PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Statin merupakan salah satu obat yang sering diresepkan oleh dokter untuk
pencegahan infark miokard dan stroke. Selain itu penggunaan statin dapat
mengurangi mortalitas kardiovaskular. Meskipun sudah terbukti manfaatnya,
masih terdapat 25 -50% pasien dengan penyakit arteri koroner tidak patuh
mengkonsumsi obat statin setelah 1 tahun penggunaan. Ketidakpatuhan
pengunaan statin terutama disebabkan oleh efek samping obat. Berdasarkan
uji klinis, statin memiliki profil keamanan yang terdefinisi dengan baik tetapi
juga mempunyai resiko efek samping kecil namun terbukti nyata. Sebagian
besar efek samping muskuloskeletal meningkat keparahannya, misalnya:
mialgia, creatine kinase (CK) dan rhabdomyolysis. Kejadian efek samping
statin yang ringan tampaknya lebih besar, dilihat dalam uji coba dilihat dari
penelitian sebelumnya diperkirakan 5 % - 10%. Gejala-gejala yang disebabkan
oleh statin, seringkali tidak diikuti dengan peningkatan CK. Meskipun
mekanisme untuk efek samping ini tidak jelas namun pada karakteristik pasien
tertentu telah diidentifikasi yang memiliki resiko mengalami efek samping
obat yaitu pasien dengan IBM rendah, jenis kelamin perempuan, dan pasien
dengan gangguan hati atau ginjal.
Efek samping obat yang terjadi biasanya dipengaruhi oleh besarnya dosis
obat yang diberikan, penggunaan obat secara bersamaan dapat merusak
disposisi dan metabolisme statin, dan berhubungan dengan peningkatan kadar
metabolisme statin. Single Nucleotide Polymorphism (SNPs) mengganggu
aktivitas enzim pemetabolisme obat berkaitan dengan terjadinya efek
muskuloskeletal. Khususnya pada alel *5 (Val174Ala, rs4149056) dalam
transporter obat hati SLCO1B1 mengganggu pengangkutan ke membran
plasma dan mengarah ke konsentrasi statin sistemik yang lebih besar. Pada
allel *5 diidentifikasi berhubungan dengan pemanfaatan teknologi asosiasi
lintas genom sebagai penyebab utama miopati berat yang diinduksi statin
( didefinisikan sebagai kenaikan ck > 10x dari batas nomal dengan gejala dan
>3x tanpa gejala) pada pasien yang mengonsumsi 80 mg simvastatin. Apabila
SLCO1B1 *5 dan SNPs lain dalam enzim-enzim yang memetabolisme obat
bertanggung jawab untuk efek samping yang lebih ringan yang disebabkan
oleh statin selain simvastatin tidak diketahui.
Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan pengujian hipotesis secara
umum berkaitan dengan polimorfisme genetik yang menyebabkan
berkurangnya fungsi metabolisme obat atau pengangkutan enzim akan
dikaitkan dengan efek samping statin yang ringan khusunya pada pasien yang
tidak terjadi peningkatan CK. Peneliti melakukan pengujian hipotesis secara
farmakogenetika terhadap 3 sediaan statin yang biasa digunakan secara umum,
pengamatan mengenai STRENGTH (Statin Response Examined by Genetic
Haplotype Markers) yang bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan genetik
dengan keamanan dan keampuhan statin.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik rumusan masalah:
Bagaimana hubungan efek samping penggunaan statin terhadap polimorfisme
genetik ?
3. Tujuan
Mengetahui pengaruh penggunaan terapi menggunakan golongan statin
terhadap kejadian efek samping obat yang berkaitan dengan polimorfisme
genetik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Statin
Statin merupakan obat penurunan kolesterol darah yang menjadi lini
pertama dalam terapi dislipidemia dan pencegahan primer serta sekunder
penyakit kardiovaskular aterosklerosis. Statin atau penghambat kompetitif
HMG-CoA reduktase adalah suatu zat yang didapat dari jamur Aspergillus
terreus yang bersifat kompetitor kuat terhadap HMG-CoA reduktase suatu
enzim yang mengkontrol biosintesis kolesterol. Senyawa tersebut merupakan
analog struktural dari HMG-CoA (3-hydroxy-3-methylglutaryl-coenzyme A).
Ada beberapa penghambat HMGCoA reduktase yang begitu dikenal, yaitu:
lovastatin, atorvastatin, fluvastatin Simvastatin.
2. Mekanisme Kerja Statin
Reduktase HMG-Coa memperantarai langkah awal biosintesis sterol.
Bentuk aktif penghambat reduktase merupakan analog struktural HMG-CoA
yang dibentuk oleh reduktase HMG-CoA dalam sintesis mevalonate. Analog
tersebut menyebabkan hambatan parsial pada enzim sehingga dapat merusak
sintesis isoprenoid semacam ubiquinone dan dolichol, dan prenylasi protein,
namun belum diketahui apakah terbukti mempunyai aktifitas biologi yang
bermakna.
Penghambat HMG-CoA reduktase menghambat sintesis kolesterol di
hati dan hal ini akan menurunkan kadar LDL plasma. Menurunnya kadar
kolesterol akan menimbulkan perubahan-perubahan yang berkaitan dengan
potensi obat ini. Namun penghambat reduktase jelas menginduksi suatu
peningkatan reseptor LDL dengan afinitas tinggi. Efek tersebut meningkatkan
baik kecepatan katabolisme fraksional LDL maupun ekstraksi precursor LDL
oleh hati (VLDL sisa), sehingga mengurangi simpanan LDL plasma.
Penurunan yang sedikit dalam trigliserida plasma dan sedikit peningkatan
dalam kadar kolesterol HDL terjadi pula selama pengobatan.
Gambar 1. Biosintesis Mevalonat
3. Penggunaan Statin
1. Hasil
2. Pembahasan
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
Dapat disarankan untuk penelitian selanjutnya dilakukan penelitian lebih
lanjut tentang peran varian genotip dan jenis kelamin dalam kepatuhan, prognosis
statin, dan efek spesifik statin yang diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA