Anda di halaman 1dari 34

BLOK CDS VII 2020

MODUL PEMBELAJARAN

BLOK CLINICAL DENTAL SCIENCE VII


(SEMESTER VII)

28 September 2020 - 12 November 2020

Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi dan


Profesi Dokter Gigi
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
2020
BLOK CDS VII 2020

~ KOMPETENSI YANG INGIN DICAPAI ~

DOMAIN

III : Pemeriksaan Fisik Secara Umum dan Sistem Stomatognatik


IV : Pemulihan Fungsi Sistem Stomatognatik

KOMPETENSI UTAMA

9.3 Menggunakan rekam medik sebagai acuan dasar dalam melaksanakan


perawatan gigi dan mulut
10.1 Menegakkan diagnosis dan menetapkan prognosis penyakit/kelainan gigi dan
mulut melalui interpretasi, analisis dan sintesis hasil pemeriksaan pasien
11.1 Mengembangkan, mempresentasikan dan mendiskusikan rencana perawatan
yang didasarkan pada kondisi, kepentingan dan kemampuan pasien.
11.2 Menentukan rujukan yang sesuai

KOMPETENSI PENUNJANG

9.3.1 Membuat rekam medik secara akurat dan komprehensif (C1, P3, A4 )
9.3.2 Mengelola rekam medik sebagai dokumen legal dengan baik (C3,P3,A4).
9.3.3 Merencanakan perawatan medik kedokteran gigi berdasarkan catatan medik
yang tertulis pada rekam medik (C3,P3,A4).
10.1.9 Menjelaskan keadaan akibat kelainan oklusal dan gangguan fungsi mastikasi
dan kondisi yang memerlukan perawatan (C4,P4,A4).
10.1.10 Mengidentifikasi kelainan oromaksilofasial (C4,P4,A4).
10.1.11 Menjelaskan hubungan kebiasaan buruk pasien dengan adanya kelainan
oromaksilofasial (C2,P3,A2).
10.1.14 Menganalisis dan menentukan derajat risiko penyakit rongga mulut dalam
segala usia guna menetapkan prognosis (C2,P3,A2).
10.1.15 Memastikan kelainan kongenital dan herediter dalam rongga mulut
(C3,P4,A3).
11.1.1 Menganalisis derajat risiko penyakit gigi dan mulut (C4,P3,A2).
11.1.2 Merencanakan pengelolaan ketidaknyamanan dan kecemasan pasien yang
berkaitan dengan pelaksanaan perawatan (C3,P3,A3).
11.1.4 Merencanakan perawatan dengan memperhatikan kondisi sistemik pasien
(C3,P3,A3).
11.1.5 Mengembangkan rencana perawatan yang komprehensif dan rasional
berdasarkan diagnosis (C3,P3,A3).
11.1.8 Bekerjasama dengan profesi lain untuk merencanakan perawatan yang
akurat (C4,P3,A3).
11.2.1 Membuat surat rujukan kepada spesialis bidang lain terkait dengan penyakit/
kelainan pasien (C3,P3,A3).
11.2.2 Mampu melakukan rujukan kepada yang lebih kompeten sesuai dengan
bidang terkait (C3,P3,A3).
BLOK CDS VII 2020

KURIKULUM

1. Falsafah Perawatan Ortodontik


a. Pengertian dan definisi ortodonsia
b. Sejarah perkembangan ortodonsia
c. Tujuan perawatan ortodontik
d. Macam-macam perawatan ortodontik
e. Istilah dalam ortodonsia

2. Perkembangan Kelainan Dentofacial


a. Perkembangan oklusi gigi
b. Kelainan perkembangan oklusi gigi

3. Klasifikasi Maloklusi dan Kelainan Dentofasial


a. Konsep dasar oklusi: terminologi oklusi, oklusi normal, oklusi ideal
b. Tipe maloklusi
c. Klasifikasi maloklusi
d. Kelainan lengkung gigi dan lengkung rahang

4. Etiologi Maloklusi
a. Komponen dentofasial penyebab utama maloklusi
b. Faktor-faktor eksternal dan internal penyebab maloklusi

5. Oral Habit dan Habit Breaker


a. Proses, mekanisme dan akibat oral habit terhadap terjadinya maloklusi
b. Habit breaker

6. Prosedur Pemeriksaan
a. Identifikasi pasien
b. Anamnesa
c. Pemeriksaan klinis : umum dan lokal
d. Pembuatan model studi (Boxing & Trimming)
e. Analisis model studi
f. Analisis foto profil dan foto muka
g. Analisis foto rontgen
h. Pemeriksaan penunjang
i. Rekam medis ortodontik

7. Metode Analisis Model Studi / Perhitungan-perhitungan


a. Analisis Nance, Moyers, Tanaka Johnson, Pont, Korkhaus,dan Howes
b. Metode Kesling
c. Metode determinasi lengkung

8. Sefalometri
a. Pengertian sefalometri
b. Landmark sefalometri
BLOK CDS VII 2020

c. Analisis sefalometri (Steiner)

9. Penentuan diagnosis
a. Pengertian dan macam-macam diagnosis
b. Dasar penetapan diagnosis
c. Cara merumuskan diagnosis

10. Biomekanika Ortodontik


a. Reaksi jaringan pendukung gigi:
(i) Reaksi sel
(ii) Pergerakan gigi
(i) Resorpsi
(ii) Aposisi
(iii) Perubahan pada serabut periodontium
(iv) Remodelling sekunder
(v) Keadaan umum
b. Kekuatan ortodontik:
(i) Sistem pemberian kekuatan
(ii) Gerakan gigi
(iii) Penjangkaran

11. Alat Ortodontik Lepasan


a. Alat Ortodontik :
(i) Pengertian dan komponen alat ortodontik cekat
(ii) Pengertian dan komponen alat ortodontik lepasan
b. Komponen alat ortodontik lepasan :
(i) Macam dan fungsi plat dasar
(ii) Macam dan fungsi komponen aktif
(iii) Macam dan fungsi komponen pasif
(iv) Macam dan fungsi komponen retentif
c. Plat aktif :
(i) Pengertian plat aktif
(ii) Tipe plat aktif
(iii) Pengertian, indikasi, dan kontraindikasi plat aktif dengan auxiliary
spring
d. Plat peninggi gigitan / bite raiser :
(i) Pengertian
(ii) Komponen alat
(iii) Plat dengan bite raiser anterior
(iv) Plat dengan bite raiser posterior
(v) Bite raiser menurut fungsinya
e. Plat ekspansi :
(i) Macam-macam sekrup ekspansi
(ii) Macam-macam plat ekspansi
BLOK CDS VII 2020

(iii) Bagian-bagian plat ekspansi


(iv) Indikasi dan kontraindikasi perawatan dengan plat ekspansi
(v) Mekanisme kerja alat ekspansi
(vi) Pengaktifan dan pengaturan kerja plat ekspansi

12. Perawatan Ortodontik Preventif


a. Pengertian tentang ortodontik preventif
b. Batasan perawatan ortodontik preventif
c. Tindakan-tindakan ortodontik preventif
d. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mencegah terjadinya maloklusi
pada periode kritis
e. Kapan perawatan ortodontik dapat dilakukan

13. Perawatan Ortodontik Interseptif


a. Pengertian perawatan ortodontik interseptif
b. Perbedaan perawatan ortodontik interseptif dan preventif
c. Macam-macam perawatan ortodontik interseptif
d. Prosedur pokok perawatan ortodontik interseptif
e. Cara dan mekanisme macam-macam perawatan ortodontik interseptif

14. Perawatan Ortodontik Kuratif


a. Pengertian perawatan ortodontik kuratif
b. Macam-macam perawatan ortodontik kuratif
c. Prosedur pokok perawatan ortodontik kuratif
d. Cara dan mekanisme macam-macam perawatan ortodontik kuratif

15. Alat Myofungsional dan Ortopedik


a. Bionator : pengertian, indikasi, kontra indikasi
b. Frankel Appliances : pengertian, indikasi, kontra indikasi
c. Twin Block : pengertian, indikasi, kontra indikasi
d. Aktivator : pengertian, sifat, indikasi, kontra indikasi, bagian aktivator,
lama pemakaian dan kontrol, cara pembuatan dan penyesuaian,
perubahan yang terjadi
e. Headgear : pengertian, indikasi, kontra indikasi
f. Face mask : pengertian, indikasi, kontra indikasi
g. Chincup : pengertian, indikasi, kontra indikasi

16. Orthodontic Informed Consent


a. Informasi lengkap tentang rencana perawatan dan prognosis pada pasien
dan keluarganya
b. Perkembangan rencana perawatan yang harus diketahui dokter dan
pasien
BLOK CDS VII 2020

KODE MATA KULIAH : PDG 76502 (6 SKS)

NARASUMBER

NO NOMOR
NAMA BAGIAN
HANDPHONE
1 drg. Putu Ika Anggaraeni, Sp.Ort PSPDG/Pengelola Blok 0878 6059 5507
2 drg. L.Cinthia Hutomo, Sp.Ort PSPDG 0858 5737 3714
3 drg. L.W. Ayu Rahaswanti, Sp.KGA PSPDG 0818 322 169
4 drg. Mia Ayustina Prasetya, Sp.KGA PSPDG 0817 5053 626

FASILITATOR
NO GRUP NOMOR
NAMA
HANDPHONE
1 drg. L. Cinthia Hutomo, Sp.Ort 1 0858 5737 3714
2 drg. Putu Ika Anggaraeni, Sp.Ort 2 0878 6059 5507
3 drg. Made Eka Widiadnyani, Sp.KG 3 0812 3888 942
4 drg. IGA Sri Pradnyani, M.Biomed 4 0821 4712 3898
5 drg. DA Dhyana Nitha Dewi 5 0877 6174 0877

PEMBIMBING TUGAS KELOMPOK


NOMOR
NO NAMA GRUP
HANDPHONE
1 drg. L. Cinthia Hutomo, Sp.Ort 1 0858 5737 3714
2 drg. Putu Ika Anggaraeni, Sp.Ort 2 0878 6059 5507
3 drg. Made Eka Widiadnyani, Sp.KG 3 0812 3888 942
4 drg. IGA Sri Pradnyani, M.Biomed 4 0821 4712 3898
5 drg. DA Dhyana Nitha Dewi 5 0877 6174 0877
BLOK CDS VII 2020

TOPIK TUGAS KELOMPOK/STUDENT PROJECT

SP 1 : Space Maintainer
SP 2 : Space Regainer
SP 3 : Plat Peninggi Gigitan
SP 4 : Plat Ekspansi
SP 5 : Habit Breaker

Keterangan :

 Tugas Kelompok (Student Project) berupa Jurnal Reading (Case Report),


dengan topik seperti di atas.
 Presentasi Tugas Kelompok akan dinilai oleh dosen yang akan ditentukan
kemudian.
 Format Makalah :
1. Cover : Judul, Lambang Universitas Udayana, Nama Kelompok, Nama
Anggota Kelompok, Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi dan Profesi
Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2020
2. Daftar Isi
3. Bab I. PENDAHULUAN
Bab II. LAPORAN KASUS
Bab III. PEMBAHASAN / DISKUSI
Bab IV. KAITAN DENGAN TEORI
Bab V. SIMPULAN
4. DAFTAR PUSTAKA (minimal 3, referensi dapat berupa textbook, ebook,
jurnal. Jurnal minimal terbitan 5 tahun terakhir)
5. LAMPIRAN (JURNAL ASLI)

 Asblok : Andry Novita (083119900808)


BLOK CDS VII 2020

ABSTRAK

Topik 1: INTRODUCTION DAN FALSAFAH PERAWATAN ORTODONTIK


Pengertian, Sejarah, Tujuan, Macam, dan Istilah dalam Ortodonsia
(Drg. L. Cinthia Hutomo, Sp.Ort)

Ortodonsia berasal dari bahasa Yunani yaitu orthos yang berarti baik atau
betul dan dons yang berarti gigi. Jadi ortodonsia berarti ilmu pengetahuan yang
bertujuan untuk memperbaiki atau membetulkan letak gigi yang tidak teratur atau
maloklusi. Terdapat tiga jenis penyebab maloklusi yaitu, dental, skeletal dan
muscular.
Untuk dapat melakukan perawatan ortodontik, mahasiswa kedokteran gigi
dituntut untuk menguasai pengetahuan yang melandasi tindakan perawatan yang
akan dilakukan. Selain itu mahasiswa juga diharuskan memiliki ketrampilan dalam
membuat alat ortodontik, mampu memahami mekanisme kerja alat, mampu
melakukan perawatan serta mengevaluasi hasil perawatan yang dilakukan.

Learning Task
1. Sebutkan dan jelaskan macam-macam perawatan ortodonsia beserta contohnya !
2. Pada kasus crossbite dan scissorsbite posterior, bidang referensi apa yang
digunakan ?
3. Pada kasus deep bite dan open bite, bidang referensi apa yang digunakan ?
4. Sebutkan diagnosa malposisi dari masing-masing gigi pada kasus di bawah ini
BLOK CDS VII 2020

Topik 2 : PERKEMBANGAN KELAINAN DENTOFASIAL


Perkembangan dan Kelainan Perkembangan Oklusi Gigi
(Drg. L. Cinthia Hutomo, Sp.Ort)

Selain mencegah dan mengkoreksi kondisi gigi geligi yang tidak teratur, ilmu
ortodonsia juga bertugas mengawasi proses tumbuh kembang gigi geligi dan
struktur anatomi yang berhubungan dengan gigi geligi tersebut. Oleh karena itu,
pengetahuan mengenai embriologi terutama pertumbuhan dan perkembangan
dentofacial sangatlah penting karena kesalahan yang terjadi pada saat proses
tumbuh kembang akan menghasilkan kelainan pada gigi maupun wajah seseorang.
Anomali-anomali cranio-dentofacial terjadi sebagian besar disebabkan karena
ketidakseimbangan antara ukuran gigi dengan tulang alveolar atau ketidak
seimbangan antara masing-masing komponen cranio-dentofacial yang menyusun
kompleks cranio-dentofacial. Keberhasilan perawatan ortodontik sangat ditentukan
oleh perhitungan tumbuh kembang yang tepat, peramalan besar pertumbuhan,
pengenalan pusat-pusat pertumbuhan serta arah dan waktu pertumbuhan.

Learning Task
1. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang
cranio-dentofacial !
2. Kebiasaan buruk apa yang dapat menyebabkan anterior openbite dan
diastema, jelaskan mekanismenya !

Topik 3 : KLASIFIKASI MALOKLUSI DAN KELAINAN DENTOFACIAL


Konsep Dasar Oklusi
(Drg. Putu Ika Anggaraeni, Sp.Ort)

Ilmu tentang oklusi merupakan aspek sangat penting dalam bidang


kedokteran gigi. Terlebih dalam bidang ortodonsia pengetahuan tentang oklusi
merupakan aspek sangat penting karena banyak perubahan oklusi yang mungkin
BLOK CDS VII 2020

akan terjadi selama perawatan ortodonsi. Oklusi dalam pengertian sederhana adalah
penutupan rahang beserta gigi atas dan bawah. Pada kenyataannya oklusi
merupakan suatu proses yang kompleks karena melibatkan gigi (termasuk
angulasinya), otot, rahang, sendi temporo mandibula dan gerakan fungsional
rahang. Oklusi meliputi aspek statis dan dinamis. Aspek ‘statis’ merujuk pada bentuk
lengkung, hubungan artikulasi antara lengkung gigi atas dan bawah dan hubungan
gigi-gigi dengan struktur penunjangnya. Aspek ‘dinamis’ merujuk kepada fungsi
sistem stomatognasi secara keseluruhan meliputi susunan gigi, struktur penunjang,
sendi temporomandibula, otot dan gerakan fungsional rahang.
Istilah normal dan maloklusi dalam ilmu orthodonti merujuk kepada aspek
statis atau bentuk lengkung gigi-gigi. Oklusi normal sangat penting dipahami oleh
setiap klinisi sebagai acuan dalam melaksanakan perawatan orthodonti. Enam kunci
oklusi dari Andrews (1972) dapat dipakai untuk menilai penyimpangan dari oklusi
normal dan untuk menetapkan perawatan orthodontik. Keenam kunci tersebut
adalah : (1.) relasi molar, (2.) angulasi mahkota, (3.) inklinasi mahkota, (4.) rotasi,
(5.) kontak gigi, (6.) kurve Spee.

Tipe Maloklusi, Klasifikasi Maloklusi, Kelainan Lengkung Gigi & Rahang


(Drg. Putu Ika Anggaraeni, Sp.Ort)

Maloklusi adalah penyimpangan letak gigi dan atau malrelasi lengkung gigi
diluar rentang kewajaran yang dapat diterima. Maloklusi juga dapat merupakan
variasi biologi sebagaimana yang terjadi pada bagian tubuh lain, tapi karena variasi
letak gigi mudah diamati dan mengganggu estetik sehingga menarik perhatian dan
memunculkan keinginan untuk melakukan perawatan. Peningkatan prevalensi
maloklusi dipercayai sebagai suatu proses evolusi yang diduga akibat meningkatnya
variabilitas gen dalam populasi yang bercampur dalam kelompok ras. Maloklusi
dapat disebabkan adanya kelainan gigi daan malrelasi lengkung gigi dan rahang.
Tipe maloklusi secara garis besar dibagi menjadi 3, yaitu : (1.) Maloklusi didalam
lengkung /intra-arch termasuk variasi posisi gigi individual dan maloklusi yang
mencakup beberapa gigi dalam satu lengkung (2.) Maloklusi antar lengkung
BLOK CDS VII 2020

rahang/inter-arch yang mencakup malrelasi antar lengkung gigi (3.) Maloklusi yang
melibatkan skeletal.
Klasifikasi maloklusi menurut Angle diperkenalkan sejak tahun 1899 dan
dipakai selama hampir 100 tahun karena aplikasinya yang simpel. Klasifikasi Angle
berdasarkan relasi mesio-distal gigi, lengkung gigi dan rahang. Menurut Angle gigi
molar pertama atas merupakan kunci oklusi, beliau menetapkan gigi molar pertama
atas sebagai point tetap secara anatomis di dalam lengkung rahang. Berdasarkan
hubungan gigi molar pertama bawah dan molar pertama atas Angle menetapkan
klasifikasi maloklusi menjadi kelas I,kelas II divisi 1, kelas II divisi 2 dan kelas III.

Topik 4 : ETIOLOGI MALOKLUSI


Komponen Dentofasial Penyebab Maloklusi, Faktor Eksternal & Internal
Penyebab Maloklusi
(Drg. Putu Ika Anggaraeni, Sp.Ort)

Maloklusi merupakan penyimpangan dari pertumbuhkembangan yang


disebabkan faktor tertentu. Tumbuh kembang normal gigi-gigi dan oklusi berkaitan
dengan banyak faktor termasuk faktor dentoalveolar, skeletal dan faktor
neuromuskuler. Manajemen perawatan orthodontik yang komprehensif meliputi
identifikasi faktor etiologi dan usaha untuk mengeliminasinya. Secara garis besar
etiologi atau penyebab suatu malokusi dapat digolongkan dalam faktor
herediter/internal dan faktor lingkungan/eksternal. Faktor herediter/internal dapat
mempengaruhi disproporsi ukuran gigi dan ukuran rahang yang menghasilkan
malokusi berupa diastema menyeluruh (multiple diastema) serta disproporsi ukuran,
posisi dan bentuk rahang atas dan bawah yang menghasilkan relasi rahang yang
tidak harmonis. Faktor eksternal/lingkungan dapat menyebabkan maloklusi
tergantung penyebabnya, misalnya gigi sulung tanggal prematur, persistensi gigi,
trauma, pengaruh jaringan lunak, kebiasaan buruk dan faktor iatrogenik.
BLOK CDS VII 2020

Topik 5 : ORAL HABIT


(Drg. Mia Ayustina P., Sp.KGA)

Suatu kebiasaan buruk yang berdurasi sedikitnya 6 jam, berfrekwensi cukup


tinggi intensitas dengan intensitas yang cukup dapat menyebabkan terjadinya
maloklusi. Kebiasaan menghisap jari atau benda-benda lain dalam waktu
berkepanjangan dapat menyebabkan maloklusi. Dari ketiga faktor ini yang paling
berpengaruh adalah durasi atau lama kebiasaan berlangsung. Kebiasaan menghisap
jari pada fase geligi sulung tidak mempunyai dampak pada gigi permanen bila
kebiasaan tersebut telah berhenti sebelum gigi permanen erupsi. Bila kebiasaan ini
terus berlanjut sampai erupsi gigi permanen erupsi akan terdapat maloklusi dengan
tanda-tanda berupa insisivi atas proklinas dan terdapat diastema, gigitan terbuka,
lengkung atas sempit serta retroklinasi insisivi bawah. Maloklusi yang terjadi
ditentukan oleh jari mana yang dihisap dan bagaimana pasien meletakkan jari pada
waktu menghisap.
Kebiasaan menghisap bibir bawah dapat menyebabkan proklinasi insisivi atas
disertai jarak gigit yang bertambah dan retroklinasi insisivi bawah. Kebiasaan
mendorong lidah sebetulnya bukan merupakan kebiasaan buruk tetapi lebih
merupakan adaptasi terhadap adanya gigitan terbuka misalnya karena menghisap
jari. Dorongan lidah pada saat menelan tidak lebih besar daripada yang tidak
mendorongkan lidahnya sehingga kurang tepat untuk mengatakan bahwa gigitan
terbuka anterior terjadi karena adanya dorongan lidah pada saat menelan.
Kebiasaan mengigit kuku juga dapat menyebabkan maloklusi tetapi dampaknya
hanya pada satu gigi.

Learning task :
1. Jelaskan mekanisme kebiasaan buruk berikut sehingga menyebabkan maloklusi :
a. Mouth breathing
b. Thumb sucking
2. Jelaskan keadaan klinis akibat kebiasaan thumb sucking.
3. Jelaskan keadaan klinis akibat tongue thrusting.
BLOK CDS VII 2020

Topik 6 : HABIT BREAKER


(Drg. Mia Ayustina P., Sp.KGA)

Beberapa kebiasaan buruk yang dilakukan pada anak-anak dapat


menyebabkan maloklusi apabila tidak ditangani sedini mungkin. Beberapa jenis
kebiasaan tersebut adalah kebiasaan mengisap jempol, menggigit bibir bawah,
kesalahan menelan lidah, menggigit ujung jari ataupun pensil bahkan bruxism
memiliki akibat terhadap proses pembentukan rahang. Tergantung dari kualitas,
frekuensi dan intensitas, masing-masing kebiasaan itu memiliki akibat yang berbeda-
beda, bahkan tak jarang diperlukan alat/piranti untuk mengubah dan menghilangkan
kebiasaan tersebut.
Beberapa piranti yang digunakan :
1. Bluegrass, palatal crib dan hayrake dapat digunakan untuk mencegah thumb
sucking.
2. Oral screen, trainer, Hawley digunakan untuk tongue thrusting
3. Lip bumper bisa digunakan untuk kebiasaan sering menggigit bibir bawah.

Learning Task

1. Joni, seorang anak laki-laki berusia 7 tahun datang bersama ibunya ke RSGM
Udayana, dengan keluhan giginya maju dan menjadi korban bully oleh teman-
temannya. Dari pemeriksaan klinis, didapatkan diastema multipel rahang atas dan
rahang bawah. Dokter gigi kesulitan mencetak mulut pasien karena pasien sangat
sensitive dan gampang muntah.
a. Kebiasaaan buruk apakah yang dimiliki Joni ?
b. Sebutkan manifestasi klinis apa saja yang bisa terjadi akibat kebiasaan
tersebut ?
c. Penanganan apa yang bisa dilakukan oleh dokter gigi pada kasus Joni ?
2. Jelaskan fungsi lip bumper dan trainer dalam menangani kebiasaan buruk?
3. Jelaskan mengenai bluegrass appliance, kelebihan kekurangannya, dan apa saja
yang harus diinformasikan kepada pasien sebelum pemasangan alat.
BLOK CDS VII 2020

Topik 7 & 8 : PROSEDUR PEMERIKSAAN


(Drg. Putu Ika Anggaraeni, Sp.Ort)

Sebelum melakukan tindakan perawatan ortodontik terhadap kasus maloklusi,


diperlukan data yang lengkap tentang keadaan penderita dari hasil pemeriksaan.
Data hasil pemeriksaan tersebut kemudian dianalisis dengan berbagai macam
metode. Setelah itu ditetapkan diagnosis, etiologi maloklusi, rencana perawatan,
macam dan desain alat yang akan digunakan pada perawatan, serta memperkirakan
prognosis dari perawatan yang akan dilakukan terhadap pasien.
Beberapa langkah pendahuluan yang harus dilakukan sebelum melakukan
tindakan perawatan ortodontik antara lain:
1. Penerangan kepada pasien
2. Identifikasi pasien
3. Anamnesis
4. Pemeriksaan klinis (umum dan lokal)
5. Pembuatan model studi
6. Analisis model studi
7. Analisis profil dan foto muka (wajah)
8. Analisis foto rontgen
9. Pemeriksaan penunjang untuk kasus-kasus tertentu

Topik 9 : METODE ANALISIS MODEL STUDI (1)


Nance,Moyers,Tanaka-Johnston, Pont, Korkhaus,Howes
(Drg. L. Cinthia Hutomo, Sp.Ort)

Analisis model studi merupakan salah satu sumber informasi penting untuk
menentukan diagnosis ortodonti. Diagnosis yang menyeluruh akan menentukan
kelengkapan rencana perawatan. Rencana perawatan yang lengkap dan akurat akan
menetukan keberhasilan pereawatan. Pada saat akan menentukan suatu rencana
BLOK CDS VII 2020

perawatan ortodontik, sebelumnya perlu dilakukan beberapa perhitungan untuk


menganalisa keadaan pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi dan rahang. Jika
se4orang pasien datang ingin merapikan gigi geliginya, terlebih dahulu harus
diketahui apakah penderita tersebut berada pada periode gigi sulung, bercampur
atau permanen.
Berdasarkan periode gigi pasien, terdapat beberapa macam perhitungan
dalam orthodontik yang digunakan untuk menganalisa kebutuhan ruang. Pada
pertemuan ini akan dibahas mengenai analisa yang digunakan untuk periode gigi
geligi bercampur yaitu Moyers, Nance, dan Tanaka-Johnston serta analisa yang
digunakan untuk periode gigi geligi tetap yaitu Pont, Korkhaus dan Howes.

Learning Task
1. Jelaskan prosedur analisa ruang periode gigi bercampur Moyers dan Nance
serta perbedaannya !
2. Jelaskan prosedur analisa ruang Pont dan Korkhaus !
3. Jelaskan prosedur analisa ruang Howes !

Topik 10: METODE ANALISIS (2): Kesling,Determinasi Lengkung


(Drg. L. Cinthia Hutomo, Sp.Ort)

Keakuratan analisis bergantung pada hasil cetakan model studi, alat-alat


bantu yang digunakan saat pengukuran, penguasaan teknik analisis, dan pemilihan
teknik analisis yang tepat untuk setiap kasus. Beberapa hasil analisis dapat dibuat
dan digunakan secara bersamaan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun
rencana perawatan.
Kesling merupakan sarana diagnosa ortodontik yang dibuat dari potongan gigi
geligi pada studi model yang disusun kembali. Prosedur ini membantu para klinisi
karena mampu mengsimulasikan beberapa macam pergerakan gigi yang akan
dilakukan pada pasien sehingga sangat membantu dalam menentukan rencana
perawatan.
BLOK CDS VII 2020

Determinasi lengkung gigi adalah salah satu cara penetapan kebutuhan ruang
dan merupakan penyederhanaan dari metode Kesling set-up. Metode ini dilakukan
untuk mengetahui diskrepansi ukuran mesio-distal gigi geligi setelah lengkung ideal
di rancang se ideal mungkin dari lengkung mula-mula yang terdapat pada pasien.

Learning Task
1. Jelaskan prosedur analisa ruang Kesling set-up dan determinasi lengkung
beserta alat dan bahannya !

Topik 11: SEFALOMETRI (1): Pengertian, Referensi/Landmark


(drg. L. Cinthia Hutomo, Sp.Ort)

Selain menguasai ilmu ortodonsia, sebelum menegakkan rencana perawatan


mahasiswa juga dituntut untuk menguasai ilmu-ilmu lain yang mendukung ilmu
ortodonsia antara lain adalah ilmu kedokteran gigi radiologi dalam hal ini adalah
sefalometri.
Sefalometri radiografi merupakan metode standard untuk menganalisa
gambaran tengkorak yang mana digunakan untuk mengukur cranium dan kompleks
orofasial. Gambaran radiografik ini dapat digunakan sebagai alat evaluasi dan
penunjang diagnosa bagi berbagai macam dokter gigi spesialis yaitu, Orthodontist
Pedodontist, Prostodontist, Oral Surgeon serta dokter gigi umum. Kuliah ini akan
membahas secara tuntas dasar-dasar sefalometri dan referensinya.

Learning Task
1. Apa kegunaan sefalometri radiografik pada kedokteran gigi ?
2. Sebutkan dan jelaskan titik-titik, garis dan bidang referensi yang
digunakan untuk analisa sefalometri !
BLOK CDS VII 2020

Topik 12: SEFALOMETRI (2): Tracing, Analisis Sefalometri (Steiner)


(drg. L. Cinthia Hutomo, Sp.Ort)

Tracing sefalometri merupakan gambar penapakan yang diperoleh dari


sefalometri radiografi. Penapakan ini dilakukan dengan menggunakan kertas acetat
dan pensil 3H di atas kotak illuminator / viewer. Tindakan tracing ini digunakan
untuk menganalisa sefalometri, mempelajari tumbuh kembang dan kelainan kranio
facial, mempelajari tipe facial merencanakan perawatan ortodontik, mengevaluasi
perawatan dan arah pertumbuhan, analisis fungsional serta untuk kebutuhan
penelitian.
Learning Task
1. Tuliskan referensi dan diagnosa skeletal ditinjau dari analisa Down’s ;
 Facial Angle 75o
 Angle of convexity 15o
 A-B Plane Angle -15o
 Mandibular Plane Angle 33o
 Y Growth axis 70o
2. Tuliskan referensi dan diagnosa skeletal ditinjau dari analisa Steiner’s ;
 SNA 75o
 SNB 82o
 ANB -7o
 Occlusal Plane Angle 15o
 Mandibular Plane Angle 33o

Topik 13 : PENENTUAN DIAGNOSIS – PROGNOSIS, INFORMED CONSENT


(Drg. Putu Ika Anggaraeni, Sp.Ort)

Penentuan diagnosa dalam perawatan orthodontik berkaitan dengan


pengetahuan bermacam karakteristik maloklusi. Diperlukan pengumpulan data-data
secara sistemik untuk mengidentifikasi pengaruh faktor alami dan penyebab dari
BLOK CDS VII 2020

permasalahan. Pengumpulan data didasarkan dari case history, pemeriksaan klinis


dan beberapa alat bantu diagnosa seperti cetakan studi model gigi, foto rontgen
panoramic dan foto profil wajah. Alat bantu dalam penentuan diagnosa orthodontic
dibagi menjadi 2 tipe yaitu data diagnosa utama dan data diagnosa tambahan.
Data diagnosa utama adalah data penting untuk tiap kasus, yang termasuk
dalam data utama adalah (1) case history, (2) pemeriksaan klinis, (3) studi model,
(4) radiografi periapikal, panoramic, (5) foto profil wajah. Terdapat beberapa data
yang tidak selalu diperlukan untuk kasus tertentu, data tersebut termasuk dalam
data tambahan, yang termasuk dalam data tambahan adalah (1) radiografi spesifik
seperti cepalometri, foto oklusal, rontgen lateral rahang, rontgen shift sketch (2.)
Pemeriksaan tonus otot, (3.) Hand-wrist radiograf (4.) Tes endokrin (5.) perkiraan
basal metabolic rate (6.) set-up diagnostik.

Topik 14 : BIOMEKANIKA ORTODONSI (1)


(Drg. Putu Ika Anggaraeni, Sp.Ort)

Pergerakan gigi adalah basis dari perawatan ortodontik. Untuk dapat


melakukan perawatan tersebut maka harus terjadi pergerakan gigi untuk
mengembalikan posisi gigi yang menyimpang ke posisi yang baik sesuai dengan
oklusinya, dan untuk dapat menggerakkan gigi diperluakan alat ortodontik. Alat
ortodontik adalah alat untuk menimbulkan kekuatan mekanik ke periodontium.
Terjadi proses biologis antara kekuatan mekanik dengan bergeraknya gigi. Prinsip
perawatan ortodontik aktif adalah aktivasi sel jaringan periodontium yang melakukan
remodeling menyebabkan gigi berpindah tempat, sedangkan kekutan mekanik
adalah merupakan rangsangan mengaktifkan sel tersebut. Mekanisme yang
menyangkut aktivasi sel oleh kekuatan mekanis sampai sekarang belum diketahui
dengan pasti, tetapi bukti-bukti menunjukkan bahwa aliran listrik akan timbul di
dalam jaringan periodontium yang tertekan.
BLOK CDS VII 2020

Topik 15 : BIOMEKANIKA ORTODONSI (2)


(Drg. Putu Ika Anggaraeni, Sp.Ort)

Pemberian kekuatan memegang peran penting dalam pergerakan gigi secara


ortodontik. Kekuatan sangat penting untuk mengawali atau merangsang remodeling
tulang maupun untuk membimbing gerakan gigi menuju ke posisi yang diinginkan.
Gigi digerakkan dengan pemberian kekuatan yang dihasilkan dari pegas-pegas
kawat atau elastik yang dipasang pada alat ortdontik lepasan maupun cekat. Respon
biologis dari gigi dan jaringan pendukungnya tergantung pada besar dan lamanya
tekanan yang diberikan pada gigi tersebut. Selain itu sistem pemberian kekuatan
bentuk penjangkaran pada perawatan ortodontik mempengaruhi arah pergerakan
gigi yang diharapkan.

Topik 16: PERAWATAN ORTODONTIK PREVENTIF (1)


(Drg. Luh Wayan Ayu Rahaswanti, Sp.KGA)

Lengkung gigi permanen dapat mengalami gangguan bila terjadi kehilangan


prematur geligi desidui. Gigi antagonis dapat mengalami supra posisi, dan gigi yang
terletak paling distal dapat mengalami tipping atau bahkan bergerak ke arah mesial.
Apabila terjadi kehilangan prematur geligi desidui, maka perlu dipertimbangkan
untuk melakukan koreksi dengan aplikasi piranti space maintainer pasif, space
regaining aktif, atau kombinasi kedua piranti tersebut untuk mengoptimalkan proses
tumbuh kembang oklusi ke arah normal.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menghadapi kasus kehilangan prematur
geligi desidui dalam hubungannya dengan tumbuh kembang lengkung gigi, tumbuh
kembang dengan prediksi akan terjadi maloklusi, dan kebutuhan aplikasi piranti
space maintainer, adalah :
1. Insidensi space loss.
2. Durasi sampai terjadi space loss.
3. Fase geligi pasien.
4. Besarnya space closure.
BLOK CDS VII 2020

5. Arah space closure.


6. Waktu erupsi gigi permanen pengganti.
7. Ketebalan tulang yang menyelubungi gigi permanen yang belum erupsi.
8. Gerakan otot-otot rongga mulut yang tidak normal.
9. Agenisi benih gigi permanen.

Topik 17: PERAWATAN ORTODONTIK PREVENTIF (2)


(Drg. Luh Wayan Ayu Rahaswanti, Sp.KGA)

Space Maintainer merupakan suatu piranti ortodontik yang diaplikasikan pada


kasus kehilangan prematur geligi desidui untuk menghindari terjadinya gangguan
pada tumbuh kembang lengkung rahang. Selain itu, piranti ini juga dapat membantu
dalam mempertahankan ruang dalam lengkung rahang agar geligi permanen
pengganti dapat erupsi pada posisi yang benar.
Jenis piranti Space Maintainer ada bermacam-macam, namun pada umumnya
dibedakan menjadi : removable, semi-fixed, dan fixed Space Maintainer. Berikut ini
adalah kondisi-kondisi yang menjadi pertimbangan untuk aplikasi piranti Space
Maintainer :

1. Kehilangan Geligi Insisif Desidui

Pada umumnya, pencabutan terhadap geligi insisif rahang bawah dilakukan akibat
geligi insisif permanen penggantinya tumbuh di luar lengkung, dimana geligi
insisif permanen pengganti tersebut biasanya membutuhkan ruang erupsi yang
lebih besar bila dibandingkan dengan geligi insisif desidui rahang bawah yang
diganti.
Akibat yang sering dialami akibat tanggal prematur geligi insisif desidui rahang
atas, adalah terlambatnya waktu erupsi bagi geligi insisif permanen penggantinya
karena adanya jaringan tulang reparatif dan jaringan ikat yang menebal di daerah
yang bersangkutan. Selain tampak kurang menarik dari segi penampilan,
terlambatnya waktu erupsi geligi insisif permanen rahang atas dapat mengarah
pada terbentuknya kebiasaan yang kurang baik, yaitu cara menelan yang salah,
BLOK CDS VII 2020

posisi istirahat lidah yang terlalu ke depan, dan pelafalan yang salah pada
konsonan ‘s’ dan ‘f’.

2. Kehilangan Geligi Kaninus Desidui

Pencabutan kaninus desidui biasanya dilakukan akibat adanya geligi insisif lateral
permanen yang erupsi di luar lengkung. Kehilangan prematur geligi kaninus
desidui rahang bawah merupakan indicator kuat yang berpengaruh terhadap
diskrepansi antara ukuran gigi dengan ukuran rahang.

3. Kehilangan Geligi Molar Pertama Desidui

Bila terjadi kehilangan prematur geligi molar desidui, akibat yang terjadi biasanya
tergantung pada kapan kondisi tersebut terjadi bila dihubungkan dengan waktu
erupsi geligi molar pertama permanen.

4. Kehilangan Geligi Molar Kedua Desidui

Apabila kehilangan prematur molar kedua desidui terjadi pada anak usia 2-5
tahun, kemungkinan untuk terjadi space loss sangat kecil dan bahkan tidak terjadi
karena di usia tersebut benih geligi molar permanen pertama masih berada pada
basal bone. Namun, saat geligi molar permanennya erupsi dan tidak ada geligi
molar kedua desidui yang seharusnya berfungsi sebagai panduan arah erupsi,
maka dokter gigi harus mengantisipasi berkurangnya ukuran lengkung rahang.

5. Kehilangan Molar Desidui Multipel

Kehilangan geligi molar desidui dapat mengakibatkan gangguan pada proses


tumbuh kembang gigi. Oleh karena itu, dibutuhkan piranti yang dapat membantu
mempertahankan hubungan antara geligi yang tersisa dan sebagai penuntun arah
erupsi bagi geligi yang masih dalam proses tumbuh kembang.

6. Kehilangan Geligi Molar Pertama Permanen

Kehilangan geligi molar permanen pertama pada seorang anak akan


mengakibatkan perubahan pada lengkung rahang yang berpengaruh seumur
hidup orang yang bersangkutan. Pada kasus kehilang geligi molar pertama
BLOK CDS VII 2020

permanen, molar kedua permanen dapat bergerak kea rah mesial walaupun geligi
tersebut belum erupsi.

Topik 18-19 : PERAWATAN ORTODONTIK INTERSEPTIF


(Drg. L.W. Ayu Rahaswanti, Sp.KGA)

Perawatan ortodontik interseptik adalah suatu prosedur ortodontik yang


dilakukan pada maloklusi yang baru atau sedang dalam proses terjadi, dengan
tujuan memperbaiki kearah oklusi normal (intercept : mencegah atau menghalangi).

LEARNING TASK
1. Jelaskan tentang perawatan ortodontik interseptik?
2. Jelaskan perbedaan perawatan ortodontik preventif dengan interseptik?
3. Bagaimana prosedur perawatan interseptik?

Topik 20 - 21 : PERAWATAN ORTODONTIK KURATIF


(Drg. L.Cinthia Hutomo, Sp.Ort)

Ortodontik kuratif atau korektif merupakan tindakan perawatan pada maloklusi


yang sudah nyata terjadi. Gigi-gigi malposisi digeser ke posisi normal menggunakan
kekuatan mekanis yang dihasilkan oleh alat ortodontik. Gigi dapat bergeser karena
sifat adaptive response jaringan periodontal. Ortodontik kuratif dilakukan pada
periode gigi permanen. Perawatan ortodontik kuratif mencakup perawatan maloklusi
klas I, klas II divisi 1, klas II divisi 2, dan maloklusi klas III. Perawatan ortodontik
kuratif dapat dilakukan dengan alat ortodontik lepasan maupun alat cekat.
Perawatan dengan alat lepasan terbatas hanya untuk kasus-kasus maloklusi ringan
dan tidak melibatkan skeletal.
BLOK CDS VII 2020

Topik 22 - 23 : ALAT ORTODONTIK LEPASAN


(Drg. Putu Ika Anggaraeni, Sp.Ort)

Alat ortodontik lepasan merupakan alat ortodontik yang dapat dipasang dan
dilepas oleh pasien sendiri. Alat ortodontik lepasan dapat berupa plat aktif, plat
dengan peninggi gigitan, dan plat ekspansi.
Plat aktif merupakan alat atau pesawat ortodontik yang bersifat removable,
aktif, mekanik dan korektif. Plat ini terdiri dari rangka atau frame work yang
umumnya berupa plat akrilik yang berfungsi untuk mendukung komponen-
komponen lain, meneruskan kekuatan yang dihasilkan bagian aktif ke gigi
penjangkar, mencegah pergeseran gigi gigi yang tidak akan digerakan dan
melindungi spring - spring di daerah palatal.
Plat peninggi gigitan (bite plate/bite plane) adalah alat ortodontik lepasan
yang dilengkapi dengan peninggi gigitan, yaitu penebalan akrilik di bagian palatinal
atau lingual gigi anterior atau di bagian oklusal gigi-gigi posterior sehingga beberapa
gigi di regio lainnya tidak berkontak saat beroklusi. Alat ini bersifat fungsional. Alat
terdiri dari bagian-bagian yaitu plat dasar, bagian retensi, busur labial dan jika
diperlukan tambahan pir-pir pengganti.
Plat ekspansi adalah alat ortodontik lepasan yang sering digunakan pada
kasus gigi depan berjejal ringan. Kekurangan ruang guna mengatur gigi-gigi
tersebut diperoleh dengan menambah perimeter lengkung gigi dengan
menggunakan skrup ekspansi. Sifat plat ekspansi bersifat lepasan, aktif, mekanis
dan stabilitas tinggi.

Topik 24 : ALAT MYOFUNGSIONAL :


AKTIVATOR, BIONATOR, FRANKEL, & TWIN BLOCK
(drg. L.Cinthia Hutomo, Sp.Ort)

Piranti fungsional digunakan untuk mengoreksi maloklusi dengan


memanfaatkan, menghalangi atau memodifikasi kekuatan yang dihasilkan oleh otot
BLOK CDS VII 2020

orofasial, erupsi gigi dan pertumbuhkembangan dentomaksilo fasial. Ada juga yang
mengatakan bahwa piranti fungsional dapat berupa piranti lepasan atau cekat yang
menggunakan kekuatan yang berasal dari regangan otot, fasial dan atau jaringan
yang lain untuk mengubah relasi skeletal dan gigi. Dengan menggunakan piranti
fungsional diharapkan terjadi perubahan lingkungan fungsional dalam suatu upaya
untuk mempengaruhi dan mngubah relasi rahang secara permanen. Biasanya piranti
fungsional tidak menggunakan pegas sehingga tidak dapat menggerakan gigi secara
individual. Tipe piranti fungsional ada yang berupa Removable Tooth-Borne atau
Passive Tooth-Borne misalnya Aktivator, Bionator, dan Twin Block, serta yang
berupa Removable Tissue-Borne, misalnya Frankel.

Learning Task:
Jelaskan indikasi, mekanisme kerja alat myofungsional berikut:
1. Aktivator
2. Bionator
3. Twin Block
4. Frankel

Topik 25: ALAT ORTOPEDIK


(Drg. L.Cinthia Hutomo, Sp.Ort)

Terapi ortopedik bertujuan untuk mengoreksi ketidakseimbangan skeletal,


sementara koreksi dentoalveolar minimal. Gaya ortopedik lebih besar ( 400 gr)
dibandingkan dengan gaya ortodontik (50-100gr). Keberhasilan terapi ortopedik
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : besar, durasi, arah gaya, usia pasien,
waktu perawatan (aplikasi gaya). Alat yang digunakan dalam terapi ortopedik antara
lain head gear, face mask, chin cup.
BLOK CDS VII 2020

Topik 26: RETENSI


(Drg. Putu Ika Anggaraeni, Sp.Ort)

Perawatan ortodontik merupakan perawatan yang terdiri dari fase aktif dan
pasif. Fase aktif adalah ketika perawatan maloklusi dilakukan menggunakan alat-alat
ortodontik baik cekat maupun lepasan. Fase pasif adalah fase retensi untuk menjaga
kestabilan oklusi gigi-gigi setelah fase aktif selesai. Tanpa retensi, kestabilan akan
sulit dicapai dan kondisi relaps dapat terjadi.

Learning Task
1. Jelaskan pengertian retensi, relaps, dan retainer.
2. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan perawatan ortodontik.
3. Jelaskan jenis-jenis retainer yang anda ketahui.
BLOK CDS VII 2020

DAFTAR PUSTAKA

1. Singh G. Textbook of Orthodontics. New Delhi. Jaypee Med Pub. 2004

2. Bhalajhi,S.I., 2003, Orthodontics The Art and Science, 3rd edition, Arya
Publishing House, Darya Ganj, New Delhi
3. English, J.D., Peltomaki, T., Pham-Litschel, K., 2009, Mosby’s Orthodontic
Review, St.Louis, Misouri, Mosby Elsevier
4. Heryumani, JCP., 2008, Buku Ajar Ortodonsia I, FKG UGM, Yogyakarta
5. Proffit, W.R., 2007, Contemporary Orthodontics, Missouri, Mosby Elsevier
6. Rahardjo, P., 2009, Dasar Ortodonti, cetakan pertama, Airlangga University
Press, Surabaya
7. Tim Penyusun, 2008, Buku Ajar Ortodonsia III, FKG UGM, Yogyakarta
8. McDonald RE., Avery DR., Dean JA. Dentistry For The Child and
Adolescent, Missouri, Mosby Elsevier. 2011

9. Keputusan Kolegium dokter Gigi Indonesia. Daftar Kewenangan Klinis.


Jakarta. Mei 2016
BLOK CDS VII 2020

TIME TABLE BLOK CDS VII TAHUN 2020

HARI/
JAM KEGIATAN TEMPAT NARASUMBER
TANGGAL
08.00-
I Belajar Mandiri
09.00
09.00- Topik 1: Introduction & Falsafah Perawatan
10.00 Ortodontik drg L.Cinthia Hutomo,
10.00- Topik 2: Perkembangan Kelainan Sp.Ort
Senin
11.00 Dentofasial
11.00- Topik 3: Klasifikasi Maloklusi dan Kelainan
28-Sep
12.00 Dentofasial
drg Putu Ika A., Sp.Ort
12.00-
2020 Topik 4: Etiologi Maloklusi
13.00
13.00-
14.00 Istirahat
14.00-
15.00 Tugas Kelompok
08.00-
Belajar Mandiri
II 09.00
09.00-
Topik 5: Oral Habit
10.00 drg Mia Ayustina P.,
10.00- Sp.KGA
Selasa 11.00 Topik 6: Habit Breaker
11.00-
SGD Topik 1
29-Sep 12.00
Fasilitator
12.00-
SGD Topik 2
2020 13.00
13.00-
14.00 Istirahat
14.00-
15.00 Tugas Kelompok
08.00-
Belajar Mandiri
III 09.00
09.00-
10.00
10.00- Instruktur Ketrampilan
PREKLINIK V
Rabu 11.00 Klinik
11.00-
30-Sep 12.00
12.00-
Istirahat
2020 13.00
13.00-
SGD Topik 3
14.00
Fasilitator
14.00-
15.00 SGD Topik 4
08.00-
Belajar Mandiri
IV 09.00
09.00-
PLENO Topik 1
10.00 drg L.Cinthia Hutomo,
10.00- Sp.Ort
PLENO Topik 2
Kamis 11.00
11.00-
1 Okt 12.00 PLENO Topik 3
drg Putu Ika A., Sp.Ort
12.00-
2020 13.00 PLENO Topik 4
13.00-
14.00 Istirahat
BLOK CDS VII 2020

14.00-
15.00 Tugas Kelompok
08.00-
V 09.00 Belajar Mandiri
09.00-
10.00
10.00- Instruktur Ketrampilan
PREKLINIK V
Jumat 11.00 Klinik
11.00-
2 Okt 12.00
12.00-
Istirahat
2019 13.00
13.00-
SGD Topik 5
14.00
Fasilitator
14.00-
15.00 SGD Topik 6
08.00-
VI 09.00 Belajar Mandiri
09.00-
Pengampu Topik
10.00 Kuis Topik 1-4
10.00-
Senin 11.00 PLENO Topik 5
drg Mia Ayustina, Sp.KGA
11.00-
5 Okt 12.00 PLENO Topik 6
12.00-
Istirahat
2020 13.00
13.00-
Tugas Kelompok
14.00
14.00-
15.00 Tugas Kelompok
08.00-
VII 09.00 Belajar Mandiri
09.00-
Topik 7 : Prosedur Pemeriksaan
10.00
drg Putu Ika A., Sp.Ort
10.00-
Topik 8 : Prosedur Pemeriksaan
Selasa 11.00
11.00-
6 Okt 12.00 Istirahat
12.00- Topik 9: Metode Analisis Model Studi (1):
2020 13.00 Nance, Moyers, Pont, Korkhaus, Howes drg L.Cinthia Hutomo,
13.00- Topik 10: Metode Analisis Model Studi (2): Sp.Ort
14.00 Kesling,Determinasi Lengkung
14.00-
Tugas Kelompok
15.00
08.00-
VIII 09.00 Belajar Mandiri
09.00-
10.00
10.00- Instruktur Ketrampilan
PREKLINIK V
Rabu 11.00 Klinik
11.00-
7 Okt 12.00
12.00-
Istirahat
2020 13.00
13.00-
Kuis Topik 5-6 Pengampu Topik
14.00
14.00-
Tugas Kelompok
15.00
08.00-
IX 09.00 Belajar Mandiri
09.00- SGD Topik 7 Fasilitator
BLOK CDS VII 2020

10.00
10.00-
SGD Topik 8
Kamis 11.00
11.00-
SGD Topik 9
8 Okt 12.00
12.00-
2020 13.00 SGD Topik 10
13.00-
Istirahat
14.00
14.00-
Tugas Kelompok
15.00
08.00-
X 09.00 Belajar Mandiri
09.00-
10.00
10.00- Instruktur Ketrampilan
PREKLINIK V
Jumat 11.00 Klinik
11.00-
9 Okt 12.00
12.00-
2020 13.00 Istirahat
13.00-
Tugas Kelompok
14.00
14.00-
Tugas Kelompok
15.00
08.00-
XI 09.00 Belajar Mandiri
09.00-
PLENO Topik 7
10.00
drg Putu Ika A.,Sp.Ort
10.00-
PLENO Topik 8
Senin 11.00
11.00-
PLENO Topik 9
12 Okt 12.00 drg L.Cinthia Hutomo,
12.00- Sp.Ort
PLENO Topik 10
2020 13.00
13.00-
Istirahat
14.00
14.00-
Tugas Kelompok
15.00
08.00-
XII 09.00 Belajar Mandiri
09.00- Topik 11: Sefalometri (1): Pengertian,
10.00 Referensi/Landmark drg L.Cinthia Hutomo,
10.00- Topik 12: Sefalometri (2): Tracing, Analisis Sp.Ort
Selasa 11.00 Sefalometri (Steiner)
11.00-
13 Okt 12.00 Istirahat
12.00-
Kuis Topik 7-8
2020 13.00
Pengampu Topik
13.00-
Kuis Topik 9-10
14.00
14.00-
Tugas Kelompok
15.00
08.00-
XIII 09.00 Belajar Mandiri
09.00-
10.00
10.00- Instruktur Ketrampilan
PREKLINIK V
Rabu 11.00 Klinik
11.00-
14 Okt 12.00
BLOK CDS VII 2020

12.00-
2020 13.00 Istirahat
13.00- Topik 13 : Penentuan Diagnosis-Prognosis
drg Putu Ika A., Sp.Ort
14.00 & Informed Consent
14.00-
Tugas Kelompok
15.00
08.00-
XIV 09.00 Belajar Mandiri
09.00- Topik 14: Biomekanika Ortodonsi (1):
10.00 Reaksi Jaringan Pendukung Gigi
drg Putu Ika A., Sp.Ort
10.00- Topik 15: Biomekanika Ortodonsi (2):
Kamis 11.00 Kekuatan Ortodontik
11.00-
15 Okt 12.00 Istirahat
12.00-
Topik 16: Perawatan Ortodontik Preventif
2020 13.00 drg LW. Ayu Rahaswanti,
13.00- Sp.KGA
Topik 17: Perawatan Ortodontik Preventif
14.00
14.00-
15.00 Tugas Kelompok
08.00-
XV 09.00 Belajar Mandiri
09.00-
10.00
10.00- Instruktur Ketrampilan
PREKLINIK V
Jumat 11.00 Klinik
11.00-
16 Okt 12.00
12.00-
2020 13.00 Istirahat
13.00-
SGD Topik 11
14.00
Fasilitator
14.00-
SGD Topik 12
15.00
08.00-
Topik 18: Perawatan Ortodontik Interseptif
XVI 09.00
09.00- drg LW. Ayu Rahaswanti,
Topik 19: Perawatan Ortodontik Interseptif
10.00 Sp.KGA
10.00-
Senin 11.00 PLENO Topik 11 drg L.Cinthia Hutomo,
11.00- Sp.Ort
PLENO Topik 12
19 Okt 12.00
12.00-
Istirahat
2020 13.00
13.00-
KUIS Topik 11-12 Pengampu Topik
14.00
14.00-
15.00 Tugas Kelompok
08.00-
XVII 09.00 Belajar Mandiri
09.00-
Topik 20 : Perawatan Ortodontik Kuratif
10.00 drg L.Cinthia Hutomo,
10.00- Sp.Ort
Topik 21 : Perawatan Ortodontik Kuratif
Selasa 11.00
11.00-
20 Okt 12.00 SGD Topik 13
12.00-
Istirahat Fasilitator
2020 13.00
13.00-
SGD Topik 14
14.00
BLOK CDS VII 2020

14.00-
SGD Topik 15
15.00
08.00-
XVIII 09.00 Belajar Mandiri
09.00-
10.00
10.00- Instruktur Ketrampilan
PREKLINIK V
Rabu 11.00 Klinik
11.00-
21 Okt 12.00
12.00-
2020 13.00 Istirahat
13.00-
SGD Topik 16
14.00
Fasilitator
14.00-
SGD Topik 17
15.00
08.00-
XIX 09.00 Belajar Mandiri
09.00-
10.00 PLENO Topik 13
10.00-
PLENO Topik 14 drg Putu Ika A.,Sp.Ort
Kamis 11.00
11.00-
PLENO Topik 15
22 Okt 12.00
12.00-
Istirahat
2020 13.00
13.00-
PLENO Topik 16
14.00 drg LW.Ayu Rahaswanti,
14.00- Sp.KGA
PLENO Topik 17
15.00
08.00-
XX 09.00 Belajar Mandiri
09.00-
10.00
10.00- Instruktur Ketrampilan
PREKLINIK V
Jumat 11.00 Klinik
11.00-
23 Okt 12.00
12.00-
2020 13.00 Istirahat
13.00-
14.00 SGD Topik 18
Fasilitator
14.00-
15.00 SGD Topik 19
08.00-
XXI 09.00 Belajar Mandiri
09.00-
10.00 Topik 22 : Alat Ortodontik Lepasan
drg Putu Ika A., Sp.Ort
10.00-
Topik 23 : Alat Ortodontik Lepasan
Senin 11.00
11.00-
26 Okt 12.00 Topik 24 : Alat Myofungsional drg L.Cinthia Hutomo,
12.00- Sp.Ort
2020 13.00 Topik 25 : Alat Ortopedik
13.00-
14.00 Istirahat
14.00-
15.00 Tugas Kelompok
08.00-
XXII 09.00 Belajar Mandiri
BLOK CDS VII 2020

09.00-
KUIS Topik 13-15 Pengampu Topik
10.00
10.00-
PLENO Topik 18
Selasa 11.00 drg LW. Ayu Rahaswanti,
11.00- Sp.KGA
PLENO Topik 19
27 Okt 12.00
12.00-
Istirahat
2020 13.00
13.00-
SGD Topik 20
14.00
Fasilitator
14.00-
SGD Topik 21
15.00
08.00-
XXIII 09.00 Belajar Mandiri
09.00-
10.00
10.00- Instruktur Ketrampilan
PREKLINIK V
Rabu 11.00 Klinik
11.00-
28 Okt 12.00
12.00-
2020 13.00 Istirahat
13.00-
SGD Topik 22
14.00
Fasilitator
14.00-
SGD Topik 23
15.00
08.00-
Belajar Mandiri
XXIV 09.00
09.00-
10.00
10.00-
PREKLINIK V
Jumat 11.00
11.00- Instruktur Ketrampilan
30 Okt 12.00 Klinik
12.00-
2020 13.00 Istirahat
13.00-
SGD Topik 24
14.00
Fasilitator
14.00-
SGD Topik 25
15.00
08.00-
Belajar Mandiri
XXV 09.00
09.00-
KUIS Topik 16-19
10.00 Pengampu Topik
10.00-
Topik 26: Retensi
Senin 11.00 drg Putu Ika A., Sp.Ort
11.00-
PLENO Topik 20
2-Nov 12.00
12.00- drg L.Cinthia Hutomo,
PLENO Topik 21
2020 13.00 Sp.Ort
13.00-
Istirahat
14.00
14.00-
Tugas Kelompok
15.00
08.00-
Belajar Mandiri
XXVI 09.00
09.00-
10.00 PLENO Topik 22
drg Putu Ika A., Sp.Ort
10.00-
Selasa 11.00 PLENO Topik 23
3-Nov 11.00- Istirahat
BLOK CDS VII 2020

12.00
12.00-
PLENO Topik 24
2020 13.00
13.00- drg L.Cinthia Hutomo,
PLENO Topik 25
14.00 Sp.Ort
14.00-
Tugas Kelompok
15.00
08.00-
XXVII 09.00 Belajar Mandiri
09.00-
10.00
10.00- Instruktur Ketrampilan
PREKLINIK V
Rabu 11.00 Klinik
11.00-
4-Nov 12.00
12.00-
2020 13.00 Istirahat
13.00-
Tugas Kelompok
14.00
14.00-
Tugas Kelompok
15.00
08.00-
XXVIII 09.00 Belajar Mandiri
09.00-
10.00 KUIS Topik 20-21
Pengampu Topik
10.00-
Kamis 11.00 KUIS Topik 22-23
11.00-
Fasilitator
5-Nov 12.00 SGD Topik 26
12.00-
2020 13.00 Istirahat
13.00-
14.00 Tugas Kelompok
14.00-
15.00 Tugas Kelompok
08.00-
XXIX 09.00 Belajar Mandiri
09.00-
10.00
10.00- Instruktur Ketrampilan
PREKLINIK V
Jumat 11.00 Klinik
11.00-
6-Nov 12.00
12.00-
drg Putu Ika A., Sp.Ort
2020 13.00 PLENO Topik 26
13.00-
14.00 Istirahat
14.00-
15.00 Tugas Kelompok
08.00-
XXX 09.00 Belajar Mandiri
09.00-
Pengampu Topik
10.00 KUIS Topik 24-26
10.00-
Penguji SP 1
Senin 11.00 PRESENTASI SP 1
11.00-
Penguji SP 2
9-Nov 12.00 PRESENTASI SP 2
12.00-
2020 13.00 Istirahat
13.00-
14.00
BLOK CDS VII 2020

14.00-
15.00
08.00-
XXXI 09.00 Belajar Mandiri
09.00-
PRESENTASI SP 3 Penguji SP 3
10.00
10.00-
PRESENTASI SP 4 Penguji SP 4
Selasa 11.00
11.00-
Penguji SP 5
10-Nov 12.00 PRESENTASI SP 5
12.00-
Istirahat
2020 13.00
13.00-
14.00
14.00-
15.00
08.00-
XXXII 09.00 Belajar Mandiri
09.00-
10.00
10.00- Instruktur Ketrampilan
PREKLINIK V
Rabu 11.00 Klinik
11.00-
11-Nov 12.00
12.00-
2020 13.00 Istirahat
13.00-
14.00
14.00-
15.00
08.00-
XXXIII 09.00
09.00-
10.00
10.00-
Kamis 11.00
11.00-
12-Nov 12.00
Ujian CBT CDS VII PJ Blok
12.00-
2020 13.00
13.00-
14.00
14.00-
15.00

Anda mungkin juga menyukai