Anda di halaman 1dari 3

PENGAKUAN HUTANG

Pengakuan Hutang (selanjutnya disebut “Pengakuan Hutang”) ini dibuat dan ditandatangani
di[*], pada tanggal [*] oleh dan antara:

1. [*], swasta, beralamat di [*], pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor [*], dalam hal ini
bertindak dalam kapasitasnya selaku [Direktur] PT [*], suatu perseroan terbatas yang
didirkan menurut hukum dan undang-undang Negara Republik Indonesia, berkantor di [*],
dari dan oleh karena itu dapat bertindak untuk dan atas nama serta kepentingan PT
(selanjutnya disebut sebagai Pihak Pertama )

2. [*], swasta, beralamat di [*], pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor [*], dalam hal ini
bertindak dalam kapasitasnya selaku [Direktur] PT [*], suatu perseroan terbatas yang
didirkan menurut hukum dan undang-undang Negara Republik Indonesia, berkantor di [*],
dari dan oleh karena itu dapat bertindak untuk dan atas nama serta kepentingan PT [*]
(selanjutnya disebut sebagai Pihak Kedua)

Pihak Pertama dan Pihak Kedua untuk selanjunya disebut Para Pihak.

Para Pihak sebelumnya menerangkan hal-hal sebagai berikut:

a. Bahwa Pihak Pertama dengan ini mengaku sungguh dan benar serta dengan sah
telah berhutang kepada Pihak Kedua dengan telah menerima kepemilikan saham
dalam [____] dengan menandatangani Akta Jual Beli Saham No. [*] tanggal [*]
yang dibuat dihadapan [*], S.H., Notaris di Jakarta atau Perjanjian Jual Beli
Saham No. [*] tanggal [*] yang dibuat dibawah tangan.

b. Bahwa pembayaran atas transaksi jual beli saham diatas dilakukan oleh Pihak
Pertama sebanyak 2 (dua) kali, hal mana pembayaran I telah dilakukan pada
tanggal [*], dan sisa pembayaran akan dibayarkan pada tanggal [___].

c. Bahwa Pihak Pertama telah menyatakan kesanggupan untuk membayar lunas sisa
pembayaran tersebut kepada Pihak Kedua.

Pihak Kedua menerangkan menerima baik Pengakuan Hutang Pihak Pertama tersebut.

Selanjutnya Para Pihak bertindak dalam kedudukannya sebagaimana diuraikan diatas


menerangkan, bahwa mengenai hutang tersebut dilakukan dan diterima baik oleh kedua pihak
dengan syarat-syarat dan ketentuan sebagai berikut:

Pasal 1

Jumlah hutang tersebut seluruhnya dan sekaligus harus sudah dibayar lunas oleh Pihak Pertama
paling lambat dalam jangka waktu [____] bulan terhitung mulai hari dan tanggal Pengakuan
Hutang ini ditandatangani, yaitu tanggal [____] dan karenanya harus sudah lunas dibayar paling
lambat pada tanggal [____].

Pasal 2

Sindikat
Para Pihak setuju bahwa Pihak Pertama setiap bulannya diwajibkan memberikan bunga kepada
Pihak Kedua sebesar [*] % perbulan yang harus dibayar setiap akhir bulan yang telah dijalani,
untuk pertama kalinya pada akhir bulan.

Pasal 3

Semua pembayaran hutang tersebut, baik hutang pokok maupun bunga harus dibayarkan di
[kantor] Pihak Kedua, pada alamat sebagaimana disebutkan diatas.

Pasal 4

Menyimpang dari ketentuan tersebut dalam pasal 1 diatas Pihak Kedua berhak untuk menagih
hutangnya kepada Pihak Pertama dengan seketika dan sekaligus, apabila terjadi hal-hal sebagai
berikut:

a. Jika Pihak Pertama meninggal dunia sebelum melunasi hutangnya;


b. Jika Pihak Pertama ditaruh dibawah pengampuan (onder curatele) atau karena apapun
kehilangan hak untuk mengurus harta benda/kekayaannya;
c. Jika harta benda/kekayaan Pihak Pertama baik seluruhnya atau sebagiannya dengan cara
apapun dikenakan sitaan

Pasal 5

Semua biaya untuk menagih hutang tersebut, antara lain biaya-biaya teguran dan untuk kuasa
Pihak Kedua untuk menagihnya, demikian juga biaya-biaya lain yang mungkin timbul
sehubungan dengan Pengakuan Hutang Pihak Pertama berdasarkan pengakuan huutang ini, harus
dipikul dan dibayar oleh Pihak Pertama.

Pasal 6

Sebagai jaminan atas ketertiban dan kelancaran pelunasan pembayaran kembali hutang tersebut
berikut pembayaran bunga setiap bulan, maka Pihak Pertama dengan ini memberi kuasa kepada
Pihak Kedua untuk menjual ataupun dengan cara lain mengalihkan haknya kepada siapapun
tanpa persetujuan terlebih dahulu dari Pihak Pertama yaitu berupa:

[***]

dengan harga dan syarat-syarat serta perjanjian yang dianggap baik oleh Pihak Kedua,
selanjutnya setelah melakukan penjualan dan telah menerima uang harga penjualannya, Pihak
Kedua berkewajiban memperhitungkan hasil penjualan itu setelah dipotong dengan ongkos-
ongkos dan biaya-biaya yang berkenaan dengan pelaksanaan penjualan tersebut dengan hutang
dan semua apa yang wajib dibayar oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua, kemudian hasil
penjualan tersebut dipergunakan untuk melunasi hutang Pihak Pertama berikut bunganya, dan
apabila masih ada kelebihannya, menyerahkan sisanya itu kepada Pihak Pertama.

Untuk keperluan tersebut Pihak Kedua berhak menghadap dimana perlu, memberikan keterangan
dan penjelasan, membuat, suruh membuat dan mendatangani segala surat atau akta yang
diperlukan dihadapan Notaris/Pejabat Pembuat Akta Tanah yang berwenang, menerima uang
harga penjualannya dengan membuat dan menandatangani kwitansinya, menyerahkan apa yang
dijual kepada pembelinya, singkatnya melakukan segala sesuatu yang dianggap perlu dan berguna

Sindikat
untuk melaksanakan dan menyelesaikan hal dimaksud diatas semuanya tidak ada yang
dikecualikan.

Kuasa tersebut akan dinyatakan dalam akta tersendiri, yang dibuat dihadapan Notaris.

Kuasa-kuasa yang tercantum dalam Pengakuan Hutang ini dan dinyatakan dalam akta tersendiri
dimaksud diatas, merupakan bagian yang penting dan tidak terpisahkan dari Pengakuan Hutang
ini dan karenanya kuasa-kuasa tersebut tidak akan batal atau berakhir karena sebab-sebab yang
dapat mengakhiri pemberian sesuatu kuasa sebagaimana tercantum dalam pasal 1813 Kitab
Undang-undang Hukum Perdata, selama Pihak Pertama masih berhutang kepada Pihak Kedua
berdasarkan Pengakuan Hutang ini.

Kuasa tersebut baru berlaku dan dapat dilaksanakan oleh Pihak Kedua, manakala Pihak Pertama
ternyata tidak melaksanakan pembayaran pelunasan hutangnya tersebut kepada Pihak Kedua pada
saat jatuh temponya seperti ditetapkan dalam Pengakuan Hutang ini.

Mulai Pengakuan Hutang ini ditandatangani kedua belah pihak, maka Pihak Kedua berhak
mengawasi dan menjaga lokasi tanah dan bangunan tersebut serta isi-isinya dari kemungkinan
adanya perpindahan atau pengalihan hak dengan cara bagaimanapun.

Dalam hal Pihak Kedua mempergunakan haknya seperti tersebut diatas, maka Pihak Pertama
berjanji dan mengikat diri serta menerima selaku kewajibanya, untuk mengosongkan Tanah dan
Bangunan dari segala penghuni dan barang-barang yang ada didalamnya, setelah
diminta/diberitahukan oleh Pihak Kedua, tanpa mempersulit Pihak Kedua dalam pelaksanaan
penjualan/pengalihan hak dimaksud diatas.

Akhirnya Para Pihak menerangkan, bahwa tentang Pengakuan Hutang ini dan segala akibatnya
serta pelaksanaannya kedua belah pihak memilih tempat kediaman hukum yang umum dan tidak
berubah di Kantor Panitera Pengadilan Negeri [*].

Demikianah Pengakuan Hutang ini dibuat dan ditandatangani oleh Para Pihak di [*], pada tanggal
sebagaimana disebutkan di bagian awal Pengakuan Hutang ini.

Pihak Pertama Pihak Kedua

______________________________ ______________________________
Nama : Nama :
Jabatan : Jabatan :

Sindikat

Anda mungkin juga menyukai