Anda di halaman 1dari 14

TUGAS BESAR ETIKA PROFESI

KASUS-KASUS COMPUTER CRIME / CYBER CRIME

Dosen Pengampu :
ENNY DWI OKTAVIYANI, ST., M.KOM
NIP. 19811003 200604 2 001

Disusun Oleh :
KELOMPOK 3B
Ananda Aji Ivan Permana DBC117067
Hernila Tayah DBC118010
Agustin Elvita Lolly DBC118021
Helinda Meyland DBC118029
Noverina Eka Shinta DBC118049
Rayanti Veronica Siregar DBC118056
Elwina Stevani DBC118066
Exanio Bartheli DBC118072

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul KASUS-KASUS COMPUTER
CRIME / CYBER CRIME ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Ibu Dosen Enny Dwi Oktaviyani, ST., M.KOM pada mata kuliah Etika Profesi.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Kasus-
Kasus Computer Crime / Cyber Crime bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dosen Enny Dwi Oktaviyani, ST.,
M.KOM selaku dosen mata kuliah Etika Profesi yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Palangka Raya, Oktober 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ...................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 1
1.3 Tujuan ................................................................................................. 2
1.4 Manfaat ............................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 3
2.1 Pengertian Cyber Crime ...................................................................... 3
2.2 Contoh kasus Cyber Crime .................................................................. 6
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 10
3.2 Saran .................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sepanjang Covid-19 merebak dan telah membunuh ratusan ribu jiwa
korban virus ganas itu di 209 negara, sepanjang itu pula intensitas terjadinya
cyber crime makin meningkat. Tinggal di rumah dan hanya mengandalkan
komunikasi dan informasi secara online, memang membuat masyarakat
rawan menjadi korban ulah hacker. Salah satu ulah hacker yang terbaru dan
menggemparkan ialah kasus pencurian data 15 juta informasi akun Tokopedia
yang dilaporkan telah berhasil dibobol. Ada pengamat yang bahkan
mengatakan, total sebanyak 91 juta akun raksasa toko online itu sudah coba
dijual di dark web senilai US$ 5.000.
Tidak sedikit masyarakat menjadi korban penipuan dan ulah penjahat
siber yang memanfaatkan ketidaktahuan masyarakat tentang bagaimana
seharusnya menjaga identitas pribadi pengguna teknologi informasi.
Penipuan yang dilakukan para pendompleng situs-situs perdagangan seperti
BukaLapak, Tokopedia, dan lain-lain, merupakan salah satu bukti yang
memperlihatkan bagaimana risiko yang mesti ditanggung masyarakat
menghadapi ulah penjahat siber yang makin mengganas di masa wabah
Covid-19 ini.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa itu cyber crime?
2. Apa saja modus operandi kejahatan yang dilakukan oleh para hacker di
Indonesia ?
3. Apa penyebab terjadinya kejahatan siber (cyber crime) ?
4. Antisipasi apa saja yang dilakukan demi menghindari modus penipuan
dan pecurian yang dilakukan penjahat siber ?

1
2

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai modus operandi kejahatan
yang dilakukan oleh para hacker di Indonesia.
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya kejahatan siber (cyber crime).
3. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai antisipasi apa saja yang
dilakukan demi menghindari modus penipuan dan pecurian yang
dilakukan penjahat siber.

1.4. Manfaat
1. Untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai hal–hal yang berkaitan
dengan kejahatan kartu kredit yang terjadi di Indonesia, terutama dalam
hal modus-modus operandi kejahatan pencurian identitas pribadi yang
dilakukan oleh penjahat siber.
2. Dapat menambah pemahaman masyarakat terhadap kejahatan dunia
maya (cyber crime) terutama dalam bentuk phising.
3. Diharapkan dapat menjadi pertimbangan hukum bagi para penegak
hukum ketika ada perkara cyber crime dalam bentuk phising, sehingga
dapat menjamin pelaku cyber crime mendapat hukuman yang
semestinya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Materi Cyber Crime


a. Pengertian Cyber Crime
Menurut Organization of European Community Development
(OECD) cyber crime adalah semua bentuk akses ilegal terhadap suatu
transmisi data. Itu artinya, semua bentuk kegiatan yang tidak sah dalam
suatu sistem komputer termasuk dalam suatu tindak kejahatan.
Dalam arti sempit Cybercrime diartikan sebagai computer crime :
dimana setiap perilaku ilegal yang ditujukan dengan sengaja pada operasi
elektronik yang menargetkan system keamanan computer dan data yang
diproses oleh system computer tersebut , atau singkatnya tindak pidana
yang dilakukan dengan menggunakan technology yang canggih
sebagaimana dalam pelanggaran perusahaan terhadap karyawan.
Sedangkan dalam arti luas cybercrime merupakan computer related
crime atau kejahatan yang berkaitan dengan computer dimana setiap
perilaku illegal yang dilakukan dengan maksud atau berhubungan dengan
system computer atau jaringan, atau singkatnya tindak pidana apa saja
yang dilakukan dengan memakai computer ( hardware dan software )
sebagai sarana atau alat, computer sebagai objek baik untuk memperoleh
keuntungan atau tidak, dengan merugikan pihak lain seperti dalam kasus
pelanggaran karyawan terhadap perusahaan.

b. Jenis-jenis Cyber Crime


Seiring berkembangnya teknologi, semakin banyak pula jenis kejahatan
yang terjadi. Namun, secara umum jenis-jenis kejahatan dunia maya
dibagi menjadi beberapa tindakan, seperti:
1) Pencurian Data
Pencurian data atau data theft merupakan tindakan ilegal dengan
mencuri data dari sistem komputer untuk kepentingan pribadi atau
dikomersilkan dengan menjual data curian kepada pihak lain. Contoh

3
4

kasus data theft adalah pembobolan jutaan data akun tokopedia


beberapa waktu lalu.
2) Akses illegal
Lewat akses ilegal atau unauthorized access, seseorang yang tidak
bertanggung jawab bisa memasuki atau menyusup ke dalam suatu
skema jaringan komputer tanpa izin atau tanpa sepengetahuan dari
pemilik. Oleh karena hal ini, biasanya korban akan kehilangan data
penting. Tak jarang juga aksi ini merupakan langkah yang diambil
oknum tertentu untuk melakukan aksi penipuan dengan memakai
nama pemilik akun.
3) Hacking dan Cracking
Hacking dan Cracking adalah aktivitas menerobos atau mencari celah
keamanan suatu sistem komputer. Orang yang melakukan hacking
disebut hacker, sedangkan pelaku cracking disebut cracker. Dalam
definisi aslinya, seorang hacker adalah orang yang menyusup kedalam
suatu sistem untuk mencari kelemahan sistem kemudian
memberitahukan pemilik sistem tentang celah keamanannya.
Biasanya perusahaan menawarkan imbalan untuk hal seperti ini.
4) Carding
Carding adalah kejahatan yang berhubungan dengan kartu kredit atau
atm. Dengan manipulasi tertentu pelaku akan mendapatkan data kartu
korban. Setelah itu data akan diduplikat dan kartu akan dikloning
untuk digunakan secara ilegal.
5) Defacing
Defacing biasanya dilakukan dengan tujuan iseng atau pamer
kemampuan. Cara kerjanya adalah dengan menerobos suatu sistem
kemudian mengubah tampilan sistem tersebut. Kasus defacing sempat
dialami oleh situs telkomsel beberapa tahun lalu.
6) Cybersquatting
Cybersquatting ialah tindakan penyalah gunaan nama domain website.
Umumnya pelaku menyerobot nama perusahaan atau public figur.
7) Cyber Typosquatting
5

Cyber typosquatting adalah kejahatan siber dengan membuat domain


yang persis seperti domain perusahaan/orang lain. Tujuannya adalah
untuk menipu orang lain atau biasanya menyebarkan berita bohong.
8) Menyebarkan Konten Ilegal
Pembajakan software, film atau apapun di internet selain melanggar
Hak kekayaan intelektual, sebetulnya bisa bisa juga dimasukan ke
kategori kejahatan siber. Bagaimanapun apa yang dibagikan di
internet harus lewat persetujuan developer atau para pembuatnya.
9) Malware
Malicius Software atau Malware adalah program yang dirancang
untuk menyusup ke sistem komputer dan menginfeksi data-data
didalamnya. Umumnya malware disusupkan kedalam sebuah
software yang kemudian disebarkan di jaringan internet.
10) Cyber Terorism
Suatu kejahatan dunia maya dapat dikategorikan sebagai cyber
terorism apabila telah membahayakan pemerintahan atau fasilitas-
fasilitas penting.

c. Metode Cyber Crime


Dalam melakukan kejahatannya, para pelaku cyber crime biasanya
telah memiliki metode untuk melancarkan aksinya. Metodenya pun cukup
beragam, tetapi secara umum metodenya adalah sebagai berikut.
1) Password Cracker
Kegiatan ini merupakan sebuat tindakan pencurian atau peretasan
password orang lain dengan bantuan sebuah program yang mampu
membukan enkripsi password.
2) Spoofing
Spofing adalah tindakan memalsukan sebuah data atau identitas
seseorang dengan tujuan pelaku bisa login ke dalam sebuah jaringan
komputer atau akun pemilik layaknya user yang asli.
3) Distributed Denial of Attacks (DDoS)
6

DDoS adalah tindakan peyerangan yang dilakukan terhadap sever


atau komputer di dalam sebuah jaringan internet. Serangan ini mampu
menghabisan resource yang ada pada server sehingga perangkat
tersebut tidak mampu menjalankan fungsinya dengan baik seperti
semula.
4) Sniffing
Secara sederhana, sniffing diartikan sebagai penyadapan data. Tujuan
sniffing adalah mengetahui data username dan password dari
korbannya, terutama data masuk ke akun transaksi, seperi misalnya i-
banking. Umumnya sniffing dilakukan di jaringan publik seperti wifi
corner.
5) Destructive Device
Destructive device merupakan suatu program atau software yang
berisi virus. Pelaku biasanya memiliki tujuan untuk menghancurkan
atau merusak data yang terdapat pada sebuah komputer yang dituju.
Beberapa isi program tersebut adalah worms, email bombs, nukes,
trojan horse, dsb.

2.2 Contoh Kasus Cyber Crime


Dibalik derita masyarakat akibat meluasnya covid-19 ke berbagai
negara di belahan dunia ini, ternyata muncul pihak-pihak yang berusaha
mengail di air keruh. Alih-alih ikut terlibat dalam upaya penanganan virus
korona, para hacker dan pelaku tindak kejahatan siber justru melihat
perubahan pola kerja masyarakat yang kini terpaksa bekerja dari rumah (work
from home) sebagai kesempatan emas untuk menjalankan aksi jahat mereka.
Salah satu ulah hacker yang terbaru dan menggemparkan ialah kasus
pencurian data 15 juta informasi akun Tokopedia yang
dilaporkantelahberhasildibobol. Ada pengamatbahkan yang mengatakan,
total sebanyak 91 jutaakunraksasa toko online itusudahcobadijual di dark web
senilai US$ 5.000. Sejauh mana kebenaran informasi ini hingga kini masih
ditelusuri pihak yang berwenang. Tinggal di rumah dan hanya mengandalkan
7

komunikasi dan informasi secara online, memang membuat masyarakat


rawan menjadi korban ulah hacker.
Di Indonesia dan negara lain, laporan masyarakat yang menjadi korban
praktik penipuan dan tindak kejahatan cyber tidak sekali-dua kali terjadi.
Sepanjang covid-19 merebak dan telah membunuh ratusan ribu jiwa korban
virus ganas itu di 209 negara, sepanjang itu pula intensitas terjadinya cyber
crime makin meningkat. Masyarakat yang diterpa kekhawatiran dan
kegelisahan, kerap menjadi sasaran empuk penjahat siber. Meningkatnya rasa
ingin tahu dan meningkatnya intensitas masyarakat berburu informasi tentang
covid-19 kerap kali dimanfaatkan para hacker jahat untuk melancarkan aksi
mereka. Tidak sedikit masyarakat menjadi korban penipuan, dan ulah
penjahat siber yang memanfaatkan ketidaktahuan masyarakat tentang
bagaimana seharusnya menjaga identitas pribadi pengguna teknologi
informasi. Identitas pribadi yang seharusnya hanya diketahui lembaga
perbankan, tanpa sadar diberikan kepihak asing yang tidak dikenal. Sehingga,
rawan dimanfaatkan pihak yang tidak bertanggung jawab untuk mengakses
kondisi keuangan mereka.
Penipuan yang dilakukan para pendompleng situs-situs perdagangan
seperti BukaLapak, Tokopedia dll merupakan salah satu bukti yang
memperlihatkan bagaimana resiko yang mesti ditanggung masyarakat
menghadapi ulah penjahat siber yang makin mengganas di masa wabah
covid-19.

Penyebab
Di Indonesia, cyber crime sesungguhnya bukan tindak kejahatan yang
baru. Cyber crime ialah sebuah istilah yang menunjukkan pada aktivitas
kejahatan dengan menggunakan komputer atau jaringan komputer sebagai
alat, atau sebagai sasaran, serta, lokasi terjadinya kejahatan. Kalau berbicara
idealnya, tentu tidak seharusnya dan tidaklah mudah masyarakat menjadi
korban ulah penjahat siber. Tetapi, di Indonesia, jaminan dan upaya memberi
perlindungan masyarakat agar tidak menjadi korban praktik penyalahgunaan
penjahat siber sering kali tidak mudah.
8

Sejumlah faktor yang menyebabkan para hacker dan penjahat siber


mudah menjalankan aksinya ialah, pertama, ketika masyarakat yang tengah
menghadapi kecemasan dan dilanda ketakutan yang berlebihan akibat
pemberitaan tentang bahaya covid-19 yang terus-menerus memborbardir
dunia maya dan media sosial. Pemberitaan tentang panic buying yang
dilakukan masyarakat membeli masker, hand sanitizer, APD, dan bahkan
makanan membuat masyarakat yang terpengaruh kemudian sibuk dan lengah
tatkala mencari informasi di dunia maya.
Banyak kasus membuktikan masyarakat menjadi korban penipuan
praktik jahat pelaku cyber crime yang memanfaatkan momen ketika
permintaan terhadap alat medis seperti masker dan hand sanitizer melonjak
tajam. Masyarakat yang berusaha membeli masker atau hand sanitizer lewat
situs-situs penjualan di dunia maya, tak jarang menjadi korban orangorang
yang tidak bertanggung jawab. Sebagian masyarakat yang sudah terlanjur
membeli barang via online dan telah mentransfer sejumlah uang, ternyata
mendapatkan barang yang tidak diinginkan. Bahkan, barang yang mereka
pesan sama sekali tidak pernah terkirim.
Kedua, akibat ketidaktahuan masyarakat tentang pentingnya menjaga
kerahasiaan akun dan identitas pribadinya, sebagian masyarakat menjadi
korban penipuan yang dilakukan penjahat siber. E-mail-email penipuan, SMS,
pesan di media sosial yang meminta kode pemesanan barang, nomor kartu
kredit, nomor PIN, dsb, tak jarang tanpa diverifikasi lebih lanjut dijawab
dengan polosnya. Padahal hal itu sangat berisiko. Masyarakat yang hidup di
era cashless society, sebagian bukannya sadar akan risiko dan bahaya
melakukan transaksi online, tetapi sering justru terperangkap dalam iming-
iming hadiah. Sikap sok kenal dan berbagai praktik penipuan lain
dikembangkan penjahat siber. Apa pun situasinya, masyarakat seharusnya
sadar dan waspada terhadap social engineering dan phishing yang biasanya
dikembangkan penjahat siber untuk menipu mangsanya. Masyarakat yang
tinggal atau bekerja di rumah, dan lebih banyak mengandalkan informasi dari
sumber online saja, semisal e-mail dan chat, biasanya lebih berpotensi
dimanfaatkan peretas untuk mencuri data dan informasi penting dengan
9

metode phishing. Para penipu mempermainkan keretanan psikologi


masyarakat dengan sesuatu yang terkesan mendesak (urgent).

Antisipasi
Ancaman cyber crime di Indonesia merupakan tindak kejahatan di era
masyarakat digital yang makin mencemaskan. Dalam laporan State of The
Internet tahun 2013, misalnya Indonesia disebut-sebut sebagai negara dengan
urutan kedua dalam kasuscyber crime di dunia. Angka cyber crime di
Indonesia di tahun itu dilaporkan mencapai angka 36,6 juta serangan.
Semasa wabah covid-19, bisa dipastikan angka serangan siber yang
menghantui masyarakat akan melonjak tajam dan membutuhkan antisipasi
yang sesegera mungkin. Lebih daripada sekadar perlindungan dan langkah-
langkah pencegahan yang mengandalkan pada kerja Badan Siber Nasional
dan Kominfo, upaya untuk melindungi masyarakat agar tidak menjadi korban
cybercrime tentu juga tergantung pada kemampuan dan literasi infomasi
masyarakat itu sendiri. Melatih kepekaan dan sikap kritis masyarakat agar
tidak membuka e-mail dan tautan yang mencurigakan atau berasal dari
sumber tidak terpercaya.
Dan, selalu bersikap waspada terhadap setiap file elektronik yang
dilampirkan. Karena, bisa saja mengandung konten yang berbahaya, yakni
hal-hal yang seharusnya otomatis dilakukan masyarakat yang sadar dan
memiliki literasi informasi yang memadai. Ditengah booming informasi dan
meningkatnya kecemasan masyarakat akan bahaya covid-19, jangan sampai
kita terperangkap dan menjadi korban untuk kedua kalinya akibat ulah
penjahat siber. Biasakan diri hanya membuka situs-situs resmi untuk
mendapatkan update mengenai kondisi terbaru covid-19, demi menghindari
infeksi malware, dan tidak menjadi korban cyber crime.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Di tengah pandemi besar-besaran ini, terdapat pelaku kejahatan
(hacker), yang memanfaatkan ketidaktahuan masyarakat tentang bagaimana
seharusnya menjaga identitas pribadi pengguna teknologi informasi. Alhasil,
Penipuan yang dilakukan para pendompleng situs-situs perdagangan seperti
Buka- Lapak, Tokopedia dll merupakan salah satu bukti yang
memperlihatkan bagaimana risiko yang mesti ditanggung masyarakat
menghadapi ulah penjahat siber yang makin mengganas di masa wabah
covid-19.

3.2 Saran
Dengan meengetahui informasi di atas semoga Anda bisa lebih waspada
sehingga kejahatan yang tejadi di dunia maya ini tidak menimpa Anda sampai
kapanpun juga.

10
DAFTAR PUSTAKA

Putra. 2019. CYBER CRIME Adalah : Pengertian, Jenis-Jenis & Contoh Kejahatan
Dunia Maya. https://qwords.com/blog/pengertian-cyber-crime/ . Diakses
pada 16 Oktober 2020.
Andy. 2019. Mengenal Apa Itu Cyber Crime dan Jenis-Jenis Kejahatan di Dunia
Maya. https://qwords.com/blog/pengertian-cyber-crime/ . Diakses pada 16
Oktober 2020.
Konsultasi hukum 24jam. 2016. Makalah Kejahatan Cyber Crime Kasus
Pembobolan Kartu Kredit.
http://www.konsultasihukum24jam.com/2016/07/makalah-kejahatan-cyber-
crime-kasus.html . Di akses Minggu, 18 Oktober 2020.

11

Anda mungkin juga menyukai