Anda di halaman 1dari 3

TUGAS MATA KULIAH

AKUNTANSI KONTEMPORER

RINGKASAN BAB 4
MEASUREMENT AND FAIR VALUE ACCOUNTING

Dosen Pengampu:
Singgih Wijayana, S.E., M.Sc., Ph.D.

Oleh:
Ni Putu Rita Sintadevi
NIM. 432447

MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2019
MEASUREMENT AND FAIR VALUE ACCOUNTING

Pengukuran dalam Akuntansi


Pengukuran dalam akuntansi didefinisikan sebagai cara menentukan angka-angka dalam pelaporan keuangan.
Proses penentuan ini melibatkan perhitungan untuk menentukan kualitas aset tertentu pada suatu entitas.
Contoh: penggunaan fair value atau market price dalam menilai persediaan. Pengukuran sangat penting untuk
dapat memberikan keputusan informasi akuntansi yang berguna dan secara akurat menilai kinerja manajemen.
Manfaat pengukuran: 1) membantu dalam membuat keputusan laporan keuangan yang bermanfaat
dengan memberi makna pada pos yang termasuk di dalam laporan keuangan; 2) memungkinkan pemegang
pancang untuk menilai kinerja keuangan dan posisi keuangan perusahaan; 3) memungkinkan pemegang
pancang untuk membandingkan kinerja dan posisi perusahaan dari waktu ke waktu; serta 4) memungkinkan
pemegang pancang untuk membandingkan perusahaan.
Kekurangan pengukuran: 1) sedikit atau tidak adanya kesepakatan tentang tindakan apa yang harus
digunakan; 2) fleksibilitas dan sifat bawaan dari pendekatan pengukuran campuran mengurangi
komparabilitas informasi akuntansi; 3) pengukuran bisa sangat subjektif; 4) fleksibilitas diperlukan untuk
memungkinkan entitas memilih metode yang paling merefleksikan pos fundamental perusahaan; dan 5)
pendekatan terkini untuk pengukuran menghasilkan masalah aditivitas.

Pendekatan Pengukuran dan Standar Akuntansi


Rerangka konseptual tidak memberikan panduan spesifik mengenai basis pengukuran yang harus digunakan.
Pendekatan pengukuran antara lain: biaya historis, biaya saat ini dan penggantian, nilai wajar, present value
dan deprival value. Sejumlah standar akuntansi memasukkan sejumlah pendekatan pengukuran yang berbeda
yang menawarkan sejumlah pilihan dalam menentukan nilai suatu pos/akun tergantung pada sifat dan keadaan
ketika dilakukan pengukuran. Hal ini dikarenakan adanya keunikan (substansi maupun transaksi) dalam tiap
entitas serta untuk memenuhi perubahan kondisi ekonomi dari waktu ke waktu. Basis pengukuran yang
berbeda ini disebut dengan model pengukuran campuran.
Penerapan model pengukuran campuran menyebabkan adanya variasi dalam praktik akuntansi.
Akibatnya, hasil keuangan yang dilaporkan akan berbeda. Penerapan model pengukuran campuran memberi
kesempatan bagi manajemen untuk membuat pilihan akuntansi yang oportunistik, namun hal ini juga dapat
menyebabkan gambaran yang bias hingga menyesatkan pengguna laporan keuangan.
Terdapat lima faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih alternatif metode pengukuran, yakni: 1)
metode realisasi nilai; 2) tingkat kepercayaan; 3) pengukuran jenis serupa, 4) keterpisahan perubahan dalam
pendekatan pengukuran, dan 5) biaya/manfaat.

Pengukuran dan Kualitas Informasi Akuntansi


Terdapat sejumlah faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan pendekatan pengukuran yang paling
tepat. Pendekatan pengukuran yang dipilih akan memberi dampak pada kualitas informasi akuntansi seperti
relevansi, faithful representation, keterpahaman, keterbandingan dan keterverifikasian.

Fair Value Accounting


Nilai wajar tercermin dari nilai pasar dari suatu barang. Terdapat tiga cara penilaian nilai wajar suatu barang,
yakni: 1) market approach didasarkan pada kemampuan untuk mengidentifikasi pasar untuk aset atau
liabilitas yang identik atau sebanding; 2) cost approach didasarkan pada perkiraan biaya penggantian
kapasitas layanan aset yang dipertimbangkan; dan 3) income approach didasarkan pada konversi arus kas
masa depan atau pendapatan dan pengeluaran menjadi nilai sekarang tunggal. Pendekatan yang dipilih harus
memaksimalkan input yang dapat diamati dan meminimalkan input yang tidak dapat diobservasi. Sejalan
dengan persyaratan menggunakan pendekatan berbasis pasar untuk mengukur nilai wajar, standar tersebut
memasukkan hierarki input ke dalam model penilaian. Perusahaan harus memaksimalkan penggunaan input
yang dapat diamati dan meminimalkan penggunaan input yang tidak dapat diobservasi.
a. Input level 1 - Beberapa input yang dapat diamati tidak perlu disesuaikan, mereka didasarkan pada pasar
aktif untuk aset atau liabilitas yang identik.
b. Input level 2 - Input lain yang dapat diobservasi memerlukan penyesuaian untuk mencerminkan
perbedaan kuantitatif atau kualitatif antara item yang dipertimbangkan dan pasar yang diamati.
c. Input level 3 - didasarkan pada input yang tidak dapat diobservasi yang memerlukan estimasi dan
inferensi oleh entitas.
Terdapat dua tujuan utama yang berkaitan dengan pengungkapan dibawah AASB 13 / IFRS 13: mereka harus
berguna bagi pengguna dan konsisten. Prinsip-prinsip untuk pengungkapan diatur dalam paragraf 91 AASB
13 / IFRS 13 dan cukup luas. Pendekatan pengukuran menggunakan nilai wajar sejauh ini merupakan
pendekatan yang paling kontroversial. Alasan utama perdebatan ini yaitu sifat subjektif dari estimasi dalam
menentukan nilai wajar ketika tidak ada pasar aktif untuk suatu item. Masalah kontroversi lainnya yaitu
variabilitas dalam teknik penilaian yang digunakan antara entitas dan volatilitas dalam suatu periode. Sifat
kontroversial pengukuran nilai wajar telah menjadi bukti dalam peristiwa baru-baru ini seperti krisis keuangan
global.

Pemegang Pancang dan Sifat Politik dalam Pengukuran Akuntansi


Banyaknya pemegang pancang serta kepentingan para pemegang pancang yang berbeda menjadikan
pertentangan mengenai pengukuran suatu pos/akun. Persaingan kepentingan antar pemegang pancang yang
berbeda membuat pengukuran akuntansi menjadi terpolitisasi maupun kontroversi.

Mengapa Pengukuran Merupakan Isu Akuntansi yang Kontroversial


Pengukuran sejauh ini merupakan masalah yang paling kontroversial dalam akuntansi saat ini. Salah satu titik
kunci kontroversi adalah peluang untuk pilihan yang tidak tepat dalam metode atau pendekatan pengukuran.
Titik kontroversi lainnya termasuk variabilitas dalam pendekatan pengukuran yang digunakan untuk aset yang
serupa, pengaruh politik pada keputusan pengukuran, subjektivitas dan kebijaksanaan yang terlibat dalam
penentuan beberapa nilai, dan dampak pengukuran terhadap pencapaian tujuan organisasi lainnya. Pemilihan
metode pengukuran dapat mempengaruhi sejauh mana perusahaan mencapai laba. Permasalahan selanjutnya
yang muncul dari laba yang tinggi yaitu dorongan untuk pengembangan dan pemenuhan aspek sosial dan
lingkungan perusahaan secara kongruen.

Tantangan Pengukuran Saat Ini


Akuntan menghadapi sejumlah tantangan dalam pengukuran akuntansi dalam aspek sosial dan lingkungan.
a. pengukuran green assets, lingkungan dan isu keberlanjutan lainnya perlu mempertimbangkan perspektif
sosial dan lingkungan tentang apa yang perlu diukur dan diperhitungkan, bagaimana kebijakan dan
subyektifitas pengelolaan estimasi nilai serta konsekuensi akuntansi untuk aspek perusahaan sosial dan
lingkungan.
b. Tantangan pengukuran Aset tak berwujud membuat penyusun dan auditor atas laporan keuangan
menimbulkan pertanyaan karena aset tak berwujud sulit untuk diukur nilai wajarnya yang tidak memiliki
substansi fisik, estimasi nilai wajar sangat subjektif dan didasarkan pada metodologi dan asumsi yang
diterapkan selama proses penilaian, kebanyakan aset tidak berwujud sulit untuk diukur karena tidak
memiliki pasar yang aktif sehingga tidak dapat menggunakan pendekatan pasar, serta terdapat risiko
earning management sebagai hasil dari penggunaan nilai wajar yang tidak terbendung.
c. Tantangan terbesar yang dihadapi dalam pengukuran water asset adalah bagaimana mengukur dan
memperhitungkan air sebagai sumber daya alam yang terbatas dengan tujuan keberlanjutan.

Anda mungkin juga menyukai