Asal usul sel sama dengan asal usul kehidupan, dan merupakan langkah yang sangat penting
dalam teori evolusi. Kehadiran sel merupakan langkah dari senyawa organik menuju
kehidupan biologis.
Nenek moyang sel eukariotik yang pertama diduga merupakan bakteri heterotrofik anaerob.
Disebut sebagai bakteri anaerob karena enegi bakteri ini berasal dari perombakan makanan
tanpa menggunakan oksigen. Disebut sebagai bakteri heterotrof karena bakteri ini tdak dapat
mensintesis makanannya (seperti CO2 dan air), memerlukan senyawa kompleks dari
lingkungannya.
Sesuai dengan teori endosimbiotik, ada organisme prokariot yang relatif besar, bersifat
anaerob dan heterotrof, yang menelan organisme prokariot yang berukuran lebih kecil dan
bersifat aerob. Prokariot yang berukuran kecil itu diduga merupakan bakteri fotosintetik
ungu. Namun karena tidak dapat dicerna oleh sitoplasma prokariotik yang lebih besar, sel
prokariot yang lebih kecil tersebut tinggal menetap dan membentuk endosimbion di dalam
tubuh sel inangna. Saat sel inang bereproduksi, endosimbion juga bereproduksi. Setelah
beberapa generasi, endosimbion kehilangan sifat-sifat yang tidak dibutuhkannya lagi dan
berevolusi menjadi organel mitokondria yang kita kenal sekarang ini.
Diduga juga bawa bergabungnya endosimbion lain, terutama Cyanobacteria, menyebabkan
organisme eukariot heterotrof yang ada pada masa awal berubah menjadi organisme
heterotrof fotosintetik sekarang, yaitu alga dan tumbuhan hijau. Penggabungan kloroplas
merupakan tahap terakir dalam proses endosimbiotik karena semua mikroorganisme eukariot
mempunyai mitokondria, namun hanya alga dan tanaman yang mempunyai kloroplas.
http://izzadpunya.tripod.com/cgi-bin/evolusi.htm
Teori Endosimbiotik : Asal Usul Sel Eukariot
Pada awalnya, semua mahluk hidup diduga berasal dari mahluk bersel satu yang
sangat sederhana, yaitu bakteri prokariot. Dugaan ini diperkuat dengan
ditemukannya fosil sel prokariotik yang ada dalam batu-batuan yang berumur
3,5
miliar
tahun.
Namun, bagaimana sel prokariotik ini dapat berevolusi menjadi sel yang lebih
kompleks, yaitu sel eukariotik?
Sampai dengan sekitar tahun 1970, diyakini bahwa sel-sel eukariotik berevolusi
dari sel-sel prokariotik melalui suatu proses evolusi perlahan-lahan, yaitu
organel pada sel prokariotik perlahan-lahan berkembang menjadi lebih
kompleks. Konsep ini berubah setelah penemuan Lynn Margulis dari
Universitas Boston. Margulis membuktikan teori yang sebelumnya diabaikan,
yaitu organel-organel tertentu pada sel eukariotik, terutama mitokondria dan
kloroplas berasal dari sel prokariotik yang berukuran kecil.
Teori ini disebut teori endosimbiotik. Sesuai dengan teori endosimbiotik, ada
organisme prokariot yang relatif besar, yang menelan organisme prokariot yang
berukuran lebih kecil. Namun, karena tidak dapat dicerna oleh sitoplasma
prokariot yang lebih besar, sel prokariot yang lebih kecil tersebut tinggal
menetap dan membentuk endosimbion di dalam tubuh sel inangnya.
Bukti bahwa mitokondria dan plastida berasal dari endosimbiosis adalah sebagai
berikut:
4. Kedua mitokondria dan plastida mengandung DNA yang berbeda dari inti
sel.
5. Analisa urutan DNA dan perkiraan filogenetik menunjukkan bahwa DNA
nuklir mengandung gen yang mungkin berasal dari plastida.
6. Ribosom dalam organel-organel ini adalah seperti yang ditemukan pada
bakteri (70S).
7. Protein asal organel, seperti bakterinya, juga
formilmetionin dalam menginisiasi asam amino.
menggunakan
N-
Glaucocystis sp.
sumber :
Biologi SMA & MA untuk kelas 12 (Jakarta : Esis), hlm.239
http://en.wikipedia.org/wiki/Endosymbiotic_theory
1. Menurut teori evolusi biologi, makhluk hidup pertama merupakan hasil dari evolusi
molekul anorganik (evolusi kimia) yang kemudia berkembang menjadi struktur
kehidupan sel.2. Asal usul kehidupan ini berasal dari sintesis dan akumulasi monomer
organic pada kondisi abiotik.3. Molekul yang dihasilkan secara abiotik disebut
protobion yang didak dapat melakukan reproduksi namun dapat memperthankan
lingkungan kimia di dalamnya dari pengaruh lingkungan luar4. Ada 3 tipe protobion :
a.Koaservat : tetesan stabil yang cenderung terbentuk pada suspense makromolekul.
Bila ditambahkan enzim maka akan diserap dan melepaskan produk dari hasil
katalisis oleh enzim b.Mikrosfir : protobion yang terbentuk dengan sendirinya
menjadi tetes kecil saat didinginkan. Tersusun dari protenoid dan dikelilingi
membrane 2 lapis dan akan mengalami pembengkakan atau penciutan osmotic bila
ditempatkan dalam larutan garam c.Liposom : protobion yang langsung terbentuk
dengan sendirinya menjadi tetes kecil apabila komposisi organiknya menganding lipid
tertentu.
ASAL USUL SEL Beberapa teori ada untuk menjelaskanasal usul inti sel. Sebagian
besar ilmuanmasih percaya dengan hipotesis kariogenikatau teori autogen. Dalam
teori ini, inti seldan selaput penyelubungnya secarabertahap terbentuk lewat
prosespengumpulan yang masih misterius. Teorilawannya, hipotesis endokariotik atau
teorifusi, masih kurang terkenal. Teori iniberdasarkan gagasan kalau inti sel,
sepertiorganel eukariotik lainnya yang terselubungdalam selaput ganda (kloroplas
danmitokondria), berasal dari penangkapanbakteri penelan. Proposal ini sederhana
danberpotensi menjelaskan semua asal usulorganel dengan selaput ganda dalam
satumekanisme bukannya dua mekanisme (satuuntuk mitokondria dan kloroplas dan
satunyalagi untuk inti sel). Hingga sekarang adasedikit data yang mendukung baik
teoriautogen ataupun teori fusi.
Sel yang terbentuk pertama kali yang diperkirakan telah berlangsung sekitar 4miliar
tahun lalu adalah sel Heterotrof. Ciri-ciri:1. Tidak memiliki membran inti
(prokariotik)2. Tidak memiliki organel-organel.3. Melakukan respirasi anaerobik4.
Mampu bereproduksi melalui pembelahan sel Sel mengalami proses evolusi dari
bentuk yang paling sederhana ke bentuk yang semakin kompleks.
1. ASAL USUL SEL PROKARIOTIK Sel prokariotik merupakan sel yang memiliki
struktur lebih sederhana dibandingkan dengan sel eukariotik. Oleh karena itu, para
ahli menduga bahwa makhluk hidup yang pertama kali muncul merupakan prokariot.
Bagaimana proses munculnya bakteri atau Cyanobacteria tersebut? Seperti kita
ketahui, kehidupan tidak muncul secara spontan dari materi yang tidak hidup dan
tidak berwujud seperti yang ada sekarang ini. Namun, kondisi bumi sekarang sangat
berbeda dengan kondisi bumi saat baru berusia satu juta tahun. Kondisi atmosfernya
berbeda (misalnya kondisi oksigen yang minimal), banyak petir, aktivitas gunung
berapi, hantaman-hantaman meteor, serta raidasi UV sangat tinggi dibandingkan
dengan keadaan bumi saat ini. Oleh karenanya, lingkungan pada kondisi dulu
memungkinkan bermulanya kehidupan ini. Namun, masih banyak perdebatan
mengenai asal-usul kehidupan di bumi.
2. ASAL USUL SEL EUKARIOTIK Sel prokariotik lebih dulu ada daripada sel
eukariotik. Organisme eukariotik diduga muncul sekitar 1,5 milyar tahun yang lalu.
Membran sel mengalami pelekukan ke dalam sehingga mengelilingi DNA. Membran
bagian dalam bersatu membentuk membran nukleus dalam. Sedangkan, bagian luar
menjadi membran nukleus luar. Jadi membran yang mengelilingi DNA merupakan
membran rangkap. Hipotesis ini berdasarkan kenyataan saat ini bahwa membran
nukleus merupakan membran rangkap, dan membran luar nukleus memiliki hubungan
secara langsung dengan membran sel melalui Retikulum Endoplasma (RE).
Hubungan ini merupakan sisa-sisa membran plasma yang melekuk ke dalam. Dengan
terbentuknya membran nukleus, terbentuklah sel eukariotik. Dulu dipercaya bahwa
sel eukariotik merupakan hasil perubahan secara gradual dari sel prokariot
membentuk sel yang kompleks karena dalam sel prokariotik terdapat DNA. namun
Lynn margulis merubah teori ini dengan membuktikan bahwa organel-organel tertentu
pada sel eukariotik seperti mitokondria dan kloroplas berasal dari sel prokariotik yang
berukuran kecil, dengan kata lain sel eukariotik disusun oleh sel prokariot.
http://www.slideshare.net/SelviaSeptiani/evolusi-biologi-salsul
Dinding sel bakteri berfungsi untuk menahan tekanan osmotic sitoplasma, sehingga sel tidak
mudah pecah akibat masuknya air kedalam sel, dinding sel bakteri tersusun atas
peptidoglikan atau mukopepetida yang dapat dipergunakan sebagai dasar penggolongan
bakteri menjadi dua golongan , yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negative. Pada
bajteri gram positif, hamper 90% komponen dinding selnya tersusun atas peptidoglikan,
sedangkan pada bakteri gram negative berkisar antara 5 20%.
Selaput sitoplasma atau membran sel bakteri berfungsi dalam seleksi dan
pengangkutan larutan ke dalam sel; berperan dalam transfer elektron dan fosforilasi oksidatil;
pada bakteri aerob berperan dalam pengeluaran enzim hidrolitik; sebagai tempat enzim dan
molekul pembawa yang berfungsi dalam biosintesis DNA, polimer dinding sel dan lipid
selaput
Komponen utama membran sel tersusun atas lipid dan protein atau lipoprotein.
Membran sel bakteri dan sianobakteri membentuk lipatan ke dalam yang dinamakan
mesosom. Pada beberapa bakteri, mesosom berperan dalam pembelahan sel. Sedangkan pada
sianobakteri, mesosom berfungsi sebagai kompleks fotosintetik yang mengadung pigmen
fotosintesis.
Di dalam sitoplasma terdapat kurang lebih 20.000 - 30.000 ribosom yang tersusun
atas RNA dan protein. Ribosom merupakan tempat sintesis protein. Ribosom prokariotik
tersusun atas sub unit kecil dan sub unit besar yang berukuran 30 S dan 50 S (Svedberg).
Pada saat proses transaksi, kedua sub unit ini bersatu untuk menjalankan fungsinya. Di dalam
sitoplasma juga terdapat molekul protein dan enzim yang digunakan dalam setiap reaksi
kimia di dalam sitoplasma. Bakteri juga menyimpan cadangan makanan di sitoplasma dalam
bentuk granula-granula tidak larut air. Materi genetik sel prokariotik membentuk suatu
struktur yang dinamakan nukleoid, merupakan kromosom tunggal. Antara materi inti dengan
sitoplasma tidak terdapat pembatas atau tidak memiliki membrane inti. Sel prokariotik
mengandung sejumlah kecil DNA dengan total panjang antara 0,25 mm sampai 3 mm yang
mampu mengkode 2000 3000 protein.
2. Struktur Sel Eukariotik
Sel eukariotik biasanya merupakan penyusun struktur makhluk hidup multi seluler.
Sel eukariotik tersusun atas membrane sel, sitoplasma, nukleus, sentriol, retikulum
endoplasma, ribosom, komplek golgi, lisosom, badan mikro, mitrokondria, mikrotubulus dan
mikro filamen. Organelorganel di dalam sel memiliki peran yang sangat penting bagi
kelangsungan hidup sel tersebut. Setiap organel di dalam sel memiliki fungsi yang berbeda beda.
Membran sel
Struktur terluar sel berupa membran sel. Membrane tersusun atas lapisan lipoprotein
(gabungan antara lemak dan protein pada membran sel darah merah, 50%lemak-50%
protein).
Sitoplasma
Cairan yang terdapat dalam sel dan terletak di luar inti sel. Cairan yang terdapat di inti sel
disebut nukleoplasma. Matrik sitoplasma terdapat dalam lingkungan dalam sel. Matrik
sitoplasma berfungsi mengatur kekentalan sitoplasma, pembentukan benang spindel,
pembentukan berbagai serabut (mikrotubulus, filamen, myofibril).
Organel sel
a.
Mitokondria (terdapat di semua sel eukariotik)- berfungsi sebagai pembuat dan pemberi
energi
b.
Peroksisom (badan mikro)Peroksisom dan glikosom berasosiasi membentuk badan mikro
(struktur serupa dengan lisosom). Terletak di dekat mitokondria atau kloroplas. Berfungsi
menghasilkan enzim katalase (berfungsi menguraikn peroksida hydrogen)
c. Mikrotubulus (berfungsi untuk membentuk silia, sentriol dan benang-benang spindel)
d.