Anda di halaman 1dari 10

Asal usul sel

Asal usul sel sama dengan asal usul kehidupan, dan merupakan langkah yang sangat penting
dalam teori evolusi. Kehadiran sel merupakan langkah dari senyawa organik menuju
kehidupan biologis.

Asal-usul sel prokariot


Makhluk hidup pertama merupakan hasil dari evolusi molekul anorganik. Agregat molekul
yang dihasilkan secara abiotik adalah protobion. Protobion terdiri dari beberapa tipe, yaitu
koaservat, mikrosfir, dan liposom. Protobion dianggap sebagai bahan dasar pembentuk sel
purba atau disebut progenot. Progenot merupakan cikal bakal semua jenis sel yang ada
sekarang. Progenot berkembang menjadi kelompok sel prokariot purba seberti
Archaebacteria. Archaebacteria merupakan bakteri yang beradaptasi terhadap suhu sekitar
100C, atau kadar garam yang tinggi, atau kadar asam yang tinggi. Archaebacteria bersifat
anaerob, memiliki dinding sel yang tersusun dari berbagai jenis protein, mempunyai pigmen
fotosintetik berupa bakteriorodopsin, dan mampu menghasilkan ATP sendiri. Kelompok sel
yang lain, yaitu Eubacteria, merupakan bakteri yang hidup pada kondisi lingkungan yang
tidak sedrartis kondisi tempat hidup Archaebacteria. Eubacteria ada yang bersifat aerob dan
anaerob, mempunyai dinding sel yang tersusun dari peptidoglikan, mempunyai pigmen
fotosintetik berupa bakterioklorofil, dan mampu menghasilkan ATP secara lebih efisien
karena sistem transpor elektronnya lebih berkembang.
Sel prokariotik merupakan sel yang memiliki struktur yang lebih sederhana dibandingkan
dengan sel eukariotik. Oleh karena itu para ahli menduga bahwa makhlk hidup yang pertama
kali muncul merupakan prokariot.

Asal-usul sel eukariot


Sampai dengan sekitar tahun 1970, diyakini bahwa sel eukariotik berevolusi daari sel
prokariotik melalui suatu proses evolusi perlahan-lahan, yaitu organel pada sel prokariotik
perlahanlahan berkembang menjadi lebih kompleks. Konsep ini berubah setelah penemuan
Lynn Margulis dari Universitas Boston. Margulis membuktikan teori yang sebelumnya
diabaikan, yaitu organel-organel tertentu pada sel eukariotik, terutama mitokondria dan
kloroplas berasal dari sel prokariotik yang berukuran kecil. Sel prokariotik tersebut
menempati sitoplasma sel inang yang berukuran besar sehinga terbentuk sel eukariotik.
Hipotesis ini disebut sebagai teori endosimbiotik. Teori endosimbiotik bermakna bahwa sel
tunggal yang kompleks berevolusi dari dua atau lebih sel yang lebih sederhana, yang hidup
simbiotik dengan sel inangna.

Nenek moyang sel eukariotik yang pertama diduga merupakan bakteri heterotrofik anaerob.
Disebut sebagai bakteri anaerob karena enegi bakteri ini berasal dari perombakan makanan
tanpa menggunakan oksigen. Disebut sebagai bakteri heterotrof karena bakteri ini tdak dapat
mensintesis makanannya (seperti CO2 dan air), memerlukan senyawa kompleks dari
lingkungannya.
Sesuai dengan teori endosimbiotik, ada organisme prokariot yang relatif besar, bersifat
anaerob dan heterotrof, yang menelan organisme prokariot yang berukuran lebih kecil dan
bersifat aerob. Prokariot yang berukuran kecil itu diduga merupakan bakteri fotosintetik
ungu. Namun karena tidak dapat dicerna oleh sitoplasma prokariotik yang lebih besar, sel
prokariot yang lebih kecil tersebut tinggal menetap dan membentuk endosimbion di dalam
tubuh sel inangna. Saat sel inang bereproduksi, endosimbion juga bereproduksi. Setelah
beberapa generasi, endosimbion kehilangan sifat-sifat yang tidak dibutuhkannya lagi dan
berevolusi menjadi organel mitokondria yang kita kenal sekarang ini.
Diduga juga bawa bergabungnya endosimbion lain, terutama Cyanobacteria, menyebabkan
organisme eukariot heterotrof yang ada pada masa awal berubah menjadi organisme
heterotrof fotosintetik sekarang, yaitu alga dan tumbuhan hijau. Penggabungan kloroplas
merupakan tahap terakir dalam proses endosimbiotik karena semua mikroorganisme eukariot
mempunyai mitokondria, namun hanya alga dan tanaman yang mempunyai kloroplas.
http://izzadpunya.tripod.com/cgi-bin/evolusi.htm
Teori Endosimbiotik : Asal Usul Sel Eukariot
Pada awalnya, semua mahluk hidup diduga berasal dari mahluk bersel satu yang
sangat sederhana, yaitu bakteri prokariot. Dugaan ini diperkuat dengan
ditemukannya fosil sel prokariotik yang ada dalam batu-batuan yang berumur
3,5
miliar
tahun.
Namun, bagaimana sel prokariotik ini dapat berevolusi menjadi sel yang lebih
kompleks, yaitu sel eukariotik?
Sampai dengan sekitar tahun 1970, diyakini bahwa sel-sel eukariotik berevolusi
dari sel-sel prokariotik melalui suatu proses evolusi perlahan-lahan, yaitu
organel pada sel prokariotik perlahan-lahan berkembang menjadi lebih
kompleks. Konsep ini berubah setelah penemuan Lynn Margulis dari
Universitas Boston. Margulis membuktikan teori yang sebelumnya diabaikan,
yaitu organel-organel tertentu pada sel eukariotik, terutama mitokondria dan
kloroplas berasal dari sel prokariotik yang berukuran kecil.
Teori ini disebut teori endosimbiotik. Sesuai dengan teori endosimbiotik, ada
organisme prokariot yang relatif besar, yang menelan organisme prokariot yang
berukuran lebih kecil. Namun, karena tidak dapat dicerna oleh sitoplasma
prokariot yang lebih besar, sel prokariot yang lebih kecil tersebut tinggal
menetap dan membentuk endosimbion di dalam tubuh sel inangnya.

Saat sel inang bereproduksi, endosimbion juga bereproduksi. Setelah beberapa


generasi. endosimbion kehilangan sifat-sifat yang tidak dibutuhkannya lagi dan
berevolusi menjadi organel mitokondria yang kita kenal sekarang ini.

Diduga juga bahwa bergabungnya endosimbion lain, terutama Cyanobacteria,


menyebabkan organisme eukariot heterotrof yang ada pada masa awal berubah
menjadi organisme autotrof fotosintetik sekarang, yaitu alga dan tumbuhan
hijau. Penggabungan kloroplas merupakan tahap akhir dalah proses
endosimbiotik karena semua organisme eukariot memiliki mitokondria, namun
hanya alga dan tumbuhan hijau yang memiliki kloroplas.

Bukti bahwa mitokondria dan plastida berasal dari endosimbiosis adalah sebagai
berikut:

Mitokondria memiliki 2 membran.


1. Mitokondria dan plastida awalnya terbentuk hanya melalui proses yang
sama
dengan
pembelahan
biner.
2. Dalam beberapa ganggang, seperti Euglena, plastidanya dapat
dihancurkan oleh bahan kimia tertentu tanpa mempengaruhi sel. Dalam
kasus seperti itu, plastida tidak akan beregenerasi. Hal ini menunjukkan
bahwa regenerasi plastid bergantung pada sumber ekstraseluler, seperti
dari pembelahan sel atau endosimbiosis.
3. Kedua organel ini dikelilingi oleh dua atau lebih membran, yang
menunjukkan perbedaan komposisi dari membran sel lainnya.

4. Kedua mitokondria dan plastida mengandung DNA yang berbeda dari inti
sel.
5. Analisa urutan DNA dan perkiraan filogenetik menunjukkan bahwa DNA
nuklir mengandung gen yang mungkin berasal dari plastida.
6. Ribosom dalam organel-organel ini adalah seperti yang ditemukan pada
bakteri (70S).
7. Protein asal organel, seperti bakterinya, juga
formilmetionin dalam menginisiasi asam amino.

menggunakan

N-

8. Sebagian besar struktur internal dan biokimia dari plastida, misalnya


tilakoid dan klorofil tertentu, sangat mirip dengan cyanobacteria.
Filogenetik menunjukkan bahwa plastida paling erat kaitannya dengan
cyanobacteria.
9. Mitokondria memiliki beberapa enzim dan sistem transportasi yang mirip
dengan bakteri.
10.Beberapa protein yang dikodekan dalam nukleus diangkut ke kedua
organel ini, dan keduanya, mitokondria dan plastida memiliki genom kecil
dibandingkan dengan bakteri. Ini konsisten dengan meningkatnya
ketergantungan pada host eukariotik setelah mereka membentuk
endosimbiosis. Sebagian besar gen pada genom organel telah hilang atau
pindah ke nukleus. Gen yang paling dibutuhkan untuk fungsi mitokondria
dan plastid berada dalam nukleus bakterinya.
11.Plastida terdapat dalam kelompok yang sangat berbeda dari protista,
beberapa di antaranya berkaitan erat dengan bentuk plastida yang
berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa jika kloroplas ada dari awal,
kemiripan mereka satu sama lain sulit untuk dijelaskan.
12.Banyak dari protista berisi plastida "primer" yang belum pernah diperoleh
dari
eukariot
yang
mengandung
plastida.
13.Ganggang
glaucophyte
memiliki
kloroplas
yang
sangat
mirip
cyanobacteria. Secara khusus, mereka memiliki dinding sel peptidoglikan
antara dua membran.

Glaucocystis sp.

sumber :
Biologi SMA & MA untuk kelas 12 (Jakarta : Esis), hlm.239
http://en.wikipedia.org/wiki/Endosymbiotic_theory

EVOLUSI BIOLOGI Alexander Oparin mengemukakan di dalam atmosfer


primitifbumi akan timbul reaksi-reaksi yang menghasilkan senyawa organikdengan
energi pereaksi dari radiasi sinar ultra violet. Senyawaorganik tersebut merupakan
"soppurba" tempat kehidupan dapatmuncul. Senyawa organik akhirnya akan
membentuk timbunangumpalan (koaservat). Timbunan gumpalan (koaservat) yang
kayaakan bahan-bahan organik membentuk timbunan jajaran molekullipid sepanjang
perbatasan koaservat dengan media luar yangdianggap sebagai "selaput sel primitif"
yang memberi stabilitaspada koaservat.Meskipun begitu Oparin tetap berpendapat
amatlah sulit untuknantinya koaservat yang sudah terbungkus dengan selaput
selprimitif tadi akan dapat menghasilkan "organisme heterotrofik"yang dapat
mereplikasikan dirinya dan mengambil nutrisi dari "soppurba" yang kaya akan bahanbahan organik dan menjelaskanmekanisme transformasi dari molekul-molekul protein
sebagaibenda tak hidup ke benda hidup.

1. Menurut teori evolusi biologi, makhluk hidup pertama merupakan hasil dari evolusi
molekul anorganik (evolusi kimia) yang kemudia berkembang menjadi struktur
kehidupan sel.2. Asal usul kehidupan ini berasal dari sintesis dan akumulasi monomer
organic pada kondisi abiotik.3. Molekul yang dihasilkan secara abiotik disebut
protobion yang didak dapat melakukan reproduksi namun dapat memperthankan
lingkungan kimia di dalamnya dari pengaruh lingkungan luar4. Ada 3 tipe protobion :
a.Koaservat : tetesan stabil yang cenderung terbentuk pada suspense makromolekul.
Bila ditambahkan enzim maka akan diserap dan melepaskan produk dari hasil
katalisis oleh enzim b.Mikrosfir : protobion yang terbentuk dengan sendirinya
menjadi tetes kecil saat didinginkan. Tersusun dari protenoid dan dikelilingi

membrane 2 lapis dan akan mengalami pembengkakan atau penciutan osmotic bila
ditempatkan dalam larutan garam c.Liposom : protobion yang langsung terbentuk
dengan sendirinya menjadi tetes kecil apabila komposisi organiknya menganding lipid
tertentu.

ASAL USUL SEL Beberapa teori ada untuk menjelaskanasal usul inti sel. Sebagian
besar ilmuanmasih percaya dengan hipotesis kariogenikatau teori autogen. Dalam
teori ini, inti seldan selaput penyelubungnya secarabertahap terbentuk lewat
prosespengumpulan yang masih misterius. Teorilawannya, hipotesis endokariotik atau
teorifusi, masih kurang terkenal. Teori iniberdasarkan gagasan kalau inti sel,
sepertiorganel eukariotik lainnya yang terselubungdalam selaput ganda (kloroplas
danmitokondria), berasal dari penangkapanbakteri penelan. Proposal ini sederhana
danberpotensi menjelaskan semua asal usulorganel dengan selaput ganda dalam
satumekanisme bukannya dua mekanisme (satuuntuk mitokondria dan kloroplas dan
satunyalagi untuk inti sel). Hingga sekarang adasedikit data yang mendukung baik
teoriautogen ataupun teori fusi.

Teori Kemunculan Sel Hidup CH4,NH3,H2dan H2O Monomer organic Polimer


organik ( Protenoid) Protobion ( koaserva/Mikrosfer/Liposom) Progenot Sel
Prokariotik Purba

Perkembangan sel prokariotik ke sel EukariotikTeori Endosimbiotik :1. Sel


Prokariotik : Eubacteria,Archaebacteria)/ bakteriheterotrof,anaerob yang relatif besar
menelan selprokariotik ,aerob / bakteri fotosintetik ungu yangkecil2. Karena tidak
dapat dicerna oleh sitoplasmaprokariotik yang lebih besar,maka sel prokariotikyang
kecil tinggal menetap dan membentukendosimbion didalam tubuh sel inangnya3.
Dalam jangka waktu lama sel endosimbionmembentuk invaginasi menjadi organel
mitokondriadan diduga juga ada endosimbion lain /Cyanobacteria sehingga
menyebabkan berubahmenjadi sel autotrof aerob.

Sel yang terbentuk pertama kali yang diperkirakan telah berlangsung sekitar 4miliar
tahun lalu adalah sel Heterotrof. Ciri-ciri:1. Tidak memiliki membran inti
(prokariotik)2. Tidak memiliki organel-organel.3. Melakukan respirasi anaerobik4.
Mampu bereproduksi melalui pembelahan sel Sel mengalami proses evolusi dari
bentuk yang paling sederhana ke bentuk yang semakin kompleks.

1. ASAL USUL SEL PROKARIOTIK Sel prokariotik merupakan sel yang memiliki
struktur lebih sederhana dibandingkan dengan sel eukariotik. Oleh karena itu, para
ahli menduga bahwa makhluk hidup yang pertama kali muncul merupakan prokariot.
Bagaimana proses munculnya bakteri atau Cyanobacteria tersebut? Seperti kita
ketahui, kehidupan tidak muncul secara spontan dari materi yang tidak hidup dan
tidak berwujud seperti yang ada sekarang ini. Namun, kondisi bumi sekarang sangat
berbeda dengan kondisi bumi saat baru berusia satu juta tahun. Kondisi atmosfernya
berbeda (misalnya kondisi oksigen yang minimal), banyak petir, aktivitas gunung
berapi, hantaman-hantaman meteor, serta raidasi UV sangat tinggi dibandingkan
dengan keadaan bumi saat ini. Oleh karenanya, lingkungan pada kondisi dulu
memungkinkan bermulanya kehidupan ini. Namun, masih banyak perdebatan
mengenai asal-usul kehidupan di bumi.

Bagian-Bagian Sel Prokariotik

Protobion dianggap sebagai bahan dasarpembentuk sel purba (progenot)


yangmerupakan cikal bakal universal semua jenissel yang ada sekarang. Progenot ini
berkembang menjadikelompok sel prokariotik purba sepertiArchaebacteria dan
Eubacteria.

a. Archaebacteria. Archaebacteria merupakan bakteri yang beradaptasi terhadap suhu


sekitar 100C, kadar garam tinggi,atau kadar asam tinggi. Bersifat anaerob, memiliki
dinding sel yang tersusun dari berbagai jenis protein, memiliki pigmen fotosintetik
berupa bakteriorodopsin, dan mampu menghasilkan ATP sendiri.

b. Eubacteria. Eubacteria merupakan bakteri yanghidup pada kondisi lingkungan yang


tidakseekstrim kondisi tempat hidupArchaebacteria. Ada yang bersifatanaerob dan
aerob, memiliki dinding selyang tersusun daripeptidoglikan, memiliki
pigmenfotosintetik berupa bekterioklorofil, DNAmampu menghasilkan ATP secara
lebihefisien karena sistem transportelektronnya lebih berkembang.

2. ASAL-USUL AUTOTROF Sel heterotrof primitif terus berkembangbiak sehingga


bahan makanan berupa bahan organik terus menipis. Kondisi demikian memaksa sel
membuat makanannya sendiri melalui adaptasi terhadap lingkungannya dengan cara
membran plasmanya melekuk ke dalam, membentuk lembaran-lembaran fotosintetik
untuk menangkap energi sinar guna membuat zat organik dari zat anorganik.
Munculah sel autotrof sebagai akal bakal sel tumbuhan yang memungkinkan
terjadinya fotosintesis. Proses fotosintesis menghasilkan oksigen. MakinBakteri
Fotosintetik banyak sel autotrof, makin banyak karbondioksida yang diperlukan dan
makin banyak pula oksigen yang dikeluarkan. Proses fotosintes menyebabkan kadar
gas karbondioksida di atmosfer makin berkurang. Sementara itu kadar oksigen
semakin bertambah. Terbentuknya sel autotrof ini diperkirakan berlangsung selama 2
milyar tahun yang lalu.

2. ASAL USUL SEL EUKARIOTIK Sel prokariotik lebih dulu ada daripada sel
eukariotik. Organisme eukariotik diduga muncul sekitar 1,5 milyar tahun yang lalu.
Membran sel mengalami pelekukan ke dalam sehingga mengelilingi DNA. Membran
bagian dalam bersatu membentuk membran nukleus dalam. Sedangkan, bagian luar
menjadi membran nukleus luar. Jadi membran yang mengelilingi DNA merupakan
membran rangkap. Hipotesis ini berdasarkan kenyataan saat ini bahwa membran
nukleus merupakan membran rangkap, dan membran luar nukleus memiliki hubungan
secara langsung dengan membran sel melalui Retikulum Endoplasma (RE).
Hubungan ini merupakan sisa-sisa membran plasma yang melekuk ke dalam. Dengan
terbentuknya membran nukleus, terbentuklah sel eukariotik. Dulu dipercaya bahwa
sel eukariotik merupakan hasil perubahan secara gradual dari sel prokariot
membentuk sel yang kompleks karena dalam sel prokariotik terdapat DNA. namun
Lynn margulis merubah teori ini dengan membuktikan bahwa organel-organel tertentu
pada sel eukariotik seperti mitokondria dan kloroplas berasal dari sel prokariotik yang
berukuran kecil, dengan kata lain sel eukariotik disusun oleh sel prokariot.

http://www.slideshare.net/SelviaSeptiani/evolusi-biologi-salsul

ASAL-USUL SEL PROKARIOTIK


Bahan dasar pembentuk sel purba adalah protobion atau progenot. Progenot
merupakan cikal bakal universal semua jenis sel yang ada sekarang. Progenot berkembang
menjadi kelompok sel prokariotik purba seperti Archaebacteria. Archaebacteria adalah bakteri
yang beradaptasi terhadap suhu sekitar 100 derajat Celcius, kadar garam tinggi, atau kadar
asam tinggi. Archaebacteria bersifat anaerob, memiliki dinding sel yang tersusun dari
berbagai jenis protein, memiliki pigmen fotosintetik berupa baketriodopsin, dan mampu
menghasilkan ATP sendiri. Kelompok sel yang lain, yaitu Eubacteria, merupakan bakteri
yang hidup pada kondisi lingkungan yang tidak seekstrim lingkungan hidup Archaebacteria.
Eubacteria ada yang berifat aerob dan anaerob, memiliki dinding sel yang tersusun dari
peptidoglikan, memiliki pigmen fotosintetik berupa bakterioklorofil, dan mampu
menghasilkan ATP secara lebih efisien karena system transport elektronnya lebih
berkembang. Sel prokariotik merupakan sel yang memiliki struktur lebih sederhana
dibandingkan dengan sel eukariotik. Para ahli menduga bahwa makhluk hidup yang pertama
kali muncul merupakan prokariot. Kita tahu bahwa kehidupan tidak muncul secara spontan
dari materi yang tidak hidup dan tidak berwujud seperti yang ada sekarang ini. Kondisi bumi
sekarang sangat berbeda dengan kondisi bumi saat baru berusia satu juta tahun. Kondisi
atmosfernya berbeda, misalnya kondisi oksigen yang minimal, banyak petir, aktivitas gunung
berapi, hantaman-hantaman meteor, serta radiasi UV sangat tinggi dibandingkan dengan
keadaan bumi saat ini. Oleh karenanya, lingkungan pada kondisi dlu memungkinkan
bermulanya kehidupan ini. Namun, masih banyak perdebatan mengenai asal-usul kehidupan
di bumi.
ASAL-USUL SEL EUKARIOTIK
Bukti-bukti fosil menunjukkan bahwa sel prokariotik yang ada dalam batu-batuan
telah berumur sekitar 3,5 milyar tahun. Sel prokariotik dan eukariotik memiliki berbagai
kesamaan sifat, misalnya seperti kesamaan kode informasi genetic, enzim, dan jalur
metabolisme. Sekitar tahun 1970, diyakini bahwa sel-sel eukariotik berevolusi dari sel-sel
prokariotik melalui suatu proses evolusi perlahan-lahan, yaitu organel pada sel prokariotik
perlahan-lahan berkembang menjadi lebih kompleks. Konsep ini berubah setelah penemuan
Lynn Margulis dari Universitas Boston. Margulis membuktikan sebuah teori, yaitu organelorganel sel tertentu pada sel eukariotik, terutama mitokondria dan kloroplas berasal dari sel
prokariotik yang berukuran kecil.
PROKARIOTIK
Sel prokariotik adalah sel yang belum mempunyai inti sejati. Ciri-ciri sel prokariotik adalah
bahan genetik (DNA) tidak terstruktur dalam bentuk nucleus, DNA terdapat pada nukleoid
yang tidak diselubungi oleh membran.
SEL EUKARIOTIK
Sel eukariotik adalah sel yang mempunyai inti sel sejati.
Struktur Sel Prokariotik dan Eukariotik
1. Struktur Sel Prokariotik
Prokariotik meliputi archaebakteria (bakteri purba) dan eubakteria (bakteri
modern/bakteri sejati) yang beranggotakan bakteri, mikoplasma dan alga hijau-biru. Ukuran
sel prokariotik berkisar antara 0,5 -3 mm. Struktur umum sel prokariotik yang diwakili oleh
bakteri berturut-turut mulai dari luar ke dalam adalah dinding sel, membran sel, mesosom,
sitoplasma,
ribosom
dan
materi
inti
(DNA
dan
RNA).

Dinding sel bakteri berfungsi untuk menahan tekanan osmotic sitoplasma, sehingga sel tidak
mudah pecah akibat masuknya air kedalam sel, dinding sel bakteri tersusun atas
peptidoglikan atau mukopepetida yang dapat dipergunakan sebagai dasar penggolongan
bakteri menjadi dua golongan , yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negative. Pada
bajteri gram positif, hamper 90% komponen dinding selnya tersusun atas peptidoglikan,
sedangkan pada bakteri gram negative berkisar antara 5 20%.
Selaput sitoplasma atau membran sel bakteri berfungsi dalam seleksi dan
pengangkutan larutan ke dalam sel; berperan dalam transfer elektron dan fosforilasi oksidatil;
pada bakteri aerob berperan dalam pengeluaran enzim hidrolitik; sebagai tempat enzim dan
molekul pembawa yang berfungsi dalam biosintesis DNA, polimer dinding sel dan lipid
selaput
Komponen utama membran sel tersusun atas lipid dan protein atau lipoprotein.
Membran sel bakteri dan sianobakteri membentuk lipatan ke dalam yang dinamakan
mesosom. Pada beberapa bakteri, mesosom berperan dalam pembelahan sel. Sedangkan pada
sianobakteri, mesosom berfungsi sebagai kompleks fotosintetik yang mengadung pigmen
fotosintesis.
Di dalam sitoplasma terdapat kurang lebih 20.000 - 30.000 ribosom yang tersusun
atas RNA dan protein. Ribosom merupakan tempat sintesis protein. Ribosom prokariotik
tersusun atas sub unit kecil dan sub unit besar yang berukuran 30 S dan 50 S (Svedberg).
Pada saat proses transaksi, kedua sub unit ini bersatu untuk menjalankan fungsinya. Di dalam
sitoplasma juga terdapat molekul protein dan enzim yang digunakan dalam setiap reaksi
kimia di dalam sitoplasma. Bakteri juga menyimpan cadangan makanan di sitoplasma dalam
bentuk granula-granula tidak larut air. Materi genetik sel prokariotik membentuk suatu
struktur yang dinamakan nukleoid, merupakan kromosom tunggal. Antara materi inti dengan
sitoplasma tidak terdapat pembatas atau tidak memiliki membrane inti. Sel prokariotik
mengandung sejumlah kecil DNA dengan total panjang antara 0,25 mm sampai 3 mm yang
mampu mengkode 2000 3000 protein.
2. Struktur Sel Eukariotik
Sel eukariotik biasanya merupakan penyusun struktur makhluk hidup multi seluler.
Sel eukariotik tersusun atas membrane sel, sitoplasma, nukleus, sentriol, retikulum
endoplasma, ribosom, komplek golgi, lisosom, badan mikro, mitrokondria, mikrotubulus dan
mikro filamen. Organelorganel di dalam sel memiliki peran yang sangat penting bagi
kelangsungan hidup sel tersebut. Setiap organel di dalam sel memiliki fungsi yang berbeda beda.
Membran sel
Struktur terluar sel berupa membran sel. Membrane tersusun atas lapisan lipoprotein
(gabungan antara lemak dan protein pada membran sel darah merah, 50%lemak-50%
protein).
Sitoplasma
Cairan yang terdapat dalam sel dan terletak di luar inti sel. Cairan yang terdapat di inti sel
disebut nukleoplasma. Matrik sitoplasma terdapat dalam lingkungan dalam sel. Matrik
sitoplasma berfungsi mengatur kekentalan sitoplasma, pembentukan benang spindel,
pembentukan berbagai serabut (mikrotubulus, filamen, myofibril).
Organel sel
a.
Mitokondria (terdapat di semua sel eukariotik)- berfungsi sebagai pembuat dan pemberi
energi
b.
Peroksisom (badan mikro)Peroksisom dan glikosom berasosiasi membentuk badan mikro
(struktur serupa dengan lisosom). Terletak di dekat mitokondria atau kloroplas. Berfungsi
menghasilkan enzim katalase (berfungsi menguraikn peroksida hydrogen)
c. Mikrotubulus (berfungsi untuk membentuk silia, sentriol dan benang-benang spindel)

d.

Mikrofilamen (tersusun atas untaian protein globular,protein kontraktil. Bersama myosin


menghasilkan kontraksi)
e.
Nucleus (inti sel, tempat berlangsung sintesis molekul RNA)
f.
Retikulum Endoplasma RE kasar(permukaan melekat pada ribosom)Re halus(tidak terdapat
ribosom.Fungsi: detoksifikasi, mengangkut golgi komplek, melaksanakan oksidasi awal
lemak, menyusun fosfolipid, gilkolipid, dll)
g.
Aparatus Golgi (kumpulan sisternae, yang terletak di sel tumbuhan-diktiosom. Dapat
membentuk lisosom)
h. Ribosom (fungsi utama, mensintesis protein)Ribosom yang menempel 1 dengan yang lain
disebut polisom, diikat oleh mRNA.
i.
Lisosom
(berfungsi
untuk
pencernaan,
menghasilkan
antibody)Lisosom
primer,memproduksi sel yang belum aktif. Berfungsi sebagai vakuola makanan)Lisosom
sekunder,terlibat dalam kegiatan mencerna. Berfungsi sebagai autofagosom.
j.
Kloroplas (plastisida yang mengandung pigmen hijau-klorofil. Tempat berlangsungnya
fotosintesis)
k. Sentrosom
l.
Dinding sel (tersusun atas selulosa dan devirat-deviratnya. Berfungsi untuk menjaga bentuk
sel agar tetap dan sebagai proteksi sel terhadap gangguan mekanis)
m. Vakuola Vakuola kontraktilVakuola non-kontraktil
Sel Eukariotik memiliki membran nukleus dan sistem endomembran.
Berikut struktur sel eukariotik:
1. Sel tumbuhan terdiri dari: nukleus, RE kasar, RE halus, ribosom, kompleks golgi, lisosom,
membran plasma, mikrotubulus, mikrofilamen, mitokondria, badan mikro, kloroplas,
vakuola, dinding sel.
2. Sel hewan terdiri dari: (membran nukleus, nukleoplasma+DNA, nukleolus) nukleus,
vesikula, lisosom, RE kasar, RE halus, kompleks golgi, vesikula, sentriol, mitokondria,
membran plasma, mikrofilamen, mikrotubulus.
diantara dua jenis sel yang secara struktural berbeda, sel prokariotik dan sel eukariotik.
Hanya bakteri dan arkhea; alga hijau biru yang memiliki sel prokariotik. Sedangkan protista,
tumbuhan, jamur dan hewan semuanya mempunyai sel eukariotik.
http://rahmasangpemimpi.blogspot.com/2012/06/sel-eukariotik-danprokariotik.html

Anda mungkin juga menyukai