(Sukanim) Sword Art Online Jilid 17 - Alicization Awakening PDF
(Sukanim) Sword Art Online Jilid 17 - Alicization Awakening PDF
Page | 1
Sword Art Online
Bagian 1
5:00 A.M.
Lebih dari 3.000 pemain berkumpul di kubah besar Pohon Dunia yang
menjulang di tengah kota Alne, di pusat dunia ALfheim Online.
Ksatria putih yang menjaga kubah telah dihapus. Sekarang , kesembilan
ras peri sering menggunakan tempat ini untuk pertemuan dan jual beli,
atau tempat berkumpulnya suatu event.
Hanya empat orang yang bertatap muka dengan sekitar 3,000 pemain
lain yang telah berkumpul pada pertemuan besar ini.
Raksasa Gnome Agil, Samurai Salamander Klein, Beast Tamer Cait Sith
Silica, dan Blacksmith Leprechaun Lisbeth— teman «Black Swordsman»
Kirito yang masih belum terbangun dalam dive-nya di «Underworld».
Pukul 4:20 A.M, ketika Klein dan Lisbeth telah mengirim pesan kepada
setiap teman yang ada di daftar pertemanan mereka, hanya ada tiga
pemain berstatus Penguasa yang sedang online. Tetapi, setelah
memohon mereka dan teman-temannya, para Penguasa melanggar
taboo untuk menghubungi pemain di dunia nyata. Sebagai hasilnya,
semua pemain yang berhasil dihubungi telah berkumpul di kubah
dalam waktu kurang lebih 40 menit.
Di tempat yang cukup luas ini, sekitar 30% dari para pemain terbang
melayang maupun yang berdiri, menggunakan akun yang baru saja
diciptakan. Mereka bukan orang baru dalam dunia VRMMO. Mereka
para veteran dari permainan VRMMO lain yang diciptakan The Seed,
mereka diundang oleh teman yang memiliki akun ALO.
Page | 2
Sword Art Online
Dengan kata lain, 3.000 orang yang sedang berkumpul di kubah Pohon
Dunia adalah pemain elit dari yang paling elit diantara para pemain
VRMMO di Jepang. Mereka adalah harapan terakhir Yui, si top-down AI:
mereka semua adalah satu-satunya pasukan yang bisa diharapkan
untuk menyelamatkan Pasukan Pertahanan Kerajaan Manusia di
Underworld.
Di kubah yang hening ini, suara yang dibesarkan secara sihir milik
Blacksmith Leprechaun Lisbeth masih terus berkumandang secara
emosional.
“… Apa yang aku akan katakan bukanlah kebohongan, bukan juga
lelucon! Sebuah organisasi penelitian Jepang telah menggunakan
anggaran negara dan The Seed untuk menciptakan dunia virtual
bernama «Underworld», dan ribuan pemain amerika yang tidak
mengetahui fakta ini akan dive kedalamnya dan melakukan
pembantaian pada penduduk yang tinggal di dalamnya!”
Lisbeth merasa malu akan nada bicaranya sendiri, tetapi tetap berusaha
mempertahankannya karena inilah satu-satunya kesempatan, ia
melanjutkan:
“Para penduduk Underworld bukanlah sekedar NPC! Mereka adalah
kecerdasan buatan yang sebenarnya, terlahir dari data yang bersumber
dari banyaknya dunia VRMMO yang kalian mainkan! Mereka memiliki
emosi seperti kita, mereka memiliki jiwa seperti kita! Kumohon, untuk
melindungi mereka, pinjamkan kekuatan kalian! Tolong ubah data
karakter kalian untuk masuk ke dalam Underworld!”
Mengakhiri pidato lima menitnya, Lisbeth memantau para pemain, dan
berharap.
Page | 3
Sword Art Online
Page | 4
Sword Art Online
Waktunya untuk jujur. Jika aku gagal, tak ada seorangpun yang akan
membantu kita.
Membuka matanya dan memberi tatapan pasti pada Sakuya, Penguasa
lain, dan pemain lainnya, Lisbeth menjawab dengan serius:
“Oke. —Underworld tidak beroperasi seperti permainan VRMMO, jadi
akan ada beberapa masalah jika kamu dive kedalamnya. Pertama-tama,
tidak ada jendela operasi dalam Underworld. Dengan kata lain, kalian
tak akan bisa log out sesuka hati.”
Keributan menjadi semakin parah.
Tak bisa log out sesuka hati; bukankah ini kata-kata yang akan
menggambarkan permainan kematian di masa lalu, «Sword Art Online»?
Sekarang ini, semua permainan yang dibuat berdasarkan The Seed,
termasuk ALO, memiliki dua cara untuk log out: bisa menggunakan
jendela operasi maupun perintah suara.
“Satu-satunya cara untuk log out adalah “tewas” di dalam Underworld.
Tetapi itupun menimbulkan masalah kedua. Dalam Underworld … tidak
ada Pain Absorber. Jika kamu menerima damage besar yang membuat
HP milikmu menjadi nol, kamu akan menderita rasa sakit yang cukup
menyakitkan.”
Teriakan semakin keras terdengar.
Penahan rasa sakit adalah fungsi utama bagi server VR saat ini. Di dunia
virtual yang tak memiliki fungsi ini, mendapat sebuah tebasan pedang
ataupun luka bakar akan mengakibatkan rasa sakit yang menyakitkan di
dunia nyata. Yang lebih parah, bekas luka tersebut mungkin muncul
pada kulit fisik seseorang.
Page | 5
Sword Art Online
Bukan ini saja, masih ada masalah yang lebih besar ketika dive ke dalam
Underworld.
Menunggu keributan menjadi agak tenang, Lisbeth lalu menginfokan
para pemain efek samping ketiga dan juga yang paling parah.
“—Satu lagi. Underworld yang saat ini sedang berjalan bahkan tak bisa
diatur oleh developer yang mengoperasikannya. Dengan kata lain …
kita tak bisa menjamin jika data karakter kalian bisa di convert kembali
ke dalam permainan aslinya … bisa saja, karakter itu sendiri akan tewas.”
Setelah jeda sejenak—
Teriakan makian bergema di dalam kubah.
Lisbeth, Klein, Silica dan Agil yang ada di tengah-tengah lantai kubah,
dengan Yui yang duduk di pundak Klein dalam bentuk pixie-nya; masih
diam berdiri, tubuh mereka berusaha menahan makian yang datang
dari berbagai arah.
Reaksi seperti ini telah diduga oleh mereka berlima.
3,000 pemain elit ini telah menghabiskan banyak waktu dan usaha
untuk meningkatkan karakter mereka. Bagi pemain ALO, mereka telah
menghabiskan banyak waktu untuk menebas monster, dan itu hanya
mendapat satu EXP; tindakan itu seperti usaha untuk mengeringkan
sebuah danau dengan menggunakan ember, dilakukan setiap hari.
Bagaimana mungkin mereka akan tetap diam setelah mendapat info
jika mereka akan kehilangan karakter yang mereka kembangkan
dengan sepenuh jiwa?
“J… Jangan bercanda!!” seorang pemain dari dalam kerumunan
berteriak sambil mengacungkan jari tengahnya ke Lisbeth.
Page | 6
Sword Art Online
Page | 7
Sword Art Online
di wajahnya! Aku tahu itu, kalian yang berasal dari SAO selalu
memandang rendah kami!!”
Kali ini giliran Lisbeth yang tak bisa bicara.
Lisbeth tak pernah berpikir jika ada orang yang berpikiran sama dengan
si Salamander. Tetapi, jika dipikirkan lagi. Setelah mendapat status
player-nya, ia menuju New Aincrad bukannya kota dibawah, ia tak
pernah turun dari Kastil Melayang dan hanya berbicara dengan kawan
lamanya; itu memang benar.
Si Salamander meneruskan ucapannya, setelah melihat ekspresi
penyesalan Lisbeth:
“Siapa yang peduli dengan artificial intelligence, atau rahasia negara?!
Jangan terlalu pede dan membawa-bawa dunia nyata kedalam VRMMO!
Kau bisa pergi sendiri sana! Bukankah itu lebih baik, wahai sang
Survivor?!!”
Yeah, pergi sendiri sana; makian seperti itu semakin terdengar dari
kerumunan.
—Aku tak bisa melanjutkan.
Kata-kata-ku tak bisa tersampai pada mereka.
Lisbeth hanya bisa meneteskan air mata ketika ia menatap para pemain
kuat asli ALO yang ia kenal— Penguasa Sylph Sakuya, General
Salamander Eugene, dan Penguasa Cait Sith Alicia Rue.
Meskipun mata mereka bertemu dengannya, mereka tetap membisu.
Tatapan mata mereka seolah menunjukkan pada Lisbeth arti tunjukkan
kami ketetapan yang kau miliki.
Page | 8
Sword Art Online
Page | 9
Sword Art Online
Page | 10
Sword Art Online
Tak bisa menahan mereka lebih lama, Lisbeth merasa air mata
menuruni wajahnya. Tetapi dia tak ingin menyekanya, lalu
mengutarakan kata-kata terakhir:
“…Dunia yang telah kalian capai; dunia tersebut saling terhubung
seperti Pohon Dunia ini, dan kini telah berkembang. Dan kuncup bunga
yang disebut Underworld telah mekar, aku ingin melindunginya!
Kumohon, aku memohon kalian … pinjami kekuatan kalian …!!”
Lisbeth menuju bagian atas kubah.
Dalam pandangannya yang ditutupi air mata, kemilau cahaya dari sayap
ribuan peri terpantul.
***
Sebuah cahaya perak menyilaukan membentuk lintasan berbentuk
busur di pagi hari.
Sedetik kemudian, dengan sekali hentak tali tebal tersebut putus dan
menari di udara bagaikan ular hitam. Sepuluh prajurit musuh yang
bergelantungan di tali tersebut terjatuh ke lembah tak berdasar,
mereka berteriak. «Twin Edged Wings», sebuah Divine Instrument yang
berhasil memotong tali tersebut dengan begitu mudahnya kini kembali
ke tangan Integrity Knight Renri Synthesis Twenty-Seven.
Meskipun Renri telah berhasil memotong lima dari sepuluh tali yang
disiapkan pasukan Tanah Kegelapan untuk menyeberangi lembah
dengan begitu mudah, wajahnya tidak menunjukkan rasa bangga.
Malahan ia merasa terbebani oleh perintah untuk melukai pasukan
musuh yang tak berdaya yang berusaha menyeberangi lembah tersebut.
Hal yang sama juga berlaku bagi Asuna yang berada di sebelah Renri
sambil menggenggam tali kekang kuda putihnya.
Page | 11
Sword Art Online
Page | 12
Sword Art Online
Yang lebih parah, mereka maju secara tragis, sungguh jelas jika para
Dark Knight dan Petarung Tangan Kosong tidak melakukan hal tersebut
atas kehendaknya sendiri.
Fluctlights Buatan ini memiliki sifat tak bisa melawan perintah yang
diberikan oleh atasan. Dibawah perintah «Dewa Kegelapan, Vektor »,
seorang manusia dunia nyata yang menggunakan sebuah Super
Account seperti Asuna. Pasukan ini terus melancarkan serangan mereka
meskipun tahu jika mereka akan mati sia-sia. Dengan kata lain, mereka
hanyalah korban yang terjerat karena permasalahan perebutan
teknologi di dunia nyata.
Tetapi Asuna masih berjuang sepenuh tenaga agar menekan pemikiran
ini dari dalam dirinya.
Sekarang ini, prioritas utamanya adalah melindungi «Putri Cahaya»
Alice, yang sedang diincar oleh Vektor— juga Kirito yang berada di
perkemahan dibelakang mereka.
Ia mendapat informasi jika pasukan musuh dari Tanah Kegelapan yang
tersisa adalah para Petarung Tangan Kosong dan Dark Knight. Jika
mereka berlima bisa memanfaatkan kesempatan ketika musuh sedang
menyeberang dan menghabisi mereka, Vektor tak akan memiliki
pasukan lagi.
“—Baiklah, ini yang ke-enam!!”
Suara ketetapan Integrity Knight Bercouli membuyarkan pikiran-pikiran
Asuna. Setelah Alice, Sheyta, dan Renri mengiyakan, Asuna juga
mengikutinya.
Tepat ketika mereka memutar kuda dan bersiap untuk bergerak ke
barat, tiupan terompet terdengar dari belakang.
Page | 13
Sword Art Online
Page | 14
Sword Art Online
Perlahan, tidak hanya Asuna, tetapi juga Integrity Knights, dan bahkan
Dark Knights juga Petarung Tangan Kosong dari Tanah Kegelapan,
menahan pertempuran untuk melihat peristiwa ini.
Garis merah pertama menusuk tanah hingga retak dan mulai
bergetar—
Hanya butuh beberapa detik hingga garis tersebut berubah menjadi
sosok manusia.
***
Apa yang ia lihat membuat ketua Petarung Tangan Kosong Iskahn
melupakan kemarahan yang menyelimuti tubuhnya, bahkan walau itu
hanya beberapa detik.
—Apa itu?
Di sisi lain lembah besar, lima ratus Pasukan Tanah Kegelapan yang
berhasil menyeberang jembatan tali tanpa takut menghadapi lima
Integrity Knight.
Namun gerakan mereka tiba-tiba terhenti, dan mata mereka terarah ke
sisi lain medan pertempuran.
Wajah Iskahn juga tertarik akan pemandangan ini, secara tak sadar
menoleh ke sisi yang sama. Disana, ia melihat hujan berwarna merah
darah berjatuhan di arah timur sekitar dua kilol.
Dengan gemuruh aneh, garis-garis merah berjatuhan dari surga. Ketika
menyentuh tanah, dengan cepat mereka membentuk sosok manusia.
Prajurit baru telah muncul dihadapan mereka, tubuhnya berbalut
armor crimson, dengan membawa pedang panjang, kapak perang, dan
tombak.
Page | 15
Sword Art Online
Page | 16
Sword Art Online
Page | 17
Sword Art Online
“Guh…!”
Merasakan rasa sakit yang belum pernah dirasakan sebelumnya, kini
menusuk mata kanannya. Iskahn mengerang sambil menutupi mata
kanannya. Si Pemimpin Petarung Tangan Kosong terjatuh, dan berlutut.
Dengan susah payah, ia bisa melihat ke tigapuluh ribu pasukan crimson
mulai berlari, berbicara dengan bahasa yang tak ia mengerti.
Di lokasi yang mereka tuju, hampir seribu pasukan Kerajaan Manusia
menyatukan formasi dengan Integrity Knight untuk melakukan
serangan balik.
Diantara kedua pihak, lima ratus Petarung Tangan Kosong dan Dark
Knights masih terdiam, kebingungan.
Tampaknya, meskipun menerima perintah tak berbelas kasih dari Kaisar,
sang Kaisar sepertinya berniat menyelamatkan lima ratus prajurit
tersebut.
Iskahn menenangkan dirinya ketika rasa sakit masih menyerang mata
kanannya.
—Bahkan setelah pengorbanan mereka, ia masih meremehkan betapa
kejamnya Kaisar Vektor.
Seketika lima ratus Prajurit Tanah Kegelapan, Penjaga Kerajaan
Manusia, dan Pasukan Kegelapan bertemu—
Tak terhitung banyaknya pedang, kapak perang, dan tombak tersinari
cahaya matahari terbit—
Lalu, dengan teriakan haus darah, Pasukan Kegelapan menebas
Petarung Tangan Kosong yang seharusnya menjadi teman mereka.
***
Page | 18
Sword Art Online
Page | 19
Sword Art Online
Page | 20
Sword Art Online
“Pretty gore!!”
Orang-orang Amerika ini mungkin tak sadar tentang kondisi
peperangan ini. Mereka mungkin menganggap dive mereka ke dalam
dunia ini sebagai pemain beta test dalam suatu VRMMO. Terlebih lagi,
Asuna tak bisa menyalahkan mereka yang mengayunkan senjata dan
membunuh semuanya. Karena bagi mereka, para prajurit bukanlah
makhluk yang setara dengan manusia; mereka NPC, sesuatu yang tak
berharga. Tentu saja, tak semuanya benar-benar brutal; di dunia nyata,
mereka tetaplah pemain VRMMO yang ramah dan sering bekerja sama
dengan pemain lain dalam server yang sama. Jika ada waktu untuk
menginfokan kondisi Underworld dan Artificial Fluctlight ini, Asuna
yakin jika banyak diantara mereka yang akan menurunkan senjatanya.
Tetapi mereka terlalu sibuk saat ini. Bahkan jika Asuna mencoba
memasuki pertempuran dan menjelaskan situasi ini dalam bahasa
Inggris, mereka hanya akan menganggap dirinya sebagai seorang NPC.
Jika berkata pada mereka “membunuh musuh sekarang akan
mendapatkan point, dan kalian bisa menukarkannya untuk rare items
setelah pembukaan resmi”, bahkan pemain Jepang akan melakukan hal
yang sama.
Singkat kata, meyakinkan mereka melalui suara tak mungkin.
Orang-orang yang hendak dibunuh pemain Amerika bukanlah NPC,
melainkan Artificial Fluctlights yang memiliki jiwa. Setelah menghabisi
pasukan Tanah Kegelapan, orang-orang dari Kerajaan Manusia akan
menjadi target selanjutnya. Lalu, karena menjadi satu-satunya yang
menggunakan tubuh palsu, Asuna harus bertarung.
Dengan ketetapan seperti itu, Asuna mengangkat rapier di tangan
kanannya dan mulai melafalkan perintah.
Page | 21
Sword Art Online
Page | 22
Sword Art Online
Page | 23
Sword Art Online
Page | 24
Sword Art Online
Page | 25
Sword Art Online
Page | 26
Sword Art Online
Page | 27
Sword Art Online
Page | 28
Sword Art Online
Tetapi.
Tepat sebelum ia mencapai tengah lembah, angin hembusan berhenti
seketika. Tubuhnya kehilangan dorongan; batas lompatannya mencapai
titik maksimal, dan ia mulai turun seperti panah.
Ia… kurang lima mel menuju titik tengah.
“UWOOOOOHHH!!”
Iskahn berteriak, menjulurkan tangan kanannya ke depan, berusaha
menggapai udara hampa. Tetapi tak ada tempat untuk tangannya atau
kakinya; hanya udara dingin dari kegelapan dibawahnya, menyelimuti
tubuhnya agar terjatuh.
Seketika —
“CHAMPIOOOOOOOOOON!!”
Teriakan menggetarkan sampai ke telinga Iskahn.
Ia memutar kepalanya.
Temannya, Dempe, telah menggenggam batu besar, dan bersiap untuk
melemparnya.
Si Pemimpin menyadari apa yang akan dilakukan sahabat setianya.
Tetapi— melempar batu besar lebih dari limapuluh mel sungguh
mustahil bagi manusia …
Gowa.
Tangan kanan Dempe tiba-tiba berotot, otot dan uratnya tampak,
seolah seluruh kekuatan ditubuhnya menuju ke satu titik.
“OHHHHH!!”
Page | 29
Sword Art Online
Page | 30
Sword Art Online
Page | 31
Sword Art Online
Page | 32
Sword Art Online
Page | 33
Sword Art Online
Page | 34
Sword Art Online
Page | 35
Sword Art Online
Page | 36
Sword Art Online
Page | 37
Sword Art Online
Page | 38
Sword Art Online
Page | 39
Sword Art Online
“Discharge!”
Dogou!!
Meskipun tidak seperti Conflagrant Flame Bow milik Deusolbert,
sebuah ledakan besar berhasil merusak formasi musuh dan
menciptakan jalan keluar.
Dan dibaliknya adalah—
Ia melihatnya. Sebuah bukit, menjulang di tanah hitam.
Jika ia bisa menembus kepungan ini dan sampai ke sana, ia bisa
menggunakan Sacred Energy yang tersebar di medan peperangan ini
dan menggunakan Art “Light Pillar”, dan membakar para pasukan ini.
“MENYINGKIR!!”
Alice berteriak dan menendang tanah.
“… Nona Kecil!!”
Teriakan Komandan Knight Bercouli terdengar dari belakang. Tetapi
Alice tidak mendengar kata-kata selanjutnya: Jangan pergi terlalu jauh.
—Hampir sampai. Kita hampir menerobos.
Ia tak bisa berhenti menebaskan pedangnya hingga ke musuh terakhir
yang menghalangi jalan. Alice akhirnya berhasil menerobos kepungan
musuh dan melaju ke daerah selatan.
Ia menyarungkan pedang tersayang miliknya ke sarung pedang dan
berlari, menghirup udara yang bercampur dengan bau darah.
Tiba-tiba, sekelilingnya menjadi gelap.
Apakah matahari tertutup awan? Alice berpikir untuk sesaat.
Page | 40
Sword Art Online
Page | 41
Sword Art Online
“Alice… Alicia.”
Gabriel tersenyum aneh ketika menggumamkan nama tersebut. Ia
mengencangkan kekangan di tangannya, si naga turun cepat.
Imajinasi mengerikan yang membentuk Incarnation Kehampan telah
menelan AI si naga, mengubahnya menjadi alat yang melayaninya.
Dibawah perintahnya, si naga turun bagaikan batu, sayapnya kaku,
membuka cakarnya menuju tanah dan mencengkeram punggung si
Knight emas.
Whoosh—!
Kemudian, suara memekakkan tercipta dari sayap yang mengembang,
naga tersebut terbang ke langit lagi.
Ia tidak memperhatikan peperangan berdarah yang telah ia ciptakan.
Baginya, apapun yang terjadi pada Pasukan Tanah Kegelapan, Pasukan
Penjaga Kerajaan Manusia, atau orang-orang yang ia panggil dari dunia
nyata, mereka semua tak berarti baginnya.
Sekarang, ia hanya perlu menuju system console terdekat dari lokasinya,
yaitu «Altar Ujung Dunia », dan dari sana, ia akan keluar dan menarik
jiwa Alice ke dunia nyata.
Pandangan Gabriel tertarik ke bawah, dan menatap rambut emas yang
terurai oleh hembusan angin dari Knight yang pingsan.
Aku ingin segera merasakannya. Tubuh ini, jiwa ini, aku ingin segera
merasakannya ke dalam hatiku.
Masih agak lama menuju system console, mungkin akan memerlukan
beberapa hari jika menggunakan naga. Ia mungkin akan menggunakan
waktu yang ada untuk menikmati Alice yang masih memiliki tubuh fisik
di Underworld.
Page | 42
Sword Art Online
Page | 43
Sword Art Online
Page | 44
Sword Art Online
Page | 45
Sword Art Online
Page | 46
Sword Art Online
Page | 47
Sword Art Online
Page | 48
Sword Art Online
dibayangkan nasib Light Cube Cluster yang tak memiliki arti lagi —
mereka akan menghancurkannya tanpa simpati.
Lalu, apa yang bisa ia lakukan … bahkan Super Account «Stacia» yang
digunakan dirinya tidak memiliki kemampuan untuk terbang.
Bagaimana ia akan mengejar Vektor?
Seorang yang menjawab kekhawatiran Asuna adalah knight berambut
perak yang berdiri di sampingnya, Sheyta. Setelah menghabiskan isi
botol yang tergantung di sabuknya, si knight berwajah dingin ini
berkata:
“Bahkan bagi seekor naga … ia tak bisa terbang selamanya. Ia harus
istirahat, paling tidak setengah hari.”
Mendengar ini, si Pemimpin Petarung Tangan Kosong mencuri-curi
pandang pada wajah Sheyta, lalu kembali berpaling; ia memukulkan
tangannya dan menyelesaikan kalimat Sheyta dengan suara lantang.
“Kalau begitu tinggal kejar mereka!!”
“Mengejar mereka … tetapi, bukankah kau ini…”
Asuna menatap Ishkhan penuh tanda tanya.
“Bukankah kau ini pasukan Tanah Kegelapan? Mengapa kau bertindak
sejauh ini …”
Ishkhan menjawab seperti seorang anak yang telah dibuang orang
tuanya.
“Kaisar Vektor… tidak mengatakan kepada kami, para Sepuluh
Bangsawan Tanah Kegelapan. Ia hanya ingin Putri Cahaya. Jika ia
memperolehnya, ia tak akan peduli apa yang terjadi pada kami. Karena
sekarang ia sudah mendapatkannya, berarti Kaisar telah memperoleh
keinginannya … dengan kata lain, misi Pasukan Tanah Kegelapan telah
Page | 49
Sword Art Online
selesai. Setelah ini, bukankah kami bebas bertindak semau kita, bahkan
jika itu berarti bekerja sama dengan Kerajaan Manusia lalu merebut
kembali Putri Cahaya?!!”
Absurd banget.
Asuna tak bisa berkata-kata menanggapi Ishkhan. Ekspresi di wajahnya
benar-benar berbeda dari sebelumnya; kini dipenuhi dengan tujuan
baru.
Ketua Petarung Tangan Kosong menatap lurus ke mata Asuna, lalu
berbisik.
“… Aku tak bisa… kami tak bisa membantah perintah langsung Kaisar.
Kekuatannya meluap-luap … bahkan Jendral Kegelapan Shasta yang
lebih kuat dariku terbunuh seketika tanpa bisa menyentuhnya. Jika
Kaisar memberikan perintah langsung pada kami agar bertarung
melawan kalian, kami harus mematuhinya … itulah mengapa, kami para
Petarung Tangan Kosong akan menahan pasukan crimson disini. Kau
dan Pasukan Penjaga kejarlah Kaisar secepat mungkin. Lalu… si Kaisar …
si sialan itu…”
Kata-kata Ishkhan tiba-tiba berhenti, dan ekspresinya memucat—
seolah tersiksa rasa sakit yang datang dari mata kanannya.
“Katakan… pada si sialan, ‘kami bukan bonekamu’!”
Seketika, teriakan datang dari Petarung Tangan Kosong dari medan
peperangan bagian selatan. Para Penjaga akhirnya berhasil menerobos
pasukan crimson, dan kini mulai berlari.
“Bagus…”
Zudan! Pemimpin muda ini kini menghantamkan kaki kanannya ke
tanah dan memberikan perintah baru dengan suara lantang.
Page | 50
Sword Art Online
Page | 51
Sword Art Online
Page | 52
Sword Art Online
Dempe telah sampai di sebelah Iskahn sekali lagi, lalu tangan kirinya
mengeluarkan suara berderu.
***
Sementara Asuna memimpin pasukan menuju bukit diselatan sana lalu
mundur ke hutan dimana Pasukan Persediaan berada, Knight Renri
memberitahunya tentang Komandan Knight yang telah membawa tiga
naga dan terbang mengejar Kaisar Vektor.
Page | 53
Sword Art Online
Page | 54
Sword Art Online
Page | 55
Sword Art Online
Satu-satunya hal yang bisa ia lakukan sekarang ini adalah harus yakin.
Karena, beberapa menit lalu ia telah melihat banyaknya semangat
bertempur milik orang-orang Underworld.
“Nah, ayo menuju ke bagian selatan dengan seluruh pasukan.
Untungnya, hanya ada padang rumput di depan kita. Kita mungkin tak
akan bisa mengejar Bercouli-san, tetapi kita mungkin akan berguna jika
bertemu dengannya.”
“Oke, Asuna-sama. Aku akan menginformasikan semua orang untuk
berlari.”
Renri mempercepat langkahnya, lalu berlari ke dalam hutan.
Melihatnya menghilang, Asuna berkata pada dirinya sendiri.
Kirito ingin melindungi Alice dan seluruh dunia ini.
Ia juga harus melindungi mereka juga, tak peduli luka apa yang akan ia
terima … tak peduli berapa banyak rasa sakit yang harus ia tahan.
***
Pada saat yang sama—
Di ruang kontrol Ocean Turtle, Critter telah bersiap untuk memasukkan
20,000 pemain Amerika yang akan dive ke dalam Underworld sebagai
gelombang ke-dua.
Dan lokasi turun mereka adalah posisi Gabriel Miller saat ini— kira-kira
sepuluh kilol dari lokasi turunnya gelombang pertama.
Page | 56
Sword Art Online
Bagian 2
“……Gh!!”
Menarik nafas dalam-dalam, Vassago Casals memaki.
Ia menggelengkan kepala berambut keritingnya, dan memandang
sekeliling.
Tembok baja disekeliling, lantai anti licin, dan banyak monitor yang
bercahaya di kegelapan.
Ketika ia melihat pria kurus duduk di kursi kulit di depannya, Vassago
akhirnya menyadari jika ia telah kembali ke ruang kontrol utama
«Ocean Turtle», di dunia nyata.
Salah seorang kru— Critter, bersin, suaranya penuh sindiran.
“Whoa, kau benar-benar bangun. Aku kira sel-sel otakmu membusuk.”
“… Berisik.”
Vassago mengerang, dan memeriksa tubuhnya sendiri. Ia kini sedang
berbaring di kasur kecil di pojok ruangan, sebuah jaket sembarangan
diletakkan menutupi perutnya.
Apa yang terjadi?Vassago menggelengkan kepalanya semakin keras.
Tindakan ini membuat kesakitan lebih parah ke kepalanya, ia memaki
lagi. Ia lalu berjalan ke sisi ruangan, sebagian besar anggota tim-nya
masih duduk melingkar dan bermain kartu, ia bertanya:
“Hei, ada yang punya aspirin?”
Si jenggot Brigg, salah satu anggota penyerang, tanpa kata-kata
langsung menyerahkan botol plastik di sakunya kepada Vassago.
Page | 57
Sword Art Online
Page | 58
Sword Art Online
Page | 59
Sword Art Online
“Ini adalah log pergerakan milikmu dan kapten. Dengar, kau baru saja
berkeliaran di sekitar Gerbang Besar Timur Kerajaan Manusia, dan tiba-
tiba kau tewas.”
Salah satu garis merah tersilang oleh tanda sebuah ‘X’, di selatan
«Gerbang Besar Timur».
“Tetapi komandan melewatimu dan sedang menuju selatan. Ia bahkan
meinggalkan seluruh pasukan Tanah Kegelapan di utara dan bergerak
sendiri. Itu berarti …”
“Ia sedang mengejar Alice atau telah mendapatkannya.”
Vassago bergumam. Critter mengangguk dan lanjut menjelaskan.
“Berdasarkan rencana awal kita, ketika waktu telah berkurang sampai
delapan jam, atau ketika Pasukan Pertahanan Kerajaan Manusia benar-
benar hancur, kita akan meningkatkan kembali kecepatan akselerasi
menjadi 1,000 kali lipat. Jika seperti itu, kita masih memiliki waktu
bertahun-tahun di dunia tersebut. Tentu saja, ketika ratio akselerasi
ter-reset, para pemain Amerika yang sedang dive akan ter log-out
paksa karena synchronization error, tetapi selama kita berhasil
memenangkan peperangan, siapa peduli?”
“Kalau begitu tingkatkan ratio kecepatannya sekarang! Tak ada waktu
tersisa.”
“Tidak sesederhana itu. Coba lihat disini—”
Critter menekan tombol dan memperbesar peta.
Beberapa kilometer di Gerbang Besar Timur yang memisahkan Kerajaan
Manusia dan Tanah Kegelapan, terbentang padang rumput, bebukitan,
dan hutan. Pasukan Pertahanan telah memasang serangan kejutan di
hutan… dengan kata lain, itu adalah tempat dimana Vassago tewas.
Page | 60
Sword Art Online
Page | 61
Sword Art Online
Page | 62
Sword Art Online
Page | 63
Sword Art Online
Page | 64
Sword Art Online
Page | 65
Sword Art Online
Hal yang sama juga berlaku bagi lengan kanan Kirito. Meskipun Life-nya
telah terobati, lengannya tidak kembali normal, karena ia terus
menerus menghukum diri.
Asuna meletakkan lengan kanan ke bekas lukanya, dan berkonsentrasi,
menutup matanya, dan berkata pada dirinya sendiri.
Aku tak akan takut lagi. Hingga aku telah melindungi Kirito-kun dan
dunia ini hingga akhir, aku tak ingin kehilangan seseorang … atau
apapun.
Cahaya putih terkonsentrasi menuju lukanya dengan bunyi pop. Cahaya
hangat tersebut semakin luas, lengan kirinya telah kembali seperti
semula.
Tersenyum pada kedua gadis yang seolah menyaksikan sebuah
keajaiban, Asuna mengulurkan lengan kirinya dan memeluk kepala
Kirito.
“Lihat? Aku baik-baik saja. Aku akan menyelamatkan Alice dan
membawanya pulang. Jadi… ketika saat itu datang, Kirito-kun jangan
terus menyalahkan diri ya …”
Asuna tak tahu apakah kata-katanya sampai ke hati Kirito atau tidak,
tetapi ia merasa jika tubuhnya yang gemetaran kini sudah tenang.
Asuna tetap memeluknya selama beberapa detik, lalu berdiri.
“Kita harus membawa seluruh pasukan dan mengejar Kaisar Vektor.
Komandan Knight Bercouli telah membawa para naga mengejarnya,
dan kita pasti akan mengejar mereka yang da di depan. Ketika saat itu,
aku menitipkan Kirito-kun pada kalian… Ronye-san, Tieze-san.”
“Y… Ya!”
“Serahkan saja pada kami, Asuna-sama!”
Page | 66
Sword Art Online
Page | 67
Sword Art Online
bergerak. Para Penjaga telah berbaris bersama regu Astetic dan regu
Persediaan.
Setelah menerima laporan Renri jika persiapan telah selesai, Asuna
memberikan Renri arahan baru.
“Kau adalah Integrity Knight yang masih tersisa, Renri. Perintah untuk
bergerak harus diberikan olehmu, si pemimpin.”
“Y… Ya, aku mengerti.”
Ekspresi si knight muda entah mengapa gugup, tetapi ia mengangguk
pasti. Mengangkat tangan kanannya ke atas, ia memberikan perintah
dengan suara keras.
“Alice-sama telah berbaik hati melindungi kita di pertempuran Gerbang
Besar! Kini giliran kita menolongnya! Kita harus mengambilnya dari
musuh dan kembali ke Kerajaan Manusia bersama-sama!”
“OH!!” teriakan semangat bergemuruh. Renri mengangguk, dan dengan
cepat mengayunkan lengan kanannya ke bawaah.
“—Semua pasukan, maju!”
Renri memimpin pasukan didepan menggunakan naganya sendiri,
Kazenui. Ia diikuti oleh 400 Penjaga baik menunggang kuda atau
berjalan kaki, serta delapan kereta persediaan yang berisi makanan dan
tim pembantu sekitar 300 orang.
Hanya satu naga— naga milik Integrity Knight Sheyta tetap ditahan,
diam tak bergerak. Dengan sisik seperak rambut pemiliknya, si naga
menggeram kuurrr ketika ia dibebaskan dari kekangannya, lalu ia
terbang ke utara— menuju peperangan di selatan lembah, tempat
pemiliknya berada.
Page | 68
Sword Art Online
Page | 69
Sword Art Online
Page | 70
Sword Art Online
Page | 71
Sword Art Online
Page | 72
Sword Art Online
Page | 73
Sword Art Online
Page | 74
Sword Art Online
Page | 75
Sword Art Online
Page | 76
Sword Art Online
“——Sinonon… !!”
Asuna memeluknya erat-erat sambil berteriak.
Sinon perlahan memandang Asuna dan berkata:
“Kau telah bekerja keras. Tak apa … serahkan sisanya padaku.”
Ketika ia masih dipeluk Asuna yang lebih tinggi darinya, ia melihat
indikator pengisian ulang busur miliknya masih 20%, lalu perlahan
menarik tali busur dengan tangan kanannya.
Equipment khusus yang dipakai oleh akun Solus— Busur panjang
«Annihilate Ray» bisa mengatur kekuatannya berdasarkan kekuatan
tarikan tali busur, dan bisa mengatur arah serangan berdasarkan sudut
incaran busur. Sebuah panah cahaya yang lebih tipis dari sebelumnya
muncul ketika tali busur itu ditarik kebelakang sejauh 10 centimeters.
Sinon mengincar musuh yang menghalangi naga di depan sana.
Vishu! Suara anak panah melesat.
Agak miring 20 derajat ke kanan, anak panah tersebut berubah menjadi
tembakan cahaya yang terus membelah dan mendarat selebar 10 mel,
menciptakan sebuah ledakan yang hampir setara dengan sebuah misil.
Pasukan crimson berterbangan ke udara lalu menghilang. Mengambil
kesempatan ini, sang naga langsung maju kedepan. Sekitar sepuluh
prajurit yang terlempar ledakan kini dihantam kepala naga, ditusuk
cakar besarnya, dan langsung tewas.
Sampai saat ini, pasukan musuh akhirnya sadar terhadap serangan
cahaya dan mangsa mereka kini mulai lari. Sambil memaki, mereka
mengejar bagaikan gelombang tsunami berwarna merah.
Sinon mengalungkan busurnya ke lengan, meletakkan kedua tangannya
ke pundak Asuna dan memisahkan diri.
Page | 77
Sword Art Online
Page | 78
Sword Art Online
Page | 79
Sword Art Online
Page | 80
Sword Art Online
Page | 81
Sword Art Online
Page | 82
Sword Art Online
Page | 83
Sword Art Online
Bagian 3
Page | 84
Sword Art Online
Page | 85
Sword Art Online
Page | 86
Sword Art Online
Page | 87
Sword Art Online
Page | 88
Sword Art Online
baru dibuka. Karena entah mengapa, ia selalu merasa ada masalah yang
akan muncul pada mesin tersebut.
Ketika ia log in, seperti Sinon yang masuk menggunakan Mesin STL
Prototype 1, lokasi dive miliknya seharusnya ada di dekat Asuna, tetapi
karena ia tak bisa melihat Asuna maupun Sinon, sesuatu pastilah terjadi
sebelum ia tiba. Tetapi bukan berarti jika tempat yang ia tuju adalah
tempat kosong, dihadapannya berdiri seorang manusia berwajah
babi— dengan kata lain, seorang «Orc».
Berdasarkan warna cursor yang akan aktif seketika setelah dive, Orc ini
seharusnya bukanlah musuh yang harus ia hadapi— para pemain
VRMMO Amerika, tetapi Orc ini adalah sebuah “Artificial Fluctlight”
yang hidup di dalam Underworld, “bottom-up” artificial intelligence
seperti yang Yui jelaskan.
Setelah mendengar penjelasan Yui mengenai orang-orang Underworld,
Leafa berjanji tidak akan menghunuskan pedangnya terhadap mereka
hingga saat – saat genting.
Sudah jelas kan— bagaimana mungkin ia bisa membunuh “manusia”
yang Kakaknya coba lindungi? Jika sebuah Artificial Fluctlight tewas di
dunia ini, jiwa mereka akan hancur, tak bisa dihidupkan.
Terlebih lagi—
Bahkan bagi Leafa, yang sudah akrab dengan grafik kelas atas ALO,
kerumitan model Orc, yang juga ada di dalam The Seed Nexus, benar –
benar menakjubkan. Gerakan dan hembusan nafas dari hidung
kemerahan, texture armor logam yang membalut sosok besarnya dan
mantel berbulu, terlebih lagi, dua mata hitamnya serta ekspresi
miliknya benar – benar bukti jika sosok ini memiliki jiwa.
Page | 89
Sword Art Online
Page | 90
Sword Art Online
— Ada yang salah dengan orang ini? Apakah ini jebakan, atau semacam
Art? Apakah aku akan terkena Art sebelum bisa menyadarinya?
Menatap tangan kecil yang terjulur, Rirupirin hanya bisa melongo tanpa
bergerak. Si gadis memandang Rirupirin hampir sepuluh detik,
kemudian menurunkan tangannya penuh kekecewaan. Melihatnya si
gadis seperti itu, ia merasa rasa sakit menusuk hatinya.
Jika ia terus berbicara pada si gadis … Tidak, hanya menatapnya saja, ia
tak akan tahu apa yang akan terjadi pada otaknya. Rirupirin telah
memutuskan jika ia tak ingin membunuh manusia yang ada di
hadapannya, tetapi ia harus menemukan solusi lain, ia berbicara:
“Kau ini… seorang Penjaga dari Pasukan Pertahanan Kerajaan Manusia
kan, bukan, seorang Knight. Aku ingin membawamu sebagai tahanan.
Membawamu kepada Kaisar!”
Meskipun ia adalah gadis muda, armor yang ia kenakan dan pedang
panjang yang ada di pinggang kirinya tak seperti penjaga lain, tak peduli
bagaimana ia memandangnya. Desain dan material untuk membuat
senjata dan armor tersebut bahkan mungkin lebih tinggi dari bahan –
bahan pembuat equipment milik Rirupirin.
Si gadis tidak menunjukkan rasa takut atas perkataan Rirupirin, ia
seolah berpikir akan sesuatu, lalu ia bertanya:
“Kaisar yang kamu bicarakan adalah Dewa Kegelapan Vektor, benar?”
“Y… Yeah.”
“Oke. Baiklah. Bawa aku ke Kaisar.”
Page | 91
Sword Art Online
Page | 92
Sword Art Online
Page | 93
Sword Art Online
***
Mengapa aku tak bisa mengejarnya?
Bercouli, ketua Integrity Knights merasa semakin depresi.
Ketiga naga bersama dirinya telah mengejar selama dua jam lebih.
Mereka telah melewati hutan, dimana Pasukan Pertahanan Kerajaan
Manusia mendirikan perkemahan, melewati reruntuhan dengan patung
– patung besar, lalu menuju daerah selatan Tanah Kegelapan, tetapi
jarak antara mereka berdua tidak menunjukkan berkurang. Setelah
berhasil menculik Integrity Knight Alice, naga milik Kaisar Vektor masih
saja berupa titik hitam kecil di langit sana.
Kaisar dan Alice menunggangi satu ekor naga.
Sementara Bercouli berganti terus antara Hoshigami, Amayori, dan
Takiguri, mencoba untuk meminimalkan kelelahan mereka. Secara teori,
ia seharusnya telah berhasil mengejar sekarang ini.
Mengapa ia masih belum bisa mengejarnya? Apakah Kaisar bisa dengan
bebas mengontrol Life naga miliknya?
Tak mungkin. Bahkan Pemimpin Tertinggi Administrator tak bisa
mengontrol Life sesuka hati, itu adalah Taboo terbesar.
Tentu saja, Kaisar tak akan bisa terbang selamanya. Ia harus
mengistirahatkan naga miliknya dua kali sebelum sampai ke «Altar
Ujung Dunia» di bagian paling selatan Tanah Kegelapan. Tetapi naga
milik Bercouli juga perlu istirahat. Karena kecepatan mereka sama, ia
tak akan bisa mempersempit jarak.
Tak akan— bisa.
Page | 94
Sword Art Online
Page | 95
Sword Art Online
Page | 96
Sword Art Online
Page | 97
Sword Art Online
“Tonton ini…!!”
Ketika Dee berteriak, kelima jarinya— bukan, lima cacing panjang
membentang semakin panjang dan melilit tubuh atas Leafa. Cacing –
cacing tersebut tak hanya menghentikan gerakannya; ujung cacing
tersebut mengangkat kepalanya— lalu menusuk ke dalam kulit.
“AH…!!”
Darah menyembur ke segala arah dari gadis bernama Leafa ini, mata
hijaunya terbuka lebar. Ia berusaha menarik ulat tersebut
menggunakan tangannya, tetapi tubuh atasnya terikat dan pinggangnya
terikat oleh sabuk milik Rirupirin.
Darah yang mengalir dari lima luka yang diterimanya seolah tampak
berhenti, tetapi kenyataanya tidak begitu. Rirupirin sadar jika cacing
dari jari – jari milik Dee semakin masuk ke dalam; cacing tersebut
menghisap darah Leafa.
Si Pengguna Dark Art mengangkat kepalanya dan mulai merapal
incantation.
“System call!! Transfer human unit durability… Right to Self!!”
Pop, cahaya kebiruan muncul dari luka si gadis. Kemudian, seolah
terhubung dengan darahnya sendiri, darah Leafa terhisap menuju
cacing milik Dee. Rasa sakit si gadis semakin menjadi – jadi, tubuhnya
melengkung ke belakang seolah mau patah.
“Ah… Sungguh hebat… sungguh hebat!! Sangat kaya … dan manis!!”
Cibiran kejam menusuk ke telinga Rirupirin
Seolah tersadar, si ketua Orc berteriak:
Page | 98
Sword Art Online
“Apa… Apa yang kau lakukan!! Gadis ini tahananku!! Aku akan
membawanya ke Kaisar!!”
“Diam, babi bodoh!!”
Dee berteriak secara arogan, matanya haus darah.
“Apakah kau lupa jika Kaisar telah memberikan perintah operasi
padaku?! Keinginanku adalah keinginan Kaisar!! Perintahku adalah
perintah Kaisar!!”
Gu. Rirupirin tak bisa berkata - kata.
Bukankah penyerangan ini telah gagal? Ia ingin menjawab. Tetapi Kaisar
telah menghilang dari medan peperangan tanpa memberikan perintah
baru. Sekarang ini, tak ada seorangpun yang bisa membantah “perintah”
dari Dee.
Ketika Rirupirin menyaksikan, si gadis hanya berteriak pelan dan
pergerakannya mulai melemah. Dengan kata lain, luka – luka milik Dee
perlahan mulai menutup satu demi satu.
“Uh… Guh…”
Menggeramkan giginya sendiri.
Bagi Rirupirin, si gadis yang Life-nya perlahan di hisap, seperti sosok
Renju yang dikorbankan.
Cahaya mulai hilang dari mata si gadis. Kulitnya mulai berubah dari
putih menjadi pucat, dan tangannya mulai turun terkulai. Tetapi
tentakel di tangan kanan Dee masih menghisap dengan rakus, berusaha
menghisap darah milik Leafa sampai habis.
Tewas… dia akan tewas.
Tahanan aneh ini.
Page | 99
Sword Art Online
“… AHH…!!”
Tawa milik Dee seolah menyatu dengan teriakan kesakitan si gadis.
“AHAHAHAHA!! AH— HAHAHAHAHA!! Milikku! Dia milikku—!!”
***
— Aku harus menahannya.
Menderita akibat rasa sakit yang tak pernah ia rasakan sebelumnya baik
di dunia nyata maupun ALO, Leafa hanya bisa mengulangi perkataan
tersebut.
Sebelum ia dive, ia mendengar penjelasan mengenai kemampuan
Super Account 03 «Dewi Tanah, Terraria».
Unlimited automatic recovery [4] . Secara otomatis menghisap energi
dari lingkungan di sekitarnya untuk memulihkan durability miliknya
sendiri maupun benda hidup atau mati. Berdasarkan penjelasan Higa,
batas HP yang dimilikinya, serta kemampuan tersebut, membuat Leafa
tak mungkin mati karena kehabisan HP.
Itulah mengapa Leafa memutuskan untuk berani ditangkap guna
menantang Dewa Kegelapan Vektor, dan mencoba agar tidak
menghunus pedangnya pada orang – orang Underworld.
Wanita yang menyiksanya sekarang ini adalah penduduk Underworld
seperti Rirupirin— sebuah Artificial Fluctlight. Jika ia ditebas
menggunakan pedang, jiwanya akan hancur. Tanpa mengetahui
mengapa ia bisa terluka dan mengapa ia ingin sembuh, Leafa tak ingin
berterung dengannya.
Ahh— Tetapi.
Page | 101
Sword Art Online
Page | 103
Sword Art Online
Page | 104
Sword Art Online
Page | 105
Sword Art Online
Page | 106
Sword Art Online
Bagian 4
Page | 107
Sword Art Online
Yang membuat ia ragu adalah para Integrity Knights yang telah berhasil
menyapu pasukannya satu persatu. Tetapi salah satu diantaranya, Alice,
telah berhasil ia culik, maka pengejarnya pastilah salah satu Knight juga,
hanya ada satu dua orang Knight yang tersisa di medan peperangan
utara sana.
Segera Gabriel memutuskan keinginannya, ia kini berbalik pada
Integrity Knight Alice yang sedang pingsan di bawahnya.
Sungguh sangat—cantik.
Begitu cantik hingga kesenangan yang ada dalam dirinya tak bisa
berhenti.
Gabriel sedikit bingung: haruskah ia melepas senjata dan armor
miliknya sebelum memborgolnya? Itu adalah pilihan paling masuk akal,
tetapi musuh sedang mendekat dan tampaknya akan agak sulit
dilakukan.
Ia harus menunnggu waktu akselerasi dan mengulur waktu. Bahkan
ketika ia akan melonggarkan armor milik Alice, Gabriel harus
melakukannya dengan lembut, dan serius.
“… Tidur nyenyak sekarang, Alice… Alicia.”
Berbisik lembut pada Alice, Gabriel berjalan ke tengah pilar bundar
menunggu musuh.
Baik itu Gabriel Miller yang sedang menggunakan Super Account 04
«Dewa Kegelapan Vektor», maupun Critter yang berhasil mencurinya,
keduanya tidak mengetahui fakta ini: Alice si Knight terkuat telah jatuh
pingsan selama beberapa jam hanya dengan dicengkeram naga, itu
karena kemampuan Vektor itu sendiri.
Page | 108
Sword Art Online
Page | 109
Sword Art Online
Page | 110
Sword Art Online
Page | 111
Sword Art Online
Page | 112
Sword Art Online
Page | 113
Sword Art Online
Kata – kata tersebut seperti sebuah janji pada dirinya sendiri. Asuna
melambaikan tangan dan berbalik arah dengan segala keputusan.
Renri kini masih ada di depan pasukan penjaga, mengatur mereka.
Jalanan ini luasnya sekitar 20 mel. Meskipun cukup sempit untuk dijaga,
menjaga jalan ini sambil formasi saling bergantian mungkin saja.
Hal paling penting adalah mencegah angka kematian sebesar mungkin
ketika melawan 10,000 musuh lebih, karena regu Ascetic juga
melakukan penyembuhan dari belakang. Untungnya, diantara pasukan
crimson tak ada pengguna Art. Meskipun sepertinya para pemain
tersebut tak menemukan cara untuk mengaktifkan system command
yang cukup rumit di Underworld dalam waktu singkat, situasi ini
sepertinya sebuah keajaiban.
Jika situasi ini mungkin berubah—
Aku akan membunuh seluruh pasukan seorang diri.
Asuna mengambil nafas dalam – dalam dan berkonsentrasi.
Memikirkan jumalah Life milik Stacia dan Prioritas equipment miliknya,
ia tak akan kalah karena kerusakan berdasarkan angka. Masalahnya
adalah apakah ia mampu menahan rasa sakit. Ketika ia menerima luka
di jantung, tubuh virtualnya ini akan terluka, dan bahkan jika ia
memaksa, ia mungkin akan jatuh dalam kondisi dimana ia tak akan bisa
menggenggam pedang.
Asuna memejamkan mata, memikirkan Kirito yang masih terluka. Ia
membayangkan luka dan duka yang ia alami.
Ketika Asuna sudah ada di garis depan, rasa takut lenyap dari dirinya.
Pertempuran besar ini adalah yang terakhir, diterangi cahaya matahari
siang hari.
Page | 114
Sword Art Online
Page | 115
Sword Art Online
Page | 116
Sword Art Online
Page | 117
Sword Art Online
Page | 118
Sword Art Online
Page | 119
Sword Art Online
Page | 120
Sword Art Online
Bukan.
Itu Jiwa. Jiwa – jiwa yang telah ia hisap dan dikurung ada disana. Jiwa
Jendral Kegelapan Shasta dan pendamping perempuannya
kemungkinan juga ada disana …
“… Bangsat, kau bisa menghisap Incarnation milik orang lain?”
Pada gumaman Bercouli, Vector perlahan menurunkan tangannya yang
kini telah menelan tebasan seluruhnya, lalu berkata pelan.
“Shin’i?13 … Aku paham, pikiran dan jiwa.”
Suaranya membuat tulang bergetar; seolah bisa menelan apapun. Dan
sumber suara tersebut adalah bibir kecil yang kini sedang tersenyum.
“Pikiranmu seperti anggur tua yang nikmat. Kental dan kaya rasa …
dengan rasa yang berat di awal. Meskipun bukan kesukaanku …
pikiranmu cukup nikmat disajikan sebelum aku menikmati main course.”
Tangan pucat Kaisar kini menggenggam ujung pedang panjang yang ada
di pinggangnya.
Pedang tipis yang perlahan ia tarik dari sarung pedangnya berwarna
violet. Mengayunkan pelan ke bawah, Kaisar Vektor tersenyum sekali
lagi.
“Nah, ijinkan aku menikmati lebih banyak.”
***
Akhirnya pedang besar berhasil menggores lengan kiri Asuna.
Rasa sakit terasa, seperti luka yang tersiram air panas.
—Ini bukan apa – apa!
Ia berpikir cepat, luka kecil di lengannya seketika langsung menghilang.
Page | 121
Sword Art Online
Page | 122
Sword Art Online
Page | 123
Sword Art Online
Page | 124
Sword Art Online
Page | 125
Sword Art Online
Page | 126
Sword Art Online
Page | 127
Sword Art Online
Kedua pedang saling bertabrakan di tengah udara. Dari sini, hanya adu
kekuatan saja. Pedang milik musuh terdorong ke bawah. Tampaknya
tak bisa menahan tekanan, tubuh Vektor mulai membungkuk.
— Ini saat – saat kritis!!
Bercouli memasukkan Incarnation dalam pedang miliknya. Pedang baja
tersebut bercahaya perak. Time Piercing Sword perlahan menekan
pedang hitam Vektor, sampai ke pundaknya, dan menggores armor—
Tiba – tiba, pedang Vektor mulai memunculkan cahaya.
Pendar tersebut seperti makhluk hidup, membungkus Time Piercing
Sword. Pada saat yang sama, cahaya perak milik Time Piercing Sword
menghilang, seolah dihisap.
— Apa ini?
Tidak…
Apa, apa yang aku lakukan …?
Dengan suara gemercik, ia merasakan rasa dingin di punggung kirinya.
Bercouli membuka matanya, melompat ke belakang, mengambil nafas
panjang, dan mendapatkan kembali kesadarannya yang hilang sejenak.
— Apa itu tadi?
Seseorang sepertiku, ada di medan peperangan ini!
Berpikir keras, Bercouli sadar jika tak sepele itu.
Kegelapan menyelimuti pikirannya sehingga ia tak tahu mengapa ia
disini, atau megerti alasannya.
“Sialan… kau menghisap Incarnation milikku lewat pedangku?”
Bercouli memaki dengan suara rendah.
Page | 128
Sword Art Online
Page | 129
Sword Art Online
Page | 130
Sword Art Online
“… The hell, man… This type of game isn’t fun at all. I’m logging out.”
Setelah mendengar kata – kata tersebut, Asuna menusuk jantung
musuh menggunakan Rapier di tangan kanannya. Tubuh musuh
tertunduk lalu menghilang dengan efek pecahan.
Nyeri di perutnya tidak membuat Asuna menangis, namun matanya
berlinangan air mata.
Rasa sakit dan kebencian yang memenuhi medan peperangan ini
seharusnya tak terjadi dari awal.
Pemain Amerika dan Pasukan Penjaga Kerajaan Manusia tak memiliki
alasan untuk saling bantai. Jika kondisi mereka bertemu berbeda,
kedua sisi seharusnya bisa menjadi teman— seperti yang Asuna alami.
Dunia Virtual … dunia VRMMO seharusnya tidak seperti ini.
“T… To… Tolong… Gh!”
Sebuah teriakan dalam bahasa jepang memasuki telinga Asuna.
Menoleh, ia melihat tombak besar menusuk seorang Penjaga yang tak
bisa bergerak di tanah.
“U… AAAAAAAHH!!”
Emosi Asuna tak bisa ditahan ketika ia melaju ke sana.
Rapier di tangan kanannya menebas tiada henti dan cahaya yang
muncul dari ujungnya membungkus tubuh Asuna; kaki Asuna
meninggalkan tanah ketika ia melaju lurus seperti komet. Serangan
lurus tertinggi bagi rapier miliknya, «Flashing Penetrator».
Pemegang tombak yang hendak membunuh Penjaga terhempas ke
udara, juga teman yang ada di belakangnya. Musuh ketiga juga
terhempas.
Page | 131
Sword Art Online
Page | 133
Sword Art Online
Page | 134
Sword Art Online
Page | 135
Sword Art Online
Batuk darah keluar dari mulutnya dan tumpah ke tanah yang ia pijak.
Asuna masih tetap berdiri, bahkan jika ia hanya bisa menggenggam
Rapier di tangan kanannya. . Setelah menahan gelombang tombak
ketiga dan keempat, ia terluka sepuluh kali lipat di seluruh tubuh.
Armor dan pakaian mutiara putih miliknya kini robek dan darah ada
dimana – mana.
Setelah menerima serangan langsung dari tombak hingga membuat
lubang di tubuhnya, sungguh heran mengapa ia masih bisa bergerak.
Faktanya, HP miliknya yang sangat banyak tidak menurunkan kekuatan
miliknya.
— Tubuh ini akan tewas jika hatiku lengah.
Jadi, aku harus tetap berdiri.
Seluruh tubuhnya telah mati rasa. Hanya rasa panas yang menyelimuti
seluruh indranya, hingga membuat pandangannya agak kabur.
Gelombang pasukan tombak kelima mulai muncul di pandangannnya
yang kabur, lalu ia mencabut Rapier miliknya dari tanah.
Ia sudah tak bisa menghindar secara langsung. Ia hanya bisa
menghentikan tombak dengan tubuhnya lalu melancarkan serangan
sword skills.
Rapier seberat bulu milik Asuna kini seolah menjadi cukup berat di
genggamannya, tetapi kini ia mengangkatnya dengan kedua tangan,
menunggu kedatangan musuh.
“—Go!!”
Tanah berguncang, 20 orang pengguna tombak mulai melaju.
Boom, boom, boom boom boom boom…
Page | 136
Sword Art Online
Dalam suara langkah kaki, suara bergema terdengar dari suatu tempat.
Mata Asuna terangkat ke atas.
Dari langit merah, garis – garis mulai berjatuhan. Garis tersebut seperti
kode digital.
— Bala bantuan… untuk musuh…?
“…… Ahh……”
Dalam jeritannya, ia merasa sangat khawatir dan ketakutan.
Tetapi—
Warna garis tersebut bukanlah warna crimson, tetapi biru tua seperti
warna langit fajar.
Asuna tak bisa melihat warna tersebut, ia hanya menyaksikan dengan
kedua matanya, menunggu apa yang akan terjadi.
Garis – garis tersebut berhentii sepuluh meter di atas tanah; kode
digital tersebut mulai memadat dan bercahaya, menjadi sosok manusia.
Voom.
Udara bertiup, dan sosok – sosok tersebut mulai berputar. Seperti
angin tornado, sosok tersebut akhirnya turun.
Tepat dibawahnya, ke 20 pengguna tombak berhenti dan juga menatap
atas seperti orang bodoh.
Tornado biru tersebut mendarat di tengah formasi musuh.
Kemudian, pasukan crimson berhamburan.
Darah. Pasukan musuh yang terkena tornado tersebut terpotong –
potong, darahnya tertiup angin ke berbagai arah.
Page | 137
Sword Art Online
Kesadaran menghilang.
Rasa sakit menmuatnya terbangun.
Bercouli telah lupa berapa banyak ia telah melalui proses tersebut.
Melalui pertarungan ini, Kaisar Vektor tak pernah memberikan
serangan fatal. Tetapi Bercouli tahu jika darah yang mengalir dari luka –
lukanya, adalah Life miliknya yang semakin menghilang.
Tetapi karena kekuatan imajinasi yang ia kuasai selama dua ratus
tahunan, ia berhasil mengusir rasa takut dan kengerian miliknya, ia
hanya memikirkan satu hal dalam pikirannya.
Menghitung.
Lebih tepatnya menghitung waktu.
Bercouli memiliki kemampuan khusus untuk mengkonfirmasi waktu
menggunakan pikirannya, dan sekarang ia bergantung pada
kemampuan tersebut lalu mengingatnya. Bahkan ketika pikirannya
menghilang karena pedang Kaisar, ia masih tetap menghitung dalam
bawah sadar.
— Empat ratus delapan puluh tujuh.
— Empat ratus delapan puluh delapan.
Bercouli menghitung sambil meluncurkan serangan yang tak berarti.
“… Teknik pedang milikmu … sepertinya tak berhasil menggoresku …
wahai komandan.”
— Empat ratus sembilan puluh lima.
“Kau tak akan mampu membunuhku dengan teknik pedang seperti
itu ….”
Page | 139
Sword Art Online
Page | 140
Sword Art Online
Page | 141
Sword Art Online
Page | 142
Sword Art Online
Page | 143
Sword Art Online
Page | 145
Sword Art Online
Page | 146
Sword Art Online
Page | 147
Sword Art Online
“……… Paman?”
Alice berbisik, akhirnya ia benar – benar sadar.
— Benar, aku telah diculik Kaisar Vektor. Beneran nih, aku benar –
benar ceroboh, aku maju tanpa berpikir panjang.
Tetapi seperti prediksi Paman, bahkan ketika aku tertangkap oleh
musuh, ia akan menyelamatkanku. Selama orang ini ada disini, aku bisa
merasa aman.
Tersenyum lagi, Alice berdiri. Ia menyadari luka yang ada di wajah dan
dada Komandan Knight, ia menghembuskan nafas lega.
Lengan kirinya terpotong dari atas bahu. Jubah miliknya berlumuran
darah kering. Dan dibawah dadanya, luka mengerikan berada.
“P… Paman… !! Paman Bercouli!!”
Alice berteriak dan mengulurkan kedua tangannya, jari milik Alice
menyentuh pipi Komandan Knight Bercouli.
Lalu ia menyadari jika Knight tertua di dunia ini telah menghabiskan Life
miliknya.
***
… Aw, jangan menangis seperti itu Nona Kecil.
Kematian pasti akan datang, hanya saja datang sekarang, benar kan?
Komandan Integrity Knight Bercouli Synthesis One berkata ramah
ketika ia melihat kebawah pada Alice yang memeluknya. Namun
suaranya tak bisa keluar.
…Nona Kecil, jika ini kamu. Aku akan baik – baik saja. Bahkan jika
sendirian, kamu akan bisa terus hidup.
Page | 148
Sword Art Online
Page | 149
Sword Art Online
Page | 150
Sword Art Online
Page | 151
Sword Art Online
Page | 152
Sword Art Online
Page | 153
Sword Art Online
Bagian 5
Page | 154
Sword Art Online
Page | 155
Sword Art Online
Page | 156
Sword Art Online
Page | 157
Sword Art Online
Page | 158
Sword Art Online
Akan tetapi, ada satu hal yang mengganjal. Bagaimana Liz dan lainnya
yang ada di sunia nyata tahu mengenai kondisi Underworld dan
mencari bala bantuan? Tak mungkin Kikuoka dan Higa, karena mereka
berdua berada di ruang sub kontrol Ocean Turtle.
“Hei Liz, Silica-chan. Siapa orang yang membawa kalian kesini …?”
Pada pertanyaan Asuna, mereka berdua saling pandang dan tersenyum.
“Tunggu, Asuna, bukankah sudah jelas?!”
“Tentu saja Yui-chan! Ia telah berusaha sangat keras menjelaskan
kondisi Underworld dan penduduknya!”
Ketika mendengar kata – kata tersebut, hatinya bergetar dan air mata
semakin menuruni pipinya.
Yui. Terlahir sebagai Top-Down AI dalam SAO, putri Asuna dan Kirito.
Ya… pastilah Yui yang memberi tahu mereka. Ia menyadari rencana
musuh yang tak bisa diprediksi oleh Asuna, Kikuoka, dan yang lain, ia
pasti mengambil tindakan.
“……… Terima kasih, Yui-chan.”
Sambil bersyukur, lengan kirinya yang terluka telah sembuh dan luka di
seluruh tubuhnya langsung hilang begitu ia berdiri.
Pada saat itu, suara lemah terdengar dari belakang.
“Um… Asuna-sama? Orang – orang ini… atau para knight ini adalah …”
Integrity Knight Renri berdiri disana dengan pandangan heran.
Dibelakangnya para Penjaga juga memiliki ekspresi yang sama.
Asuna, setelah menatap Renri, Lisbeth, dan yang lain kemudian
tersenyum dan membalas.
Page | 159
Sword Art Online
Page | 160
Sword Art Online
“Ini lebih dari cukup. Tetapi… untuk bisa mengkonvert akun mereka lagi,
kita harus mencegah jatuhnya korban sebanyak mungkin. Jangan
terlalu memaksa, mundurlah untuk pengobatan. Liz dan Silica-chan,
bawalah dua ratus penjaga mundur dan bantu tim pendukung.”
Mengganti kekhawatirannya akan pertempuran, Asuna memberikan
perintah pada Renri dan Para Penjaga.
“Kalian semua, meskipun cukup sulit, kumohon mundur dulu menuju
tim Ascetics dan gunakan Healing Arts. Para swordsmen dari Dunia
Nyata tak begitu akrab dengan Sacred Arts, jadi akan sangat membantu
jika kalian mengajari mereka cara bacanya.”
“Me… mengerti, Asuna-sama! Kalian dengar, Para Penjaga! Kita akan
mendukung bala bantuan!”
Pada teriakan Renri, para Penjaga yang kelelahan akibat bertempur kini
merespon secara kompak.
“… Lalu apa yang akan kamu lakukan, Asuna-san?”
Pada pertanyaan Silica, Asuna berkedip.
“Tentu saja aku akan menyerang garis depan.”
Aku sudah tidak merasa kehilangan.
Melaju kedepan sana, ia menenali beberapa wajah dari ALO — ada
Penguasa Sylph Sakuya, Penguasa Cait Sith Alicia, Jendral Salamander
Eugene, dan lainnya, mereka berusaha keras memukul mundur musuh.
Mereka tak hanya mengubah akun mereka dari ALO.
Pemain yang mendukung para swordsmen sambil menembakkan anak
panah dengan cepat dan sangat tepat kemungkinan adalah pemain Gun
Gale Online, seperti Sinon.
Page | 161
Sword Art Online
Terlebih lagi, tim – tim yang saling kompak melindungi satu sama lain
sambil menyerang musuh, mereka seperti Guild terkuat dari segala
macam jenis VRMMO, mereka adalah anggota «Sleeping Knights».
Menyadari Asuna, si mage Siune tersenyum padanya. Ketika Asuna
melambaikan tangannya, ia menahan air mata yang akan menetes.
Mereka bersungguh – sungguh membantu meskipun sadar bisa
kehilangan avatar mereka. Lalu, karena ia sendiri dilindungi oleh
sebuah Super Account, ia harus meminimalkan jumlah korban sebanyak
mungkin.
Asuna berlari ke medan peperangan, memberikan perintah pada
pasukan terdekat untuk membentuk formasi oval di depan pintu masuk
kuil.
Tetapi tak peduli berapa kuat equipment dan status ke 2,000 pemain ini,
masih ada sekitar 10,000 pemain Amerika. Jika menghitung kasar,
jumlah korban pasti akan terus bertambah.
Terlebih lagi, masih ada hal lain yang mengganjal.
Rasa sakit yang tak bisa dihindari dalam Underworld.
Tak seperti pemain Amerika yang telah tewas dan log out ketika
merasakan rasa sakit. Siklus para pemain jepang yang mendapat luka,
mundur, dan disembuhkan akan membuat mereka sengsara. Dan
Asuna telah mengalaminya, rasa sakit yang hampir merenggut
semangatnya.
— Kumohon semuanya. Lakukan yang terbaik. Hingga 10.000 pemain
ini musnah.
Jika kita bisa melakukannya, maka kemungkinan para penyerang
«Ocean Turtle» akan gagal. Selanjutnya, kita hanya perlu mengurus
Page | 162
Sword Art Online
Kaisar Vektor yang sedang dikejar Komandan Knight Bercouli dan Sinon,
lalu menyelamatkan Alice.
Asuna mengangkat rapiernya ke depan lalu berteriak penuh semangat.
“Tak masalah … kita bisa menang! Jika kita berusaha, kita akan
menang!!”
***
Hirono Takashi, seorang pemain VRMMO asal Jepang bertanya pada
dirinya sendiri:
Page | 163
Sword Art Online
Page | 164
Sword Art Online
Mengapa aku datang ke tempat seperti ini? Tak ada untungnya kan.
Alasan mengapa ia menerima permintaan “terlalu mendadak” dari ALO,
membuatnya terbangun pada pukul 5:00 a.m. setelah ditelpon
temannya, bukan karena si gadis memohon maupun karena ia
bersimpati.
Sejujurnya, ia percaya pada nyalinya sendiri.
Terlebih lagi satu hal yang ingin ia ketahui,
Dunia VRMMO macam apa yang menggunakan dana negara? Hal lain
seperti, Aku mendapat nilai penerimaan masuk sekolah menengah atas
paling buruk, jadi AmuSphere milikku pasti akan segera disita. Dan
sebagian dirinya— Mungkin akan ada ‘suatu’ kenyataan yang tak akan
pernah aku temui dalam game yang pernah aku mainkan.
Setelah Takashi mengubah karakter yang ia latih selama dua tahun dan
log in menuju server yang belum pernah ia dengar sebelumnya, apa
yang menunggu dihadapannya adalah pria besar memakai armor
merah, ia memaki – maki dalam bahasa Inggris sambil mengayunkan
senjatanya.
Ia melompat ke belakang dan hampir berteriak, tetapi ujung senjata
milik musuh menggores armor kaki kirinya, menerobos masuk dan
menusuk kulitnys sesaat. Ia tak pernah merasakan rasa sakit seperti itu
sejak ia terjatuh dari sepeda dan mematahkan tulang di sekolah dasar.
Tak ada yang bilang akan menjadi seperti ini—!! Takashi berteriak
dalam kepalanya ketika mundur semakin ke belakang, entah bagaimana
ia berhasil menahan musuh dengan pedang sangat langka miliknya, ia
menuju ke samping ke tim pendukung ketika ia merasa agak linglung
karena darah mengucur dari kakinya.
Page | 165
Sword Art Online
Page | 166
Sword Art Online
Page | 167
Sword Art Online
Page | 168
Sword Art Online
sebuah game, tetapi kenyataan lain yang setara dengan dunia nyata
dimana Takashi lahir dan tumbuh.
Bahkan jika ia kehilangan HP, bukan, nyawanya, lalu dipaksa keluar dari
dunia ini, ia akan mengangkat dan menebaskan pedangnya hingga saat
– saat terakhir. Tak peduli berapa banyak luka yang ia dapat. Ia tak akan
bisa bertemu Frenica lagi jika ia gagal.
Takashi berdiri dan berteriak “Baiklahhhhh!”, lalu ia berlari menuju
garis depan bukan untuk menjalankan quest, tetapi menjalankan
kewajibannya.
Page | 169
Sword Art Online
Page | 170
Sword Art Online
Page | 171
Sword Art Online
Bagian 1
Page | 172
Sword Art Online
Terlebih lagi, jika orang yang mengetahui semua ini adalah si top-down
AI yang terhubung ke terminal portable milik Yuuki Asuna, maka ia
harus mengakui jika ada celah dalam system miliknya.
Mereka lalu mengijinkan kedua gadis ini, yang mana mengaku
mengenal Letnan Kolonel Kikuoka, dan dive kedalam Underworld
menggunakan Super Accounts yang masih tersisa, setelah menjelaskan
semuanya, mereka dive bersama 2.000 orang pemain VRMMO jepang
menuju lokasi Asuna saat ini.
Jika mereka gagal mengalahkan 50.000 pasukan pemain Amerika, maka
Alice pasti akan jatuh ke tangan musuh. Kenyataannya, Letnan Kolonel
Kikuoka serta Kapten Nakanishi yang akhirnya menyadari situasi ini lalu
mempertimbangkan untuk mengatur ulang dinding luar «Ocean Turtle»
guna menghancurkan antena satelit.
Akan tetapi, untuk sampai ke dinding luar, mereka harus membuka
dinding pengaman yang membagi bagian atas dan bawah selama
beberapa menit. Jika para penyerang menyadarinya, kemungkinan
mereka kehilangan ruang sub kontrol akan terjadi...
Terlebih lagi, Kikuoka dan Higa telah mempercayakan semuanya pada
satu hal: tiga gadis SMA yang dive ke dalam Underworld menggunakan
«Tiga Dewi» [1] , dan para pemain VRMMO asal jepang yang dengan
senang hati mau membantu peperangan ini, meskipun tahu akan
kehilangan akun mereka.
Dari saat mereka menstabilkan koneksi, lebih dari setengah informasi
rahasia mengenai «Project Alicization» telah diketahui publik.
Tetapi itu bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan lagi.
Page | 173
Sword Art Online
Page | 174
Sword Art Online
“Uh… Um, Rinko-senpai. Bisakah kau kesini dan melihat yang ada di
layar?”
“Bisakah berhenti memanggilku seperti itu?”
Professor Koujiro berdiri lalu melihat layar utama.
“Ini monitor Fluctlight milik Kirigaya-kun kan? … grafik apa itu?”
“Ia seharusnya telah kehilangan kesadarannya, tetapi selama beberapa
detik grafik monitor ini menunjukkan sedikit aktivitas … atau sesuatu
seperti itu, tetapi.... itu seharusnya tak mungkin terjadi.”
“Bicaramu kurang kumengerti. —Mungkin ia mendapat dorongan dari
luar?”
“Jika seperti itu, circuit yang memberikan stimulus masih tetap
stabil. …Nah ayo kita lihat, pada waktu…”
Higa mengklik ujung puncak grafik dan keterangan waktu yang muncul.
Tetapi bahkan jika ia melakukannya, kita tak akan tahu kapan itu terjadi
di dalam Underworld.
Pada saat itu—
“Tunggu sebentar.”
Professor Koujiro berbicara dengan nada sedikit cemas.
“Tepat pada waktu itu. Bukankah saat para gadis masuk menggunakan
STL? Puncak grafik pertama adalah Asuna-san, dan puncak lainnya
adalah Sinon-san dan Leafa-san yang dive dari Roppongi…”
“Huh, beneran? …Whoa, benar ternyata.”
Higa mengambil nafas dalam – dalam, garis – garis puncak yang muncul
di monitor pastilah saat gadis – gadis dive kedalam Underworld. Ini saja
masih sulit untuk memberikan penjelasan.
Page | 175
Sword Art Online
“Um, apa yang sebenarnya terjadi …? Apakah itu reaksi yang wajar jika
bertemu orang – orang yang cukup dikenal? Tidak… luka Kirigaya-kun
bukanlah sesuatu yang bisa disembuhkan hanya dengan bertemu …
pasti ada alasan lain … seperti alasan yang masuk akal …”
Higa berdiri dari kursinya dan berkeliling di depan konsol. Mungkin
karena sedang mood, ia memandang Kikouka yang duduk agak jauh
serta para teknisi.
Tetapi Higa tidak terlalu memperhatikan mereka dan lanjut berpikir.
“Diri sendiri… Sosok sendiri… sebuah gambaran yang mencerminkan
jiwa orang itu … mem-backup pola quantum seperti itu…? Tidak, tak
mungkin … Fluctlight milik Kirito-kun tak pernah di duplikat sebelumnya.
Bahkan jika sudah di duplikat, tak mungkin memisahkan jiwa tersebut
dan mengkopinya … sebuah pola dinamic quantum yang bisa
menghubungkan ke dalam Fluctlightnya…? Dimana… Dimana aku
pernah melihatnya …”
“Hei… Hei, Higa-kun.”
Setelah namanya dipanggil beberapa kali, Higa akhirnya menoleh.
“Ada apa?”
“Apa maksudmu ketika kamu bilang jika Kirito ‘kehilangan jiwanya?”
“Erm… Yah, itu…”
Higa berpikir sejenak sebelum menjawab pertanyaan tersebut:
“«Seseorang yang melihat dan mengetahui»… dengan kata lain, ‘diri
sendiri’ yang ada di dalam hati yang paling dalam. Secara filosofi, kita
menganggap ia sebagai Subject, bukannya sebagai Object. Dia adalah
prosesor utama yang mengatur penerimaan rangsangan melalui indera
- indera.”
Page | 176
Sword Art Online
“Oke… Dengan kata lain, kau telah mematerialkan dua hal yang
bertolak belakang melalui STL. Yah, tak apa lah. Apa yang ingin aku
tanyakan adalah, bisakah kau memisahkan si Subject dan Object
dengan mudah?”
“… Hah?”
Higa berkedip beberapa kali pada pertanyaan tak terduga ini.
Kikuoka dan si teknisi tak berkata – kata. Di ruangan yang hanya ada
suara hembusan angin sistem pendingin ini. Suara serak Professor
Koujiro memecah kesunyian.
“Subject, seseorang yang mengenal. Object, seseorang yang dikenal.
Kedua kata tersebut hanyalah konsep filosofis yang digunakan untuk
menyatakan hubungan. Aku tak menyangka jika kamu menerapkan
konsep tersebut dalam sebuah kesadaran yang ditampilkan sebagai
Fluctlights. Manusia itu makhluk yang bersosialisasi, bukan sosok
penyendiri yang menghindari orang lain … Mereka saling terhubung,
seperti sebuah jaringan yang saling meluas. Bukanlah kau juga berpikir
seperti itu?”
“Dirimu… yang ada di… orang lain…”
Setelah berkata – kata, Higa menyadari jika konsep ini adalah salah satu
dari hal – hal yang pernah ia lihat sebelumnya.
Bagaimana aku dipandang? Bagaimana aku dibandingkan dengan orang
lain?
Bagaimana Koujiro Rinko memandangku?
Bagaimana jika aku dibandingkan dengan Kayaba Akihiko?
—Yeah…
Page | 177
Sword Art Online
Page | 178
Sword Art Online
Terlebih lagi, dalam STL di kantor cabang Roppongi, ada dua gadis lain
yang memiliki hubungan erat dengan Kirito.
Higa berbalik menuju Letnan Kolonel Kikuoka, dan berteriak:
“Kiku-san. Apakah anak – anak yang dive di Roppongi… memiliki
hubungan dengan Kirigaya-kun?”
“… Ahh, tentu saja.”
Kikuoka mengangguk, memandang dari balik kacamata hitamnya.
“Sinon-kun adalah partner Kirito ketika berurusan dengan kasus «Death
Gun» setengah tahun yang lalu, dan Leafa-kun adalah adik perempuan
Kirito.”
Untuk sesaat, atmosfir di ruangan ini menjadi sepi. Kata – kata serak
Higa memecahnya.
“… Bagus! Luar biasa! Kita bisa melakukannya... kita mungkin bisa
memperbaiki jiwa Kirito! Ayo mulai memisahkan imej Kirigaya-kun dari
Fluctlights ketiga orang itu, lalu, kita akan menghuubungkannya dengan
area berlubang … Data tersebut mungkin bisa mengisi lubang di jiwa
Kirito dan mengaktifkannya, seharusnya itu bisa mengembalikan
Subject yang hilang…”
Didorong oleh semangat dalam dirinya, Higa menepukkan kedua
tangan.
Sedetik kemudian.
Hawa dingin menyapu semangat tersebut.
“Ah… Ahh… Tak mungkin… Aaaahh…”
“Ada apa, ada apa Higa-kun?!”
Melihat Professor Koujiro berteriak khawatir, Higa berguman.
Page | 179
Sword Art Online
Page | 180
Sword Art Online
Higa Takeru yang aku kenal, seorang genius yang mendesain STL dan
Underworld pasti akan berkata seperti ini:
“… Aku akan pergi, Kiku-san.”
“… Kemana?”
Melihat Komandannya yang mengenakan pakaian Hawai, Higa
mengambil nafas dalam – dalam lalu menjawab:
“Aku tidak akan pergi menerobos ke dalam ruang kontrol utama.
Dengar… Di samping sisi buritan lorong utama yang membentang di
«Ocean Turtle», ada saluran pipa yang terhubung menuju ruang STL
Dua dimana Kirigaya-kun sekarang berada, juga ruang kontrol utama
ada di bawah dinding penahan. Seharusnya disana ada colokan kabel.
Jika aku memasuki saluran tersebut menggunakan tangga dari ruang
STL Dua dan bisa menghubungkan laptopku dengan colokan tersebut,
aku mungkin bisa mengoperasikan STL milik Kirigaya-kun.”
Mendengar ide milik Higa, mata Kikuoka terkejut dibalik kacamata
hitamnya untuk sesaat. Tetapi ia langsung menunjukkan ekspresi cemas
dan menyanggah.
“Tetapi colokan tersebut ada di balik dinding penahan yang
memisahkan kita dan para penyerang. Untuk bisa mengakses colokan
itu, kunci dinding penahan yang menyegel saluran pipa harus dilepas
sementara. Terlebih lagi, saluran itu bisa juga diakses dari ruang STL
Satu yang mana ada di sebelah ruang kontrol utama. Jika musuh
menyadari kunci telah dilepas dan menyadari apa yang kita lakukan,
mereka mungkin akan menyerang kita dari bawah.”
“Maka kita harus melawan menggunakan umpan.”
“Umpan… katamu?”
Page | 181
Sword Art Online
Page | 182
Sword Art Online
Page | 183
Sword Art Online
“Sungguh…”
Tatapan Rinko bergerak menuju arah kanan, jauh dari wajah komandan
yang mengangguk - angguk. Ia menatap lantai dengan ekspresi aneh,
lalu ia bertanya seolah baru saja bangun dari mimpi.
“Tapi, Higa-kun, bahkan jika kita berhasil menyelinap melewati dinding,
ada kemungkinan kamu bisa terlihat ketika dindingnya terbuka.
Bukannya masih lebih baik jika membawa pengawal bersamamu kan?”
“Tidak, sekarang ini Pasukan Pertahanan masih terlalu berharga buat
kemampuan tempur kita. Terlebih lagi, hanya akulah yang cukup kecil
yang mampu berjalan melalui saluran itu dengan cepat. Tenang saja
kok, aku bisa keluar masuk dengan cepat.”
Meskipun ia menjawab dengan nada normalnya, jantungnya berdetak
semakin kencang ketika ia menyadari kondisi saat ini.
Jika ia ditemukan oleh musuh dan ditembaki ketika masih dalam
saluran, tak akan ada jalan lembali. Seperti peristiwa penembakan
sebelumnya di «Ocean Turtle», Higa bukanlah seorang petarung, ia tak
bisa menghadapi musuh begitu ia mendengar suara tembakan.
—Akan tetapi.
Aku… Tidak, seluruh organisasi «RATH» telah berhutang banyak pada
Kirigaya-kun. Higa Takeru memikirkan hal ini dalam pikirannya.
Jika mereka mengesampingkan menghapus ingatannya, membuat ia
dive selama tiga hari, namun setara dengan 10 tahun di Underworld,
dan menjadikannya cahaya paling menyilaukan kedalam Fluctlights
Buatan. Demi kelahiran sebuah Fluctlight yang mendobrak batasan
antar dunia, «Alice», itu semua adalah berkat usaha Kazuto sejak awal.
Page | 184
Sword Art Online
Page | 185
Sword Art Online
Page | 186
Sword Art Online
Page | 187
Sword Art Online
Bagian 2
Page | 188
Sword Art Online
Page | 189
Sword Art Online
Page | 190
Sword Art Online
Page | 191
Sword Art Online
Page | 192
Sword Art Online
Diatara para pemain Jepang yang bertarung dengan serius ini, selain
«The Flash» Asuna, ada beberapa wajah yang ia kenal. Hal ini membuat
jantungnya berdekat hebat.
Terlebih lagi, permainan kematian yang selalu ia dambakan kini muncul
dihadapannya dengan peraturan yang sedikit berbeda.
Bukan, bahkan jika mereka mati di dunia ini, nyawa si pemain tak akan
menghiang.
Tetapi di Underworld, ada hal yang tak muncul di dalam castil melayang
Aincrad, dan di kastil melayang tersebut muncul hal yang tak ada di
Underworld.
Dengan kata lain —
Ada rasa «sakit»
Tetapi tidak ada «Kode Anti Kriminal».
Maka, hal ini membuatnya kegirangan, mungkin lebih mengasyikan
ketimbang merenggut nyawa orang dengan tangannya sendiri.
“Kek, kekek, kekkekkek.”
Vassago tak bisa menyembunyikan tawanya dari balik tudung.
***
— Aku tidak berhasil.
Sinon memandang ke seorang knight yang penuh dengan luka, dan
seorang knight perempuan berambut emas yang sedang menangis
tersedu – sedu sambil memeluknya.
Ke dua ekor naga raksasa di samping knight tersebut juga
menundukkan kepalanya, seolah menunjukkan rasa kehilangan.
Page | 193
Sword Art Online
Guna mengejar «Putri Cahaya» Alice, yang telah ditangkap oleh Dewa
Kegelapan Vektor, serta Komandan Knight Bercouli, Sinon telah terbang
melesat sekuat tenaga. Ia telah menggunakan kemampuan terbang
terbaiknya yang telah ia latih terus menerus di ALO, ia lalu terbang ke
selatan dengan kecepatan penuh, tetapi pertarungan telah selesai
begitu ia sampai di sana.
Tidak — Apa yang perlu diakui adalah kekuatan milik Bercouli.
Karena ia telah berhasil menyusul Vektor dan tanpa diduga bisa
mengalahkan sebuah Super Account yang mana sangat kuat.
Tetapi sungguh tak adil.
Kematian Komandan Knight Bercouli berarti musnahnya jiwa miliknya.
Sedangkan kematian Dewa Kegelapan Vektor, hanyalah kematian palsu.
Sinon sadar ia harus meyakinkan Alice bahwa bahaya masih belum
selesai, tetapi ia tak bisa menemukan kata – kata yang tepat untuk
dikatakan padanya.
Setelah beberapa menit berlalu dalam keheningan, orang yang berkata
pertama adalah Alice.
Bahkan dengan pipinya yang masih basah oleh air mata, kecantikan
Alice membuat Sinon takjub. Alice memandang mata milik Sinon. Bibir
merah cerinya bergerak, suara yang keluar bagaikan sebuah lonceng:
“Apa kau… dari Dunia Nyata?”
“Yeah…”
Sinon mengangguk, dan berbicara agak canggung.
Page | 194
Sword Art Online
Page | 195
Sword Art Online
Page | 196
Sword Art Online
Page | 197
Sword Art Online
“Aku mengerti… Aku akan pergi ke selatan. Aku tak tahu apa yang akan
terjadi du «Altar Ujung DUnia»… tetapi jika itu adalah keinginan Oji-
sama dan Kirito…”
Alice berlutut ke tanah. Ia menyentuh rambut milik Bercouli, lalu
menyentuh bibir dan dahinya.
Ketika ia berdiri lagi, sebuah aura yang berbeda seolah muncul dari
seluruh tubuhnya.
“Amayori, Takiguri. Kumohon bertahanlah sebentar lagi.”
Setelah berkata pada kedua naga, Alice berbalik menuju Sinon.
“Apa… apa yang akan kamu lakukan, Sinon-san?”
“Kali ini, giliranku untuk melindungimu.”
Sinon tersenyum sedikit dan melanjutkan:
“Dewa Kegelapan Vektor mungkin akan muncul lagi disini. Aku akan
coba mengalahkannya … sekaligus memberimu beberapa waktu agar
bisa kabur.”
Alice menggigit bibirnya dan menundukkan kepalanya.
“Aku serahkan ini padamu. Aku akan segera menuju ke selatan.”
Setelah melihat kedua naga terbang ke arah selatan, Sinon mengambil
busur putih yang ada di pundaknya.
Kelompok yang menyerang «Ocean Turtle» kemungkinan adalah
prajurit militer yang disewa pemerintahan Amerika. Salah satu
penyerang menggunakan Super Account 04, «Dark God Vector», untuk
menyerang Alice.
Di dunia nyata, Sinon hanyalah seorang siswi SMA, tak mungkin ia
menghadapi orang seperti itu.
Page | 198
Sword Art Online
Tetapi di tempat ini, selama itu pertarungan satu lawan satu di dunia
virtual —
Tak peduli siapapun yang aku lawan, aku harus menang.
Bersumpah pada diri sendiri, Sinon menunggu musuh yang akan dive
sekali lagi ke dunia ini.
***
Ketika ia menarik pukulan tangan kanannya, suara tulang patah
terdengar.
Pemimpin Guild Petarung Tangan Kosong, Ishkan menatap musuh yang
telah berhasil ia bunuh tepat di bagian tengah dadanya, ia menatap
tangan kanannya.
Pukulannya mampu menghancurkan besi maupun logam apapun.
Namun kini lengan tersebut bagaikan sebuah kulit yang melindungi
tulang miliknya, tangan tersebut berlumuran darah.
Tangan kirinya juga mengalami hal yang sama beberapa menit lalu.
Sedangkan kakinya penuh luka darah. Ia tak bisa lari, hanya bisa
menendang.
“Kau bertarung seperti seorang petarung sejati, Champion.”
Suara serak milik Dempe membuat Iskahn menoleh ke belakang.
Setelah kehilangan kedua lengannya, pria kekar tersebut kini terduduk
di tanah setelah bertarung hanya dengan membenturkan kepalanya
dan memukul mundur musuh dengan tabrakan tubuhnya, tubuh dan
wajahnya penuh luka tebasan pedang. Mata penuh semangat tempur
miliknya kini telah kusam, seolah menampakkan jiwa Dempe yang telah
kelelahan.
Page | 199
Sword Art Online
Page | 200
Sword Art Online
“Ha… AAHHHH!!”
Teriakan kearahan yang muncul dari tenggorokannya seolah
mematahkan nama panggilan miliknya «Si Pendiam». Pedang tersebut
mengiris musuh dan memotongnya menjadi dua bagian.
Saat si musuh terjatuh, Sheyta menarik senjatanya dengan berat.
Alasan dibalik rasa lelah miliknya adalah karena jumlah musuh yang
hampir tak terbatas, dan juga tebasannya seolah menjadi terasa berat
ketika menebas musuh.
Incarnation miliknya seelah menjadi tak berarti. Meskipun senjata dan
armor musuh bukanlah tandingan Divine Instrument milik Sheyta,
ketika ia menebasnya seolah terasa ada yang menahan. Serangan
musuh juga sama. Mereka hanya mengandalkan tenaga dan tebasan
tak beraturan sehingga Sheyta kesulitan memprediksi arah serangan
mereka.
Ia seolah bertarung melawan hantu. Pasukan ini seolah tak ada disini,
seperti sebuah bayangan saja karena tak terhitung banyaknya.
Bertempur dengan mereka juga tak menyenangkan. Sheyta menebas
mereka, dan mereka muncul lagi, terus menerus seperti itu tanpa henti.
— Mengapa?
— Tak peduli jika musuhku adalah bayangan maupun sosok tubuh
manusia, bahkan sebuah batu, aku merasakan kesenangan jika mereka
bisa ditebas. Aku hanyalah sebuah boneka yang hanya mencari
kesenangan dalam tebasan …
Black Lily Sword adalah sebuah Divine Instrument yang memiliki Priority
tertinggi dalam ujung bilah pedangnya yang sangat tipis. Pedang ini
diciptakan dengan tujuan hanya untuk menebas, persis seperti Sheyta.
Page | 201
Sword Art Online
Page | 202
Sword Art Online
Page | 203
Sword Art Online
Page | 204
Sword Art Online
Page | 205
Sword Art Online
Seperti yang dikatakan Klein, nasib peperangan ini tak bisa diprediksi.
Jumlah pemain Amerika telah berkurang sangat banyak, dan mereka
seolah kehilangan semangat bertarungnya karena mereka menyerang
tanpa pikir panjang.
Tetapi pertempuran di reruntuhan kuil ini hanyalah pertarungan yang
terlihat.
Poin pentingnya adalah «Putri Cahaya» Aliceyang telah ditangkap oleh
Kaisar Vektor. Komandan Knight Bercouli serta Sinon masih
mengejarnya, mereka harus bisa mengalahkan Vektor dan membawa
kembali Alice. Terlebih lagi, ia harus memilih pemain paling elit dari
akun konverter dan meminjam kuda dari Pasukan kerajaan Manusia
lalu segera menuju selatan secepat mungkin.
Jika berhasil mengejar mereka, bahkan jika musuh menggunakan
sebuah Super Account, ia tak akan mungkin bisa mengalahkan pasukan
elit dari pemain jepang. Kekuatan mengalir ke dalam diri Asuna. Para
swordsmen yang datang kesini menggunakan pedang, perisai, dan
armor yang seolah memantulkan sinar, mirip dengan mitologi
Einherjar3of Norse …
Asuna mengusap air matanya.
Kuda Pasukan Persediaan telah ditarik di dekat pintu keluar reruntuhan,
dan kemah darurat sementara berada disana. Asuna juga bisa melihat
para pemain jepang yang masih disembuhkan oleh regu Astetic
Underworld.
“… tak apa, semuanya akan baik – baik saja… pasti.”
Perasaan Asuna seolah terbaca oleh Klein yang ada disampingnya:
“Tentu. Baiklah, ayo maju lagi.”
Page | 207
Sword Art Online
“Ya.”
Asuna mengangguk dan bergerak lagi ke depan —
Tetapi perhatiannya teralihkan oleh sesuatu disana, membuatnya
terkejut.
— Apa itu. Sosok hitam… hitam pekat…
Mata Asuna bergerak untuk sesaat, lalu ia melihatnya.
Patung raksasa yang ada di kedua sisi pintu masuk reruntuhan kuil.
Berdiri di atas patung tersebut adalah sesosok manusia.
Karena patung tersebut memantulkan cahaya, sehingga sosok tersebut
cukup jelas dilihat dalam langit merah Tanah Kegelapan.
Apakah ia pemain Amerika? Ataukah seorang pengintai dari Jepang?
Terpaku, Asuna bergerak mendekat dan menyadari jika sosok tersebut
mengenakan jubah hitam. Tudungnya menutupii wajah sosok tersebut
sehingga tak terlihat.
Tetapi.
“Hei, Klein. Orang itu…”
Klein akan maju ke garis depan tetapi Asuna mencengkram tangan
kanannya dan mengacungkan jari kirinya.
“Orang yang berdiri disana, apakah kamu pernah melihatnya?”
“Huh…? Whoa, ia menonton seluruh pertempuran dari atas sana. Sialan,
siapa dia?… mengenakan tudung kepala. Aku tak bisa melihat
wajahnya … tunggu…”
Suara Klein tiba – tiba terputus.
Page | 208
Sword Art Online
Page | 209
Sword Art Online
Page | 210
Sword Art Online
Page | 211
Sword Art Online
Page | 212
Sword Art Online
Page | 213
Sword Art Online
Page | 214
Sword Art Online
Page | 215
Sword Art Online
Page | 216
Sword Art Online
Page | 217
Sword Art Online
Page | 218
Sword Art Online
Page | 219
Sword Art Online
dan jumlah client yang didownload pemain Korea dan Cina telah
melebihi client yang didownload Amerika.
Bersandar kembali, Critter berfikir sejenak.
— Mengapa rasanya pemain Jepang tidak akur dengan pemian Cina
dan Korea ya?
***
— Oh, malah semakin memburuk. Mereka saling serang satu sama lain.
Vassago Casals yang telah kembali ke Underworld menggunakan
karakter «Laughing Coffin» miliknya, «PoH» mulai menyeringai lagi.
Ia mengangkat tangan kanannya tinggi – tinggi, dan berteriak pada
pemain crimson yang ada dibelakangnya menggunakan bahasa Korea.
“— Pergilah, lindungi teman – teman kita!! Tebas dan tusuk mereka
semua seperti yang mereka lakukan pada teman kita!!”
Seketika pasukan yang berjumlah 50.000 ini mendengar kata – kata
tersebut, mereka langsung maju kedepan. Bagi mereka, pasukan
Amerika yang sedang dibunuh oleh pemain Jepang kini sudah mereka
anggap sebagai teman.
Mencoba tidak tertawa, Vassago mengyunkan tangannya kedepan.
Seperti suara deru badai, pasukan crimson yang baruu saja muncul
mulai melakukan penyerangan pada pemain Jepang.
— Ayo, saling bunuhlah. Menarilah sampai kalian mati.
***
“… Dia datang.”
Sinon berguman pada dirinya sendiri.
Page | 220
Sword Art Online
Ia melihat garis – garis kode hitam berjatuhan dari langit merah, seperti
gumpalan benang.
Sekarang ini, ia ingin menggunakan skill «Annihilate Ray» dengan
kapasitas maksimumnya ketika musuh muncul di depan mata.
Karenanya musuh tak mungkin menghindar atau bertahan.
Tetapi sekarang ini ia perlu mengulur waktu. Jika musuh mampu
membuat akun – akun berlevel atas, maka membunuhnya akan jadi sia
- sia.
Pertama, ia harus mampu menarik perhatian musuh, lalu mengamati
reaksinya. Jika musuhnya seolah mempertahankan diri dengan sangat
serius, ia bisa memastikan jika musuh menggunakan akun pribadi
miliknya. Lalu, ia akan melakukan serangan penuh, sehingga
membuatnya tak bisa log in memakai akun yang sama.
Tetapi, dalam sebuah event dimana akun bisa dibuat secara banyak, ia
tak bisa membunuhnya. Ia harus berusaha mengulur waktu bagi Alice
agar bisa sampai ke «Altar Ujung Dunia».
Jadi Sinon tidak menarik lagi busurnya dan kini hanya menunnggu
musuh untuk muncul.
Tempat kode – kode hitam muncul adalah tempat jasad Komandan
Knight Bercouli berada beberapa menit lalu.
Sekarang jasadnya telah dipindahkan ke atas punggung naga oleh
Integrity Knight Alice; ia ingin memberikan pemakaman yang layak
baginya di Kerajaan Manusia.
Shino bertanya padanya: “Dia seseorang yang kau sayang?” Alice
tersenyum lembut dan membalas: “Kau juga saingan orang yang
kusayang.”
Page | 221
Sword Art Online
— Syukurlah.
Pada saat ini, Sinon tak boleh ter-log out dengan mudah. Ia harus
menjaga dunia ini, hingga Kirito terbangun.
Sinon menetapkan tekadnya dan memandang tanah di bawah sana .
Garis hitam tadi kini menyentuh tanah dan membentuk suatu cairan.
Warnanya sungguh hitam, seperti lubang neraka.
Ketika gariis terakhir berkumpul menjadi satu —
Bloop.
Sebuah wajah mulai terbentuk. Lalu tangan kanan mulai muncul. Ketika
Sinon melihat lima buah jari yang terbentuk, ia merasakan hawa dingin
di punnggungnya.
Ia mencoba mengalihkan perasaan ini, dan menunggu musuh untuk
memadat.
Setelah tangan kanan, tangan kiri mulai terbentuk.
Kepala si musuh kini hampir terbentuk.
— Apa yang membuat Sinon terkejut adalah fakta jika karakter musuh
tidak diedit melalui edit feature; itulah anggapan Sinon, ia tak terlalu
tampan. Rambut emas pendeknya tergerai, hidung dan bibirnya tipis,
dan dia seperti orang Caucasian, menurutnya.
Apakah karakter ini adalah tubuh asli orang yang menggunakan Super
Account Dewa Kegelapan Vektor?… Sinon berpikir keras.
Orang itu mengangkat tubuh bagian atasnya, menampakkan mata
birunya, akhirnya ia menatap Sinon yang sedang terbang.
Seketika, Sinon merasa ada yang aneh.
Page | 222
Sword Art Online
Ia merasa jika pernah melihatnya entah dimana. Mata itu adalah mata
yang merefleksikan apapun, namun tampak seolah menelan segalanya
di saat yang sama; sepasang mata yang tak memiliki emosi.
Mata tersebut melebar ketika melihat Sinon. Lalu sebuah senyum
muncul di wajah musuh.
Ya. Aku pernah melihatnya. Aku pernah melihat mata … dan wajah itu.
Terjadi belum lama ini, dimana —
Ketika Sinon menatapnya, splat, seketika ia meloncat.
Posisi menyerangnya cukup aneh. Ia juga telah mengkonvert
equipment miliknya; ia tak mengenakan armor metal. Seragam bagian
atas dan bawah disambungkan dengan sebuah sabuk, dan kakinya
memakai sepatu boot, hampir mirip seperti seorang prajurit di dunia
nyata. Senjata miliknya adalah sebuah pedang panjang di pinggang kiri
dan sebuah busur di tangan pinggang kanan.
Ketika tubuhnya hampir utuh memadat, gumpalan cairan hitam tidak
menghilang. Namun tetap memadat sendiri seperti seekor binatang.
Bukan, memang sebuah binatang, cairan itu berubah menjadi sebuah
sayap tipis.
Bukan seperti sayap burung, maupun sayap naga, lebih seperti sayap
kelelawar. Dibagian ujung sayap tersebut terdapat empat mata dan
sebuah ekor panjang.
Ketika si pria mendekati binatang tersebut, makhluk bersayap ini
membentangkan sayapnya dan menuju ke ketinggian dimana Sinon
berada.
Makhluk itu hanya berjarak 30 meter dari Sinon, dan si pria masih
tersenyum padanya.
Page | 223
Sword Art Online
Page | 224
Sword Art Online
pekerja RATH sedang bersembunyi saat ini, juga ada ruang STL 02 yang
sedang digunakan Kirigaya Kazuto dan Yuuki Asuna.
Pada 7 Juli, pukul 9:00 am. Sebuah robot humanoid mulai bergerak atas
kemauannya sendiri di ruang peralatan pendingin, menuruni tangga di
bagian samping kapal. Dia adalah mesin prototipe yang dikembangkan
RATH, «Ichiemom». Meskipun bergerak sendiri, sebenarnya ada tiga
orang pasukan JSDF [7] yang mengikutinya.
— Syukurlah, aku bukanlah seorang claustrophobic [8] , acrophobic[9] ,
atau nyctophobic[10].
Higa Takeru menguatkan dirinya sendiri, tetapi pada saat yang sama. Ia
merasa jika memiliki phobia bukanlah hal yang memalukan.
Karena, lorong yang hanya diterangi lampu emergency hanya memiliki
panjang 40 meter. Jika tangannya berkeringat maupun salah
menempatkan kaki, ia kan langsung terjatuh ke bawah dan menjemput
ajal.
Jika ia mengetahui hal ini sebelumnya. Ia akan meminta Yanai berjalan
dahulu. Jika ia berjalan didepan, Higa tak akan terus menerus menatap
kebawah.
— Omong – omong, ia berkata akan melindungiku. Tetapi malah
menyuruhku “Berjalan didepan”. Apa - apaan?
Higa memandang beberapa meter di keatas, Yanai masih menuruni
tangga.
Akan tetapi, setelah melihat jika wajahnya semakin pucat ketika ia
menuruni tangga per tangga. Higa tak jadi mengeluh. Keberanian Yanai
untuk ikut serta dalam misi ini sudah cukup untuk diberi pujian, dan
senjata pistol yang ada di pinggangnya cukup memberi rasa aman.
Page | 225
Sword Art Online
Page | 226
Sword Art Online
Higa bisa mendengar dengan jelas suara ratatatat dari luar lorong ini,
suara tempakan senjata api.
Pada saat ini, di sisi lain dinding. Membran kulit titanium Ichiemon pasti
telah berlubang karena peluru tersebut. Akan tetapi, baterai dan
kontrol sistem yang mengaturnya ada di bagian belakang. Jadi
meskipun kena banyak tembakan, ia masih bisa bergerak.
“Baiklah! Sekarang buka sekat dinding ini!”
Melalui suara Professor Koujiro yang ada di telinganya, Higa melompat
lubang palka anti tekanan diantara sekat pemisah dinding. Denngan
suara psshh, alat pengatur tekanan air mulai bergoyang, dan pelindung
logam mulai terangkat.
Di sisi lain dinding, yang berada di bawah sekat ini, juga diterangi lampu
orange emergency. Di sisi pertempuran sana juga berwarna sama.
Higa menelan ludah, mengatur kembali tas punggung yang berisi laptop
mini, lalu mendorongnya ke akses panel yang semakin menyempit.
Kemudian, ia menuruni anak tangga lain, dan semakin menurun.
— saat – saat seperti ini, orang yang ada di suatu film pasti akan mulai
menjerit – jerit.
“Ayo ayo ayo!!“
Ia berguman, dan suara bingung Rinko membalas.
“Um, apa yang kamu katakan?”
“T-Tak ada. …Sekitar sepuluh meyer dari colokan kabel maintenance …
Ah, Aku melihatnya, ada disana!”
Banyak kabel fiber optik tebal menggulung menuju sebuah kotak hitam.
Jika ia mencolokkan laptopnya ke colokan maintenance, secara teori ia
Page | 228
Sword Art Online
akan bisa mengonrol Units #3 dan #4 yang ada di Ruang STL 2, dan juga
Units #5 dan #6 yang berada sangat jauh di cabang Roppongi sana.
— Tunggulah, Kirigaya-kun. Aku akan membangunkanmu!
Higa lupa akan rasa takutnya, dan menuruni tangga ini, sebuah suara
terdengar di earphone iliknya.
“Aku juga akan turun ke ruang Sub Kontrol untuk melihat Fluctlight
milik Kirito-kun. Semoga berhasil, Higa-kun!!”
Dipuji oleh Professor Koujiro — yang ia biasa panggil Koujiro-senpai,
seolah membuatnya terkenang masa – masa kuliah dulu, itu membuat
Higa tambah semangat.
Ia kini melihat Yanai, yang juga sedang menuruni tangga. Wajahnya
tampak depresi.
Higa menghembuskan nafasnya, lalu melihat kotak hitam yang semakin
mendekat.
***
Setelah muncul kembali ke medan pertempuran yang kini porak –
poranda akibat pertarungan sebelumnya, si pria berseragam tempur
melihat ke selatan dan berguman dengan suara datar:
“… Alice kabur ya? Tak masalah, aku bisa mengejarnya …”
Lalu ia menatap Sinon lagi, dan tersenyum.
“… Jika aku ingat – ingat, kita pernah bertempur di turnamen Gun Gale
Online tournament kan. Namamu… «Sinon»? siapa sangka kita bisa
bertemu lagi di tempat seperti ini?”
Mendengarkan suara datarnya yang tak menyerupai manusia, si pria
adalah Dewa Kegelapan Vektor dan Subtilizer pada saat yang sama,
Page | 229
Sword Art Online
Page | 230
Sword Art Online
Page | 231
Sword Art Online
“…………?”
Tak bertenaga. Sinon menggelengkan kepalanya.
“Nama tersebut mirip dengan nama, «Satori», dalam amerika itu
berarti seseorang yang sangat disayang. Tetapi, kata ini jika diartikan
dalam bahasa Inggris berarti «Subtilizer». Kata yang bermakna
«seseorang yang membersihkan», «seseorang yang memahat»,
«seseorang yang memilih»… Dan «seseorang yang mencuri».”
Cahaya semakin terang dari kedua mata Subtilizer, cahaya tersebut kini
mendekati wajah Sinon.
“Aku akan mencurimu. Aku akan mencuri jiwamu…”
***
Tempat dimana Jo Wol-saeng mendarat adalah sebuah batu yang telah
retak dan ditutupi lumut.
Ini bukan batu alami, ini buatan manusia. Ia muncul di atas sebuah kuil
raksasa. Sekelilingnya adalah pemain Korea yang baru saja log ini, dan
jumlah mereka sekitar ribuan... mungkin sepuluh ribu.
Karena tidak ada pilihan karakter, equipment semuanya berbeda –
beda, begitu juga senjatanya, tetapi equipment dan senjata tersebut
berwarna merah crimson. Wol-saeng melihat kedua tangannya sendiri
yang kini juga diselimuti sarung tangan merah crimson, ia lalu menoleh
ke belakang.
Meskipun ia tak bisa mengetahui pemandangan sekeliling karena
tertutupi keramaian, ia masih bisa melihat pertempuran yang sedang
terjadi di padang rumput di depan sana. Tetapi pemain Korea yang ada
di sekelilingnya tidak bergerak sedikitpun, mungkin karena hasil
pertarungan ini sudah bisa dipastikan. Grup yang mengenakan armor
Page | 232
Sword Art Online
Page | 233
Sword Art Online
Page | 234
Sword Art Online
Page | 235
Sword Art Online
Page | 236
Sword Art Online
“Zeiryaaaaaaaaahhhhh!!“
“U…. raaaaaaaaahhhhh!!“
Ditemani tekanan udara, Sword Skills berskala luas diluncurkan dari
katana dan kapak dua orang ini. Cahaya putih dan kebiruan
menghantam musuh dan puluhan musuh terlempar ke udara.
Di kedua sisi Klein dan Agil, Penguasa ALO, teman – teman mereka, dan
anggota Sleeping Knights mulai bertarung sekuat tenaga.
Hantaman – hantaman senjata mulai berdentuman. Sebuah ledakan
terjadi. Pedang, kapak, dan tombak saling bercahaya karena
mengeluarkan Sword Skill, menebas musuh tanpa jeda.
Pasukan musuh berhenti sejenak.
Tetapi —
Usaha tersebut seperti menahan gelombang bendungan dengan tangan
kosong, hal yang sia – sia.
Masih terbaring di tanah, Asuna seolah mendengar tawa mencemooh
dari atas medan peperangan ini meskipun medan peperangan masih
terselimuti teriakan kemarahan.
Ia mengedipkan matanya yang masih berair dan menangkat sosok
manusia berpakaian hitam ada di atas reruntuhan kuil, ia seolah menari
kegirangan menonton pertarungan ini.
***
Higa masih mendengarkan rentetan tembakan yang berasal dari balik
sisi dinding sambil masih menuruni tangga secepat yang ia bisa.
Akhirnya, ia sampai didepan kotak hitam yang memantulkan cahaya
lampu emergency, ia mencoba membuka menggunakan sidik jarinya.
Page | 238
Sword Art Online
Didalamnya ada berbagai macam kabel fiber optik, ini membuat Higa
takjub sementara. Namun, Higa menggeser berbagai macam kabel dan
akhirnya menemukan colokan maintenance.
Ketika ia menggapainya.
Ia mengambil nafas dalam – dalam, lalu mengambil sebuah kabel dan
laptop dari tas pungguungnya. Ia mencolokkan ujung kabel ke colokan
dan ujung satunya ke laptop miliknya, lalu ia menjalankan control
program STL dengan antusias.
Sebuah jendela hitam muncul, dan di bagian kiri paling atas mulai
berkedip – kedip. Akhirnya, kursor kanan ia gerakkan dan menampilkan
status pesan.
STL #3, Connecting…… OK.
STL #4, Connecting…… OK.
Status yang pertama muncul adalah dua unit STL yang ada di ruang sub
kontrol.
Lalum koneksi satelite dari Ocean Tuurtle ke unit STL #5 dan #6 di
cabang Roppongi juga telah masuk.
“… Oke!”
Higa berguman. Sekarang ia bisa mengoperasikan empat unit STL yang
sedang digunakan Kirigaya Kazuto serta ketiga gadis.
Sayangnya, untuk memblokir koneksi satelit hanya bisa dilakukan dari
ruang main kontrol, jadi ia tak bisa menjalankan dua unit lainnya yang
ada di Ruang 01. Jika itu mungkin, ia bisa menendang para penyerang
yang sedang dive ke Underworld menggunakan mesin STL #1 dan #2.
Page | 239
Sword Art Online
Page | 240
Sword Art Online
Page | 241
Sword Art Online
juga hampir ketangkap, tetapi aku berhasil menyalahkan orang lain dan
bebas dari hukuman.
“Jadi kau … bekerja sama dengan Sugou ketika eksperimen manusia
itu?”
“Kerja sama? Akulah orang yang mengumpulakan data percobaan.
Penelitian itu menyenangkan lho... seperti bagian tentakel dan
semacamnya …”
— Mengapa Letnan Kolonel Kikuoka tidak mengecek eiwayat hidup
kriminal semacam ini?!
Higa kembali berpikir, tetapi ia tak bisa menyalahkan hal tersebut pada
Kikuoka.
Alasan utama mengapa perusahaan RATH diciptakan adalah untuk
menciptakan teknologi pertahanan yang kini telah didominasi Amerika.
Dengan kata lain, pendirian perusahaan ini mungkin akan membuat
zaibatsu [12] kehilangan kepercayaan asing.
Terlebih lagi, sangat sulit untuk mencari dan menyewa para teknisi.
Hampir tak ada yang mau pindah dari perusahaan besar ke tempat kecil
ini, mungkin itulah mengapa para petinggi RATH menerima Yanai yang
pernah bekerja di perusahaan pengembang teknologi Fulldive, RECT.
Yanai tempaknya masih memandang Higa, ia lalu cepat – cepat
mengangkat pistolnya lagi. Pengaman pistol tersebut kini ia lepas.
Awalnya, Kikouka memasukkan para teknisi ke pelatihan senjata guna
jaga – jaga. Ironisnya, kini ia malah ditodong sesama teknisi.
Untungnya, Yanai masih memiliki akal sehat, ia melanjutkan
perkataannya.
Page | 242
Sword Art Online
Page | 243
Sword Art Online
Tepat ketika Higa akan bergerak, Laptop yang ada di tangan kirinya
tergelincir dan ia buru – buru menangkapnya.
“D-Diam!!”
Page | 244
Sword Art Online
Page | 245
Sword Art Online
Page | 246
Sword Art Online
— Hentikan.
— Jangan curi itu semua.
Namin itu semua terjadi sangat cepat, kini hanya menyisakan rasa
hampa.
“Henti…… kan………”
Bibir si pria semakin mendekati mulut Sinon yang gemetaran —
Crack!!
Sebuah dorongan mengejutkan pikiran Sinon.
Sinon membuka matanya lebar – lebar dan melihat percikan api
keperakan dari atas pakaiannya.
— Ini membakar!!
Seketika, sensasi seperti listrik itu mengejutkan si pria. Sinon
memaksakan kesadarannya yang mulai pulih untuk melepaskan
pelukannya dan kini bebas.
Sinon menggunakan kemampuan terbang Solus untuk membuat jarak.
“……… Urgh…”
Mengambil nafas, Sinon menggerakkan tangan kanannya menuju objek
yang masih memercikan api.
Benda ini masih terikat oleh sebuah rantai tipis. Berbentuk sebuah
piringan berdiameter 1.5 cm dengan sebuah lubang.
“Me… mengapa, ini…”
— Disini?
Sinon berguman kebingungan.
Page | 247
Sword Art Online
Itu adalah sebuah kalung yang selalu dipakai Asada Shino di Dunia
Nyata. Bukan sebuah kalung mahal. Rantai kalung ini terbuat dari
stainless steel, dan token yang menggantung juga hanyalah sebuah
aluminium.
Akan tetapi, bagi Sinon. Kalung ini memiliki banyak makna.
Diakhir tahun lalu, Sinon terlibat dalam «Insiden Death Gun».
Salah satu teman Sinon adalah anggota grup kriminal tersebut, ia
menyerang dirinya dengan jarum suntik berisi racun succinylcholine.
Kirigaya Kazuto — Kirito menerjang dan melindunginya, tetapi dadanya
malah tersuntik sebuah racun.
Ia bisa terhindar dari racun tersebut karena ia lupa untuk menarik
sebuah elektroda ECG yang ada di dadanya.
Setelah insiden tersebut, Sinon menemukan elektroda tersebut
terjatuh di kamarnya. Ia menarik selotip yang menempel dan
membuatnya menjadi sebuah kalung tanpa memberitahu Kirito atau
Asuna. Ia dive di cabang RATH Roppongi branch, dan pegawai bernama
Hiraki bahkan tak bisa melihat kalung tersebut.
Itulah mengapa kalung kecil ini tak bisa dimaterialisasikan kedalam
Underworld.
— Tetapi.
Kirito pernah berkata di Dicey Cafe: dunia virtual yang diciptakan oleh
STL bukan hanya terbuat dari objek poligon.
Ia berkata seperti itu — dunia tersebut diciptakan melalui ingatan dan
imajinasi.
Mungkin begitulah, kalung ini bisa tercipta karena imajinasi milik Sinon.
Page | 248
Sword Art Online
Page | 249
Sword Art Online
Page | 250
Sword Art Online
Page | 251
Sword Art Online
Serangan balik yang terjadi tujuh menit lalu kini telah tiada. Berganti
menjadi pola bertahan dari gelombang serangan musuh.
“Lindungi sekuat tenaga…! Tak peludi bagaimana caranya, kita harus
melindungi orang – orang Underworld ……!!”
Asuna berteriak sekuat tenaga, sambil menghunuskan rapier miliknya di
garis depan tanpa memedulikan rasa sakit yang muncul di otaknya.
Tetapi ia tak bisa mendengar satupun jawaban.
Disekelilingnya, satu persatu pemain Jepang kini telah dikepung oleh
pasukan crimson yang baru saja log in. Mereka ditusuk oleh pedang dan
tombak di sekujur tubuh. Teriakan kesakitan, penyesalan, dan kematian
terus terdengar.
Dibandingkan kepungan ini, serangan tombak beruntun pemain
Amerika masih bisa dianggap enteng.
Entah itu karena datangnya bala bantuan musuh atau karena
kemarahan yang tak masuk akal mereka, pasukan baru ini hanya
bertujuan untuk memusnahkan. Mereka menerjang target lalu
menjatuhkannya ke tanah dan menginjak – injak pemain Jepang tanpa
peduli. Menghadapi serangan macam ini, taktik kami tak akan mampu
mengalahkan jumlah musuh.
Dua ribu formasi melingkar pasukan jepang kini makin tertembus
dihadapan mata Asuna.
Menggunakan rapiernya, Asuna menghunus sembarangan dan berlari
menjauhi musuh yang mengejarnya. Ini adalah pertama kalinya Asuna
ketakutan sejak pertama kali turun ke Underworld.
Seseorang, selamatkan kami.
***
Page | 252
Sword Art Online
Page | 253
Sword Art Online
Page | 254
Sword Art Online
Page | 255
Sword Art Online
Page | 256
Sword Art Online
Page | 257
Sword Art Online
Page | 258
Sword Art Online
Page | 259
Sword Art Online
“Hah, idiot macam apa yang mau mengkonvert akun mereka kedalam
test server?! Pembohong, kalian pembohong!!”
“Itu benar, percayalah!! Kami datang kesini juga tak ingin kehilangan
akun kami…”
Whoosh. Suara tebasan angin terdengar.
Sebuah pisau melayang menuju pundak kanannya, Siune tak
mengkhawatirkan rasa sakit yang muncul. Melainkan rasa putus asa
yang sangat dalam. Ia tak bisa membalas perkataan si pria yang telah
melemparkan senjatanya.
Sekelompok kecil pemain Cina mengacaukan gencatan senjata sesaat
dan mulai menyerang dari sisi kanan. Si pemimpin Korea yang melihat
ini semua kini menendang Siune hingga terjatuh.
Terbaring disana, Siune mendengra suara langkah kaki keempat
sahabatnya yang mulai mendekatinya, tetapi ia tak bisa berdiri lagi.
***
— Mengapa?
Integrity Knight Renri Synthesis Twenty-Seven merasakan kebencian
yang begitu dalam dari seluruh medan peperangan, ia hanya bisa
mengulang pertanyaan tersebut di kepalanya.
— Mengapa orang – orang ini saling membenci meskipun mereka sama
– sama dari Dunia Nyata?
Tidak, mungkin ia tak punya hak untuk berkata seperti itu. Bahkan
orang – orang Underworld juga terbagi menjadi Kerajaan Manusia dan
Tanah Kegelapan, dan telah berperang selama ratusan tahun. Tepat
beberapa hari yang lalu, darah yang tercipta di Gerbang Besar Timur
mungkin sama banyaknya dengan darah yang diciptakan pada
Page | 261
Sword Art Online
Page | 262
Sword Art Online
Page | 263
Sword Art Online
Page | 264
Sword Art Online
Bagian 4
Koujiro Rinko berlari kembali menuju ruang sub kontrol dan duduk di
tempat yang sebelumnya biasa diduduki Higa Takeru.
Beberapa jendela muncul di monitor besar didepannya, tetapi yang
pertama ia lihat adalah sebuah jendela kecil yang berada di bagian
paling bawah. Apa yang ada disana adalah tiga buah grafik yang
menunjukkan status Fluctlight milik Kirigaya Kazuto.
Di bagian tengah cahaya yang memantulkan berbagai macam warna,
ada sebuah titik hitam yang merepresentasikan sebuah «kerusakan
tubuh utama».
Saat ini, Higa Takeru telah mengontrol empat unit STL dan bersiap
untuk memperbaiki kerusakan ini menggunakan ingatan tiga gadis yang
memiliki hubungan dengan Kazuto. Untuk melakukan hal tersebut, Higa
sedang berada di bagian bawah yang masih dikuasai musuh. Dia disana
seorang diri — tunggu, ada satu orang lagi.
Pada saat ini, para penyerang masih berfokus pada «Ichiemom» yang
bergerak pada anak tangga. Tetapi, tubuh baja miliknya tak mungkin
bisa bertahan melawan rentetean peluru. Ketika Ichiemom hancur,
musuh pasti akan berpikir begini: Apa yang orang Jeapang pikirkan sih?
— Lebih cepat, Higa-kun!
Memikirkan hal itu, pintu geser kini terbuka dan seorang pria
berpakaian Hawaai masuk.
“Bagaimana… Bagaimana kondisi Kirito-kun?!”
“Higa-kun sedang mengoperasikannya. Apakah umpannya berhasil?”
Page | 265
Sword Art Online
Page | 266
Sword Art Online
Page | 267
Sword Art Online
“Unf… Ya, tak salah lagi, ada Fluctlight lain yang telah menerobos
pembatas jiwanya! Tetapi, mengapa sekarang?!”
Mata Rinko terbuka lebar, lalu ia menatap Kikouka yang sedang
menggaruk – garuk kepalanya.
“Huh… maksudmu «A.L.I.C.E.» kedua?”
“Ya, tepat… Ah, tidak, tunggu… Ini…”
Kikuoka dengan cepat menscrool jendela kebawah dan mulai berguman.
“… Sulit dikatakanm tetapi ini tidak sama seperti «Alice». AI ini
menerobos pembatas tidak melalui sirkuit logical, tetapi menerobos
sirkuit emosional miliknya … tetapi, ini sebuah penemuan
mengagumkan. Jika saja aku bisa kesana … Oh, sial, mereka mulai
bergerak menuju selatan dimana pasukan Amerika berada!”
Rinko mencuri kembali mouse dari Kikuoka dan menatap log Artificial
Fluctlight tersebut ketika menerobos pembatas jiwa miliknya.
“Hmm… Yeah, sebuah titik – titik yang dihubungkan seperti rantai telah
hancur di zona emosi … Huh—? Hei, Kikuoka-san?”
“Apa… Apa ini?”
Memutar tubuhnya, Kikuoka memiringkan lehernya ketika menatap
monitor.
“Perintah apa ini yang tertulis disana? Aku tak memahaminya… seolah
perintah ini sengaja ditanamkan untuk mengekang sirkuit.”
Rinko menatap perintah kode yang cukup kecil tersebut.
“Penanaman rasa sakit… itu lho yang ada di pojok kanan? Tetapi,
meskipun sebuah Artificial Fluctlight berusaha sekuat tenaga untuk
menerobos pembatas tersebut, mereka akan dihentikan oleh rasa sakit
Page | 268
Sword Art Online
akibat kode ini. Kalian juga menanamkan perintah semacam ini pada
penduduk Underworld?”
“Tidak… tidak, kami tak melakukannya. Tak mungkin kami
melakukannya, tindakan semacam itu akan menghalangi tujuan murni
kami … ini hanyalah penghalang terbesar kami.”
“Hmm… benar juga. Pemrogaman sampai mendetail ini juga bukan
tugas Higa … Ah, ada sebuah komentar disana … «Code 871»? Apa itu
Code 871?”
“871? Aku tak pernah mendengar angka itu sebelumnya … Tidak,
tunggu… Tunggu, tunggu, aku kira.... beberapa menit lalu …”
Kikuoka mulai berlari, suara yang ditimbulkan sandal kayunya terdengar
keras. Ia menuju kursi terdekat, mengambil jas putih, dan mebukanya
lalu menatap ke sebuah saluran.
“Hei, ada apa, apa yang terjadi?”
Atas pertanyaan Rinko, Kikuoka membuka lebar matanya dan
menyerahkan mantel putih kepada Rinko.
Disitu, ada sebuah tanda yang dibuat menggunakan marker permanen,
angka [871].
“Mantel putih ini... milik seorang teknisi bernama Yanai, ia baru saja
menuruni saluran ini bersama Higa …”
Berkata seperti itu, Rinko menahan nafasnya.
Yanai. YA NA I.
“… 8 7 1?” [13]
Rinko dan Kikuoka berdiri membatu seperti kerasukan.
***
Page | 269
Sword Art Online
Page | 270
Sword Art Online
Page | 271
Sword Art Online
Page | 272
Sword Art Online
Page | 273
Sword Art Online
Flex.
Busur tersebut kini mulai berubah bentuk.
Bagian kanan dan kiri ujung busur tersebut mulai menebal dan
memanjang dua kali lipat. Yang tadinya sebuah bagian berkayu kini
mulai menjadi sebuah logam hitam.
Setelah beberapa detik, tangan kanan Subtilizer kini telah
menggenggam sebuah sniper sebesar Hecate. Sinon mengenali senjata
ini.
The Barrett XM500.
Seperti Hecate II, senjata miliknya menembakkan peluru kaliber .50,
tetapi senjata miliknya lebih modern dibanding Hecate miliknya.
Sebuah senyum muncul di pinggir mulut Subtilizer.
“… Kemarilah.”
Sinon berguman dan menekan kembali pelatuk Hecate II.
***
“Ya ampun… K-Kau tak apa?”
Yanai tampaknya peduli pada Higa sehingga ia sedikit melupakan rasa
sakitnya lalu berteriak:
“He… Hei, kau ini yang menembakku, mengapa kau menanyakan hal
seperti itu padaku hah …?!”
“Tidak, tidak, aku sebenarnya tak bermaksud menembakmu. Aku tak
ingin ada korban jiwa. Butuh perjuangan berat agar aku bisa hidup di
vila di tepi pantai, tetapi jika aku tinggal disana sambil menyesal
seumur hidup, aku tak ingin itu terjadi?”
Page | 274
Sword Art Online
Ketika Higa sadar jika Yanai benar – benar serius, tangan miliknya
seolah kehilangan tenaga. Ia tahu jika dirinya telah terluka di bagian
pundak.
Tampaknya peluru yang telah ia tembakkan telah menancap di dinding
dan menembus bagian tulang bahu. Higa menahan rasa sakit tersebut
dan mati rasa mulai menyebar di seluruh tubuhnya. Bagian perut dari
pakaiannya telah berlumuran darah. Ini bukan hanya luka biasa.
Takut akan situasi semacam ini, rasa sakit tersebut semakin cepat
menyebar ke perut Higa. Membuatnya kesulitan bernafas. Beberapa
meter di atas kepalanya, Yanai masih membuat wajah campur aduk.
“Sejujurnya, aku hanya ingin memperlambat kerjamu, Higa-san. Setelah
aku menghancurkan colokan penghubung aku akan berlari menuju
ruang kontrol utama. Setelah itu, aku pasti bisa kabur menggunakan
kapal selam. Tak ada seorangpun yang tewas dari pihak RATH jika aku
berhasil mencuri Alice.
“Tak seorangpun… yang tewas…?”
Higa memaki Yanai, melupakan rasa sakit pada dirinya.
“… Jika aku tak membuat kesempatan untuk menyembuhkan Kirigaya-
kun, kesadarannya akan hilang selamanya! Seseorang yang
membunuhnya adalah kau, Yanai-san! Dan kau bilang tidak akan
membunuh siapapun, hah!”
“Ahh. Ahh… Beenarr…”
Wajah Yanai menjadi pucat pasi. Dibawah lapu emergency, wajahnya
semakin putih.
“Hmm… Siapa yang peduli jika ia mati.”
“Appaa……”
Page | 275
Sword Art Online
Page | 276
Sword Art Online
Page | 277
Sword Art Online
“Tetapu… gadis itu kini telah mati. Dibunuh… bocah itu bukan hanya
menghalangi eksperimen Sugou-san, ia juga membunuh Admii-chan.
Jika aku tak membalaskan dendam Admii-chan, aku akan sangat
kasihan padanya …”
Yanai mengarahkan pistolnya kearah Higa. Senjata tangan otomatis
akan leluasa jika setelah menembakkan peluru pertama, maka
tembakan kedua akan tak perlu memerlukan tekanan yang lebih keras.
Jika jari telunjuknya sedikit saja menyentuk pelatuk, peluru lain
mungkin akan benar – benar melayang.
“… YA, benar … YA, aku memang harus membunuh satu orang, sebagai
tumbal untuk gadis itu …”
Yanai menyipitkan matanya sambil gemetaran.
… Sialan. Ia banar – banar seius kali ini.
Higa hanya bisa pasrah dan menutup matanya.
***
— Aku tak akan sempat.
Merasa jika Asuna, Klein, dan Lisbeth masih sangat jauh dari posisinya
sekarang, Leafa menggigit bibirnya.
Tetapi didepan matanya, hampir sekitar 3000 pasukan crimson telah
menghalangi jalan di depannya.
Ia telah meminta Rirupirin, sang ketua Orc untuk membawa bala
bantuan menuju daerah selatan untuk menolong Asuna dan Kirito,
tetapi mereka masih belum menemukan Pasukan Kerajaan Manusia.
Menurut penjelasan Rirupirin, beberapa ratus orang yang dikepung
pasukan yang dive dari Dunia Nyata adalah para Petarung Tangan
Page | 278
Sword Art Online
Page | 279
Sword Art Online
Tetapi ketika cooldown antara Sword Skill satu ke Sword Skill lainnya,
banyak pedang melayang dan menebas armor dan bagian tubuhnya. Ia
tak bisa menghindari itu semua, dan jumlah luka di tubuhnya semakin
bertambah, membuat rasa sakit di kepalanya dan membuat matanya
berkunang - kunang — Tetapi.
“HA — AAH!!“
Ia berteriak dan menjejakkan kaki kanannya ke tanah. Cahaya kehijauan
muncul dibawahnya dan seketika seluruh luka ditubuhnya telah
sembuh.
Leafa bisa menahan rasa sakit ini dan mulai berkonsentrasi
mengayunkan pedang miliknya.
Bahkan jika setiap bagian tubuhnya ditusuk, setidaknya ia akan
menyingkirkan seluruh musuh dari dunia nyata.
Meskipun lokasi dive dirinya telah melenceng jauh dari lokasi asli, ia
ingin menyelamatkan penduduk Underworld sebanyak mungkin.
Mereka adalah orang – orang yang ingin dilindungi Kirito.
“Gadis ini benar – benar sinting!!“
Leafa menggunakan tangan kirinya untuk menghentikan sebuah
pedang yang hendak diayunkan padanya.
“Haiyah!!“
Satu lagi musuh yang berhasil ia lenyapkan.
Leafa menggertakkan giginya pada pedang yang menancap ke
tangannya, lalu membuang pedang tersebut sambil memuntahkan
banyak darah dari mulut.
***
Page | 280
Sword Art Online
Page | 281
Sword Art Online
— Datang!!
Sinon menggertakkan giginya dan membuka matanya lebar –lebar.
Percikan api meletus dari moncong senapan Barrett.
Sinon terbang secepat mungkin sambil menikung ke kiri.
Peluru musuh menabrak dadanya, hampir menembus ke kulitnya.
Armor biru miliknya kini hancur.
— Hindarilah!
Ini adalah kesempatan terakhirnya. Ia harus menembak sebelum
Subtilizer memiliki kesempatan lain.
Akan tetapi, ketika Sinon mengangkat Hecate miliknya.
Ia melihat peluru lain melayang kearahnya.
Tembakan beruntun — mengapa bisa?!
Ah… sial.
Berbeda dari Hecate yang perlu dikokang setiap kali ingin menembak,
Barrett milik musuh adalah sniper semi-automatic.
Ketika pikiran ini melintas ke otak Sinon, kaki kiri Sinon telah terpotong
di atas lutut.
***
Masih mampu berdiri dalam situasi seperti ini, adalah Asuna yang
menggunakan Super Account, Integrity Knight Renri, seorang penduduk
asli Underworld dan naga kesayangannya, juga Siswi Swordswoman
Tiese dan Ketua Penjaga Sortiliena. Mereka masih mengayunkan
senjatanya deengan gagah berani.
Page | 282
Sword Art Online
Page | 283
Sword Art Online
Page | 284
Sword Art Online
Page | 285
Sword Art Online
Page | 286
Sword Art Online
— Seketika itu.
Sebuah teriakan bagaikan petir menghentikan pedang – pedang yang
akan dihujamkan kearah Asuna dari berbagai arah.
“Berheennnttiiii!!”
Seseorang yang mengucapkan kata – kata tersebut adalah si pria
bertudung hitam yang daritadi mengamati jalannya peperangan dari
atap sana. Ia adalah hantu PoH, pemimpin dari guild merah — Laughing
Coffin.
Para pemain dari negara asing tampaknya menyadari jika pria
bertudung hitam ini adalah sang komandan pasukan, mereka lalu
menurunkan senjata. Si pria yang hendak mengeksekusi Asuna
menggigit bibir dan menyarungkan pedangnya, tetapi sebagai ganti ia
menendang Asuna.
Asuna tersengkur, tetapi memaksa untuk berdiri bertumpu pada kedua
lengannya yang tak bertenaga.
Asuna mengangkat wajahnya dan melihat seorang pria tinggi menuju
kearahnya, tudung hitamnya berkibar karena angin. Ia tampaknya
berbicara pada pemain sekeliling menggunakan bahasa Korea, Asuna
tak bisa memahami maksud perkataannya.
Kemudian, para pasukan crimson mengangguk satu persatu dan
menyampaikan pesan ersebut ke teman yang ada disampingnya.
Tiba – tiba, si pria yang ada disamping Asuna menjambak rambutnya
dan ditarik keatas. Asuna berteriak kesakitan, tetapi si pria tak
menghiraukan dan enyeretnya kedepan.
Hal yang sama juga terjadi disekeliling Asuna, mereka tampaknya
mengumpulkan sisa – sisa pemain Jepang kedalam satu tempat.
Page | 287
Sword Art Online
Page | 288
Sword Art Online
Page | 289
Sword Art Online
Page | 290
Sword Art Online
Page | 291
Sword Art Online
Page | 292
Sword Art Online
Page | 293
Sword Art Online
Page | 294
Sword Art Online
Disana ada kursi roda yang telah didorong oleh seorang pemain
crimson, dan juga ada seorang gadis berpakaian abu – abu yang ditarik
dibelakangnya.
Ah…
Berhenti.
Jangan.
Asuna berdoa dan memohon dalam hatinya. Klein tetapi berusaha
untuk menghentikan PoH, tetapi langsung didorong dari belakang.
PoH membungkuk, menatap kursi roda yang ada dihadapannya.
“……… Hmm?”
Ia membuat suara dan menyenggol kaki rapuh yang menggantung di
kursi roda dengan kakinya.
“Apa ini? Hei, Blackie, bangun. Kau dengar aku kan, Black Swordsman
Yang Terhormat?”
Bahkan ketika ia menyebut nama panggilannya — Kirito tidak
menunjukkan reaksi apapun.
Tubuhnya mengenakan pakaian hitam, tetapi itu tak menutupi jika
tubuh Kirito sungguh sangat kurus. Ia bersender pada kursi roda,
kepalanya tertunduk kebawah. Tangan kiri miliknya memegang dua
buah pedang.
Ronye berlari kesamping Asuna, air mata menetes lalu ia berbisik:
“Kirito-senpai… ketika kamu bertarung, ia-ia mencoba untuk berdiri..
meskipun tak memiliki kekuatan... tetapi... air mata.. air mata... terus
mengalir dari matanya …”
“Ronye-san…”
Page | 295
Sword Art Online
Page | 296
Sword Art Online
“Ah… Ah…”
Kirito mengeluarkan suara serak, dan lengan kirinya berusaha
mengambil pedang putih tersebut.
“Huh?! Ia bergerak!! Kau menginginkannya?”
PoH mengayun – ayunkan pedang putih tersebut, seolah memanas –
manasi Kirito. Ia lalu melukai lengan kiri Kirito yang masih menjulur ke
udara, kemudian ia menendangnya.
“Hei, katakan sesuatu!!“
PoH menampar pipi Kirito dengan tangan kirinya.
Pandangan Asuna telah menjadi kemerahan karena amarah. Tetapi
ketika ia hendak bangun, teriakan milik Klein meledak ke sekeliling.
“Kau bangsat!! Jangan berani kau menyentuh Kirito, kau sialan — !!“
Ketika Klein hendak menyerang PoH, sebuah pedang besar ditusukkan
ke punggungnya dan membuatnya tertancap ke tanah.
Ia memuntahkan banyak darah dari mjulutnya, tetapi Klein
menghiraukannya dan mencoba untuk merangkak.
“Hania… KAU…!! Tak akan pernah… kumaafkan…”
Page | 297
Sword Art Online
Page | 298
Sword Art Online
Crack!!
Dengan suara berat, sebuah pedang besar kedua menembus punggung
Klein lagi.
Air mata tak terbendung kini membanjiri mata Asuna sekali lagi, seolah
air mata ini tak akan kering.
***
Pada saat ini, rasa takut dalam hati Sinon untuk tak bisa terbang lebih
besar ketimbang rasa sakit ketika kakinya diledakkan.
Dihadapannya, Sinon yang tadi bisa terbang bebas dengan menginjak
udara. Kini hanya bisa menghindar menggunakan kaki kanannya sambil
ia terus turun kebawah.
“Urgh………”
Sinon menggeramkan giginya, menggubah gerakannys menjadi
manuver yang ia bisa gunakan— terbang kebelakang tanpa henti.
Darah yang mengalir dari kaki kirinya bagaikan garis – garis di udara.
Ia membuat jarak antara dirinya dan Subtilizer semakin lebar secepat
yang ia bisa, sambil menincar musuh dan mengerahkan tembakan
ketiga.
Tetapi musuh bisa mengejarnya dengan mudah dan sniper musuh juga
menembakkan tembakan keempat.
Kedua buah peluru melaju pada lajur yang sama, menimbulkan suara
dan gemercik api ketika saling bergoresan, dan berubah arah.
Sinon mengokang snipernya, rasa takutnya semakin besar, ia lalu
menembakkan peluru keempat.
Page | 299
Sword Art Online
Dua buah bunyi keras terdengar bersamaan. Dua buah peluru saling
bertubrukan, lalu menghilang.
Tembakan kelima. Tembakan keenam.
Hasilnya sama saja. Subtilizer memang sengaja mengincar dan
menembak ketika Sinon menembak, membuat kedua peluru terus
bertabrakan tanpa henti.
Skill seperti itu tak ada dalam GGO, kesampingkan dunia ini. Tetapi di
dunia ini, imajinasi menjadi sumber segala hal. Tak hanya Subtilizer
yang menyadari hasil pertempuran saling tembak ini, Sinon juga harus
menyadarinya; itulah mengapa kedua peluru terus menerus saling
bertabrakan.
Meskipun begitu, ketiga hal tindakan mengokang, mengincar musuh,
dan menarik pelatuk, Sinon tak bisa melakukan hal lainnya.
Tembakan ketujuh saling berbenturam lalu sisa peluru menghilang di
udara.
Kokang. Incar.
— Click.
Ketika jemari Sinon hendak menarik pelatuk, hanya timbul bunyi saja.
Isi peluru Hecate II hanya tujuh biji. Ia tak punya peluru cadangan.
Sebaliknya, Isi peluru Barrett XM500 adalah 10. Sisa dua peluru.
Sinon bisa melihat dengan jelas jika musuh tersenyum dingin dari jarak
100 meter.
Percikan api muncul dari ujung snipernya.
Selain kaki kirinya, kini tangan kanan Sinon meledak juga.
Page | 300
Sword Art Online
Hal tersebut membuatnya tak bisa lagi terbang lurus, ia mulai turun.
Mengontrol daya dorong, Subtilizer mendekatkan mata kanannya ke
bidikan, bersiap untuk melancarkan tembakan terakhir. Mata yang
terlihat dari bidikan tersebut mengincar dada Sinon.
— Maaf.
Maaf, Asuna. Maaf, Yui. Maaf… Kirito.
Setelah Sinon berguman sendiri. Tembakan kesepuluh XM500
terdengar.
Peluru tersebut meninggalkan lintasan peluru, menuju armor biru Sinon,
menyentuh pakaiannya, dan menembus tubuhnya —
Bang!!
Percikan api muncul sekali lagi.
Sinon membuka matanya lebar – lebar, dan melihat peluru tersebut
dihentikan oleh kalung silver yang sangat kecil.
Berada di pusat percikan cahaya putih selebar dua millimeter adalah
kekuatannya yang masih tersisa. Seketika Sinon melihat ini, air mata
menetes ke pipinya.
— Aku tak boleh menyerah.
Aku tak boleh menyerah. Aku harus yakin. Percaya pada diriku sendiri.
Percaya pada Hecate. Dan aku harus percaya pada dia yang memiliki
kalung ini.
Sinon mengangkat Hecate dan meletakkan jari telunjuknya ke pelatuk.
Meskipun senjata ini telah diubah menjadi sebuah sniper menggunakan
imajinasinya. Properti sistem miliknya tak berubah — benar,
Page | 301
Sword Art Online
Page | 302
Sword Art Online
Page | 303
Sword Art Online
Page | 304
Sword Art Online
Page | 305
Sword Art Online
Page | 306
Sword Art Online
Sambil berpikir seperti itu, Higa mendengar sebuah suara benda jatuh
dari atas saluran ini.
Clang!
Itu bukan suara sebuah tembakan. Suara benda jatuh dari pintu masuk
diatas sana, lalu menghantam dahi Yanai.
Mata Yanai terbuka lebar ketika melihat keatas. Tangan kirinya yang
menggenggam tangga terpeleset.
“Whoa… Tunggu…”
Higa seolah lupa rasa sakit di pundaknya lalu merapatkan tubuhnya ke
tangga.
Sebuah obeng besar terjatuh, lalu sebuah pistol terjatuh.
Akhirnya tubuh tak sadarkan diri Yanai terjatuh di saluran ini.
“Hee… Heee!”
Higa kembali ke posisi semula.
“……… Ah.”
Ketika Higa membuat keluhan itu, Yanai telah terjatuh kebawah
sedalam 50 meter. Beberapa bunyi kelontangan terdengar ketika ia
menghantam lantai.
“………. Um.”
Apa dia … mati? Tidak, sepertinya ia hanya mematahkan dua atau tiga
tulang … tidak, mungkin lima atau enam …
Sambil berpikir apa yang menimpa Yanai, sebuah teriakan terdengar di
telinganya sekali lagi.
Page | 307
Sword Art Online
“Higa-kun… Hei, Higa-kun!! Apa kamu baik – baik saja?! Jawab aku,
hei!!“
“………. Ah, tidak, aku hanya terkejut … kau mampu membuat suara
berisik seperti itu, Rinko-senpai.”
“Bagaimana... bagaimana mungkin kamu memikirkan hal konyol seperti
itu?! Apa kamu terluka? Apa ia menembakmu?!”
“Ah, um…”
Higa melihat luka di pundak kanannya.
Jumlah darah yang hilang benar – benar banyak. Tangan kanannya
mulai mati rasa, dan dingin. Pikirannya tak secepat biasanya.
Tetapi Higa mengambil nafas panjang dan mengumpukan kekuatan di
perutnya sesaat, lalu membalas seceria mungkin:
“Tidak, aku baik – baik saja kok! Hanya luka gores. Aku kan melanjutkan
operasi ini, tolong awasi monitor Kirito-kun, Senpai!!”
“Apa kamu serius tak apa?! Aku akan coba percaya, oke?! Jika kamu
menipuku aku tak akan memaafkanmu, oke?!”
“Tentang itu… percaya saja padaku.”
Higa melihat keatas dan melambaikan tangannya pada Rinko yang
mengintip dari pintu masuk saluran. Karena jarak cukup jauh dan minim
penerangan, seharusnya ia tak bisa milihat pendarahan Higa.
“Nah… aku akan menuju monitor, dan jika gambarnya berubah aku
akan mengabarimu! Semoga berhasil, Higa-kun!!”
Seketika sosoknya menghilang, Higa keceplosan berbisik memanggil
namanya:
“Ah… Rin-Rinko-senpai.”
Page | 308
Sword Art Online
Page | 309
Sword Art Online
— Kirito-kun.
***
— Kirito.
***
— Onii-chan.
***
……… Sekarang… Kirito…
Page | 310
Sword Art Online
Bagian 5
Kirito.
Seseorang memanggil namaku —
Aku terbangun dari tidur panjangku.
Membuka kelopak mataku, aku bisa melihat partikel – pertikel cahaya
berwarna orange beterbangan.
Pandanganku perlahan mulai folus.
Sebuah kain putih — Gorden.
Sebuah jendela berwarna perak. Bergaya klasik.
Sebuah ranting pohon yang melambai. Sebuah pesawat perlahan
melintas di langit sana, membelah langit cerah.
Page | 311
Sword Art Online
Page | 312
Sword Art Online
(To be continued)
Page | 313
Sword Art Online
Page | 314
Sword Art Online
Page | 315
Sword Art Online
Catatan Pengarang
Page | 316
Sword Art Online
Page | 317
Sword Art Online
Kawahara Reki
Page | 318