Anda di halaman 1dari 17

📔

OGS
"MANGAT WOI !"

Catatan Obat Gangguan Saraf

Pendahuluan (19-09-20)
Rangsangan nyeri akibat ada nya prostalglandin diubah menjadi bentuk listrik
dan akan disalurkan ke spinal. Kemudian ujung nosiceptor yang lain akan
mengeluarkan substansi p dan glutamat dan ascending ke otak dan muncullah
rasa nyeri. Hal itu akan dikembalikan kembali ke arah efektor melalui spinal.

Nociceptor tidak hanya berada di kulit tetapi di seluruh bagian tubuh kita
terdapat nosiceptor karena dengan rasa nyeri inilah yang menjadi sinyal untuk
tubuh kita untuk mengetahui bahwasannya ada yang sakah pada bagian tubuh
tertentu dan mengindikasikan kita untuk melakukan suatu hal.

Catatan UTS

OGS 1
Nyeri
Nyeri adalah pengalaman emosional dan sensorik yang disebabkan adanya
kerusakan pada bagian tubuh seperti kerusakan jaringan atau adanya faktor
psikologis.

Nyeri secara patofisiologi dibagi menjadi:

 Nosiseptif: yaitu nyeri karena adanya jaringan yang rusak dan


mengaktivasi kerja dari saraf nosiseptor

 Neuropati: adalah nyeri yang disebabkan karena adanya kerusakan pada


sel saraf ataupun sistem saraf dan adanya input sensori abnormal pada
sistem saraf pusat.

Nyeri dibagi berdasarkan sensasi

 Cepat: terjadinya input pada nosiseptor secara mekanik dan termal dan
dibawa oleh serabut A-delta kepada otak dan akan menghasilkan sensasi
yang tajam dan menusuk dan reaksi ini terjadi secara langsung dan mudah
dilokalkan

 Lambat: terjadi karena adanya rangsangan pada saraf nosiseptor dan


impuls dibawa oleh serabut saraf C yang akan diproses di otak dan
menghasilkan sensasi yang tumpul, sakit dan terbakar serta nyeri ini sulit
untuk di lokalisasi serta bertahan pada durasi yang lebih lama.

Nyeri dibagi berdasarkan lokasi terjadinya

 Nyeri perifer: terjadi pada permukaan luar seprti pada kulit dan mukosa

 Nyeri referal: nyeri yang merambat karena adanya penyakit atau sesauatu
hal yang terjadi pada suatu organ dan akan menyebar ke organ lain yang
bukan sumber nyerinya

 Nyeri dalam: nyeri yang terasa pada bagian dalam tubuh

 Nyeri sentral: terjadi pada susunan saraf pusat

Nyeri berdasarkan tingkat keparahan

 Nyeri Kronis: adalah nyeri yang berlangsung lebih dari 6 bulan dan
biasanya berhubungan dengan kondisi fisiologis yang berlangsung terus
menerus dan tipe sakitnya adalah tidak terlokalisasi, terasa tumpul dan
ditimbulkan dari respon saraf parasimpatis.

OGS 2
 Nyeri akut: waktu kurang dari 6 bulan dan hal ini biasanya ditimbulkan
karena adanya stimulus dari saraf nosiseptor dan efeknya adalah lokal
rasanya seperti tertusuk, tajam dan dihantarkan oleh saraf simpatis

Pembagian nyeri kronis:

 Nyeri Kanker: adalah nyeri yang disebabkan karena adanya pertumbuhan


malignan kanker, nyeri ini dapat disebabkan karena kanker itu sendiri atau
karena pengobatan yang dijalani.

 Nyeri kronis non-kanker: adalahnyeri yang kronis biasanya disebabkan


oleh cedera akut atau karena kondisi patofisiologis tertentu seprti artritis,
ostroporosis, dll

Patofisiologi Nyeri
nyeri secara umum diakibatkan karena adanya kerusakan / noxious dan akan
dideteksi oleh nosiseptor fiber c dan alpha, biasanya untuk serat alpha
membawa informasi luka bakar. Nosiseptor biasanya hanya menanggapi
respon bahaya yang selektif, rangsangan yang diberikan ini adalah berupa
pelepasan neurotransmitter seperti substansi P, CRGP, dan glutamat. Substansi
ini akan mengaktifkan reseptor neuron orde 2.

Pada mekanisme penghantarannya nyeri dibagi menjadi beberapa tahapan


yaitu

 Transduksi: adalah proses awal terjadinya nyeri yaitu pada saat awal
terkena cidera. Ketika jarinan rusak maka terjadi pelepasan kalium, PGE
dan bradikinin yang kemudian akan menginduksi pelepasan rangsangan
sensorik yang akan menyebar ke perifer. Setelah sampai perifer maka
dilepaskanlah histamin dari sel mast dan 5HT dari trombosit. Hal ini
akan mnginduksi terjadinya pelepasan eurotransmitter seperti substansi
p, CGRP dan glutamat untuk meningkatkan reaksi lokal yang akan
merangsang akson dan menyebabkan peradangan dan hiperglasia.

 Transmisi: aktivasi reseptor dan transmisi potensial aksi sepanjang


serabut saraf aferen menuju SS tulang belakang transmisi sinyal ini
diperantarai oleh serabut alpha dan seraut C dan serabut ini
melepaskan berbagai naurotrasmitter seperti glutamat, CGRP dan
substansi P dan akan diteruskan ke otak dan sampai pada
somatosensorik cortex yang akan memberikan rangsangan nyeri pada
daerah nyari yang dimaksud.

OGS 3
 Modulasi: opioid memiliki second order nauron dan akan memblokir
saluran Ca dan membuka saluran K dan akan menyebabkan
hiperpolarisasi dan menyebabkan penghambatan pelepasan
neurotransmitter, proses modulasi ini melibatkan neuron akan
melepaskan serotonin dan noradrenalin dan reseptor pada post sinapsis
ini akan menghambat pelepasan substansi P.

 Persepsi: persepsi adalah kondisi saat terjadinya interkoneksi oleh


talamus dan formasi retikula ke hipotalamus dan sistem limbik dan
menimbulkan respon psikologis.

Descending Pathway

adalah mekanisme yang bertanggung jawab untuk mengendalikan ascending


pathway, bagian penting dari proses ini adalah PAG pada otak tengah dan RAF
di medulla dengan tahapan neokorteks dan hipotalamus akan memproyeksikan
sinyal ke PAG dan akan diteruskan RAF di medulla dan akan diteruskan melalui
DLF ke tanduk dorsal sumsum tulang belakang. Pada tahapan inilah terjadi
komunikasi antara first order neuron dan second order neuron dan akan terjadi
proses modulasi.

Patofisiologis Nyeri Kanker


penyebab nyeri pada kanker ada beberapa karena bisa saja nyeri yang
disebabkan itu adalah karena nyeri neuropati, nyeri karena terjadinya respon
inflamasi atau nyeri karena kanker itu sendiri. Nyeri pada kanker biasanya
bersumber pada pelepasan NGF, Endothielin 1, dan glutamat. Selain itu sel
kanker juga biasanya melepaskan atau membuat lingkungan disekitarnya
menjadi asam dan itu juga dapat menjadi salah satu sumber nyeri kanker.

Skema Sakit Pada Kanker


Pertama adalah pertumbuhan massa kanker akan menyebabkan tubuh
merespon dengan melepaskan beberapa neurotransmitter seperti NGF,
glutamat, Substansi P, IL6, dll, yang akan memicu perangsanagn respon
inflamasi.

Sekresi Sel Kanker Penyebab Nyeri

 NGF: menyebabkan aktifnya nosiseptor TRKa karena adanya sensitisasi


pada sumsum tulang belakang dan DRG. Substansi ini juga dapat
merangsang terjadinya inflamasi yang akan mengupregulate nyeri.

OGS 4
 Endothielin 1: disekresikan oleh sel kanker karena berfungsi dalam tahap
angiogenesis dan dapat merangsang serta mensensitisasi nociceptor
secara langsung.

 Lingkungan Asam: beberapa jenis kanker dapat menyebabkan lingkungan


disekitarnya menjadi asam dan hal ini akan menyebabkan reseptor ASIC
dan TRPV1 aktif sehingga menyebabkan nyeri

 Glutamat: adalah salah satu sekresi sel kanker yang menjadi salah satu
neurotransmitter penyebab nyeri.

Terapi Nyeri
Terapi nyeri ini adalah sebuah bentuk kegiatan yang dilakukan dengan tujuan
mengurangi rasa nyeri, terapi nyeri ini dibagi menjadi dua yaitu farmakologis
dan non-farmakologis

 Non - farmakologis:

 TENS: adalah terapi menggunakan voltase listrik frekuensi rendah yang


mengubah mekanisme nyeri dengan cara merangsang pelepasan
hormon endorfin dan terapi ini dapat digunakan untuk terapi neyeri
akut dan kronis

 Yoga: bertujuan untuk merangsang pelepasan hormon endorfin sama


seperti TENS tetapi kegitan yoga ini dilakukan dengan gerakan tubuh

 Hot Therapy: dilakukan dnegan tujuan melebarkan pembuluh darah


sehingga dapat mempercepat penyembuhan pada daerah yang terluka
dan panas sendiri akan mengurangi rangsangan sinyal senyi kepada
otak

 Cold Therapy: dengan tujuan menghambat induksi saraf ke otak


karena kecepatan induksi menjadi lambat

 Akupuntur: bertujuan agar pada area tubuh yang ditusuk merangsang


sirkulasi dan penyembuhan luka serta dapat mengganggu modulasi
dari nyeri itu sendir.

 Farmakologis

Adalah usaha menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri dengan obat -


obatan. Golongan obat yang dipakai adalah:

 Opioid: bekerja dengan cara senyawa obat berikatan dengan reseptor


opioid yang ada pada otak dan spinal cord yang berperan dalam

OGS 5
penyaluran dan modulasi nyeri. Reseptor miu, delta dan kappa berfungsi
untuk menghasilkan efek sedasi, analgesia, dan memperlambat pelepasan
neurotransmitter. Selain itu pada reseptor protein G memiliki efek menutup
ion channel Ca2 sehingga proses transmisi terhambat dan menyebabkan
hiperpolarisasi pada pasca sinaps.

Obat opioid ini terbagi lagi menjadi dua bagian yaitu:

Agonis Penuh: Morfin, mengikat reseptor miu 1 dan 2 sehingga terjadi


efek analgesia, euforia, ketergantungan, dan penghambatan GI tract.
Selain itu pada SS tulag belakang reseptor morfin adalah masuk pada
reseptor kappa.

Morfin memiliki efek samping ketergantungan, vertigo, dan euforia.


Interaksi obat morfin adalah peningkatan efek obat SSP dan morfin
tidak boleh digunakan pada pasien yang memiliki penyakit pernapasan
serta penyakit GI Tract. Dosis dari morfin ini sendiri adalah 520mg
tiap 4 jam untuk sediaan oral dewasa.

Agonis Parsial: Codein, bekerja dengan cara mengika reseptor opioid


di SSP sehingga signalling nyeri terganggu. Codein ini dimasukkan
dengan bentuk prodrugnya dan akan mengalami aktivasi di hati dengan
bantuan enzim CYPD26 dan N-dimetilasi oleh CYP3A4.
Codein ini memiliki efek samping konstipasi, bradikardia, hipotensi dan
takikardia. Codein memiliki kontraindikasi dengan pasien yang memiliki
penyakit pernapasan, penyakit GI Tract dan gagal hati.

2. Non-Opioid
adalah golongan obat non narkotik yang bertujuan untuk meringankan rasa
sakit tanpa mempengaruhi SSP dan tidak meyebabkan kehilangan
kesadaran, halusinasi dan ketergantungan. Mekanisme kerja obat golongan
non opioid ini adalah dengan cara menghambat jalur asam arakidonat dan
menghambat enzim COX sehingga tidak terbentuk PGE, PGI dan TXA
sehingga tidak terjadi vasodilatasi dan pengiriman substansi inflamasi.
Contoh obatnya adalah aspirin, Celecoxib (selektif COX 2 dan
parasetamol

Obat yang Diterima Pasien


Karena pasien sudah menderita nyeri kronis maka dapat diberikan obat
golongan opioid seperti miperidin tetapi lebih kurang poten daripada
golongan opioid lainnya seperti morfin. Pasien juga dapat diberikan morfin

OGS 6
baik dengan cara IV ataupun dengan cara injeksi, hal ini dilakukan karena
efeknya yang cepat dan akan berlangsung lama sehingga akan mebgurangi
pasien dari terlalu lama merasakan nyeri.

Sakit Kepala
Sakit kepala secara umum terbagi menjadi 3 tipe yaitu:

Migraine: sakit kepala ini ditandai dengan rasa berdenyut dan tertekan
pada saat beraktifitas dan akan dapat lebih parah ketika sedang
melakukan aktifitas yang berat. Durasi dari sakit kepala jenis ini adalah
272 jam, sakit kepala jenis ini dapat terpengaruh karena adanya
keturunan yang mengalami kondisi yang sama dan sakit kepala jenis ini
sering juga diperparah dengan munculnya aura seperti foto dan
fonosensitif, mual dan muntah, tetapi jenis migraine ini ada juga yang
tanpa aura jadi hanya sakit kepala saja.

Sakit kepala cluster: adalah jenis sakit kepala yang biasanya terjadi
pada saat tidur dan ditandai dengan sakit yang tajam dan sakitnya
konstan dan sangat membuat tidak enak. baiasanya sakit kepala ini
berdurasi 1590 menit per episode dan setiap orang dapat mengalami
lebih dari 1 episode. Sakit kepala ini biasa terpusat pada belakang mata
dan sekeliling mata dan gejala lain yang biasanya ditimbulkan pada
sakit kepala ini adalah hidung tersumbat, berkeringat dan sakit kepala
ini biasanya dialami lebih banyak oleh pria.

Sakit kepala tension type: biaasanya terjadi ketika sedang stress dan
gejala yang ditimbulkan adalah perasaan ketat, dan biasnaya sakit
kepala ini memiliki durasi 30 sampai 7 hari dan gejala lain yang
ditimbulkan adalah foto dan fonosensitif

Secondary headache: adalah sakit kepala yang disebabkan karena adanya


stimulasi dari sumber lain seperti vertigo tetapi hal ini justru lebih parah
biasnaya dalam skala sakit dibandingkan yang primary headache
Patofisiologi sakit kepala secara umum adalah teraktivasinya saraf trigeminal
perivaskuler dan dilepaskannya neurotransmitter seperti substansi P dan akan
menyebbabkan pembuluh darahb yang berada didalam otak mengalami
vasodilatasi dan akan menginduksi terjadinya inflamasi neurogenik dan akan
meneruskan impuls sakit oini ke cortex sensori melalui nucleus caudalis.

Patofisiologi Migrain:

OGS 7
 Fase Prodormal: pada fase ini yang terjadi adalah masih seputar gejala
dan nyeri kepala kecil dan akan memburuk jika ter trigger sesuatu
seperti beraktivitas

 Fase Aura: adalah fase ketika sudah muncul gejala tambahan seperti
foto dan fonosensitif, pengelihatan kabur, mual dan muntah. Fase ini
biasanya berlangsung antara 5 - 60 menit.

 Fase Serangan: adalah fase dimana nyeri yang sangat hebat dan
berdenyut pada satu sisi atau pada kedua sisi kepala dan disertai aura
dan dapat semakin butuk ketika beraktifitas dan berlangsung selama 2
72 jam

 Fase Postdormal: adalah fase yang terjadi ketika nyeri kepala sudah
mulai mereda dan sudah mulai ringan tetapi kepala masih terasa berat
dan badan masih terasa lemas.

Fakrtor Pencetus Migraine:

Faktor ekstrinsik: adanya stress, pengaruh makanan, dan oengaruh


lainnya

Faktor Intrinsik: ketidak seimbangan hormonal, pengonsumsian obat


dan kondisi fisiologis pasien

Patofisiologi Tension Type: mekanise sakit kepala ini sebenarnya belum


diketahui secara jelas dan pasti tetapi perkiraan patofisiologi sakit kepala tipe
ini adalah

Tingginya kadar NO didalam darah sehingga terjadi vasodilatasi


intrakranial yang menyebabkan darah mengalir banyak ke daerah otak
dan menekan struktur otak dan menyebabkan nyeri

Stress kronis yang menyebabkan naiknya glutamat

terjadinya stimulasi reseptor NDMA dan akan teraktivasinya NFkB yang


memicu terporoduksinya iNOS dan COX 2 yang tinggi

Sinyal neuropeptida yang tinggi akan melepaskan neurotransmitter


seperti substansi P dan substansi lainnya yang menurunkan ambang
batas nyeri sehingga akan terasa sangat nyeri di bagian kepala.

Patofisiologi Cluster Headache: adalah sakit keala yang disebabkan oleh


kondisi neurovaskular yang akan mengakibatkan nyeriyang lebih parah dari
migraine. Durasi yang disebabkan oleh sakit kepala tipe ini juga lebih lama

OGS 8
daripada sakit kepala migraine karena durasinya dapat sampai 23 bulan
dengan serangan dengan durasi 3060 menit. Tipe ini juga dapat seperti tipe
episodik yaitu dengan interval episode 48 minggu, selain itu juga ada fase
kronisnya dengan durasi nyeri sampai atau lebih dari satu tahun.

Sistematika terjadinya cluster headache ini adalah teraktivasinya saraf


trigeminal yang menyebabkan dikeluarkannya substansi P, CGRP dan
neuropeptida lain yang kemudian akan membuat pembuluh darah pada
sinus cavernous vasodilatasi dan akan menyebabkan nyeri.

Golongan Obat Sakit Kepala


 Profilaksis: digunakan untuk mencegah timbulnya sakit kepala

 Beta Blocker: menurunkan denyut jantung dan darah tinggi dengan


cara restriksi aliran darah ke otak, pengurangan stress, pengurangan
aktivasi sistem saraf, stabilisasi kadar serotonin dan peningkatan
aktivitas hipotalamus. Contoh obatnya adalah propanolol dengan dosis
dewasa profilaksis migraine 40mg 23x per hari.

 Anti Konvulsan: bekerja dengan cara menginhibisi peroduksi glutamat


yang berlebih dengan bantuan GABA dan obat ini juga bekerja dengan
mempengaruhi ion Na dan Ca. Hal ini menyebabkan signaling neuron
yang tadinya sangat cepat akan terhambat karena dihalangi oleh obat
ini. Contoh obatnya adalah Gabapentin yang mempengaruhi kerja ion
channel dan toperamat yang menghambat ion channel dan
menghambat kerja reseptor glutamat AMPA.

 Trisiklik Antidepresan: bekerja dengan cara menginhibisi reuptake


hormon norepinefrin dan serotonin dengan cara menghambat kerja
transporternya dan dapat pula menurunkan sensitisasi reseptor 5HT1A,
contoh obatnya adalah amitriptillin dengan indikasi profilaksis migraine
dengan dosis dewasa 1025mg satu kali sehri diminum saat malam dan
dosis dapat dinaikkan jika kurang efektif menjadi 2575 mg.

 Acute Attack: digunakan saat sudah terjadi nyeri kepala

 Analgesik dan NSAID bekerja meredakan nyeri dengan cara


menghambat jalur asam arakidonat dengan mempengaruhi kerja enzim
siklooksigenase 1 dan 2. Jika jalur asam arakidonat ini tidak selesai
maka tidak akan membentuk Prostalglandin PGE, Prostasiklin PGI
dan Tromboksan TXA2 terhambat sehingga mediator inflamasi yang
dapat menyebabkan terjadinya vasodilatasi yag nantinya akan

OGS 9
menekan massa otak karena penambahan aliran darah perifer tidak
terproduksi. Biasanya obat ini juga dapat memiliki fungsi antipiretik
dengan menghambat enzim siklooksigenase 3 contohnya adalah
parasetamol dengan dosis maksimal 4 gram dengan frekuensi per 46
jam.

 Ergotamin: Digunakan untuk pengobatan migraine sedang sampai


parah dengan mekanisme penghambatan inflamasi neurogenik dan
vasokonstriksi pembuluh darah intrakranial dan memiliki aktivitas pada
reseptor alpha dan beta adrinergik serta dopaminik. Contoh obatnya
adalah ergotamine tartrat iasanya dikombinasi dengan kafein untuk
meningkatkan penyerapan paling baik melalui sediaan rektal, obat ini
memiliki dosis maksimum 6mg per hari dan 10mg per minggu dengan
sekali dosis 2mg dan DHE sebagai obat yang bekerja pada reseptor
alpha adrinergik secara langsung yang menyebabkan konstriksi otot
polos pembuluh darah dan meningkatkan plasma HT5, obat ini
memiliki dosis maksimum 3mg per hari dan 6 mg per minggu dengan
per satu kali dosis adalah 0,251mg.

 Analgesik Opioid: bekerja dengan cara berikatan dengan reseptor miu


yang berhubungan edngan kerja nosiseptif termal, mekanik dan
kimiawi. Kerika berikatan obat dan reseptor terjadi penurunan influks
Ca2 yang selanjutnya menurunkan pengeluaran neurotransmitter
glutamat dan meningkatkan effluks K. Contoh obatnya adalah
miperidin yang memiliki indikasi obaty nyeri akut sampai parah dengan
dosis dewasa 50150mg tiap 4 jam jika dibutuhkan.

 Triptan: adalah analog serotonin dan mempunyai mekanisme agonis


terhadap reseptor 5HT1B, 5HT1D dan 5HT1F. Bekerja pada trigeminal
cervivcal complex akan menghalangi penghantaran influks nosiseptif
dan secara perifer bekerja pada ujung saraf prajunctional yang akan
mencegah pelepasan CGRP dan akan menyebabkan vasokonstriksi
pembluh darah intrakranial. Contoh obatnya adalah Sumatriptan
dengan indikasi migraine dan cluser headache dengan dosis 40mg/hari
pada dosis dewasa sediaan nasal dan sediaan oral pada dosis dewasa
maksimum 300mg/hari dengan dosis minum 50100mg dengan interval
2 jam sekali.

Efek Samping dan Interaksi Obat

OGS 10
 Parasetamol: dapat menyebabkan kemerahan jika mempunyai
hipersensitivitas dan jika digunakan dalam jangka panjang dapat
merusah hati. Interaksi dengan busulfan dapat meninjgkatkan efek
sampingnya.

 Miperidine: dapat menyebabkan halusinasi, urtikaria, dan hipotensi.


Mempunyai interaksi dengan analgesik barbiturat dengan menurunkan
efeknya.

 Sumatriptan: dapat menyebabkan sindrom serotonin bila digunakan


dnegan SSRI dan mempunyai efek samping hipotensi, kesemutan serta
kaku rahang dan leher.

 Propanolol: dapar menimbulkan depresi dengan obat reserpine dan


mempunyai efek samping mual, muntah dan diare.

 Amitriptilin: dapat meningkatkan kadar antipsikotik, cimetidine dan


antagonis kalsium dan mempunyai efek samping gelisah, diare dan
pengelihatan kabur

Klarifikasi
Vertigo tidak termasuk dalam sakit kepala karena itu terjadi di telinga bagian
tengah yaitu pada fungsi keseimbangan biasanya obatnya adalah golongan
beta histin.
Tipe sakit kepala paling beda adalah migraine karena adanya denyutan tidak
hanya tumpul dan tajam. Hal ini dikarenakan adanya inflamasi neurogenik
karena adanya ekskarbasi plasma ke ruang ekstrasel itu yang menyebabkan
denyutan.
Kalau sakit kepala diberi obat tidak hilang sakitnya maka biasanya disebabkan
oleh penyakit sekunder.

Pada sakit kepala kluster biasanya ada perubahan pada area mata seperti
kelopak mata seperti lesu atau menurun.

Insomnia
Insomnia adalah kesulitan unutk tidur atau sleep onset insomnia, yaitu seorang
pasien mengalami kelaninan tidur pada waktu normal. Insomnia adalah kondisi
sulit tertidur, tetap tidur atau kualitas tidur dalam waktu yang cukup lama yaitu
lebih dari 1 bulan.

OGS 11
Berdasatkan asal

 Primer : primer disebabkan oleh neurokimia atau disorder struktural yang


ada pada endogen

 Sekunder : adanya gangguan psikis atau kondisi medis lain atau dengan
adanya penggunaan obat obatan atau faktor dari luar

Berdasarkan Waktu

 Akut: berjalan 23 malam dan dapat diatasi dalam waktu seminggu dan
disebabkan biasanya karena keridaknyamanan emosional dan fisik

 Kronis: gangguan tidur lebih daru satu bulan terkait dengan gangguan
psikis dan psikologis dan penderita ini sering mengeluh adanya kelelahan,
perubahan mood, dan kesulitan kerja dan gangguan konsentrasi

Penyebab Umum Insomnia

 Situasi: karena situasi yang dialami seperti stress pekerjaan atau karena
jetag karena mengganggu biology clock tubuh

 Kesehatan: adanya kondisi penyakit seperti penyakit kardiovaskular,


pernapasan, nyeri kronis, GI, neurolgis, dan juga bisa karena kehamilan

 Psikis : adanya gangguan psikologis seperti OCD, cemas, penggunaan


alkohol atau sedatif

 Pengaruh Obat: penggunakan obat yang menyebabkan onset insomnia ini


seperti diuretik, antikonvulsan dan stimulan

Siklus Tidur:

 NREM: adalah tahap tidur yang tenang denyut jantung dan pernapasan
lambat stabil dan tekanan darah rendah

 REM tahap tidur denyut jantung dan pernapasan meningkat, lahju


metabolisme menurun, muncul mimpi dan kekuatan otot hilang. REM
terdapat 4 stage

 Stage 1: gelombang otak menjadi kecil dan tidak beraturanyaitu pada


keadaan tidur ringan, dapat mengingat kejadian pada saat tidur jika
dibangunkan.

 Stage 2: gelombang puncak tinggi dan cepat atau sleep spindle,


gangguan kecil tidak akan membuat bangun

OGS 12
 Stage 3 : akan menghasilkan gelombang delta, pada stage ini
pernapasan dan detak jantung akan melambat dan otot menjadi relax
dan susah dibangunkan

 Stage 4: gelombang delta makin besar mempengaruhinya dan orang


siap untuk tidur panjang

Setiap tahapan ini mempunyai durasui 45 menit


REM : karakteristiknya adalah otak sangat aktif pada masa ini pada input
sensorik eksternal dihambat tetapi input sensori internal tetap aktif,
hilangnya kemampuan otot karena sudah diistirahatkan dan tubuh seolah
tidak bisa bergerak.
Patofisiologi Insomnia

Arousal Spectrum: menyebabkan orang tetap terjaga karena adanya


rangsangan neurotransmitter seperti kerja dari serotonin, dopamin,
norepinefrin, dan asetikolin. Hyperarousal ini menyebabkan peningkatan
hipotalamus hipofisis dan jika berlebihan malah bisa membuat panik dan
jika kurang akan dapat membuat mengantuk.

Berikut adalah Indikator Hiperarousal

Peran Neurotransmitter:

 Histamin: memicu kondisi bangun

 Serotonin: menjaga kondisi terjaga mengurangi REM dan meningkatkan


latensi

OGS 13
 ACTH: mengaktifkan rangsang retikular pada batang otak dan akan
merangsang otak depan dan korteks sehingga kewaspadaan meningkat

 Dopamin: meningkatkan kesadaran

Sleep Wake Switch: switch ini berada di hipotalamus, hal ini karena pada
hipotalamus terdapan TMN (tuberomammilarynuclei) dan VLPO
(ventrolateral Preoptik). VLPO bekerja sebagai pusat kendali tidur yang
akan teraktivasi jika adanya rangsangan dari melatonin sedangkan TMN
adalah pusat kendali bangun yang akan dirangsang oleh aksi oreksin.

a. Pada saat kondisi terjaga maka yang bekerja adalah orexin akan bekerja
dan akan memromosikan kerja monoaminergic nuclei dan TMN akan
melepaskan histamin, histamin ini akan menuju pada reseptor VLPO dan
menghambat kerja dari melantonin sehingga seseorang dapat tetap
terjaga.
b. Pada saat kondisi mengantuk atau tertidur yang aktif bekerja adalah
VLPO dengan bantuan melantonin VLPO juga akan membuat GABA menuju
reseptor TMN agar menghalangi kerja dari orexin sehingga seseorang
dapat tetap tertidur.
Efek yang akan ditimbulkan jika seseorang kekurangan kadar orexin
didalam tubuhnya maka dapat menyebabkan nakrolepsi.

Regulasi Homeostasis Tidur


Pada saat terjaga kadar adenosin didalam tubuh naik agar tubuh
terangsang untuk tidur dan pada saat kondisi tidur kadar adenosin akan
menurun karena agar seseorang dapat terangsang bangn dari kondisi
tertidur.

Circadian Sleep Regulation


sleep regulation ini mengacu pada fluktuasi hormon didalam tubuh selama
24 jam dan jam biologis tubuh berlokasi pada anterior hipotalamus atau
dalam kata lain Suprachiasmatic nucleus. Sistem circadian ini dapat
berpengaruh terhadap adanya cahaya karena cahaya akan mempengaruhi
substansi seperti melantonin agar mengantuk.
Organ lain yang berperan dalam regulasi ini adalah nukleus paraventrikular
pada SPZ yang akan menerima informasi dari SCN dan meneruskannya ke
DMH (dorsomedial hipothalamic) yang mempunyai banyak VLPO dan
neuron orexin.

OGS 14
Bagan Patofisiologi Insomnia

Obat Insomnia
Golongan obat untuk insomnia dibagi menjadi dua golongan besar yaitu:

 Benzodiapine Receptor Agonis

 Benzodiapine : mekanisme kerja dari obat ini adalah dengan mengikat


subnuit pada reseptor GABA yaitu subnuit 1, 2, 3, dan 5 padahal yang
membuat tidur hanya subnuit 1. Hal ini akan berkaitan dengan efek
samping yang dihasilkan.

Contoh: Triazolam (short), Estazolam(intermediate). Dosis


sediaannya adalah kapsul 7.5mg, 15mg, 22,5mg dan 30mg. Efek
samping yang dihasilkan adalah mual, lelah dan gangguan
pernapasan jika digunakan bersamaan dengan obat opioid.

 Non-Benzodiazepine: hanya berikatan pada subnuit alpha 1 pada


reseptor GABA

Contoh: Zolpidem tersedia dalam dosis sediaan 5, 10 dan 20mg.


Efek samping dari obat ini adalah perubahan perilaku dan reaksi
anafilaksis. Interaksi obat ini adalah dengan depresan CNS,
reifampin dan ketoconazole

 Melantonin Agonis: bekerja sebagai agonis reseptor melantonin dan akan


mengaktivasi MT1 dan 2. Aktivasi dari MT 1 akan menyebabkan penurunan
cAMP, PKA, dan menghalangi fosforilasi cAMP menjadi PCREB,
mempengaruhi saluran ion dan mengatur fluks ion dalam sel. Aktivasi MT 2
akan menyebabkan menurunkan konsentrasi cAMP, cGMP, dan

OGS 15
meningkatkan PKC. Hal ini berpengaruh karena CREB dan cAMP berperan
pening untuk mempertahankan ritme sirkadian, jika ini terhambat maka
dapat membuat seseorang mengantuk.

Contoh: Ramelton dengan dosis 8mg diberikan 30 menit sebelum tidur


tidak boleh dipakai jika memiliki kondisi hipersensitif, penyakit hati
berat, dan mempunyai interaksi obat dengan fluvoksamin. Efek
samping dari obat ini adalah pusing, mual, sakit kepala dan insomnia

 Histamine Antagonis: menghalangi secara langsung kerja histamin pada


reseptor H1 dan obat ini juga menghambat jalur aktivasi histamin dan tidak
ada neurotransmitter yang memicu seseorang untuk bagun.

Contoh: Doxepin denagn dosis 36mgx1 tab diminum 30 menit


sebelum tidur maks 6mg per hari. Kontraindikasi dengan pasien dengan
penyakit hati parah, laktasi dan tidak boleh diberikan 14 hari
penggunaan MAOI. Efek samping depresi, megigau dan antikolinergik.

 Orexin Receptor Antagonis: bekerja dengan mengganggu kerja oreksin


dan obat ini memberikan efek berkebalikan dengan efek oreksin sehingga
TMN tidak terpromosi sehingga tidak terjadinya kondisi jaga.

Contoh: Suvorexant dengan dosis 5,10,15,atau 20mg memiliki


efeksamping sleep walking dan somnolen serta memiliki interaksi
dengan ketoconazole dan rifampin.

 Antidepresan: dengan cara menghambat reuptake serotonin dan


norepinefrin. Pada obat dengan amina tersier memiliki SAR mengikat kuat
pada reseptor alfa adrinergik, H1, dan M1sehingga lebih dapat memberikan
efek tenang dibandingkan obat TCA lainnya.

Contoh: Amitriptyline dengan dosis 2550mg per hari tidak boleh


dikonsumsi dengan riwayat penyakit hati berat, infark miokard, aritmia
dan memiliki efek samping mulut kering, konstipasi, mual dan sedasi
serta dapat berpengaruh pada kardiovaskular

 SSRI bekerja dengan cara memblokir reuptake dan menghasilkan efek


serotonergik, karena adanya ketersediaan serotonin akan merangsang
reseptor 5HT serta reseptor somatodendritik yang mengatur pelepasan
serotonin dan neuron serotonergik.

Klarifikasi

OGS 16
Beberapa obat yang dapat menyebabkan insomnia rebound dikarenakan
penarikan langsung atau pemberhentian langsung penggunaan obat tersebut.
Insomnia rebound yang dihasilkan karena faktor tersebut dapat lebih parah
dibanding kondisi insomnia sebelum terkena obat. Oleh karena itu dalam
memberhentikan pemberian obat ini harus digunakan cara dosis damping yaitu
dosis obat diturunkan secara perlahan baru bisa terlepas dari obat tersebut.

OGS 17

Anda mungkin juga menyukai