TEORI ENDOSIMBION
ULANGAN TENGAH SEMESTER
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Evolusi
Dosen Pengampu :
Muhammad Iqbal Filayani S.Si., M.Si.
Oleh:
Selama lebih dari 100 tahun, teori endosimbiotik telah memikirkan tentang
perbedaan antara sel prokariotik dan eukariotik. Lebih dari 20 versi berbeda dari teori
endosimbiotik telah disajikan dalam literatur untuk menjelaskan asal mula eukariota dan
mitokondria mereka. Sangat sedikit dari model tersebut yang menjelaskan anaerob
eukariotik. Peran energi dan batasan energetik yang ditempatkan organisasi sel
prokariotik pada inovasi evolusioner dalam sejarah sel baru-baru ini ditopang oleh teori
endosimbiotik. Hanya sel yang memiliki mitokondria yang memiliki sarana bioenergi
untuk mencapai kompleksitas sel eukariotik, itulah sebabnya mengapa tidak ada
perantara sejati dalam transisi prokariota-ke-eukariota. Versi terbaru dari teori
endosimbiotik menyatakan bahwa inang adalah archaeon (archaebacterium), bukan
eukariota. Oleh karena itu, sejarah evolusi dan biologi archaea semakin berkaitan
dengan asal usul eukariotik, lebih dari sebelumnya. Di sini, kami telah mengumpulkan
survei teori endosimbiotik untuk asal eukariota dan mitokondria, dan untuk asal usul inti
eukariotik, meringkas esensi masing-masing dan membandingkan beberapa prediksi
mereka dengan pengamatan. Aspek baru endosimbiosis dalam evolusi eukariota
menjadi fokus dari pertimbangan ini: inang asal plastida adalah anaerob fakultatif.
meringkas hal-hal penting dari masing-masing dan membandingkan beberapa prediksi
mereka dengan observasi. Aspek baru endosimbiosis dalam evolusi eukariota menjadi
fokus dari pertimbangan ini: inang asal plastida adalah anaerob fakultatif. meringkas
hal-hal penting dari masing-masing dan membandingkan beberapa prediksi mereka
dengan observasi. Aspek baru endosimbiosis dalam evolusi eukariota menjadi fokus
dari pertimbangan ini: inang asal plastida adalah anaerob fakultatif.
Kejadian yang paling menonjol dalam sejarah evolusi organisme adalah transisi
dari prokariot (sel tanpa inti) menjadi eukariot (sel dengan inti). Tahun 1920-an, Ivan
Wallin telah menduga bahwa sel eukariot berasal dari koloni bakteri. Baru kemudian
tahun 1981 Margulis mengajukan Teori Endosimbiosis Serial (TES), yaitu evolusi sel
eukariot melibatkan simbiosis dari beberapa sel nenek moyang yang saling bebas dalam
urutan yang spesifik. Para nenek moyang ini terdiri atas sel inang (arkea metanogen
serupa Thermoplasma), nenek moyang mitokondria (serupa Daptobacter
dan Bdellovibrio), nenek moyang kloroplas (serupa Cyanobacter) dan nenek moyang
struktur pergerakan selular (serupa Spirochete). Para nenek moyang simbion masuk ke
sel inang sebagai makanan yang tidak dicerna atau sebagai parasit internal yang
kemudian antar mereka saling bekerjasama yang disebut endosimbiosis. Ketika mereka
menjadi saling tergantung maka simbiosis antar mereka menjadi saling tak terpisahkan.
"Life did not take over the globe by combat, but by networking".
Kronologi TES: sel-sel arkea dan eubakteri bergabung dalam kondisi anaerob;
sel-sel arkea menyediakan sitoplasma sedangkan spiroket menyediakan pergerakan dan
mitosis; beberapa sel bergabung dengan eubakteria pengguna oksigen yang
memunculkan sel yang bersifat aerobik; beberapa sel bergabung dengan cyanobakter
fotosintetik yang memunculkan sel yang bisa berfotosintesis.
TES tidak bisa memastikan asal-usul inti sel. Pandangan tradisional terhadap
asal-usul inti menyatakan bahwa genom inti berkembang melalui evolusi langsung dari
nenek moyang arkea. Di lain pihak, Margulis cenderung berpendapat bahwa inti sel
pada eukariotik berasal dari filiasi langsung dan simbiosis. Bukti adanya filisasi
langsung ini didukung oleh kemampuan membran sel melipat kemudian mendesak
material pewarisan (DNA) ke arah tengah sel. Sedangkankejadian fusi (simbiosis)-nya
tidak berasalan karena kemampuan membungkus mangsa belum pernah ditemukan pada
bakteri modern.
Dalam 30 tahun terakhir ini terjadi akumulasi data runutan protein dan DNA
yang merevisi TES secara kontinyu. Setidaknya, landasan teori simbiosis sudah lebih
bisa diterima oleh komunitas ilmiah sebagai mekanisme evolusi eukariot. Namun
begitu, masih dibutuhkan tambahan data runutan DNA dan meninjau ulang catatan fosil
untuk mengungkapkan permasalahan yang paling menantang dan menarik dalam bidang
biologi evolusi, yaitu asal-usul eukariot.
DAFTAR PUSTAKA
Martin WF, Garg S, Zimorski V. 2015 Teori endosimbiotik untuk asal eukariota. Phil.
Trans. R. Soc. B 370: 20140330.
Davidov Y, Huchon D, Koval SF, Jurkevitch E. 2006 Klade alfa-proteobakteri baru dari
Bdellovibrioseperti predator: implikasi untuk teori endosimbiosis mitokondria.
Mengepung. Mikrobiol. 8, 2179– 2188. (doi: 10.1111 / j.1462-2920.2006.01101.x)
1977 Endosimbion dan asal mitokondria. J. Mol. Evol. 10, 93–96. (doi: 10.1007 / BF
Keeling PJ. 2013 Jumlah, kecepatan, dan dampak endosimbiosis plastid dalam evolusi
eukariotik. Annu. Rev. Plant. Biol. 64, 583–607. (doi: 10.1146 / annurev-arplant-
050312-120144)01751802)hperspect.a016097)
Gray MW. 2014 Hipotesis pra-endosimbion: perspektif baru tentang asal mula dan
evolusi mitokondria. Cold Spring Harb. Perspect. Biol. 6, a016097. (doi: 10.1101 /
cshperspect.a016097)
Wilson EB. 1928 Sel dalam perkembangan dan keturunan, Edisi revisi ke-3. New York,
NY: Macmillan. (Dicetak ulang 1987 oleh Garland Publishing, New York.) Buchner P.
1953 Endosimbiose
CD von Dohlen, Kohler S, Alsop ST, McManus WR. 2001 Mealybug b- proteobacterial
endosymbionts mengandung g- simbion proteobakteri. Alam 412, 433–436. (doi:
10.1038 / 35086563)