Anda di halaman 1dari 12

KISI – KISI UAS AGAMA PAI

Nomer 1 & 2.(BAB 7)


Hakikat ibadah.
1)   Ibadah adalah tujuan hidup kita. Seperti yang terdapat dalam surat Adz-dzariat ayat
56, yang menunjukan tugas kita sebagai manusia adalah untuk beribadah kepada
Allah.
2)   Hakikat ibadah itu adalah melaksanakan apa yang Allah cintai dan ridhai dengan
penuh ketundukan dan perendahan diri kepada Allah.
3)   Ibadah akan terwujud dengan cara melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan
larangan-Nya.
4)   Hakikat ibadah sebagai cinta.
5)   Jihad di jalan Allah (berusaha sekuat tenaga untuk meraih segala sesuatu yang
dicintai Allah).
6)   Takut, maksudnya tidak merasakan sedikitpun ketakutan kepada segala bentuk dan
jenis makhluk melebihi ketakutannya kepada Allah SWT.
Fungsi ibadah.

1.    Mewujudkan hubungan antara hamba dengan Tuhannya.


2.    Mendidik mental dan menjadikan manusia ingat akan kewajibannya
3.    Melatih diri untuk berdisiplin

Prinsip-prinsip ibadah mahdhah


1. Keberadaannya harus berdasarkan adanya dalil perintah, baik dari al-Quran
maupun al- Sunnah, jadi merupakan otoritas wahyu, tidak boleh ditetapkan oleh akal
atau logika keberadaannya
2. Tatacaranya harus berpola kepada apa yang dicontohkan oleh Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam sehingga perkara baru (bid?ah) dalam ibadah mahdhah
adalah terlarang. Dalam Ibadah Mahdah berlaku kaidah ushul fiqih Al aslu fil
ibaadari at tahrim ( hukum asal ibadah adalah haram ) atau Al aslu fil ibaadaati al
khatri illa binassin (hukum asal dalam ibadah adalah haram kecuali ada nash yang
mensyariatkannya)
3. Bersifat supra rasional (di atas jangkauan akal) artinya ibadah bentuk ini bukan
ukuran logika, karena bukan wilayah akal, melainkan wilayah wahyu, akal hanya
berfungsi memahami rahasia di baliknya yang disebut hikmah tasyri?.
Keabsahannnya bukan ditentukan oleh mengerti atau tidak, melainkan ditentukan
apakah sesuai dengan ketentuan syari?at, atau tidak. Atas dasar ini, maka ditetapkan
oleh syarat dan rukun yang ketat.
4. Azasnya ?taat?, yang dituntut dari hamba dalam melaksanakan ibadah ini adalah
kepatuhan atau ketaatan. Hamba wajib meyakini bahwa apa yang diperintahkan
Allah Azza wa Jalla kepadanya, semata-mata untuk kepentingan dan kebahagiaan
hamba, bukan untuk Allah, dan salah satu misi utama diutus Rasululullah shallallahu
alaihi wasallam adalah untuk dipatuhi.
Prinsip-prinsip ibadah ghairu mahdhah
1. Keberadaannya didasarkan atas tidak adanya dalil yang melarang. Selama Allah
dan Rasul-Nya tidak melarang maka ibadah bentuk ini boleh dilakukan.
2. Tatalaksananya tidak perlu berpola kepada contoh Rasulullah sehingga perkara
baru (bid?ah) dalam ibadah ghairu mahdhah diperbolehkan. Dalam ibadah ghairu
mahdhah berlaku kaidah usul fiqih ?wal ashlu fi ?aadaatinal ibaahati hatta yajii u
sooriful ibahah? yang artinya ?dan hukum asal dalam kebiasaan atau adat adalah
boleh saja sampai ada dalil yang memalingkan dari hukum asal atau sampai ada dalil
yang melarang atau mengharamkannya?.
3. Bersifat rasional, ibadah bentuk ini baik-buruknya, atau untung-ruginya, manfaat
atau madharatnya, dapat ditentukan oleh akal atau logika. Sehingga jika menurut
logika sehat, buruk, merugikan, dan madharat, maka tidak boleh dilaksanakan.
4. Azasnya ?Manfaat?, selama itu bermanfaat, maka selama itu boleh dilakukan

Ibadah terbagi menjadi tiga, yaitu ibadah hati, lisan, dan anggota badan/fisik

1. Ibadah hati (qalbiyah), memiliki rasa khauf (takut), raja’ (mengharap) ,


mahabbah (cinta), tawakal , dan senang, merupakan ibadah yang berkaitan
dengan hati (qalbiyah).
2. Ibadah lisan dan hati (Lisaniyah wa qalbiyah), tasbih, tahlil, takbir, tahmid
dan syukur merupakan ibadah yang berkaitan dengan lisan dan dilakukan dari
hati.
3. Ibadah anggota badan/fisik dan hati (badaniyah qalbiyah), serti zakat,
sholat, haji, jihad merupakan ibadah yang berkaitan langsung dengan fisik
dan hati.

NOMER 3.(BAB 8)
HUBUNGAN IMAN DENGAN IBADAH
Sejauh mana keimanan dapat mempengaruhi ibadah, semakin tinggi ibadah semakin
tinggi pula Iman (berbanding lurus). Iman itu tunduk terhadap ketentuan Allah SWT.
Dampak terhadap akhlak dan berhubungan dengan orang lain.

NOMER 4.(BAB 9)
KEDUDUKAN SHOLAT BAGI UMAT ISLAM
1.Sholat Sebagai Tiang Agama.
2.Sholat Sebagai Amalan Ibadah Yang Pertama dan Utama.
3.Sholat Sebagai Pembeda Mukmin dan Kafir.
4.Sholat Sebagai Rukun Islam Yang Ke Dua.
5.Mengikat Tali Persaudaraan Sesama Muslim.
6.Mencegah Perbuatan Keji dan Mungkar.

MANFAAT SHOLAT BAGI KESEHATAN FISIK DAN PSYIKIS


1. TAKBIRATUL IHRAM.
Manfaat: Gerakan ini melancarkan aliran darah, getah bening (limfe) dan
kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah
mengalir lancar ke seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu
meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancer.
2. RUKU'
Manfaat: Postur ini menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang
(corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf. Posisi jantung
sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah.
Tangan yg bertumpu di lutut berfungsi relaksasi bagi otot – otot bahu hingga
ke bawah. Selain itu, rukuk adalah latihan kemih untuk mencegah gangguan
prostat.
3. I'TIDAL
Manfaat: Itidal adalah variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud. Gerak
berdiri bungkuk berdiri sujud merupakan latihan pencernaan yg baik. Organ
organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran
secara bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi lebih lancar.
4. SUJUD
Manfaat: Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Posisi
jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisamengalir maksimal
ke otak. Karena otak adalah pusat susunan syaraf, maka terpenuhi atau
tidaknya kebutuhan darah di otak akan banyak berpengaruh terhadap seluruh
tubuh. Karena itu, lakukan sujud dengan tuma’ninah, jangan tergesa – gesa
agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Postur ini juga menghindarkan
gangguan wasir. Khusus bagi wanita, baik rukuk maupun sujud memiliki
manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.
5. DUDUK
Manfaat: Saat iftirosy, kita bertumpu pada pangkal paha yg terhubung dengan
syaraf nervus Ischiadius. Posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal paha
yg sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Duduk tawarruk
sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih ( urethra ),
kelenjar kelamin pria ( prostata ) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan.
dengan benar, postur irfi mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki
pada iftirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang
dan kemudian relaks kembali.
6. SALAM
Manfaat: Relaksasi otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran
darah di kepala. Gerakan ini mencegah sakit kepala dan menjaga
kekencangan kulit wajah. Beribadah secara, kontinyu bukan saja
menyuburkan iman, tetapi mempercantik diri wanita luar dan dalam.
Beberapa manfaat terhadap Mental adalah :

1. Mendidik manusia agar taat kepada pimpinan yg memberi komando, karena


setelah mendengar adzan dikumandangkan, kita disunnahkan bersegera menuju
masjid untuk menunaikan shalat berjamaah.
2. Mendidik manusia agar memiliki kedislipinan yg tinggi dalam melaksanakan tugas
yg dipikulkan kepadanya, karena shalat telah diaturkan waktunya secara jelas.
3. Mendidik manusia untuk memiliki sikap optimis dalam menyongsong masa depan,
karena inti ibadah itu adalah do’a, yaitu harapan atau permohonan kepada Allah swt.
yg mengatur segala-galanya.
4. Menentramkan jiwa, karena dengan shalat seseorang akan merasa senantiasa dekat
dengan Allah. Hal ini dapat dipahami karena dengan shalat berarti berdzikir,
sedangkan berdzikir kepada Allah akan membuahkan ketentraman hati. 
”Ketahuilah hanya dengan berdzikir kepada Allah hati akan tentram.” (QS. ar-
Ra’du : 28).
5. Mendorong manusia berani menghadapi problematika kehidupan dengan hati
sabar dan tabah. Semua problematika kehidupan dihadapi dan disadarinya sebagai
ujian dari Allah yg perlu diterima untuk menguji mentalnya, serta iman dan
takwanya.
6. Mendidik manusia agar bersikap sportif dan gentleman untuk mengakui kesalahan
dan dosanya, karena dengan shalat merupakan kesempatan yg sangat baik untuk
memohon ampunan kepada Allah swt. atas segala kesalahan dan dosa-dosanya yg
telah dilakukan.
7. Menghindarkan manusia dari berbuat keji dan munkar (jahat). Jika shalat
dilakukan dengan sepenuh hati, dengan sikap tunduk dan tawadlu’ (rendah hati) serta
hati yg patuh, maka akan mendorong pelakunya untuk membentengi dirinya dari
perbuatan buruk dan jahat.
”Sesungguhnya shalat itu dapat mencegah diri dari perbuatan keji (buruk) dan
munkar (jahat).” (QS. al-Ankabut : 45)

HIKMAH SHOLAT
1. Mendekatkan diri dengan Allah SWT
Sholat sebagai ibadah ritual umat Islam, merupakan sarana kita mendekatkan
diri kepada Allah. Karena dengan sholat, kita ingat akan dekatnya Allah
kepada kita, sehingga membuat umat muslim semakin mendekatkan diri
kepada Allah.
2. Menjaga kesadaran dan pengendalian diri
Dengan sholat manusia akan selalu ingat kepada Allah, ingat akan dirinya
sebagai hamba yang harus selalu mengabdi kepada Allah. Sehingga mereka
akan sadar akan dirinya dan selalu menjaga dirinya dari hawa nafsu.
3. Motivasi dan terapi psikologis
Dari latar belakang turunnya perintah sholat dan unsur bacaan sholat dari
takbir sampai salam maknaya terdiri dari ikrar pemujaan, pengabdian,
permohonan. Ayat yang dibaca setelah Al fatihah, disesuaikan dengan
kebutuhan, sehingga membuat kita termotivasi. Ketika kita down, dengan
sholat membuat kita ingat akan tujuan kita akan beribadah kepada Allah, hal
ini membuat kita akan bangkit lagi dari keterpurukan.
4. Memupuk rasa persamaan, persatuan dan persaudaraan
Adanya sholat berjamaah, menunjukkan kesamaan gerak dan koordinasi umat
muslim dalam menjalankan aturan dan perintah Allah SWT. Hal ini membuat
meningkatnya persaudaraan, persatuan dan kebersamaan umat.
5. Mencegah perbuatan keji dan munkar
Dengan kesadaran akan Allah sebagai Tuhan dan manusia sebagai hamba,
membuat kita selalu menjaga dan mengendalikan diri, sehingga dapat
terhindar dari perbuatan keji dan munkar.
6. Menanamkan disiplin diri terhadap waktu
Allah memerintahkan sholat di waktu – waktu yang telah ditetapkan seperti
yang sekarang dikerjakan. Hal ini membuat umat muslim terlatih akan
disiplin waktu dalam menjalankan perintah, sehingga mereka terbiasa disiplin
dalam kehidupan.
7. Menolong memecahkan masalah
Dari latar belakang dan unsur-unsur sholat mengandung terapi atau
pemecahan masalah sosial bagi umat Islam, pada masing-masing unsur
memiliki pemecahan yang berbeda. Sholat merupakan energi yang mampu
memberikan kekuatan bagi umat Islam dari kelayuan akibat hambatan orang-
orang kafir.

NOMER 5.(BAB 10)


Macam – macam zakat, infak dan sadaqah.
1. Zakat.
Zakat adalah sejumlah harta yang wajib dikeluarkan oleh pemeluk agama
Islam untuk diberikan kepada golongan yang berhak menerima, seperti fakir
miskin dan semacamnya, sesuai dengan yang ditetapkan oleh syariah.
Zakat terbagi menjadi 2 macam yaitu :
- Yang pertama adalah zakat fitrah.
- Yang kedua adalah zakat maal.

2. Infaq
Infak secara istilah adalah : Mengeluarkan sebagian harta untuk sesuatu
kepentingan yang diperintahkan oleh Allah subhanahu wata’ala, seperti :
menginfakkan harta untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
3. Secara umum shadaqah memiliki pengertian menginfakkan harta di jalan
Allah swt.. Baik ditujukan kepada fakir miskin, kerabat keluarga, maupun
untuk kepentingan jihad fi sabilillah. Makna shadaqah memang sering
menunjukkan makna memberikan harta untuk hal tertentu di jalan Allah swt.
- Shodaqoh Infaq
- Shodaqoh Zakat
- Shodaqoh Pembelaan
- Shodaqoh Shodaqoh
- Shodaqoh Denda

PERBEDAAN ANTARA ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH


- Zakat adalah kewajiban harta yang spesifik, memiliki syarat tertentu,
alokasi tertentu dan waktu tertentu. Zakat memiliki kekhususan yang
berbeda dengan infak atau shadaqah. Seperti zakat fitrah yang
dilaksanakan hanya setahun sekali menjelang hari raya Idhul Fitri.
- Adapun infak yaitu mengeluarkan atau membelanjakan harta yang
mencakup zakat dan non-zakat. Infak ada yang wajib ada yang sunnah.
- Shadaqah maknanya lebih luas dari zakat dan infak. Shadaqah dapat
bermakna infak, zakat dan kebaikan non-materi.

MANFAAT DAN FUNGSI ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH

Inilah manfaat zakat yang bersifat keagamaan, akhlak dan sosial, di antaranya
sebagai berikut:

Dari segi Keagamaannya:

1. Zakat merupakan pelaksanaan salah satu rukun Islam yang merupakan


poros kebahagiaan hamba di dunia dan akhiratnya.
2. Zakat mendekatkan hamba kepada Tuhannya dan dapat menambah
keimanannya, sama halnya dengan seluruh bentuk keta’atan.
3. Apa yang dihasilkan dari pelaksanaannya berupa pahala yang besar

Dari segi Akhlaknya:


1. Zakat itu menggabungkan si muzakki(orang yang mengeluarkan
zakat) dengan kelompok orang-orang dermawan yang memiliki sifat
toleransi dan dermawan.
2. Zakat menyebabkan si muzakki memiliki sifat kasih sayang dan
simpati kepada saudara-saudaranya yang tidak punya. Dan orang-
orang yang mengasihi mereka dikasihi Allah.
3. Terbukti bahwa pengorbanan harta dan raga untuk kaum muslimin
dapat melapangkan dada dan melegakan jiwa serta menyebabkan
seseorang dicintai orang lain sebesar manfaat yang diberikannya
kepada saudara-saudaranya.
4. Zakat itu membersihkan akhlak orang yang menunaikannya dari sifat
bakhil dan pelit

Dari segi Sosialnya:


1. Zakat dapat menutupi kebutuhan orang-orang miskin yang
merupakan mayoritas di sebagian besar negara.
2. Zakat merupakan penguat bagi kaum muslimin dan pengangkat
prestise mereka. Oleh karena itu salah satu penerima zakat adalah
jihad fi sabilillah, sebagaimana yang akan kami sebutkan
nanti insyaa`Allaah.
3. Zakat dapat melenyapkan kedengkian dan iri hati yang terdapat di
dada orang-orang miskin dan orang-orang tak punya. Sebab, jika
orang-orang miskin melihat orang-orang kaya bersenang-senang
dengan hartanya, sementara mereka tidak mendapatkan suatu
manfaat darinya, baik sedikit maupun banyak, terkadang mereka
memendam kebencian dan kedengkian terhadap orang-orang
kaya; karena orang-orang kaya itu tidak menjaga hak-hak mereka
dan tidak memenuhi kebutuhan mereka. Jika orang-orang kaya
menyalurkan sesuatu dari hartanya kepada mereka di awal setiap
tahun, pekara-perkara ini dapat hilang dan terjadilah kasih sayang
serta keharmonisan.
4. Zakat dapat mengembangkan harta dan memperbanyak
keberkahannya

NOMER 6 & 7.(BAB 11)


KETENTUAN ISLAM TENTANG PERNIKAHAN.

1. Pengertian
Munakahat berarti pernikahan atau perkawinan. Kata dasar dari pernikahan
adalah nikah. Menurut bahasa Indonesia, kata nikah berarti berkumpul atau
bersatu. Dalam istilah syariat, nikah itu berarti melakukan suatu akad atau
perjanjian untuk mengikatkan diri antara seorang laki-laki dan seorang
perempuan serta menghalalkan hubungan kelamin antara keduanya dengan
dasar suka rela dan persetujuan bersama. Demi terwujudnya keluarga (rumah
tangga) bahagia, yang diridhai Allah SWT.

2. Hukum Nikah
Menurut sebagian besar ulama, hokum nikah pada dasarnya adalah mubah,
artinya boleh dikerjakan dan boleh ditinggalkan, jika dikerjakan tidak
mendapat pahala, dan jika ditinggalkan tidak berdosa.
Meskipun demikian, ditinjau dari segi kondisi orang yang akan melakukan
pernikahan, hukum nikah dapat berubah menjadi :
A).Bagi orang yang ingin menikah, mampu menikah, dan mampu pula
mengendalikan diri dari perzinahan – walaupun tidak segera menikah – maka
hokum nikah adalah sunah.
B). Wajib
Bagi orang yang ingin menikah, mampu menikah, dan ia khawatir berbuat
zina jika tidak segera menikah, maka hokum nikah adalah wajib.
C) Makruh
Bagi orang yang ingin menikah, tetapi belum mampu memberi nafkah
terhadap istri dan anak-anaknya, maka hokum nikah adalah makruh.
D) Haram
Bagi orang yang bermaksud menyakiti wanita yang akan ia nikahi, hokum
nikah adalah haram.

3. Tujuan Pernikahan
Secara umum, tujuan pernikahan menurut islam adalah untuk memenuhi hajat
manusia (pria terhada wanita atau sebaliknya) dalam rangka mewujudkan
rumah tangga yang bahagia, sesuai dengan ketentuan-ketentuan agama islam.
Tujuan pernikahan yang islami dapat dikemukakan sebagai :
1.      Untuk memperoleh rasa cinta dan kasih sayang.
2.      Untuk memperoleh ketenangan hidup (sakinah)
3.      Untuk memenuhi kebutuhan seksual (birahi) secara sah dan diridhai
Allah.
4.      Untuk memperoleh keturunan yang sah dalam masyarakat.
5.      Untuk mewujudkan keluarga bahagia didunia dan diakhirat.

4. Rukun pernikahan.
Rukun nikah berarti ketentuan-ketentuan dalam pernikahan yang harus
dipenuhi agar pernikahan itu sah.
Rukun nikah ada 5 macam :
A). Ada calon suami, dengan syarat : laki-laki yang sudah berusia dewasa (19
tahun), beragama islam, tidak dipaksa atau terpaksa, tidak sedang dalam
ihram haji atau umrah, dan bukan mahram calon istrinya.
B). Ada calon istri, dengan syarat : wanita yang sudah cukup umur (16 tahun)
bukan perempuan musrik, tidak dalam ikatan perkawinan dengan orang
lain, nukan mahram bagi calon suami dan tidak dalam keadaan ihram haji
atau umrah.
C). Ada wali nikah, yaitu orang yang menikahkan mempelai laki-laki dengan
mepelai wanita atau mengizinkan pernikahannya.
D). Ada dua orang saksi
E). Ada akad nikah yakni ucapan ijab Kabul.

UNDANG – UNDANG PERNIKAHAN DI INDONESIA


UU No.1 Thn 1974 - Perkawinan. Presiden Republik Indonesia, Menimbang :
bahwa sesuai dengan falsafah Pancasila serta cita-cita untuk pembinaan hukum
nasional, perlu adanya Undang-undang tentang Perkawinan yang berlaku bagi
semua warga negara.
Undang-undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan terdiri
dari 14 Bab dan terbagi dalam 67 pasal. Isi masing-masing bab itu secara garis
besarnya sebagai berikut :
a. Bab I Dasar Perkawinan
Berisi ketentuan mengenai :
1) Pengertian dan tujuan perkawinan ;
2) Sahnya perkawinan;
3) Pencatat perkawinan;
4) Asas monogami dalam perkawinan.

b. Bab II Syarat- syarat Perkawinan


Berisi ketentuan-ketentuan :
1) Persetujuan kedua mempelai;
2) Izin kedua orang tua;
3) Pengecualian persetujuan kedua calon mempelai dan izin kedua orang tua;
4) Batas umur perkawinan;
5) Larangan kawin;
6) Jangka waktu tunggu;
7) Tata cara pelaksanaan perkawinan.

c. Bab III Pencegahan Perkawinan


Berisi tentang :
1) Pencegahan perkawinan;
2) Penolakan perkawinan.

d. Bab IV Batalnya Perkawinan


Berisi ketentuan tentang dapat dibatalkannya suatu perkawinan, pihak yang dapat
mengajukan pembatalan dan ketentuan-ketentuan lain yang berkenan dengan
perkawinan.
e. Bab V Perjanjian Perkawinan
Berisi ketentuan tentang dapat diadakannya perjanjian tertulis pada waktu atau
sebelum perkawinan oleh kedua belah pihak , atas persetujuan bersama, dan
mengenai pengesahan, mulai berlakunya , serta kemungkinan perubahan
perjanjian tersebut.
f. Bab VI Hak dan Kewajiban Suami Istri
Berisi ketentuan tentang hak dan kewajiban suami istri, baik sendiri-sendiri atau
bersama-sam.
g. Bab VII Harta Benda dalam Perkawinan
Berisi ketentuan tentang harta benda bawaan masing-masing.
h. Bab VIII Putusnya Perkawinan dan Akibatnya
Berisi ketentuan putusnya perkawinan dan sebab-sebabnya.
i. Bab IX Kedudukan Anak
Berisi ketentuan tentang kedudukan anak yang sah dan anak yang dilahirkan di
luar pernikahan.
j. Bab X Hak dan Kewajiban Antara Orangtua dan Anak
Berisi ketentuan tentang hak dan kewajiban orang tua serta hak dan kewajiban
anak .
k. Bab XI Perwalian
Berisi ketentuan mengenai perwalian bagi anak yang belum mencapai umur 18
tahun dan tidak berada di bawah kekuasaan orang tuanya.
l. Bab XII Ketwntuan-ketentuan Lain,
m. Bab XIII Ketentuan peralihan,
n. Bab XVI Ketentuan Penutup.

NOMER 8.(BAB 12)


PENERAPAN KEHIDUPAN BERMASYARAKAT DALAM ISLAM.
Syariat Islam mengatur seluruh pola perilaku manusia dalam segala aspek
kehidupannya, baik aqidah, ibadah, syari’ah (dalam arti khusus), muamalah maupun
siyasah. Syariat Islam merupakan rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil ‘alamiin).
Untuk itu harus diterapkan, agar rahmat tersebut dapat dinikmati oleh seluruh umat
manusia dan alam sekitarnya.

Penerapan syariat Islam secara benar akan melahirkan masyarakat Islam dengan
sistemnya yang khas. Menurut Sayyid Qutb, alasan utama yang menyebabkan
tersendirinya Masyarakat Islam dengan sistemnya yang khas itu ialah kenyataan
bahwa ia sebenarnya suatu masyarakat yang tercipta oleh syariat yang khas, ciptaan
Allah sendiri.

Syariat ini tumbuh dengan sempurna semenjak dia diciptakan, tanpa melalui proses
evolusi sejarah. Syariat inilah yang menciptakan masyarakat Islam, dibangun di atas
landasan-landasan yang dikehendaki Allah untuk hamba-hamba-Nya, bukan menurut
konsep yang ditetapkan atas kemauan segolongan manusia terhadap sejumlah
manusia yang selebihnya. Dan di bawah naungan syariat ini, menjadi lengkaplah
pertumbuhan jamaah yang bercorak Islam.
Dengan ini kita semua mengerti bahwa islam mencakup keseluruhan termasuk dalam
kehidupan sehari-hari segala perbuatan kita harus bersandar pada hukum-hukum
islam, baik itu dari hubungan kita dengan Allah (Habluminallah), dengan diri sendiri,
maupun orang lain (Habluminannas).
1. Habluminallah
Manusia diciptakan oleh Allah untuk mengabdi kepada-Nya. Allah
memerintahkan manusia untuk menyembah hanya kepada Allah, dan
beribadah kepada-Nya. Ibadah dalam kaitan yang diperintahkan oleh Allah
ada banyak, baik itu sholat, membaca al-qur’an, haji dan sebagainya.
2. Hubungan dengan dirinya sendiri
Hal ini berkaitan dengan segala aktivitas dan tingkah laku setiap individu
harus berdasarkan islam, mulai dari berpakaian, cara bersikap dan
sebagainya.
3. Habluminannas
Allah memerintahkan manusia untuk saling menyayangi dan berbuat baik
satu dengan yang lainya. Allah mengatur masalah hubungan yang baik
sesama manusia antara lain tentang :

 Mendahulukan kepentingan orang lain yang lebih penting (QS 2:177,


59:9),
 Berbuat baik adalah merupakan sebaik-baik amalan (QS 3:92, 3:134),
 Menyempurnakan takaran dan timbangan, serta tidak merugikan orang
lain (QS 7:85, 11:84, 11:85, 17:35, 26:181, dsb) – mengurangi takaran
termasuk korupsi kecil-kecilan.
 Berinfak atau memberikan sebagian rizki kepada orang lain yang
membutuhkan (QS 2:254, 3:92, 14:31, 32:16, 35:29, 42:38, dsb)
 Tolong menolong dan kasih sayang (QS 5:2, 48:29, 24:22, 90:17)

CIRI-CIRI MASYARAKAT ISLAM.


sifat-sifat umum masyarakat Islam yang mengakari kemusliman mereka. Bahkan
kehilangan sifat-sifat ini akan mencacatkan radiasi keabsahan Islam pada seseorang
individu dan seluruh masyarakatnya.
1. Masyarakat yang dibina atas akidah Tauhid
Allah SWT mengutuskan para rasul untuk membebaskan manusia daripada
syirik iaitu menyembah Tuhan selain Allah. Tauhid menjadi intipati utama
dakwah para rasul khususnya para rasul yang tergolong sebagai Ulul Azmi.
Misalnya, Nabi Ibrahim AS berdakwah kepada kaumnya (Raja Namrud),
begitu Nabi Nuh AS, Nabi Musa AS, Nabi Isa AS sehinggalah Nabi
Muhammad SAW.

Misi Rasulullah SAW di Mekah selama 13 tahun adalah membebaskan


masyarakat Arab Jahiliah daripada perbuatan syirik. Ayat-ayat Makiyyah
menyeru kepada mengesakan Allah. Dalam Surah al-Kafirun misalnya
menegaskan bahawa orang-orang yang beriman amat berbeza dengan orang
kafir. Sifat utama orang beriman adalah beriman kepada Allah, para malaikat,
kitab, para rasul, hari kiamat, qodho’ dan qodar. Mereka membuang segala
perbuatan yang menyerupai orang-orang kafir. Percaya dan yakin bahawa
peranan mereka adalah sebagai hamba dan khalifah Allah dan menyerahkan
diri sepenuhnya kepada Allah dan rasul.
2. Masyarakat Yang Benar
Kesan daripada akidah Tauhid yang mendokongi iman adalah ibadah, amal,
akhlak dan sikap yang ikhlas dan benar. Dr Wahbah az-Zuhaili dalam
bukunya Akhlak Muslim menjelaskan bahawa sifat benar hanya terdapat pada
orang mukmin.
3. Masyarakat yang dikukuhkan dengan persaudaran (ukhwah)
Allah SWT menciptakan manusia daripada tubuh yang satu iaitu Nabi Adam
AS. Justeru, percaturan fitrah manusia seperti bentuk fizikal, naluri dan
perasaan, kecenderungan adalah sama sahaja. Malah, Allah telah berfirman
yang bermaksud Allah tidak menilai seseorang itu berdasarkan keturunan,
bangsa, warna kulit tetapi hanya sifat taqwa. Justeru, kebersamaan itulah
yang mengikat manusia untuk tunduk kepada Allah SWT sebagai Pencipta
dan Tuhan sekalian alam.
4. Masyarakat Yang mementingkan ilmu pengetahuan
Ilmu adalah perkara pertama yang diajarkan Allah SWT kepada Nabi Adam
AS. Firman Allah SWT dalam surah al-Baqarah:31 bermaksud: Dan Dia
mengajarkan kepada Adam nama-nama benda seluruhnya. Daripada ayat
yang berikutnya, Nabi Adam AS telah mengajarkan pula kepada malaikat (al-
Baqarah: 33). Ini membuktikan Allah SWT menaikkan taraf manusia
berbanding para makluk lain termasuk malaikat hanya dengan akal fikiran
yakni ilmu pengetahuan. Bahkan ketika Rasulullah SAW diangkat menjadi
nabi, wahyu pertama yang diberikan kepada baginda SAW adalah Iqra iaitu
membaca. Malaikat Jibril AS sendiri yang menjadi guru kepada Rasulullah
SAW.
5. Masyarakat Islam adalah masyarakat yang bertoleransi
Salah satu ciri Islam adalah memudahkan umatnya. Sabda Rasulullah SAW:
bermaksud; Sesungguhnya agama itu mudah.
Mudah yang dimaksudkan ialah Islam melorongkan hak yang boleh
memenuhi fitrah kemanusiaan manusia. Contohnya, Islam membenarkan
perkahwinan di antara lelaki dan wanita dengat syarat yang mudah, Islam
membenarkan umatnya menjadi kaya dengan jalan usaha yang benar. Islam
memudahkan umatnya yang bermusafir bahkan seluruh hukum Islam (yang
tidak berkait dengan akidah) boleh disesuaikan mengikut keadaan zaman dan
persekitaran.

HAMBATAN DAN SOLUSI TERBENTUKNYA MASYARAKAT YANG


IDEAL.
Hambatannya itu ada nya sikap apatis yang di sebabkan oleh masyarakatnya
sendiri
solusi nya yakini masyarakat dan beri arahan agar mau di bentuk menjadi
masyarakat yang ideal

Anda mungkin juga menyukai