut digambarkan sebagai yang biasa dikenal masyarakat dengan judul
sosok yang feminin sesuai dengan ciri-ciri Sleeping Beauty atau dalam Bahasa Indonesia
yang disebutkan dalam penelitian oleh disebut Puteri Tidur. Berbeda dengan
Febriyanti (2014) diatas. Dalam penelitian dongeng klasik Sleeping Beauty, cerita film
lain oleh Shannon, tokoh Cinderella, Snow ini lebih difokuskan pada kisah si peri jahat

Jurnal KOMUNIKATIF Vol. 6 no. 2 Bulan Desember 2017 107


Illona, Akhsaniyah, Noveina Penindasan Perempuan dan Alam…

Maleficent, yang mengutuk Puteri Aurora Karakter Maleficent dalam film Maleficent
(Sleeping Beauty) agar tertidur selamanya. karya Disney ini dilihat oleh peneliti
Hal menarik yang peneliti lihat dari film mengandung pesan-pesan yang sesuai dengan
Maleficent karya Disney ini adalah, salah satu konsep dalam feminisme, yaitu
bagaimana cara film ini dikemas secara ekofeminisme. Ekofeminisme sendiri
berbeda dengan dongeng klasiknya. Film ini merupakan sebuah konsep mengenai
tidak lagi ditayangkan sebagai film animasi, perempuan yang secara kultural selalu
namun ditayangkan sebagai film fantasi. Film dikaitkan dengan alam. Ekofeminisme
fantasi biasanya berisi elemen-elemen seperti berpendapat tentang adanya hubungan
sihir, mitos, keajaiban, dan keluarbiasaan. konseptual, simbolik, dan linguistik antara
Alasan lain peneliti ingin meneliti film feminis dan isu ekologi. Isu ekologi disini
Maleficent ini adalah karena dalam film diartikan bahwa perempuan secara tidak sadar
Maleficent ini tidak menonjolkan Cinderella telah “dinaturalisasi” dan alam telah
complex seperti pada film-film Disney “difeminisasi”. Saat alam ditambang,
kebanyakan. Cinderella complex sendiri dikuasai, dan ditaklukkan oleh laki-laki.
merupakan sebuah konsep psikologi emosi Perbuatan yang dilakukan laki-laki terhadap
perempuan mengenai ketergantungan mereka alam tersebut, dengan kata lain juga dapat
kepada laki-laki baik dalam segi finansial dilakukan kepada perempuan (Tong,
maupun kebutuhan yang lainnya. Cinderella 2008:360).
complex meurut Dowling adalah sindrom Dalam film Maleficent ini sendiri,
perempuan yang tidak percaya diri bahwa ditunjukkan terdapat seorang raja yang
mereka dapat hidup mandiri dan membangun berusaha ingin menguasai alam. Namun
sendiri dunianya, perempuan seringkali lebih dalam usahanya menguasai alam inilah, ia
memilih untuk mencari seorang laki-laki agar juga berusaha menaklukkan Maleficent yang
dapat melindunginya. Berbeda dengan digambarkan sebagai penguasa alam. Usaha
Maleficent yang digambarkan sebagai menguasai alam dan perempuan yang
pemimpin kuat dan dihormati oleh kaumnya. dilakukan oleh raja inilah, yang sesuai dengan
Penggambaran Maleficent yang tidak konsep alam yang telah “difeminisasi” dan
terpengaruh dengan konsep Cinderella perempuan yang “dinaturalisasi” oleh
complex ini sesuai dengan konsep feminisme manusia yang berciri maskulin.
mengenai peran dan posisi perempuan yang Dalam penelitian ini peneliti merumuskan
selalu tersubordinasikan dengan posisi laki- masalah penelitian : bagaimana teks media
laki (Murniati, 2004:XXVII). memperlihatkan tanda dan lambang mengenai
perempuan dan alam yang berkaitan dengan

Jurnal KOMUNIKATIF Vol. 6 no. 2 Bulan Desember 2017 108


Penindasan Perempuan dan Alam… Illona, Akhsaniyah, Noveina

ekofeminisme? Untuk meneliti teks media ini sistem penandaan konotatif. Selain itu Barthes
lebih mendalam, peneliti memilih juga melihat aspek penandaan lain yaitu
menggunakan metode analisis semiotika, “mitos” yang menandai suatu masyarakat.
dengan menggunakan teori Roland Barthes. Dengan adanya relasi yang dikemukakan oleh
Semiotika sendiri merupakan suatu ilmu atau Barthes inilah yang membuat teori mengenai
metode analisis untuk mengkaji data. Tanda- tanda semakin lebih berkembang, karena
tanda adalah suatu perangkat yang dapat relasi tersebut akan ditetapkan oleh pemakai
dipakai dalam upaya berusaha mencari jalan tanda (Sobur, 2003, dalam Vera, 2014:27).
di dunia ini, di tengah manusia dan bersama Oleh karena itu, peneliti sangat tertarik
manusia. Pada dasarnya, semiotik meneliti mengenai representasi perempuan
mempelajari bagaimana kemanusiaan dan alam dalam perspektif ekofeminisme
(humanity) memaknai hal-hal (things). pada film Maleficent ini. Berdasarkan
Memaknai (to signify) dalam hal ini tidak penjelasan dari latar belakang, maka fokus
dapat dicampuradukkan dengan penelitian ini ingin melihat “Bagaimana
mengkomunikasikan (to communicate). representasi perempuan dan alam dalam
Memaknai berarti bahwa objek-objek tidak perspektif ekofeminisme dalam film
hanya membawa informasi, dalam hal mana Maleficent karya Disney”?
objek-objek itu hendak berkomunikasi, tetapi Film merupakan bidang kajian yang amat
juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari relevan bagi analisis struktural atau semiotika.
tanda. Suatu tanda dapat menandakan sesuatu Van Zoest (1993:109) mengemukakan bahwa
yang lain dari dirinya sendiri, dan makna film dibangun dengan tanda semata-mata,
(meaning) ialah hubungan antara suatu objek tanda-tanda tersebut termasuk dalam sistem
atau idea dan suatu tanda (Sobur, 2013:15). tanda yang bekerja sama dengan baik untuk
Barthes dalam teorinya berpendapat, mencapai efek yang diharapkan (Sobur,
bahwa bahasa adalah sebuah sistem tanda 2013:128). Oleh karena alasan tersebut
yang mencerminkan asumsi-asumsi dari suatu peneliti ingin meneliti film Maleficent karya
masyarakat tertentu dalam waktu tertentu. Disney mengenai representasi ekofeminisme
Teori semiotik yang dikemukakan Barthes ini dengan menggunakan metode penelitian
sendiri sebenarnya merupakan turunan dari semiotika. Peneliti ingin melihat bagaimana
teori semiotik milik de Saussure. Barthes film Maleficent ini menyampaikan pesan
menyempurnakan kembali teori semiotik ekofeminisme.
milik Saussure yang hanya menekankan pada
penandaan dalam tataran denotatif saja
dengan mengembangkannya hingga pada

Jurnal KOMUNIKATIF Vol. 6 no. 2 Bulan Desember 2017 109


Illona, Akhsaniyah, Noveina Penindasan Perempuan dan Alam…

Ekofeminise sebagai Bentuk menyadarkan masyarakat bahwa antara seks


Kesadaran Mengenai Perempuan dan dan gender tidak dapat dicampuradukkan,
Alam sehingga menyebabkan perempuan menjadi
Istilah feminisme sebenarnya adalah kelompok sendiri dalam masyarakat
sebuah bentuk kesadaran mengenai (Murniati, 2004:XXVII).
ketidakadilan yang sistematis oleh seluruh Dalam buku Feminist Thought, Tong
perempuan di belahan bumi ini. feminisme (2008:10) membagi teori-teori feminisme
juga dipahami sebagai terbangunnya relasi kedalam delapan teori yaitu, feminisme
sosial yang adil, setara, serta fairness. Selama liberal, feminisme radikal, feminisme Marxis
ini konstruksi sosial yang ada di masyarakat dan sosialis, feminisme psikoanalisis dan
selalu memposisikan perempuan sebagai gender, feminisme eksistensialis, feminisme
“orang kedua”. Nancy F. Cott dalam Murniati posmodern, feminisme multikultural dan
(2004:XXVI) mengatakan bahwa sangat sulit global, dan ekofeminisme. Namun pada
untuk membuat definisi mengenai feminisme. penelitian ini, peneliti lebih memfokuskan
Hal ini disebabkan karena sangat sulit pada teori ekofeminisme.
mencari kata-kata yang dapat Pandangan ekofeminisme ini hampir
menggambarkan bagaimana perubahan status memiliki kesamaan dengan pandangan
perempuan yang selama ini telah feminisme multikultural dan global.
terkonstruksi di masyarakat. Selama ini peran Ekofeminisme ingin berusaha menunjukkan
dan posisi perempuan selalu bentuk-bentuk opresi pada manusia. Namun
tersubordinasikan dengan posisi laki-laki. tidak hanya itu, pandangan ini juga
Pada tahun 1987, Cott menerbitkan memfokuskan pada usaha manusia untuk
buku yang berjudul “Grounding of Modern mendominasi dunia, bukan hanya manusia
Feminism”. Dalam buku ini Cott lain atau alam saja. Perempuan selalu
menyimpulkan terdapat tiga komponen dikaitkan dengan alam, oleh karena itu
penting dalam mendefinisikan feminisme. pandangan ini berpendapat bahwa terdapat
Yang pertama, bahwa tidak ada perbedaan hubungan antara konseptual, simbolik, dan
hak berdasarkan seks, hal ini menentang linguistik feminis terhadap isu ekologi. Karen
mengenai adanya posisi hirarkis antar jenis J. Warren dalam Feminist Thought (Tong,
kelamin. Kedua, pengakuan mengenai adanya 2008:359) mengatakan bahwa keyakinan,
konstruksi sosial di masyarakat yang nilai, sikap, dan asumsi dasar dunia barat atas
menyebabkan kerugian pada perempuan. dirinya sendiri dan orang-orangnya dibentuk
Kemudian yang ketiga, bahwa adanya peran oleh bingkai pikir konseptual patriarkal yang
identitas dan gender. Feminisme ingin opresif, yang bertujuan untuk menjelaskan,

Jurnal KOMUNIKATIF Vol. 6 no. 2 Bulan Desember 2017 110


Penindasan Perempuan dan Alam… Illona, Akhsaniyah, Noveina

membenarkan, dan menjaga hubungan antara binatang. Sedangkan maksud alam yang
dominasi dan subordinasi secara umum, serta “difeminisasi” adalah saat dimana alam yang
dominasi laki-laki terhadap perempuan secara dihormati bahkan disembah sebagai “ibu”
khusus. Ciri-ciri paling jelas mengenai mulai ditambang, dikuasai, dan ditaklukkan
pandangan ekofeminisme ini adalah: oleh laki-laki. Dalam pandangan ini, bila laki-
 Pola pikir berdasarkan nilai hirarkis. laki dapat menaklukkan dan menguasai alam,
Pola pikir ini berupa memberikan maka hal yang sama juga dapat dilakukan
nilai, status, dan prestise yang lebih laki-laki kepada perempuan. Makna
tinggi kepada yang memiliki kelas “perempuan dan alam” dapat dilihat sebagai
lebih tinggi daripada kelas bawah. kesadaran akan adanya hubungan kekuasaan
 Adanya dualisme nilai. Misalnya, yang tidak adil dan terdapat pula model relasi
pasangan yang berbeda tidak dianggap dominasi di dalam wacana lingkungan hidup
sebagai saling melengkapi namun yang sama dengan wacana perempuan
dipandang sebagai oposisi dan (Arivia, 2006:381).
eksklusif. Selain itu juga Carolyn Merchant menggambarkan sistem
menempatkan diri lebih tinggi interaksi untuk memahami epistemologi
dibandingkan yang lain. feminis dalam isu lingkungan kedalam sebuah
 Memiliki logika dominasi. Dimana kerangka konsep ekologis dimana peran
struktur argumentasi yang menuju perempuan menjadi penting, sebagai berikut:
kepada pembenaran adanya
subordinasi.
Warren juga melihat bahwa modus berpikir
patriarki yang hirarkis, dualistik, dan opresif
telah merusak perempuan dan alam.
Masyarakat dibentuk oleh nilai, kepercayaan,
pendidikan, tingkah laku, yang memakai
kerangka kerja patriarki, dimana terdapat
pembenaran hubungan dominasi dan
subordinasi, berupa penindasan terhadap
perempuan oleh laki-laki. Hal ini terlihat
karena perempuan yang selalu “dinaturalisasi” Gambar II. 1
dan alam yang selalu “difeminisasi”. Maksud Kerangka Kerja Konsep
Interpretasi Revolusi Ekologi
perempuan yang “dinaturalisasi” disini (Arivia, 2006:379)

adalah, saat perempuan disebut sebagai

Jurnal KOMUNIKATIF Vol. 6 no. 2 Bulan Desember 2017 111


Illona, Akhsaniyah, Noveina Penindasan Perempuan dan Alam…

Dari kerangka konsep diatas, Merchant menunjukkan keterkaitan antara seluruh aspek
menggaris bawahi empat hal yang saling manusia dan non-manusia yang tidak dapat
berkaitan, yaitu ekologi, produksi, reproduksi, dipisahkan dan selalu saling bergantung satu
dan kesadaran. Berikut ini penjelasan dari sama lain. Perempuan memiliki kesamaan
masing-masing konsep tersebut: secara simbolik dengan alam, hal ini karena
 Pada lingkaran paling dalam, terdapat keduanya sama-sama ditindas oleh manusia
inti dari ekologi (ecological core) yang berciri maskulin.
yang berinteraksi dengan produksi- Namun dalam memaknai keterkaitan
produksi manusia. Seluruh mahkluk antara perempuan dan alam juga harus
hidup, seperti tanaman, binatang, berhati-hati. Makna “perempuan dan alam”
bakteri, fungus, mineral, bahkan dapat dilihat sebagai kesadaran akan adanya
manusia saling menukarkan energinya. hubungan kekuasaan yang tidak adil dan
 Produksi manusia (ekstrasi, proses, terdapat pula model relasi dominasi di dalam
dan penukaran komoditas) diarahkan wacana lingkungan hidup yang sama dengan
pada pembuatan makanan, baju, wacana perempuan. Selain itu tidak
tempat tinggal, atau yang dapat menginterpretasikan karakteristik perempuan
membuat profit perdagangan, dengan alam yang dapat melemahkan
industrialisasi, dan kapitalisme. perempuan, seperti “Perempuan memiliki
Antara reproduksi manusia maupun kesamaan secara karakteristik dengan alam,
non-manusia, keduanya sama-sama memiliki oleh karena itu perempuan memiliki sifat
peranannya masing-masing. Pada reproduksi perawat, penjaga, dan pelestari alam”. Sifat
manusia memiliki peranan dalam kehidupan tersebut dapat didefinisikan bukan
sehari-hari rumah tangga, sosialisasi keluarga, berdasarkan kesadaran namun berdasarkan
dan komunitas. Kesadaran manusia berada kodrat perempuan. Pemikiran untuk
pada lingkaran paling luar, mengembalikan perempuan sesuai dengan
merepresentasikan hasil refleksi alam dalam kodratnya inilah yang “menyanjung”
mitos, kosmologi, agama, filsafat, ilmu perempuan namun sekaligus “menindas”
pengetahuan, Bahasa, dan seni. Melalui etika, perempuan. Para ekofeminis melihat terdapat
nilai-nilai moral, taboo, ritual, permainan, dan relasi yang menindas dalam wacana
seni tari, semuanya diterjemahkan dalam lingkungan sehingga menyebabkan
tindakan dan tingkah laku yang turut ketidakadilan dalam relasi di masyarakat
mempengaruhi lingkungan, produksi, dan (Arivia, 2006:383).
reproduksi. Kerangka konsep kerja mengenai
revolusi ekologi ini secara keseluruhan Semiotika

Jurnal KOMUNIKATIF Vol. 6 no. 2 Bulan Desember 2017 112


Penindasan Perempuan dan Alam… Illona, Akhsaniyah, Noveina

Terdapat beberapa tokoh yang


mengemukakan teori-teori mengenai
semiotika, seperti Pierce, Saussure, Umberto
Eco, Roland Barthes, dan lain-lain. Namun
pada penelitian ini peneliti akan
menggunakan teori semiotika yang
Gambar II. 2
dikemukakan oleh Roland Barthes. Teori Peta Tanda Roland Barthes
(Sobur, 2013:69)
semiotik Barthes ini secara harafiah
merupakan turunan dari teori bahasa menurut Dari bagan tanda diatas, dapat dilihat
de Saussure. Dalam teori ini Barthes bahwa penanda (1) dan petanda (2) terdiri dari
berpendapat bahwa bahasa adalah sebuah tanda denotatif (3). Namun, disaat yang
sistem tanda yang mencerminkan asumsi- bersamaan pula tanda denotatif (3) ini juga
asumsi dari suatu masyarakat tertentu dalam merupakan penanda konotatif (4). Denotatif
waktu tertentu (Sobur, 2003, dalam Vera, disini merupakan tataran pertama yang
2014:27). maknanya tertutup. Makna yang dihasilkan
Dalam teori ini Barthes menyetujui bersifat eksplisit, langsung, dan pasti.
pendapat Saussure mengenai hubungan antara Denotatif merupakan makna yang sebenarnya,
penanda dan pertanda yang sebenarnya bukan yang disepakati bersama secara sosial, dan
terbentuk secara alamiah, namun merupakan juga adalah rujukan dari realitas. Sedangkan
kesepakatan bersama. Teori oleh Barthes ini konotatif merupakan tanda yang penandanya
menyempurnakan teori milik Saussure yang bersifat terbuka atau implisit, tidak langsung,
hanya menekankan pada penandaan dalam dan tidak pasti. Hal ini karena konotatif
tataran denotatif saja, sedangkan Barthes memiliki makna yang terbuka pada
mengembangkannya hingga pada sistem penafsiran-penafsiran baru. Dalam teori
penandaan konotatif. Selain itu Barthes juga semiologi Barthes ini, denotatif merupakan
melihat aspek penandaan lain yaitu “mitos” signifikansi tingkat pertama, sedangkan
yang menandai suatu masyarakat (Vera, konotatif merupakan signifikansi tingkat
2014:27). Berikut ini adalah bagan tanda oleh kedua. Oleh karena itu, denotatif dapat
Barthes: dikatakan sebagai makna objektif yang tetap
dan konotatif dapat dikatakan sebagai makna
subjektif yang bervariasi (Vera, 2014:28).
Konotatif dalam teori ini juga sangat
berkaitan dengan ideologi yang disebut oleh
Barthes sebagai “mitos”. Mitos berfungsi

Jurnal KOMUNIKATIF Vol. 6 no. 2 Bulan Desember 2017 113


Illona, Akhsaniyah, Noveina Penindasan Perempuan dan Alam…

untuk mengungkapakan dan membenarkan HASIL PENELITIAN DAN


nilai-nilai dominan yang berlaku dalam suatu PEMBAHASAN
periode tertentu. Didalam mitos ini juga Pada temuan data dan pembahasan ini,
terdapat tiga pola dimensi yaitu, penanda, peneliti akan menganalisis audio dan visual
petanda, dan tanda. Mitos merupakan sebuah yang terdapat dalam film Maleficent yang
sistem yang unik, karena dalam sistem ini menunjukkan mengenai representasi
mitos dibangun oleh suatu rantai pemaknaan perempuan dan alam berdasarkan perspektif
yang telah ada sebelumnya, atau dengan kata ekofeminisme. Analisis ini dilakukan peneliti
lain mitos merupakan sistem pemaknaan dengan menggunakan peta tanda oleh Roland
tataran kedua. Dalam mitos juga, sebuah Barthes, dimana didalamnya terdapat tiga
petanda dapat memiliki lebih dari satu tahapan pemaknaan, yaitu denotatif, konotatif,
penanda. Alasan Barthes menyebut mitos dan mitos. Dalam melakukan analisis ini,
sebagai ideologi adalah karena, dalam mitos peneliti mengelompokkannya kedalam tiga
dan ideologi hubungan antara penanda sub bab bahasan yaitu, alam yang identik
konotatif dan pertanda konotatif sama-sama dengan perempuan, eksploitasi alam sebagai
terjadi secara termotivasi. Barthes melihat yang identik dengan laki-laki, dan relasi
ideologi sebagai kesadaran palsu yang dominasi antara alam dan manusia. Menurut
membuat masyarakat hidup dalam duni yang Warren dalam Tong (2008:306), ia
imajiner dan ideal, meskipun pada mengatakan bahwa cara berpikir patriarki
kenyataannya dunia dimana mereka hidup telah merusak perempuan dan alam.
tidak demikian. Ideologi ada karena adanya Perempuan menjadi “dinaturalisasi” saat
kebudayaan. Kebudayaan masuk kedalam dirinya digambarkan dengan acuan sebagai
teks-teks dan ideologi muncul melalui binatang. Begitu juga dengan alam yang telah
berbagai kode yang juga ikut masuk kedalam “difeminisasi” saat dikendalikan, ditambang,
teks dalam bentuk penandaan penting, seperti dipenetrasi, dan ditaklukkan oleh laki-laki.
tokoh, latar belakang, sudut pandang, dan Warren juga berpendapat bahwa, segala
lain-lain. sesuatu yang dilakukan laki-laki terhadap
Tulisan ini akan mengurai silang alam, juga dapat dilakukannya terhadap
sengkarut mitos perempuan dan alam yang perempuan. Oleh karena itu, peneliti melihat
tergambar dalam film Maleficent melalui pemilihan ketiga sub bab tersebut sudah dapat
simbol-simbol, baik gambar maupun ujaran mewakili dalam penjabaran mengenai
verbal yang akan dicuplik peneliti sesuai representasi ekofeminisme dalam film
kebutuhan. Maleficent ini.

Jurnal KOMUNIKATIF Vol. 6 no. 2 Bulan Desember 2017 114


Penindasan Perempuan dan Alam… Illona, Akhsaniyah, Noveina

Alam yang Identik dengan Perempuan pohon yang patah, menggunakan kekuatan
Dalam sub bab ini peneliti akan lebih rinci sihir yang ia miliki. Dapat dilihat pula, setting
menganalisis visual yang menunjukkan tempat potongan adegan tersebut adalah
mengenai, alam yang identik dengan sebuah hutan. Gadis kecil ini digambarkan
perempuan dilihat dari kedekatan yang memiliki sepasang tanduk di kepalanya. Ia
ditunjukkan oleh perempuan dengan alam. juga memiliki sepasang sayap yang besar.
Analisis ini ditinjau berdasarkan verbal dan Terlihat ia mengenakan baju terusan berwarna
nonverbal yang ditunjukkan dalam potongan hijau tua. Riasan wajahnya tidak terlalu
adegan pilihan peneliti. mencolok, dengan bibir berwarna merah.
Gadis kecil ini memiliki struktur tulang pipi
yang terlihat menonjol, serta mata yang
Signifikansi Tingkat Pertama (Signifier
berwarna kuning kehijauan. Dalam usahanya
– Signified – Denotative Sign)
mengembalikan pohon yang patah tersebut,
1. Signifier ekspresi wajahnya menunjukkan rasa kasih
sayangnya terhadap alam.
3. Denotative Sign
Dari ciri-ciri dan kemampuannya
mengembalikan dahan pohon yang patah,
dapat diketahui bahwa gadis ini adalah
seorang peri. Si peri gadis kecil ini dikenal
dengan sebutan Maleficent. Maleficent lahir
dan tumbuh besar di Moors, yang merupakan
hutan yang dihuni para peri dan mahkluk-
mahkluk misterius lainnya. Penggambaran
ciri-ciri maleficent sebagai peri dengan
sepasang tanduk, sayap yang besar, dan tubuh

Gambar Maleficent Mengembalikan yang besar pula layaknya manusia ini sangat
IV. Maleficent
Gambar: Dahan Mengembalikan
Pohon yang Patah
Dahan Pohon berbeda dengan ciri-ciri peri pada umumnya.
yang Patah
Biasanya peri digambarkan memiliki tubuh
(Sumber: Olahan Peneliti)
yang mungil dengan sayap yang kecil
2. Signified layaknya sayap serangga. Namun, Maleficent
Dalam potongan adegan tersebut memiliki tubuh yang besar seperti manusia
ditunjukkan mengenai seorang gadis kecil dan sayap yang juga besar menyerupai sayap
yang sedang berusaha mengembalikan dahan burung.

Jurnal KOMUNIKATIF Vol. 6 no. 2 Bulan Desember 2017 115


Illona, Akhsaniyah, Noveina Penindasan Perempuan dan Alam…

Penggambaran sosok Maleficent sisi maleficent yang keibuan dan sangat


sebagai peri terkuat ini juga dapat dilihat dari feminin. Selain itu, suara latar belakang khas
kekuatan sihir hebat yang ia miliki. Tidak hutan dipadukan dengan alunan musik harpa
hanya dapat mengembalikan pohon-pohon dan biola yang lambat, menciptakan suasana
yang rusak, Maleficent juga dapat membuat yang tenang dan nyaman. Sangat sesuai
hujan, menerbangkan benda-benda, dan dengan penggambaran sifat yang ditunjukkan
membangkitkan kekuatan alam. Dari oleh Maleficent pada potongan adegan
beberapa kekuatan sihir yang dimiliki oleh tersebut.
Maleficent tersebut, tidak hanya menunjukkan Dalam potongan adegan ini,
bahwa dirinya memiliki hubungan dengan penggambaran mengenai sifat Maleficent
alam, namun ia juga memiliki kedekatan yang feminin dan keibuan, memiliki
dengan alam. Tidak hanya ditunjukkan dari kesamaan dengan penggambaran mengenai
kekuatan sihir yang dimiliki oleh Maleficent, alam. Media selalu mengkonstuksikan alam
penggambaran mengenai kedekatan sebagai ibu. Hal ini karena alam dianggap
Maleficent dengan alam ini juga dapat dilihat memiliki sifat yang menjaga dan melindungi
dari sifat Maleficent sendiri. Maleficent anak-anaknya, yaitu manusia. Dalam poster
menunjukkan sifatnya yang penyanyang, gerakan peduli lingkungan, tertulis “Love
penjaga alam, dan keibuan. Your Mother” atau dalam Bahasa Indonesia
berarti “Cintai Ibumu”. Poster ini secara tidak
Signifikansi Tingkat Kedua (Connotative langsung menggambarkan bumi sebagai
Signifier - Connotatif Signified - seorang ibu. Ibu adalah orang yang
Connotative Sign) memelihara dan menjaga anak-anaknya,
4. Connotative Signifier begitu pula dengan bumi yang menjadi tempat
Dari penjabaran diatas, dapat dipahami tinggal dan tempat mencari makan bagi
bahwa dalam film Maleficent ini perempuan manusia. Poster ini ingin menyampaikan
ditunjukkan dekat dengan alam. Hal ini mengenai manusia memerlukan ibu yang
berkaitan dengan Maleficent (perempuan) dapat merawatnya hingga ia dewasa, sehingga
yang digambarkan memiliki kekuatan yang manusia harus menyayangi ibunya. Begitu
berhubungan dengan alam serta sifat-sifat juga dengan dengan bumi, manusia
yang dekat dengan alam. Maleficent memerlukan lingkungan yang bersih dan
digambarkan sangat menjaga alam, dengan ia sehat, oleh karena itu mereka harus menjaga
mengembalikan dahan pohon yang patah. bumi ini dengan baik (Roach, 2003:29).
Ekspresi wajahnya yang memperlihatkan rasa Penggambaran tersebut sesuai dengan
penuh kasih sayang, menunjukkan mengenai penggambaran dalam film Maleficent.

Jurnal KOMUNIKATIF Vol. 6 no. 2 Bulan Desember 2017 116


Penindasan Perempuan dan Alam… Illona, Akhsaniyah, Noveina

Dimana Maleficent dan alam akan saling meski sudah digambarkan sebagai sosok yang
menjaga dan menolong. Maleficent adalah kuat, dalam film ini perempuan masih
sosok yang menyayangi, menjaga, dan ditunjukkan tidak terlepas dari sifat-sifat
melindungi alam. Begitu juga dengan alam feminin khas perempuan. Sifat-sifat seperti
yang akan bangkit dan membantunya, jika dekat dengan alam, penyayang, dan keibuan,
Maleficent membutuhkan bantuan. masih sangat menonjol dari sosok Maleficent.
Di sisi lain, penggambaran mengenai 6. Connotative Sign
dahan pohon yang patah ini juga seolah Penggambaran mengenai Maleficent
menunjukkan mengenai alam yang rapuh dan yang meskipun kuat namun masih tetap
lemah. Sama seperti perempuan yang juga menonjolkan sifat-sifat femininnya tersebut,
seringkali digambarkan sebagai sosok yang memang seolah-olah menyanjung perempuan
lemah dan tidak berdaya, terutama dihadapan sebagai mahkluk yang juga bisa mandiri,
laki-laki. Oleh karena alasan inilah, alam namun tetap penuh dengan kasih sayang dan
menjadi dipandang sebagai objek mati yang kehangatan. Tetapi penggambaran seperti ini
dapat dieksploitasi seenaknya, sama seperti secara tidak langsung juga dapat dianggap
perempuan (akan dibahas lebih mendalam sebagai pengukuhan pandangan mengenai
pada sub bab Eksploitasi Alam yang identic memang sudah menjadi kodrat perempuan
dengan laki-laki). untuk bersifat keibuan dan melindungi.
5. Connotatif Signified Perempuan boleh saja menjadi sosok yang
Bila pada film-film klasik Disney kuat dan mandiri, namun ia tidak boleh
bertemakan puteri kerajaan sebelumnya, meninggalkan sisi-sisi femininnya. Dengan
perempuan selalu digambarkan sebagai sosok pandangan ini status posisi perempuan akan
yang lemah, pasif, dan hanya bisa menunggu selalu berada dibawah laki-laki dan
pertolongan dari laki-laki, berbeda dengan kesetaraan gender tidak akan pernah tercapai.
penggambaran perempuan dalam film Pengukuhan karakter feminin yang
Maleficent ini. Dalam film ini, perempuan digambarkan dalam diri Maleficent, yaitu
sudah digambarkan sebagai sosok yang kuat, dekat dengan alam, penyayang, dan keibuan
dan mampu menyelamatkan dirinya sendiri. ini juga yang digambarkan dalam karakter
Hal ini ditunjukkan dari kekuatan sihir Maleficent ini juga, sesuai dengan konsep
Maleficent yang hebat. Selain itu, bahkan dinaturalisasi yang terdapat dalam
dalam beberapa adegan pada film ini, juga ekofeminisme. Konsep ini berbicara
digambarkan mengenai Maleficent yang dapat mengenai perempuan yang seringkali
memimpin peperangan untuk melindungi disamakan dengan alam (Arivia, 2006:381).
hutan yang ia tinggali, yaitu Moors. Namun, Dalam berbagai kebudayaan, lambang

Jurnal KOMUNIKATIF Vol. 6 no. 2 Bulan Desember 2017 117


Illona, Akhsaniyah, Noveina Penindasan Perempuan dan Alam…

kesuburan alam selalu diperankan oleh namun karena mereka sama-sama memiliki
seorang perempuan. pengalaman dan ciri-ciri.
Dalam kebudayaan Jawa, sebagaian Misalnya seperti, sifat keibuan yang ada
masyarakat mempercayai Dewi Sri sebagai pada seorang perempuan, bukan karena ada
dewi yang memberikan kesuburan bagi sawah secara alamiah, namun secara pengalaman.
mereka. Selain itu dengan memberikan Selain itu, perempuan dan alam juga memiliki
persembahan kepada Dewi Sri, ia akan kesamaan yaitu sama-sama tertindas oleh
melindungi sawah dari hama-hama yang manusia yang bersifat mskulin (Arivia,
merusak (Kridalaksana, et al., 2001:161). 2006:382).
Tidak hanya pada kebudayaan Jawa, dalam Tindakan Mengeksploitasi Alam yang
mitologi Yunani, juga terdapat seorang dewi Identik dengan Laki-laki
yang dipercaya dapat memberikan kesuburan. Dalam sub bab ini peneliti ingin
ia adalah Dewi Demeter (Berens, 2010:27). menunjukkan mengenai, penggambaran
Media seringkali menggambarkan eksploitasi yang terjadi pada alam selalu
perempuan sebagai sosok yang memiliki dilakukan oleh manusia yang berciri maskulin
kesamaan dengan alam. Bahwa perempuan dalam film Maleficent ini. Peneliti membagi
memiliki sifat yang menjaga, melindungi, dan sub bab ini ke dalam dua analisis peta tanda
penuh kasih sayang layaknya seorang ibu. semiotik oleh Roland Barthes. Pada bagian
Sama seperti bumi yang juga menjadi tempat pertama analisis peta tanda semiotik, peneliti
perlindungan bagi anak-anaknya, yaitu menganalisis potongan adegan saat Raja
manusia. Meski telah digambarkan menjadi Stefan akan menyerang untuk merebut Moors.
sosok yang mandiri, namun tetap saja sisi Sedangkan pada bagian kedua, peneliti
feminin dan keibuan perempuan tidak bisa menganalisis mengenai, eksploitasi yang
dipisahkan dari perempuan. Penggambaran dilakukan oleh laki-laki tidak hanya terhadap
perempuan yang mandiri dan kuat namun alam, tetapi juga terhadap perempuan. Berikut
tidak dapat terlepas dari sisi femininnya ini, ini analisisnya.
secara disadari atau tidak, merupakan bentuk Adegan Raja Henry Menyerang Moors
penindasan terhadap perempuan. Hal ini Dalam sub bab ini peneliti akan lebih rinci
disebabkan penggambaran sifat dan tugas menganalisis visual yang menunjukkan laki-
perempuan tersebut didefinisikan bukan laki yang akan melakukan apapun demi
sebagai kesadaran, namun sebagai kodrat dari menguasai alam. Analisis ini ditinjau
seorang perempuan. Dalam ekofeminisme, berdasarkan verbal dan nonverbal yang
Perempuan dan alam digambarkan memiliki ditunjukkan dalam potongan adegan pilihan
kedekatan bukan karena kodrat perempuan, peneliti. Berikut isi analisisnya:

Jurnal KOMUNIKATIF Vol. 6 no. 2 Bulan Desember 2017 118


Penindasan Perempuan dan Alam… Illona, Akhsaniyah, Noveina

Signifikansi Tingkat Pertama dengan yang lainnya, namun kostum yang ia


(Signifier – Signified – Denotative
Sign)
gunakan berbeda dengan orang-orang lainnya.
Kostumnya berwarna silver mengkilat
1. Signifier
dengan beberapa hiasan dari batu mulia pada
bagian penutup kepala. Serta ia juga
menggunakan jubah berwarna merah tua.
Kuda yang ia tunggangi juga Nampak
berbeda dengan kuda-kuda lainnya. Kudanya
juga dikenakan pakaian besi yang juga
berwarna silver. Dari posisi yang berada
Gambar IV. 14 Raja yang memimpin pasukannya
untuk bersiap menyerang Moors paling depan dan berada di tengah barisan,
dapat diketahui bahwa lelaki paruh baya
inilah yang akan memimpin peperangan
tersebut.
Kemudian pada potongan adegan
berikutnya, masih pada setting tempat yang
sama. Terlihat seorang perempuan yang
memiliki sepasang sayap yang besar dan
Gambar IV. 15 Maleficent dan Alam melakukan
perlawanan terhadap serangan Raja Henry sepasang tanduk diatas kepalanya. Ia
(Sumber: Olahan Peneliti) menggunakan baju terusan yang panjangnya
2. Signified hingga menutupi kaki dan berwarna hijau tua.
Pada potongan gambar diatas, Terlihat juga di samping dan di belakang
digambarkan mengenai suasana orang-orang perempuan ini berdiri terdapat mahkluk-
yang sedang besiap-siap untuk berperang. mahkluk yang berwujud aneh. Mereka adalah
Orang-orang mengenakan baju besi, mahkluk-mahkluk supranatural yang
membawa pedang, tombak, tameng, serta terbentuk dari akar dan dahan pohon.
membawa panji-panji kerajaan. Terdapat Mahkluk ini ada yang berwujud menyerupai
beberapa dari sekumpulan orang-orang ini manusia, dengan dua kaki dan tangan, ada
yang menunggangi kuda, terdapat pula yang pula yang berwujud seperti binatang babi
berjalan kaki. Dari kumpulan orang-orang hutan. Beberapa dari mahkluk yang
tersebut pula, terdapat seorang yang berusia menyerupai manusia tersebut, terlihat
paruh baya yang nampak berada di barisan membawa senjata seperti tombak yang juga
paling depan. Bukan hanya usia yang terbuat dari akar atau dahan pohon.
membuatnya terlihat mencolok dibandingkan 3. Denotative Sign

Jurnal KOMUNIKATIF Vol. 6 no. 2 Bulan Desember 2017 119


Illona, Akhsaniyah, Noveina Penindasan Perempuan dan Alam…

Laki-laki paruh baya pada potongan saling melindungi satu sama lain. Karena
adegan diatas tersebut, diketahui adalah tergiur oleh kekayaan yang dimiliki Moors
seorang raja. Ia bernama Raja Henry. Raja inilah, maka Raja Henry memutuskan untuk
Henry merupakan orang yang memerintah merebut Moors dan menjadikannya bagian
kerajaan yang ditinggali oleh para manusia. dari kerajaannya.
Pada adegan tersebut juga diceritakan, bahwa Merasa terancam dengan kehadiran
saat itu Raja Henry sedang memimpin Manusia yang selalu berusaha merebut dan
pasukannya untuk menyerang dan merebut mengeksploitasi kekayaannya, maka
Moors. Hal ini juga diperjelas dengan Maleficent berusaha untuk menggagalkan
perkataan Raja Henry yang sedang niatan berperang Raja Henry. Namun Raja
memberikan semangat kepada prajuritnya Henry tetap tidak mau mundur dan malah
untuk mengalahkan Moors berikut ini: menantang Maleficent. Tidak memiliki pilihan
“There they are! The mysterious lain, membuat Maleficent akhirnya meminta
Moors, where no one dares to tolong oleh kekuatan alam untuk
venture, for fear of the magical membantunya mengusir Raja Henry dan
creatures that live within. pasukannya tersebut. Mahkluk-mahkluk
But I say crush them! (Itulah misterius Moors yang berasal dari alam pun
tempatnya! Moors nan misterius muncul dan membantu Maleficent untuk
dimana tak satupun orang pernah berperang.
memasukinya
karena takut akan mahkluk ajaib Signifikansi Tingkat Kedua (Connotative
Signifier - Connotatif Signified -
yang tinggal di dalamnya. Tapi aku
Connotative Sign)
berkata, hancurkan mereka!)”
1. Connotative Signifier
Dari perkataan tersebut dapat dilihat Dalam film Maleficent ini Raja Henry
Raja Henry yang sangat berambisi untuk yang digambarkan berstatus sebagai Raja
menaklukkan Moors. Moors memang yang memiliki kekuasaan tertinggi, memiliki
merupakan sebuah wilayah yang dipenuhi sifat yang ambisius, serakah, dan akan
oleh kekayaan alam yang berlimpah melakukan apapun agar tercapai
didalamnya. Moors dihuni oleh para mahkluk- keinginannya. Saat akan menyerang Moors,
mahkluk yang misterius, yang sangat berbeda Maleficent telah mencoba untuk
dengan mahklukmahkluk dari dunia manusia. menghentikan Raja Henry. Namun Raja
Moors tidak dipimpin oleh seorang Raja atau Henry justru membalas ucapan Maleficent
Ratu, mereka hidup saling berdampingan dan dengan nada mengejeknya. Dalam

Jurnal KOMUNIKATIF Vol. 6 no. 2 Bulan Desember 2017 120


Penindasan Perempuan dan Alam… Illona, Akhsaniyah, Noveina

perkataannya tersebut juga, sangat terlihat melawan laki-laki. Namun dalam film ini
bahwa Raja Henry (laki-laki) merasa perempuan ditampilkan sebagai sosok yang
memiliki kekuasaan tertinggi, sehingga kuat, yang juga dapat melawan laki-laki.
berhak memperoleh semua yang Maleficent juga digambarkan tidak hanya
diinginkannya. Termasuk dapat memiliki sisi feminin yang kuat, namun juga
mengeksploitasi alam dan juga perempuan. sisi maskulin. Maksud dari maskulin tersebut
Pada dasarnya, perempuan dan alam memiliki sendiri adalah suatu perilaku yang selalu
kesamaan secara simbolik sesuai dengan dikaitkan dengan kejantanan dan kekuatan. Di
konsep ekofeminisme. Bahwa terdapat masyarakat, konstruksi mengenai
kesamaan antara wacana lingkungan dan maskulinitas juga tidak dapat dipisahkan
wacana perempuan. Persamaan antara dengan hak kekuasaan dan hak keistimewaan
perempuan dan alam ini ada pada penindasan yang seringkali dikaitkan dengan laki-laki
yang dialami alam dan perempuan, yang (Halberstam, 2003:2). Penggambaran
seringkali dilakukan oleh manusia yang Maleficent yang dengan berani melawan
berciri maskulin (Arivia, 2006:383). Berikut pasukan Raja Henry ini, menunjukkan bahwa
ini perkataan Raja Henry pada potongan perempuan juga memiliki kekuatan untuk
adegan tersebut yang bertujuan untuk mempertahankan dirinya bahkan
mengejek Maleficent: mengalahkan laki-laki.
“A king, does not take orders from a Menggunakan latar belakang suara yang
winged elf! (Seorang Raja, tidak memberikan kesan maskulin juga, ekspresi
menerima perintah dari peri wajah yang ditunjukkan oleh Maleficent tidak
bersayap)” menunjukkan rasa takut dalam melawan
Setelah Raja Henry selesai pasukan Raja Henry. Hal ini menunjukkan
mengucapkan kalimat tersebut, para bahwa perempuan juga mampu dan berani
pasukannya pun mulai tertawa seolah juga untuk melawan laki-laki.
ikut mengejek Maleficent. Hal ini dapat
dilihat karena saat itu Maleficent yang
kelihatan datang sendirian untuk
menghentikan pasukan Raja Henry yang
berjumlah sangat banyak.

2. Connotatif Signified
Perempuan seringkali ditampilkan
sebagai sosok yang lemah dan tidak bisa

Jurnal KOMUNIKATIF Vol. 6 no. 2 Bulan Desember 2017 121


Illona, Akhsaniyah, Noveina Penindasan Perempuan dan Alam…

perlawanan dari alam kepada manusia yang


merusaknya.

3. Connotative Sign
Berdasarkan ekofeminisme, terdapat
konsep mengenai perempuan yang
dinaturalisasikan, dan alam yang
Gambar IV. 16 Ekspresi Maleficent yang tidak takut
melawan pasukan Raja Henry difeminisasikan. Dalam pembahasan
(Sumber: Olahan Peneliti)
Dalam film ini pula, perempuan tidak mengenai manusia yang berusaha menguasai

lagi digambarkan sebagai sosok yang pasif, alam, dan alam yang memberikan

yang hanya selalu menunggu laki-laki untuk perlawanannya ini, peneliti melihat bahwa

menyelamatkannya. Namun, perempuan juga konsep alam yang difeminisasikan sangat

dapat berjuang untuk menyelamatkan dirinya sesuai. Konsep alam yang difeminisasikan ini

sendiri dan juga orang lain. Selain itu tidak adalah, dimana alam yang dianggap sebagai

hanya penggambaran mengenai perempuan ibu yang dihormati bahkan disembah, namun

yang dapat melawan laki-laki, dalam ia juga ditambang, dikuasai, dan ditaklukan

potongan adegan ini alam juga digambarkan oleh manusia yang berciri maskulin (Arivia,

dapat melawan bila terancam. Demi 2006:381).

melindungi Moors yang akan diserang oleh Bumi diberi jenis kelamin sebagai

pasukan Raja Henry, digambarkan Maleficent perempuan karena digambarkan memiliki

dan alam saling bersatu untuk melindungi kesamaan ciri-ciri dengan perempuan.

Moors. Keduanya sama-sama digambarkan bersifat

Tidak hanya ditampilkan dalam film, tidak berdaya, mudah dikontrol, dan dapat

sebenarnya secara disadari ataupun tidak, dieksploitasi. Eksploitasi sumber-sumber

alam dapat melakukan perlawanan bila terus daya alam yang dapat dilakukan oleh manusia

menerus disakiti oleh manusia. Seperti contoh inilah yang dilihat sebagai bentuk

bencana-bencana alam yang terjadi, banjir, ketidakberdayaan alam. Manusia seringkali

tanah longsor, pemanasan global, dan lain- merasa memiliki derajat yang paling tinggi

lain. Bencana-bencana tersebut sebenarnya diantara mahkluk lainnya. Sehingga ia dapat

tidak akan terjadi bila manusia tidak serakah memperlakukan alam dengan seenaknya.

untuk sembarangan menebang pohon, atau Namun di sisi lain manusia tidak menyadari,

tidak mempedulikan lingkungan hidup dan bahwa alam telah memberikan banyak

membuang sampah sembarangan. Bencana kenyamanan bagi manusia sendiri. Manusia

yang terjadi itu, merupakan bentuk malah berusaha menggantikan kenyamanan

Jurnal KOMUNIKATIF Vol. 6 no. 2 Bulan Desember 2017 122


Penindasan Perempuan dan Alam… Illona, Akhsaniyah, Noveina

tersebut dengan produk kapitalisme berupa Signifikansi Tingkat Pertama


(Signifier – Signified -
uang atas nama modernitas. Manusia tidak
Denotative Sign)
menyadari bahwa nantinya, sebanyak apapun
1. Signifier
uang yang ia miliki tidak dapat
mengembalikan kerusakan massal yang akan
terjadi pada alam. (Candraningrum, 2015:5).
Begitu pula dalam film Maleficent ini.
Meskipun perempuan sudah digambarkan
juga mampu berperang melawan laki-laki
dalam film ini, namun tetap saja laki-laki
selalu berusaha untuk mendominasi.
Laki-laki digambarkan sebagai sosok Gambar IV. 18 Maleficent yang Menganis
yang akan melakukan apa saja demi Karena Kehilangan Sayapnya
memenuhi keinginannya. Laki-laki yang (Sumber: Olahan Peneliti)
sering kali digambarkan dapat menguasai
alam, maka ia juga akan dapat menguasai
perempuan. Dalam film ini sendiri
ditunjukkan, laki-laki yang melakukan
eksploitasi kepada alam, juga dapat
melakukan eksploitasi tersebut terhadap
perempuan. Gambar IV. 19 Stefan
Mempersembahkan Sayap Milik
Maleficent kepada Raja Henry
Adegan Stefan Mencuri Sayap Maleficent (Sumber: Olahan Peneliti)
Bila pada bagian sebelumnya peneliti
2. Signified
menjabarkan mengenai eksploitasi manusia
Dalam potongan adegan pertama,
berciri maskulin yang dilakukan terhadap
setting tempat menunjukkan lokasi di hutan.
alam, maka pada bagian ini peneliti akan
Hal ini dapat dilihat dari tempat yang berada
menjabarkan mengenai perempuan yang juga
di luar ruangan, dan banyak ditumbuhi pohon-
dapat dieksploitasi oleh laki-laki. Analisis ini
pohon serta rerumputan. Terlihat seorang
ditinjau berdasarkan verbal dan nonverbal
perempuan yang menunjukkan ekspresi yang
yang ditunjukkan dalam potongan adegan
sedang sedih sekaligus kesakitan. Perempuan
pilihan peneliti Berikut ini analisis mengenai
ini tampak sedang menangis histeris sambil
penggambaran tersebut:
memegani pundaknya. Diketahui pula, bahwa

Jurnal KOMUNIKATIF Vol. 6 no. 2 Bulan Desember 2017 123


Illona, Akhsaniyah, Noveina Penindasan Perempuan dan Alam…

perempuan ini digambarkan sebagai seorang tersebut, Stefan pun segera kembali ke Moors
peri. Hal ini dilihat dari bentuk daun telinga untuk menemui Maleficent. Setelah berhasil
yang meruncing pada bagian atasnya, tidak membujuk Maleficent, Stefan memberinya
sama seperti daun telinga manusia pada obat bius agar ia tertidur lelap. Saat
umumnya yang berbentuk melengkung. Maleficent tertidur inilah, Stefan memotong
Selain itu perempuan ini juga digambarkan sayap Maleficent dengan menggunakan rantai
memiliki sepasang tanduk diatas kepalanya. besi. Stefan memang telah mengetahui sejak
Kemudian pada potongan gambar lama bahwa Maleficent memiliki kelemahan
selanjutnya, ditunjukkan mengenai seorang terhadap besi. Oleh karena itulah, Stefan
laki-laki yang sedang berdiri didalam sebuah menggunakan besi untuk mengambil sayap
ruangan dengan beberapa lilin disudut Maleficent. Kemudian sayap inilah yang
ruangannya sebagai penerangan. Dihadapan dipersembahkan Stefan kepada Raja Henry.
laki-laki ini, terlihat sepasang potongan sayap Sesuai dengan janjinya akan menjadikan raja
yang besar. Sayap ini dibungkus dengan siapapun yang berhasil menaklukkan
menggunakan penutup yang terbuat dari kulit Maleficent, Raja Henry akhirnya mengangkat
binatang. Digambarkan pula laki-laki ini Stefan menjadi Raja dan menikahkannya
menunjukkan ekspresi bangga, seolah-olah ia dengan puterinya.
berhasil mencapai keinginannya. “I have avenge you, Sire! (Aku telah
3. Denotative Sign membalaskan dendamu, Tuan!)”
Pada potongan adegan mengenai “……… I should do my best,
penggambaran seorang laki-laki yang mencuri to be a worthy successor,
sayap Maleficent tersebut, diketahui laki-laki Your Majesty. (Aku akan
tersebut bernama Stefan. Stefan telah melakukan yang terbaik,
mengenal Maleficent sejak mereka masih untuk menjadi penerus yang
kecil. Stefan dan Maleficent selalu bermain layak, Yang Mulia.)”
bersama, bahkan akhirnya mereka saling jatuh Perkataan tersebut adalah perkataan Stefan
cinta. Namun karena Stefan lebih memilih saat mempersembahkan sayap Maleficent
untuk mengejar ambisinya sebagai seorang kehadapan Raja Henry. Dari perkataan
manusia untuk menjadi raja, Stefan pun tidak tersebut dapat dilihat rasa bangga Stefan,
pernah kembali mengunjungi Maleficent. setelah berhasil memenuhi keinginannya
Suatu hari, Stefan mendengar bahwa Raja untuk menjadi raja. Meskipun untuk menjadi
Henry mengumumkan syarat mengenai raja ia harus mengkhianati orang yang
penerus kerajaan adalah sesorang yang dapat mencintainya dengan tulus, Stefan rela
membunuh Maleficent. Mendengarnya hal

Jurnal KOMUNIKATIF Vol. 6 no. 2 Bulan Desember 2017 124


Penindasan Perempuan dan Alam… Illona, Akhsaniyah, Noveina

melakukan apa saja untuk mencapai Gambar diatas menggambarkan


ambisinya tersebut. mengenai industri yang dilambangkan sebagai
laki-laki, sedang mendekati alam yang
Signifikansi Tingkat Kedua (Connotative dilambangkan sebagai perempuan. Kemajuan
Signifier - Connotatif Signified - industri berhubungan dengan ilmu
Connotative Sign) pengetahuan. Hal ini sejalan dengan
pernyataan Shiva (1988) yang telah peneliti
1. Connotative Signifier bahas sebelumnya, mengenai pandangan laki-
Dalam film ini, penggambaran sosok laki yang rasional. Sedangkan alam yang
laki-laki masih tetap lekat dengan budaya dilambangkan sebagai perempuan ini, sesuai
patriarki. Bahwa laki-laki selalu digambarkan dengan konsep ekofeminisme yang
sebagai sosok yang kuat, ambisius dan dikemukakan Tong (2008), dimana
mampu mendominasi perempuan. Sesuai perempuan digambarkan memiliki kesamaan
dengan pandangan hirarkis dualisme, laki-laki secara simbolik dengan alam.
dilihat dari cara pemikirannya yang rasional, Dalam penggambaran tersebut tampak
sedangkan perempuan lebih emosional. Oleh seperti laki-laki yang sedang menggoda sang
karena pandangan inilah, laki-laki selalu perempuan. Perempuan tersebut juga tampak
dianggap menjadi mahkluk yang memegang tidak menolak godaan dari laki-laki itu. Hal
peranan penting dalam kemajuan ilmu ini seolah menggambarkan mengenai
pengetahuan. (Shiva, 1988:15). perempuan yang tidak berdaya dihapan laki-
laki. Perempuan tidak menolak saat dirinya
akan dieksploitasi oleh laki-laki. Tidak hanya
perempuan, penggambaran tersebut juga
menggambarkan mengenai alam. Sama
halnya dengan perempuan, alam juga tidak
dapat berbuat apa-apa saat dirinya
dieksploitasi oleh manusia yang berciri
maskulin.
Pada film Maleficent ini, perempuan masih
sangat terlihat digambarkan sebagai sosok
Gambar IV. 20 Perempuan seperti alam,
yang emosional dibandingkan rasional.
sedangkan laki-laki seperti industri
Digambarkan sekecewa apapun Maleficent,
(Sumber: images.google.com)
terhadap Stefan yang telah meninggalkannya,
ia masih mau memaafkannya. Tanpa berpikir

Jurnal KOMUNIKATIF Vol. 6 no. 2 Bulan Desember 2017 125


Illona, Akhsaniyah, Noveina Penindasan Perempuan dan Alam…

secara rasional, Maleficent hanya mengikuti menaklukkan Maleficent, Moors pun juga
perasaannya saja untuk memaafkan Stefan. akan menjadi mudah dikuasai karena
Sampai akhirnya Maleficent pun harus kehilangan pelindung terkuatnya. Oleh karena
kembali dikecewakan, saat sayapnya dicuri itulah Stefan akhirnya memutuskan untuk
oleh Stefan. Namun, meski juga menonjolkan mencuri sayap milik Maleficent. Stefan yang
mengenai penggambaran perempuan yang mencuri sayap Maleficent ini secara tidak
emosional dan feminin, tetapi perempuan langsung menggambarkan, mengenai budaya
dalam film ini juga sudah digambarkan patriarki yang kuat. Dimana laki-laki
sedikit berbeda dari konstruksi sosok digambarkan memiliki status yang lebih
perempuan pada umumnya. Perempuan dalam tinggi dibandingkan perempuan.
film ini digambarkan sebagai sosok yang kuat 3. Connotative Sign
dan mandiri. Ideologi patriarki yang ada di dunia
2. Connotative Signified menjadikan laki-laki sebagai ukuran untuk
Dalam film ini, tidak hanya terdapat segala nilai. Sedangkan perempuan hanya
penggambaran mengenai eksploitasi pada dipandang sebagai “jenis kelamin kedua”
hasil kekayaan alam saja seperti yang telah yang seringkali posisi dimarginalkan, yaitu
dibahas peneliti pada sub bab sebelumnya. dengan diperlakukan tidak adil dan
Eksploitasi yang dilakukan oleh laki-laki ini dipinggirkan (Shiva and Mies, 2005:189).
juga terlihat dilakukan laki-laki kepada Pandangan ini sesuai dengan penggambaran
perempuan. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang terdapat pada film Maleficent. Dimana
yang diungkapkan oleh Warren dalam Tong sekuat apapun perempuan ia tetap tidak dapat
(2008:360) bahwa laki-laki yang telah diberi menandingi laki-laki.
kekuasaan atas alan, maka ia tidak hanya saja Beberapa dari film-film karya Disney
memiliki kendali atas alam, namun juga sudah berusaha untuk menampilkan cerita
terhadap perempuan. Karena eksploitasi yang yang terlepas dari budaya-budaya patriarki.
dilakukan oleh manusia yang berciri maskulin Namun, ternyata Disney masih terjebak, dan
ini kepada alam, juga dapat mereka lakukan kembali menampilkan budaya tersebut dalam
pada perempuan. film-filmnya. Dalam film Maleficent sendiri,
Untuk dapat menaklukkan Moors perempuan memang sudah digambarkan
(alam), diceritakan dalam film ini, laki-laki sebagai sosok yang kuat dan mandiri. Tetapi
berusaha menaklukan Maleficent (perempuan) perempuan juga ditampilkan tidak pernah
terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan dapat melepaskan diri dari sifat feminin dan
Maleficent yang merupakan peri terkuat, juga emosionalnya. Hal ini dapat dilihat saat
bertindak sebagai pelindung Moors. Dengan Maleficent bertemu kembali dengan Stefan,

Jurnal KOMUNIKATIF Vol. 6 no. 2 Bulan Desember 2017 126


Penindasan Perempuan dan Alam… Illona, Akhsaniyah, Noveina

setelah Stefan meninggalkannya selama Apalagi melihat agama, filosofi, ilmu


bertahun-tahun. pengetahuan, dan simbol-simbol kultural yang
Diceritakan pada awalnya saat Stefan seolah menguatkan konsep hirarki dualisme
kembali datang kepada Maleficent, ia ini. Bahwa adalah hal yang natural bila posisi
menunjukkan ekspresi kecewa dan marah. laki-laki lebih superior dibandingkan posisi
Namun Maleficent dapat dengan cepat luluh perempuan dan alam.
setelah mendengar bujukan dari Stefan. Konsep mengenai hirarkis dualisme ini
Setelah berhasil menjebak Maleficent dengan sangat sesuai dengan penggambaran dalm
rayuannya inilah, Stefan segera mencuri sayap film Maleficent, yang juga seolah
milik Maleficent dengan memanfaatkan menunjukkan mengenai posisi perempuan
kelemahannya terhadap besi tersebut. yang tidak akan pernah menjadi setara dengan
Penggambaran ini menunjukkan bahwa pada laki-laki. Sekuat apapun seorang perempuan
akhirnya, laki-laki pun berhasil menaklukkan tersebut, ia akan tetap tahkluk terhadap laki-
perempuan. Sekuat apapun perempuan laki. tidak hanya perempuan, begitu juga
tersebut. Selain itu, hal tersebut juga dengan alam, yang akan tahkluk kepada laki-
mengukuhkan mengenai stereotip sifat laki.
perempuan yang lebih emosional,
dibandingkan dengan laki-laki yang Relasi Dominasi antara Alam dan Manusia
cenderung berpikir secara rasional. Dalam film Maleficent ditunjukkan
Konsep mengenai hirarkis dualistik mengenai penggambaran perempuan sebagai
yang dikemukakan oleh Eaton dan Lorentzen sosok yang seolah menjadi dinomorduakan.
(2003:2) sangat berkenaan dengan sifat Meskipun perempuan dalam film ini
perempuan yang emosional dan laki-laki yang digambarkan sebagai sosok yang kuat dan
rasional tersebut. Konsep ini mengidentifikasi mandiri, namun tetap saja perempuan
perempuan berdasarkan feminitas, tubuhnya, memiliki sebuah kelemahan. Sehingga laki-
seksualitas, bumi atau alam, dan sifat keibuan. laki masih memperoleh celah untuk
Sedangkan laki-laki berdasarkan mendominasi perempuan. Hal ini terlihat pada
maskulinitas, pemikiran, surga, supranatural, potongan adegan seperti yang telah dibahas
dan kekuatan yang ada diluar dirinya. Dengan peneliti sebelumnya, dimana Maleficent
pembagian seperti maskulinitas/feminitas, memang sudah digambarkan kuat, namun
surga/bumi, dan pemikiran/emosi ini tetap saja Stefan dapat mencuri sayap
menjadikan adanya tingkatan satu lebih tinggi miliknya. Dengan dicurinya sayap milik
dari yang lain. Seringkali konsep ini dianggap Maleficent ini, membuat dirinya juga menjadi
sebagai hal yang wajar dalam masyarakat.

Jurnal KOMUNIKATIF Vol. 6 no. 2 Bulan Desember 2017 127


Illona, Akhsaniyah, Noveina Penindasan Perempuan dan Alam…

melemah. Sehingga Maleficent lebih mudah perempuan sudah seharusnya baik hati, lemah
untuk ditaklukkan. lembut, dan penyayang. Namun
Kedua, terdapat dualisme nilai. Maksud penggambaran tersebut merupakan bentuk
dari dualisme nilai ini adalah saat dimana penindasan terhadap perempuan. Karena
sesuatu yang seharusnya bisa dipandang perempuan menjadi selalu dianggap tidak
saling berdampingan, namun menjadi sesuatu berdaya dibandingkan dengan laki-laki.
yang oposisi, dan menempatkan dirinya lebih sehingga laki-laki selalu saja berhasil
tinggi dari yang lain. Dalam film Maleficent, mendominasi perempuan dan kesetaraan
pandangan ini dapat dilihat dari gender tidak dapat tercapai.
penggambaran perempuan sebagai sosok yang Ketiga, terdapat logika dominasi. Dimana
keibuan, penyayang, dan dekat dengan alam. pandangan ini mengacu pada pembenaran
Dengan menggambarkan perempuan sebagai mengenai suatu pihak yang harus
sosok yang feminin, hal ini sama seperti tersubordinasi. Dari penggambaran dalam
mengembalikan perempuan sesuai dengan film Maleficent, logika dominasi ini juga
konstruksi kodrat perempuan yang ada di ditunjukkan. Bahwa laki-laki dapat
masyarakat. Bahwa perempuan itu memang mendominasi alam bahkan perempuan.
sudah seharusnya menjadi pelestari alam yang Perempuan dan alam digambarkan memiliki
baik, dapat menjaga, merawat, dan lain-lain. kesamaan, oleh karena bila laki-laki dapat
Sehingga pemikiran ini menjadikan menguasai alam maka mereka pun dapat juga
perempuan tidak pernah bisa memperoleh menguasai perempuan. Pada potongan adegan
kesetaraannya dengan laki-laki. saat Stefan kecil yang berusaha mencuri batu
Penggambaran dualisme nilai dalam permata dari Moors, hal ini menggambarkan
film Maleficent ini dapat dilihat pada adegan usaha laki-laki dalam mengeksploitasi alam.
saat Maleficent mencium puteri Aurora yang Sedangkan penggambaran potongan adegan
tertidur. Pada saat berumur 16 tahun, puteri saat Stefan dewasa berhasil mencuri sayap
Aurora terkena kutukan bahwa ia akan Maleficent ini, menunjukkan mengenai laki-
tertidur selamanya dan hanya ciuman cinta laki yang akan selalu berhasil mendominasi,
sejatilah yang dapat mematahkan kutukan ini. tidak hanya alam namun juga perempuan.
Pada akhirnya yang dapat mematahkan
kutukan tersebut adalah ciuman kasih seorang Kesimpulan dan Rekomedasi
ibu dari Maleficent sendiri. Penggambaran Dalam film Maleficent ini peneliti
tersebut menunjukkan sifat keibuan dan secara keseluruhan dapat menyimpulkan
feminin yang kuat dari Maleficent. Hal ini bahwa eksploitasi yang dilakukan terhadap
memang terlihat seolah natural, bahwa alam selalu dilakukan oleh laki-laki. Tidak

Jurnal KOMUNIKATIF Vol. 6 no. 2 Bulan Desember 2017 128


Penindasan Perempuan dan Alam… Illona, Akhsaniyah, Noveina

hanya ekploitasi pada alam, tetapi juga laki- melakukan hal yang sama terhadap
laki dapat melakukan hal sama kepada perempuan.
perempuan. Selain itu, perempuan memang Sebagai penutup, peneliti memberikan
sudah digambarkan sebagai sosok yang kuat rekomendasi bagi penelitian selanjutnya agar
dalam film ini. Namun perempuan tetap saja penelitian berikutnya dapat lebih dalam lagi
tidak bisa berada pada posisi yang setara membahas mengenai fenomena
dengan laki-laki. Laki-laki selalu dapat ketidaksetaraan gender yang sering
menguasai dan menaklukkan perempuan. diperlihatkan dalam media massa.
Penggambaran yang ditunjukkan dalam Diharapkan, penelitian mengenai
film Maleficent ini memiliki kesamaan ketidaksetaraan gender yang dianalisa
dengan konsep pemikiran ekofeminisme. menggunakan perspektif ekofeminisme ini,
Dimana, konsep ekofeminisme ini dibagi dapat dilanjutkan dengan menggunakan
menjadi tiga ciri-ciri. Pertama, pandangan literatur tambahan sehingga hasil analisis
yang dilihat secara hirarkis. Dalam film menjadi lebih mendetail dan sempurna. Selain
Maleficent pandangan ini dapat dilihat dari itu, penggunaan metode analisis lain dapat
perempuan yang digambarkan sebagai sosok digunakan untuk menambah keberagaman
yang kuat tetapi masih juga memiliki penelitian mengenai ketidaksetaraan gender
kelemahan, sehingga laki-laki masih memiliki menggunakan perspektif ekofeminisme ini.
kesempatan untuk mendominasinya. Tidak hanya dapat diliihat dalam film saja,
Film ini dengan jelas menggambarkan penelitian sejenis juga dapat dilakukan
adanya dualisme nilai, yakni menggambarkan dengan menggunakan produk media massa
perempuan sebagai sosok yang keibuan, lainnya, seperti lagu, sinetron, poster, dan
penyayang, dan dekat dengan alam. Namun lain-lain.
penggambaran ini bukan untuk menyanjung
perempuan, malah justru sebagai bentuk DAFTAR PUSTAKA
Arivia, Gadis. 2006. Feminisme: Sebuah
untuk mengembalikan perempuan kepada
Kara Hati. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
kodratnya sesuai dengan konstruksi yang ada Berens, E.M. 2010. Kumpulan Mitologi dan
Legenda Yunani & Romawi. Jakarta
di masyarakat. Kemudian yang ketiga, adanya
Selatan: Bukune.
logika dominasi, dimana perempuan Candraningrum, Dewi. 2015. "Amanat al-
Insan dalam Krisis Lingkungan:
digambarkan memiliki kesamaan dengan
Kajian Ekofeminisme Islam."
alam. Keduanya sama-sama dipandang Universitas Muhammadiyah Surakarta
dan Jurnal Perempuan 3.
sebagai objek yang lemah dan dapat
Chornelia, Yolanda Hana. 2013.
dieksploitasi. Oleh karena itu laki-laki yang "Representasi Feminisme dalam Film
dapat mendominasi alam, juga akan dapat

Jurnal KOMUNIKATIF Vol. 6 no. 2 Bulan Desember 2017 129


Illona, Akhsaniyah, Noveina Penindasan Perempuan dan Alam…

Snow White and The Huntsman." Shiva, Vandana. 1988. Staying Alive: Women,
Journal E-Komunikasi Vol. 1 No.3 2. Ecology, and Survival in India. India:
Danesi, Marcel. 2012. Pesan, Tanda, dan Kali For Women.
Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Shiva, Vandana, and Maria Mies. 2005.
Semiotika dan Teori Komunikasi. Ecofeminism. Yogyakarta: IRE Press
Yogyakarta: Jalasutra. Yogyakarta.
Eaton, Heather, and Lois Ann Lorentzen. Sideman, Belle Becker. 1967. The World's
2003. Ecofemnism & Globalization: Best Fairy Tales. London: The
Exploring Culture, Context, and Reader's Digest Asociation Limited.
Religion. United States of America: Sobur, Alex. 2013. Semiotika Komunikasi.
Rowman & Littlefield Publishers, Inc. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Febriyanti, Dhian Kartika. 2014. Thomas, Rhiannon. 2014. "Why Frozen Isn't
"Penggambaran Putri (Princess) dalam "False Feminism"." Feminist Fiction,
Film Kartun Disney (Analisis February 7.
Komparasi Era Klasik VS Era Tong, Rosmarie Putnam. 2008. Feminist
Kontemporer)." Skripsi Ilmu Thought: Pengantar Paling
Komunikasi Universitas Brawijaya 1. Komprehensif Kepada Arus Utama
Fiske, John. 2004. Reading Television. Pemikiran Feminis. Yogyakarta:
Routledge: Taylor and Francis Group: Jalasutra.
London. Vera, Nawiroh. 2014. Semiotika dalam Riset
Fransworth, Paul R., J.C. Trembley, and C.E. Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia.
Dutton. 1951. "Masculinity and Wibowo, Wahyu. 2011. Cara Cerdas Menulis
Feminity of Musical Phenomena." The Artikel Ilmiah. Jakarta: Kompas Media
Journal of Aesthetics and Art Criticism Nusantara.
Vol. 9, No. 3 257-262. Sumber lain:
Halberstam, Judith. 2003. "Female “Fantasy Film”. www.filmsite.org. diakses
Masculinity." 2. United States of pada 21 November 2015, pukul 18:55.
America: Library of Congress http://www.filmsite.org/fantasyfilms.ht
Cataloging-in-Publication Data. ml
Hall, Stuart. 1997. Representation: Cultural Hiskey, Daven. “Sleeping Beauty is Based on
Representation and Signifying a Story Where a Married King Finds a
Practices. Londong: Sage Publication. Girl Asleep and Can’t Wake Her, So
Kridalaksana, Harimurti, F.X. Rahyono, Dwi He Rapes Her Instead”.
Puspitorini, Supriyanto Widodo, and www.todayifoundout.com. 29 Oktober 2012.
Darmoko. 2001. WIWARA: Pengantar Diakses pada 4 November 2015, pukul
Bahasa dan Kebudayaan Jawa. 8:19.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. http://www.todayifoundout.com/index.
Maryati, Kun. 2001. Sosiologi. Erlangga. php/2012/10/sleepingbeauty-is-based-
Murniati, A. Nunuk P. 2004. Getar Gender. on-a-story-where-a-married-king-
Magelang: Indonesia Tera. finds-a-girl-asleep-andcant-wake-her-
Pawito. 2007. Penelitian Komunikasi so-rapes-her-instead/
Kualitatif. Yogyakarta: LKiS. “The History of Disney Animation”. Walt
Roach, Chaterine M. 2003. Disney Animation Studios. Diakses
MOTHER/NATURE: Popular Culture pada 4 November 2015, pukul 6:03.
and Enviromental Ethics. United http://www.disneyanimation.com/studi
States of America: Indiana University o/ourfilms#film40
Press. “Maleficent”. IMDb. Diakses pada 14
Shannon, Erin R. 2015. "Disney Princess November 2015, pukul 7:35.
Panopticism: The Creation of http://www.imdb.com/title/tt1587310/
Girlhood Feminity." Girls Studies: An Nusair, David. “The Evolution of the Disney
Undergraduate Research Journal 4. Princess: A Chronological Look at How

Jurnal KOMUNIKATIF Vol. 6 no. 2 Bulan Desember 2017 130


Penindasan Perempuan dan Alam… Illona, Akhsaniyah, Noveina

Disney Princess Have Changed Over the health/content/psychology-


Years”. Diakses 25 November 2015, behindcinderella-complex
pukul 21:37. Zimmer, Ben. “Maleficent”.
http://movies.about.com/od/animatedm www.vocabulary.com. Diakses pada
ovies/a/disneyprincesses.htm 21 November 2015, pukul 20:57.
Weaver, Rheyanne. “Psychology Behind the http://www.vocabulary.com/articles/w
Cinderella Complex”. ordroutes/why-maleficentis-a-
www.empowher.com. Diakses pada 14 magnificent-villain-name/
November 2015, pukul 8:30.
http://www.empowher.com/mental-

Jurnal KOMUNIKATIF Vol. 6 no. 2 Bulan Desember 2017 131

Anda mungkin juga menyukai