Anda di halaman 1dari 27

UPAYA MENINGKATKAN HUBUNGAN KEAKRABAN TEMAN

SEBAYA SISWA SMP NEGERI 21 MALANG DENGAN TEKNIK


CANGKRUK’AN (HALAQAH)

Penelitian Tindakan Bimbingan

Oleh
Varizal Amir
123112000102

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PENDIDIKAN PROFESI GURU
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Penelitia Tindakan Bimbingan yang berjudul “Upaya Meningkatkan

Hubungan Keakraban Teman Sebaya Siswa SMP Negeri 21 Malang Dengan

Teknik Cangkruka’an” ini telas disahkan pada:

Hari : .............................................

Tanggal : ..............................................

Tempat : SMP Negeri 21 Malang

Peneliti

Varizal Amir, S. Pd

Mengetahui,

……………, …………………… ………….., ……………….


Dosen Pembimbing Konselor pamong

Dr. Carolina Ligya Radjah, M.Kes Arie Prianto Wahyu P, S.Psi


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

hanya dengan rahmat dan hidayah-Nya semata peneliti dapat menyelesaikan

penelitin tindakan bimbingan yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hubungan

Keakraban Teman Sebaya Siswa SMP Negeri 21 Malang Dengan Teknik

Cangkruk’an”.

Penelitiam ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menempuh program

pendidikan profesi guru Bimbingan dan Konseling (PPG BK) Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Malang. Namun, tanpa adanya bantuan serta

motivasi dari berbagai pihak, penelitia ini tidak akan bisa terselesaikan. Sehingga,

pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan rasa hormat dan mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Carolina Ligya Radjah, M.Kes, selaku dosen pembimbing PPL PPG BK

yang telah bersedia meluangkan waktu memberikan bimbingan, pengarahan,

dan masukan yang sangat membantu dalam penelitian ini.

2. Dr.Andi Mapiare A.T, M.Pd, dan Dr. Imam Hambali, selaku dosen workshop

penelitian tindakan kelas yang telah banyak memberikan ilmu tentang

peneltian ini

3. Drs. H. Dedy Ifanul Muslim, M.K.Pd, selaku Kepala SMP Negri 21 Malang

yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian

4. Konselor SMP Negeri 21 Malang, yaitu Arie Prianto Wahyu P, S.Psi, selaku

konselor pamong praktikan, serta Farida Ariani, S.Pd, dan Hj. Dwi

Rosilawati, SE.S.Pd selaku konselor Bimbingan dan Konseling, terimkasih


banyak atas bimbingan dan masukkannya sehingga penelitian ini dapat

terselesaikan.

5. Rekan-rekan peneliti sesama BK di SMP Negeri 21 Malang, terimakasih atas

bantuan dan kekompakkannya.

Peneliti menyadari bahwa penelitian tindakan bimbingan yang tersusun

ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan,

yang disebabkan oleh kelemahan serta terbatasnya pengetahuan dan materi yang

dimiliki peneliti. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun

sangat peneliti harapkan.

Akhirnya, peneliti berharap semoga penelitian ini dapat memberikan

manfaat bagi konselor khususnya dan seluruh pembaca pada umumnya, dan

semoga segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan mendapat imbalan

dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin.

Peneliti

Varizal Amir, S.Pd


DAFTAR ISI

Halaman

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………….
B. Rumusan Masalah……………………………………
D. Tujuan Penelitian……………………………………
E. Manfaat Penelitian ……………………………………
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Cangkruk’an……………………………..
B. Pengertian Keakraban Teman Sebaya………………..
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu……………………………………
B. Subjek Penelitian……………………………………
C. Teknik Pengumpulan Data ………………………….
D. Instrumen Penelitian…………………………………
E. Teknik Analisis Data…………………………………
F. Prosedur Penelitian …………………………………
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Proses Tindakan ……………………….....
1. Siklus I
2. Siklus II
B. Deskripsi Hasil Penelitian ………………………….
C. Analisis Data dan Temuan Penelitian ………………
D. Pembahasan …………………………………………
BAB V PENUTUP
A. Simpulan……………………………………………..
B. Saran…………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA………………………………………….
LAMPIRAN…………………………………………………….
DAFTAR TABEL………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberhasilan belajar siswa di Sekolah ditentukan oleh faktor internal

dan faktor eksternal. Faktor internal diantaranya adalah tingkat intelegensi,

minat, motivasi belajar dan tingkah laku, sedangkan faktor eksternal

dipengaruhi oleh lingkungan dan hubungan sosial. Hubungan sosial dengan

teman-teman yang seumuran bisa disebut hubungan teman sebaya. Terciptanya

lingkungan belajar yang kondusif bisa dipengaruhi oleh tingkat keakraban

teman sebaya, dengan suasana akrab kita bisa saling bertukar pendapat, berbagi

pengalaman, dan memecahkan solusi permasalahan tentang belajar.

Berdasarkan pengalaman saya saat mengikuti program SM-3T

mengajar di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, dan berdasarkan

observasi di SMP Negeri 21 Malang ditemukan masalah hubungan sosial.

Permasalahan yang umum dialami siswa ketidak cocokan karena perbedaan

pendapat, adanya pemisah antar kelompok atau geng, dan sering tejadi

perkelahian dengan temannya sendiri.

Kenyataanya di lapangan meskipun program BK banyak difokuskan

pada layanan bimbingan, seperti bimbingan pribadi dan bimbingan sosial

belum ada prioritas dan penanganan yang intensif tentang cara meningkatkan

keakraban teman sebaya. Meskipun telah diberikan layanan bimbingan di kelas

hanya sebatas pemahaman saja.


Bangsa Indonesia memiliki beragam budaya, terutama di daerah Jawa.

Bila kita amati dalam kehidupan sehari-hari proses interaksi sosial bisa dilihat

dari kebiasaan cangkruk’an. Kebudayaan merupakan keseluruhan yang

kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian,

moral, hukum, adapt istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat

oleh seseorang sebagai anggota masyarakat (Edward B. Taylor).

Istilah cangkruk’an dapat diartikan suatu kegiatan duduk-duduk yang

dilakukan dengan teman-temannya dan berbincang-berbincang mengenai suatu

topik tertentu. Berdasarkan pengamatan saya mulai dari anak-anak, para

pemuda, dan kalangan orang dewasa sering berkumpul disuatu tempat, baik itu

di pinggir jalan, di tempat tongkrongan anak muda, dan di sekolah-pun bisa

dijadikan tempat untuk cangruk’an. Kalau di sekolah biasanya dilakukan pada

saat-saat jam istirahat, banyak kita jumpai siswa-siswi duduk-duduk ditaman

sekolah, di aula, dan tempat lainnya yang dianggap mereka nyaman untuk

saling ngobrol.

Dikalangan masyarakat masih ada yang menilai bahwa cangkruk’an itu

negatif, identik dengan pergaulan urak-urakan tetapi cangruk’an disini tidak

seperti itu, tidak semuanya buruk. Kegiatan ini sangat positif dilakukan

dikalangan masyarakat, sebagai wadah untuk mempererat tali silaturahmi.

Cangkru'an istilah bahasa arabnya Halaqah yang berarti proses kegiatan

tarbiyah dalam dinamika kelompok yang betujuan untuk membentuk

persaudaran antar peserta halaqah. Cangkruk’an atau halqah sepertinya cocok

diterapkan kepada siswa untuk mempererat hubungan pertemanan.


Fakta yang muncul saat cangkruk’an, mereka sangat akrab sekali

dengan satu sama lainnya, cangkruk’an ini sangat cocok dilakukan untuk

siswa-siswi yang kurang akrab, kurang pandai begaul, dan yang berselisih

paham dengan teman-temannya. Maka dari itu peneliti berkeinginan untuk

melakukan penelitian tentang upaya meningkatkan keakraban dengan teknik

cangkru’an dengan tujuan untuk mengetahui apakah teknik cangkruk’an cocok

diterapakan untuk siswa.

Berdasar uraian di atas maka peneliti mengambil judul :

“ Upaya Meningkatkan Hubungan Keakraban Teman Sebaya Dengan

Teknik Cangkruk’an)”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas adalah :

1. Bagaimana pelaksanann teknik cangruk’an diterapkan untuk

meningkatkan keakraban teman sebaya?

2. Apakah terjadi peningkatan keakaraban siswa setelah diterapkan

teknik cangkruk’an?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut bahwa tujuan dari

penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pelaksanaan teknik cangkruk’an untuk meningkatkan

keakraban teman sebaya


2. Mengetahui peningkatan keakraban siswa setelah diterapkan teknik

cangkruk’an.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian tindakan kelas tentang upaya meningkatkan

keakraban dengan teknik cangkruk’an adalah :

1. Bagi Siswa

Dengan diadakannya penelitian ini setidaknya mereka sudah

belajar bagaimana cara meningkatkan keakraban dengan teman-temanya.

2. Bagi peneliti

Penelitian tindakan kelas ini untuk mengetahui apakah layanan

bimbingan yang diberikan kepada siswa sudah tepat atau belum.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dibahas lebih lajnut mengenai kajian pustaka, yaitu:

(A) Pengertian Cangkruk’an, dan (B) Pengertian Keakraban Teman Sebaya.

A. Pengertian Cangkru’an

Cangkruk’an adalah istilah dari budaya Jawa yang artinya duduk-

duduk sambil ngobrol-ngobrol membahas beberapa topik, karena merupakan

salah satu peninggalan budaya Bangsa Indonesia cangkru’an ini perlu

dilestarikan. Sedangkan budaya sendiri dapat diartikan Kebudayaan

merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya

terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adapt

istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang

sebagai anggota masyarakat (Edward B. Taylor).

Istilah cangkruk’an daam bahasa Arabnya Halaqah yang berati

proses kegiatan tarbiyah dalam dinamika kelompok yang betujuan untuk

membentuk persaudaran antar peserta halaqah. Inti dari halaqah adalah saling

mengenal dan berkasih sayang dalam ridho Allah SWT (QS, Al-Hujurat: 13).

B. Pengertian Keakraban Teman Sebaya

Keakraban adalah suatu bentuk hubugan pertemanan yang sangat

dekat, dan seolah-olah seperti keluarga sendiri (Kamus besar bahasa

Indoenesia).
Teman sebaya adalah hubungan individu dengan teman-temannya

dengan tingkat usia yang sama serta melibatkan keakraban yang relatif besar

dalam kelompoknya (Kamus besar bahasa Indonesia). Berdasarkan penjelasa

tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian keakraban teman sebaya adalah

sutu bentuk hubungan yang sangat dekat dengan teman-temannya dengan usia

yang relatif hampir sama.


BAB III

METODE PENELITIAN

Pada Bab ini akan dibahas lebih lanjut mengenai sub bab metode

penelitian, yaitu : (A) Jenis Penelitian (B) Lokasi dan Waktu, (B) Subyek

Penelitian, (D) Teknik Pengumpulan Data, (E) Instrumen Penelitian, (F) Teknik

Analisis Data, dan (G) Prosedur Penelitian.

A. Jenis Penelitiam

Pada penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) tetapi dalam bimbingan dan konseling PTK terdiri dari dua

macam yaitu penelitian tindakan bimbingan dan penelitian tindakan

konseling. Jenis penelitian yang diambil peneliti adalah penelitian tindakan

bimbingan “Upaya Meningkatkan Hubungan Keakraban Teman Sebaya

Siswa SMP Negeri 21 Malang Dengan Teknik Cangkruk’an (Halaqah).

Kunandar (2008:45) berpendapat mengenai Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

yaitu suatu penelitian tindakan (action resarch) yang dilakukan oleh guru

yang sekaligus berperan sebagai peneliti di kelasnya dengan jalan merancang,

melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif

yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) proses

pembelajaran di kelas melalui suatu tindakan tertentu dalam siklus penelitian.

Tujuan dari pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas adalah untuk

meningkatkan mutu proses dari hasil pembelajaran, mengatasi permasalahan

pembelajaran serta meningkatkan profesionalisme dan menumbuhkan budaya

akademik (Santoso,2007).
Mengacu pada pendapat yang dikemukakan oleh Kunandar (2008),

Penelitian Tindakan yang dilakukan pada kegiatan layanan bimbingan dan

konseling merupakan salah bentuk penelitian yang dilakukan oleh konselor

untuk memecahkan permasalahan yang muncul saat melakukan tugasnya

memberikan layanan bimbingan dan konseling pada siswa saat berada dalam

kelas. Tujuan Penelitian Tindakan pada kegiatan layanan bimbingan dan

konseling diharapkan dapat meningkatkan mutu pemberian layanan bimbingan

dan konseling pada siswa dan menyelesaikan permasalahan yang mucul dalam

kelas

Arikunto (2007:16-20) menjelaskan garis besar mengenai 4 tahapan yang

terdapat pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu (1) perencanaan, (2)

pelaksanaan, (3) observasi dan (4) refleksi. Keempat tahap tersebut dalam

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) membentuk suatu siklus yaitu suatu putaran

kegiatan beruntun yang kembali ke langkah semula, jadi satu siklus dalam PTK

diawali dari tahap perencanaan sampai refleksi. Selanjutnya hasil dari refleksi

pada siklus I dijadikan sebagai bahan untuk kembali pada tahap perencanaan

untuk siklus berikutnya. Dari hasil siklus I dapat diketahui berhasil tidaknya

tindakan yang telah dilakukan oleh guru sehingga perencanaan pada siklus II

merupakan rencana perbaikan dari hambatan yang dihadapi pada siklus I jika

hasilnya menunjukkan kurang sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.

Tetapi jika hasil dari siklus I menunjukkan suatu keberhasilan yang mampu

mencapai tujuan maka perencanaan tersebut untuk mengulangi keberhasilan

pada siklus I. Tahapan yang dilakukan pada siklus II sama dengan tahapan yang

dilakukan pada siklus I.


Penelitian Tindakan ini menggunakan tahapan penelitian yang

dikemukakan oleh Arikunto (2007) yang terdiri dari 4 tahapan yaitu (1)

perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi dan (4) refleksi. Pada penelitian ini

empat tahapan tersebut dilakukan dalam dua siklus penelitian. Tujuan yang

ingin dicapai dari penelitian ini yaitu mengetahui pelaksanaan layanan

bimbingan dan konseling dengan teknik cangkru’an ataua halaqah ini dapat

meningkatkan hubungan keakraban teman sebaya siswa kelaas VII.1 SMP

Negeri 21 Malang.

Peneliti merencanakan siklus I berdasarkan gejala-gejala yang muncul di

kelas VII.1 , dan merencanakan siklus II berdasarkan hasil refleksi pada siklus

I. Berdasarkan siklus yang direncanakan diharapkan dapat menyelesaikan

permasalahan yang muncul pada siswa kelas VII.1 dan dapat meningkatkan

mutu pelayanan bimbingan dan konseling

B. Lokasi dan Waktu

Penelitian tindakan bimbingan “Upaya Meningkatkan Hubungan

Keakraban Teman Sebaya Siswa SMP Negeri 21 Malang Dengan Teknik

Cangkruk’an” ini dilaksanakan di SMP Negeri 21 Malang yang beralamatkan

Jalan Danau Tigi, Kel. Lesanpuro, Kec. Kedung Kandang, Kota Malang.

Waaktu penelitian ini dilaksanakan kurang lebih selama dua bulan, yang

dimulai pada bulan Oktober sampai November 2013.

C. Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas VII.1 SMP Negeri 21

Malang yang berjumlah 10 orang siswa laki-laki. Peneliti menggunakan


sampel anak laki-laki karena dalam kelas tersebut anak laki-laki yang

dianggap memiliki tingkat hubungan teman sebaya yang paling rendah.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan

data. Objek penelitian yang diobservasi meliputi dua komponen yaitu pelaku,

dan aktifitas. Tempat dimana interaksi dalam situasi sosial itu berlangsung

yaitu di kelas VII. 1 yang disetting dalam situasi cangkruk’an. Teknik

pengumpul data dalam penelitian tindakan kelas ini adalah lembar observasi,

angket, dan wawncara.

a. Observasi

Merupakan suatu teknik untuk merekam semua data kejadian yang

sedang berlangsung berdasarkan konteks yang diamati sehingga diperoleh

data yang sesuai dengan yang dibutuhkan dalam penelitian. Pada

penelitian ini menggunakan pedoman observasi untuk mengumpulkan data

sehingga memperoleh data yang berhubungan dengan aktivitas saat

konselor memberikan tindakan dan aktivitas kelompok saat pemberian

tindakan saat pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling.

b. Angket

Merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan menyajikan

serangakaian pertanyaan yang meminta siswa untuk memilih jawaban

yang telah disediakan. Angket ini dibuat untuk mengukur tingkat

hubungan keakraban yang dimiliki siswa kelas VII.1 sebelum dan sesudah

di beri tindakan bimbingan dengan teknik “Cangkruk’an” ini.


b. Wawancara

Merupakan suatu teknik untuk mengumpulkan data melalui tanya

jawab dengan sumber data (nara sumber) sehingga dapat diperoleh data

yang dibutuhkan dalam penelitian. Pada penelitian ini peneliti melakukan

dua kali wawancara dengan siswa yaitu sebelum dan sesudah pemberian

tindakan bimbingan. Wawancara yang dilakukan sebelum pelaksanaan

tindakan bimbingan memiliki tujuan untuk mengetahui kondisi siswa

sebelum mengkikuti tindakan bimbingan, sedangkan wawancara setelah

pelaksanaan tindakan memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana

kondisi atau keadaan siswa setelah diberikan penelitian tindakan

bimbingan “Meningkatkan Hubungan Keakraban Teman Sebaya Dengan

Teknik Cangkruk’an ini”.

E. Instrumen Penelitian

Penelitian bimbingan yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hubungan

Keakraban Teman Sebaya Siswa SMP Negeri 21 Malang Dengan Teknik

Cangkruk’an (Halaqah) termasuk jenis penelitian kualitatif, maka instrument

penlilaiannya menggunakan observasi lembar observasi.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk menjelaskan tentang waktu analisis data,

langkah-langkah analisis data, dan teknik yang diganakan untuk analisis

tersebut. Evaluasi mengacu pada teknik yang digunakan yaitu teknik

cangkruk’an apakah efektif digunakan untuk mneningkatkan keakraban

thubungan teman sebaya, sedangkan refleksi untuk peneliti sendiri

berdasarkan uji coba lapangan.


F. Prosedur Penelitian

Prosedur pelaksanaan yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas

upaya meningkatkan hubungan teman sebaya dengan teknik cangkru’an

sebagai berikut:

1) Perencanaan (Planning)

2) Pelaksanaan Tindakan (Action)

3) Pengamatan (Observation)

4) Refleksi (Refleksi)

Urutan langkah-langkah penelitian tindakan kelas ini secara rinci dapat

digambarkan sebagai berikut :

1. Siklus I

a. Perencanaan (Planning)

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan meliputi:

1) Membuat prosedur pelaksanaan penelitian tindakan bimbingan

2) Membuat pedoman observasi untuk melihat aktivitas aktivitas siswa waktu

mengikuti kegiatan “cangkruk’an)

b. Pelaksanaan Tindakan (Action)

1) Memilih 10 siswa yang dijadikan penelitian

2) Mengarahkan mereka kedalam situasi cangkru’an dengan mencari tempat

dilingkungan Sekolah yang nyaman dijadikan tempat cangkruk’an

3) Mengarahkan kepada salah satu anggota kelompok dalam cangruk’an

untuk menjadi ketua suku atau pemimpin

4) Ketua kelompok menjelaskan topik yang akan dibicarakan pada

pertemuan
5) Semua anggota kelompok diminta aktif dalam proses kegiatan ini.

c. Pengamatan (Observasi)

Pengamatan atau observasi dilaksanakan oleh konselor peneliti. Adapun

pelaksanaannya meliputi:

1) Kolaborator mengamati pelaksanaan simulasi yang dilakukan oleh

konselor peneliti.

2) Konselor pembimbing peneliti dan kolaborator mengamati siswa sewaktu

atau selama mereka mengikuti simulasi.

3) Konselor peneliti dan kolaborator mengamati siswa pada saat berinteraksi

dan mengerjakan tugas yang diberikan konselor pada kegiatan layanan

klasikal.

d. Refleksi

Hasil observasi yang dilakukan konselor peneliti bersama

kolaborator dianalisis oleh peneliti dan kolaborator dengan cara sharing dan

berdiskusi serta berkoordinasi agar hasil yang diperoleh tidak subyektif.

Hasil diskusi dengan kolaborator digunakan untuk mengetahuai apa

yang sudah dapat dilaksanakan dan dicapai dalam pelaksanaan tindakan

layanan klasikal melalui metode simulasi, dan sekaligus merupakan cara

untuk mengetahui kekurangan dan ketidak berhasilan tindakan simulasi yang

telah dilaksanakan. Dengan mengetahui kekurangan pada tindakan simulasi

sebelumnya, yakni pada siklus I, dapat direncanakan pembaharuan tindakan

yang dilaksanakan pada siklus II dan seterusnya.


2. Siklus II

a. Perencanaan (Planning)

Kegiatan yang dilakukan :

1) Membuat rencana tindakan simulasi yang telah diperbaharui berdasarkan

sisi-sisi lemah yang diketahui dari pelaksanaan pada siklus I.

2) Melihat pedoman observasi untuk melihat aktivitas guru dalam

melaksanakan simulasi.

3) Membuat pedoman observasi untuk siswa sewaktu mengikuti kegiatan

layanan klasikal dan simulasi.

4) Membuat pedoman observasi untuk mengetahui kondisi pada saat

kegiatan simulasi berlangsung.

5) Membuat pedoman observasi untuk mengetahui kondisi siswa pada saat

mengikuti layanan klasikal.

b. Pelaksanaan Tindakan (Action)

1) Konselor peneliti memberikan hasil capaian tentang penyelenggaraan

simulasi kepada siswa peserta simulasi.

2) Konselor peneliti memberikan topic serta alasan yang menggugah untuk

disimulasikan oleh siswa-siswi peserta layanan klasikal.

3) Konselor peneliti melaksanakan layanan klasikal dengan memberikan

ruang yang cukup kepada siswi untuk bersimulasi.

c. Pengamatan (Observasi)

Pengamatan atau observasi dilaksanakan oleh konselor peneliti dan

kolaborator. Adapun pelaksanaannya meliputi :


1) Kolaborator mengamati pelaksanaan simulasi yang dilakukan oleh konselor

peneliti.

2) Konselor peneliti dan kolaborator mengamati siswa sewaktu atau selama

mereka melaksanakan simulasi.

3) Konselor peneliti dan kolaborator mengamati perilaku siswa pada saat

melakukan interaksi dengan konselor dan melaksanakan tugas yang

diberikan konselor pada saat layanan klasikal berlangsung.

d. Refleksi

Hasil observasi diperoleh dari pengamatan siklus II yang dilakukan

konselor peneliti bersama kolaborator dianalisis oleh konselor peneliti sendiri

bersama dengan kolaborator dengan cara sharing atau diskusi serta

berkoordinasi agar hasil yang diperoleh tidak bersifat subyektif.

Dari hasil reflesi siklus II akan diketahui apakah kegiatan yang

dilakukan telah mendatangkan hasil yang sesuai yang diharapkan yaitu

terjadinya peningkatan kepercayaan diri peserta didik melalu metode simulasi

ataukah ada tindakan-tindakan dalam menerapkan metode simulasi yang

harus disempurnakan.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Uraian dalam bab ini dibagi menjadi 4 bagian. Keempat bagian tersebut

adalah: (1) Dekripsi Proses Tindakan, (2) Deskripsi Hasil Penelitian, (3) Analisis

Data dan Te,uan Penelitian, dan (4) Pembahasan.

A. Deskripsi Proses Tindakan

1. Siklus I

Mengacu pada hasil refleksi ketika melaksanakan layanan bimbingan

dan konseling di kelas VII.1 SMPN 21 Malang, menunjukkan bahwa di kelas

VII.1 terutaman siswa laki-laki terdapat suatu permasalahan yaitu siswa kurang

akrab dengan teman-teman sekelasnya, ehingga peneliti menerapkan salah satu

teknik untuk meningkatkan hubungan keakraban dengan teman sebaya dengan

teknik “cangkruk’an”.

Penelitian pertama atau siklus 1 dilakukan pada tanggal 24

November 2013, dengan menggunakan jam Bimbingan dan Konseling.

Penelitian ini dilakukan di ruang kelas VII.1 bagian belakang dengan

mengambil subjek penelitian 10 siswa putra dan 10 siswa putri kemudian

dikondisikan duduk-duduk melingkar dengan konsep cangkru’an atau

dalam bahasa Arab disebut Halaqah.

2. Sikulus II

Penelitian kedua atau siklus II mengenai “Upaya Meningkatkan

Hubungan Keakraban Dengan Teman Sebaya Siswa SMP Negeri 21

Malang Dengan Teknik Cangkruk’an” ini dilaksanakan pada hari Jum’at


pada tanggal 15 November 2013 di Aula SMP Negeri 21 Malang, dengan

objek 10 siswa putra kelas VII.1.

B. Deskripsi Hasil Penelitian

1. SiKlus I

Hasil penelitian tindakan bimbingan siklus I, penelitian dilakukan

dengan memilih kurang lebih 10 siswa, dan kondisikan dalam suasana

cangkru’an dan dilaksanakan didalam kelas, dengan duduk melingkar.

Hasil yang didapat pada peneltian ini masih terlihat 4 siswa yang masih

kurang peduli, atau cuek dengan teman-temannya, dan ada 6 siswa lagi

yang sangat antusias dengan teman-temannya.

Refleksi

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa ada

4 anak yang kurang akrab dengan teman-temannya, dan bisa dikatakan

penelitian ini belum berhasil, maka dari itu perlu diadakan penelitiann

tahap kedua (siklus II). Pada pelaksanaan tahap II nanti tetap

menggunakan teknik cangkruk’an tetapi suasana cangkruk’an sedikit

dirubah.

2. Siklus II

Hasil penelitian tindakan bimbingan siklus II, penelitian dengan

subjek yang sama yaitu 10 siswa, penelitian yang sebelumnya

dilaksanakan dengan kondisi duduk, untuk penelitian siklus II ini situasi

cangkruk’an diubah dengan duduk-duduk atau lesehan yang melingkar.

Hasil yang didapat 10 siswa kelihatan sangat akrab, dan lebih terbuka
dengan-temannya, bahkan 4 siswa yang sebelumnya kurang akrab, mereka

menjasi sangat akrab.

Refleksi

Setelah penelitian dilakukan tahap demi tahap ternyata teknik

cangkruk’an dapat meningkatkan hubungan keakaban teman sebaya.

Pelaksanaan penelitian teknik cangkruk’an dengan kondisi duduk dikursi

dan kondisi dudk bersila atau lesehan bisa mengubah 4 dari 10 siswa yang

sebelumnya pada siklus I kurang akrab, sekarang menjadi akrab dengan

teman-temannya, maka dari itu dapat dismpulkan teknik cangkruk’an

berhasil digunakan untuk meningkatkan hubungan keakraban.

C. Analisis Data dan Temuan Peneltian

Data-data yang diperoleh berdasarkan hasil pengamatan saat proses

penelitian berlangsung kemudian dianalisis. Selama penelitian

berlangsung ditemukan ada 4 siswa dari 10 siswa yang kurang akrab,

kemudian setelah dilakukan penelitian kedua 4 siswa tersebut sudah akrab

dengan teman-temanya.

D. Pembahasan

Penerapan teknik camgkruk’an (halaqah) dalam penelitian

tindakan bimbingan untuk meingkatkan hubungan keakraban teman

sebaya siswa SMP Negeri 21 Malang dilaksanakan dua tahap, yaitu siklus

I dan siklus II. Penelitian siklus I ada beberapa siswa yang kurang akrab

dengan teman-temanya, sedangkan setelah dilaksanakan penelitian sikulus

II siswa yang kurang akrab tersebut manjadi akrab dengan teman-


temannya. Berdasarkan hasil refleksi ternyata situasi kondisi pelaksanaan

cangkru’an memperngaruhi keberhasilan penelitiaan.


BAB V

PENUTUP

Pada bab ini disajikan kajian terhadap kesimpulan penelitian tindakan

bimbingan “Upaya Meningkatkan Hubungan Keakraban Teman Sebaya Dengan

Teknik Cangkruk’an” dan saran-saran penelitian lebih lanjut.

A. Simpulan

Penelitian tindakan bimbingan “Upaya Meningkatkan Hubungan

Keakraban Teman Sebaya Siswa SMP Negeri 21 Malang Dengan Teknik

Cangkruk’an” telah dilakukan tahap demi tahap, yaitu siklus I dan siklus II.

Peneliti dapat mengambil kesimpulan:

1. Teknik “cangkruk’an dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam hubungan

sosial dengan teman sebaya

2. Teknik “cangkruk’an dapat digunakan konselor untuk membantu

meningkatkan hubungan kearaban temna sebaya

3. Teknik “cangkru’an” merupakan salah satu teknik yang mudah dilaksanakan,

dan sangat efektif untuk meningkatkan hubungan kearaban teman sebaya.

B. Saran

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran pengalaman

mengenai refeleksi konselor terutama hubungan social dengan teman sebaya.

Selain itu, konselor dapat memberikan layanan tentang uapaya meningkatkan

hubungan keakraban teman sebaya dengan teknik cangkruk;an atau dalam

istilah bahasa arabya halaqah. Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini

kepada pihak lain adalah:


1. Bagi konselor saat menggunakan teknik “cangkruk’an” pada saat

pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling perlu memiliki kemampuan

untuk mengelola kelompok dengan baik serta memiliki sikap yang asertif

pada siswa sehingga selama proses berlangsung dapat berjalan dengan lancar,

serta dengan menjadikan salah satu alternatif untuk mendorong siswa lebih

akrab dengan teman-temannya.

2. Untuk peneliti selanjutnya dapat memperhatikan kekurangan yang terjadi saat

pelaksanaan tindakan bimbingan, sehingga dapat lebih efektif dalam

menerapkan teknik “cangkruk’an ini” pada layanan bimbingan dan

konseling.

3. Untuk Jurusan Bimbingan dan Konseling dapat memperhatikan pelaksanan

teknik “cangkruk’an” karena dijadikan sebagai bahan kajian untuk peneliti

selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

- Kamus Besar Bahasa Indonesia

- QS, Al-Hujurat: 13 AL-Qur’an

- Universitas Negeri Malang. 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.

Malang: Universitas Negeri Malang.

Anda mungkin juga menyukai