Anda di halaman 1dari 7

ISSN : 2302-7932

Journal.stikesdrsoebandi.ac.id e-ISSN : 2527-7529

Jurnal Kesehatan dr. Soebandi

MANUSKRIP
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERAWAT
DALAM MEMENUHI KELENGKAPAN DOKUMENTASI
KEPERAWATAN DI IGD RUMAH SAKIT WILAYAH PONTIANAK
KALIMANTAN BARAT
Florensius Andri¹, Rasjad Indra ², Dian Susmarini ³
¹ Mahasiswa Program Magister Keperawatan Gawat Darurat Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
2,3 Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

ABSTRACT
Completeness of nursing documentation reflected the quality of nursing care in the hospital.
Completeness of nursing documentation was influenced by individual factors, psychological factors
and organizational factors.The aim of this study was analyzed the factors that influence nurses to
fulfill the completeness of the nursing documentation in the emergency department of Hospital in
Pontianak West Borneo region.The analytic survey with cross sectional approach was used. The
samples used 53 respondents with total sampling technique. Results of bivariate analysis showed
attitudes, rewards, and workload influence the completeness of nursing documentation. The factors of
age, gender, education level, length of employment, training, knowledge, leadership, and facilities
format showed no influence. Multivariate were analiyzed using linear regression showed workload
factors that most influence the completeness of nursing documentation. Conclusions: Completeness of
nursing documentation was influenced by attitude, rewards and workload. Workload was the most
influenced factor
Keywords: Completeness, nursing documentation in the emergency department, the factors that
influence

ABSTRAK
Kelengkapan dokumentasi keperawatan mencerminkan kualitas pelayanan keperawatan di rumah
sakit. Kelengkapan dokumentasi keperawatan dipengaruhi oleh faktor individu, faktor psikologis dan
faktor organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
perawat dalam memenuhi kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan di Instalasi Gawat Darurat
Rumah Sakit wilayah Pontianak Kalimantan Barat. Penelitian ini menggunakan desain survey
analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 53 responden
dengan teknik total sampling. Hasil analisis bivariat diperoleh ada nya pengaruh faktor sikap,
imbalan, dan beban kerja terhadap kelengkapan dokumentasi keperawatan. Faktor yang tidak
berpengaruh terhadap kelengkapan dokumentasi keperawatan adalah umur, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, lama kerja, pelatihan, pengetahuan, kepemimpinan, dan fasilitas format. Hasil analisis
multivariat dengan menggunakan regresi linier diperoleh faktor beban kerja yang paling
berpengaruh terhadap kelengkapan dokumentasi keperawatan. Kesimpulan: faktor yang
mempengaruhi kelengkapan dokumentasi keperawatan adalah sikap, imbalan dan beban kerja.
Faktor yang paling berpengaruh adalah beban kerja.
Kata kunci: Kelengkapan, dokumentasi keperawatan di IGD, faktor-faktor yang
mempengaruhi

Jurnal Kesehatan dr. Soebandi


ISSN : 2302-7932
Journal.stikesdrsoebandi.ac.id e-ISSN : 2527-7529

Jurnal Kesehatan dr. Soebandi


PENDAHULUAN Kelengkapan dokumentasi keperawatan
Keperawatan menjadi salah satu profesi dipengaruhi oleh kinerja perawat dalam
terdepan bagi tenaga kesehatan dalam upaya pendokumentasian. Menurut Gibson, et all (1996,
menjaga mutu pelayanan kesehatan. Upaya yang dalam Kurniadi 2013) faktor yang mempengaruhi
dilakukan profesi keperawatan dengan kinerja adalah faktor individu sendiri, faktor
mengembangkan mutu pelayanan yang profesional psikologis, dan faktor organisasi. Penelitian
sesuai tuntutan masyarakat di era globalisasi terhadap faktor yang mempengaruhi
terutama pelayanan keperawatan di area khusus pendokumentasian asuhan keperawatan di swedia
seperti keperawatan gawat darurat. Keperawatan pernah dilakukan oleh Ehrenberg (2001) dengan
gawat darurat bersifat cepat dan perlu tindakan melakukan studi kualitatif mendapatkan bahwa
yang tepat, serta memerlukan pemikiran kritis perawat merasa terpaksa saat melakukan
tingkat tinggi. Perawat gawat darurat harus dokumentasi asuhan keperawatan disebabkan oleh
mengkaji klien mereka dengan cepat dan waktu yang kurang untuk melakukan dokumentasi,
merencanakan intervensi sambil berkolaborasi kurang pengetahuan, hambatan organisasi,
dengan tim kesehatan lain. Perawat gawat kesulitan dalam menulis dan format dokumentasi
daruratharus cukup berkompeten untuk melakukan yang tidak tepat.
semua aspek proses keperawatan dengan terampil Kalimantan Barat adalah propinsi yang dalam
di bawah tekanan yang tinggi, dan juga harus pelayanan kesehatan untuk masyarakat nya
membuat catatan perawatan yang akurat melalui memiliki beberapa rumah sakit milik pemerintah
pendokumentasian (Iyer and Nancy, 2005). daerah dan swasta yang ada di Pontianak. Ada dua
Dokumentasi keperawatan gawat darurat harus rumah sakit tipe B yang menjadi pusat rujukan
menyediakan catatan faktual tentang kondisi klien, tertinggi dalam pelayanan kesehatan.
lokasi, dan pita untuk identifikasi pada awal klien Hasil wawancara dengan beberapa perawat IGD
masuk, dan selanjutnya data tentang pengkajian di salah satu rumah sakit tersebut menyatakan
awal, waktu intervensi dilakukan, masalah dan bahwa selama ini belum pernah dilakukan
prosedur yang dilakukan, respon klien terhadap pelatihan tentang dokumentasi asuhan keperawatan
intervensi berikut solusinya, observasi perawat, di IGD.
komunikasi dengan tim kesehatan dan keluarga Bidang keperawatan dan kepala instalasi telah
klien, edukasi pada klien, instruksi pulang dan melakukan sosialisasi tentang pentingnya mengisi
penolakan perawatan oleh klien (Newberry and dan melengkapi dokumentasi keperawatan akan
Criddle, 2007) tetapi masih ada dokumentasi yang di kembalikan
Dokumentasi keperawatan harus memenuhi oleh pihak rekam medis karena kurang lengkap.
syarat: berdasarkan fakta, akurat, ringkas, lengkap, Dari hasil studi pendahuluan untuk melihat
terorganisir, kesesuaian waktu, dan mudah dibaca. kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan
Manfaat kelengkapan dokumentasi keperawatan diIGD terhadap 10 orang perawat menunjukan
bagi perawat dan klien antara lain sebagai alat kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan
komunikasi, mekanisme pertanggung gugatan, masih rendah dengan nilai rata-rata kelengkapan
metode pengumpulan data, sarana pelayanan dokumentasi keperawatan sebesar 75,00 dengan
keperawatan, sarana evaluasi, sarana peningkatan standar deviasi 11,283. Berdasarkan hal diatas
kerjasama antar tim kesehatan, sarana pendidikan peneliti tertarik untuk meneliti kelengkapan
lanjutan dan digunakan sebagai audit pelayanan dokumentasi asuhan keperawatan dari hasil
keperawatan (Johnson, 2011). pengkajian perawat di IGD yang memiliki sedikit
Penelitian Cheevakasemsook, et al. (2006) karakteristik yang berbeda dengan perawat di rawat
menemukan bahwa kelengkapan dokumentasi inap dalam melakukan pelayanan keperawatan.
keperawatan di Australia secara kuantitatif hanya Perawat di IGD selalu berhadapan dengan korban
40% dan secara kualitatif 59% ,dan tingkat yang berada dalam keadaan gawat darurat
keakuratan dokumentasi hanya 37%. Penelitian lain (emergensi, kritis) dengan masalah aktual atau
yang dilakukan Staub, et al. (2006) berupa resiko yang disertai kondisi lingkungan yang tidak
systematic literature review terhadap 14 studi yang dapat dikendalikan. Tujuan dari penelitian ini
semuanya menunjukan tingkat akurasi dari adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang
dokumentasi keperawatan sangat kurang. mempengaruhi perawat dalam melengkapi
Di Indonesia kualitas dokumentasi keperawatan dokumentasi asuhan keperawatan di IGD rumah
masih rendah. Terlihat dari penelitian yang sakit wilayah Pontianak Kalimantan Barat
dilakukan Sabila (2009) dari 300 sampel rekam METODE
medik dokumentasi keperawatan 69,3% berada Penelitian ini menggunakan metode
dalam kategori tidak lengkap. Purwanti (2012) survey analitik dengan pendekatan cross sectional.
kelengkapan dokumentasi keperawatan hanya 63% Sampel yang digunakan adalah semua perawat
yang terdiri dari kelengkapan pengkajian hanya pelaksana yang bertugas di IGD rumah sakit
53%, diagnosa dan perencanaan keperawatan 61%, wilayah Pontianak Kalimantan Barat dengan
dan implementasi dan evaluasi 75%. jumlah sampel penelitan 53 orang. Alat pengumpul

Jurnal Kesehatan dr. Soebandi


ISSN : 2302-7932
Journal.stikesdrsoebandi.ac.id e-ISSN : 2527-7529

Jurnal Kesehatan dr. Soebandi


data mengggunakan kuesioner dan lembar perawat perempuan dalam melengkapi
observasi. Analisis dalam penelitian ini adalah dokumentasi keperawatan adalah 26,37 dan
analisis bivariat menggunakan uji Mann-Whitney, perawat laki-laki adalah 27,61. Tidak ada pengaruh
Pearson dan Spearman. Analisis multivariat jenis kelamin terhadap kelengkapan dokumentasi
menggunakan regresi linear. keperawatan (0,768) dengan nilai p> 0,05.
HASIL PENELITIAN Rata-rata perawat DIII adalah 27,04. Tidak ada
Analisis Univariat pengaruh tingkap pendidikan terhadap kelengkapan
Tabel 1 Distribusi karakteristik responden dokumentasi keperawatan (0,925) dengan nilai p>
berdasarkan jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan 0,05.
pelatihan perawat di IGD Rumah Sakit wilayah Rata-rata perawat yang pernah mendapatkan
Pontianak Kalimantan Barat. pelatihan dalam melengkapi dokumentasi
No Variabel Klasifikasi Frekuensi persentasi keperawatan adalah 31,67 Tidak ada pengaruh
1 Jenis Laki-laki 27 50,99% pelatihan terhadap kelengkapan dokumentasi
Kelamin perempuan 26 49,1% keperawatan (0,318) dengan nilai p>0,05.
2 Tingkat Ners 2 3,8% PEMBAHASAN
Pendidikan DIII 51 96,2% Kelengkapan dokumentasi keperawatan
3 Pelatihan Pernah 9 17% Hasil penelitian dalam menilai kelengkapan
Tidak 44 83% dokumentasi keperawatan didapatkan nilai rata-rata
pernah 80.55. Dengan nilai terkecil adalah 70 dan terbesar
adalah 94. Dari hasil tersebut kelengkapan
Dari tabel1 menunjukan bahwa sebagian besar dokumentasi keperawatan berada pada rentang nilai
responden berjenis kelamin laki-laki yaitu, sebesar yang baik.
50,9% dan jenis kelamin perempuan sebesar Kualitas dokumentasi keperawatan akan
49,1%, tingkat pendidikan D3 keperawatan yaitu mencerminkan mutu dari pelayanan keperawatan.
96,2 % dan pendidikan sebanyak 3,8%, dan Hal ini didukung oleh teori Nursalam (2011) yang
perawat yang pernah mengikuti pelatihan hanya 9 menyatakan bahwa data yang terkumpul harus
orang (17%). Tabel 2. Distribusi Karakteristik lengkap agar dapat membantu perawat dalam
responden berdasarkan usia, lama kerja, mengatasi masalah klien yang kemudian akan
pengetahuan, sikap, kepemimpinan, imbalan, membantu meningkatkan mutu pelayanan
fasilitas format, beban kerja, kelengkapan keperawatan.
dokumentasi perawat di IGD Rumah Sakit wilayah Perawat yang bertugas di ruangan instalasi
Pontianak Kalimantan Barat. gawat darurat dalam melengkapi dokumentasi
Dari tabel tersebut menunjukan bahwa rata-rata keperawatan akan di pengaruhi oleh berbagai
usia perawat 31.47 Tahun. Usia termuda 23 tahun faktor. Faktor yang mempengaruhi tersebut dapat
dan tertua 47 tahun. Rata-rata masa kerja perawat berupa faktor individu perawat sendiri yang terdiri
adalah 9.08 tahun, dengan lama kerja tersingkat 1 dari usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, lama
tahun dan terlama 23 tahun. Rata-rata tingkat kerja, pelatihan tentang dokumentasi keperawatan
pengetahuan responden terhadap dokumentasi yang pernah dilakukan, dan pengetahuan. Faktor
asuhan keperawatan sebesar 85,79, dengan tingkat lain yang dapat mempengaruhi adalah faktor
pengetahuan terendah 73 dan tingkat pengetahuan psikologis yang berupa sikap perawat dalam
tertinggi 100. Rata-rata sikap responden terhadap melakukan dokumentasi. Faktor organisasi ini
kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan dapat berupa kepemimpinan, imbalan yang di
sebesar 79,60. Nilai terendah 65 dan nilai sikap berikan, fasilitas format yang tersedia dan beban
tertinggi adalah 94. Rata-rata skor perawat terhadap kerja yang di desain oleh organisasi.
kepemimpinan sebesar 63,49 dengan standar Pengaruh usia terhadap kelengkapan
deviasi 12,529. Rata-rata skor perawat terhadap dokumentasi keperawatan
imbalan sebesar 70,72 dengan standar deviasi Hasil analisis bivariat dengan uji Spearman di
13,011. Rata-rata skor perawat terhadap fasilitas peroleh nilai p = 0,067 artinya tidak ada pengaruh
format sebesar 71,42 dengan standar deviasi 8,475, umur terhadap kelengkapan dokumentasi
dan rata-rata skor perawat terhadap beban kerja keperawatan. Siagian (2008) yang mengatakan
sebesar 68,38 dengan standar deviasi 14,26. bahwa semakin bertambahnya usia seseorang maka
Ratarata kelengkapan dokumentasi keperawatan akan meningkat pula kedewasaan tehnis maupun
sebesar 80,55. Dengan nilai terendah 70 dan psikologis, serta menunjukan kematangan jiwa,
tertinggi 94. kemampuan mengambil keputusan, berpikir
Analisis Bivariat rasional, mengendalikan emosi dan toleransi
Tabel 3. Pengaruh jenis kelamin, tingkat terhadap padangan orang lain.
pendidikan, dan pelatihan dengan kelengkapan Asumsi peneliti untuk menjawab hasil
dokumentasi keperawatan di IGD Rumah Sakit penelitian yang tidak menemukan adanya pengaruh
wilayah Pontianak Kalimantan Barat. rata-rata usia terhadap kelengkapan dokumentasi

Jurnal Kesehatan dr. Soebandi


ISSN : 2302-7932
Journal.stikesdrsoebandi.ac.id e-ISSN : 2527-7529

Jurnal Kesehatan dr. Soebandi


keperawatan adalah usia responden perawat berada meningkat hal ini akan memudahkan mendapatkan
pada tingkat kematangan dalam melakukan suatu kepercayaan atau wewenang, sehingga mereka
pekerjaan, jadi rata-rata responden telah akan merasa puas dan memiliki komitmen yang
melengkapi dokumentasi keperawatan dengan baik tinggi dalam pekerjaan.
Pengaruh tingkat pendidikan terhadap Asumsi peneliti terhadap hasil penelitian yang
kelengkapan dokumentasi keperawatan tidak mendapatkan pengaruh masa kerja terhadap
Hasil analisa bivariat menggunakan uji Mann kelengkapan dokumentasi keperawatan adalah
whitney di peroleh nilai p = 0,925 artinya tidak ada responden yang di teliti tidak memanfaatkan
pengaruh tingkat pendidikan terhadan kelengkapan pengalaman nya yang diperoleh selama ini dalam
dokumentasi keperawatan. Asumsi peneliti bekerja, hal ini mungkin bisa disebabkan oleh
terhadap hasil penelitian yang mendapatkan tidak kejenuhan dalam bekerja, responden merasa
ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap pekerjaan sebagai rutinitas yang membosankan.
kelengkapan dokumentasi keperawatan hal ini Idealnya perawat yang memiliki masa kerja yang
mungkin disebabkan oleh responden telah memiliki lama akan optimal dalam bekerja karena di dukung
pengetahuan dan kemampuan dalam melengkapi oleh pengalaman yang selama ini diperoleh dalam
dokumentasi keperawatan, pengetahuan dan bekerja.
kemampuan ini diperoleh dari bangku kuliah yang Pengaruh pelatihan terhadap kelengkapan
tetap di aplikasikan dengan baik di tatanan klinis. dokumentasi keperawatan
Pengaruh jenis kelamin terhadap Dari hasil analisis uji Mann-Whitney didapatkan
kelengkapan dokumentasi keperawatan nilai p = 0,318 artinya tidak ada pengaruh pelatihan
Hasil analisa bivariat menggunakan uji Mann terhadap kelengkapan dokumentasi keperawatan.
whitney di peroleh nilai rata-rata perawat laki-laki Hal ini bertentangan dengan teori dari Notoatmodjo
dalam melengkapi dokumentasi keperawatan (2009) yang mengatakan bahwa pelatihan
adalah 27,61 dan perempuan adalah 26,37. Akan merupakan upaya yang berkaitan dengan
tetapi tidak didapatkan pengaruh yang bermakna peningkatan kemampuan atau keterampilan.
antara jenis kelamin terhadap kelengkapan Menurut Samsudin (2006) pelatihan
dokumentasi keperawatan (p = 0,768). berkontribusi terhadap peningkatan pengetahuan
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian dan keterampilan dalam melaksanakapekerjaannya.
Hutabarat (2012) yang mengatakan ada hubungan Pihak manajemen diharapkan memberikan
yang signifikan antara karakteristik individu pelatihan kepada perawat agar kinerja dalam
dengan kinerja pendokumentasian asuhan pendokumentasian asuhan keperawatan lebih baik
keperawatan. Asumsi peneliti perbedaan dari hasil dan berkualitas.
penelitian terkait pengaruh jenis kelamin terhadap Pelatihan harus dilakukan secara
kelengkapan dokumentasi keperawatan ini di berkesinambungan agar diperoleh perkembangan
karenakan setiap peneliti menggunakan cara uji pengetahuan tentang dokumentasi keperawatan dan
statistik, jumlah sampel dan prosedur yang mengatasi kejenuhan kerja perawat. Perubahan
berbeda-beda. Terlepas dari itu semua perawat perubahan yang terjadi diluar organisasi perlu
lakilaki dan perawat perempuan memiliki segera di antisipasi oleh pihak organisasi dengan
profesionalitas yang sama dalam bekerja sesuai pengembangan sumber daya manusia secara
kode etik profesi untuk memberikan pelayanan berkelanjutan agar tercapai perkembangan ilmu
keperawatan yang bermutu. pengetahuan.
Tidak terdapat pengaruh jenis kelamin terhadap Asumsi peneliti dengan tidak adanya pengaruh
kelengkapan dokumentasi keperawatan, bisa juga pelatihan karena telah terjadi Sharing ilmu antara
disebabkan oleh tingkat kemampuan responden perawat yang pernah pelatihan dengan perawat
perawat laki-laki dan perempuan dalam melengkapi yang belum pelatihan tentang dokumentasi
dokumentasi keperawatan tidak jauh berbeda. Ini keperawatan.
dapat dilihat dari data hasil penelitian selisih rata- Pengaruh pengetahuan terhadap
rata kemampuan perawat laki-laki dan perempuan kelengkapandokumentasi keperawatan
adalah 1,24. Banyak yang berpendapat perempuan Dari hasil analisa bivariat dengan mengunakan
lebih teliti dan tekun dalam melakukan pekerjaan, uji Spearman didapatkan nilai p =0,381, yang
akan tetapi hal itu tidak sesuai dengan hasil berarti tidak ada pengaruh antara tingkat
penelitian ini. pengetahuan terhadap kelengkapan dokumentasi
Pengaruh masa kerja terhadap kelengkapan keperawatan.
dokumentasi keperawatan Proses pengetahuan pada manusia adalah ketika
Hasil analisis bivariat dengan uji Spearman di mendapatkan informasi-informasi akan diteruskan
peroleh nilai p = 0,102 artinya tidak ada pengaruh lebih lanjut dengan memikirkan, mengolah,
masa kerja terhadap kelengkapan dokumentasi mempertanyakan, mengolongan dan kemudian
keperawatan. merefleksikan (Locke (2004).
Kreitner dan Kinichi (2004) semakin lama Pengetahuan itu merupakan proses yang
kerja, keterampilan dan pengetahuan akan panjang, bisa terjadi kemungkinan seseorang yang

Jurnal Kesehatan dr. Soebandi


ISSN : 2302-7932
Journal.stikesdrsoebandi.ac.id e-ISSN : 2527-7529

Jurnal Kesehatan dr. Soebandi


memiliki pengetahuan tetapi tidak Kemampuan pemimpin dalam melakukan
mengaplikasikannya dengan baik, atau tidak supervisi akan menjamin keberlangsungan dari
mempertahankan pengetahuan itu dengan mengali tujuan organisasi dengan baik. Menurut Suarli &
lebih dalam pengetahuan tentang Bahtiar (2009) tujuan pokok dari supervisi ialah
pendokumentasian keperawatan. Asumsi peneliti menjamin pelaksanaan berbagai kegiatan yang
mengenai tidak ada pengaruh tingkat pengetahuan telah direncanakan secara benar dan tepat, dalam
terhadap kelengkapan dokumentasi keperawatan arti lebih efektif dan efesien, sehingga tujuan yang
adalah karena rata-rata responden sudah berada telah ditetapkan organisasi dapat dicapai dengan
pada tingkat pengetahuan yang baik (85,79) memuaskan.
sehingga distribusi nilai hampir sama pada masing- Tindak lebih lanjut yang dilakukan pemimpin
masing responden. adalah melakukan kontrol dengan cara
Pengaruh Sikap terhadap kelengkapan membandingkan hasil kerja dengan standar
dokumentasi keperawatan penampilan kerja yang di inginkan dan mengambil
Dari hasil uji bivariat menggunakan uji kegiatan perbaikan apabila ada kekurangan. Proses
Spearman di peroleh nilai p = 0,023 (p< 0,05) kontrol diharapkan dapat meningkatkan feed back
artinya ada pengaruh yang bermakna antara sikap yang hasil akhirnya menjaga kelangsungan hidup
terhadap kelengkapan dokumentasi keperawatan. organisasi.
Dapat peneliti asumsikan bahwa semakin baik Kemampuan pemimpin yang baik dan efektif
sikap maka kelengkapan dokumentasi keperawatan akan mempengaruhi kinerja perawat dalam
akan semakin baik juga. Menurut Nursalam (2011) melakukan pendokumentasian keperawatan.
perilaku merupakan hasil dari adanya perubahan Seorang pemimpin harus mempunyai kreatifitas
setelah proses belajar, yaitu proses perubahan sikap dan pengembangan ilmu yang terus menerus, hal
yang tadinya tidak percaya diri menjadi lebih ini bertujuan agar dapat mengelola tenaga
percaya diri karena memiliki keterampila yang keperawatan yang merupakan jumlah tenaga
semakin bertambah sehinggan akan di ikuti oleh kesehatan terbesar di rumah sakit, pentingnya
perubahan sikap. pengelolaan perawat ini karena kinerja perawat
Sikap secara nyata menunjukan konotasi bisa mencerminkan kualitas pelayanan kesehatan
adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus yang di berikan rumah sakit.
tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari merupakan Kepemimpinan yang efektif termasuk kegiatan
kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan membicarakan, menunjukan dan memotivasi
merupakan pelaksana motif-motif tertentu. Artinya sehingga ada perubahan perilaku dan mau
dengan sikap yang baik dalam pendokumentasian bekerjasama dalam mencapai tujuan.
keperawatan akan memberi stimulus yang Kepemimpinan melibatkan adanya transaksi sosial
menghasilkan suatu reaksi untuk melakukan antara pemimpin dan staf untuk bekerja sama.
tindakan dalam upaya melengkapi dokumentasi Seseorang pemimpin dalam melaksanakan
keperawatan. tugas pokoknya juga dipengaruhi sikap dan
Asumsi peneliti, perawat telah bersikap dengan karakter bawahan, karakter organisasi dan
baik terhadap kelengkapan dokumentasi lingkungan sekitarnya.
keperawatan. Responden perawat mungkin telah Terdapat perbedaan hasil penelitian dengan
sadar akan manfaat dokumentasi terhadap beberapa teori kemungkinan disebabkan oleh
pelayanan keperawatan yang bermutu. Komunikasi adanya kesadaran dari perawat untuk bekerja
yang baik akan terjalin antara tim kesehatan apabila secara profesional dalam memberikan pelayanan
dokumentasi yang dikerjakan baik. Perkembangan kepada pasien dan telah tercipta iklim kerja yang
kesehatan pasien akan mudah di evaluasi. baik serta lingkungan kerja yang mendukung.
Pengaruh kepemimpinan terhadap Pengaruh imbalan terhadap kelengkapan
kelengkapan dokumentasi keperawatan dokumentasi keperawatan
Dari hasil uji bivariat menggunakan uji Dari hasil uji bivariat menggunakan uji
Spearman di peroleh nilai p = 0,581 (p> 0,05) Pearson di peroleh nilai p = 0,032 (p< 0,05) artinya
artinya tidak ada pengaruh yang bermakna antara ada pengaruh yang bermakna antara imbalan
kepemimpinan terhadap kelengkapan dokumentasi terhadap kelengkapan dokumentasi keperawatan.
keperawatan. Hasil ini bertolak belakang dengan Samsudin (2005) yang menyatakan bahwa salah
pendapat Huber (2006) seorang pemimpin satu tujuan pemberian kompensasi adalah
memiliki kemampuan mempengaruhi orang lain meningkatkan produktivitas, yang dapat berdampak
dengan cara menetapkan tujuan, memberi pada peningkatan kinerja perawat.
pengarahan dan motivasi, sehingga secara Menurut Notoatmojo (2009) memberikan
operasional tujuan tercapai dan meningkatkan reward (penghargaan) oleh atasan kepada bawahan
keberadaan organisasi. Dalam hal ini seorang dapat dipandang sebagai upaya peningkatan
pemimpin harus melakukan fungsi kontrol dan motivasi kerja. Dapat peneliti asumsikan bahwa
supervisi. penghargaan tidak hanya berupa gaji tetapi juga
dapat berupa pujian tertulis maupun lisan. Imbalan

Jurnal Kesehatan dr. Soebandi


ISSN : 2302-7932
Journal.stikesdrsoebandi.ac.id e-ISSN : 2527-7529

Jurnal Kesehatan dr. Soebandi


yang diberikan akan memotivasi individu untuk pengaruh yang bermakna antara beban kerja
bekerja dengan baik. perawat yang mendapatkan terhadap kelengkapan dokumentasi keperawatan.
imbalan sesuai dengan peran dan tugas pokok yang Menurut Carayon dan Gurses (2005) apabila
mereka lakukan akan termotivasi untuk melakukan beban kerja terlalu tinggi akan menyebabkan
asuhan keperawatan dengan lebih baik. selain komunikasi yang buruk antara perawat dan klien,
imbalan berupa gaji perawat juga perlu imbalan kegagalan kolaborasi perawat dan dokter, tingginya
berupa pujian terhadap apa yang telah dikerjakan drop out perawat/ turn over, dan rasa ketidakpuasan
dan promosi jabatan. Selain itu perlu ada nya kerja perawat.
pengaturan imbalan yang diberikan pada setiap Marquis and Huston (2010) yang menyatakan
perawat secara proposional dan rasional, karena bahwa beban kerja perawat adalah keseluruhan
akan berdampak timbulnya suatu kecemburuan dari kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh seorang
perawat lain. perawat selama bertugas di suatu unit pelayanan
Pemberian imbalan sesuai dengan tugas, fungsi keperawatan. Kegiatan atau aktivitas yang terlalu
dan tanggung jawab yang tepat akan menciptakan tinggi dapat menyebabkan tidak efisien nya
iklim kerja yang kondusif. Dengan adanya tindakan asuhan keperawatan. Salah satu tindakan
pengaruh imbalan terhadap kelengkapan keperawatan adalah melakukan dokumentasi
dokumentasi keperawatan diharapkan manajemen keperawatan.
rumah sakit akan lebih memperhatikan perawat Beban kerja perawat yang bertugas di ruangan
dalam hal pemberian imbalan. Hal ini disebabkan gawat darurat pada umumnya dipengaruhi oleh
oleh imbalan berhubungan erat dengan prestasi jumlah pasien, pasien sering datang bersamaan
kerja dan mempengaruhi motivasi kerja seseorang sehingga terkadang perawat kewalahan dalam
perawat. Imbalan dapat berupa material maupun menangani pasien, selain itu kondisi pasien yang
non material serta dapat bersifat ekstrensik (uang, ada di ruangan gawat darurat tidak dapat di
status, promosi dan penghargaan) dan bersifat prediksi
intrinsik (prestasi, otonomi dan karier). Imbalan Pendapat peneliti beban kerja dari perawat IGD
berupa gaji dapat juga mempengaruhi kepuasan adalah ketika menanggani pasien dalam kondisi
kerja seseorang perawat. jelek yang datang bersamaan, misalnya terjadi
Asumsi peneliti perawat belum mendapat kecelakaan kendaraan masal, dengan tuntutan
imbalan non finansial, seperti pemberian keluarga yang beragam dan lingkungan yang
penghargaan kepada perawat yang melakukan berubah-ubah. Maka kinerja perawat dalam
dokumentasi keperawatan dengan baik, pemberian melengkapi dokumentasi keperawatan bisa
pujian tertulis atau pemberian piagam tidak pernah terpengaruh. Beban kerja yang terlalu tinggi karena
dilakukan, serta promosi untuk melanjutkan tidak sebanding dengan rasio tenaga perawat
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Pemberian denganpasien, pekerjaan yang seharusnya bukan
imbalan ini sangat perlu dilakukan untuk tanggungjawab perawat tetapi dikerjakan perawat,
memotivasi perawat untuk bekerja dengan baik, pekerjaan yang tidak sesuai dengan kemampuan
mereka akan merasa di hargai sehingga dalam perawat, dan bekerja dalam tekanan. Hal ini akan
melakukan suatu pekerjaan akan merasa mempengaruhi kinerja perawat dalam
menyenangkan. mendokumentasikan asuhan keperawatan. Perawat
Pengaruh Fasilitas format terhadap akan cenderung tergesa-gesa dalam proses
kelengkapan dokumentasi keperawatan pendokumentasian, dan juga bisa lupa dalam
Dari hasil uji bivariat menggunakan uji mendokumentasi yang akhirnya kelengkapan
Spearman di peroleh nilai p = 0,120 (p< 0,05) dokumentasi tidak terpenuhi atau kualitas
artinya tidak ada pengaruh yang bermakna antara dokumentasi yang kurang baik.
ketersedian fasilitas format terhadap kelengkapan Faktor yang paling berpengaruh terhadap
dokumentasi keperawatan. Kualitas dokumentasi kelengkapan dokumentasi keperawatan
keperawatan dapat dilihat dari kelengkapan Variabel yang di masukan kedalam analisis
dokumentasi, untuk menjaga kualitas pelayanan ini multivariat adalah variabel yang memiliki nilai p <
diperlukan dukungan dari sarana dan prasarana 0,25 (Variabel sikap dan beban kerja). Diperoleh
yang baik dari pihak rumah sakit. hasil faktor yang paling berpengaruh terhadap
Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang kelengkapan dokumentasi keperawatan adalah
berkualitas tidak hanya diperlukan sumber daya beban kerja dengan nilai p = 0,007, dengan
manusia yang cukup dan memiliki kemampuan kekuatan hubungan -0,369, dan diperoleh nilai
yang baik tetapi diperlukan juga sumber daya yang persamaan sebesar 11,9 % (persamaan yang
berwujud dalam lingkungan fisik dan fasilitas atau diperoleh mampu menjelaskan kelengkapan
sarana dan prasarana yang memadai. dokumentasi keperawatan sebesar 11,9%). Beban
Pengaruh Beban kerja terhadap kelengkapan kerja merupakan cerminan dari tindakan
dokumentasi keperawatan keperawatan yang mampu dilakukan secara
Dari hasil uji bivariat menggunakan uji Pearson kuantitatif maupun kualitatif oleh seorang perawat
di peroleh nilai p = 0,007 (p< 0,05) artinya ada terhadap pasien yang menjadi tanggung jawabnya.

Jurnal Kesehatan dr. Soebandi


ISSN : 2302-7932
Journal.stikesdrsoebandi.ac.id e-ISSN : 2527-7529

Jurnal Kesehatan dr. Soebandi


Nursalam. 2011. Manajemen keperawatan:
Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan Profesional.
Jakarta: Medica Salemba Nursalam. 2013.
KESIMPULAN Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Faktor sikap, imbalan, dan beban kerja Pendekatan Praktis. Edisi 3. Penerbit Salemba
berpengaruh terhadap kelengkapan dokumentasi Medika. Jakarta.
keperawatan. Faktor yang paling berpengaruh Purwanti. 2012. Kelengkapan Dokumentasi
terhadap kelengkapan dokumentasi keperawatan Asuhan Keperawatan dan Karakteristiknya Pada
adalah beban kerja Pasien Rawat Inap Dewasa Nn Kebidanan di
DAFTAR PUSTAKA Rumah Sakit Haji Jakarta. Tesis FKM UI.
Ali, Z. H. 2010. Dasar-Dasar Dokumentasi Riyanto, Agus. 2011. Aplikasi Metodologi
Keperawatan. Jakarta. EGC. Penelitian Kesehatan: Dilengkapi Contoh
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Kuesioner Dan Laporan Penelitian. Yogyakarta.
Pendekatan Praktis. Jakarta. PT. Asdi Mahasatya Nuha Medika.
Asmaranti, Rizki. 2012. Hubungan Faktor- Sabila. 2009. Evaluasi Kelengkapan Pengisian
Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Perawat Format Pengkajian Keperawatan Narasi Dan
Terhadap Pendokumentasian keperawatan Di Format Pengkajian Keperawatan Checklist
RSUP Persahabatan. Abstrak. Tesis UI. Terintegrasi Di RSUD Sleman Yogyakarta.
Barker, L. M., and Nussbaum, M.A. 2010. Skripsi .UGM.
Fatigue, Performance and the Work Environment: Samsudin. 2006. Manajemen Sumber Daya
A Survey of Registered Nurses. Jurnal of Advance Manusia. Cetakan Pertama. Penerbit CV Pustaka
Nursing. Blackwell Publishing. Setia. Bandung
Carayon and Gurses. 2005. Workload. Research Santjaka, Aris. 2015. Aplikasi SPSS. Untuk
Activity.com. Gibson, J. L., Ivancevich, J. M., Analisis Data Penelitian Kesehatan. Yogyakarta.
Donelly, J.H. 1996. Organisasi, Perilku, Struktur Nuha Medika. Siagian, Sondang. 2008. Manajemen
Proses. Edisi Kedelapan. Jakarta. Binarupa Aksara. Sumber Daya Manusia. Penerbit bumi Aksara.
Hubber, D. 2006. Leadership Nursing Care Jakarta.
Management, Philadelphia. WB. Saunders Sopiyudin, Dahlan. 2013. Statistik untuk
Company. Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif, Bivariat,
Iyer, P., and Nancy, C. 2005. Dokumentasi dan Multivariat, Dilengkapi Aplikasi Dengan
Keperawatan. Suatu Pendekatan proses Menggunakan SPSS. Edisi 5. Jakarta. Salemba
Keperawatan. Edisi 3. Jakarta. ECG. Medika.
Johnson, Beatrice. 2011. Nursing Suarli and bahtiar. 2009. Manajemen
Documentation as A Communication Tool. Faculty Keperawatan Dengan Pendekatan Praktis. Jakarta.
of Health Sciences Department of Clinical Penerbit Erlangga.
Medicine. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif
Kreitner dan Kinichi. 2004. Organizational Kualitatif. Bandung. Alfabeta.
Behavior. Fifth Edition. Mc Graw Hill. New York. Swansburg. 1999. Introductory Management
Kurniadi, A. 2013. Manajemen Keperawatan and Leadership For Clinical Nurses: an Interactive
dan Prospektifnya: Teori, Konsep, dan Aplikasi. text. 2nd ed. Canada. Jones and Bartlett Publisher. 8.
Edisi 1. Jakarta. Badan Penerbit FKUI. Anonim, [internet],2014, Avaible from:
Locke, J.C.F. 2004. Leadership Behavior. <repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32279/
Effect on job satisfaction, productivity and 3/Chapter%20II.pdf>
organization commitment, Journal of nursing [Accessed9 oktober2014] 9. Anonim, [internet]
management. 2012, Avaible from:
Mangkunegara. 2012. Evaluasi kinerja SDM. <psychology.uii.ac.id/images/stories/.../naskahpubl
Bandung. PT Refika Aditama. Marquis, B. L., & ikasi- 01320331.pdf>
Huston. 2010. Kepemimpinan dan Manajemen [Accessed9oktober2014] 10. Anonim,
Keperawatan: Teori & Aplikasi. Edisi 4. Jakarta. [internet], Avaible from:
EGC. <digilib.unimus.ac.id/download.php?
Mrayyan, M.T and Al-Faouri, Ibrahim. 2008. id=9558>[ Accessed 11 oktober2014]
Career Comitment and Job Performance. Of
Jordania Nurses. Nursing forum. Vol 43 no 1.
Newberry, L., and Criddle, L. 2007. Sheehy’s
Manual of Emergency Care. Sixth Editio. Elsevier
Mosby.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2009. Pengembangan
Sumber Daya Manusia. Jakarta, Rineka Cipta
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta, Rineka Cipta

Jurnal Kesehatan dr. Soebandi

Anda mungkin juga menyukai