Laporan Best Practice Alam Kumpul
Laporan Best Practice Alam Kumpul
SULAWESI BARAT
TAHUN 2019
i
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh:
Hari : Jum’at
ii
BIODATA PENULIS
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena hanya
dengan segala rahmat-Nyalah akhirnya penulis bisa menyusun laporan best practice
berdasarkan kegiatan pembelajaran bahasa inggris kelas X dengan materi Descriptive text.
Laporan ini disusun dengan tujuan untuk mengukur kemampuan peserta didik
dalam pembelajaran bahasa inggris kelas X di SMA Negeri 1 Polewali melalui
pembelajaran Descriptive Text dengan model Discovery Learning menggunakan media
video.
Besar harapan penulis mendapatkan masukan dan kritikan yang membangun dari
pembaca sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa. Semoga hasil
kegiatan dalam pengalaman pembelajaran ini bermanfaat dan dapat dikembangkan.
Penulis,
iv
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul………………………………………………………….. i
Halaman Pengesahan…………………………………………………... ii
Kata Pengantar…………………………………………………….…… iv
Daftar isi………………………………………………………….……. v
BAB I : Pendahuluan
A. Simpulan ………………………………………………………. 9
B. Rekomendasi…………………………………………………… 9
Daftar Pustaka ……………………………………………………….. 10
Lampiran Kegiatan …………………………………………………… 11
v
BAB I
PENDAHULUAN
Pembelajaran bahasa inggris pada tingkat sekolah menengah atas bertujuan untuk
memberikan pengalaman dalam menggunakan teks-teks berbahasa Inggris untuk
memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural terkait
fenomena dan kejadian tampak mata, melalui kegiatan berbicara, menyimak, membaca,
dan menulis dalam ranah konkret dan asbtrak.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran ini perlu diciptakan lingkungan belajar yang
kondusif. Lingkungan belajar yang kondusif dipengaruhi oleh berbagai komponen yang
masing-masing akan saling mempengaruhi. Komponen-komponen itu misalnya tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai, materi yang ingin diajarkan, guru dan peserta didik yang
memainkan peranan serta dalam hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan
serta sarana dan prasarana belejara yang tersedia.
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tuntutan akan penguasaan
bahasa inngris semakin meningkat. Hal ini tentu saja berdampak pada pola dan lingkungan
pembelajaran yang yang dilaksanakan tak terkecuali pada tingkat sekolah menengah atas.
Pola pembelajaran yang tidak berpusat pada peserta didik dan masih berada dalam tataran
low order thinking skill dianggap sudah tidak sesuai dengan perkembangan teknologi.
Untuk mengimbangi perkembangan zaman maka pola pembelajaran yang dirancang
seyogyanya mampu menstimulus peserta didik untuk berpikir kritis sehingga mampu
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Untuk memfasilitiasi peserta didik dengan kemampuan berpikir kritis , maka peserta
didik perlu dibekali keterampilan berpikir tinggi higher order thinking skill (HOTS). Salah
satu model pembelajaran yang berorientasi pada HOTS dan disarankan dalam
implementasi kurikulum 2013 adalah model pembelajaran discovery learning merupakan
suatu teori pembelajaran sebagai bentuk proses belajar yang terjadi jika peserta didik tidak
disajikan informasi tersebut secara mandiri. Model discovery learning adalah memahami
konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu
kesimpulan. Dicovery learning terjadi bila individu terlibat terutama dalam penggunaan
proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip. Dengan diterapkannya
model pembelajaran discovery learning diharapkan dapat menstimulasi peserta didik untuk
1
lebih aktif dalam pembelajaran khususnya pada peserta didik di kelas X IPS 2 SMAN 1
Polewali.
Oleh karena itu setelah setelah mengikuti program PKP ( peningkatan kompetensi
pembelajaran ) dalam penulisan laporan best practice penulis mencoba menggunakan
pendekatan saintifik dengan model pembelajaran discovery learning dengan judul
“Implementasi Pembelajaran Descriptive Text Melalui Pendekatan Saintifik Dengan
Model Pembelajaran Discovery Pada Peserta Didik Kelas X IPS 2 SMAN 1 Polewali
Tahun Ajaran 2019/2020’
B. Jenis Kegiatan
C. Manfaat Kegiatan
1. Bagi Penulis
a. Mengembangkan kemampuan guru dalam merancang model pembelajaran
yang berpusat pada peserta didik
b. Meningkatkan proses hasil belajar dan pembelajaran
c. Meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun karya ilmiah
2. Bagi peserta didik
a. Meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik.
2
b. Melatih kemampuan peserta didik dalam menelaah ragam bahasa lisan dan
tertulis secara akurat dan lancar dan berterima dalam teks berbentuk
descriptive
3. Bagi Sekolah
3
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
Sasaran pelaksanaan Best Practice ini adalah peserta didik kelas X / ganjil, SMA
Negeri 1 Polewali.
B. Bahan/Materi Kegiatan
Bahan yang digunakan dalam best practice ini adalah materi kelas X Descriptive Text
dengan KD dalam mata pelajaran Bahasa Inggris sebagai berikut.
4
C. Cara melaksanakan Kegiatan
5
Communication, and Collaboration)
HASIL KEGIATAN
A. Hasil
A. Simpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Pembelajaran dengan model Discovery Learning layak dijadikan praktik baik
pembelajaran berorientasi HOTS karena dapat meingkatkan kemampuan siswa dalam
melakukan transfer pengetahuan, berpikir kritis, dan pemecahan masalah.
2. Dengan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara sistematis dan
cermat, pembelajaran tematik dengan model pembelajaran Discovery Learning yang
dilaksanakan tidak sekadar berorientasi HOTS, tetapi juga mengintegrasikan PPK, literasi,
dan kecakapan abad 21.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil pembelajaran dengan model pembelajaran Discovery Learning, berikut
disampaikan rekomendasi yang relevan.
1. Model pembelajaran yang variatif hendaknya selalu dicoba sebagai upaya menciptakan
proses pembelajaran aktif, inovatif, komunikatif, efektif dan menyenangkan.
2. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa dan buku guru
yang telah disediakan, tetapi berani melakukan inovasi pembelajaran yang kontekstual
sesuai dengan latar belakang siswa dan situasi dan kondisinya. Hal ini akan membuat
pembelajaran lebih bermakna.
3. Guru hendaknya mengembangkan model pembelajaran yang efektif, efisien dan
menyenangkan yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran
Bahasa Inggris untuk meningkatkan kompetensi menulis mereka.
4. Dalam upaya Membantu memperbaiki / meningkatkan proses hasil belajar dan mengajar
guru hendaknya terus menggali potensi siswa guna meningkatkan kemampuan siswa
dalam berbicara[speaking]teks bahasa inggris.
5. Siswa diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam belajar,
tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar dengan cara ini akan membantu
siswa menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih tahan lama (tidak mudah lupa).
6. Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut melaksanakan
pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif sekolah, seperti penyediaan sarana da
prasarana yang memadai dan kesempatan bagi penulis utuk mendesiminasikan praktik baik
ini aka menambah wawasan guru lain tentang pembelajaran HOTS.
8
9
DAFTAR PUSTAKA
10
Nama Peserta : H. Nur Alam P.S.Pd.I.,M.Pd
Sekolah : SMAN 1 Polewali
Jenjang :X
Aspek Praktek
Deskripsi Dokumentasi
Pembelajaran
2 Aktivitas Pembelajaran
HOTS
11
Siswa yang lain mencoba
c. Problem Solving
menjawab permasalahan
yang dihadapi siswa lain
dengan mencari solusi di
internet
12