Anda di halaman 1dari 3

LEADERSHIP & HUMAN CAPITAL MANAGEMENT

CASE ANALYSIS

HARRIS HOTELS: CONNECTING THE DOTS BETWEEN

HARRIS DAY AND CSR

SURYA ( 2140048772)

FINAL PROJECT

BINUS BUSINESS SCHOOL

BINUS UNIVERSITY
Artikel berjudul Harris Hotels : Connecting The Dots Between Harris Day And CSR, yang di

tulis oleh Ibu Yunita Kartika Sari dan Ibu Anita Maharani mengulas tentang Harris hotel yang

setiap tahunnya mengadakan acara yang di sebut Harris Day, dimana terdapat perjalanan yang

cukup menarik dari event yang bernama Harris Day ini.

Hotel ini didirikan oleh Marc Steinmeyer pada tahun 2002 di Batam. Setelah 3 tahun beroperasi,

perusahan dengan manajemennya yang bernama TAUZIA Hotel Management (THM) ini

membuat suatu program acara yang bernama Harris Day, dalam rangka ulang tahun Harris hotel.

Awalnya acara ini merupakan sebuah program marketing yang bertujuan untuk mengakrabkan

para karyawan dan juga agar Harris semakin dikenal oleh masyarakat. Acara tersebut mengusung

berbagai macam tema setiap tahunnya, menyesuaikan dengan apa yang sedang trend di

masyarakat. Terutama pada tahun 2010 dimana bersepeda mulai trend kembali, Harris Day pun

membuat tema Harris Fun Bike.

Pada tahun 2013, untuk pertama kalinya, semua hasil pendapatan dari penjualan tiket Harris Day

didonasikan kepada TAUZIA Equal Chance (TEC) yang merupakan program pengembangan

berkelanjutan perusahaan dibidang sosial dari THM sebagai wujud tanggung jawab social

perusahaan (CSR) dengan bekerja sama dengan yayasan ISCO dan masih berlangsung setiap

tahunnya sampai sekarang.

Yang saya suka dari contoh kasus ini adalah, adanya wujud nyata yang baik dari perusahaan untuk

mempererat hubungan dengan sesama karyawan sekaligus mempromosikan brand Harris dengan

memberikan seperti promo menginap cukup membayar sesuai keinginan dari tamu dan dikemas

dengan cantik dalam sebuah acara bernama Harris Day. Dan setelah berjalan beberapa tahun,
acara Harris Day ini semakin berkembang, tidak sebatas acara seremonial atau event tahunan rutin

perusahaan. Namun Harris Day ini berkembang dengan berbagai tema dan juga bisa berguna untuk

masyarakat kurang mampu dengan cara mendonasikan pendapatan dari penjualan tiket acara

tersebut, bahkan menurut data dari artikel tersebut, penjualan tiket Harris Day semakin meningkat

setiap tahunnya, yang berarti semakin meningkatkan pula donasi yang diberikan.

Yang saya kurang suka, menurut saya top management perusahaan kurang optimal dalam

mengelola acara ini, disebutkan bahwa para komite atau panitia penyelenggara berasal dari

karyawan sendiri. Menurut saya hal itu tentunya akan menjadi beban tersendiri bagi karyawan

yang mendapatkan tugas tambahan seperti itu, dan tidak semua karyawan terutama petinggi hotel

tersebut mempunyai keahlian sebagai EO. Sebaiknya perusahaan menyewa EO tersendiri untuk

acara tersebut agar hasil yang didapat pun lebih optimal.

Yang menjadi inspirasi dari studi kasus ini adalah sebuah acara internal, apabila dikembangkan

secara berkelanjutan, bersama-sama, pasti bisa berkembang dan berguna bukan hanya internal

perusahaan saja tetapi juga berguna untuk masyarakat luas. Sebuah bisnis tidak hanya

memperhatikan keuntungan bagi organisasi, tapi juga harus memberikan manfaat bagi masyarakat

luas.

Yang saya harap bisa saya ubah adalah, perusahaan bisa mengalokasikan dana khusus yang lebih

besar untuk acara Harris Day setiap tahunnya dengan tujuan agar acara tersebut menjadi lebih

menarik dan meningkatkan jumlah penjualan tiket, sehingga memberikan manfaat ganda bagi

perusahaan yaitu kerja sama, kedekatan antar karyawan semakin baik dan juga peran perusahaan

bagi masyarakat akan semakin terasa.

Anda mungkin juga menyukai