Anda di halaman 1dari 7

HIRARKI & KARAKTERISTIK KEJAHATAN INTERNASIONAL

APA YANG DIMAKSUD DENGAN KEJAHATAN INTERNASIONAL?


- Sebenarnya tidak ada jawaban yang tunggal, karena kejahatan internasional itu
memiliki banyak dimensi.
- Misalnya dari segi sifat, kejahatan inter sering kali diartikan sbg perbuatan yg paling
serius, yg melanggar norma kemanusiaan, yg berdampak buruk pada perdamaian dan
keamanan dunia.
- Kalau dari segi aktornya kejahatan inter sering kali dilakukan oleh negara itu sendiri
melalui pasukan militernya atau dilakukan oleh kelompok bersenjata yang merupai
pasukan militer negara.
 Jadi artinya kelompok bersenjata ini harus memiliki hierarki dan struktur yg
jelas, visi &misi yg jelas dan mereka bergerak sbg suatu unit, bukan hanya
kumpulan orang yang scr tdk sengaja memiliki tujuan yg sama.
 Dalam hal ini kejahatan inter tdk pernah dilakukan oleh satu orang sendiri aja.
Karena namanya kejahatan inter selalu terjadi scr meluas/massive dan selalu
dilakukan scr terstruktur atau sistematik. Sehingga tdk mungkin hanya
dilakukan oleh satu orang. Orang tsb harus merupakan anggota dari pasukan
militer / kelompok bersenjata yg melakukan kejahatannya bersama-sama
dalam suatu kampanye penyerangan.
- Dari segi korban, kejahatan inter sering kali pengorbankan masyarakat sipil scr
meluas dan terencana. Ada kalanya kejahatan inter scr spesifik menargetkan
kelompok masyarakat tertentu. Misalnya perempuan dlm hal sexsual slavery
(perbudakan seks dlm konteks kejahatan thdp kemanusiaan); ada juga kelompok ras
agama tertentu yg ditargetkan dlm penyerangan (ini biasa terjadi dlm konteks
genosida).
- Dari segi kontekstual, kejahatan inter bisa saja terjadi dlm konteks perang atau dlm
masa damai.
 Kalau bicara dlm konteks kejahatan thdp kemanusiaan suatu perbuatan
terlaksana karena adanya policy atau rencana. Dengan kata lain kejahatan thdp
kemanusiaan ini terjadi bukan karena ada beberapa perbuatan yg scr kebetulan
dilakukan pada waktu yg bersamaan/quinsidental. Tapi perbuatan itu
dilaksanakan sbg salah satu bagian dari perencanaan/policy yg lebih luas.
Contohnya jika ada seorang tokoh yg menghina suatu kelompok masyarakat di
social media kemudian dia mengatakan bahwa kelompok masyarakat tsb harus
dibunuh, akibatnya di beberapa daerah banyak orang yg mempersekusi
kelompok masyarakat yg dihina itu. Anggota kelompok masyarakat tsb diburu
di beberapa daerah yg berbeda, kemudian mereka dibunuh atau setidaknya
dianiaya. Policy/perencanaan itu dikatakan ada jika tokoh tsb membuat suatu
perencanaan u/ mempersekusi kelompok masyarakat yg ditarget dan dialah yg
menggerakkan kelompoknya sendiri untuk melaksanakan perencanaan tsb.
Jadi tokohnya ini harus mampu membuat rencana; dia yg memegang kendali
atas kelompoknya sendiri; dia mampu membagi tugas diantara anggota
kelompoknya; dan persekusi itu laksanakan sesuai rencana dan bukan
accidental (bukan kejadian yg sifatnya sporadic)
- Dari segi yurisdiksi, panel Hakim dalam Hostage Case mengatakan “kejahatan
internasional adalah perbuatan yg diakui scr universal sbg suatu kejahatan, perbuatan
itu dianggap sbg suatu permasalahan yg menarik perhatian komunitas internasional,
maka negara yg memiliki yurisdiksi untuk mengadili perbuatan tsb bukan hanya satu
tetapi negara lain pun memiliki klaim/hak yg sama untuk mengadili.
- Dari segi pertanggungjawaban pidana. Menurut pandangan Werle.
 Kembali ke basic  hukum internasional itu kan dia mengatur soal hub hak
dan kewajiban antar negara atau negara dgn organisasi inter atau dgn subjek
hukum internasional lainnya.
 Sedangkan hukum pidana domestic, mengatur perbuatan apa saja yg dilarang,
apa konsekuensi jika larangan itu dilanggar, dan bagaimana proses penuntutan
hukumnya. Jadi antara hukum pidan domestic dgn hk pidana inter itu sudah
jelas pembagiannya.
 Tapi khusus untuk kejahatan inter justru hukum inter ikut mengatur soal
pertanggungjawaban pidana individu, artinya pertanggungjawaban pidana
individu bukan lagi merupakan urusan dalam negeri tapi pertanggungjawaban
pidana bagi pelaku kejahatan inter menjadi urusan hubungan inter.
 Di sisi lain, pengaturan hukum internasional mengalami pergeseran dari yg
tadinya focus pada hubungan antar negara saja, skrang fokusnya juga pada
perbuatan orang yg dikualifikasikan sbg kejahatan internasional.

ASAL-MUASAL ISTILAH “KEJAHATAN INTERNASIONAL”


- Istilah kejahatan internasional itu berasal dari pengakuan thdp kejahatan pembajakan
laut dan perbudakan pada abad ke-16.
- Jadi ciri khas dari perbuatan pembajakan laut dan perbudakan adalah adanya lintas
perbatasan negara dan sering kali terjadi di laut bebas. Misalnya di tengah laut bebas
sekelompok pembajak laut menyerang suatu kapal kemudian mereka melakukan
penjarahan, menculik orang” yg ada di kapal itu. Atau dalam hal perbudakan
perdagangan manusia terjadi di Afrika kemudian orang yg dibeli diangkut dan dibawa
ke negara lain menggunakan kapal melalui laut bebas untuk akhirnya dijadikan budak.
- Seperti yg kita ketahui tdk ada negara yg memegang yurisdiksi eksklusif atas laut
bebas dan ini yg memicu perdebatan pada saat itu, berkaitan dgn siapa yg punya
klaim paling kuat untuk mengadili kasus perbudakan/pembajakan laut yg sering
terjadi di laut bebas. Atau siapa yg punya kewajiban paling mengikat untuk mengadili
kasus perbudakan/pembajakan laut.
- Sehingga seorang akademisi hk inter pada saat itu bernama Hugo Grotius,
mengatakan bahwa perbuatan pembajakan laut dan perbudakan dpt dikualifikasikan
sbg hostes humani generis yg scr harafiah artinya musuh umat manusia, yg harus
diatur dlm ius gentium atau hukum para bangsa.
- Hugo Grotios menambahkan bahwa perbuatan yg tergolong sbg kejahatan menurut
ius gentium harus dpt diadili dan dihukum olh negara manapun.
- Jadi asal muasal istilah kejahatan inter itu justru lahir dari implikasi yg muncul akibat
kesulitan penegakan hukum thdp pembajakan laut dan perbudakan.
- Tapi seiring perkembangan zaman muncul berbagai macam konflik, baik itu konflik
yg memperebutkan daerah; konflik antar kelompok yg didasarkan oleh rasa
kebencian; konflik yg didorong oleh ambisi ideologi auatu negara; konflik yg tdk
terkendali sehingga menimbulkan perang. Sehingga istilah kejahatan inter itu tdk lagi
terbatas pada pembajakan laut dan perbudakan yg modus operandinya di laut bebas.
Tapi definisinya itu meluas agar dpt menginclude perbuatan lainnya yg dampaknya
itu massive, dimana korbannya banyak dan perbuatan itu menimbulkan insecurity
bukan hanya di satu negara tapi bisa meluas ke level regional atau bahkan
internasional.

INTERNASIONALISASI KEJAHATAN (BASSIOUNI)


- Apa saja yg menjadi ciri khas atau deskripsi yg melekat pada kejahatan internasional?
- Kapan suatu kejahatan bisa dikatakan memiliki dimensi inter?
 Menurut pandangan Bassiouni ada 5 faktor, antara lain:
1) Satu perbuatan harus merugikan kepentingan komunitas internasional,
khususnya jika perbuatan” itu mempengaruhi perdamaian serta keamanan
dunia. Contohnya bisa dilihat di beberapa Resolusi yg dikalurkan oleh DK
PBB yg isinya mengecam suatu kejadian yg sedang terjadi. Biasanya DK
PBB akan menggunakan istilah seperti. Atau juga bisa lihat di pembukaan
Statuta Roma ICC, yg isinya “Kejahatan internasional adalah kejahatan
yang mengejutkan kesadaran dunia…kejahatan yang paling serius bagi
komunitas internasional…yang mengancam perdamaian, keamanan, serta
kesejahteraan dunia.”
2) Suatu perbuatan bertentangan dengan norma” komunitas inter. Khususnya
perbuatan yg bertentangan dgn kemanusiaan. Contohnya, kejahatan
genosida, kejahatan thdp kemanusiaan, semua perbuatan yg
dikualifikasikan sbg perbuatan genosida/kejahatan thdp kemanusiaan itu
adalah perbuatan yg melanggar martabat manusia. Ex: pembunuhan,
perbudakan, pemerkosaan, persekusi, atau penyiksaan. Tapi dgn catatan
setiap perbuatan tsb harus terjadi scr massive sbg bagian dari suatu
perencanaan, bukan perbuatan yg incidental. Ini yg sebenarnya
menentukan jenis kasus yg bisa diadili di ICC. Contohnya ada satu kasus
pemerkosaan di suatu negara, pada umunya kasus itu akan diadili sesuai
dgn sistem peradilan pidana negara setempat dan sesuai dgn hk pidana yg
berlaku bagi negara tsb. Tapi jika pemerkosaan itu terjadi scr
massive/meluas thdp banyak perempuan dlm kelompok masyarakat
tertentu sbg bagian dari sebuah perencanaan untuk menyerang kelompok
masyarakat maka bisa jadi pemerkosaan itu dianggap sbg perbuatan
kejahatan tdhp kemanusiaan atau bahkan genosida.
3) Suatu perbuatan harus memiliki implikasi transnasional yg melibatkan
atau mempengaruhi lebih dari satu negara dlm perencanaan, persiapan,
atau perbuatannya. Contohnya:
a) Kasus genosida Rohingya karena adanya kampanye pasukan
militer untuk mempersekusi kelompok Rohingya, banyak anggota
dari kelompok tsb yg akhirnya melarikan diri sbg refugees ke
Bangladesh negara tetangga Myanmar.
b) Kasus terorisme, dimana sering kali kelompok ekstrimis itu
merekrut anggotanya dari berbagai macam negara. Tapi kemudian
mereka beraksinya di negara lain
Dari kedua contoh tsb kita bisa melihat perencanaan atau perbuatan suatu
kejahatan bisa saja mulai dari satu negara tapi kemudian berdampak atau
selesainya di negara lain  yg dimaksud dgn implikasi transnasional. Jadi
ada lintas batasan negara yg terlibat dlm suatu kejahatan inter.
4) Suatu perbuatan membahayakan kepentingan inter / membahayakan orang
yg dilindungi oleh hukum inter.
 Kepentingan inter yg dimaksud adalah pemenuhan hak asasi
manusia atau dlm konteks crime of agresions/kejahatan agresi
kepentingan inter adalah untuk menciptakan sustainable peace.
 Sedangkan perbuatan thdp orang yg dilindungi oleh hk inter,
mksudnya seperti perlindungan anak yg diatur dlm Convention on
the Right of Child yang scr eksplisit melarang adanya perekrutan
anak dlm pasukan bersenjata.
5) Suatu perbuatan melangar kepentingan inter namun tdk sampai pada tahap
poin 1 (tdk sampai mengancam perdamaian dan keamanan dunia) dan
poin 2 (tdk melanggar norma kemanusiaan), tetapi perbuatan tsb dpt
dicegah dan ditekan mll kriminalisasi inter. Artinya, penegakan hukum
thdp perbuatan itu membutuhkan adanya kerjasama antar negara.
Contohnya, tindak pidana korupsi dan pencucian uang. Karena
dampaknya tdk sedemikian rupa sampai dia mengancam perdamaian
dunia/melanggar norma kemanusiaan, tapi tetep aja karena banyak hasil
korupsi dan pencucian uang itu disimpan di negara lain sehingga
penegakan hukumnya membutuhkan kerjasama antar negara.

HIERARKI KEJAHATAN INTERNASIONAL


1. International crimes atau ius cogens crimes. Termasuk perbuatan yg berdampak
perdamaian dan keamanan dunia, bertentangan dgn nilai kemanusiaan, dilakukan oleh
suatu negara terhadap negara lain atau masyarakat sipil yang harus bersifat masif dan
terstruktur.
2. International delict. Dampak yg timbul akibat international delict tdk sama dgn
international crimes. Biasanya international delict itu diperuntukkan bagi kejahatan yg
berdampak keamanan negara atau regional. Contohnya: terorisme, narkoba.
3. International fractions. Termasuk kejahatan yg berdampak pada good governance
pada suatu negara. Good governance disini artinya kemampuan negara untuk
menjalankan urusan pemerintahan scr transparan dan jujur atas itikad baik.
Contohnya: korupsi atau penyuapan atau kejahatan politik.
Apa konsekuensi dari masing” hierarki ini??
 Kalau bicara soal International delict dan International fractions konsekuensinya
adalah perlunya konvensi inter yg mengatur soal kerjasama antar negara dlm
rangka penegakan hk thdp kejahatan tsb.
 Sedangkan kalau bicara soal International crimes, biasanya konsekuensinya itu
lebih banyak. Selain membutuhkan kerjasama antar negara, biasanya penegakan
hk thdp International crimes membutuhkan pengaturan hk scr extraordinary atau
di luar kebiasaan. Dan hal ini dikarenakan oleh sifat International crimes yg di
luar kebiasaan.
KARAKTERISTIK HPI BERDASARKAN PRINCIPLES OF NUREMBERG
- Apa saja yg menjadi konsekuensi dari international crimes? Bisa merujuk pada
PRINCIPLES OF NUREMBERG
- Jadi pasca PD II pihak negara sekutu sepakat untuk membentuk pengadilan yg scr
khusus ditugaskan untuk mengadili Nazi Jerman. Yg kemudian diberi nama
Nuremberg Trial. Pengadilan ini bertempat di kota Nuremberg yg dikenal sbg salah
satu daerah markas Nazi. Mksud dan tujuan pemberian nama Nuremberg Trial
kemudian pemilihan lokasi itu untuk melambangkan bahwa daerah yg tadinya tempat
Nazi berubah menjadi tempat dmna keadilan tercapai bagi para korban dan juga thdp
penjahat perang.
- Tapi kendalanya adalah pada saat itu hk pidana inter blm berkembang, sehingga pihak
sekutu harus menentukan hukum yg akan berlaku bagi pengadilan tsb. Dengan
demikian pihak sekutu membentuk yg namanya Nuremberg Charter yg isinya terdapat
beberapa asas yg sampai saat ini dianggap sbg ciri khas atau konsekuensi yg melekat
pada International crimes.
1) Principle I
 Istilah “crime under international law”, mksudnya adalah kejahatan yg
diatur baik dlm konvensi inter maupun dlm hk kebiasaan inter. Artinya
asas legalitas dlm konteks hk pidana inter bukan hanya mencakup
“nullum crimen sine lege” tapi juga “nullum crimen sine yure” yg
artinya bahwa seseorang bukan hanya dpt dipidana atas dasar hk
tertulis (dlm konvensi inter yg mengatur kejahatan ius cogens) tapi
seseorang juga dpt dipidana atas dasar hukum kebiasaan
 Contoh pemidanaan berdasarkan konvensi bisa dilihat dlm Genoside
Convention yg mengatur bahwa setiap orang yg melakukan tindakan
genosida harus dipidana.
 Contoh pemidanaan berdasarkan hk kebiasaan, bisa dilihat pada kasus
Furun Sija. Ia diadili oleh International Criminal Tribunal for Former
Yugoslavia. Furun Sija merupakan seorang prajurit yg dituduh
melakukan pemerkosaan pada saat adanya perang di Bosnia pada thn
1990an. Penuntut Umum pada kasus tsb mendakwa Furun Sija dgn
pasal kejahatan perang walaupun pemerkosaan tdk termasuk dlm
perumusan kejahatan perang. Akan tetapi pengadilan ICTY
berpendapat bahwa pemerkosaan merupakan bagian dari hk kebiasaan
perang yg seharusnya berlaku scr universal. OKI dakwaan thdp Furun
Sija akhirnya dpt diterima
2) Principle II
 Pertanggungjawaban pidana individu atas kejahatan inter tdk
tergantung pada rumusan hk nasional.
 Contohnya kasus yg ditangani oleh Nuremberg Trial, ketika Herman
Goering beserta petinggi partai Nazi lainnya melakukan pembelaan
thdp dakwaan genosida yg diajukan oleh PU. Goering mengatakan
bahwa Nuremberg Trial tdk berwenang u/ mengadilinya (atas dasar
nullum crimen) atas dasar hk pidana negara Jerman tdk
mengkriminalisasi perbuatan genosida.
 Tapi dlm tanggapannya Pengadilan Nuremberg berpendapat bahwa
dakwaan thdp Goering, dkk didasarkan pada hukum inter sehingga
pembelaan yg diajukan oleh Goering tdk relevan dengan kata lain
harus dikesampingkan. Karena yg digunakan oleh Nuremberg Trial
adalah hk inter khususnya hukum kebiasaan.
3) Principle III
 Asas ini merupakan suatu pengecualian dari hk inter yg mengatur soal
imunitas bagi kepala negara.
 Scr garis besar kepala negara atau kepala pemerintahan dan juga
mentri biasanya mereka dilindungi oleh imunitas selama masa
jabatannya. Jadi artinya pemegang imunitas ini tdk blh ditangkap
apalagi diadili oleh negara lain. Tujuan utama dari imunitas itu agar
pejabat yg bersangkutan dpt menjalankan tugasnya dgn rasa aman
tanpa adanya ancaman apapun.
 Tapi dlm konteks hk pidana inter imunitas harus dikesampingkan, tapi
dgn beberapa catatan seperti yg sudah diputuskan dlm kasus Kongo vs
Belgium yg diadili oleh ICJ. Kasus tsb bercerita ttg seorang menteri
Kongo bernama Hirodia. Ia dituduh melakukan kejahatan thdp
kemanusiaan thsp warga Kongo ketikanegaranya sedang
menyelenggarakan pemilihan umum. Disisi lain Belgia sbg negara yg
menganut asas universal, ia mengeluarkan surat perintah inter u/
menangkap Hirodia agar ia dpt diekstradisi ke Belgia dan kemudian
diadili.
 Dalam tanggapannya negara Kongo kemudian mengajukan gugatan
melawan Belgia ke ICJ. Dengan dalih negara Belgia telah melanggar
kedaulatan negara Kongo, karena pelanggaran thdp imunitas itu
dianggap seperti pelanggaran thdp negaranya sendiri.
 ICJ akhirnya memutuskan bahwa dlm konteks kejahatan ius cogens
imunitas hanya bisa dikesampingkan atas 4 dasar yg sifatnya
alternative, antara lain:
a) Imunitas hanya bisa dikesampingkan jika Kongo sbg negara
kewarganegaraan Hirodia dlm hal ini mengadili Hirodia
sendiri;
b) Jika Kongo mencabut imunitas yg diberikan kpd Hirodia,
kemudian mengekstradisi Hirodia ke Belgia;
c) Jika DK PBB mengeluarkan resolusi yg isinya membentuk
pengadilan Ad Hoc khusus untuk mengadili kasus kejahatan
thdp kemanusiaan yg dituduh telah terjadi di negara Kongo
(sama seperti pengadilan Ad Hoc lainnya dibentuk untuk
mengadili kasus di Yugoslavia dan Rwanda);
d) Jika ada pengadilan pidana lainnya yg berwenang untuk
mengadili Hirodia dlm hal ini Mahkamah Pidana Inter dgn
catatan Kongo harus menandatangani dan meratifikasi Statuta
Roma. Jika tidak, maka Hirodia tdk bisa dibawa ke ICC kecuali
DK PBB mengeluarkan resolusi yg isinya memerintahkan agar
Hirodia segera di ekstradisi ke ICC.
4) Principle IV
 Merupakan pengecualian dari hk pidana pada umumnya.
 Bila mengacu pada hk pidana Indonesia, perintah jabatan itu
merupakan salah satu alasan pembenar. Tapi dlm konteks kejahatan
inter kejahatan ius cogens perintah jabatan itu tdk diakui sbg alasan
pembenar. Karena suruhan untuk melakukan kejahatan ius cogens
seharusnya tdk blh dianggap sbg perintah yg sah.
 Tapi di sini ada pengecualian, jika orang yg bersangkutan itu bukan
dlm posisi untuk menolak atau dia merasa terpaksa maka pembelaan
yg bisa dia buat adalah PAKSAAN bukan atas dasar diperintahkan
oleh superior. Karena perintah yg menyuruhkan agar seseorang
melakukan kejahatan ius cogens itu dianggap sbg perintah yg tdk sah.

5) Principle V
 Aturan ini merujuk pada due process. Artinya pengadilan punya
kewajiban untuk memenuhi hak” setiap terdakwa yg diperiksa atas
kejahatan ius cogens.
 Hak yang dimaksud adalah hak atas peradilan yg adil berdasarkan
fakta dan hukum.
 Mengenai HAM setiap terdakwa itu biasanya berdasarkan standar yg
ditentukan dlm hk inter.
 Contohnya: merujuk pada International Covenant on Civil and Political
Rights; Regional Convention yg mengatur soal HAM tergandung
aplicabilitynya.
a. Kalo misalkan orang yg bersangkutan merupakan warga dari
negara Eropa ya mungkin Eroupian Convention on Human
Rights itu bisa dipertimbangkan.
b. Misalkan terdakwanya berasal dari Amerika Latin bisa saja
standar HAM yg dipakai adalah Inter American Convention on
Human Rights.
Yang penting harus applicable dan sifat dari konvensinya itu
mengatur soal HAM. Khususnya di dalam konteks trial atau
pemeriksaan pengadilan.
NB: tidak memasukkan Principle VI karena isinya definisi dari kejahatan thdp kemanusiaan;
kejahatan thdp perdamaian yg intinya akan dibahas di sesi perkuliahan selanjutnya!!!
6) Principle VII
 Artinya yg dapat dipidana atas perbuatan kejahatan inter itu bukan
hanya orang yg scr langsung melakukan perbuatannya, tapi merangkap
atau meluas sehingga orang yg membantu, yg menghasut, atau pelaku
penyertaan juga bisa saja diadili atas perbuatan yg sama.

Anda mungkin juga menyukai