OGS
"MANGAT WOI !"
Pendahuluan (19-09-20)
Rangsangan nyeri akibat ada nya prostalglandin diubah menjadi bentuk listrik
dan akan disalurkan ke spinal. Kemudian ujung nosiceptor yang lain akan
mengeluarkan substansi p dan glutamat dan ascending ke otak dan muncullah
rasa nyeri. Hal itu akan dikembalikan kembali ke arah efektor melalui spinal.
Nociceptor tidak hanya berada di kulit tetapi di seluruh bagian tubuh kita
terdapat nosiceptor karena dengan rasa nyeri inilah yang menjadi sinyal untuk
tubuh kita untuk mengetahui bahwasannya ada yang sakah pada bagian tubuh
tertentu dan mengindikasikan kita untuk melakukan suatu hal.
Catatan UTS
OGS 1
Nyeri
Nyeri adalah pengalaman emosional dan sensorik yang disebabkan adanya
kerusakan pada bagian tubuh seperti kerusakan jaringan atau adanya faktor
psikologis.
Cepat: terjadinya input pada nosiseptor secara mekanik dan termal dan
dibawa oleh serabut A-delta kepada otak dan akan menghasilkan sensasi
yang tajam dan menusuk dan reaksi ini terjadi secara langsung dan mudah
dilokalkan
Nyeri perifer: terjadi pada permukaan luar seprti pada kulit dan mukosa
Nyeri referal: nyeri yang merambat karena adanya penyakit atau sesauatu
hal yang terjadi pada suatu organ dan akan menyebar ke organ lain yang
bukan sumber nyerinya
Nyeri Kronis: adalah nyeri yang berlangsung lebih dari 6 bulan dan
biasanya berhubungan dengan kondisi fisiologis yang berlangsung terus
menerus dan tipe sakitnya adalah tidak terlokalisasi, terasa tumpul dan
ditimbulkan dari respon saraf parasimpatis.
OGS 2
Nyeri akut: waktu kurang dari 6 bulan dan hal ini biasanya ditimbulkan
karena adanya stimulus dari saraf nosiseptor dan efeknya adalah lokal
rasanya seperti tertusuk, tajam dan dihantarkan oleh saraf simpatis
Patofisiologi Nyeri
nyeri secara umum diakibatkan karena adanya kerusakan / noxious dan akan
dideteksi oleh nosiseptor fiber c dan alpha, biasanya untuk serat alpha
membawa informasi luka bakar. Nosiseptor biasanya hanya menanggapi
respon bahaya yang selektif, rangsangan yang diberikan ini adalah berupa
pelepasan neurotransmitter seperti substansi P, CRGP, dan glutamat. Substansi
ini akan mengaktifkan reseptor neuron orde 2.
Transduksi: adalah proses awal terjadinya nyeri yaitu pada saat awal
terkena cidera. Ketika jarinan rusak maka terjadi pelepasan kalium, PGE
dan bradikinin yang kemudian akan menginduksi pelepasan rangsangan
sensorik yang akan menyebar ke perifer. Setelah sampai perifer maka
dilepaskanlah histamin dari sel mast dan 5HT dari trombosit. Hal ini
akan mnginduksi terjadinya pelepasan eurotransmitter seperti substansi
p, CGRP dan glutamat untuk meningkatkan reaksi lokal yang akan
merangsang akson dan menyebabkan peradangan dan hiperglasia.
OGS 3
Modulasi: opioid memiliki second order nauron dan akan memblokir
saluran Ca dan membuka saluran K dan akan menyebabkan
hiperpolarisasi dan menyebabkan penghambatan pelepasan
neurotransmitter, proses modulasi ini melibatkan neuron akan
melepaskan serotonin dan noradrenalin dan reseptor pada post sinapsis
ini akan menghambat pelepasan substansi P.
Descending Pathway
OGS 4
Endothielin 1: disekresikan oleh sel kanker karena berfungsi dalam tahap
angiogenesis dan dapat merangsang serta mensensitisasi nociceptor
secara langsung.
Glutamat: adalah salah satu sekresi sel kanker yang menjadi salah satu
neurotransmitter penyebab nyeri.
Terapi Nyeri
Terapi nyeri ini adalah sebuah bentuk kegiatan yang dilakukan dengan tujuan
mengurangi rasa nyeri, terapi nyeri ini dibagi menjadi dua yaitu farmakologis
dan non-farmakologis
Non - farmakologis:
Farmakologis
OGS 5
penyaluran dan modulasi nyeri. Reseptor miu, delta dan kappa berfungsi
untuk menghasilkan efek sedasi, analgesia, dan memperlambat pelepasan
neurotransmitter. Selain itu pada reseptor protein G memiliki efek menutup
ion channel Ca2 sehingga proses transmisi terhambat dan menyebabkan
hiperpolarisasi pada pasca sinaps.
2. Non-Opioid
adalah golongan obat non narkotik yang bertujuan untuk meringankan rasa
sakit tanpa mempengaruhi SSP dan tidak meyebabkan kehilangan
kesadaran, halusinasi dan ketergantungan. Mekanisme kerja obat golongan
non opioid ini adalah dengan cara menghambat jalur asam arakidonat dan
menghambat enzim COX sehingga tidak terbentuk PGE, PGI dan TXA
sehingga tidak terjadi vasodilatasi dan pengiriman substansi inflamasi.
Contoh obatnya adalah aspirin, Celecoxib (selektif COX 2 dan
parasetamol
OGS 6
baik dengan cara IV ataupun dengan cara injeksi, hal ini dilakukan karena
efeknya yang cepat dan akan berlangsung lama sehingga akan mebgurangi
pasien dari terlalu lama merasakan nyeri.
Sakit Kepala
Sakit kepala secara umum terbagi menjadi 3 tipe yaitu:
Migraine: sakit kepala ini ditandai dengan rasa berdenyut dan tertekan
pada saat beraktifitas dan akan dapat lebih parah ketika sedang
melakukan aktifitas yang berat. Durasi dari sakit kepala jenis ini adalah
272 jam, sakit kepala jenis ini dapat terpengaruh karena adanya
keturunan yang mengalami kondisi yang sama dan sakit kepala jenis ini
sering juga diperparah dengan munculnya aura seperti foto dan
fonosensitif, mual dan muntah, tetapi jenis migraine ini ada juga yang
tanpa aura jadi hanya sakit kepala saja.
Sakit kepala cluster: adalah jenis sakit kepala yang biasanya terjadi
pada saat tidur dan ditandai dengan sakit yang tajam dan sakitnya
konstan dan sangat membuat tidak enak. baiasanya sakit kepala ini
berdurasi 1590 menit per episode dan setiap orang dapat mengalami
lebih dari 1 episode. Sakit kepala ini biasa terpusat pada belakang mata
dan sekeliling mata dan gejala lain yang biasanya ditimbulkan pada
sakit kepala ini adalah hidung tersumbat, berkeringat dan sakit kepala
ini biasanya dialami lebih banyak oleh pria.
Sakit kepala tension type: biaasanya terjadi ketika sedang stress dan
gejala yang ditimbulkan adalah perasaan ketat, dan biasnaya sakit
kepala ini memiliki durasi 30 sampai 7 hari dan gejala lain yang
ditimbulkan adalah foto dan fonosensitif
Patofisiologi Migrain:
OGS 7
Fase Prodormal: pada fase ini yang terjadi adalah masih seputar gejala
dan nyeri kepala kecil dan akan memburuk jika ter trigger sesuatu
seperti beraktivitas
Fase Aura: adalah fase ketika sudah muncul gejala tambahan seperti
foto dan fonosensitif, pengelihatan kabur, mual dan muntah. Fase ini
biasanya berlangsung antara 5 - 60 menit.
Fase Serangan: adalah fase dimana nyeri yang sangat hebat dan
berdenyut pada satu sisi atau pada kedua sisi kepala dan disertai aura
dan dapat semakin butuk ketika beraktifitas dan berlangsung selama 2
72 jam
Fase Postdormal: adalah fase yang terjadi ketika nyeri kepala sudah
mulai mereda dan sudah mulai ringan tetapi kepala masih terasa berat
dan badan masih terasa lemas.
OGS 8
daripada sakit kepala migraine karena durasinya dapat sampai 23 bulan
dengan serangan dengan durasi 3060 menit. Tipe ini juga dapat seperti tipe
episodik yaitu dengan interval episode 48 minggu, selain itu juga ada fase
kronisnya dengan durasi nyeri sampai atau lebih dari satu tahun.
OGS 9
menekan massa otak karena penambahan aliran darah perifer tidak
terproduksi. Biasanya obat ini juga dapat memiliki fungsi antipiretik
dengan menghambat enzim siklooksigenase 3 contohnya adalah
parasetamol dengan dosis maksimal 4 gram dengan frekuensi per 46
jam.
OGS 10
Parasetamol: dapat menyebabkan kemerahan jika mempunyai
hipersensitivitas dan jika digunakan dalam jangka panjang dapat
merusah hati. Interaksi dengan busulfan dapat meninjgkatkan efek
sampingnya.
Klarifikasi
Vertigo tidak termasuk dalam sakit kepala karena itu terjadi di telinga bagian
tengah yaitu pada fungsi keseimbangan biasanya obatnya adalah golongan
beta histin.
Tipe sakit kepala paling beda adalah migraine karena adanya denyutan tidak
hanya tumpul dan tajam. Hal ini dikarenakan adanya inflamasi neurogenik
karena adanya ekskarbasi plasma ke ruang ekstrasel itu yang menyebabkan
denyutan.
Kalau sakit kepala diberi obat tidak hilang sakitnya maka biasanya disebabkan
oleh penyakit sekunder.
Pada sakit kepala kluster biasanya ada perubahan pada area mata seperti
kelopak mata seperti lesu atau menurun.
Insomnia
Insomnia adalah kesulitan unutk tidur atau sleep onset insomnia, yaitu seorang
pasien mengalami kelaninan tidur pada waktu normal. Insomnia adalah kondisi
sulit tertidur, tetap tidur atau kualitas tidur dalam waktu yang cukup lama yaitu
lebih dari 1 bulan.
OGS 11
Berdasatkan asal
Sekunder : adanya gangguan psikis atau kondisi medis lain atau dengan
adanya penggunaan obat obatan atau faktor dari luar
Berdasarkan Waktu
Akut: berjalan 23 malam dan dapat diatasi dalam waktu seminggu dan
disebabkan biasanya karena keridaknyamanan emosional dan fisik
Kronis: gangguan tidur lebih daru satu bulan terkait dengan gangguan
psikis dan psikologis dan penderita ini sering mengeluh adanya kelelahan,
perubahan mood, dan kesulitan kerja dan gangguan konsentrasi
Situasi: karena situasi yang dialami seperti stress pekerjaan atau karena
jetag karena mengganggu biology clock tubuh
Siklus Tidur:
NREM: adalah tahap tidur yang tenang denyut jantung dan pernapasan
lambat stabil dan tekanan darah rendah
OGS 12
Stage 3 : akan menghasilkan gelombang delta, pada stage ini
pernapasan dan detak jantung akan melambat dan otot menjadi relax
dan susah dibangunkan
Peran Neurotransmitter:
OGS 13
ACTH: mengaktifkan rangsang retikular pada batang otak dan akan
merangsang otak depan dan korteks sehingga kewaspadaan meningkat
Sleep Wake Switch: switch ini berada di hipotalamus, hal ini karena pada
hipotalamus terdapan TMN (tuberomammilarynuclei) dan VLPO
(ventrolateral Preoptik). VLPO bekerja sebagai pusat kendali tidur yang
akan teraktivasi jika adanya rangsangan dari melatonin sedangkan TMN
adalah pusat kendali bangun yang akan dirangsang oleh aksi oreksin.
a. Pada saat kondisi terjaga maka yang bekerja adalah orexin akan bekerja
dan akan memromosikan kerja monoaminergic nuclei dan TMN akan
melepaskan histamin, histamin ini akan menuju pada reseptor VLPO dan
menghambat kerja dari melantonin sehingga seseorang dapat tetap
terjaga.
b. Pada saat kondisi mengantuk atau tertidur yang aktif bekerja adalah
VLPO dengan bantuan melantonin VLPO juga akan membuat GABA menuju
reseptor TMN agar menghalangi kerja dari orexin sehingga seseorang
dapat tetap tertidur.
Efek yang akan ditimbulkan jika seseorang kekurangan kadar orexin
didalam tubuhnya maka dapat menyebabkan nakrolepsi.
OGS 14
Bagan Patofisiologi Insomnia
Obat Insomnia
Golongan obat untuk insomnia dibagi menjadi dua golongan besar yaitu:
OGS 15
meningkatkan PKC. Hal ini berpengaruh karena CREB dan cAMP berperan
pening untuk mempertahankan ritme sirkadian, jika ini terhambat maka
dapat membuat seseorang mengantuk.
Klarifikasi
OGS 16
Beberapa obat yang dapat menyebabkan insomnia rebound dikarenakan
penarikan langsung atau pemberhentian langsung penggunaan obat tersebut.
Insomnia rebound yang dihasilkan karena faktor tersebut dapat lebih parah
dibanding kondisi insomnia sebelum terkena obat. Oleh karena itu dalam
memberhentikan pemberian obat ini harus digunakan cara dosis damping yaitu
dosis obat diturunkan secara perlahan baru bisa terlepas dari obat tersebut.
OGS 17