Anda di halaman 1dari 15

BINA GOGIK, p-ISSN: 2355-3774

Volume 5 No. 2, September 2018 e-ISSN: 2579-4647

POLITIK DAN DINAMIKA KEBIJAKAN PERUBAHAN


KURIKULUM PENDIDIKAN DI INDONESIA HINGGA MASA
REFORMASI
Maimuna Ritonga

Program Magister Manajemen Pendidikan Islam,Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, e-mail: maimuna.rit95@gmail.com

Abstrak: Artikel ini mencoba mengkaji dinamika perubahan kurikulum pendidikan di Indonesia. Kurikulum
sebagai bagian penting dalam pendidikan memiliki posisi strategis dalam pendidikan. Hitam putihnya kualitas
pendidikan sesungguhnya sangat ditentukan oleh eksistensi kurikulum tersebut. Selain itu, kurikulum harus
memperhatikan unsur-unsur peserta didik, pendidikan, masyarakat, dan peran pengembang kurikulum terutama
guru. Peserta didik sebagai objek kurikulum harus mendapat prioritas utama dalam pengembangan kurikulum.
Indonesia sering mengalami perubahan kurikulum, termasuk kurikulum pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968,
1975, 1984, 1994, 2004, 2006, dan 2013. Pendidikan masa depan perlu dirancang untuk menjawab harapan dan
tantangan perubahan yang terjadi, Sistem pendidikan perlu dibangun terus menerus dari pendidikan prasekolah,
pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa adanya
perubahan kurikulum diperlukan setiap saat karena kurikulum akan selalu merespon perkembangan kehidupan,
baik perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perkembangan sosial dan budaya, dan perkembangan
politik.

Kata Kunci: dinamika, pengembangan, kurikulum, Indonesia

PENDAHULUAN
Pendidikan memiliki peran penting disempurnakan untuk meningkatkan mutu
sebagai agen perubahan sosial (social agent of pendidikan secara nasional.Terkait dengan
change). Oleh karena itu, pendidikan selalu relevansi kurikulum dengan mempersiapkan
diarahkan untuk mencapai tujuan secara siswa menghadapi dunia globalisasi, maka
nasional. Tujuan pendidikan nasional kurikulum harus memperhatikan aspek-aspek
diharapkan dapat melahirkan manusia perkembangan IPTEK dan IMTAK terutama
Indonesia yang religius dan bermoral, mampu menyangkut penyiapan dasar keterampilan,
menguasai ilmu pengetahuan dan ketrampilan, kecerdasan, dan kreativitas serta kepribadian
sehat jasmani dan rohani, berkepribadian dan (Sulthon, 2014: 44-45).
bertanggung jawab. Indonesia sendiri telah banyak
Untuk mencapai tujuan tersebut hal mengalami perubahan kurikulum, di
yang perlu dikembangkan adalah menyangkut antaranya kurikulum 1947, 1952, 1964, 1968,
kurikulum pendidikan karena salah satu 1975, 1984, 1994, 2004, 2006, dan terakhir
dimensi yang tidak bisa dipisahkan dari 2013. Perubahan kurikulum sering dipengaruhi
pembangunan dunia pendidikan nasional di oleh faktor politik. Contohnya kurikulum 1964
masa depan adalah kebijakan mengenai disusun untuk meniadakanMANIPOL-USDEK
kurikulum. Kurikulum merupakan jantungnya (Muhammedi, 2016:49). Berangkat dari
dunia pendidikan. Untuk itu, kurikulum di bahasan diatas penulis mencoba memaparkan
masa depan perlu dirancang dan tentang “Politik dan Dinamika Kebijakan

88
BINA GOGIK, p-ISSN: 2355-3774
Volume 5 No. 2, September 2018 e-ISSN: 2579-4647

Perubahan Kurikulum Pendidikan di Indonesia kurikulum adalah rencana awal yang dibuat
Hingga Masa Reformasi” sehingga dapat untuk membimbing anak belajar disekolah,
ditarik suatu pemahaman bersama dengan yang disusun berdasarkan tingkat
adanya pembahasan ini. perkembangan peserta didik dan dapat di
aktualisasikan di dalam pembelajaran.
Pengembangan Kurikulum Kurikulum memberikan petunjuk yang cukup
Secara etimologi kurikulum berasal rinci mengenai berbagai hal yang perlu
dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya dilakukan oleh kepala sekolah dan guru dalam
pelari dan curere yang berarti jarak yang harus penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.
ditempuh oleh pelari. Berdasarkan pengertian Pengembangan kurikulum atau disebut
ini, dalam konteksnya dengan dunia dengan curriculum development pada dasarnya
pendidikan, memberinya pengertian sebagai adalah proses yang dimulai dari kegiatan
circle of intruction yaitu suatu lingkungan menyusun kurikulum mengimplementasikan,
pengajaran dimana guru dan murid terlibat mengevaluasi, dan memperbaiki sehingga
didalamnya.Kurikulum adalah seperangkat diperoleh suatu bentuk kurikulum yang
rencana dan pengaturan mengenai isi dianggap ideal (Sukiman, 2015: 5).Jadi
danbahan pelajaran serta cara yang digunakan pengembangan kurikulum merupakan suatu
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan gagasan atau praktek kurikulum baru dengan
belajar mengajar. Isi kurikulum merupakan menggunakan bagian-bagian yang potensial,
susunan bahan kajian dan pelajaran untuk dari kurikulum tersebut dengan harapan untuk
mencapai tujuan penyelenggaraan satuan memecahkan masalah atau mencapai suatu
pendidikan yang bersangkutan dalam rangka tujuan.
mencapai pendidikan (Syafaruddin, dkk, MenurutSubiyantoro, dkk (2015: 4-5)
2012:104). pembaharuan kurikulum sangat penting untuk
MenurutImam Machalidan Ara Hidayat, diadakan karena kurikulum sebagai alat untuk
(2016: 422) kurikulum dalam UU Sikdiknas mencapai tujuan hendaknya menyesuaikan
No. 20 Tahun 2003 dijelaskan sebagai dengan perkembangan yang ada dan terus
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai berlangsung. Pengembangan kurikulum
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang umumnya dimulai dari perubahan
digunakan sebagai pedoman dalam konsepsional yang mendasar kemudian
penyusunan kurikulum tingkat satuan perubahan struktural. Pengembangan disebut
pendidikan dan silabusnya pada setiap satuan sebagian jika hanya terjadi pada konponen
pendidikan. tertentu, contohnya pada tujuan, isi, metode,
Jadi istilah kurikulum sebenarnya atau sistem penilaiannya. Pengembangan
mempunyai pengertian yang cukup beragam dikatakan menyeluruh jika mencakup
mulai dari pengertian sempit hingga yang perubahan semua konponen kurikulum.
sangat luas, penulis menyimpulkan bahwa

89
BINA GOGIK, p-ISSN: 2355-3774
Volume 5 No. 2, September 2018 e-ISSN: 2579-4647

Subiyantoro, dkk (2015: 6) d. Perubahan dalam sistem evaluasi


jugamengemukakanbahwapengembangan kurikulum
struktural kurikulum yang menyangkut Perubahan ini menyangkut metode atau
komponen kurikulum yakni: cara yang paling tepat untuk mengukur
a. Perubahan dalam tujuan atau menilai sejauh mana kurikulum
Perubahan ini didasarkan kepada berjalan efektif dan efisien, relevan dan
pandangan hidup dimasyarakat serta produktivitas terhadap program
falsafah bangsa. Tanpa tujuan yang jelas, pembelajaran sebagai suatu sistem dari
tidak akan membawa perubahan yang kurikulum.
berarti, dan tidak ada petuntukkemana Saat ini proses pengembangan
pendidikan diarahkan. kurikulum di Indonesia mengikuti kebijakan
b. Perubahan isi dan struktur yang diundangkan dalam UU No. 20 tahun
Perubahan ini meliputi struktur mata 2003, PP No, 19 tahun 2005 dan
pelajaran yang diberikan kepada siswa Permendiknas No. 22, 23, dan 24. Berdasarkan
termasuk isi dari setiap mata pelajaran. ketetapan tersebut maka proses pengembangan
Pengembangan ini dapat menyangkut kurikulum di Indonesia mengikuti dua langkah
aktivitas belajar anak, pengalaman yang besar yaitu proses pengembangan kurikulum
harus diberikan pada anak, juga yang dilakukan di Pemerintah Pusat dan
pendekatan dari mata pelajaran-mata pengembangan yang dilakukan disetiap satuan
pelajaran tersebut. Diadakan pendekatan pendidikan. Sebelumnya telah diberlakukan
interdisipliner atau dilihat proporsinya beberapa masa kurikulum seperti kurikulum
masing-masing. Misalnya mana yang 1994 dan kurikulum 2004. Kurikulum 2004
termasuk pendidikan umum, pendidikan disebut sebagai implementasi dari hasrat
keahlian, pendidikan akademik dan lain- Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
lain. (Sikdiknas) tahun 2003.
c. Perubahan strategi dan sarana kurikulum Sejak tahun 1945 hingga tahun 2013
Perubahan ini menyangkut strategi telah terjadi perubahan kurikulum sebanyak 10
pelaksanaan kurikulum itu sendiri yang kali yaitu pada tahun 1947 (Rencana Pelajaran
meliputi perubahan teori belajar mengajar, yang dirinci dalam rencana pelajaran terurai),
perubahan sistem administrasi, bimbingan tahun 1964 (Rencana Pendidikan Sekolah
dan penyuluhan, perubahan sistem Dasar), tahun 1968 (Kurikulum Sekolah
penilaianbelajar. Kemudian menyangkut Dasar), tahun 1973 (Kurikulum Proyek
srarana ketenagaan baik dari segi kualitas Perintis Sekolah Pengembangan (PPSP)),
dan kuantitas, juga sarana material berupa tahun 1975 (Kurikulum Sekolah Dasar), tahun
perlengkapan sekolah seperti 1984 (Kurikulum 1984), tahun 1997 (Revisi
laboratorium, perpustakaan, alat peraga Kurikulum 1984), tahun 2004 (Kurikulum
dan lain-lain. Berbasis Kompetensi(KBK)), tahun 2006

90
BINA GOGIK, p-ISSN: 2355-3774
Volume 5 No. 2, September 2018 e-ISSN: 2579-4647

(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dinamika Kebijakan Perubahan


(KTSP)), (Loeziana Uce, 2016: 218). Kurikulum Pendidikan di Indonesia
Tahap tahap perubahan kurikulum, Imam Machali dan Ara Hidayat (2016:
tertuntut adanya pengembangan kurikulum 424) mengemukakanbahwa dinamika
mengikuti perkembangan zaman. Begitu pengembangan dan perubahan kurikulum di
halnya dengan kurikulum 2013, kurikulum ini Indonesia dapat di tuntut sejak
merupakan pengembangan dari kurikulum prakemerdekaan dimana pada masa ini sekolah
sebelumnya dalam rangka merespon berbagai sudah mulai dikenalkan meski masih sangat
tantangan yang dihadapi baik internal dan terbatas. Selanjutnya, perkembangan dan
eksternal (Imam Machali & Ara Hidayat, 2016 perubahan kurikulum pendidikan berlanjut
:423).MenurutMuhammad Zaini (2009: 167- pada masa kemerdekaan, yaitu pata tahun
168)faktor lain yang menjadi penyebab 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994,
dilakukannya perubahan kurikulum antara 2004, dan 2006. Perubahan tersebut
lain: pertama, adanya perkembangan dan merupakan akibat dari adanya perubahan
perubahan bangsa yang satu dengan bangsa sistem sosial, politik, budaya, ekonomi, ilmu
yang lain, sehingga praktek pendidikan harus pengetahuan dan teknologi yang secara cepat,
mendapat perhatian serius, agar negara kita cermat, dan cerdas harus direspon.
tidak ketinggalan zaman dan menyesuaikan Pengembangan dan perubahan
dengan kondisi setempat. kurikulum tersebut memang harus dilakukan
Kedua, berkembangnya industri dan karena kurikulum bukanlah sebuah konsep
teknologi, hal ini harus disikapi dengan cermat statis, akan tetapi dinamis dan harus terus
oleh tim pengembang kurikuluum, agar menyesuaikan berbagai perubahan dan
melahirkan manusia-manusia yang siap pakai tantangan yang terjadi sebagaimana perinsip
disegala bidang. Ketiga, orientasi politik atau kurikulum yaitu berubah dan proses terus
praktek kenegaraan dan pandangan intelektual menerus (change and continuity). Berikut ini
yang berubah.Keempat, pemikiran baru adalah gambangan dinamika perkembangan
mengenai proses belajar mengajar dan kurikulum pendidikan di Indonesia.
perubahan dalam masyarakat, sehingga banyak
1. Kurikulum Pendidikan Pra-
teori baru yang muncul dalam proses
kemerdekaan
pembelajaran seperti active learning. Kelima,
Pendidikan pada masa pra-kemerdekaan
eksploitasi ilmu pengetahuan. Banyaknya
dipengaruhi oleh klonialisme, dimana
disiplin ilmu yang muncul, sehingga
kebijakan dan praktik pendidikan dikelola oleh
kurikulum paling tidak harus disesuaikan
penjajah. Tujuannya adalah mendung dan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, agar
memperkuat kepentingan kekuasaan penjajah,
anak didik memiliki bekal yang cukup untuk
dan menjadikan pribumi sebagai abdi penjajah.
menghadapi kehidupan dimasa
Untuk memenuhi kebutuhan pegawai dalam
depan(Muhammad Zaini2009: 169-170).

91
BINA GOGIK, p-ISSN: 2355-3774
Volume 5 No. 2, September 2018 e-ISSN: 2579-4647

pengembangan usaha melalui kerja paksa, bagian B klasifikasinya adalah ilmu


penjajah membutuhkan pegawai rendahan pengetahuan kealaman yang meliputi ilmu
yang dapat membaca dan menulis. Oleh pasti dan ilmu alam.
karena itu, penjajah membentuklembaga- Ketika kolonialisme beralih dari Belanda
lembaga pendidikan yang hanya ke Jepang, maka pendidikan yang dibentuk
diperuntukkkan bagi kalangan terbatas, yaitu oleh kolonial Belanda diganti dengan model
anak-anak golongan ningrat yang selanjutnya pendidikan berciri khas Jepang. Pendidikan
diproyeksikan sebagai pegawai rendahan. tingkat rendah, Jepang menggantinya dengan
Terdapat dua model pendidikan pada masa sebutan Kokumin Gako dengan lama
kolonial ini, yaitu pertama, sekolah kelas dua pendidikan enam tahun. Kurikulum
yang diperuntukkan bagi anak pribumi dengan pendidikan ini lebih menitikberatkan pada olah
lama pendidikan tiga tahun. Kurikulum yang raga kemiliteranyang bertujuan
diajarkan meliputi berhitung, menulis, dan untukmembantu pertahanan Jepang (Imam
membaca. Kedua, sekolah kelas satu yang Machali& Ara Hidayat 2016: 424-425).
diperuntukkan bagi anak pegawai pemerintah 2. Kurikulum Pendidikan Pasca-
Hindia Belanda. Lama pendidikannya empat kemerdekaan
tahun, kemudian lima tahun dan terakhir tujuh
Rencana Pelajaran 1947
tahun. Kurikulum yang diajarkan, meliputi
Istilah kurikulum menjadi popular sejak
ilmu bumi, sejarah, dan ilmu hayat.
tahun 1950 di Indonesia, yang mana
Pada jenjang pendidikan menengah
dikenalkan oleh sejumlah kalangan pendidik
didirikan gymnasium yang siswanya hanya
lulusan Amerika Serikat. Sebelum mengenal
golongan ningrat. Masa belajar pendidikan ini
istilah kurikulum, pendidikan Insonesia lebih
berlangsung selama tiga tahun. Mata pelajaran
akrab dengan istilah rencana pembelajaran.
yangdi ajarkan, meliputi Bahasa Belanda,
Kurikulum sendiri mempunyai definisi yang
Bahasa Inggris, Ilmu Hitung, Aljabar, Ilmu
berbeda-beda hal ini disebabkan oleh
Ukur, Ilmu Alam atau Kimia, Ilmu Hayat,
perbedaan sudut pandang dan latar belakang
Ilmu Bumi, Sejarah dan Tata Buku. Kemudian
keilmuan para ahli tersebut, sehingga semantik
model pendidikan gymnasium berubah
definisi yang dirumuskan akan berbeda
menjadi MULO (Meer Uifgebried Order Wijs)
meskipun pada intinya terkandung maksud
yang lama pendidikannya empat tahun.
yang sama(M. Asri, 2017: 194).
Adapun untuk jenjang atau tingkatan atas,
Kurikulum yang pertama lahir setelah
Belanda mendirikan AMS (Algemene
Indonesia merdeka disebut rencana pelajaran
Midelbare School). Lama pendidikan ini
atau dalam bahasa belanda ler plan. Perubahan
berlangsung selama tiga tahun yang terbagi
orientasi pendididikan lebih bersifat politis,
pada bagian A dan B. Bagian A spesifikasinya
dari orientasi pendidikan Belanda kepada
adalah Ilmu Kebudayaan yaitu kesastraan
kepentingan nasional. Rencana Pelajaran 1947
timur dan kesastraan klasik Barat. Adapun

92
BINA GOGIK, p-ISSN: 2355-3774
Volume 5 No. 2, September 2018 e-ISSN: 2579-4647

merupakan pengganti sistem pendidikan pertama, Bahasa Indonesia digunakan


kolonial Belanda dengan mengurangi sebagai bahasa pengantar di sekolah.Kedua,
pendidikan kecerdasan intelektual (Sholeh jumlah mata pelajaran untuk Sekolah Rakyat
Hidayat, 2013: 2). (SR) 16 bidang studi, SMP 17 bidang studi,
SMA jurusan B 19 bidang studi. Ketiga,
Kurikulum pada tahun ini masih
Lahirnya Rencana Pelajaran 1947 diawali dari
dipengaruhi sistem pendidikan kolonial
pembenahan sistem per sekolahan pasca-
Belanda dan Jepang sehingga hanya
Indonesia merdeka yang sesuai dengan
meneruskan kurikulum yang pernah dilakukan
Pancasila dan UUD 1945 (Leo Agung,, 2015:
sebelumnya oleh Belanda. Bentuk Rencana
25).
Pelajaran tahun 1947 memuat dua hal pokok
yaitu: Rencana Pelajaran Terurai 1952
1. Daftar Mata Pelajaran dan Jam Rencana pelajaran terurai ini merupakan
Pengajarannya respons dan hasil penyesuaian dengan UU
2. Garis-garis Besar Program Pengajaran Nomor 4 Tahun 1950 tentang Pendidikan dan
(GBPP) Pengajaran. Ciri yang paling menonjol dari
Rencana pelajaran 1947 mengurangi kurikulum 1952 adalah setiap rencana
pendidikan intelektual, namun diutamakan pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran
pendidikan watak atau perilaku (value, yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-
attitude) meliputi: hari. Pada masa ini, kebutuhan peserta didik
a. Kesadaran bernegara dan akan ilmu pengetahuan lebih diperhatikan, dan
bermasyarakat satuan mata pelajaran lebih diperincikan.
b. Materi pelajaran dihubungkan dengan Namun peserta didik masih diposisikan
kejadian sehari-hari sebagai objek, karena guru menjadi subjek
c. Perhatian terhadap kesenian dan sentral dalam mentransfer ilmu pengetahuan
pendidikan jasmani (Leo Agung,, (Imam Machali & Ara Hidayat, 2016: 425).
2015: 23). Sistem penilaian berdasarkan kurikulum
Mata Pelajaran pada kurikulum tahun 1952 hampir sama dengan kurikulum 1947,
1947 untuk tingkat Sekolah Rakyat (SR) ada yakmi dilakukan melalui ulangan harian,
16 bidang studi, Sekolah Menengah (SMP) ulangan umum catur wulan, dan ujian
ada 17 bidang studi, dan Sekolah Menengah penghabisan. Ulangan hatian dan ulangan
Atas (SMA) jurusan B ada 19 bidang studi. umum catur wulan dipakai sebagai dasar untuk
Mentri Pendidikan dan Pengajaran ketika itu menentukan apakah seorang siswa naik atau
ialah Mr. Soewandi (Anzar Abdullah, 2007: tinggal kelas. Apabila seorang siswa belum
345).Penerapan Rencana Pelajaran 1947 mencapai minimal nilai 6 dalam ulangan
memuat ketentuan yaitu: umum catur wulan, yang bersangkutan
mengikuti ulangan perbaikan (her). Ujian

93
BINA GOGIK, p-ISSN: 2355-3774
Volume 5 No. 2, September 2018 e-ISSN: 2579-4647

penghabisan yang kemudian diubah namanya Pancawardhana dan menekankan pendekatan


menjadi Ujian Negara dilakukan sekitar tahun organisasi materi pelajaran menjadi kelompok
1958, digunakan untuk menentukan kelulusan pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar,
(Leo Agung,, 2015: 29). dan kecakapan khusus.Jumlah jam
pelajarannya 9 mata pelajaran.
Kurikulum 1964 Titik berat kurikulum ini pada materi
Penghujung era pemerintahan Presiden apa saja yang tepat diberikan pada siswa di
Soekarno menjelang tahun 1964, pemerintah setiap jenjang pendidikan. Segi tujuan
kembali menyempurnakan sistem kurikulum di pendidikan, kurikulum 1968 diarahkan pada
Indonesia. Kurikulum ini diberi nama Rencana upaya untuk membentuk manusia Pancasila
Pendidikan 1964. Pokok pikiran kurikulum sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi
1964 yang menjadi ciri kurikulum ini adalah kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral,
bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar budi pekerti, dan keyakinan beragama. Isi
rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pendidikan diarahkan pada kegiatan
pembekalan pada jenjang SD, sehingga mempertinggi kecerdasan dan keterampilan,
pembelajaran dipusatkan pada program serta mengembangkan fisik yang sehat dan
Pancawardhana. kuat (Sholeh Hidayat, 2013: 4).
Pokus kurikulum 1964 ini pada
pengembangan Pancawardhana, yaitu: Daya Kurikulum 1975
cipta, rasa, karsa, karya, dan moral. Mata Setelah kurikulum 1968 berjalan selama
pelajara diklasifikasikan dalam lima kelompok kurang lebih 6 tahun, kurikulum tersebut perlu
bidang studi: moral, kecerdasan, disesuaikan dengan tuntutan perkembangan
emosional/artistik,keprigelan (keterampilan), dan perubahan zaman dan masyarakat.
dan jasmaniah. Pendidikan Dasar lebih Program-program, kebijakan-kebijakan, dan
menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fenomena yang telah memengaruhi dan
fungsional praktis (Sholeh Hidayat, 2013: 3- melahirkan perubahan-perubahan pada
4). kurikulum 1975(Leo Agung, 2015: 35).
Kurikulum 1968 menekankan pada
Kurikulum 1968
tujuan pendidikan yang lebih efektif dan
Lahirnya Kurikulum 1968 sebagai
efisien. Pada kurikulum ini, peran guru
perubahan dari Kurikulum 1964 dipengaruhi
menjadi lebih penting, karena setiap guru
oleh sistem politik dari pemerintahan rezim
wajib membuat perincian tujuan yang ingin
Orde Lama ke rezim pemerintahan Orde Baru.
dicapai selama proses belajar mengajar
Kurikulum 1968 menggantikan rencana
berlangsung.
Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai
Setiap guru harus secara detail
produk Orde Lama. Kurikulum 1968
merencanakan pelaksanaan program belajar
melakukan perubahan struktur kurikulum dari
mengajar. Dengan kurikulum ini, semua

94
BINA GOGIK, p-ISSN: 2355-3774
Volume 5 No. 2, September 2018 e-ISSN: 2579-4647

proses belajar mengajar menjadi sistematis dan lagi penambahan pelajaranpilihan yang
bertahap (Imam Machali & Ara Hidayat, 2016: sesuai dengan jurusan masing-masing.
426). Sistem penilaian pada kurikulum ini Hal ini berkaitan dengan perubahan
adalah penilaian diberikan pada setiap akhir yang dilakukan pada program jurusan di SMA.
pelajaran atau pada akhir satuan pelajaran Jika pada kurikulum 1975 terdapat 3 jurusan
tertentu. Inilah yang sangat membedakan yaitu IPA, IPS,dan Bahasa maka pada
dengan kurikulum sebelumnya yang kurikulum 1984 ini jurusan dinyatakan dalam
memberikan penilaian pada akhir semester program A dan B. Program A terdiri dari: (1)
atau akhir tahun saja (Sholeh Hidayat, 2013: A1, penekanan pada mata pelajaran Fisika;
7). (2) A2, penekanan pada mata pelajaran
Biologi; (3) A3, penekanan pada mata
Kurikulum 1984 pelajaran Ekonomi; (4) A4, penekanan pada
Seiring perkembangan ilmu mata pelajaran Bahasa dan Budaya.
pengetahuan, menjelang tahun 1983 Sedangkan program B adalah program
kurikulum 1975 dirasa tidak sesuai dengan yang mengarah kepada keterampilan kejuruan
kebutuhan masyarakat pada saat itu, sehingga yang akan dapat menerjunkan siswa langsung
pada tahun 1984 dibentuklah kurikulum yang berkecimpung di masyarakat. Tetapi
baru yaitu kurikulum 1984. Ciri kusus dari mengingat program B memerlukan sarana
kurikulum ini terdapat pada pendekatan sekolah yang cukup maka program ini untuk
pengajarannya yang berpusat pada anak sementara ditiadakan(M. Asri, 2017: 197-198).
didik melalui cara belajar siswa aktif atau
sering kita sebut dengan CBSA. Materi Kurikulum 1994
pelajaran juga diberikan dengan konsep spiral Kurikulum 1994 merupakan
yang artinya semakin tinggi kelas atau penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya
jenjangnya semakin dalam dan luas pula yang dimaksudkan untuk menjawab
materi pelajarannya. kebutuhan-kebutuhan sosial di masa depan
Selain itu metode penyampain materi sehingga membutuhkan keahlian tertentu
tidak hanya sekedar ceramah, metode praktik sebagai bagian dari modal melakukan
juga sudah mulai digunakan agar kehidupan secara mandiri. Sehingga
pembelajaran lebih efektif dan efisien untuk pendidikan diarahkan pada pembentukan
mencapau tujuan pelajaran. Dalam karakter anak yang memiliki kemampuan
penyusunan kurikulum 1984 ini terdapat dasar siap bekerja dengan skill yang baik
pula kebijakan yang diambil oleh sehinggga bisa digunakan di perusahaan-
pemerintah diantaranya penambahan mata perusahaan atau pabrik-pabrik atau lebih
pelajran inti yang awalnya hanya berjumlah tepatnya, pendidikan bertujuan untuk
8 menjadi 16 mata pelajaran inti ditambah memproduksi tenaga berpendidikan yang siap
pakai.

95
BINA GOGIK, p-ISSN: 2355-3774
Volume 5 No. 2, September 2018 e-ISSN: 2579-4647

Kurikulum 1994 dibuat sebagai pertama guru untuk melakukan sesuatu di


penyempurnaan kurikulum 1984 dan kelas. Guru lebih berperan sebagai
dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang pendamping, fasilitator dan rekan yang
no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan mengajak murid untuk melakukan eksplorasi
Nasional. Pada pelaksanaan kurikulum 1994, belajar.
muncul beberapa persoalan yang KBK adalah kurikulum pendidikan yang
dihadapisehingga mendorong para pembuat berubah-ubah dan jadi “kebingungan”
kebijakan untuk menyempurnakankurikulum tersendiri bagi pendidik maupun peserta didik.
tersebut(M. Asri, 2017: 198). Dengan KBK peserta didik seakan-akan
menjadi kelinci percobaan Pemerintah untuk
Kurikulum 2004 (KBK) menemukan kurikulum mana pengaruhnya
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) lebih besar terhadap mutu pendidikan. Jadi
yang kemudian dikenal dengan Kurikulum tidak heran jika Pemerintah melakukan
2004, merupakan suatu model kurikulum yang kebijakan belum genap satu tahun kurikulum,
berlaku di Indonesia sebagai konsekuensi sudah diusulkan untuk diganti dengan
diberlakukannya peraturan perundang- kurikulum yang lain.
undangan tentang desentralisasi yang KBK tidak terlalu lama
mengatur pemerintah pusat dan daerah. pemberlakuannya dan belum sepenuhnya
Pemberlakuan KBK adalah suatu bentuk diterapkan di sekolah-sekolah terutama di
inovasi kurikulum. Juga kemunculan KBK daerah-daerah pedalaman, perbatasan, dan
seiring dengan munculnya semangat pantai, bahkan ada sekolah yang belum sempat
reformasi pendidikan. dilaksanakan sosialisasi tentang KBK,
Diawali dengan munculnya kebijakan kemudian oleh Pemerintah diganti lagi dengan
pemerintah diantaranya lahirnya Undang- Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang (Rustam Abong, 2015: 40-41).
Pemerintahan Daerah, Undang-Undang Nomor
25 tahun 2000 tentang Kewenangan Kurikulum 2006 (KTSP)
Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Dalam Standar Nasional Pendidikan
Daerah Otonomi serta lahirnya Tap. MPR No. (SNP Pasal 1 ayat 15) dikemukakan
IV/MPR/1999 tentang Arah Kebijakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Pendidikan di Masa Depan. adalah kurikulum operasional yang disusun
Intinya bahwa KBK menggantikan dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan
Kurikulum 1994, yang mana lebih pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh
menekankan pada keleluasaan dalam aktivitas satuan pendidikan dengan memperhatikan
belajar mengajar. Peserta didik menjadi pusat danberdasarkan standar kompetensi dan
perhatian dalam proses belajar mengajar, kompetensi dasar yang dikembangkan oleh
kemampuan anak menjadi pertimbangan Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP).

96
BINA GOGIK, p-ISSN: 2355-3774
Volume 5 No. 2, September 2018 e-ISSN: 2579-4647

KTSP resmi diberlakukan secara dan seni berkembang secara dinamis. Relevan
nasional dengan terbitnya PP No. 19/2005 dan dengan kebutuhan.
Pemdiknas No. 24/2006. Pengembangan Keempat, Kurikulum dikembangkan
KTSP berpedoman pada standar kompetensi dengan memperhatikan relevansi pendidikan
(SK), kompetensi dasar (KD), standar isi (SI), tersebut dengan kebutuhan hidup dan dunia
dan standar kompetensi lulusan (SKL), yang kerja. Menyeluruh dan berkesinambungan.
digunakan sebagai acuan pembelajaran di Substansi kurikulum direncanakan dan
sekolah dengan menekankan pencapaian disajikan secara berkesinambungan antar
kemampuan minimal pada setiap tingkatan semua jenjang pendidikan. Kelima, Belajar
kelas dan pada akhir satuan pendidikan sepanjang hayat, kurikulum diarahkan kepada
(Laelatul Istiqomah, 2016: 44). proses pengembangan, pembudayaan, dan
Adapunprinsip-prinsip pengembangan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung
KTSP menurut Permendiknas nomor 22 tahun sepanjang hayat. Seimbang antara kepentingan
2006 sebagaimana dikutip dari Ahmadi adalah global, nasional, dan lokal. Kurikulum
sebagai berikut: Pertama, Berpusat pada dikembangkan dengan memperhatikan
potensi, perkembangan, serta kebutuhan kepentingan global, nasional, dan lokal untuk
peserta didik dan lingkungannya. membangun kehidupan masyarakat
Pengembangan kurikulum didasarkan atas (Muhammedi, 2016: 58-59).
prinsip bahwa peserta didik adalah sentral Beberapa permasalahan yang mengacu
proses pendidikan agar menjadi manusia yang pada kurikulum 2006 diantaranya: Konten
bertakwa, berakhlak mulia, berilmu, serta kurikulum masih terlalu padat, yang
warga negara yang demokratis sehingga perlu ditunjukkan dengan banyaknya mata pelajaran
disesuaikan dengan potensi, perkembangan, dan banyak materi yang keluasan dan tingkat
kebutuhan, dan lingkungan siswa. kesukarannya melampaui perkembangan usia
Kedua,Beragam dan terpadu. Kurikulum anak. Kurikulum belum sepenuhnya berbasis
dikembangkan dengan memperhatikan kompetensi sesuai dengan tujuan pendidikan
keragaman peserta didik, kondisi daerah nasional. Kompetensi belum menggambarkan
dengan tidak membedakan agama, suku, secara holistik domain sikap, keterampilan,
budaya, adat, serta status sosial ekonomi dan dan pengetahuan. Beberapa kompetensi yang
gender. Kurikulum meliputi substansi dibutuhkan sesuai denagan perkembangan
komponen muatan wajib kurikulum, muatan kebutuhan misalnya pendidikan karakter,
lokal, dan pengembangan diri secara metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan
terpadu.Ketiga,Tanggap terhadap soft skills dan hard skills, kewirausahaan,
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, belum terakomodasi di dalam kurikulum.
dan seni. Kurikulum dikembangkan atas Kurikulum belum peka dan tanggap
kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi, terhadap perubahan sosial yang terjadi.
Standar proses pembelajaran belum

97
BINA GOGIK, p-ISSN: 2355-3774
Volume 5 No. 2, September 2018 e-ISSN: 2579-4647

menggambarkan urutan pembelajaran yang kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum KTSP


rinci sehingga membuka peluang penafsiran tahun 2006 yang kajian implementasinya
yang beraneka ragan dan berujung pada dijumpai beberapa masalah. Kurikulum 2013
pembelajaran yang berpusat pada guru. menitik beratkan pada penyempurnaan pola
Standar penilaian belum secara maksimal pikir, penguatan tata kelola kurikulum,
mengarahkan pada penilaian berbasis pendalaman dan perluasan materi, penguatan
kompetensi (proses dan hasil) dan belum proses pembelajaran, dan penyesuaian beban
secara tegas menuntut adanya remediasi secara belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara
berskala (Sholeh Hidayat, 2013: 120-121). apa yang diinginkan dan apa yang dihasilkan.
Atas dasar tersebut, penyempurnaan dan
Kurikulum 2013 implementasi kurikulum 2013 diyakini sebagai
Kehadiran kurikulum 2013 diharapkan langkah strategis dalam menyiapkan dan
mampu melengkapi kekurangan-kekurangan menghadapi tantangan globalisasi dan tuntutan
yang ada pada kurikulum sebelumnya. masyarakat Indonesia masa depan. Kurikulum
Kurikulum 2013 disusun dengan 2013 memerankan fungsi penyesuaian yaitu
mengembangkan dan menguatkan sikap, kurikulum yang mampu mengarahkan peserta
pengetahuan, dan keterampilan secara didiknya menyesuaikan diri dengan
berimbang. Penekanan pembelajaran lingkungan, baik lingkungan fisik maupun
diarahkan pada penguasaan pengetahuan dan lingkungan sosial yang terus berubah.
keterampilan yang dapat mengembangkan Kurikulum 2013 mengintegrasikan tiga ranah
sikap spiritual dan sosial sesuai dengan yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan
karakteristik. Pendidikan Agama Islam dan yang dalam implementasinya terangkap dalam
Budi Pekerti diharapkan akan menumbuhkan KI-1 (Sikap Spiritual), KI-2 (Sikap Sosial),
budaya keagamaan. KI-3 (Pengetahuan), KI-4 (Keterampilan).
Hal tersebut sesuai dengan tujuan SedangkanmenurutSholeh Hidayat, (2013:
pendidikan nasional yang bertujuan untuk 121) faktor lain yang menjadi alasan
mengembangkan potensi peserta didikagar pengembangan Kurikulum 2013 adalah:
menjadi manusia yang beriman dan bertawa pertama, tantangan masa depan diantaranya
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak meliputi arus globalisasi, masalah lingkungan
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, hidup, kemajuan teknologi informasi,
dan menjadi warga negara yang demokratis konvergensi ilmu dan teknologi, dan ekonomi,
serta bertanggung jawab (Imam Machali & kebangkitan industri keratif dan budaya,
Ara Hidayat, 2016: 429). pergeseran kekuatan ekonomi dunia, mutu,
Imam Machali dan Ara Hidayat(2016: investasi. Kedua, kompetensi masa depan yang
432-433)jugamengemukakanbahwa perubahan meliputi kemampuan komunikasi, kemampuan
kurikulum 2013 merupakan wujud berpikir jernih dan kritis, kemampuan
pengembangan dan penyempurnaan dari mempertimbangkan segi moral, kemampuan

98
BINA GOGIK, p-ISSN: 2355-3774
Volume 5 No. 2, September 2018 e-ISSN: 2579-4647

menjadi warga negara yang efektif, dan Manusia Indonesia usia produktif akan
kemampuan mencoba untuk mengerti dan melimpah (Imam Machali, 2014: 84).
toleran terhadap pandangan yang berbeda.
Ketiga, fenomena sosial yang SDM yang melimpah ini apabila

mengemuka seperti perkelahian pelajar, memiliki kompetensi dan keterampilan akan

narkoba, korupsi, plagiarisme, kecurangan menjadi modal pembangunan yang luar biasa

dalam berbagai jenis ujian, dan gejolak sosial besarnya. Namun, apabila tidak memiliki

(social unrest). Keempat, persepsi publik yang kompetensi dan keterampilan tentunya akan

menilai pendidikan selama ini terlalu menitik menjadi beban pembangunan. Tantangan besar

beratkan pada aspek kognitif, beban siswa yang dihadapi adalah bagaimana

yang terlalu berat, dan kurang pemuatan mengupayakan agar SDM usia produktif yang

karakter. melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi

MenurutImam Machali dan Ara Hidayat SDM yang memiliki kompetensi dan

(2016: 429) dinamika perubahan kurikulum di keterampilan melalui pendidikan agar tidak

Indonesia mulaidariPra-Kemerdekaan,Pasca- menjadi beban.

Kemerdekaan,sampaidengan masa Reformasi Tantangan eksternalyang dihadapi

dapat digambarkan sebagi berikut: antara lain berkenaan dengan tantangan masa
depan, kompetensi yang diperlukan dimasa
Pengembangan kurikulum perlu depan, persepsi masyarakat, perkembangan
dilakukan karena adanya berbagai tantangan pengetahuan dan pedagogik, serta berbagai
yang dihadapi, baik tantangan internal maupun fenomena yang mengemuka. Tantangan masa
tantangan eksternal. Dalam menghadapi depan terkait arus globalisasi dan berbagai isu
tuntutan perkembangan zaman, diperlukan terkait lingkungan hidup, kemajuan teknologi
adanya penyempurnaan pola dan penguatan dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan
tata kekola kurikulum serta pendalaman dan budaya, dan perkembangan pendidikan
perluasan materi (Imam Machali, 2014: 83- ditingkat internasional. Di era globalisasi juga
84). Tantangan internal lainnya adalah terkait akan terjadi perubahan-perubahan yang
faktor perkembangan penduduk Indonesia cepat.Dunia akan semakin transparan, terasa
dilihat dari pertumbuhan penduduk usia sempit, dan seakan tanpa batas. Hubungan
produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia komunikasi, informasi, dan transformasi
usia produktif 15-64 tahun lebih banyak dari menjadikan satu sama lain menjadi dekat
usia tidak produktif anak-anak berusia 0-14 sebagai akibat dari revolusi dan hasil
tahun dan orang tua berusia 65 tahun keatas. pengembangan ilmu pengetahuan dan
Jumlah usia produktif ini akan mencapai teknologi.
puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat Arus globalisasi juga kan menggeser
angkanya mencapai 70%. Sumber Daya pola hidup masyarakat dari agraris dan
perniagaan tradisional menjadi masyarakat

99
BINA GOGIK, p-ISSN: 2355-3774
Volume 5 No. 2, September 2018 e-ISSN: 2579-4647

industri dan perdagangan modern seperti dapat pengembangan kurikulum merupakan proses
terlihat di WTO, ASEAN Community, APEC, kebijakan yang di dalamnya terdapat tanggung
dan AFTA. Tantangan masa depan juga terkait jawab sebagai pihak yang berkepentingan
dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, dengan masalah pendidikan secara legal.
pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, Kadang juga ditemukan sikap pro dan kontra,
investasi, dan transformasi pada dunia yakni sikap menerima dan menolak terhadap
pendidikan. Keikut sertaan Indonesia dalam hasil keputusan kurikulum. Hal ini mungkin
Studi Internasional dan PISA (Program for disebabkan oleh perbedaan sudut pandang
International Student Assessment), Indonesia terhadap hasil keputusan kurikulum dan fungsi
hanya menduduki peringkat empat besar dari sekolah.
bawah. Penyebab capaian ini adalah materi uji Adanya pandangan untuk menerima dan
yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak menolak atas hasil keputusan kurikulum
terdapat dalam kurikulum Indonesia (Imam terletak pada pandangan pembuat keputusan
Machali, 2014: 85). kurikulum terhadap fungsi dan tujuan sekolah.
Kompetensi masa depan yang Misalnya, apakah sekolah diselenggarakan
diperlukan dalam menghadapi arus globalisasi dengan fungsi pengembangan pertumbuhan
antara lain kemampuan berkomunikasi, moral-religius peserta didik, menyampaikan
kemampuan berpikir jernih dan kritis, mata pelajaran (transfer of knowledge), atau
kemampuan mempertimbangkan segi moral dalam rangka menyiapkan anak didik untuk
suatu permasalahan, menjadi warga Negara kehidupan di masyarakat (Abdullah Idi, 2010:
yang bertaggung jawab, kemampuan toleran 228).
terhadap pandangan yang berbeda, dan
kemampuan hidup dalam masyarakat yang METODE

mengglobal. Disamping itu, generasi Indonesia Penelitian ini berbentuk penelitan

harus memiliki minat luas dalam kehidupan, kepustakaan (library research), yaitu

memiliki kesiapan untuk bekerja, memiliki serangkaian penelitian yang berkenaan dengan

kecerdasan sesuai bakat/minatnya, memiliki metode pengumpulan data pustaka, atau

rasa tanggung jawab terhadap lingkungan. penelitian yang obyek penelitiannya digali

Tantangan eksternal lainnya berupa fenomena melalui beragam informasi kepustakaan (buku,

disharmoni yang mengemuka terkait masalah ensiklopedi, jurnal ilmiah, koran, majalah, dan

perkelahian pelajar, masalah narkoba, korupsi, dokumen), (Nana Syaodih, 2009: 52). Dan

kecurangan dalam ujian, dan gejolak sosial di menggunakan pendekatan penelitian kualitatif,

masyarakat (social unrest), (Imam Machali, yaitu penelitian dalam bentuk kajianteoritis

2014: 85-86). terhadap suatu kebijakan atas fenomena yang

Semakin maju pendidikan suatu negara, ada. Dalam penelitian ini, peneliti

semakin maju negara tersebut. Pembuatan menggunakan metode analisis deskriptif.

keputusan yang berhubungan dengan Analisis deskriptif adalah suatu metode

100
BINA GOGIK, p-ISSN: 2355-3774
Volume 5 No. 2, September 2018 e-ISSN: 2579-4647

dengan jalan mengumpulkan data, menyusun pulakurikulumnya mengikuti kehendak para


atau mengklasifikasi, menganalisis, dan penguasanya.
menginterpretasikannya. Karena bentuk Sehingga belum juga satukurikulum
penelitian ini adalah penelitan kepustakaan dilaksankan sepenuhnya sudah berganti lagi
(library research), maka sumber datanya dengan kurikulum baru. Dandisadari atau tidak
adalah berupa jurnal, buku, artikel, dan lainnya yang menjadi korban adalah para pelaku
yang membahas mengenai kurikulum sendiri yaitupendidik dan para
dinamikakebijakanperubahankurikulum di peserta didik.Sehingga dalam perumusan dan
Indonesia. pelaksanaan kurikulum tersebut, besarharapan
agar kurikulum dapat tersusun dengan
KESIMPULAN sedemikian cermatnya sehinggamampu
Kurikulum merupakan inti dari proses memprediksikan kebutuhan-kebutuhan
pendidikan di sekolah. Kurikulum juga bisa masyarakat beberapa tahunkedepannya untuk
berfungsi sebagai media untuk mencapai menghindari terjadi bongkar pasang
tujuan sekaligus sebagai pedoman dalam kurikulum. Dalampelaksanaannya
pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan dihararapkan pula kontrol yang berkelanjutan
semua tingkat pendidikan. Menyusun dan sehingga dalamperjalanan kurikulum bisa
merumuskan kurikulum memang bukan suatu sesuai dengan yang diharapkan.
perkara yang mudah.Terlebih lagi kurikulum
adalah suatu konsep yang harus mampu DAFTAR PUSTAKA
menjawabsemua tantangan yang ada pada Abdullah, Anzar. “Kurikulum Pendidikan di
Indonesia Sepanjang Sejarah: Suatu
zaman dimana kurikulum diterapkan,
Tinjauan Kritis Filosofis”.Jurnal
sedangkanjelas perubahan tidak mampu Pendidikan dan Kebudayaan. Vol. No.
65, 2007
dihindari. Pengembangan kurikulum memang
sangat dibutuhakan, mengingat agarpendidikan Abong, Rustam. “Konstelasi Kurikulum
Pendidikan di Indonesia”.AT-TURATS,
mampu menjawab kebutuhan masyarakat.
Vol. 9. No. 2, 2015.
Namun perlu diingat kembalibahwa
Agung, Leo. Sejarah Kurikulum Sekolah
tujuan pendidikan tidak akan terwujud hanya
Menengah di Indonesia: Sejak
dengan baik pada satu aspekkurikulum saja. Kemerdekaan Hingga Reformasi.
Yogyakarta: Ombak, 2015.
Beberap aspek yang mendukung juga harus
diperhatikan sepertikualitas para pengajar, Asri, M. “Dinamika Kurikulum di Indonesia”.
MODELING. Vol. 4. No. 2, 2017.
sarana belajar-mengajar dan lain-lain.Namun
jika kita lihatkembali pergantian kurikulum di Hidayat,Sholeh. Pengembangan Kurikulum
Baru. Bandung: PT REMAJA
Indonesia yang dapat dibilang cukup
ROSDAKARYA 2013.
intensmembuat munculnya suatu anggapan
Idi, Abdullah. Pengembangan Kurikulum:
bahwa setiap ganti penguasa ganti
Teori dan Praktik. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2010.

101
BINA GOGIK, p-ISSN: 2355-3774
Volume 5 No. 2, September 2018 e-ISSN: 2579-4647

Evaluasi dan Inovasi. Yogyakarta:


Istiqomah, Laelatul. “Dinamika Perubahan TERAS, 2009.
Kurikulum: Kebijakan Perubahan
Kurikulum 2013 Paud”.Jurnal Ilmiah
Tumbuh Kembang Anak Usia Dini. Vol 1.
No. 1, 2016.

Machali, Imam. & Ara Hidayat.The Handbook


Of Education Management: Teori dan
Praktik Pengelolaan Sekolah/Madrasah
di Indonesia. Jakarta: Prenadamedia
Group, 2016.
“Kebijakan
Perubahan Kurikulum 2013 dalam
Menyongsong Indonesia Emas Tahun
2045”. Jurnal Pendidikan Islam. Vol. III,
No. 1, 2014.

Muhammedi. “Perubahan Kurikulum di


Indonesia: Studi Kritis Tentang Upaya
Menemukan Kurikulum Pendidikan Islam
yang Ideal”.Raudhah. Vol. IV. No. 1,
2016.

Subiyantoro, dkk.Pengembangan Kurikulum:


Suatu Kajian Teori dan Praktik Pada
Sekolah, Madrasah, dan Perguruan
Tinggi. Yogyakarta: Samodra Ilmu, 2015.

Sukiman.Pengembangan Kurikulum
Perguruan Tinggi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2015.

Sulthon. “Dinamika Pengembangan


Kurikulum Ditinjau dari Dimensi
Politisasi Pendidikan dan
Ekonomi”.Edukasia: Jurnal Penelitian
Pendidikan Islam. vol. 9. No. 1, 2014.

Syafaruddin, dkk.Inovasi Pendidikan: Suatu


Analisis Terhadap Kebijakan Baru
Pendidikan. Medan: Perdana Publishing,
2012.

Syaodih, Nana.Metode Penelitian Pendidikan.


Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009.

Uce, Loeziana. “Realitas Aktual Praktis


Kurikulum: Analisis terhadap KBK,
KTSP dan Kurikulum 2013”.Jurnal
Ilmiah Didaktika.Vol. 16. No. 2, 2016.

Zaini, Muhammad. Pengembangan


Kurikulum: Konsep Implementasi

102

Anda mungkin juga menyukai