Anda di halaman 1dari 8

DINAMISIA - Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2, No. 1 Juni 2018, Hal.

1-5

SIMULASI BANTUAN HENTI NAFAS, HENTI JANTUNG GUNA


PENCEGAHAN KEMATIAN MENDADAK BAGI SISWI DI PONPES.
BABUSALAM
Putri Wulandini *¹, Andalia Roza², Wiwi Sartika³
¹² Jurusan Keperawatan,Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
³ Jurusan Kebidanan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Abdurrab
e-mail: putri.wulandini@univrab.ac.id

Abstract
Stop breathing or Heart Stop when experienced by someone, then not necessarily
someone mengalamo death. Victims can be rescued and recoverable immediately. the first action
taken to restore a person who has stopped breathing and cardiac arrest. This aid should be
mastered by the layman, because it can be done before the victims. In its development, the
teenagers are asked to be more resilient in facing the situation in the era of globalization. The
purpose of community service is to train the next generation to reduce the effects of injury,
disability and death during cardiac arrest stop and breast cancer. The benefits of this devotional
activity are expected for future generations to be able to reverse the ways of giving stop breathing
and cardiac arrest to reduce the effects of injury, disability and death. community devotion is done
in Ponpes Ubudiyahtussalam Fold Cloth. This method of devotion is carried out in the form of
training for 9 hours with the initial method given a lecture material, then didemostrasi using
phantom try, after that students are asked one by one try. 100% Students are able to practice how
to provide stop breathing and cardiac arrest using phantom

Key words— Stop breathing, Heart Stop

Abstrak
Henti Nafas ataupun Henti Jantung ketika dialami oleh seseorang, maka belum tentu sesorang
tersebut mengalamo kematian. Para korban dapat ditolong dan dapat segera dipulihkan. tindakan
pertama yang dilakukan untuk memulihkan kembali seseorang yang mengalami henti nafas dan
henti jantung. Bantuan inilah yang harus dikuasai oleh orang awam, karena bisa dilakukan
sebelum korban.Dalam perkembanganya, remaja diminta untuh lebih tangguh dalam menghadapi
situasi di era globalisasi. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah melatih generasi penerus
untuk mengurangi efek cedera, cacat serta kematian saat terjadi henti nafas henti jantung dan
kanker payudara. Manfaat dari kegiatan pengabdian ini diharapkan kepada generasi penerus
untuk dapat mengalikasinya cara memberikan bantuan henti nafas dan henti jantung guna
mengurangi efek cedera, cacat serta kematian . pengabdian masyarakat ini dilakukan di Ponpes
Ubudiyahtussalam Lipat Kain. Metode Pengabdian ini dilaksanakan dalam bentuk pelatihan
selama 9 jam dengan metode awal diberikan ceramah materi, kemudian didemostrasi
menggunakan phantom coba, setela itu siswa diminta satu persatu mencobakan. Para Siswa-siswi
100% mampu mampraktekkan bagaimana cara memberikan bantuan henti nafas dan henti jantung
dengan menggunakan phantom

Kata Kunci — Bantuan Henti Nafas, Henti Jantung

P-ISSN 2614-7424 | E-ISSN 2614-8927 1


DINAMISIA - Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2, No. 1 Juni 2018, Hal. 1-5

1. PENDAHULUAN

Seseorang ketika mengalami Henti Nafas ataupun Henti Jantung, maka hal tersebut belum
tentu bersifat permanen. Sehingga bantuan dapat dilakukan, Bantuan inilah yang harus dikuasai
oleh masyarakat kita, dimana ketika dilakukan sebelum korban sampai ke rumah sakit, hal ini dapat
menyelamatkan nyawa di korban. [1]
Pada kehidupan sehari-hari kecelakaan sering terjadi yang mana dapat menimpa siapa
saja. Kecelakaan bisa terjadi dimana saja, di rumah, jalan, tempat kerja atau ditempat
lainnya. Umumnya kecelakaan terjadi tanpa diduga sebelumnya dan akibat yang ditimbulkannya
bervariasi, bisa berupa cedera ringan, sedang, berat bahkan sampai meninggal
dunia.[2]
Pemberian bantuan awal akan sangat bermanfaat jika dilakukan dengan mungkin dan
sebaik mungkin. Lebih baik ditolong, walupun tidak sempurna daripada dibiarkan tanpa
pertolongan. Pada saat henti napas, kandungan oksigen dalam darah masih tersedia sedikit, jantung
masih mampu mensirkulasikannya ke dalam organ penting, terutama otak, jika pada situasi diberi
bantuan pernapasan, kebutuhan jantung akan oksigen untuk metabolisme tersedia dan henti jantung
dapat dicegah[3]
Menurut American Heart Association (AHA), rantai kehidupan mempunyai hubungan erat
dengan resusitasi jantung paru, karena penderita yang diberikan RJP, mempunyai kesempatan yang
besar untuk dapat hidup kembali. RJP yang digunakan dirujuk kepada pedoman dari AHA yaitu
2010 American Heart Association Guidelines for Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency
Cardiovascular care. [4]
Pada kelompok masyarakat, khususnya di sekolah mutlak adanya tenaga P3K
yang terampil terutama di lokasi kerja/ sekolah yang banyak menggunakan mesin dan
teknologi canggih, bahan beracun. Bahkan ketidakdisiplinan siswa juga bisa
menyebabkan c e d e r a . Untuk mengantisipasi masalah itu maka pemerintah mencanangkan
gerakan usaha kesehatan sekolah (UKS) yang mana terdapat pendidikan kesehatan. [5]
UKS sendiri identic dengan para siswa. Dimana Siswa merupakan kelompok remaja.
Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak dapat
disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak..remaja merupakan tahap dimana
seseorang harus mengetahui dasar dan berkemampuan mengasah keterampilan.Remaja putri sendiri
jika dibadingkan dengan remaja putra memiliki rasio 3:1. Ini merupakan gambaran dasar jumlah
generasi yang dapat didik.[6]
Pondok pesantren Babusalam serta memiliki siswa yang mayoritas adalah remaja putri.
Sehingga pengabdian masyarakat dengan tema Pelatihan Pemberian Bantuan Henti Nafas,henti
jantung bagi muslimah sangat cocok dilaksanakan di sekolah ini.
Untuk mengurangi dampak kematian yang ditimbulkan akibat henti nafas dn henti jantung,
maka remaja dijadikan sasaran dalam pengkaderan ilmu pelatihan Pelatihan Pemberian Bantuan
Henti Nafas, henti jantung Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah melatih siswi generasi
penerus untuk mengurangi efek cedera, cacat serta kematian saat terjadi henti nafas henti jantung.
[7]
Manfaat dari kegiatan pengabdian ini diharapkan kepada siswi generasi penerus untuk
dapat mengalikasinya cara memberikan bantuan henti nafas dan henti jantung guna mengurangi
efek cedera, cacat serta kematian .

2. METODE

Pengabdian ini dilaksanakan dalam bentuk pelatihan di Pondok Pesantren babusalam


tanggal 2 Maret 2018 . Dimana dalam tempo Sembilan jam siswi mendapatkan materi pelatihan
penangganan henti nafas dan henti jantung .Dalam pelatihan ini diberikan terlebih dahulu paparan
materi, kemudian didemostrasi menggunakan phantom coba, setelah itu siswi diminta satu persatu
mencobakan.

P-ISSN 2614-7424 | E-ISSN 2614-8927 2


DINAMISIA - Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2, No. 1 Juni 2018, Hal. 1-5

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan tema pelatihan pemberian bantua
henti nafas dan henti jantung pada siswa-siswi pada muslimah ini telah dilaksanakan dengan
metode pelatihan. Dimana dengan rincian kegiatan:
1. Pengabdian masyarakat dengan tema pelatihan pemberian bantua henti nafas dan henti jantung
pada siswa-siswi dan pemeriksaan payudara sendiri pada muslimah diawali dengan pembukaan
oeh Wakil Kurikulum Pondok Pesantren BAbusalam Bapak Drs Musliman
2. Kemudian, acara diserahkan kepada Tim pengabdian masyarakat. Yang mana di moderator oleh
ibu Ns Andalia Roza S.Kep M.Kes

Gambar 1: Pembukaan dari Moderator

3. Papan awal, diberikan materi pengantar oleh pemateri pertama yakni ibu Ns. Putri Wulandini
S S.Kep M.Kes

Gambar 2: Paparan Materi Pemberian Bantuan Henti Nafas dan Henti Jantung

4. Memperagakan cara memberikan bantuan henti nafas dan henti jantung yang
diawali didemontrasikan oleh pemateri pertama.

Gambar 3. Demontrasi Pemberian Pantuan Henti Nafas dan Henti Jantung

P-ISSN 2614-7424 | E-ISSN 2614-8927 3


DINAMISIA - Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2, No. 1 Juni 2018, Hal. 1-5

Gambar 4. Demontrasi pada siswi-siswi tentang Pemberian Pantuan Henti Nafas dan Henti

Jantung 5. Kemudian dicobakan oleh para siswa

Gambar 5. Siswi Pondok Pesantren mempraktekkan

Gambar 6. Salah Satu Siswi sedang mampraktekkan Bantuan Henti Nafas dan Henti Jantung

Gambar 7. Mendemonstrasikan Lihat dengar rasakan

P-ISSN 2614-7424 | E-ISSN 2614-8927 4


DINAMISIA - Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2, No. 1 Juni 2018, Hal. 1-5

Pembahasan
Pelatihan Pemberian Henti Nafas ataupun Henti Jantung ketika dialami oleh seseorang,
dimaksudkan agar korban dapat segera ditolong bahkan dipulihkan. tindakan pertama yang
dilakukan untuk memulihkan kembali seseorang yang mengalami henti nafas dan henti jantung.
Bantuan inilah yang harus dikuasai oleh orang awam, karena bisa dilakukan sebelum korban
sampai kerumah sakit. [ 8 ]
Hasil pengamatan yang dilakukan, sebelum diberikan pelatihan bantuan henti hafas dan
henti jantung, siswa-siswi pada aspek kognitif, siswa-siswi belum mengetahui, bagaimana cara
memberikan bantuan henti nafas dan henti jantung. Kognitif atau pengetahuan sangat berpengruh
kepada sikap dan psikomotor. Para siswi dalam hal ini juga tidak dapat memperagakan bagaimana
memberikan bantuan henti nafas dan henti jantung.
Para siswi berusia remaja, dimana merupakan tahap dimana seseorang harus mengetahui
dasar dan berkemampuan mengasah keterampilan. Remaja sendiri merupakan gambaran dasar
jumlah generasi yang dapat didik. Sehingga diharapkan ketika siswa-siswi menemukan keadaan
seperti ini, siswa-siswi dapat mengantisipasi t er j ad i kan kem at i a n . H al i ni j u ga gerakan
usaha kesehatan sekolah (UKS) yang mana terdapat pendidikan kesehatan.

4. KESIMPULAN

Para Siswa-siswi 100% mampu mampraktekkan bagaimana cara memberikan bantuan


henti nafas dan henti jantung dengan menggunakan phantom

5. SARAN

a. Diharapkan sekolah lebih aktif berperan dalam menjalin koordinasi dengan pihak kesehatan
(puskesmas pembantu) guna mendapatkan sharing ilmu dibidang kesehatan, dalam hal ini juga
bias dengan mengaktifkan UKS disekolah
b. Diharapkan kegiatan ini dapat selalu rutin dilakukan dengan koordinasi dengan pihak terkait.
c. Diharapkan pihak sekolah lebih memperkayaan koleksi buku kesehatan disekolah, yang mana
ini merupakan tindakan promotif dan preventif bagi masyarakat dilingkungan sekolah

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terimakasih kepada kepala Sekolah SMA Pondok pesantren Babusalam,
ketua LPPM Universitas Abdurrab bapak Roni Salambue MSi, Teman-teman Prodi. Keperawatan
Universitas Abdurrab serta siswi pondok pesantren Babusalam.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Amin, Prinsip dan Tujuan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan. 2013.
[2] S. Margareta, Buku Cerdas P3K: 101 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan. Yogyakarta:
Niaga Swadaya, 2012.
[3] Kemendikbud, “Pedoman pelaksanan UKS Di Sekolah,” 2012.
[4] Musliha, Keperawatan Gawat Darurat. Jakarta: Medical book, 2009.
[5] T. Andriayawan, “Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.” 2013.
[6] P. Wulandini, “Pendidikan Kesehatan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (First Aid) pada
Siswa/Siswi SMA Kampar Riau.” Jurnal pengabdian masyarakat multidisipliner, Pekanbaru,
p. 12, 2017.
[7] J. & Bartlett, Pediatric First Aid And CPR, Ed.4. Jakarta: Arcan, 2006.
[8] A. Murwani, Ketrampilan Dasar Praktik Klinik Keperawatan. Yogyakarta: Fitramaya, 2008.

P-ISSN 2614-7424 | E-ISSN 2614-8927 5

TELAAH JURNAL
NAMA : LARASATI AKJULIMA
NIM : 161211183
PRODI : S1 KEPERAWATAN
A. Pertanyaan Klinis
Apakah terdapat perbedaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan Resusitasi Jantung Paru
menggunakan I-Carrer Cardiac Resucitation Manekin dengan metode simulasi dan self directed
video
Tabel Analisis PICO
Unsur PICO Analisis Kata Kunci
P (Problem) Henti jantung dapat terjadi (diluar cardiac arrest, RJP
rumah sakit) hingga yang dapat
diantisipasi. , orang yang berada di
dekat korban tersebut memiliki peran
yang sangat besar dalam melakukan
RJP secara cepat
I (Intervention) metode simulasi dan self directed simulation; Self-
Directed Video, I-
video
C (Comparison) -
O (Outcome) Peningkatan kualitas pengetahuan, sikap Skill, knowledge,RJP,
dan keterampilan RJP untuk bisa cepat cardiac arrest
mentaispasi pasien henti jantung

B. Temuan Penelusuran EBN


Judul : PERBEDAAN METODE SIMULASI DAN DELS DIRECTED VIDEO
TERHADAP PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETERAMPILAN RESUSITASI JANTUNG PARU
(RJP) MENGGUNAKAN RESUCUTATION MANEKIN PADA SISWA SMA ANGGOTA
PALANG MERAH REMAJA

Referensi : Wahyu Dini Metrikayanto, Muhammad Saifurrohman, Tony Suharsono


Jurnal care Vol6, No. 1 Tahun 2018

Analisis Singkat Artikel :


Peneliti Wahyu Dini Metrikayanto, Muhammad Saifurrohman, Tony
Suharsono
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimanetal dengan
pendekatan pre-post test with control group.Penelitian ini
dilakukan di Sekolah Menengah Atas (SMA) 1, 3, 5 dan 8
Negeri Malang. Kelompok perlakuan dan kelompok kontrol
dilakukan di SMA yang berbeda dengan jumlah sampel 104 Alat
yang digunakan dalam penelitian ini ialah lembar kuisioner
dan observasi. .

Intervensi Intervensi diberikan pada masing masing kelompok yaitu


melakukan pelatihan RJP dengan menayangkan self-directed videp
dan simulasi selama 60 menit di sua ruangan atau kelas yang
berbeda lalu meminta mengisi lembar kuisioner dan meminta untuk
mempraktekkan prosedur RJP sesuai dengan skenario yang
disiapkan
Hasil Secara statistik antara metode simulasi dan self directed video
terhadap pengetahuan, sikap dan keterampilan RJP
menggunakan I-Carrer Cardiac Resuscitation Manekin tidak
terdapat perbedaan, akan tetapi dari analisis pertanyaan pada
masing-masing variabel, dapat diketahui bahwa self-directed
video lebih baik dalam meningkatkan sikap peserta tentang RJP,
self-directed video lebih baik dalam meningkatkan
keterampilan dalam memeriksa respon korban dan mencari
pertolongan dan pengaktifan EMS (Emergency Medical
Service).
Kekuatan dan Kelemahan Kekuatan :
 memaparkan secara jelas latar belakang dari permasalahan
mengapa dilakukan penelitian ini
 penjelasan yang di sampaikan pada landasan teori
memaparkan cukup jelas
 penggunaan bahasa sesuai EYD
 untuk penulisan sesuai dengan ketentuan pembuatan jurnal

Kelemahan :
 Huruf dalam penulisan tidak sama
 Pada jurnal ini tidak menyeluruh memakai rata kiri dan rata
kanan
 Tidak ada perbandingan dengan jurnal sebelumnya

C. Prosedur Pelaksanaan EBN


Intervensi simulasi dan self directed video
Pengertian Program edukasi yang menjelaskan mengenai tindakan dan jumlah
penolong untuk RJP
Prosedur tindakan 1. Memberikan penjelasan tentang tujuan dan gambaran umum
penelitian terhadap responden
2. Responden mengisi lembar pre test untuk melihat pengetahuan
responden
3. Menayangkan self directed video dan simulasi
4. Mengisi lembar kuisioner untuk mengetahui dan sikap

Anda mungkin juga menyukai