Program Magister Manajemen Pendidikan Islam,Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, e-mail: maimuna.rit95@gmail.com
Abstrak: Artikel ini mencoba mengkaji dinamika perubahan kurikulum pendidikan di Indonesia. Kurikulum
sebagai bagian penting dalam pendidikan memiliki posisi strategis dalam pendidikan. Hitam putihnya kualitas
pendidikan sesungguhnya sangat ditentukan oleh eksistensi kurikulum tersebut. Selain itu, kurikulum harus
memperhatikan unsur-unsur peserta didik, pendidikan, masyarakat, dan peran pengembang kurikulum terutama
guru. Peserta didik sebagai objek kurikulum harus mendapat prioritas utama dalam pengembangan kurikulum.
Indonesia sering mengalami perubahan kurikulum, termasuk kurikulum pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968,
1975, 1984, 1994, 2004, 2006, dan 2013. Pendidikan masa depan perlu dirancang untuk menjawab harapan dan
tantangan perubahan yang terjadi, Sistem pendidikan perlu dibangun terus menerus dari pendidikan prasekolah,
pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa adanya
perubahan kurikulum diperlukan setiap saat karena kurikulum akan selalu merespon perkembangan kehidupan,
baik perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perkembangan sosial dan budaya, dan perkembangan
politik.
PENDAHULUAN
Pendidikan memiliki peran penting disempurnakan untuk meningkatkan mutu
sebagai agen perubahan sosial (social agent of pendidikan secara nasional.Terkait dengan
change). Oleh karena itu, pendidikan selalu relevansi kurikulum dengan mempersiapkan
diarahkan untuk mencapai tujuan secara siswa menghadapi dunia globalisasi, maka
nasional. Tujuan pendidikan nasional kurikulum harus memperhatikan aspek-aspek
diharapkan dapat melahirkan manusia perkembangan IPTEK dan IMTAK terutama
Indonesia yang religius dan bermoral, mampu menyangkut penyiapan dasar keterampilan,
menguasai ilmu pengetahuan dan ketrampilan, kecerdasan, dan kreativitas serta kepribadian
sehat jasmani dan rohani, berkepribadian dan (Sulthon, 2014: 44-45).
bertanggung jawab. Indonesia sendiri telah banyak
Untuk mencapai tujuan tersebut hal mengalami perubahan kurikulum, di
yang perlu dikembangkan adalah menyangkut antaranya kurikulum 1947, 1952, 1964, 1968,
kurikulum pendidikan karena salah satu 1975, 1984, 1994, 2004, 2006, dan terakhir
dimensi yang tidak bisa dipisahkan dari 2013. Perubahan kurikulum sering dipengaruhi
pembangunan dunia pendidikan nasional di oleh faktor politik. Contohnya kurikulum 1964
masa depan adalah kebijakan mengenai disusun untuk meniadakanMANIPOL-USDEK
kurikulum. Kurikulum merupakan jantungnya (Muhammedi, 2016:49). Berangkat dari
dunia pendidikan. Untuk itu, kurikulum di bahasan diatas penulis mencoba memaparkan
masa depan perlu dirancang dan tentang “Politik dan Dinamika Kebijakan
88
BINA GOGIK, p-ISSN: 2355-3774
Volume 5 No. 2, September 2018 e-ISSN: 2579-4647
Perubahan Kurikulum Pendidikan di Indonesia kurikulum adalah rencana awal yang dibuat
Hingga Masa Reformasi” sehingga dapat untuk membimbing anak belajar disekolah,
ditarik suatu pemahaman bersama dengan yang disusun berdasarkan tingkat
adanya pembahasan ini. perkembangan peserta didik dan dapat di
aktualisasikan di dalam pembelajaran.
Pengembangan Kurikulum Kurikulum memberikan petunjuk yang cukup
Secara etimologi kurikulum berasal rinci mengenai berbagai hal yang perlu
dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya dilakukan oleh kepala sekolah dan guru dalam
pelari dan curere yang berarti jarak yang harus penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.
ditempuh oleh pelari. Berdasarkan pengertian Pengembangan kurikulum atau disebut
ini, dalam konteksnya dengan dunia dengan curriculum development pada dasarnya
pendidikan, memberinya pengertian sebagai adalah proses yang dimulai dari kegiatan
circle of intruction yaitu suatu lingkungan menyusun kurikulum mengimplementasikan,
pengajaran dimana guru dan murid terlibat mengevaluasi, dan memperbaiki sehingga
didalamnya.Kurikulum adalah seperangkat diperoleh suatu bentuk kurikulum yang
rencana dan pengaturan mengenai isi dianggap ideal (Sukiman, 2015: 5).Jadi
danbahan pelajaran serta cara yang digunakan pengembangan kurikulum merupakan suatu
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan gagasan atau praktek kurikulum baru dengan
belajar mengajar. Isi kurikulum merupakan menggunakan bagian-bagian yang potensial,
susunan bahan kajian dan pelajaran untuk dari kurikulum tersebut dengan harapan untuk
mencapai tujuan penyelenggaraan satuan memecahkan masalah atau mencapai suatu
pendidikan yang bersangkutan dalam rangka tujuan.
mencapai pendidikan (Syafaruddin, dkk, MenurutSubiyantoro, dkk (2015: 4-5)
2012:104). pembaharuan kurikulum sangat penting untuk
MenurutImam Machalidan Ara Hidayat, diadakan karena kurikulum sebagai alat untuk
(2016: 422) kurikulum dalam UU Sikdiknas mencapai tujuan hendaknya menyesuaikan
No. 20 Tahun 2003 dijelaskan sebagai dengan perkembangan yang ada dan terus
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai berlangsung. Pengembangan kurikulum
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang umumnya dimulai dari perubahan
digunakan sebagai pedoman dalam konsepsional yang mendasar kemudian
penyusunan kurikulum tingkat satuan perubahan struktural. Pengembangan disebut
pendidikan dan silabusnya pada setiap satuan sebagian jika hanya terjadi pada konponen
pendidikan. tertentu, contohnya pada tujuan, isi, metode,
Jadi istilah kurikulum sebenarnya atau sistem penilaiannya. Pengembangan
mempunyai pengertian yang cukup beragam dikatakan menyeluruh jika mencakup
mulai dari pengertian sempit hingga yang perubahan semua konponen kurikulum.
sangat luas, penulis menyimpulkan bahwa
89
BINA GOGIK, p-ISSN: 2355-3774
Volume 5 No. 2, September 2018 e-ISSN: 2579-4647
90
BINA GOGIK, p-ISSN: 2355-3774
Volume 5 No. 2, September 2018 e-ISSN: 2579-4647
91
BINA GOGIK, p-ISSN: 2355-3774
Volume 5 No. 2, September 2018 e-ISSN: 2579-4647
92
BINA GOGIK, p-ISSN: 2355-3774
Volume 5 No. 2, September 2018 e-ISSN: 2579-4647
93
BINA GOGIK, p-ISSN: 2355-3774
Volume 5 No. 2, September 2018 e-ISSN: 2579-4647
94
BINA GOGIK, p-ISSN: 2355-3774
Volume 5 No. 2, September 2018 e-ISSN: 2579-4647
proses belajar mengajar menjadi sistematis dan lagi penambahan pelajaranpilihan yang
bertahap (Imam Machali & Ara Hidayat, 2016: sesuai dengan jurusan masing-masing.
426). Sistem penilaian pada kurikulum ini Hal ini berkaitan dengan perubahan
adalah penilaian diberikan pada setiap akhir yang dilakukan pada program jurusan di SMA.
pelajaran atau pada akhir satuan pelajaran Jika pada kurikulum 1975 terdapat 3 jurusan
tertentu. Inilah yang sangat membedakan yaitu IPA, IPS,dan Bahasa maka pada
dengan kurikulum sebelumnya yang kurikulum 1984 ini jurusan dinyatakan dalam
memberikan penilaian pada akhir semester program A dan B. Program A terdiri dari: (1)
atau akhir tahun saja (Sholeh Hidayat, 2013: A1, penekanan pada mata pelajaran Fisika;
7). (2) A2, penekanan pada mata pelajaran
Biologi; (3) A3, penekanan pada mata
Kurikulum 1984 pelajaran Ekonomi; (4) A4, penekanan pada
Seiring perkembangan ilmu mata pelajaran Bahasa dan Budaya.
pengetahuan, menjelang tahun 1983 Sedangkan program B adalah program
kurikulum 1975 dirasa tidak sesuai dengan yang mengarah kepada keterampilan kejuruan
kebutuhan masyarakat pada saat itu, sehingga yang akan dapat menerjunkan siswa langsung
pada tahun 1984 dibentuklah kurikulum yang berkecimpung di masyarakat. Tetapi
baru yaitu kurikulum 1984. Ciri kusus dari mengingat program B memerlukan sarana
kurikulum ini terdapat pada pendekatan sekolah yang cukup maka program ini untuk
pengajarannya yang berpusat pada anak sementara ditiadakan(M. Asri, 2017: 197-198).
didik melalui cara belajar siswa aktif atau
sering kita sebut dengan CBSA. Materi Kurikulum 1994
pelajaran juga diberikan dengan konsep spiral Kurikulum 1994 merupakan
yang artinya semakin tinggi kelas atau penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya
jenjangnya semakin dalam dan luas pula yang dimaksudkan untuk menjawab
materi pelajarannya. kebutuhan-kebutuhan sosial di masa depan
Selain itu metode penyampain materi sehingga membutuhkan keahlian tertentu
tidak hanya sekedar ceramah, metode praktik sebagai bagian dari modal melakukan
juga sudah mulai digunakan agar kehidupan secara mandiri. Sehingga
pembelajaran lebih efektif dan efisien untuk pendidikan diarahkan pada pembentukan
mencapau tujuan pelajaran. Dalam karakter anak yang memiliki kemampuan
penyusunan kurikulum 1984 ini terdapat dasar siap bekerja dengan skill yang baik
pula kebijakan yang diambil oleh sehinggga bisa digunakan di perusahaan-
pemerintah diantaranya penambahan mata perusahaan atau pabrik-pabrik atau lebih
pelajran inti yang awalnya hanya berjumlah tepatnya, pendidikan bertujuan untuk
8 menjadi 16 mata pelajaran inti ditambah memproduksi tenaga berpendidikan yang siap
pakai.
95
BINA GOGIK, p-ISSN: 2355-3774
Volume 5 No. 2, September 2018 e-ISSN: 2579-4647
96
BINA GOGIK, p-ISSN: 2355-3774
Volume 5 No. 2, September 2018 e-ISSN: 2579-4647
KTSP resmi diberlakukan secara dan seni berkembang secara dinamis. Relevan
nasional dengan terbitnya PP No. 19/2005 dan dengan kebutuhan.
Pemdiknas No. 24/2006. Pengembangan Keempat, Kurikulum dikembangkan
KTSP berpedoman pada standar kompetensi dengan memperhatikan relevansi pendidikan
(SK), kompetensi dasar (KD), standar isi (SI), tersebut dengan kebutuhan hidup dan dunia
dan standar kompetensi lulusan (SKL), yang kerja. Menyeluruh dan berkesinambungan.
digunakan sebagai acuan pembelajaran di Substansi kurikulum direncanakan dan
sekolah dengan menekankan pencapaian disajikan secara berkesinambungan antar
kemampuan minimal pada setiap tingkatan semua jenjang pendidikan. Kelima, Belajar
kelas dan pada akhir satuan pendidikan sepanjang hayat, kurikulum diarahkan kepada
(Laelatul Istiqomah, 2016: 44). proses pengembangan, pembudayaan, dan
Adapunprinsip-prinsip pengembangan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung
KTSP menurut Permendiknas nomor 22 tahun sepanjang hayat. Seimbang antara kepentingan
2006 sebagaimana dikutip dari Ahmadi adalah global, nasional, dan lokal. Kurikulum
sebagai berikut: Pertama, Berpusat pada dikembangkan dengan memperhatikan
potensi, perkembangan, serta kebutuhan kepentingan global, nasional, dan lokal untuk
peserta didik dan lingkungannya. membangun kehidupan masyarakat
Pengembangan kurikulum didasarkan atas (Muhammedi, 2016: 58-59).
prinsip bahwa peserta didik adalah sentral Beberapa permasalahan yang mengacu
proses pendidikan agar menjadi manusia yang pada kurikulum 2006 diantaranya: Konten
bertakwa, berakhlak mulia, berilmu, serta kurikulum masih terlalu padat, yang
warga negara yang demokratis sehingga perlu ditunjukkan dengan banyaknya mata pelajaran
disesuaikan dengan potensi, perkembangan, dan banyak materi yang keluasan dan tingkat
kebutuhan, dan lingkungan siswa. kesukarannya melampaui perkembangan usia
Kedua,Beragam dan terpadu. Kurikulum anak. Kurikulum belum sepenuhnya berbasis
dikembangkan dengan memperhatikan kompetensi sesuai dengan tujuan pendidikan
keragaman peserta didik, kondisi daerah nasional. Kompetensi belum menggambarkan
dengan tidak membedakan agama, suku, secara holistik domain sikap, keterampilan,
budaya, adat, serta status sosial ekonomi dan dan pengetahuan. Beberapa kompetensi yang
gender. Kurikulum meliputi substansi dibutuhkan sesuai denagan perkembangan
komponen muatan wajib kurikulum, muatan kebutuhan misalnya pendidikan karakter,
lokal, dan pengembangan diri secara metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan
terpadu.Ketiga,Tanggap terhadap soft skills dan hard skills, kewirausahaan,
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, belum terakomodasi di dalam kurikulum.
dan seni. Kurikulum dikembangkan atas Kurikulum belum peka dan tanggap
kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi, terhadap perubahan sosial yang terjadi.
Standar proses pembelajaran belum
97
BINA GOGIK, p-ISSN: 2355-3774
Volume 5 No. 2, September 2018 e-ISSN: 2579-4647
98
BINA GOGIK, p-ISSN: 2355-3774
Volume 5 No. 2, September 2018 e-ISSN: 2579-4647
menjadi warga negara yang efektif, dan Manusia Indonesia usia produktif akan
kemampuan mencoba untuk mengerti dan melimpah (Imam Machali, 2014: 84).
toleran terhadap pandangan yang berbeda.
Ketiga, fenomena sosial yang SDM yang melimpah ini apabila
narkoba, korupsi, plagiarisme, kecurangan menjadi modal pembangunan yang luar biasa
dalam berbagai jenis ujian, dan gejolak sosial besarnya. Namun, apabila tidak memiliki
(social unrest). Keempat, persepsi publik yang kompetensi dan keterampilan tentunya akan
menilai pendidikan selama ini terlalu menitik menjadi beban pembangunan. Tantangan besar
beratkan pada aspek kognitif, beban siswa yang dihadapi adalah bagaimana
yang terlalu berat, dan kurang pemuatan mengupayakan agar SDM usia produktif yang
MenurutImam Machali dan Ara Hidayat SDM yang memiliki kompetensi dan
(2016: 429) dinamika perubahan kurikulum di keterampilan melalui pendidikan agar tidak
dapat digambarkan sebagi berikut: antara lain berkenaan dengan tantangan masa
depan, kompetensi yang diperlukan dimasa
Pengembangan kurikulum perlu depan, persepsi masyarakat, perkembangan
dilakukan karena adanya berbagai tantangan pengetahuan dan pedagogik, serta berbagai
yang dihadapi, baik tantangan internal maupun fenomena yang mengemuka. Tantangan masa
tantangan eksternal. Dalam menghadapi depan terkait arus globalisasi dan berbagai isu
tuntutan perkembangan zaman, diperlukan terkait lingkungan hidup, kemajuan teknologi
adanya penyempurnaan pola dan penguatan dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan
tata kekola kurikulum serta pendalaman dan budaya, dan perkembangan pendidikan
perluasan materi (Imam Machali, 2014: 83- ditingkat internasional. Di era globalisasi juga
84). Tantangan internal lainnya adalah terkait akan terjadi perubahan-perubahan yang
faktor perkembangan penduduk Indonesia cepat.Dunia akan semakin transparan, terasa
dilihat dari pertumbuhan penduduk usia sempit, dan seakan tanpa batas. Hubungan
produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia komunikasi, informasi, dan transformasi
usia produktif 15-64 tahun lebih banyak dari menjadikan satu sama lain menjadi dekat
usia tidak produktif anak-anak berusia 0-14 sebagai akibat dari revolusi dan hasil
tahun dan orang tua berusia 65 tahun keatas. pengembangan ilmu pengetahuan dan
Jumlah usia produktif ini akan mencapai teknologi.
puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat Arus globalisasi juga kan menggeser
angkanya mencapai 70%. Sumber Daya pola hidup masyarakat dari agraris dan
perniagaan tradisional menjadi masyarakat
99
BINA GOGIK, p-ISSN: 2355-3774
Volume 5 No. 2, September 2018 e-ISSN: 2579-4647
industri dan perdagangan modern seperti dapat pengembangan kurikulum merupakan proses
terlihat di WTO, ASEAN Community, APEC, kebijakan yang di dalamnya terdapat tanggung
dan AFTA. Tantangan masa depan juga terkait jawab sebagai pihak yang berkepentingan
dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, dengan masalah pendidikan secara legal.
pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, Kadang juga ditemukan sikap pro dan kontra,
investasi, dan transformasi pada dunia yakni sikap menerima dan menolak terhadap
pendidikan. Keikut sertaan Indonesia dalam hasil keputusan kurikulum. Hal ini mungkin
Studi Internasional dan PISA (Program for disebabkan oleh perbedaan sudut pandang
International Student Assessment), Indonesia terhadap hasil keputusan kurikulum dan fungsi
hanya menduduki peringkat empat besar dari sekolah.
bawah. Penyebab capaian ini adalah materi uji Adanya pandangan untuk menerima dan
yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak menolak atas hasil keputusan kurikulum
terdapat dalam kurikulum Indonesia (Imam terletak pada pandangan pembuat keputusan
Machali, 2014: 85). kurikulum terhadap fungsi dan tujuan sekolah.
Kompetensi masa depan yang Misalnya, apakah sekolah diselenggarakan
diperlukan dalam menghadapi arus globalisasi dengan fungsi pengembangan pertumbuhan
antara lain kemampuan berkomunikasi, moral-religius peserta didik, menyampaikan
kemampuan berpikir jernih dan kritis, mata pelajaran (transfer of knowledge), atau
kemampuan mempertimbangkan segi moral dalam rangka menyiapkan anak didik untuk
suatu permasalahan, menjadi warga Negara kehidupan di masyarakat (Abdullah Idi, 2010:
yang bertaggung jawab, kemampuan toleran 228).
terhadap pandangan yang berbeda, dan
kemampuan hidup dalam masyarakat yang METODE
harus memiliki minat luas dalam kehidupan, kepustakaan (library research), yaitu
memiliki kesiapan untuk bekerja, memiliki serangkaian penelitian yang berkenaan dengan
rasa tanggung jawab terhadap lingkungan. penelitian yang obyek penelitiannya digali
Tantangan eksternal lainnya berupa fenomena melalui beragam informasi kepustakaan (buku,
disharmoni yang mengemuka terkait masalah ensiklopedi, jurnal ilmiah, koran, majalah, dan
perkelahian pelajar, masalah narkoba, korupsi, dokumen), (Nana Syaodih, 2009: 52). Dan
kecurangan dalam ujian, dan gejolak sosial di menggunakan pendekatan penelitian kualitatif,
masyarakat (social unrest), (Imam Machali, yaitu penelitian dalam bentuk kajianteoritis
Semakin maju pendidikan suatu negara, ada. Dalam penelitian ini, peneliti
100
BINA GOGIK, p-ISSN: 2355-3774
Volume 5 No. 2, September 2018 e-ISSN: 2579-4647
101
BINA GOGIK, p-ISSN: 2355-3774
Volume 5 No. 2, September 2018 e-ISSN: 2579-4647
Sukiman.Pengembangan Kurikulum
Perguruan Tinggi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2015.
102