Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“PENYAKIT JANTUNG KORONER” 

OLEH
KELOMPOK 2

1.  Dewa Ayu Sri Purniati (18.321.2865)


2.  I made adi mulya rusmawan (18.321.2868)
3.   Ni kadek ayu mirnayanti (18.321.2878)
4.   Ni kadek risky dwiyanti (18.321.2883)
5.   Ni kadek widya antari (18.321.2884)
 
6.  Ni komang suryantini (18.321.2890)
7.   Ni luh putu dita puspita sari (18.321.2896)

PROGRAM STUDI SI
KEPERAWATAN STIKES WIRA
MEDIKA BALI DENPASAR
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Penyakit jantung koroner


Sasaran : Masyarakat
Hari/Tanggal : Selasa, 23 September 2019
Waktu : 07.30 Wita
Tempat/Ruangan : Balai banjar desa Blahbatuh

A.   LATAR BELAKANG
Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan problem kesehatan utama di
Negara maju.Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya PJK.sehingga upaya
pencegahan

harus bersifat multifaktorial juga. Penyakit arteri koronaria merupakan masalah


kesehatan yang paling lazim dan merupakan penyebab utama kematian di
USA.Walaupun data epidemiologi menunjukan perubahan resiko dan angka kematian
 penyakit ini tetap merupakan tantangan bagi tenaga kesehatan untuk mengadakan
upaya pencegahan dan penanganan. Mengenal Faktor resiko PJK sangat penting dalan
usaha pencegahan PJK merupakan salah satu usaha yang cukup besar peranannya
dalam penanganan PJK untuk menurunkan resiko dan kematian akibat PJK yaitu
dengan caramengendalikan faktor resiko PJK.

Faktor-faktor resikonya besar, tetapi dapat diubah (modifiable risk factors)


dalam perkembangan CAHD. Faktor resiko utama PJK adalah: hipertensi,
hiperlipoproteinemia,makanan, dan merokok, dimana merupakan faktor yang dapat
dikontrol dan bersifat reversible. Faktor resiko lainnya adalah : umur, ras, jenis
kelamin, keturunan (bersifat Irreversibel), geografis, diet, obesitas, diabetes, exercise,
 perilaku dan kebiasaan hidup lainnya, stress, perubahan sosial dan perubahan masa
(bersifat reversibel). Dengan mengatur, berhenti merokok dan perubahan hipertensi
yang efektif, dapat menurunkan resiko dan kematian akibat PJK.
B.   TUJUAN UMUM
Setelah dilakukan penyuluhan selama kurang lebih 30 menit diharapkan peserta
 penyuluhan dapat mengetahui dan memahami tentang penyuluhan penyakit jantung
koroner.

C.   TUJUAN KHUSUS
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan masyarakat dapat:
a)  Mengetahui pengertian penyakit jantung koroner.
 b)  Mengetahui penyebab jantung koroner.
c)   Mengetahui patofisilogi penyakit jangtung koroner.
d)   Mengetahui Manifestasi Klinis penyakit jantung koroner.

e)   Mengetahui komplikasi penyakit jantung koroner.


f)   Mengetahui penatalaksaan penyakit jantung koroner.
g)   Mengetahui Pengobatan penyakit jantung koroner.

D.   METODE
a.  Ceramah
 b.  Diskusi
c.  Tanya jawab

E.   MEDIA
a.  Lembar balik
 b.  Leaflet
c.  Pantom

F.   MATERI
a)  Pengertian penyakit jantung koroner.
 b)  Penyebab jantung koroner.
c)   Patofisilogi penyakit jangtung koroner.
d)   Manifestasi Klinis penyakit jantung koroner.
e)   Komplikasi penyakit jantung koroner.
f)   Penatalaksaan penyakit jantung koroner.
g)   Pengobatan penyakit jantung koroner

G.   PROSES PELAKSANAAN

KEGIATAN
NO WAKTU
PENYULUH PESERTA/AUDIENS
1. Pembukaan :
a.  Salam pembukaan a.  Menjawab salam

 b.  Perkenalan  b.  Memperhatikan 5 menit


c.  Apersepsi c.  Menjawab pertanyaan
d.  Mengkomunikasikan tujuan d.  Memperhatikan
2. Kegiatan inti penyuluhan
a.  Menyampaikan materi tentang: a.  Menyimak dan
a)  Pengertian penyakit jantung koroner. memperhatikan
 b)  Penyebab jantung koroner. c)  Patofisilogi penyakit jangtung
 penyuluhan
koroner.
  Manifestasi Klinis penyakit
 jantung koroner.
  Komplikasi penyakit jantung koroner.
  Penatalaksaan penyakit jantung koroner.
  Pengobatan penyakit jantung 20 menit
koroner
 b.  Memberi kesempatan sasaran
untuk  b.  Aktif bertanya.

 bertanya.

3.Penutup
a.  Menyimpulkan materi yang telah a.  Bersama penyuluh
didiskusikan. menyimpulkan
 b.  Melakukan evaluasi penyuluhan materi
5 menit
 b.  Peserta mampu
menjawab pertanyaan
c.  Mengakhiri kontrak dan kegiatan  penyuluh
 penyuluhan dengan salam. c.  Menjawab salam

H.   PEMBAGIAN KELOMPOK
a.  Ketua : Ni kadek widya antari
 b.  Penyaji : Dewa ayu sri purniati
 Ni luh dita puspita sari
c.  Fasilitator : I made adimulya rusmawan

 Ni komang suryantini

e.  Observer : Ni kadek risky


dwiyanti
f.  Moderator : Ni kadek ayu mirnayanti

I.   SETTING TEMPAT
Keterangan :
Penyaji
Fasilitator
Peserta
Observer
Moderator
Ketua

J.   EVALUASI
A.   Struktur
a.   Persiapan alat atau media

Media yang digunakan dalam penyuluhan ini isinya tepat dan alatnya dapat
digunakan sebagaimana mestinya. Saat ceramah dan diskusi media yang
digunakan adalah Power Point dan leaflet.
 b.  Persiapan materi
Materi yang digunakan dalam penyuluhan adalah dalam bentuk makalah yang
disajikan secara tepat dan singkat pada power point dan leaflet yang dapat
mempermudah ceramah.
B.   Proses
Penyuluhan berjalan lancar sesuai dengan waktu yang telah disusun. Peserta
 penyuluhan dapat aktif dalam mengikuti penyuluhan dan peserta mengikuti acara
 penyuluhan dari awal sampai selesai.
C.   Evaluasi
a.   80% peserta mampu mengetahui pengertian penyakit jantung koroner.
 b.  80% peserta mampu mengetahui penyebab penyakit jantung koroner
c.   80% peserta mampu mengetahui patofisiologi penyakit jantung koroner
d.   80% peserta mampu mengetahui manifestasi klinis penyakit jantung koroner.
e.   80% peserta mampu mengetahui komplikasi penyakit jantung koroner.

f.   80% peserta mampu mengetahui penatalaksanaan penyakit jantung koroner


g.   80% peserta mampu mengetahui pengobatan jantung koroner

MATERI PENYULUHAN PENYAKIT JANTUNG KORONER


A.  Pengertian penyakit jantung koroner

Penyakit jantung koroner adalah suatu keadaan dimana terjadi penyempitan,


 penyumbatan, atau kelainan pembuluh darah koroner. penyempitan atau penyumbatan
ini dapat menghentikan aliran darah ke otot jantung yang sering ditandai dengan rasa
nyeri. Kondisi lebih parah kemampuan jantung memompa darah akan hilang,
sehingga sistem kontrol irama jantung akan terganggu dan selanjutnya bisa
menyebabkan kematian (Soeharto, 2001).

Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung akibat otot
 jantung kekurangan darah karena adanya penyempitan pembuluh darah koroner. Pada
waktu jantung harus bekerja lebih keras terjadi ketidakseimbangan antara kebutuhan
dan asupan oksigen, hal inilah yang menyebabkan nyeri dada. Kalau pembuluh darah
tersumbat sama sekali, pemasokan darah ke jantung akan terhenti dan kejadian inilah
yang disebut dengan serangan jantung. Adanya ketidakseimbangan antara ketersedian
oksigen dan kebutuhan jantung memicu timbulnya PJK (Huon, 2002). Menurut Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, secara klinis PJK ditandai dengan nyeri dada atau
terasa tidak nyaman di dada atau dada terasa tertekan berat ketika sedang mendaki,
kerja berat ataupun berjalan terburu-buru pada saat berjalan di jalan datar atau
berjalan
 jauh. Pemeriksaan Angiografi dan Elektrokardiogram (EKG) digunakan untuk
memastikan terjadinya PJK. Hasil pemeriksaan EKG yang menunjukkan terjadinya
iskemik merupakan salah satu tanda terjadinya PJK secara klinis (Soeharto dalam
Haslindah, 2015).

B.  Penyebab penyakit jantung koroner

Etiologi penyakit jantung koroner adalah adanya penyempitan, penyumbatan,


atau kelainan pembuluh arteri koroner. Penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah
tersebut dapat menghentikan aliran darah ke otot jantung yang sering ditandai dengan
nyeri. Dalam kondisi yang parah, kemampuan jantung memompa darah dapat hilang.
Hal ini dapat merusak sistem pengontrol irama jantung dan berakhir dan berakhir
dengan kematian (Hermawatirisa, 2014). Faktor risiko dapat berupa semua
faktor
 penyebab (etiologi) ditambah dengan faktor epidemiologis yang berhubungan secara
independen dengan penyakit. Faktor  –  faktor utama penyebab serangan jantung yaitu
 perokok berat, hipertensi dan kolesterol. Faktor pendukung lainnya meliputi obesitas,
diabetes, kurang olahraga, genetik, stres, pil kontrasepsi oral dan gout (Huon, 2002).
Faktor risiko seperti umur, keturunan, jenis kelamin, anatomi pembuluh koroner dan
faktor metabolisme adalah faktor-faktor alamiah yang sudah tidak dapat diubah.
Namun ada berbagai faktor risiko yang justru dapat diubah atau diperbaiki. Sangat
jarang orang

menyadari bahwa faktor risiko PJK bisa lahir dari kebiasaaan hidup sehari-hari yang
 buruk misalnya pola komsumsi lemak yang berlebih, perilaku merokok, kurang
olaraga atau pengelolaan stress yang buruk (Anies,2005). Dari faktor risiko tersebut
ada yang dikenal dengan faktor risiko mayor dan minor. Faktor risiko mayor meliputi
hipertensi, hiperlipidemia, merokok, dan obesitas sedangkan faktor risiko minor
meliputi DM, stress, kurang olaraga, riwayat keluarga, usia dan seks.Menurut D.Wang
(2005) faktor risiko PJK pada wanita meliputi :
a)  Obesitas
 b)  Riwayat Keluarga
c)   Penggunaan kontrasepsi oral yang disertai dengan riwayat merokok
d)   Diabetes Melitus
e)   Kolesterol
f)   Merokok
Penyebab terjadinya penyakit kardiovaskuler pada perinsipnya disebabkan oleh
dua faktor utama yaitu:
a.  Aterosklerosis Aterosklerosis pembuluh koroner merupakan penyebab penyakit
arteri koroneria yang paling sering ditemukan. Aterosklerosis menyebabkan

 penimbunan lipid dan jaringan fibrosa dalam arteri koronaria, sehingga secara
 progresif mempersempit lumen pembuluh darah. Bila lumen menyempit
makaresistensi terhadap aliran darah akan meningkat dan membahayakan aliran
darah miokardium (Brown, 2006).
 b.  Trombosis Endapan lemak dan pengerasan pembuluh darah terganggu dan lama
kelamaan berakibat robek dinding pembuluh darah. Pada mulanya, gumpalan
darah merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk mencegahan perdarahan
 berlanjut pada saat terjadinya luka. Berkumpulnya gumpalan darah dibagian
robek tersebut, yang kemudian bersatu dengan keping-keping darah menjadi
trombus. Trombosis ini menyebabkan sumbatan di dalam pembuluh darah
 jantung, dapat menyebabkan serangan jantung mendadak, dan bila sumbatan
terjadi di pembuluh darah otak menyebabkan stroke (Kusrahayu, 2004).

C.  Klasifikasi Penyakit Jantung Koroner


Menurut Huon Gray (2002:113) penyakit jantung koroner diklasifikasikan
menjadi 3, yaitu Silent Ischaemia (Asimtotik), Angina Pectoris, dan Infark Miocard
Akut (Serangan Jantung). Berikut adalah penjelasan masing-masing klasifikasi PJK:
a.  Silent Ischaemia (Asimtotik)Banyak dari penderita silent ischaemiayang
mengalami PJK tetapi tidak merasakan ada sesuatu yang tidak enak atau tanda-
tanda suatu penyakit (Iman, 2004:22).
 b.  Angina PectorisAngina pectoristerdiri dari dua tipe, yaitu Angina Pectoris Stabil
yangditandai dengan keluhan nyeri dada yang khas, yaitu rasa tertekan atau
 berat di dada yang menjalar ke lengan kiri dan Angina Pectoris tidak Stabil
yaitu serangan rasa sakit dapat timbul, baik pada saat istirahat, waktu tidur,
maupun aktivitas ringan. Lama sakit dada jauh lebih lama dari sakit biasa.
Frekuensi serangan juga lebih sering.
c.  Infark Miocard Akut (Serangan Jantung)Infark miocard akut yaitu jaringan otot
 jantung yang mati karena kekurangan oksigen dalam darah dalam beberapa
waktu. Keluhan yang dirasakan nyeri dada, seperti tertekan, tampak pucat
 berkeringat dan dingin, mual, muntah, sesak, pusing, serta pingsan
(Notoatmodjo, 2007:304)

D.  Patofisiologi penyakit jantung koroner


Perkembangan PJK dimulai dari penyumbatan pembuluh jantung oleh plak pada
 pembuluh darah. Penyumbatan pembuluh darah pada awalnya disebabkan peningkatan
kadar kolesterol LDL (low-density  lipoprotein) darah berlebihan dan menumpuk pada
dinding arteri sehingga aliran darah terganggu dan juga dapat merusak pembuluh darah
(Al fajar, 2015). Penyumbatan pada pembuluh darah juga dapat disebabkan oleh
penumpukan lemak disertai klot trombosit yang diakibatkan kerusakan dalam pembuluh
darah. Kerusakan pada awalnya berupa plak fibrosa pembuluh darah, namun selanjutnya
dapat menyebabkan ulserasi dan pendaeahan di bagian dalam pembuluh darah yang
menyebabkan klot darah. Pada akhirnya, dampak akut sekaligus fatal dari PJK berupa
serangan jantung (Naga, 2012). Pada umumnya PJK juga merupakan ketidakseimbangan
antara penyedian dan kebutuhan oksigen miokardium. Penyedian oksigen miokardium
bisa menurun atau kebutuhan oksigen miokardium bisa meningkat melebihi batas
cadangan
 perfusi koroner peningkatan kebutuhan oksigen miokardium harus dipenuhi dengan
 peningkatan aliran darah. gangguan suplai darah arteri koroner dianggap berbahaya bila
terjadi penyumbatan sebesar 70% atau lebih pada pangkal atau cabang utama arteri
koroner. Penyempitan <50% kemungkinan belum menampakkan gangguan yang berarti.

Keadaan ini tergantung kepada beratnya arteriosklerosis dan luasnya gangguan jantung
(Saparina,2010). Menurut Saparina (2010) gambaran klinik adanya penyakit jantung
koroner dapat berupa :

a)  Angina pectoris


Angina Pectoris merupakan gejala yang disertai kelainan morfologik yang
 permanen pada miokardium. Gejala yang khas pada angina pectoris adalah nyeri
dada seperti tertekan benda berat atau terasa panas ataupun seperti diremas. Rasa
nyeri sering menjalar kelengan kiri atas atau bawah bagian medial, keleher, daerah
maksila hingga kedagu atau ke punggung, tetapi jarang menjalar ketangan
kanan. Nyeri
 biasanya berlangsung 1-5 menit dan rasa nyeri hilang bila penderita istirahat. Angina
 pectoris juga dapat muncul akibat stres dan udara dingin. Angina pectoristerjadi
 berulang-ulang. Setiap kali keseimbangan antara ketersedia oksigen dengan kebutuhan
oksigen terganggu.
 b)  Infark Miokardium Akut
Merupakan PJK yang sudah masuk dalam kondisi gawat. Pada kasus ini disertai
dengan nekrosis miokardium (kematian otot jantung) akibat gangguan suplai darah
yang kurang. Penderita infark miokardium akut sering didahului oleh keluhan dada
terasa tidak enak (chest discomfort) selain itu penderita sering mengeluh rasa
lemah dan kelelahan.
c)   Payah jantung

Payah jantung disebakan oleh adanya beban volume atau tekanan darah yang berlebihan
atau adanya abnormalitas dari sebagian struktur jantung. Payah jantung kebanyakan
didahului oleh kondisi penyakit lain dan akibat yang ditimbulkan termasuk PJK. Pada
kondisi payah jantung fungsi ventrikel kiri mundur secara drastis sehingga
mengakibatkan gagalnya sistem sirkulasi darah.
d)   Kematian Mendadak penderita 
Kematian mendadak terjadi pada 50% PJK yang sebelumnya tanpa diawali dengan
keluhan. Tetapi 20% diantaranya adalah berdasarkan iskemia miokardium akut yang
 biasanya didahului dengan keluhan beberapa minggu atau beberapa hari sebelumnya.

E.  Manifestasi klinis penyakit jantung koroner

Manifestasi klinik PJK yang klasik adalah angina pektoris ialah suatu
sindroma klinis dimana didapatkan nyeri dada yang timbul pada waktu melakukan
aktifitas karena adanya iskemik miorkard. Hal ini menunjukkan bahwa telah
terjadi >70%
 penyempitan pembuluh darah koronaria. Keadaan ini bisa bertambah menjadi lebih
 berat dan menimbulkan sindroma koroner akut (SKA) atau yang dikenal sebagai
serangan jantung mendadak (Anies, 2006). Sindrom koroner akut ini biasanya berupa
nyeri seperti tertekan benda berat, rasa tercekik, ditinju, ditikam, diremas, atau rasa
seperti terbakar pada dada. Umumnya rasa nyeri dirasakan dibelakang tulang dada
(sternum) disebelah kiri yang menyebar ke seluruh dada. Rasa nyeri dapat menjalar ke
tengkuk, rahang, bahu, punggung dan lengan kiri. Keluhan lain dapat berupa rasa
nyeri atau tidak nyaman di ulu hati yang penyebabnya tidak dapat dijelaskan.
Sebagian kasus disertai mual dan muntah, disertai sesak nafas, banyak berkeringat,
bahkan kesadaran menurun (Huon, 2005).

F.  Komplikasi penyakit jantung koroner

Menurut, (Karikaturijo, 2010: hal 11 ) Komplikasi PJK Adapun komplikasi


PJK adalah:

a)   Disfungsi ventricular
 
 b) Aritmia pasca STEMI
c)   Gangguan hemodinamik
d)   Ekstrasistol ventrikel Sindroma Koroner Akut Elevasi ST Tanpa Elevasi ST
Infark miokard Angina tak stabi
e)   Takikardi dan fibrilasi atrium dan ventrikel
f)   Syok kardiogenik
g)   Gagal jantung kongestif
h)   Perikarditis
i)   Kematian mendadak (Karikaturijo, 2010: hal 11 )

G.  Pecegahan penyakit jantung koroner


Gaya hidup yang sehat, yang bisa membantu menjaga kesehatan dan elastisitas
 pembuluh darah serta memungkinkan aliran darah yang lancar, merupakan faktor yang
 penting untuk menjaga kesehatan.

a.  Gaya hidup yang sehat:


 Jangan merokok/berhenti merokok sekarang juga
 Lakukan olahraga sedang dalam tempo 30 menit setiap hari
   Tetap tenang dan hindari stres. Libatkan diri dalam kegiatan yang sehat
untuk mengurangi stres.
 b.  Kontrol kesehatan
   Berat: Berbagai penelitian medis telah membuktikan bahwa
obesitas meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.Indeks massa
tubuh (IMT/BMI -Body Mass Index) merupakan standar yang diakui
secara internasional dan obyektif untuk mengukur obesitas. Secara
umum, kisaran normal IMT untuk orang Asia dewasa adalah 18,5

– 22,9. Kita harus menjaga berat badan yang sehat dengan cara
menjaga pola
makan dan olahraga secara teratur.
   Kadar kolesterol: Tingkat kolesterol darah harus dikendalikan melalui

 pola makan dan olahraga secara teratur. Orang dengan kadar kolesterol
yang tinggi harus berkonsultasi dengan dokter dan mungkin harus
mengonsumsi obat-obatan.
   Tekanan darah dan kadar gula darah: Tekanan darah dan kadar
gula darah harus dipantau dan dijaga pada tingkatan yang wajar.
Penderita hipertensi atau diabetes harus mengikuti saran pengobatan
dari dokter secara ketat.
c.  Pola Makan yang seimbang:
   Rendah garam: Konsumsi garam secara berlebihan akan meningkatkan
tekanan darah. Makanan dengan kandungan garam yang tinggi seperti
makanan olahan dan makanan yang diawetkan serta saus harus
dihindari.
   Rendah gula: Hindari makanan dan minuman dengan kadar gula yang
tinggi. Kurangi konsumsi “makanan nol kalori”, yaitu makanan yang
memiliki nutrisi sangat sedikit bila dibandingkan dengan kadar
kalorinya. Gula rafinasi merupakan contoh makanan nol kalori.
  Rendah lemak: Kurangi konsumsi makanan dengan kandungan lemak yang tinggi.
  Mengonsumsi lebih banyak sayuran dan makanan kaya serat bisa mencegah sembelit dan mengurangi penye
d.  Pemeriksaan rutin untuk deteksi dini masalah kesehatan.

  tekanan darah tinggi.


 
  lemak dan kolesterol darah.
gula darah.
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/Windows%2010/Downloads/Documents/BAB_1_2.pdf
file:///C:/Users/WINDOW~1/AppData/Local/Temp/BAB%25202.pdf
https://eprints.uny.ac.id/22957/2/BAB%20II.pdf
http://www21.ha.org.hk/smartpatient/EM/MediaLibraries/EM/EMMedia/Coronary-Heart-
Disease-Indonesian.pdf?ext=.pdf
https://www.academia.edu/33411421/KONSEP_PENYAKIT_JANTUNG_KORONER_K 
ONSEP_MEDIS_2.1_Pengertian_Penyakit_Jantung_Koroner

http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/487/2/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai