Anda di halaman 1dari 11

A.

Pengertian dan Kewajiban Sholat

Shalat menurut pengertian bahasa adalah doa. Shalat menurut pengertian istilah ialah
suatu ibadah yang mengandung perkataan dan perbuatan tertentu yang di mulai dengan takbir
dan di sudahi dengan salam. Shalat di syariatkan pada malam isra’ mi’raj. Hukumnya fardhu ‘ain
bagi setiap muslim yang mukallaf, yang di tetapkan dengan dalil Al-Qur’an, sunnah dan ijma’.
Ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan shalat antara lain adalah:

‫ َذ اِلَك الِّدْيُن اْلَقِّيَم ُة‬,‫ َو ُيِقْيُم ْو االَّص َالَة َو ُيْؤ ُتْو االَّزَك اَة‬, ‫َو َم اُاِمُر واِاَّالِلَيْعُبُدواهللا ُم ْخ ِلِص ْيَن َلُه اللِّدْين ُح َنَفاًء‬
“Padahal mereka tidak di perintah melainkan supaya mereka menyembah Allah dengan
mengikhlaskan diri karena-Nya, mereka menjauhi kesesatan, dan (supaya) mereka mendirikan
shalat dan member zakat karena yang demikian itulah agama yang lurus.”(QS.98:5).

‫َفَاِقْيُم ْو االَّص اَل َة َو ُتْو االَّزَك اَة َو اْعَتِص ُم ْو اِباِهلل ُهَو َم ْو َالُك ْم َفِنْع َم الَّنِصْيِر الحج‬
“Maka dirikan olehmu shalat dan bayarkanlah zakat ,dan berpegang teguhlah dengan (agama)
Allah. Ia Tuhan kamu, malah sebaik-baik tuhan dan sebaik-baik penolong.”(QS.22:78).

‫ِاَّن الَّص َالَة َك اَنْت َع َلي الُم ْؤ ِمِنْيَن ِك َتاًبا َم ْو ُقْو ًتا النساء‬
“Sesungguhnya shalat bagi orang-orang yang beriman mempunyai ketentuan waktu.”(QS
4:103).

B. Pengertian Dimensi Psikologi Sholat

Dimensi psikologi sholat adalah sholat yang ditinjau dari berbagai aspek yang dapat
memberi dampak positif bagi orang yang melakukannya secara psikologi yakni bagi jiwa atau
tingkah laku. Ibadah sholat memiliki dua dimensi, yaitu dimensi individual dan dimensi sosial.
Dimensi individual adalah bagaimana sholat itu dijadikan sarana untuk berkomunikasi secara
individu dengan Allah SWT. Dimensi sosial adalah bagaimana sholat membawa dampak positif
bagi lingkungan sosial masyarakat dimana individu itu berada.
Adapun yang termasuk dalam dimensi sholat secara individual yaitu :
1. Dimensi Psikologi Sholat dari Aspek Kesehatan
Setiap benda memiliki perbedaan dalam merawatnya. Satu-satunya pihak yang mampu
menciptakan program perawatan atas benda itu adalah penciptanya sendiri. Seperti halnya
manusia, hanya Allah-lah satu-satunya yang mampu menciptakan “program” perawatan bagi
manusia.Gerakan shalat memiliki karakteristik istimewa yang setara dengan prinsip-prinsip
latihan olahraga yang benar. Apabila gerakan-gerakan shalat dilakukan dengan benar, selain
menjadi latihan yang menyehatkan juga mampu mencegah dan menyembuhkan berbagai macam
penyakit.
Melaksanakan shalat dengan teratur dan rutin dapat menjamin tidak terjadinya ganguan
penyakit dalam tubuh. Manfaat yang didapat kali pertama dari pelaksanaan shalat lima kali
dalam sehari semalam adalah penyembuhan penyakit tubuh. Kemudian, shalat dapat menjadi
terapi secara langsung apabila terdapat penyakit tubuh, sebelum penyakit tersebut parah dan
kompleks. Maka, dengan shalat, manusia seakan-akan berada dihadapan mesin yang akan
mengecek kesehatan tubuhnya lima kali sehari. Dengan kata lain, seakan-akan manusia berdiri
dihadapan penciptanya.
Berikut ini adalah gerakan shalat dan mukjizatnya
1. Mengangkat tangan ketika takbiratul ihram
Dalam hadits riwayat Abu Hurairah disebutkan bahwa ketika shalat, Rasulullah mengangkat
kedua tanganya dengan lurus. Mengangkat kedua tangan dengan cara ini sangat baik untuk
melatih otot dan urat-urat jari sesuai dengan tuntutan sehari-hari yang banyak membutuhkan
peran tangan.
2. Kedua tangan dilipat di depan dada
Hikmah meletakan tangan didepan dada ada dua, yaitu:
a. Meletakkan kedua tangan didepan dada, tepatnya antara pusar dan tulang rusuk, adalah posisi
paling baik untuk lengan, dilihat dari susunan anatomi tubuh.
b. Meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri berarti mempertahankan kesejajaran kedua pundak.
3. Berdiri tegak dalam shalat
Keadaan tubuh pada posisi ini adalah seperti timbangan. Ketika seseorang shalat memandang
lurus kedepan atau keatas maka tulang pangkal paha akan bertambah melengkung kebelakang.
Tetapi, ketika menunduk kearah dua kakinya yang berarti harus memiringkan kepalanya kedepan
dan menekan tulang punggung maka kira-kira hal itu dapat menyebabkan tulang pahanya tegak
lurus. Karena itu, memandang ke tempat sujud adalah posisi yang paling baik untuk kepala.
Posisi inilah yang akan mempertahankan lengkungan tulang pangkal paha, juga menambah
lengkungan pada tulang leher.
4. Ruku
Ketika seorang laki-laki merenggangkan siku dari lambungnya saat ruku maka bagian
bawah dan bagian luar dari segitiga tulang belikat itu akan tertekan kebelakang. Posisi ini
berfungsi memperbaiki dua pundak dan punggung yang bengkok ke depan sekaligus. Selain itu,
hal ini pun akan menambah kelegaan pada rongga dada dan paru-paru sehingga pembersihan dari
sisa pembakaran akan berjalan cepat, serta otot tidak cepat lelah.Seluruh posisi ruku ini, baik
pada laki-laki maupun wanita, berusaha menjaga dan mengobati tubuh dari pundak atau
punggung yang melengkung.
5. Berdiri dari ruku (I’tidal)
Mengangkat kepala dengan hikmat dan tenang hingga kembali pada posisi saat berdiri.
Sementara kedua tangan berada di kedua sisi tubuh dan pada proses seperti itu tulang-tulang
tubuh kembali lurus sebagaimana saat sebelum melakukan ruku.
6. Menurunkan badan untuk sujud
Gerakan ini berlangsung dengan cepat dan hanya perlu sedikit waktu. Tetapi dari segi
manfaat (pentingnya) tidak bisa disepelekan. Manfaat ini tampak jelas bagi orang yang
mengetahui detailnya gerakan (sirkulasi) darah pada saat turun dari berdiri menuju sujud.
7. Sujud
Rasullah saw bertumpu pada kedua lutut yang tegak diatas tanah. artinya, dua tulang
pinggul bagian kanan dan kiri berada pada posisi yang sama, yaitu sepanjang tulang paha. Posisi
demikian menjadikan tulang pinggul lurus sempurna sehingga tulang pinggultidak akan bengkok
atau melingkar. Bila dilakukan berulang-ulang, posisi ini bukan hanya dapat melindungi dari
pembengkokan tulang pinggul, tetapi juga bisa menyembuhkannya. Karena dalam sujud, dua sisi
tulang pinggul berada pada titik yang sama diatas tanah dan seringnya melakukan sujud akan
mengembalikan kelurusan tulang pinggul.
8. Duduk diantara dua sujud
Duduk diantara dua tumit menyebabkan otot bagian belakang paha menekan kuat otot
perut betis sehingga keduanya saling menekan. Faedahnya ada dua. Pertama, diantara cara
memijit adalah memijit pelan dan memijit keras. Yang dimaksud pijatan keras adalah menekan
otot dengan kuat, yang dimaksud mengosongkan otot dari darah kotor yang membawa sisa
metabolism sehingga vitalitas darah di otot kembali normal. Kedua, tekanan otot pada bagian
belakang paha dan otot perut betis ini dapat mencegah terjadinya pembengkokan otot betis.
9. Sujud kedua
Mengulangi sujud sebanyak dua kali berarti, mencuci otak berulang-ulang sehingga
bermanfaat dalam memperbaiki aktifitas dinamis tubuh dan menyegarkan kembali daya pikir.
[23]
10. Duduk tasyahud
Duduk tasyahut pertama menjadikan otot bagian belakang pada paha menjadi cembung
tungkai saling menekan sehingga terjadi tekanan pada pembuluh darah balik di tungkai. Dengan
tekanan tersebut, vena dalam kosong dari darah kotor dan sisa-sisa metabolisme lainnya.
Pengosongan darah dari vena dalam ini, menjadikan darah mengalir dengan lancar dari vena luar
ke vena dalam sehingga tidak ada vena yang membeku di dalam jaringan luar. Dengan demikian,
seseorang akan terlindungi dari pembengkakan vena atau pembuluh darah balik di tungkai
(varises).
11. Salam
Memalingkan kepala hingga terlihat putihnya pipi, berarti memalingkan wajah secara
maksimal sehingga menambah kelenturan otot leher. Pada saat menoleh otot leher mengalami
pengencangan setelah mengalami penguatan dengan demikian kelenturan otot dan persendian
leher akan bertambah. Hal ini sulit dicapai dalam pelatihan olah raga, yaitu keseimbangan antara
kekuatan dan kelenturan tubuh.

2. Dimensi Psikologi Sholat dari Aspek Keagamaan


1. Shalat merupakan Mi’raj seorang Mukmin
Kita menyaksikan betapa nabi Muhammad saw. memiliki suatu kesempatan berdialog
dengan Tuhannya. Dialog suci sewaktu menghadap Tuhan itu adalah suatu peristiwa penting
yang menjadi inti perjalanan suci Ilahiyah, untuk menerima salat lima waktu dalam sehari
semalam.Dialog antara hamba dengan Tuhannya, merupakan karunia yang paling besar, diantara
semua karunia yang diberikan kepada makhluk-Nya di bumi, kita tidak dapat mengukur karunia
tersebut menurut ukuran dunia, pengalaman itu itu rupanya dimiliki Muhammad saw. Namun
demikian, Allah akan memberikan karunia semacam ini, meskipun dalam bentuk yang lain
kepada umat yang beriman. Kita akan merasakan situasi dialog antara kita sebagai hamba dengan
Tuhan yaitu lewat ibadah shalat kita. Karena Shalat adalah tempat kita berdialog dan berbisik
dengan Tuhan. Rasulullah saw. bersabda:“ Sesungguhnya seorang kamu apabila ia berdiri
waktu shalat ia berbicara dengan Tuhannya atau tuhan ada antara dia dengan kiblat.

2. Nilai dan kedudukan shalat


Shalat memiliki suatu posisi dan kedudukan khusus dalam pembinaan manusia.
Sekiranya kita memilah-milah peringkat dan posisi masing-masing tuntunan agama, maka shalat
berada pada peringkat tertinggi. Shalat memiliki suatu nilai dan kedudukan yang amat tinggi
yang tidak mampu di capai oleh berbagai amal ibadah lainnya.
Imam Ja’far Shadiq berkata, “ Tatkala seseorang berdiri untuk melaksanakan shalat, rahmat
Allah akan turun dari langit kepadanya dan para malaikat mengelilinginya seraya mengatakan,
‘Jika orang yang shalat ini mengetahui nilai shalat, maka ia tidak mungkin akan meninggalkan
shalat’.

3. Shalat adalah seluruh agama


Seluruh ajaran agama terkumpul dalam salat, dan pada hakikatnya salat merupakan
penjelmaan sejati agama. Karena itulah maka dikatakan bahwa barang siapa yang tidak
mengerjakan salat maka ia tidak beragama, dan orang yang beragama adalah orang yang
melaksanakan salat. Kemungkinan dikarenakan inilah maka Rasulullah saw menjadikan salat
sebagai standar dan tolak ukur bagi keimanan dan kekufuran. Dan beliau saw. Bersabda bahwa
barang siapa yang meninggalkan salat, maka ia telah menghancurkan agamanya:
“ shalat itu adalah tiang agama, barang siapa yang meninggalkannya, maka ia telah
meruntuhkan agama, barang siapa yang dengan sengaja meningggalkan salat, maka ia telah
menjadi orang kafir.

4. Shalat merupakan kewajiban Ilahi Pertama


Perlu diketahui bahwa shalat bukan hanya merupakan perintah dan tuntutan Ilahi yang
paling penting dan paling berpengaruh, namun ia juga merupakan hukum pertama yang di
wajibkan oleh Allah kepada para hamba-Nya. Sebagaimana yang di sabdakan oleh Rasulullah
saw., “ sesungguhnya kewajiban pertama yang di wajibkan oleh Allah SWT kepada para hamba-
Nya adalah shalat, dan akhirkewajiban yang tidak akan gugur hingga sesorang berada di ambang
kematian adalah shalat”. Di karenakan pentingnya shalat, maka ia dijadikan sebagai tuntutan dan
perintah Ilahi yang pertama.

5. Shalat merupakan Amal Paling Baik yang Naik ke sisi Allah


Amal baik da terpuji dalam agama jumlahnya cukup banyak, dan setiap amal baik
memiliki suatu pengaruh khusus, dan seluruh kewajiban Ilahi masing-masing memiliki suatu
nilai tertentu yang di tentukan oleh agama. Shalat lebih bernilai dan lebih di utamakan dari
berbagai ibadah lainnya. Rasulullah saw bersabda, “ Amalan pertamamereka (manusia) yang
diangkat (ke sisi Allah) adalah shalat lima waktu.

6. Shalat merupakan sarana terpenting untuk mendekatkan diri kepada Allah


pertama, manusia memerlukan kedekatan dengan Allah SWT agar ia mampu meraih
kesempurnaan; kedua, tanpa sarana pendekatan ini, manusia tidak akan mencapai kesempurnaan.
Dalam melakukan perjalanan dan pengembaraan rohani, manusia memerlukan kendaraan, dan
sebaik-baik kendaraan yang akan mengantarkan manusia ke hadirat Allah SWT adalah salat.
Dalam hal ini, Rasulullah saw. bersabda, “Salat adalah mi’raj-nya seorang Mukmin”.

3. Dimensi Psikologi Sholat dari Aspek Pendidikan

Sholat merupakan hal yang harus kita lakukan sebagai umat islam. Sholat merupakan
kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan oleh umat islam, karena sholat adalah salah satu bentuk
sikap penghambaan oleh seorang hamba kepada Tuhannya. Tanpa kita sadari bahwasannya
dalam sholat terdapat banyak pelajaran atau unsur pendidikan yang dapat kita ambil untuk
dijadikan sebagai pedoman dan alat untuk muhasabah dalam kehidupan.
Ada beberapa unsur pendidikan dalam sholat,yaitu :
1. Mendidik Sikap Kepemimpinan
Dalam suatu masyarakat pasti akan ada seorang pemimpin di dalamnya, sama halnya
dengan sholat. Dalam melaksanakan sholat terutama sholat berjamaah, dapat dipastikan pada
saat itu sekumpulan atau beberapa orang akan melaksanakan suatu peribadatan yakni sholat
kepada Allah SWT secara bersama-sama dengan dipimpin oleh satu orang yang disebut sebagai
imam sholat. Sholat mengajarkan kita untuk menjadi pemimpin. Menjadi pengatur dan
pemimpin bagi diri sendiri sekaligus pelajaran bagaimana menjadi pemimpin untuk orang lain.

2. Mendidik Sikap Disiplin


Dalam surat An-Nisa’ ayat 103 Allah berfirman : Artinya :”Maka apabila kamu telah
menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu
berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu
(sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas
orang-orang yang beriman.” (An-Nisa’ : 103). Di ujung surat ini dipesankan bahwa
sholat/sembahyang itu diperintahkan oleh Tuhan, diwajibkan oleh Tuhan menurut waktu yang
telah ditentukan. Kerjakanlah sholat menurut waktu sehari semalam : subuh, dhuhur, ashar,
maghrib, dan isya’ Secara tersirat ayat tersebut menjelaskan bahwa dalam melaksanakan sholat
terdapat unsur pendidikan yakni sikap disiplin. Sikap disiplin ini diperoleh dari ketepatan waktu
dalam melaksanakan sholat.

3. Mendidik Sikap Tanggung Jawab


Sholat adalah kewajiban yang harus dikerjakan oleh setiap muslim. Sehingga hal ini
menjadikan sholat sebagai salah satu bentuk tanggung jawab yang dimiliki oleh setiap muslim.
Tanggung jawab merupakan keadaan dimana seseorang wajib menanggung segala sesuatunya
yakni apabila terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan atau diperkarakan. Sholat pun juga
demikian, jika kita meninggalkan sholat maka kelak di hari akhir akan dituntut oleh Allah karena
sholat merupakan kewajiban yang memang sudah menjadi kewajiban yang harus ditanggung
oleh setiap muslim.

4. Mendidik untuk Menjaga Kebersihan


Sebelum melaksanakan sholat, terlebih dahulu melakukan ritual pembersihan diri yakni
wudhu. Wudhu secara bahasa berarti keindahan dan kecerahan. Wudhu merupakan salah satu
syarat sahnya sholat, sehingga tidak akan sah sholat seorang muslim sebelum suci dari hadats
yakni dengan berwudhu.

5. Mendidik Agar Seseorang Bisa Fokus Terhadap Sesuatu


Dalam sholat hendaknya dilakukan secara khusyu’. Khusyu’ akan diperoleh jika kita
mampu memfokuskan diri ketika sholat yakni memfokuskan diri kepada Allah. Dengan sholat
yang khusyu’ kita akan merasakan kedekatan dengan Allah serta merasakan kenikmatan sholat.
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,(yaitu) orang-orang yang khusyuk
dalam salatnya,(QS. Al Mu’minun : 1-2). Dari kekhusyu’an ini kita bisa mengambil pelajaran
bahwa jika ingin meraih sesuatu maka harus memfokuskan diri pada apa yang diinginkan agar
tercapai.

6. Mendidik Untuk Memiliki Sifat Sabar


Orang-orang yang menjalankan ibadah sholat adalah termasuk orang-orang yang sabar.
Karena dalam menjalankan ibadah sholat membutuhkan kesabaran. Seseorang yang tidak
memiliki kesabaran tidak akan tahan berlama-lama sholat. Meskipun standart diterima atau
tidaknya sholat bukan dilihat dari lama atau tidaknya waktu sholat. Sabar dalam sholat itu seperti
menunggu iqomah serta sabar dalam melaksanakan rukun-rukun sholat secara tertib dan
tuma’ninah tanpa terburu-buru. Sholat itu merupakan ibadah yang berat untuk dijalankan,
sehingga sholat perlu disertai kesabaran sebagaimana firman Allah : Artinya : “ dan mohonlah
pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Dan (sholat) itu sungguh berat kecuali
bagi orang-orang yang khusyu’.” (QS. Al-Baqarah : 45)

4. Dimensi Psikologi Sholat dari Aspek Perubahan Tingkah Laku

Di dalam agama Islam, shalat merupakan suatu hal yang diwajibkan kepada semua umat-
Nya yang mana shalat ini memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan manusia dan menjadi
penentu kedekatan seorang makhluq kepada tuhannya. Sholat bertujuan untuk lebih
mendekatkan diri kepada pencipta-Nya sebab sholat merupakan media komunikasi antara
seorang makhluk dan penciptanya. Dengan sholat batinnya akan terus ingat akan tuhannya yang
nantinya akan mencegah pelaku shalat untuk berbuat apa yang dilarang oleh
tuhannya.Sesungguhnya ucapan sholat yang dibaca penuh pengertian, pemahaman dan
penghayatan, akan mengggerakkan hati sesuai dengan bacaan-bacaan yang diucapkan (hadir
hati).
Pengaruh shalat senantiasa ada pada diri pelaku shalat. Dengan demikian, pandangan
yang mengatakan bahwa pengaruh shalat dalam mencegah pelaku shalat melakukan perbuatan
keji adalah mutlak, yakni pengaruh ini universal dan sinambung, tetapi dalam batasan potensi
bukan dalam bentuk sebab yang sempurna. Dan untuk menjadikan pengaruh potensial itu
actual,maka seseorang harus melenyapkan bebrbagai penghalang yang ada,sehingga
pengaruhnya menjadi jelas dan nyata.
Dengan demikian, maka tidak adanya pengaruh untuk dapat menjauhi berbagai perbuatan
dan akhlak yang tercela dikarenakan adanya berbagai rintangan yang menghalangi pengaruh
tersebut. Oleh karena itu, tatkala shalat yang senantiasa dikerjakan oleh seseorang tidak
memberikan pengaruh dan hasil, maka tidak diragukan lagi bahwa dalam diri si pelaku shalat
masih terdapat banyak halangan dan rintangan yang pada awalnya ia harus mengetahui bentuk
rintangan tersebut kemudian berusaha untuk menghilangkannya.

5. Dimensi Psikologi Sholat dari Aspek Finansial/Keuangan

Dari segi keuangan atau rezeki sholat juga mempunyai peran aktif atau peran yang sangat
penting. Dengan adanya kita mengerjakan sholat, maka akan memudahkan pula rezeki kita.
Namun pada zaman sekarang ini banyak orang yang tidak menyadari hal ini. Sering kita
perhatikan fenomena yang terjadi di tengah-tengah kita, karena sibuk dengan urusan dunia, baik
itu kesibukan rumah tangga, bisnis atau karir sampai-sampai lupa dengan satu hal yang mana itu
bersifat wajib dikerjakan bagi setiap umat islam yaitu sholat. Bahkan tidak sedikit masyarakat
ibukota yang tidak pernah bertemu dengan anaknya hanya karena urusan dunianya sehingga anak
tersebut juga tidak begitu tahu tentang sholat. Maka dalam hal ini wajar seandainya mereka tidak
mendapati keberkahan hidup. Mungkin uang melimpah akan tetapi dengan tidak berkahnya uang
tersebut dan hidupnya juga tidak mendapati keberkahan sehingga banyak penyakit atau coba’an
yang menimpa sehingga membuat uang tersebut tidak bertahan lama. Untuk itu sangat penting
sekali sholat dalan hal ini.
Dalam hal ini ada beberapa sholat yang dapat memperlancar atau mempermudah rezeki
kita, yaitu solat sunnah. Sholat sunnah sangatlah dianjurkan, karena ada banyak faedah yang
terkandung di dalamnya. Diantara sholat sunnah tersebut adalah :
1. Sholat Dhuha
Meskipun solat ini bernilai sunnah, sholat ini mengandung manfaat yang sangat besar
bagi umat islam. Rasulullah SAW bersabda di dalam hadits Qudsi, “Allah SWT berfirman, wahai
anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat solat dhuha karena
dengan solat tersebut, Aku cukupkan kebutuhanmu pada sore harinya.” (H. R. Hakim dan
Tabrani).
2. Sholat Tahajjud
Kita menambah sholat tahajjud di malam harinya maka akan lebih memperlancar rezeki
kita. Karena dalam sebuah hadits Qudsi telah dijelaskan bahwa Allah sendiri yang akan turun
melihat para hamba-Nya yang berada pada waktu itu. Siapa yang berdo’a, meminta kepada Allah
maka Allah akan mengabulkannya, barang siapa yang memohon ampun, maka Allah akan
mengampuninya.

6. Dimensi Psikologi Sholat dari Aspek Sosial

1. Peranan Sholat jamaah dengan Sesama Muslim


Adapun hikmah dari sholat jamaah itu ialah tumbuhnya persadauraan, kasih sayang, dan
persamaan. Apabila kita bertemu lima kali dalam sehari, maka akan tumbuh kasih sayang
diantara sesama muslim. Dan jika suatu waktu ada saudara kita yang biasa berjamaah, kemudian
beberapa waktu tidak hadir di masjid, maka kita akan bertanya-tanya, ada apa atau mengapa ia
tidak ikut shalat berjamaah? Seandainya jawabannya yang didapat bahwa beliau itu sakit, maka
kita akan bergegas menjenguk dan mendoakannya.
2. Peranan Sholat Dalam Membentuk Hubungan Antar Masyarakat.
Dengan demikian, sholat memiliki dua pengaruh besar. Pertama, pengaruh individual,
dimana ia menjadikan seseorang dekat Tuhannya. Kedua, pengaruh social, dimana ia menjadikan
memiliki rasa tanggungjawab terhadap masyarakat. Oleh karena itu, kita menyaksikan bahwa
dalam berbagai ayat Al-Qur’an, perintah untuk mengeluarkan zakat senantiasa berdampingan
dengan perintah untuk mendirikan sholat. Ini berarti bahwa seorang ahli ibadah dan sholat,
adalah orang yang ahli sedekkah dan zakat. Ahli sholat senantiasa memikirkan
kondisi masyarakat, dan senantiasa berusaha membebaskan masyarakatnya dari kefakiran
dengan mengeluarkan zakat dan sedekah.
3. Sholat dan hubungannya dengan pemerintahan yang agamis
Salah satu tanda pemerintahan yang agamis, dan merupakan suatu keutamaan yang ada
pada pemerintahan Ilahi dibandingkan dengan pemerintahan lainnya adalah bahwa para
pemimpin pemerintahan yang agamis, mereka bekerja dan berusaha untuk menyebarluaskan
tuntunan agama serta melenyapkan berbagai keburukan yang ada pada individu dan masyarakat
yang menjadikan kehancuran suatu masyarakat. Sedangkan mereka yang memanfaatkan
kekuasaan demi meraih tujuan dan kepentingan pribadi, tidak akan memiliki semangat semacam
ini. Mereka yang menyeru kepada agama Allah, yang menyadari bahwa diri mereka adalah
pengganti para wali Allah, menjadikan pemerintahan mereka sebagai pemerintahan Ilahi, dan
mengikuti jalan Rasulullah SAW. dan keluarganya, maka seluruh semangat dan tenaga mereka
digunakan untuk pengajaran dan penyebarluasan Agama Allah SWT.

Al-Khulili, Hilmi. 2010. Semua Geraka Shalat Menyehatkan Lahir dan Batin. Jogjakarta: SABI
Arifin, M. Zainul. 2002. Shalat Mikraj Kita. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Ar-Raisy, Salman. 2008. Success With Shalat. Yogyakarta: Pro-You
Departemen Agama RI. 2005. Al-Qur’an dan Terjemah. Jakarta: CV. Penerbit J-Art
Hamka. 1983. Tafsir Al-Azhar Juz V. Jakarta: Pustaka Panjimas
Khalili, Musthafa. 2007. Berjumpa Allah dalam Sholat. Jakarta: Zahra Publishing
Kholid, Setia Furqon. 2014. Muda Karya Raya. Bandung: Rumah Karya Publishing
Mujtaba, Saifuddin. 2003. Sucikan Tubuh Anda. Jember: H.I Press
Muzammirah, M. Latifatul. 2011. Buku Pintar Shalat. Yogyakarta: Lentera Ilmu
Nata, Abuddin. 2008. Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press
Santosa, Ippho ‘Right’. 2010. 7 keajaiban Rezeki. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Sabiq, Sayid. 1983. Fiqh al-sunnah,jilid 1. Beirut: Dar al-Fikr
Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir Al-Misbah: kesan, Pksan, dan keserasian Al qur’an
Vol.5. Jakarta: Lentera Hati
Syafi’I, Syaikh Jalal Muhammad. 2006. The Power of Shalat. Bandung: MQ Publishing

Anda mungkin juga menyukai