Dosen Pembimbing :
Sudarso, S.Kep.,Ns.,M.Kep
NIM : 202314901008
Hari/Tanggal :
Jam :
Mahasiswa
(Nur Fadila.)
Mengetahui,
(.........................................................) (......................................................)
Kepala Ruangan
(................................................................)
LEMBAR KONSUL
Nama :
Kelompok :
Ruangan :
Stase praktek :
Nama pembimbing :
dan disebabkan oleh empat serotipe virus dan genus flavivirus, virus RNA
dari keluarga falviviradea. Infeksi oleh satu serotipe virus tersebut, dan
dan aedes albopictus dimana faktor utama penyakit dari DHF sehingga
2. Klasifikasi DHF
himokonsentrasi.
cepat dan lemah, tekanan darah menurun (20 mmHg atau kurang)
d. Derajat IV yaitu syok berat, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak
teratur.
3. Etiologi
Infeksi salah satu serotipe akan menimbulkan antibody terhadap tipe yang
Menurut Nugraheni (2023) tanda dan gejala DHF antara lain yaitu:
a. Demam dengue
1) Sakit kepala.
2) Lemas. Mual.
1) Petekie.
2) Epistaksis.
3) Pendarahan gusi.
4) Hematemesis.
5) Melena.
6) Hypermenorhea.
7) Hemoglobinuria
c. Sindrom syok dengue
3) Hipotensi
5. Patofisiologi.
viremia. Hal tersebut akan menimbulkan reaksi oleh pusat pengatur suhu
perdarahan dan jika tidak tertangani maka akan menimbulkan syok. Masa
virus dengue inkubasi 3-15 hari, rata-rata 58 hari. Virus akan masuk ke
dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Pertama tama yang
sakit kepala, mual, nyeri otot pegal pegal di seluruh tubuh, ruam atau
bintik bintik merah pada kulit, hiperemia tenggorokan dan hal lain yang
mungkin terjadi pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati atau
Akibat aktivasi C3 dan C5 akan di lepas C3a dan C5a dua peptida yang
kecepatan dan jumlahnya untuk mencegah terjadi edema paru dan gagal
jantung, sebaliknya jika tidak mendapat cairan yang cukup, penderita akan
virus Dengue
melalui gigitan nyamuk
Suhu tubuh
Defisit nurtisi Nyeri otot
meningkat
Istirahat tidak cukup Hematokrit menurun
Resiko infeksi
7. Pemeriksaan penunjang
1) Pada demam dengue terdapat Leukopenia pada hari kedua atau hari
ketiga.
hemokonsentrasi.
test (PRNT). Plaque adalah daerah tempat virus menginfeksi sel dan
batas yang jelas akan dilihat terhadap sel di sekitar yang tidak terkena
infeksi.
uji HI. Prinsip dari metode ini adalah mendeteksi adanya antibody IgM
f. Rontgen Thorax : pada foto thorax (pada DHF grade III/ IV dan
8. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
dalam pemberian minum pada anak sedikt demi sedikit yaitu 1,5-2
ICU.
b. Penatalaksaan kepreawatan
sudah dalam keadaan lemah, malas minum dan tidak jarang setelah
infus. Bila keadaan pasien sangat lemah infus lebih baik dipasang
9. Komplikasi
konvulsi,
1) kaku kuduk
1) infeksi
2) kerusakan hati
3) kerusakan otak
4) resiko syok
5) kematian.
DAFTAR PUSTAKA
TERMOREGULASI
A. Konsep Termoregulasi
1. Definisi Termoregulasi
Termoregulasi merupakan salah satu hal yang penting dalam
a. Hipertermia
b. Hipotermia
2. Etiologi
Ketika kulit hangat menyentuh obje yentuh objek yang lebih dingin, k
yang lebih dingin, panas hilang. hilang. Ketika suhu dua objek sama,
langsung langsung dalam kontak dengan kulit. Arus udara kulit. Arus
meningkat. ningkat.
menjadi gas. Selama evaporasi, kira-kira 0,6 kalori panas hilang untuk
oleh sistem saraf simpatis. saraf simpatis. Bila suhu Bila suhu tubuh
efisien bila gerakan udara minimal atau bila kelembaban udara tinggi.
3. Manifestasi Klinis
a. Hipertermia
Pola hipertermi:
24 sekali 24 jam.
normal.
b. Hipotermia
4) Tekanan darah men Tekanan darah menurun dan terjadi urun dan
5) Demam (hiperpireksia)
c. Heat stroke
4. Patofisiologi
dari metabolism dengan panas yang dilepas melalui kulit dan paru – paru
sedikit lebih tinggi pada sore hari jika dibandingkan pagi harinya. jika
suhu diotak. Hal ini diotak. Hal ini sama dengan pengaturan sama dengan
menjadi lebih hangat, lebih hangat, maka nilai maka nilai suhu tubuh
pada pengukuran dipagi hari dan atau melebihi 37,7oC pada pengukuran
Menstimulasi pusat
termoregulasi
Kerja otot tubuh Intake yang kurang (hipotalamus)
meningkat
Resiko kekurangan
Mengirim implus Gangguan pola
Kelemahan nutrisi kepusat vasomotor tidur
Panas tubuh
Intoleransi aktivitas Daya tahan tubuh
meningkat Hipertermi
menurun
Kelebihan panas
terpancar Penguapan cairan tubuh
Kecemasan meningkat
Resiko ansietas
Resiko tinggi
kekurangan cairan
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
b. Pemeriksaan darah perifer lengkap
c. Pemeriksaan Pemeriksaan SGOT dan SGPT
d. Pemeriksaan widal
e. Pemeriksan urin
7. Penatalaksanaan medis
Menurut (Arsita, 2021) terdapat tindakan untuk pemenuhan termoregulasi
pada pasien DHF antaranya yaitu:
a. Penatalaksanaan pada pasien ini meliputi pemberian parachetamol tiap 4–
6 jam 3 x1 bila panas. bila panas. Diberikan infuse Diberikan infuse RL 2
0 tetes / 0 tetes / menit dan untu dan untuk membantu mencukupi
kebutuhan cairan dan membantu jalur masu obat parachetamol–
cefotaxime cefotaxime sebagai antibiotic sebagai antibiotic diberikan
diberikan secara intravena secara intravena dengan dosis 2x 1
g/hari.diberikan makanan rendah serat dan memperbaiki gizi pasien.
b. Perawatan Tirah baring absolute sampai minimal 7 hari bebas demam /
kurang lebih selama 14 hari.
c. Posisi tubuh harus d harus diubah setiap 2 setiap 2 jam untuk jam untuk
mencegah deku mencegah dekubitus
d. Mobilisasi sesuai kondisi
e. Diet
f. Makanan diberikan secara bertahap sesuai dengan keadaan penyakit
Makanan mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi protein, tidak boleh
mengandung banyak serat.
DAFTAR PUSTAKA
ARSITA, S. (2021). ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN YANG
MENGALAMI DEMAM THYPOID DENGAN MASALAH HIPERTERMI DI
RSUD KERTOSONO.
Herlambang, T. W. (2022). ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH
HIPERTERMIA PADA PASIEN DENGUE HAEMORRAHAGIC FEVER
(DHF) DI RSU ANWAR MEDIKA SIDOARJO.
Rosadi, I. U. (2021). EFEKTIVITAS PENGGUNAAN BEDONG ALUMUNIUM FOIL
PADA BAYI DENGAN HIPOTERMI RINGAN DI TPMBTRI HANDAYANI
SEPUTIH SURABAYA TAHUN 2021.
Triana, D. (2021). ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DEMAM TYPHOID DENGAN
MASALAH KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN TERMOREGULASI DI
RSUD PRINGSEWU TAHUN 2021.