Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr.

A DENGAN
DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER (DHF) DI RUANG TERATAI 2

RSU ANWAR MEDIKA SIDOARJO

DISUSUN OLEH :

USWATUN KHASANAH

(202103023)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

TAHUN 2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Asuhan Keperawatan ini di diajukan oleh:

Nama : Uswatun Khasanah


Nim : 202103023
Program Studi : Profesi Ners
Judul :
Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada Sdr. A Dengan Dengue
Haemorrhagic Fever (DHF) Di Ruang Teratai 2 RSU Anwar Medika Sidoarjo

Telah melaksanakan praktik di RSU Anwar Medika Sidoarjo, telah diperiksa dan disetujui sebagai
tugas dalam praktik Keperawatan Medical Bedah

Sidoarjo,

Pembimbing Akademik Pembimbing Ruangan

( ) ( )

Mengetahui,
Kepala Ruangan

( )
Pathway

Virus Dengue

Reaksi antigen – antibody Viremia

Mengeluarkan zat mediator


vasodilatasi Mengeluarkan mual Merangsang
pembuluh darah zat mediator saraf simpatis
Peningkatan permeabilitas otak
dinding pembuluh darah
Merangsang
kebocoran Sakit kepala hipotalamus Diteruskan ke
plasma anterior ujung saraf
bebas
Hematokrit darah berpindah Nafsu makan
Trombositopenia ke ektravaskuler Suhu menurun
tubuh
Nyeri
otot
Hemokonsentrasi Kekurangan
Resiko Perdarahan volume cairan Intake
inadekuat

Hipertermi Nyeri akut


Perdarahan
Ketidakseimbangan
Risiko Syok hipovolemik nutrisi

Kematian Hospitalisasi

Cemas
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DHF
A. Pengkajian
a. Identitas pasien
Nama, umur (pada DHF tersering menyerang anak dengan usia kurang 15 tahun), jenis
kelamin, alamat, nama orang tua, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua. b. Riwayat
kesehatan
b. Keluhan utama
Keluhan yang menonjol pada pasien DHF untuk datang ke rumah sakit adalah panas tinggi
dan anak lemah.
c. Riwayat kesehatan sekarang Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai
menggigil. Turunnya panas terjadi antara hari ke-3 dan ke-7, anak anak semakin lemah.
Kadang – kadang disertai dengan keluhan batuk, pilek, nyeri telan, mual, muntah anoreksia,
diare atau konstipasi, sakit kepala, nyeri oto dan persendian, nyeri ulu hati dan pergerakkan
bola mata terasa pegal, serta adanya manifestasi perdarahan pada kulit, gusi (grade III, IV),
melena atau hematemesis.
d. Riwayat kesehatan dahulu Penyakit
Pada DHF, anak biasanya mengalami serangan ulangan DHF dengan tipe virus yang lain.
e. Riwayat gizi Status gizi yang menderita DHF dapat bervariasi.
Semua dengan status gizi baik maupun buruk dapat beresiko, apabila terdapat beberapa
faktor predisposisinya. Yang menderita DHF sering mengalami keluhan mual, muntah, dan
nafsumakan menurun. Apabila kondisi ini berlanjut dan tidak disertai dengan pemenuhan
nutrisi yang mencukupi, maka akan dapat mengalami penurunan berat badan sehingga status
gizinya menjadi kurang.
f. Pola kebiasaan
1) Nutrisi dan metabolisme Frekuensi, jenis, pantangan, nafsu makan berkurang.
2) Eliminasi alvi (buang air besar) Anak mengalami diare atau konstipasi. Sementara pada
DBD grade IV bisa terjadi melena.
3) Eliminasi urin (bang air kecil) Pada anak DHF akan mengalami urine output sedikit. Pada
DHF grade IV sering terjadi hematuria.
4) Tidur dan istirahat Nyamuk Aedes Aegypti biasanya menggigit pada siang hari jam
10.00-12.00 dan sore hari pada jam 16.00-18.00.
B. Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik secara umum :
1. Tingkat kesadaran
Biasanya ditemukan kesadaran menurun, terjadi pada grade III dan grade IV karena nilai
hematokrit meningkat menyebabkan darah mengental dan oksigen ke otak berkurang.
2. Keadaan umum
Lemah
3. Tanda-tanda vital (TTV)
Tekanan nadi lemah dan kecil (grade III), nadi tidak teraba (grade IV), tekanan darah
menurun (sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang), suhu tinggi (diatas 37,5oC)
a) Kepala Kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena demam.
b) Mata Konjungtiva anemis
c) Hidung
Hidung kadang mengalami perdarahan (epistaksis) pada grade II, III, IV. 7)
d) Telinga Terjadi perdarahan telinga (pada grade II, III, IV)
e) Mulut
Pada mulut didapatkan bahwa mukosa mulut kering, terjadi perdarahan gusi, dan nyeri
telan. Sementara tenggorokkan mengalami hyperemia pharing
f) Leher Kelenjar getah bening dan kelenjar tiroid tidak mengalami pembesaran
g) Dada/thorak
Inspeksi : Bentuk simetris, kadang-kadang tampak sesak.
Palpasi : Biasanya fremitus kiri dan kanan tidak sama
Perkusi : Bunyi redup karena terdapat adanya cairan yang tertimbun pada paru
Auskultasi : Adanya bunyi ronchi yang biasanya terdapat pada grade III, dan IV. 11)
h) Abdomen
Inspeksi : Abdomen tampak simetris dan adanya asites.
Palpasi : Mengalami nyeri tekan, pembesaran hati (hepatomegali)
Perkusi : Terdengar redup
Auskultasi: Adanya penurunan bising usus
i) Sistem integument
Adanya petekia pada kulit spontan dan dengan melakukan uji tourniket. Turgor kulit
menurun, dan muncul keringat dingin, dan lembab. Pemeriksaan uji tourniket dilakukan
dengan terlebih dahulu menetapkan tekanan darah anak. Selanjutnya diberikan tekanan
antara sistolik dan diastolic pada alat ukur yang dipasang pada tangan. Setelah dilakukan
tekanan selama 5 menit, perhatikan timbulnya petekie di bagian volar lengan bawah
(Soedarmo, 2016).
j) Genitalia Biasanya tidak ada masalah
k) Ekstremitas Akral dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi serta tulang. Pada kuku
sianosis/tidak
C. Diagnosa
1. Hipertemia Berhubungan Dengan Proses Penyakit (DHF)
2. Nyeri Akut Berhubngan Dengan Angen Pecedera Fisiologis
3. Risiko Syok Berhubungan Dengan Perdarahan
D. Intervensi

Diangosa Keperawatan SLKI SIKI


Hipertermi Berhubungan Dengan Proses Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Hipertermia (I. 15506)
Penyakit (DHF) (D.0130) 3x24 jam diharapkan termogulasi membaik Observasi
Definisi: Suhu tubuh meningkat di atas dengan kriteria hasil : 1) Identifikasi penyebab hipertermia
1. Menggigil menurun (5) 2) Monitor suhu tubuh
rentang normal tubuh
2. Pucat menurun (5) 3) Monitor kadar elektrolit
Penyebab: 3. Suhu tubuh membaik (5) 4) Monitor haluaran urin
1) Dehidrasi 4. Suhu kulit menmbaik (5) 5) Monitor komplikasi akibat
2) Terpapar lingkungan panas hipertermia
3) Proses penyakit Terapeutik
4) Ketidaksesuaian pakaian dengan 6) Sediakan lingkungan yang dingin
suhu lingkungan 7) Longgarkan atau lepaskan pakaian
8) Basahi dan kipasi permukaan tubuh
5) Peningkatan laju metabolisme
9) Berikan cairan oral
6) Respons trauma 10) Ganti linen setiap hari atau lebih
7) Aktivitas berlebihan sering mengalami hiperhidrosis
8) Penggunaan inkubator 11) Lakukan pendinginan eksternal
12) Hindari pemberian antipiretik dan
Gejala dan Tanda Mayor aspirin
Subyektif: - 13) Berikan oksigen
Edukasi
Obyektif : Suhu tubuh diatas normal
14) Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
Gejala dan Tanda Minor 15) Kolaborasi pemberian cairan dan
Subyektif: - elektrolit intravena
Obyektif:
1) Kulit merah
2) Kejang
3) Takikardi
4) Takipnea
5) Kulit terasa hangat
Kondisi Klinis Terkait:
1) Proses infeksi
2) Hipertiroid
3) Stroke
4) Dehidrasi
5) Trauma
6) Prematuritas
Nyeri Akut Berhubungan Dengan Agen Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x Manajemen Nyeri (I.08238)
Pecedera Fisiologis 24 jam diharapkan Tingkat Nyeri menurun Observasi
dengan kriteria hasil : 1) Identifikasi lokasi, karakteristik,
1. Keluhan nyeri menurun (5) durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
Definisi:
2. Meringis menurun (5) nyeri
Pengalaman sensorik atau emosional yang 3. Gelisah menurun (5) 2) Identifikasi skala nyeri
berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual 4. Kesulitan tidur menurun (5) 3) Identifikasi respon nyeri non verbal
atau fungsional, dengan onset mendadak 5. Nafsu makan meningkat (5) 4) Identifikasi faktor yang
atau lambat dan berintensitas ringan hingga 6. Pola tidur membaik (5) memperberat dan memperingan
berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan. nyeri
5) Monitor efek samping Penggunaan
analgesik
Penyebab:
Terapeutik
1) Agen pecedera fisiologis (Mis. 6) Berikan teknik non farmakologis
Inflamasi, iskemia, neoplasma) untuk mengurangi rasa nyeri
2) Agen pecedera kimiawi (Mis. misalnya nafas dalam
Terbakar, bahan kimia iritan) 7) Kontrol lingkungan yang
3) Agen pecedera fisik (Mis. Abses, memperberat rasa nyeri misalnya
amputasi, terbakar, terpotong suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan
mengangkat berat, prosedur operasi,
8) Fasilitas istirahat dan tidur
trauma, latihan fisik berlebihan) Edukasi
9) Jelaskan penyebab, periode dan
Gejala dan Tanda Mayor pemicu nyeri
Subyektif: Mengeluh Nyeri 10) Jelaskan strategi meredakan nyeri
11) Anjurkan menggunakan analgetik
Obyektif: secara tepat
1) Tampak meringis 12) Ajarkan teknik non farmakologis
2) Bersikap protektif (Mis. Waspada untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
posisi menghindari nyeri)
13) Kolaborasi dengan dokter
3) Gelisah
pemberian analgetik Jika perlu
4) Frekuensi nadi meningkat
5) Sulit tidur

Gejala dan Tanda Minor


Subyektif: -
Obyektif:
1) Tekanan darah meningkat
2) Pola nafas berubah
3) Nafsu makan berubah
4) Proses berfikir terganggu
5) Menarik diri
6) Berfokus pada diri sendiri
7) Diaforesis

Kondisi Klinis Terkait


1) Kondisi pembedahan
2) Cedera traumatis
3) Infeksi
4) Sindrom koroner akut
5) Glaukoma
Risiko Syok berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Perdarahan
perdarahan selama 2 x 24 jam diharapkan tingkat syok Observasi
menurun dengan kriteria hasil: 1) Identifikasi penyebab perdarahan
1) Kekuatan nadi meningkat 2) Periksa adanya darah pada muntah,
Definisi:
2) Akral dingin menurun sputum, feses, urine, pengeluaran
Berisiko mengalami ketidakcukupan aliran 3) Pucat menurun NGT, dan drainase luka, jika perlu
darah ke jaringan tubuh, yang dapat 4) Kelembapan membran mukosa 3) Periksa ukuran dan karakteristik
mengakibatkan disfungsi seluler yang meningkat hematoma, jika ada
mengancam jiwa 5) Hemoglobin membaik 4) Monitor terjadinya perdarahan (sifat
6) Hematokrit membaik dan jumlah)
7) Suhu tubuh membaik 5) Monitor hasil hemoglobin dan
Faktor Resiko hematokrit sebelum dan setelah
1) Hipoksemia kehilangan darah
2) Hipoksia 6) Monitor tekanan darah
3) Hipotensi Terapeutik
4) Kekurangan volume cairan 7) Istirahatkan area yang mengalami
5) Sepsis perdarahan
8) Berikan kompres dingin, jika perlu
6) Sindrom respons inflamasi sistemik
9) Lakukan penekanan atau balut
(systemic inflamatory response tekan, jika perlu
syndrome (SIRS)) Edukasi
10) Jelaskan tanda – tanda perdarahan
Faktor Resiko 11) Ajurkan melapor jika menentukan
1) Perdarahan tanda – tanda perdarahan
2) Trauma multipel 12) Anjurkan membatasi aktivitas
Kolaborasi
3) Pneumothoraks
13) Kolaborasi pemberian cairan, jika
4) Infark miokard perlu
5) Kardiomiopati 14) Kolaborasi pemberian transfusi
6) Cedera medula spinalis darah, jika perlu
7) Anafilaksasis
8) Sepsis
9) Koagulasi intravaskuler diseminata
10) Sindrom respons inflamasi sistemik
(Systemic inflamotory response
syndrome (SIRS))
E. Implementasi
Pelaksanaan atau implementasi adalah tindakan yang direncanakan dalam rencana
keperawatan (Tarwoto Wartonah, 2015). Perawat melakukan pengawasan terhadap efektifitas
intervensi yang dilakukan, bersamaan pula menilai perkembangan pasien terhadap pencapaian
tujuan atau hasil yang diharapkan.
Pelaksanaan atau implementasi keperawatan adalah suatu komponen dari proses keperawatan
yang merupakan kategori dari perilaku keperawatan di mana t indakan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan yang dilakukan dan
diselesaikan (Perry & Potter, 2005).

F. Evaluasi
Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan SOAP.

S: Respon subjektif klien terhadap tindakan keperawatan yang dilaksanakan

O: Respon objektif klien terhadap tindakan keperawatan yang dilaksanakan

A: Analisa ulang atas data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan apakah masalah
masih tetap muncul atau ada masalah baru atau ada masalah yang kontradiktif dengan
masalah yang ada

P: Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisa respon klien.


1) Hipertermi b.d Proses Penyakit
Kriteria Hasil:
a) Menggigil menurun
b) Pucat menurun
c) Suhu tubuh membaik
d) Suhu kulit menmbaik
2. Nyeri Akut b.d Agen Pecedera Fisiologis
Kriteria Hasil:
a) Keluhan nyeri menurun
b) Meringis menurun
c) Gelisah menurun
d) Kesulitan tidur menurun
e) Nafsu makan meningkat
f) Pola tidur membaik
3. Risiko Syok b.d Perdarahan
a) Kekuatan nadi meningkat
b) Akral dingin menurun
c) Pucat menurun
d) Kelembapan membran mukosa meningkat
e) Hemoglobin membaik
f) Hematokrit membaik
g) Suhu tubuh membaik

Anda mungkin juga menyukai