Febris (demam) yaitu meningkatnya suhu tubuh yang melewati batas normal yaitu lebih
dari 38 C (Fadjari Dalam Nakita 2003).
Febris (demam) yaitu merupakan rspon yangsangat berguna dan menolong tubuh dalam
memerangi infeksi (KesehatanAnak 1999).
B. PATOFLOW
kejang
Parsial Umum
Peningkatan suhu
tubuh
1
Sak
Keperawatan Bagian Anak
2
Sak
Keperawatan Bagian Anak
3 Resiko cidera fisik Tujuan : 3.1 Identifikasi dan 3.1 Untuk menentukan
berhubungan dengan hindari faktor tindakan
Setelah dilakukan
perubahan Status pencetus kejang. keperawatan
tindakan selanjutnya
kesadaran dan keperawatan selama 3.2 Meminimalkan
aktifitas kejang 1 x 24 jam di 3.2 Tempatkan anak resiko cedera
harapkan kejang pada tempat tidur yang
tidak berulang memakai pengaman
diruang yang tenang
DS : dan nyaman. 3.3 Menghidari/mencega
Orang tua Kriteria :
3.3 Sediakan h lidah jatuh
mengatakan disamping tempat kebelakang pada saat
anaknya kejang Pasien tidak ada
cidera akibat tidur tongue spatel dan kejang sehingga
DO : gudel untuk mencegah tertutup jalan nafas
Suhu tubuh serangan
kejang. lidah jatuh kebelakang
pasien > 38 0c. apabila pasien kejang. 3.4 Membantu untuk
Pasien kejang Pasien tidur
dengan tempat 3.4 Longgarkan memudahkan
berulang kali. pakaian. pernafasan
tidur pengaman
3.5 Posisi miring lebih
membuka jalan nafas
3.5 Posisi miring 3.6 Menghindari injuri
kesatu sisi. yang tidak di
3.6 Jauhkan pasien harapkan
dari alat yang dapat 3.7 meminimalkan injuri
melukai. saat kejang
3.7 Kencangkan
pengamanan tempat
tidur.
3.8 penumpukan secret
3.8 Lakukan suction bisa menghambat
bila banyak sekret. jalan nafas
3.9 mengetahui
3.9 Catat penyebab penyebab, lama
mulai terjadinya kejang dan gejala
kejang, prosesnya pada saat kejang
berapa lama, adanya membantu dalam
sianosis dan tindakan medis
inkotinensia, deviasi berikutnya
dari pada mata dan
gejala-gejala lain yang
timbul selama kejang. 3.10melihat
3.10 Setelah kejang perkembangan
observasi tanda-tanda kondisi anak setelah
vital setiap 15-30 kejang
menit dan observasi
keadaan pasien sampai
benar-benar pulih dari
kejang.
3.11depresi pernafasan
3
Sak
Keperawatan Bagian Anak
6. Perubahan proses Tujuan : 6.1 Berikan kesempatan 6.1 Orang tua anak
keluarga Setelah dilakukan pada orang tua anak merasa ada yang
4
Sak
Keperawatan Bagian Anak
5
Sak
Keperawatan Bagian Anak
Masuk alveoli
Sputum
Kompliance paru turun
mengental
Bersihan
Gangguan pola nafas
jalan nafas
6
Sak
Keperawatan Bagian Anak
kriteria hasil
1 Gangguan pertukaran Setelah dilakukan 1.1 Kaji irama, kedalaman 1.1 Mengetahui
gas berhubungan tindakan dan ekspansi pernafasan intervensi yang akan
dengan sekresi yang keperawatan termasuk pengguanaan dilakukan
berlebih dan batuk selama 2 x 24 otot bantu nafas 1.2 Suara nafas dapat
tidak efektif jam gangguan 1.2 Auskultasi suara nafas membantu dalam
pertukaran gas dan ada tidaknya suara menentukan
dapat teratasi abnormal (wheezing) intervensi yang akan
di lakukan
DS : 1.3 Posisi nyaman dapat
Kriteria hasil
Orang tua 1.3 Berikan posisi nyaman membantu dalam
mengatakan Anak
untuk anak (semifowler) proses aspirasi
anaknya batuk terbebas dari
1.4 Dapat membantu
dan agak sesak batuk 1.4 Observasi adanya
RR normal mencegah sianosis
sianosis pada bibir
16 -24 x/mnt terjadi
DO : 1.5 Perubahan frekuensi
1.5 Monitor tanda-tanda
anak tampak nafas bisa terlihat
vital
batuk dari tanda-tanda vital
RR 24x/mnt 1.6 Kaji kemampuan 1.6 Melihat sejauh mana
aktivitas anak misalnya proses penyakit
adanya kelemahan mengganggu
aktifitas dan dapat di
Kolaborasi lakukan tindakan
1.7 Pemberian oksigen selanjutnya
1.7 Membantu anak
dalam pemenuhan
kebutuhan oksigen
1.8 Tindakan nebulizer
yang diperlukan
1.8 Membantu
1.9 Pemberian obat anti tusif mengencerkan dahak
dan ekspektoran pasien
1.9 Membantu dalam
proses penyembuhan
2. Bersihan jalan nafas Setelah dilakukan 2.1 Kaji frekuensi/ 2.1 Mengetahui
tidak efektifnya tindakan kedalaman pernafasan intervensi yang akan
berhubungan dengan keperawatan dan pergerakan dada dilakukan
2.2 Lakukan auskultasi dada 2.2 Suara nafas dapat
peningkatan produksi selam 2 x 24 jam
kaji adanya suara nafas
sputum Tidak efektifnya membantu dalam
seperti crakles, ronchi,
bersihan jalan wheezing menentukan
DS nafas bisa teratasi intervensi yang akan
Orang tua anak 2.3 Monitor tanda – tanda di lakukan
mengatakan Kriteria hasil : vital 2.3 Perubahan frekuensi
anaknya terlihat nafas bisa terlihat
Klien
sesak dari tanda-tanda
mengatakan
2.4 Lakukan suction bila vital.
tidak sesak perlu
DO 2.4 Tindakan dilakukan
RR normal
RR lebih dari 24 bila dahak anak tidak
16 – 24 2.5 Anjurkan kepada orang
x/mnt bisa di keluarkan
x/mnt tua pasien untuk
Menggunakan secara mandiri
memberikan minum air 2.5 Membantu dalam
otot bantu
mineral yang banyak
pernafasan proses pengenceran
kepada anak
Terdengaran 2.6 Berikan posisi yang dahak
bunyi ronkhi nyaman dan mencegah
terjadinya aspirasi sekret
2.6 Mencegah aspirasi
Kolaborasi
2.7 pemberian oksigen pada anak
7
Sak
Keperawatan Bagian Anak
8
Sak
Keperawatan Bagian Anak
6 Cemas berhubungan Tujuan : 6.1 Kaji rasa cemas anak 6.1 Mengetahui sejauh
dengan tindakan Setelah dilakukan mana tingkat
infasive tindakan kecemasan yang
keperawatan dirasakan oleh anak
DS : selama 1 x 24 sehingga
Orang tua anak jam diharapkan memudahkan dalam
mengatakan anak rasa cemas anak 6.2 Libatkan keluarga dalam tindakan selanjutnya
nya selalu teratasi 6.2 Pendekatan awal
setiap tindakan
menangis bila melalui orang tua
melihat dokter perawatan
Kriteria hasil : 6.3 Berikan pujian jika klien anak
atau perawat
Anak tampak mau diberikan tindakan 6.3 menambah rasa
DO :
Anak terlihat tenang perawatan dan percaya diri anak
menangis pada Anak mau pengobatan akan keberanian dan
saat ada petugas menerima 6.4 Lakukan kontak sesering kemampuannya
yang datang setiap mungkin dan lakukan 6.4 Kasih saying serta
tindakan dan komunikasi baik verbal pengenalan diri
pengobatan maupun non verbal perawat akan
(sentuhan, belaian dll) menunbuhkan rasa
6.5 Berikan mainan sebagai aman pada klien.
rangsang sensori anak 6.5 Mainan bisa
mengalihkan rasa
cemas anak pada
tindakan perawatan
7. Perubahan proses Tujuan : 7.1 Berikan kesempatan 7.1 Orang tua anak
keluarga Setelah dilakukan pada orang tua anak merasa ada yang
berhubungan dengan tindakan untuk mengungkapkan memperhatikan
kondisi kronik keperawatan ekspresi perasaanya sehingga orang tua
selama 1 x 24 merasa aman dalam
DS : jam diharapkan segala hal tindakan
9
Sak
Keperawatan Bagian Anak
10
Sak
Keperawatan Bagian Anak
B. PATOFLOW
11
Sak
Keperawatan Bagian Anak
Tujuan dan
No Diagnosa Rencana tindakan Rasional
kriteria hasil
1. Peningkatan suhu Tujuan : 1.1 Observasi suhu tubuh 1.1 Menilai
tubuh yang Setelah dilakukan anak perkembangan
berhubungan dengan tindakan pasien
proses infeksi keperawatan 1.2 Lakukan kompres hangat 1.2 Kompres hangat
DS : selama 3 x 24 sesuai kebutuhan meningkatkan proses
Orang tua jam di harapkan evaporasi.
mengatakan suhu tubuh pasien 1.3 Catat intake dan output 1.3 Mengetahui
anaknya panas. normal ( 36,5 – cairan tubuh keseimbangan intake
DO : 37,5 0c ) dan output pasien.
Suhu tubuh 1.4 Anjurkan kepada orang 1.4 Dengan
pasien > 37,5 0c. Kriteria hasil : tua untuk memberikan memperbanyak
Mukosa bibir Suhu tubuh minum 50 cc/kgBB/hari minum 50
kering. anak normal sesuai berat badan anak cc/kgBB/24 jam
Pasien tampak ( 36,5 – 37,5
0 akan menghindarkan
menggigil. c ).
Mukosa bibir kekurangan cairan
Hasil lab leukosit
> dari normal ( > lembab. dan elektrolit
10000 /mm3 Anak tidak 1.5 Anjurkan kepada orang 1.5 Proses hilangnya
menggigil. tua untuk memakaikan panas akan
Hasil lab anak pakaian tipis dan terhalangi untuk
dalam batas mudah menyerap pakaian yang tebal
normal, L : keringat dan tidak akan
5000 –
menyerap keringat
10000 /mm3.
4 Gangguan pertukaran Setelah dilakukan 4.1 Kaji irama, kedalaman 4.1 Mengetahui
gas berhubungan tindakan dan ekspansi pernafasan intervensi yang akan
dengan sekresi yang keperawatan termasuk pengguanaan dilakukan
berlebih dan batuk selama 2 x 24 otot bantu nafas
tidak efektif jam gangguan 4.2 Auskultasi suara nafas 4.2 Suara nafas dapat
pertukaran gas dan ada tidaknya suara membantu dalam
DS : dapat teratasi abnormal (wheezing) menentukan
Orang tua intervensi yang akan
mengatakan Kriteria hasil di lakukan
anaknya batuk 4.3 Berikan posisi nyaman 4.3 Posisi nyaman dapat
Anak
dan agak sesak untuk anak (semifowler) membantu dalam
terbebas dari
proses aspirasi
batuk 4.4 Observasi adanya
DO : 4.4 Dapat membantu
RR normal sianosis pada bibir
anak tampak mencegah sianosis
16 -24 x/mnt
batuk terjadi
4.5 Monitor tanda-tanda
RR 24x/mnt 4.5 Perubahan frekuensi
vital
nafas bisa terlihat
4.6 Kaji kemampuan dari tanda-tanda vital
4.6 Melihat sejauh mana
aktivitas anak misalnya
proses penyakit
adanya kelemahan
mengganggu
Kolaborasi aktifitas dan dapat di
4.7 Pemberian oksigen lakukan tindakan
selanjutnya
4.7 Membantu anak
dalam pemenuhan
4.8 Tindakan nebulizer kebutuhan oksigen
yang diperlukan
4.8 Membantu
4.9 Pemberian obat anti tusif
mengencerkan dahak
dan ekspektoran
pasien
4.9 Membantu dalam
proses penyembuhan
5 Gangguan pola napas Setelah dilakukan 5.1 Kaji tingkat kecemasan 5.1 Cemas bisa
berhubungan dengan tindakan pasien mengakibatkan
peningaktan keperawatan frekuensi nafas
kompensasi tubuh selama 1x 24 meningkat
untuk meningkatkan jam diharapkan 5.2 Perubahan frekuensi
5.2 Observasi tanda – tanda
DS : Gangguan pola vital nafas bisa terlihat
Orang tua nafas teratasi dari tanda-tanda
mengatakan vital.
anaknya batuk Kriteria hasil : 5.3 Atur posisi duduk pasien 5.3 Membantu dalam
dan agak sesak dengan semi fowler ekspansi paru
DO : Anak tidak 5.4 Kaji irama, kedalaman 5.4 Mengetahui
Frekuensi nafas merasa sesak dan ekspansi pernafasan intervensi yang akan
> 24x/mnt Frekuensi termasuk pengguanaan dilakukan
Nadi kecil dan napas normal otot bantu nafas 5.5 Suara nafas dapat
cepat 16 – 24 5.5 Auskultasi suara nafas
membantu dalam
x/mnt dan ada tidaknya suaea
menentukan
Irama napas abnormal (wheezing)
teratur intervensi yang akan
di lakukan
Tidak ada 5.6 Observasi kafilary refill 5.6 Kafilary refill > dari
9 Kurang pengetahuan Tujuan : 9.1 Kaji pengetahuan orang 9.1 Proses penyembuhan
keluarga tentang Setelah dilakukan tua tentang penyakit dan anak dipengaruhi
kondisi, prognosis tindakan perawatan penyakit yang oleh kesiapan fisik
dan kebutuhan keperawatan di alami anak. dan mental serta latar
terapi berhubungan selama 1 x 24 belakang
dengan pemaparan jam diharapkan pengetahuan orang
informasi terbatas, kurang tua sebelumnya.
salah interpretasi pengetahuan 9.2 Jelaskan tentang proses 9.2 Pemahaman tentang
informasi dan atau keluarga tentang penyakit, penyebab dan masalah ini penting
keterbatasan kognitif. kondisi, akibatnya terhadap untuk meningkatkan
prognosis dan gangguan pemenuhan partisipasi keluarga
DS : kebutuhan terapi kebutuhan sehari-hari orang tua dalam
keluarga teratasi aktivitas sehari-hari. proses perawatan
mengatakan anak
tidak tahu Kriteria hasil : 9.3 Jelaskan tentang tujuan 9.3 Meningkatkan
tentang penyakit keluarga pemberian obat, dosis, pemahaman dan
yang di derita mengerti frekuensi dan cara partisipasi orang tua
tentang pemberian serta efek dalam pengobatan.
DO : penyakit samping yang mungkin
keluarga tampak yang di timbul
9.4 Jelaskan dan tunjukkan 9.4 Meningkatkan
bertanya ke derita
cara perawatan perineal kemandirian dan
perawat tentang anaknya
setelah defekasi kontrol orang tua
penyakit yang di
terhadap kebutuhan
deritanya perawatan anaknya
B. PATOFLOW
B. PATOFLOW
Salmonella typhosa
Saluran pencernaan
Resti kurang
volume cairan
A. PENGERTIAN
DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh Arbovirus ( arthro podborn virus ) dan
ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegepty
Demam Dengue adalah penyakit demam akut selama 2-7 hari dengan dua atau lebih
manifestasi sebagai berikut : nyeri kepala, nyeri retro-rbital, mialgia, ram kulit,
manifestasi perdarahan dan leucopenia. ( Alan R. Tumbelaka, Subbagian Infeksi Tropis,
Bagian Kesehatan Anak FKUI-RSCM )
B. PATOFLOW
Virus Dengue
Viremia
Resiko syok
hipovolemia
Syok
Kematian
7 Cemas Tujuan : 7.1 Kaji rasa cemas anak 7.1 Mengetahui sejauh
berhubungan Setelah dilakukan mana tingkat
dengan tindakan tindakan keperawatan kecemasan yang
infasive selama 1 x 24 jam dirasakan oleh anak
diharapkan rasa cemas sehingga
DS : anak teratasi memudahkan
Orang tua anak dalam tindakan
mengatakan Kriteria hasil : 7.2 Libatkan keluarga selanjutnya
anak nya selalu 7.2 Pendekatan awal
Anak tampak dalam setiap tindakan
menangis bila melalui orang tua
tenang perawatan
melihat dokter
7.3 Berikan pujian jika anak
atau perawat
Anak mau klien mau diberikan 7.3 menambah rasa
DO :
Anak terlihat menerima setiap tindakan perawatan percaya diri anak
menangis pada tindakan dan dan pengobatan akan keberanian
saat ada pengobatan 7.4 Lakukan kontak dan
petugas yang sesering mungkin dan kemampuannya
datang lakukan komunikasi 7.4 Kasih saying serta
baik verbal maupun pengenalan diri
non verbal (sentuhan, perawat akan
belaian dll) menunbuhkan rasa
7.5 Berikan mainan aman pada klien.
sebagai rangsang
sensori anak 7.5 Mainan bisa
mengalihkan rasa
cemas anak pada
tindakan perawatan
8 Perubahan proses Tujuan : 8.1 Berikan kesempatan 8.1 Orang tua anak
keluarga Setelah dilakukan pada orang tua anak merasa ada yang
berhubungan tindakan keperawatan untuk memperhatikan
dengan kondisi selama 1 x 24 jam mengungkapkan sehingga orang tua
kronik diharapkan perubahan ekspresi perasaanya merasa aman dalam
proses keluarga segala hal tindakan
DS : teratasi yang diberikan
Orang tua kepada anaknya
mengatakan 8.2 Kaji mekanisme
Kriteria hasil : 8.2 Mengetahui tingkat
cemas dengan koping keluarga
Anak tampak mekanisme koping
kondisi yang dalam mengahadapi
tenang dapat menentukan
dialami masalah pada anak
Anak mau menerima tindakan
anaknya
DO : setiap tindakan dan keperawatan
Orang tua anak pengobatan 8.3 Jelaskan pada orang berikutnya
sering bertanya tua anak tentang 8.3 Orang tua
tentang prosedur pengobatan/ memahami dan
perkembangan mengerti tentang
perawatan yang akan
kondisi prosedur sehingga
anaknya dilakukan
mau bekejasama
dalam perawatan
8.4 Informasikan kepada anak
B. PATOFLOW
Infeksi bakteri rangsang mekanik dan biokimia.
Virus dan parasit gangguan keseimbangan cairan&elektrolit
Pengobatan perawatan
Kondisi, prognosis, lanjut kejang resiko cedera
Dan diit
Kurang informasi, kondisi kurang dari lebih dari 15 menit
Prognosis/pengobatan 15 menit
Dan perawatan perubahan suplay
Tidak menimbulkan Darah ke otak
Kurang pengetahuan/ gejala sisa
Inefektif
Penatalaksanaan kejang resiko kerusakan sel
Cemas Neuron otak
Cemas
1 Resiko cidera fisik Tujuan : 1.1 Identifikasi dan 1.1 Untuk menentukan
berhubungan hindari faktor tindakan
Setelah dilakukan
dengan serangan pencetus kejang. keperawatan
tindakan keperawatan 1.2 Tempatkan anak selanjutnya
kejang berulang. selama 1 x 24 jam di pada tempat tidur 1.2 Meminimalkan
harapkan kejang tidak yang memakai resiko cedera
berulang pengaman diruang
yang tenang dan
DS :
Kriteria : nyaman.
Orang tua anak
1.3 Sediakan 1.3 Menghidari/mence
mengatakan
Pasien tidak ada disamping tempat gah lidah jatuh
anaknya kejang
cidera akibat tidur tongue spatel kebelakang pada
DO :
serangan kejang. dan gudel untuk saat kejang
Suhu tubuh sehingga tertutup
Pasien tidur mencegah lidah
pasien > 37,5 0c. jalan nafas
dengan tempat jatuh kebelakang
Pasien kejang apabila pasien 1.4 Membantu untuk
berulang kali. tidur pengaman
kejang. memudahkan
1.4 Longgarkan pernafasan
pakaian. 1.5 Posisi miring lebih
membuka jalan
1.5 Posisi miring nafas
kesatu sisi. 1.6 Menghindari injuri
1.6 Jauhkan pasien yang tidak di
dari alat yang dapat harapkan
melukai. 1.7 meminimalkan
1.7 Kencangkan injuri saat kejang
pengamanan tempat
tidur. 1.8 penumpukan secret
1.8 Lakukan suction bisa menghambat
bila banyak sekret. jalan nafas
1.9 mengetahui
1.9 Catat penyebab penyebab, lama
mulai terjadinya kejang dan gejala
kejang, prosesnya pada saat kejang
berapa lama, membantu dalam
adanya sianosis dan tindakan medis
inkotinensia, berikutnya
deviasi dari pada
mata dan gejala-
gejala lain yang
timbul selama
kejang. 1.10melihat
1.10 Setelah kejang perkembangan
observasi tanda- kondisi anak
tanda vital setiap setelah kejang
15-30 menit dan
observasi keadaan
pasien sampai
benar-benar pulih
dari kejang. 1.11depresi pernafasan
1.11 Observasi dan gangguan
adanya depresi irama jantung bisa
pernafasan dan membuat anak
1.12untuk mengurangi
kejang pada anak
Kolaborasi
1.12 Pemberian anti
konvulsive i.v
(Dilantin, Valium, 1.13membantu suplai
Phenobarbital). oksigen pada saat
anak kejang
1.13 Pemberian 1.14melihat apakah ada
oksigen tambahan. gangguan pada
otak anak
1.14 Pemeriksaan CT
Scan kepala.
2 Peningkatan suhu Tujuan : 2.1 Observasi suhu 2.1 Menilai
tubuh yang Setelah dilakukan tubuh anak perkembangan
berhubungan tindakan keperawatan 2.2 Lakukan kompres pasien
dengan proses selama 3 x 24 jam di hangat sesuai 2.2 Kompres hangat
infeksi sekunder harapkan suhu tubuh kebutuhan meningkatkan
DS : pasien normal ( 36,5 – 2.3 Catat intake dan proses evaporasi.
Orang tua 37,5 0c ) output cairan tubuh 2.3 Mengetahui
mengatakan keseimbangan
anaknya panas. Kriteria hasil : 2.4 Anjurkan kepada intake dan output
DO : Suhu tubuh anak orang tua untuk pasien.
Suhu tubuh normal ( 36,5 – memberikan minum 2.4 Dengan
pasien > 37,5 0c. 37,5 0c ). 50 cc/kgBB/hari memperbanyak
Mukosa bibir Mukosa bibir minum 50
sesuai berat badan
kering. lembab. cc/kgBB/24 jam
anak
Pasien tampak Anak tidak akan
menggigil. menggigil.
menghindarkan
Hasil lab Hasil lab dalam
leukosit > dari batas normal, L : kekurangan cairan
normal ( > 5000 – 10000 2.5 Anjurkan kepada dan elektrolit
10000 /mm3 /mm3. orang tua untuk 2.5 Proses hilangnya
memakaikan anak panas akan
pakaian tipis dan terhalangi untuk
mudah menyerap pakaian yang tebal
keringat dan tidak akan
menyerap keringat
2.6 Anjurkan orang tua
2.6 Tirah baring untuk
untuk
mengurangi
mengistirahatkan
metabolisme dan
anak ditempat tidur
panas
selama fase febris.
2.7 Memberikan
2.7 Pertahankan
lingkungan nyaman kesempatan pada
dan aman anak untuk dapat
Kolaborasi istirahat.
2.8 Pemasangan IV line
2.8 Mengganti cairan
dan elektrolit
2.9 Pemberian secara adekuat dan
antipiretik cepat
2.9 Sebagai
pengobatan untuk
menurunkan
demam.
3 Cemas berhubungan Tujuan : 3.1 Kaji rasa cemas 3.1 Mengetahui sejauh
dengan tindakan Setelah dilakukan anak mana tingkat
infasive tindakan keperawatan kecemasan yang
selama 1 x 24 jam dirasakan oleh
DS : diharapkan rasa cemas anak sehingga
Orang tua anak anak teratasi memudahkan
mengatakan dalam tindakan
anak nya selalu selanjutnya
3.2 Libatkan keluarga
menangis bila 3.2 Pendekatan awal
melihat dokter dalam setiap
tindakan perawatan melalui orang tua
atau perawat
anak
penyakit yang
di derita
B. PATOFLOW
Tujuan dan
No Diagnosa Rencana tindakan Rasional
kriteria hasil
1. Resiko Peningkatan Tujuan : 1.1 Observasi suhu tubuh 1.1 Menilai
suhu tubuh yang Setelah dilakukan anak perkembangan pasien
berhubungan dengan tindakan 1.2 Kompres hangat
proses infeksi keperawatan 1.2 Lakukan kompres hangat meningkatkan proses
DS : selama 3 x 24 sesuai kebutuhan evaporasi.
Orang tua jam di harapkan 1.3 Mengetahui
mengatakan suhu tubuh pasien 1.3 Catat intake dan output keseimbangan intake
anaknya panas. normal ( 36,5 – cairan tubuh dan output pasien.
DO : 37,5 0c ) 1.4 Dengan
Suhu tubuh 1.4 Anjurkan kepada orang memperbanyak
pasien > 37,5 0c. Kriteria hasil : tua untuk memberikan minum 50
Mukosa bibir Suhu tubuh minum 50 cc/kgBB/hari cc/kgBB/24 jam akan
kering. anak normal sesuai berat badan anak menghindarkan
Pasien tampak ( 36,5 – 37,5
0
c ). kekurangan cairan
menggigil.
Hasil lab leukosit Mukosa bibir dan elektrolit
> dari normal ( > lembab. 1.5 Proses hilangnya
10000 /mm3 Anak tidak 1.5 Anjurkan kepada orang panas akan terhalangi
menggigil. tua untuk memakaikan untuk pakaian yang
Hasil lab anak pakaian tipis dan tebal dan tidak akan
dalam batas mudah menyerap menyerap keringat
normal, L : keringat
5000 –
10000 /mm3. 1.6 Tirah baring untuk
1.6 Anjurkan orang tua mengurangi
untuk mengistirahatkan metabolisme dan
anak ditempat tidur panas
selama fase febris. 1.7 Memberikan
1.7 Pertahankan lingkungan kesempatan pada
nyaman dan aman anak untuk dapat
istirahat.
Kolaborasi 1.8 Mengganti cairan dan
1.8 Pemasangan IV line elektrolit secara
adekuat dan cepat
1.9 Sebagai pengobatan
1.9 Pemberian antipiretik untuk menurunkan
demam.
A. PENGERTIAN
B. PATOFLOW
Inhalasi alergen, infeksi,
Peningkatan kerja
pernafasan
Asidosis respiratorik
DYSPEPSIA
A. PENGERTIAN
Dyspepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak enak/sakit
di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan (Arif, 2000).
Dyspepsia merupakan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari nyeri ulu hati, mual,
kembung, muntah, rasa penuh, atau cepat kenyang, sendawa (Dharmika, 2001).
Sedangkan menurut Aziz (1997), sindrom dyspepsia merupakan kumpulan gejala yang
sudah dikenal sejak lama, terdiri dari rasa nyeri epigastrium, kembung, rasa penuh, serta
mual-mual.
.
B. PATOFLOW
4 Cemas Tujuan : 4.1 Kaji rasa cemas anak 4.1 Mengetahui sejauh
berhubungan Setelah dilakukan mana tingkat
dengan tindakan tindakan keperawatan kecemasan yang
infasive selama 1 x 24 jam dirasakan oleh anak
DS : diharapkan rasa cemas sehingga
Orang tua anak teratasi memudahkan dalam
anak 4.2 Libatkan keluarga tindakan selanjutnya
mengatakan 4.2 Pendekatan awal
dalam setiap tindakan
anak nya melalui orang tua
selalu perawatan
anak
menangis bila
melihat dokter
atau perawat 4.3 Berikan pujian jika
klien mau diberikan 4.3 menambah rasa
DO : Kriteria hasil :
Anak terlihat tindakan perawatan percaya diri anak
Anak tampak
akan keberanian dan
A. PENGERTIAN
Tonsilitis akut adalah peradangan pada tonsil yang masih bersifat ringan. Radang tonsil pada
anak hampir selalu melibatkan organ sekitarnya sehingga infeksi pada faring biasanya juga
mengenai tonsil sehingga disebut sebagai tonsilofaringitis. ( Ngastiyah,1997 )
B. PATOFLOW
Invasi kuman patogen (bakteri / virus)
Penyebaran limfogen
Proses inflamasi