Anda di halaman 1dari 7

LEMBAR JAWABAN

NAMA : KARIMATUNNISA
MATA KULIAH : ILMU ALAMIAH DASAR
NAMA DOSEN : AHDAN ABDUL GHANI, S.Pd.

JAWABAN

1. Teori evolusi yang dikemukakan oleh Charles Darwin adalah konsep yang sangat menarik dan
penting dalam memahami perkembangan spesies di dunia ini.
Pertama-tama, teori evolusi Darwin menyatakan bahwa evolusi adalah hasil dari
perubahan bertahap dalam populasi organisme sepanjang waktu. Organisme mengalami
perubahan secara alami, dan individu dengan sifat-sifat yang menguntungkan akan memiliki
peluang lebih besar untuk bertahan hidup dan berkembang biak. Inilah yang kita sebut sebagai
seleksi alam.
Seleksi alam adalah proses di mana individu dengan sifat-sifat yang menguntungkan
memiliki peluang lebih besar untuk bertahan hidup dan mewariskan sifat-sifat tersebut kepada
keturunannya. Sebaliknya, individu dengan sifat-sifat yang kurang menguntungkan cenderung
memiliki peluang lebih kecil untuk bertahan hidup dan berkembang biak. Seiring berjalannya
waktu, sifat-sifat yang menguntungkan akan menjadi lebih umum dalam populasi.
Konsep genetika dan variasi dalam populasi juga sangat penting dalam teori evolusi.
Variasi genetik adalah hasil dari perbedaan genetik antara individu-individu dalam populasi.
Genetika memainkan peran penting dalam evolusi karena perubahan genetik yang terjadi dalam
individu dapat diwariskan kepada keturunannya.
Dalam teori evolusi, variasi genetik dalam populasi menjadi bahan mentah bagi seleksi
alam. Individu dengan variasi genetik yang menguntungkan memiliki peluang lebih besar
untuk bertahan hidup dan berkembang biak, sementara individu dengan variasi genetik yang
kurang menguntungkan memiliki peluang lebih kecil. Dengan demikian, seleksi alam bertindak

1
pada variasi genetik dalam populasi, mempengaruhi komposisi genetik populasi dari waktu ke
waktu.
Dalam hal ini, teori evolusi mengintegrasikan konsep genetika dan variasi dalam
populasi dengan seleksi alam sebagai mekanisme utama yang mengarah pada perkembangan
spesies. Melalui perubahan genetik dan seleksi alam, spesies dapat beradaptasi dengan
lingkungan mereka seiring waktu.

2. Struktur atom menurut model Bohr dan model kuantum, jenis-jenis ikatan kimia, dan
bagaimana ikatan tersebut mempengaruhi sifat-sifat kimia suatu senyawa, berdasarkan
pemahaman saya.
a. Model Atom Bohr:
Menurut model atom Bohr, atom terdiri dari inti yang mengandung proton dan neutron
di pusatnya, yang dikelilingi oleh elektron yang bergerak dalam orbit dengan tingkat energi
tertentu. Model ini menggambarkan elektron sebagai partikel yang bergerak dalam orbit
tetap dan hanya dapat berpindah antara orbit-orbit yang memiliki tingkat energi yang
berbeda. Ketika elektron berpindah antara orbit-orbit tersebut, mereka dapat menyerap atau
memancarkan energi dalam bentuk foton.
b. Model Atom Kuantum:
Model atom kuantum, yang dikembangkan oleh para ahli seperti Max Planck, Louis
de Broglie, Werner Heisenberg, dan Erwin Schrodinger, menggambarkan elektron sebagai
gelombang dan partikel pada saat yang sama. Model ini menggunakan konsep fungsi
gelombang untuk menggambarkan keberadaan elektron dalam orbital yang didefinisikan
oleh bilangan kuantum. Model ini lebih kompleks daripada model Bohr dan
memperhitungkan sifat-sifat gelombang elektron, seperti keberadaan dalam bentuk orbital
dan kemungkinan lokasi elektron.

➢ Jenis-jenis ikatan kimia yang umum meliputi:

a. Ikatan Ionik:
Ikatan ionik terjadi antara atom logam dan atom non-logam. Dalam ikatan ini, atom
logam kehilangan elektron valensi untuk membentuk ion positif, sedangkan atom non-
logam menerima elektron valensi untuk membentuk ion negatif. Contohnya adalah ikatan
antara natrium (Na) dan klorin (Cl) dalam membentuk garam natrium klorida (NaCl).
b. Ikatan Kovalen:

2
Ikatan kovalen terjadi antara atom non-logam. Dalam ikatan ini, atom berbagi elektron
valensi untuk mencapai konfigurasi elektron stabil. Contohnya adalah ikatan antara dua
atom hidrogen (H2) dalam membentuk molekul hidrogen.
c. Ikatan Logam:
Ikatan logam terjadi antara atom logam. Dalam ikatan ini, atom logam berbagi
elektron valensi yang terdelokalisasi di sekitar struktur kristal logam. Contohnya adalah
ikatan dalam logam tembaga (Cu) atau besi (Fe).
Sifat-sifat kimia suatu senyawa dipengaruhi oleh jenis ikatan kimia yang terbentuk.
Misalnya, senyawa ionik cenderung memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi, serta
konduktivitas listrik yang baik dalam bentuk cair atau larutan. Senyawa kovalen biasanya
memiliki titik leleh dan titik didih yang lebih rendah, serta konduktivitas listrik yang rendah.
Senyawa logam umumnya memiliki konduktivitas listrik yang tinggi dan titik leleh yang juga
tinggi.
Menurut saya pribadi, model atom kuantum lebih mendekati realitas karena
memperhitungkan sifat gelombang elektron. Model ini memberikan pemahaman yang lebih
mendalam tentang struktur atom dan perilaku elektron dalam ikatan kimia. Namun, model Bohr
tetap menjadi konsep yang penting dalam mempelajari dasar-dasar struktur atom dan
memberikan gambaran yang lebih sederhana tentang keberadaan elektron dalam orbit tetap.

3. Peran dan struktur sel eukariotik dan prokariotik, reproduksi sel, peran mitosis dan meiosis
dalam siklus hidup sel, serta konsep mikroorganisme dan pengaruhnya terhadap ekosistem.
a. Sel Eukariotik dan Prokariotik:
Sel eukariotik adalah sel yang memiliki inti yang terpisah oleh membran inti. Sel ini
juga memiliki organel-organel yang kompleks, seperti mitokondria, retikulum endoplasma,
dan lisosom. Sel eukariotik ditemukan pada organisme multiseluler, seperti manusia, hewan,
dan tumbuhan. Sel prokariotik, di sisi lain, tidak memiliki membran inti yang memisahkan
materi genetik. Mereka memiliki struktur yang lebih sederhana dan tidak memiliki organel-
organel yang kompleks. Sel prokariotik ditemukan pada bakteri dan arkea.
Peran sel eukariotik dan prokariotik sangat berbeda. Sel eukariotik memiliki peran
dalam menjalankan fungsi-fungsi kompleks dalam organisme multiseluler, seperti
metabolisme, sintesis protein, dan reproduksi. Sel prokariotik memiliki peran penting dalam
siklus biogeokimia dan berperan sebagai dekomposer, produsen, dan parasit.
b. Reproduksi Sel:

3
Reproduksi sel adalah proses pembentukan sel baru dari sel yang sudah ada. Ada dua
jenis reproduksi sel, yaitu reproduksi aseksual dan reproduksi seksual. Reproduksi aseksual
terjadi melalui pembelahan sel tunggal menjadi dua sel anak identik. Reproduksi seksual
melibatkan penggabungan materi genetik dari dua sel yang berbeda, biasanya melalui proses
fertilisasi.
c. Peran Mitosis dan Meiosis:
Mitosis adalah proses pembelahan sel yang menghasilkan dua sel anak identik dengan
jumlah kromosom yang sama seperti sel induk. Mitosis terjadi dalam siklus hidup sel
somatik yang menghasilkan pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh. Meiosis, di sisi
lain, adalah proses pembelahan sel yang terjadi dalam organisme yang melakukan
reproduksi seksual. Meiosis menghasilkan sel-sel reproduksi (sperma dan sel telur) dengan
jumlah kromosom yang setengah dari sel induk. Meiosis memastikan keragaman genetik
dalam populasi dan memperkenalkan variasi dalam keturunan.
d. Mikroorganisme dan Pengaruhnya terhadap Ekosistem:
Mikroorganisme adalah organisme kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang, seperti bakteri, virus, dan fungi. Mikroorganisme memiliki peran yang sangat
penting dalam ekosistem. Mereka berperan dalam siklus materi dan energi, dekomposisi
bahan organik, dan sebagai produsen primer dalam rantai makanan. Beberapa
mikroorganisme juga dapat menyebabkan penyakit pada manusia, hewan, dan tumbuhan.
Mikroorganisme juga memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan
ekosistem. Misalnya, bakteri dalam sistem pencernaan hewan membantu dalam pencernaan
makanan. Bakteri juga membantu dalam fiksasi nitrogen dalam tanah, yang penting untuk
pertumbuhan tanaman. Namun, beberapa mikroorganisme juga dapat menyebabkan
gangguan ekosistem, seperti alga merugikan yang menyebabkan eutrofikasi dan penurunan
oksigen di perairan.

4. hukum gerak Newton, konsep energi dan momentum dalam pergerakan benda, konsep entropi,
hukum kedua termodinamika, dan hubungannya dengan keberlanjutan alam semesta.
a. Hukum Gerak Newton:
Hukum gerak Newton, yang dikemukakan oleh Sir Isaac Newton, adalah tiga prinsip
dasar yang menggambarkan hubungan antara gaya, massa, dan perubahan gerak suatu
benda. Hukum pertama (inersia) menyatakan bahwa benda cenderung tetap dalam keadaan
diam atau bergerak lurus dengan kecepatan konstan kecuali ada gaya yang bekerja padanya.
Hukum kedua (hubungan antara gaya dan percepatan) menyatakan bahwa gaya yang bekerja
4
pada suatu benda sebanding dengan percepatan yang dihasilkan oleh gaya tersebut. Hukum
ketiga (aksi-reaksi) menyatakan bahwa setiap aksi memiliki reaksi yang sebanding dan
berlawanan arah.
b. Konsep Energi dan Momentum:
Energi dan momentum adalah konsep penting dalam pergerakan benda. Energi adalah
kemampuan untuk melakukan kerja atau menghasilkan perubahan. Dalam pergerakan
benda, energi kinetik adalah energi yang terkait dengan gerakan benda yang bergantung
pada massa dan kecepatannya. Energi potensial adalah energi yang terkait dengan posisi
atau keadaan benda. Momentum adalah jumlah gerakan suatu benda dan didefinisikan
sebagai massa benda dikalikan dengan kecepatannya.
Konsep energi dan momentum terkait dengan pergerakan benda karena perubahan
energi dan momentum dapat mempengaruhi kecepatan, arah, dan interaksi benda dengan
lingkungannya. Misalnya, ketika energi kinetik bertambah, kecepatan benda juga
meningkat. Ketika momentum bertambah, benda akan memiliki gaya yang lebih besar saat
berinteraksi dengan benda lain.
c. Konsep Entropi dan Hukum Kedua Termodinamika:
Entropi adalah konsep dalam termodinamika yang menggambarkan tingkat
ketideteraturan atau kekacauan dalam sistem. Hukum kedua termodinamika menyatakan
bahwa entropi alam semesta akan selalu meningkat atau setidaknya tetap konstan dalam
suatu proses yang tidak terbalik. Dalam proses alami, energi cenderung berpindah dari
bentuk yang teratur dan terkonsentrasi menjadi bentuk yang lebih acak dan tersebar.
Hubungan antara entropi dan hukum kedua termodinamika dengan keberlanjutan
alam semesta adalah bahwa alam semesta cenderung menuju keadaan yang lebih acak dan
merata seiring berjalannya waktu. Konsep ini juga terkait dengan konsep entropi negatif,
yang menyatakan bahwa untuk menciptakan keadaan yang lebih teratur atau terkonsentrasi,
energi tambahan harus digunakan atau entropi di lingkungan sekitarnya harus meningkat.

Keberlanjutan alam semesta terkait dengan bagaimana sistem dan proses dalam alam
semesta dapat mempertahankan keseimbangan energi dan materi. Konsep entropi dan hukum
kedua termodinamika memberikan pemahaman tentang arah perubahan alam semesta menuju
keadaan yang lebih acak dan merata. Dalam konteks ini, keberlanjutan alam semesta
melibatkan upaya untuk menjaga keseimbangan energi dan materi, mengurangi dampak negatif
terhadap lingkungan, dan mempertahankan sumber daya alam untuk masa depan.

5
5. Dinamika pergerakan lempeng tektonik dan dampaknya terhadap pembentukan fitur geologi,
perubahan iklim global, penyebabnya, implikasinya terhadap lingkungan, dan upaya mitigasi
yang dapat diambil.
a. Dinamika Pergerakan Lempeng Tektonik dan Pembentukan Fitur Geologi:
Lempeng tektonik adalah bagian dari kerak bumi yang bergerak relatif terhadap
lempeng lainnya. Pergerakan lempeng tektonik terjadi karena adanya gaya yang dihasilkan
oleh aktivitas di dalam bumi. Ketika lempeng bertemu, ada tiga jenis batas lempeng yang
dapat terbentuk: batas divergen, batas konvergen, dan batas transform. Pada batas divergen,
lempeng saling menjauh dan membentuk lembah tengah samudra. Pada batas konvergen,
lempeng bertabrakan dan dapat membentuk pegunungan atau zona subduksi. Pada batas
transform, lempeng saling bergeser secara horizontal.
Pergerakan lempeng tektonik memiliki dampak besar terhadap pembentukan fitur
geologi. Misalnya, lempeng yang bertabrakan dapat menyebabkan pembentukan
pegunungan, seperti Himalaya yang terbentuk akibat tabrakan antara lempeng India dan
Eurasia. Lempeng yang saling menjauh juga dapat membentuk fitur geologi seperti lembah
tengah samudra, seperti di Palung Mariana di Samudra Pasifik. Gerakan lempeng juga dapat
menyebabkan gempa bumi, letusan gunung berapi, dan pembentukan pulau vulkanik.
b. Perubahan Iklim Global, Penyebab, dan Implikasi Terhadap Lingkungan:
Perubahan iklim global adalah perubahan jangka panjang dalam pola cuaca rata-rata
di seluruh dunia. Penyebab utama perubahan iklim global adalah peningkatan konsentrasi
gas rumah kaca di atmosfer, terutama karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan dari
pembakaran bahan bakar fosil dan aktivitas manusia lainnya. Peningkatan gas rumah kaca
menyebabkan peningkatan suhu rata-rata di bumi, yang dikenal sebagai pemanasan global.
Implikasi perubahan iklim global terhadap lingkungan sangat luas. Peningkatan suhu
global dapat menyebabkan pencairan es di kutub dan pegunungan, yang berkontribusi pada
kenaikan permukaan air laut. Hal ini dapat mengakibatkan banjir pesisir yang serius dan
kerugian habitat bagi spesies yang tergantung pada ekosistem pesisir. Perubahan iklim juga
dapat mempengaruhi pola curah hujan, menyebabkan kekeringan atau banjir yang ekstrem,
serta mengganggu siklus hidrologi dan keanekaragaman hayati.
c. Upaya Mitigasi Perubahan Iklim:
Untuk mengurangi dampak perubahan iklim global, upaya mitigasi perlu dilakukan.
Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:

6
1) Mengurangi emisi gas rumah kaca dengan mengadopsi energi terbarukan, seperti energi
matahari, angin, dan hidro. Mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan menggantinya
dengan sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.
2) Meningkatkan efisiensi energi dengan mengadopsi teknologi yang lebih efisien dan
mengurangi pemborosan energi.
3) Meningkatkan kesadaran dan pendidikan tentang perubahan iklim dan pentingnya
tindakan mitigasi. Mengedukasi masyarakat tentang cara mengurangi jejak karbon
mereka dan mendorong partisipasi dalam praktik berkelanjutan.
4) Menerapkan kebijakan dan peraturan yang mendukung pengurangan emisi gas rumah
kaca, seperti pajak karbon atau sistem perdagangan emisi.

Upaya mitigasi perubahan iklim harus melibatkan kolaborasi global dan komitmen dari
semua pihak, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Penting untuk mengurangi
emisi gas rumah kaca dan beralih ke pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai