Anda di halaman 1dari 7

NAMA : Herdi Retra Bannesi

NIM :00000003080
Defenisi
(DHF) adalah suatu penyakit yang terjadi pada
anak dengan gejala utama demam, nyeri otot,
dan sendi yang biasanya memburuk setelah dua
hari pertama.

Tanda dan gejala


- Meningkatnya suhu tubuh

- Nyeri pada otot seluruh


tubuh

Etiologi
Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan
melalui vektor yaitu nyamukaedes aegypti,

Reaksi anti bodi

Deman Viremia Trombositopenia

Pemeriksaan
HT Darah lengkap
HIPERTERMIA Gangguan Fungsi
HT Meningkat Trombosit
20% atau lebih
Permeabilitas
Foto Torax vascular
Kelainan koagulasi

Efusi Cairan Ke Pleura Kebocoran Rongga


Pleura Plasma A Abdomen
Fx pembembekuan
darah
POLA NAPAS TIDAK Hipotensi
EFEKTIF Asites
DIC
Anoksia Hipovolemia
Metabolisme Anaerob Jaringan Respon Perdarahan Berat
Gaster

Hiperextensi saraf Kejang/Shock


G3. PERFUSI JARINGAN
Asidosis Metabolik

Anoreksia Mual/Muntah HCL

RESIKO NUTRISI KURANG DEFISIT VOLUME CAIRAN


DARI KEBUTUHAN TUBUH DAN ELEKTROLIT
Keterangan : Merah : Diagnosa keperawatan
Kuning : Komplikasi
Hijau : Manifestasi Klinis

2. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual, muntah, dan anoreksia
3. Risiko tinggi terjadi perdarahan lebih lanjut berhubungan dengan trombositopenia
Risiko tinggi kurang volume cairan vaksuler berhubungan dengan pindahnya cairan
dari intravaskuler ke ekstravaskuler.
3. Perencanaan
1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.
Hasil yang diharapkan:
Suhu dalam batas normal (36 0C - 37 0C)
Pasien tidak demam lagi.

Intervensi Rasional
1. Kaji saat timbulnya demam 1. untuk mengidentifikasi pola
demam pasien
2. Observasi tanda -tanda vital: 2. Tanda - tanda vital merupakan
suhu, nadi, tekanan darah, perna- acuan untuk mengetahui
pasan keadaan umum pasien
3. Beri penjelasan tentang 3. Penjelasan tentang kondisi yang
penyebab demam atau dialami pasien dapat membantu
peningkatan suhu tubuh pasien/keluarga mengurangi
kecemasan yang timbul
4. Beri penjelasan kepada 4. Keterlibatan keluarga sangat
pasien/keluarga tentang hal - hal berarti dalam proses
yang dapat dilakukan untuk penyembuhan pasien
mangatasi demam
5. Jelaskan pentingnya tirah baring 5. Penjelasan yang diberikan pada
bagi pasien dan kaibatnya jika pasien/keluarga akan
hali tersebut tidak dilakukan memotivasi pasien untuk
kooperatif
6. Anjurkan pasien untuk minum 2 6. Peningkatan suhu tubuh dapat
- 3 liter/hari dan jelaskan mengakibatkan penguapan
manfaatnya bagi pasien tubuh meningkat sehingga perlu
diimbangi dengan asupan cairan
yang adekuat
7. Anjurkan menggunakan pakaian 7. Membantu penguapan
yang tipis dan menyerap
keringat 8. Antipiretik dapat menurunkan
8. Kolaborasi dengan dokter untuk suhu.
pemberian antipiretik.
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual, muntah, dan anoreksia
Hasil yang diharapkan:
Kebutuhan nutrisi terpenuhi, pasien mampu menghabiskan makanan sesuai dengan
porsi yang diberikan/dibutuhkan.

Intervensi Rasional
1. Kaji keluhan mual, sakit 1. Untuk menetapkan cara dalam
menelan, dan muntah yang mengatasinya
dialami pasien
2. Kaji cara/bagaimana makanan 2. Cara menghidangkan makanan
dihidangkan dapat mempengaruhi nafsu
makan pasien
3. Berikan makanan yang mudah 3. Membantu mengurangi kelelah-
ditelan seperti: bubur, tim, dan an pasien dan meningkatkan
hidangkan saat masih hangat asupan makanan karena mudah
ditelan
4. Beri makanan dalam porsi kecil 4. Untuk menghindari mual dan
dan frekuensi sering muntah
5. Catat jumlah porsi makan yang 5. Untuk mengetahui pemenuhan
xdihabiskan oleh pasien setiap kebutuhan nutrisi pasien
hari
6. Berikan nutrisi secara parenteral 6. Nutrisi parenteral sangat
(kolaborasi dengan dokter dan mebrmanfaat/dibutuhkan pasien
Gizi) terutama jika intake per oral
sangat kurang. Jenis makanan
dan jumlah pemberian nutrisi
parenteral merupakan
wewenang dokter
7. Beri obat - obatan antasida (anti 7. Antasida (antiemetik)
emetik) sesuai program medik membantu mengurangi rasa
mual dan muntah.

3. Risiko tinggi kurang volume cairan vaksuler berhubungan dengan pindahnya cairan
dari intravaskuler ke ekstravaskuler.
Hasil yang diharapkan:
Tidak terjadi shock hipovolemik
Tanda - tanda vital dalam batas normal
Keadaan umum baik.

Intervensi Rasional
1. Monitor keadaan umum pasien 1. Dengan memonitor keadaan
umum pasien, perawat dapat
segera mengetahui jika terjadi
tanda - tanda pre-shoch/shock
sehingga dapat ditangani
2. Observasi tanda - tanda vital: 2. Tanda vital dalam batas normal
nadi, tekanan darah menandakan keadaan umum
pasien baik, perawat perlu
mengobservasi tanda - tanda
vital selama pasien mengalami
perdarahan untuk memastikan
tidak terjadi pre-shock/shock
3. Monitor tanda - tanda perdarahan 3. Perdarahan yang cepat diketahui
dapat segera diatasi sehingga
pasien tidak sampai ke tahap
shock hipovolemik akibat
perdarahan hebat
4. Jelaskan pada pasien/keluarga 4. Dengan melibatkan pasien/
tentang tanda - tanda perdarahan keluarga diharapkan tanda -
yang mungkin dialami pasien tanda perdarahan dapat segera
diketahui
5. Anjurkan pada pasien/keluarga 5. Keterlibatan keluarga untuk
untuk segera melaporkan jika segera melaporkan jika terjadi
tanda - tanda paeradarahan perdarahan pada pasien sangat
membantu tim perawat untuk
segera melakukan tindakan
yang tepat
6. Pasang infus, beri therapi cairan 6. Pemberian cairan intravena
intravena jika terjadi perdarahan sangat diperlukan untuk
(kolaborasi dengan dokter) mengatasi kehilangan cairan
tubuh yang hebat yaitu untuk
mengatasi shock hipovolemik
7. Segera puasakan jika perdarahan 7. Puasa membantu
terjadi di saluran pencernaan mengistirahatkan saluran
pencarnaan untuk sementara
selama perdarahan berasal dari
saluran cerna
8. Cek Hb., Ht., trombosit (Cyto) 8. Untuk mengetahui tingkat
kebocoran pembuluh darahyang
dialami pasien untuk acuan
melakukan tindakan lebih lanjut
terhadap perdarahan tersebut
9. Perhatikan keluhan - keluhan 9. Untuk mengetahui sejauh mana
pasien seperti mata kunang - pengaruh pardarahan tersebut
kunang, pusing, lemah, pada pasien sehingga tenaga
ekstremitas dingin, sesak napas kesehatan lebih waspada
10. Berikan transfusi sesuai program 10. Untuk menggantikan volume
dokter darah yang hilang
11. Monitor input - output, catat dan 11. Pengukuran dan pencatatan
ukur perdarahan yang terjadi, sangat penting untuk
produksi urine mengetahui jumlah perdarahan
yang dialami pasien. Utnuk
mengetahui keseimbangan
cairan tubuh. Produksi urine
yang lebih pekat dan lebih
sedikit dari normal (sangat
sedikit) menunjukan pasien
kekurangan cairan dan
mengalami shock. Hati - hati
terhadap perdarahan di dalam
12. Beri obat - obatan untuk 12. Untuk menghentikan perda-
mengatasi perdarahan sesuai rahan
dengan program dokter
13. Bila terjadi tanda - tanda shock 13. Untuk menghindari kondisi
hipovolemik, baringkan terlen- yang lebih buruk
tang atau posisi datar
.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC. Jakarta.
Effendy, Christantie. 2006. Perawatan Pasien DHF. Jakarta: EGC.
Hendarwanto. 2010. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Long, C. Barbara and William J. Phillipp. 1989. Medical Surgical Nursing. Sint Louis: The
Mosby Company.
Nanda International.2014.Nursing Diagnoses: Definitions and classification 2015-2017.PDF
Perry, Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. EGC. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai