Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PELAKSANAAN

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II PADA KLIEN DENGAN


MASALAH KEPERAWATAN UTAMA DEFISIT PENGETAHUAN DI DESA
CABECCA WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA BARU

DISUSUN OLEH:
NAMA MAHASISWA
NIM

PRODI DIII KEPERAWATAN JURUSAN KESEHATAN


POLITEKNIK NEGERI MADURA
TAHUN 2020
LEMBAR PERNYATAAN

Saya mahasiswa yang bertandatangan di bawah ini:

Nama :
NIM :
Alamat :

Judul :

Menyatakan bahwa saya telah melaksanakan praktik klinik keperawatan Medikal


Bedah II sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Saya sampaikan laporan pelaksanaan
ini sebagai bukti nyata pelaksanaan Asuhan Keperawatan yang telah saya lakukan. Saya
bersumpah bahwa laporan ini bukan merupakan karya orang lain kecuali dalam bentuk
kutipan yang telah disebutkan sumbernya.
Demikian pernyataan ini saya buat, jika ada kesalahan yang terbukti sengaja saya
buat saya siap menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Pamekasan, 2020
Yang membuat pernyataan

Nama Mahasiswa
NRP.
LEMBAR PENGESAHAN

Nama :
NIM :
Alamat :

Judul :

Asuhan Keperawatan Medikal Bedah ini merupakan laporan yang disusun sesuai
dengan hasil pelaksanaan Asuhan Keperawatan sesuai dengan aslinya.
Laporan ini telah diteliti dan disetujui untuk dilanjutkan ke tahap ujian praktik
klinik keperawatan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Pamekasan, 2020
Mahasiswa

Nama Mahasiswa
NRP.

Mengetahui

Pembimbing PKK
Keperawatan Medikal Bedah

Nama Dosen
NIK.
BAB
Infeksi virus 1
dengue

LAPORAN PENDAHULUAN
Pelepasan toksik

Pelepasan pirogen endogen (sitokin)


1.1 Web of Caution
Aliran darah
Infeksi virus dengue
Merangsang hipotalamus meningkatkan titik patokan suhu (set point)
Pelepasan toksik
Sembuh (suhu
Suhu tubuh meningkat
tubuh menurun)
Pelepasan pirogen endogen (sitokin)
Peningkatan Suhu tubuh diatas nilai
kompensasi Aliran darah
normal

Peningkatan Aktivitas
Merangsang hipotalamus meningkatkan titik patokan suhu (set point) Kejang
neurotransport berlebih
Sembuh (suhu
Suhu tubuh meningkat
Peningkatan metabolisme tubuh menurun)
Peningkatan

Peningkatan Suhu tubuh diatas nilai pembukaan pori-pori


kompensasi Panas terkumpul dinormal
Peningkatan Kulit terasa
konduksi pembuluh perifer hangat Aktivitas
Peningkatan Kejang
neurotransport berlebih Peningkatan
Peningkatan pengeluaran
HR meningkat Takikardi
Peningkatan metabolisme Peningkatan
kerja jantung keringat
RR meningkat Takipnea pembukaan pori-pori
Peningkatan Panas terkumpul di
Peningkatan Kulit terasa
Peningkatan
konduksi pembuluh perifer hangat Peningkatan
vasodilatasi Kulit merah
sirkulasi perifer evaporasi
pada perifer Peningkatan
Peningkatan pengeluaran
HR meningkat Takikardi
kerja jantung keringat
RR meningkat Takipnea MK : Hipertermia
Keterangan
Peningkatan
: alur terjadinya penyakit
Peningkatan Peningkatan
vasodilatasi Kulit merah
: data objektif mayor
sirkulasi perifer evaporasi
pada perifer
: data objektif minor
: masalah keperawatan
MK : Hipertermia
Gambar 2.1
Keterangan WOC data asuhan keperawatan dengan hipertermia pada pasien DHF
di Desa Jrengik Kecamatan
: alur terjadinya penyakit Jrengik Kabupaten Sampang
: data objektif mayor
: data objektif minor
: masalah keperawatan

1.2 Deskripsi WOC


Gambar 2.1 WOC data asuhan keperawatan dengan hipertermia pada pasien DHF
di Desa
Penyakit DHF Jrengik Kecamatan
disebabkan Jrengik
oleh virus Kabupaten
dengue Sampang kelompok B Arthropod
yang termasuk
Borne Virus (Arboviroses) yang sekarang dikenal sebagai Flavivirus, famili Flaviviricae,
dan mempunyai 4 jenis serotipe yaitu : DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4.
Substansi yang menyebabkan demam disebut pirogen. Mayoritas pirogen endogen
adalah mikroorganisme atau toksik, pirogen endogen adalah polipeptida yang dihasilkan
oleh jenis sel penjamu terutama monosit, makrofag, pirogen memasuki sirkulasi dan
menyebabkan demam pada tingkat termoregulasi di hipotalamus.
Hipotalamus mendeteksi perubahan kecil pada suhu tubuh. Mekanisme kehilangan
panas adalah dengan berkeringat, vasodilatasi (pelebaran) pembuluh darah dan hambatan
produksi panas. Jika sel saraf di hipotalamus anterior menjadi panas di luar batas titik
pengaturan (set point) maka impuls dikirimkan untuk menurunkan suhu tubuh. Tubuh akan
mendistribusikan darah ke pembuluh darah permukaan untuk menghilangkan panas.
Semakin banyak darah dari bagian tengah tubuh yang mencapai kulit, semakin dekat
suhu kulit dengan suhu inti. Pembuluh darah kulit melenyapkan efektivitas kulit sebagai
isolator dengan mengangkut panas ke permukaan, tempat panas tersebut dapat dikeluarkan
dari tubuh melalui radiasi, konduksi dan konveksi.
Demam menyebabkan takikardi, karena kenaikan suhu akan meningkatkan
kecepatan metabolisme nodus sinus, yang selanjutnya secara langsung meningkatkan
ekstabilitas dan frekuensi irama jantung. Selain itu, peningkatan laju metabolisme
tubuh memberi sinyal pusat pernafasan di otak untuk meningkatkan frekuensi
napas untuk menstabilkan pH darah agar kembali dalam rentang normal.
Kenaikan suhu tubuh dapat mengubah keseimbangan dari membran sel neuron dan
dalam waktu yang singkat terjadi difusi ion K+ maupun Na+, melalui membran tersebut
sehingga terjadi lepas muatan listrik, hal ini bisa meluas ke seluruh sel maupun ke membran
sel sekitarnya dengan bantuan neuron transmiter dan terjadilah kejang.
1.3 Konsep Diagnosa Keperawatan
1.3.1 Diagnosa I
1. Pengkajian penyebab
Pengkajian faktor penyebab dalam studi kasus ini merupakan kumpulan
kemungkinan faktor yang menjadi penyebab munculnya masalah keperawatan yaitu:
1) Dehidrasi
2) Terpapar lingkungan panas
3) Proses penyakit (mis. infeksi, kanker)
4) Ketidaksesuaian pakaian dengan suhu lingkungan
5) Peningkatan laju metabolisme
6) Respon trauma
7) Aktivitas berlebihan
8) Penggunaan inkubator

2. Pengkajian data mayor


Pengkajian data mayor merupakan unsur data yang harus terpenuhi dalam
penegakan diagnosa keperawatan, jumlah data mayor harus terpenuhi lebih dari 80%
untuk menegakkan diagnosa keperawatan. Data mayor sesuai dengan masalah
keperawatan dalam studi kasus ini yaitu sebagai berikut :
1) Data Subjektif : (tidak tersedia)
2) Data Objektif : suhu tubuh diatas nilai normal (N : 36,5 – 37,5 ºC)
3. Pengkajian data minor
Pengkajian data minor merupakan unsur data yang boleh terpenuhi dalam
penegakan diagnosa keperawatan, jumlah data minor tidak mutlak harus terpenuhi
100% untuk menegakkan diagnosa keperawatan. Data minor sesuai dengan masalah
keperawatan dalam studi kasus ini yaitu sebagai berikut :
1) Data Subjektif : (tidak tersedia)
2) Data Objektif : kulit merah, kejang, takikardi, takipnea, kulit terasa hangat.
4. Pengkajian keadaan klinis terkait
Pengkajian keadaan klinis terkait merupakan kumpulan keadaan yang bisa
berhubungan atau terikat langsung maupun tidak langsung dengan masalah keperawatan
dalam studi kasus ini, keadaan klinis terkait meliputi :
1) Proses infeksi
2) Hipertiroid
3) Stroke
4) Dehidrasi
5) Trauma
6) Prematuritas
5. Standart Luaran
1) Luaran utama : termoregulasi
2) Definisi : pengaturan suhu tubuh agar tetap berada pada rentang normal
3) Ekspektasi : membaik
4) Kriteria hasil :
(1) Tidak ada tanda-tanda menggigil
(2) Tidak ada tanda-tanda kemerahan pada kulit
(3) Tidak ada tanda-tanda kejang
(4) Tidak ada tanda-tanda akrosianosis
(5) Konsumsi oksigen terpenuhi (SpO² >95%)
(6) Tidak ada tanda-tanda piloereksi
(7) Tidak ada tanda-tanda vasokontriksi perifer
(8) Kutis memorata menurun
(9) Pucat menurun
(10) Takikardi menurun (normal 60-100x/menit)
(11) Takipnea menurun (normal 16-24x/menit)
(12) Bradikardi menurun (normal 60-100x/menit)
(13) Tidak ada tanda-tanda kuku sianolik
(14) Tidak ada tanda-tanda hipoksia
(15) Suhu tubuh membaik (normal 36,5-37,5 ºC)
(16) Suhu kulit membaik
(17) Kadar glukosa darah membaik (GDA puasa < 100 mg/dL, GDA sesaat < 160
mg/dL)
(18) Pengisian kapiler membaik (CRT < 2 detik)
(19) Ventilasi membaik (tidak ada PCH, tidak ada retraksi otot dada)
(20) Tekanan darah membaik (sistole 90-120 mmHg, diastole 60-80 mmHg.
6. Intervensi dan Tindakan
Intervensi keperawatan merupakan segala treatment yang dikerjakan oleh perawat
yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran (outcome)
(PPNI T. P., 2018). Intervensi keperawatan dalam studi kasus ini disesuaikan dengan buku
Standart Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang terdiri dari intervensi utama dan
intervensi tambahan, masing-masing intervensi memiliki tindakan keperawatan.
Intervensi dalam studi kasus ini dijabarkan sebagai berikut:
1) Intervensi utama, Intervensi utama dalam studi kasus ini meliputi :
(1) Manajeman hipertermia, Manajemen hipertermia memiliki beberapa tindakan
sebagai berikut :
a. Observasi
a) Identifikasi penyebab hipertermia (mis. dehidrasi, terpapar
lingkungan panas, penggunaan inkubator)
b) Monitor suhu tubuh
c) Monitor kadar elektrolit
d) Monitor haluaran urine
b. Terapeutik
a) Sediakan lingkungan yang dingin
b) Longgarkan atau lepaskan pakaian
c) Basahi dan kipasi permukaan tubuh
d) Berikan cairan oral
e) Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami
hiperhidrosis (keringat berlebih)
f) Lakukan pendinginan eksternal (mis. selimut hipotermia atau
kompres dingin pada dahi, leher, dada, abdomen, aksila)
g) Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
h) Batasi oksigen, jika perlu
c. Edukasi: Anjurkan tirah baring
d. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika perlu
(2) Regulasi temperatur
Regulasi temperatur memiliki beberapa tindakan sebagai berikut:
a. Observasi
a) Monitor suhu bayi sampai stabil (36,5ºC – 37,5ºC)
b) Monitor suhu tubuh anak tiap dua jam, jika perlu
c) Monitor tekanan darah, frekuensi pernapasan dan nadi d. Monitor
warna dan suhu kulit
d) Monitor dan catat tanda dan gejala hipotermi atau hipertermia
b. Terapeutik
a) Pasang alat pemantau suhu kontinu, jika perlu
b) Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi yang adekuat
c) Bedong bayi segera setelah lahir untuk mencegah kehilangan
panas
d) Masukkan bayi BBLR ke dalam plastik segera setelah lahir (mis.
bahan polyethylene, polyuurethane)
e) Gunakan topi bayi untuk mencegah kehilangan panas pada bayi
baru lahir
f) Tempatkan bayi baru lahir di bawah radiant warmer
g) Pertahankan kelembaban inkubator 50% atau lebih untuk
mengurangi kehilangan panas karena proses evaporasi
h) Atur suhu inkubator sesuai kebutuhan
i) Hangatkan terlebih dahulu bahan-bahan yang akan kontak dengan
bayi (mis. selimut, kain bedongan, stetoskop)
j) Hindari meletakkan bayi di dekat jendela terbuka atau di area
aliran pendingin ruangan atau kipas angin
k) Gunakan matras penghangat, selimut hangat, dan penghangat
ruangan untuk menaikkan suhu tubuh, jika perlu
l) Gunakan kasur pendingin, water circulating blankets, ice pack
atau gel pad dan intravascular cooling cathetedzation untuk
menurunkan suhu tubuh
m) Sesuaikan suhu lingkungan dengan kebutuhan pasien
c. Edukasi
a) Jelaskan cara pencegahan heat exhasution dan heat stroke
b) Jelaskan cara pencegahan hipotermi karena terpapar udara dingin
c) Demonstrasikan teknik perawatan metode kanguru (PMK) untuk
d) bayi BBLR
d. Kolaborasi, Kolaborasi pemberian antipiretik, jika perlu
2) Intervensi tambahan, Intervensi tambahan dalam studi kasus ini
meliputi :
(1) Edukasi termoregulasi, Edukasi termoregulasi memiliki beberapa
tindakan sebagai berikut :
a. Observasi: Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi
b. Terapeutik
a) Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
b) Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan c.
Berikan kesempatan untuk bertanya
c. Edukasi
a) Ajarkan kompres hangat jika demam
b) Ajarkan cara pengukuran suhu
c) Anjurkan penggunaan pakaian yang dapat menyerap keringat
d) Anjurkan tetap memandikan pasien, jika memungkinkan
e) Anjurkan pemberian antipiretik, sesuai indikasi
f) Anjurkan menciptakan lingkungan yang nyaman
g) Anjurkan membanyak minum
h) Anjurkan penggunaan pakaian yang longgar
i) Anjurkan minum analgesik jika merasa pusing, sesuai
indikasi
j) Anjurkan melakukan pemeriksaan darah jika demam > 3 hari

1.3.2 Diagnosa II
Idem dengan di atas
1.3.3 Diagnosa III
Idem dengan di atas
BAB 2
LAPORAN KASUS

2.1 Pengkajian
Lembar pengkajian hanya diisi checklist sesuai dengan hasil pengkajian yang
sesuai. Lembar checklist yang tidak terisi tidak usah dicantumkan.

2.2 Analisa Data dan Diagnosa


No D Problem Etiologi
1. Data Subjektif:
at (tidak Hipertermia 1. Proses infeksi
tersedia) a 2. Hipertiroid
3. Stroke
Data Objektif: suhu tubuh diatas 4. Dehidrasi
nilai normal (36,5-37,5ºC), kulit 5. Trauma
merah, kejang, takikardi, 6. Prematuritas
takipnea, kulit terasa hangat.

Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis tentang respons


individu, keluarga atau komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses
kehidupan aktual ataupun potensial sebagai dasar pemilihan intervensi keperawatan
untuk mencapai hasil tempat perawat bertanggung jawab (Febri, 2018). Diagnosa
keperawatan dalam studi kasus ini disesuaikan dengan hasil pengkajian dan analisa
data. Penulisan diagnosa keperawatan disesuaikan dengan pedoman atau panduan
dalam penulisan Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) yaitu :
Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi ditandai dengan suhu
tubuh diatas nilai normal (36,5-37,5ºC), kulit merah, kejang, takikardi, takipnea dan
kulit terasa hangat.

2.3 Intervensi
No Intervensi Tindakan
2.4 Implementasi
Tanggal/ Tanggal Jam: s.d
Jam Jam:
Hari Ke Paraf
Jam Implementasi Subjektif Objektif Assesment Planning

2.5 Evaluasi
No Tgl/ Jam Diagnosa Kep Evaluasi Paraf
DAFTAR PUSTAKA
LEMBAR PERNYATAAN
BERSEDIA MENJADI PARTISPAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : (Inisial)
Jenis Kel :
Alamat :
Hubungan dengan pasien :
Menyatakan bahwa Mahasiswa
Nama :
Alamat :
Benar-benar telah melaksanakan asuhan keperawatan pada keluarga saya. Saya
juga menyatakan bahwa mahasiswa tersebut selama melakukan perawatan kepada
keluarga saya tidak melakukan tindakan yang:
1. Melanggar protokol pencegahan covid 19
2. Merugikan saya dan keluarga
3. Tidak sopan dan berkomunikasi yang tidak baik
4. Tindakan lain yang sifatnya negatif.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk digunakan
sebagaimana mestinya.

Pamekasan, 2020
Yang membuat pernyataan

Nama
DOKUMENTASI KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai