ACNE VULGARIS
Pembimbing:
Oleh:
Alif Riadi
201920401011135
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya, Laporan kasus Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin yang
berjudul Acne Vulgaris dapat penulis selesaikan. Laporan Kasus ini disusun
sebagai bagian dari proses belajar selama kepaniteraan klinik di bagian Ilmu
Kesehatan Kulit & Kelamin dan penulis menyadari bahwa referat ini tidaklah
sempurna. Untuk itu penulis mohon maaf atas segala kesalahan dalam pembuatan
referat ini.
Sp.KK atas bimbingan dan bantuannya dalam penyusunan referat ini. Penulis
sangat menghargai segala kritik dan saran sehingga referat ini bisa menjadi lebih
baik dan dapat lebih berguna bagi pihak-pihak yang membacanya di kemudian
hari.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Bab 1 Pendahuluan........................................................................................................1
2.1 Definisi..................................................................................................................2
2.2 Epidemiologi..........................................................................................................2
2.3 Etiologi...................................................................................................................3
2.4 Patogenesis.............................................................................................................5
2.6 Klasifikasi............................................................................................................10
2.7 Diagnosis.............................................................................................................12
2.9 Tatalaksana..........................................................................................................15
2.10Komplikasi...........................................................................................................17
2.11Prognosis..............................................................................................................18
Bab 5 Kesimpulan............................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Acne vulgaris atau biasa dikenal dengan jerawat merupakan penyakit kulit
yang paling banyak dikeluhkan oleh setiap masyarakat, khususnya pada remaja.
Sekitar 85% remaja terkena Acne vulgaris dengan tingkat keparahan tertentu,
paling sering muncul pada usia 15-18 tahun, baik pada laki-laki ataupun
perempuan, namun terkdang dapat menetap sampai dekade ketiga atau bahkan
pustula.Predileksi AV terutama pada daerah wajah, bahu, lengan atas, dada, dan
punggung.
Penyakit ini tidak fatal namun dapat merisaukan karena tidak hanya
memberikan efek secara fisik pada pasien, namun juga efek psikologis.akne
Oleh karena itu perlu pemahaman lebih mengenai penyakit ini, mulai dari
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
pilosebasea umumnya terjadi pada masa remaja dan dapat sembuh sendiri.
Gambaran klinis berupa komedo, papul, pustul, nodus dan kista pada tempat
predileksinya yaitu terutama pada daerah wajah, bahu, lengan atas, dada, dan
punggung.
2.2 Epidemiologi
prevalensi akne vulgaris 71,23% di Peru, 93,3% di Australia, dan 14% di Inggris.
Di Indonesia angka terjadinya acne vulgaris 85% hingga 100% selama hidup
mereka. Angka kejadian penderita pada remaja lebih banyak terjadi pada laki-laki
yaitu 95% sampai 100% sedangkan pada perempuan terjadi 83% sampai 85%
Karena hampir setiap orang pernah menderita penyakit ini, maka sering
menyatakan bahwa tidak ada seorangpun (artinya 100%), yang sama sekali tidak
pernah menderita penyakit ini. Pada umumnya, involusi penyakit terjadi sebelum
usia 25 tahun. Bagaimanpun, terdapat variabilitas yang besar pada usia saat onset
dan resolusi 12% perempuan dan 3% laki-laki akan berlanjut secara klinis sampai
usia 30-40 tahun. Biasanya tingkat keparahan remaja perempuan lebih tinggi
2
dibandingkan remaja laki-laki. Pada kasus tertentu tingkat keparahannya dapat
berlangsung lebih lama, Sebagian kecil akan menjadi papul dan nodul inflamasi
menyerang pada bagian wajah dibandingkan yang lainnya, sehingga hal ini
berdampak besar pada psikologis setiap orang khususnya remaja. Kejadian acne
vulgaris di America terjadi 60% hingga 70% selama hidup mereka, sekitar 20%
(perumal, 2010)
2.3 Etiologi
Penyebab akne pada beberapa orang dipengaruhi oleh: stress, penyakit atau
akne tapi mungkin tidak terjadi pada beberapa orang, perubahan hormone,
diantaranya sering timbul akne pada saat siklus menstruasi, kehamilan biasanya
yang tebal mengiritasi lapisan beberapa sel pada saluran kelenjar minyak sehingga
Akne vulgaris derajat ringan biasanya terjadi pada bayi yang terjadi oleh
karena stimulasi folikular oleh kelenjar androgen adrenal yang berlanjut pada
Etiologi pasti penyakit ini belum diketahui. Faktor yang berkaitan dengan
3
Keratinisasi dalam folikel yang biasanya berlangsung longgar berubah
patogenesis penyakit.
sebasea.
Stres psikik dapat memicu kegiatan kelenjar sebasea, baik secara langsung
hipofisis.
7. Obat-obatan
4
Faktor-faktor ini secara tidak langsung dapat memacu peningkatan proses
patogenesis tersebut.
2.4 Patogenesis
produksi sebum oleh glandula sebacea. Pasien dengan akne akan memproduksi
lebih banyak sebum dibanding yang tidak terkena akne meskipun kualitas sebum
pada kedua kelompok tersebut adalah sama. Salah satu komponen dari sebum
menjadi asam lemak bebas oleh P.aknes, flora normal yang terdapat pada unit
serum androgen yang lebih tinggi dibanding dengan orang yang tidak terkena
menjadi DHT poten memiliki aktifitas yang meningkat pada bagian tubuh yang
5
menjadi predileksi timbulnya akne yaitu pada wajah, dada, dan punggung
(Zaenglein, 2007).
2. Keratinisasi folikel
plug pada ostium follikular. Plug ini kemudian menyebabkan konsentrasi keratin,
follikular. Hal lain yang mendukung peranan androgen dalam patogenesis akne.
6
Proliferasi keratinosit follikular juga diatur dengan adanya asam linoleic.
Asam linoleic merupakan asam lemak esensial pada kulit yang akan menurun
pada orang-orang yang terkena akne. Kuantitas asam linolic akan kembali normal
setelah penanganan dengan isotretinoin. Kadar asam linoleic yang tidak normal
kuantitas yang tetap tetapi akan mengalami dilusi seiring dengan meningkatnya
pembentukan mikrokome.
3. Bakteri
peranan aktif dalam proses inflamasi yang terjadi. P.aknes merupakan bakteri
P.aknes yang terdapat pada glandula sebacea dan beratnya penyakit yang diderita.
7
inflamasi dengan merangsang reaksi hipersensitifitas tipe lambat dengna
itu, P.aknes tampak menstimulasi regulasi sitokin dengan berikatan dengan Toll-
like receptor 2 pada monosit dan sel polimorfonuklear yang mengelilingi folikel
4. Inflamasi
komedo yang baru terbentuk menunjukkan aktifitas inflamasi yang jauh lebih
hebat.
mengakibatkan ruptur dinding follikular. Ekstrusi dari keratin, sebum, dan bakteri
8
Gambar 2.1 patogenesis acne vulgaris
Akne umumnya muncul pada saat pubertas dan seringkali merupakan tanda
awal dari produksi hormon seks yang meningkat. Ketika akne muncul pada usia
8-12 tahun, yang tampak biasanya berupak komedo yang utamanya muncul pada
dahi dan pipi. Tempat predileksi akne vulgaris adalah di muka, bahu, dada bagian
atas, dan punggung bagian atas. Lokasi kulit lain, misalnya leher, lengan atas, dan
9
Erupsi kulit polimorfi, dengan gejala predominan salah satunya, komedo,
papul yang tidak beradang dan pustule, nodus dan kista yang beradang.Dapat
disertai rasa gatal, namun umumnya keluhan penderita adalah keluhan estetis.
Komedo adalah gejala patogognomonik bagi akne berupa papul miliar yang
mengandung unsure melanin disebut komedo hitam atau komedo terbuka (black
comedo, open comedo). Sedang bila berwarna putih karena letaknya lebih dalam
sehingga tidak mengandung unsure melanin disebut sebagai komedo putih atau
2.6 Klasifikasi
Lesi utama komedo, jika beradang disertai papul, nodul, dan kista. Lesi
nodulo-kistik beradang dapat terasa gatal dan nyeri tekan, bila pecah dapat
10
mengeluarkan pus, lokasi terutama pada muka, dada dan punggung
(Ayudianti,2014).
1. Akne komedonal
2. Akne papulopustuler
11
3. Akne konglobata
2.7 Diagnosis
A. Anamnesis
pasien mengeluh timbul bintik-bintik merah, rasa sakit, dan sangat menggangu
12
B. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan lesi yang khas berupa komedo, dan
bila terjadi peradangan akan terbentuk ruam berupa papul, pustul, nodul dan kista
di tempat predileksinya.
C. Pemeriksaan Histopatologi
kronis di sekitar folikel pilosebasea dengan massa sebum dalam folikel. Pada
kista, radang telah menghilang diganti dengan jaringan ikat pembatas massa cair
sebum yang bercampur dengan darah, jaringan mati dan keratin yang lepas.
D. Pemeriksaan Lain
sebagai massa padat seperti lilin atau massa lebih lunak bagai nasi yang ujungnya
mikrobiologi yang lengkap untuk tujuan penelitian, namun hasilnya sering tidak
memuaskan.
Pemeriksaan susunan dan kadar lipid permukaan kulit (skin surface lipids)
dapat pula dilakukan untuk tujuan serupa. Pada akne vulgaris kadar asam lemak
bebas (free fatty acid) meningkat dan karena itu pada pencegahan dan pengobatan
13
2.8 Diagnosis Banding
1. Erupsi akneiformis
seluruh bagian tubuh. Dapat disertai demam dan dapat terjadi di semua
usia.
Umumnya lesi monomorfi, tidak gatal, bisa berupa komedo atau papul,
fisisnya.
3. Rosasea
14
Gambar 1.5 rosasea dan dermatitis perioral
4. Dermatitis perioral
2.9 Tatalaksana
1. Akne komedonal
15
c. Acidum Salicylicum 0,5-2% dalam larutan hidroalkoholik
sekali
2. Akne papulo-pustuler
16
- Injeksikortikosterid dapat diberikan pada bentuk nodulokistik dengan
diberikan 0,01-0,05 ml
- Pengelupasan kimia
- Ethynil estradiol
2.10 Pencegahan
jasad renik yang dapat memecah lipid sebum dengan cara yang
17
2.11 Prognosis
sebelum mencapai usia 30-40an. Jarang terjadi akne vulgaris yang menetap
sampai tua atau mencapai gradasi sangat berat hingga perlu dirawat di rumah
sakit.
18
BAB III
3.1 Profil Akne Vulgaris di Unit Rawat Jalan Kesehatan Kulit dan
terhadap pasien baru di Divisi Kosmetik Medik Unit Rawat Jalan Kesehatan Kulit
dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya periode Januari 2008 hingga
Desember 2010, didapatkan pasien baru Akne Vulgaris sebanyak 3448 pasien,
yang merupakan 31,88% dari total 10.814 pasien di Divisi Kosmetik Medik URJ
kecenderungan terjadi peningkatan jumlah dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008
didapatkan 723 pasien perempuan (79,1%), tahun 2009 sebanyak 915 pasien
perempuan (79,0%) dan pada tahun 2010 sebanyak 1098 pasien perempuan
(79,4%). Didapatkan bahwa pasien AV yang terbanyak adalah kelompok usia 15-
24 tahun.
19
Gambar 3.1 distribusi kelompok umur pasien baru akne vulgaris di RSUD Dr
Soetomo tahun 2008-2010
Gambar 3.2 distribusi jenis pekerjaan pasien baru akne vulgaris di RSUD Dr
Soetomo tahun 2008-2010
Gambar 3.3 distribusi lamanya keluhan sakit pasien baru akne vulgaris di RSUD
Dr Soetomo tahun 2008-2010
20
Gambar 3.4 faktor pencetus timbulnya akne vulgaris pasien baru akne vulgaris di
RSUD Dr Soetomo tahun 2008-2010
tahun yakni sebanyak 1605 (46,5%). Faktor pencetus timbulnya AV pada pasien
di Divisi Kosmetik Medik URJ Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo
Surabaya periode tahun 2008-2010 terbanyak akibat faktor hormonal yaitu 1919
(55,6%) pada pasien laki-laki faktor pencetus yang terbanyak adalah makanan
terbanyak adalah hormon yakni 1708 (89%) dan kosmetik yakni 1099 (89,1%)
kasus) .
21
Gambar 3.5 distribusi tipe lesi pasien baru akne vulgaris di RSUD Dr Soetomo
tahun 2008-2010
Lama Pengobatan:
22
Durasi tersingkat à 1 Minggu 203(42,2%)
Durasi tersering à 2 minggu 277(57,6%)
3.2 Profil Akne Vulgaris di Unit Rawat Jalan Kesehatan Kulit dan
dengan pencatatan data dari catatan medik di poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP
didapatkan jumlah pasien baru dengan diagnosis Akne Vulgaris sebanyak 121
pasien (3,59%) dari keseluruhan pasien dan sedangkan di divisi kosmetik pasien
Pada wanita lebih banyak mengalami akne vulgaris yaitu 75 pasien (61,9%)
dibandingkan dengan laki – laki yaitu 46 pasien (38,1%), pasien paling adalah
23
Gambar 3.7 distribusi berdasarkan jenis kelamin pasien akne vulgaris di RSUP
Prof Dr R. D. Kandou Manado tahun 2009-2011
Gambar 3.8 distribusi berdasarkan usia pasien akne vulgaris di RSUP Prof Dr R.
D. Kandou Manado tahun 2009-2011
padabagian wajah yaitu sebanyak 112 pasien (92,5%), lesi di dada, punggung dan
lengan atas sebanyak 3 pasien (2,5%) dan lesi kombinasi sebanyak 6 pasien (5%).
Gambar 3.10 distribusi berdasarkan lokasi lesi pasien akne vulgaris di RSUP Prof
Dr R. D. Kandou Manado tahun 2009-2011
24
Gambar 3.11 distribusi berdasarkan klasifikasi akne vulgaris di RSUP Prof Dr R.
D. Kandou Manado tahun 2009-2011
3.3 Profil Akne Vulgaris di Unit Rawat Jalan Kesehatan Kulit dan
penyakit acne vulgaris dengan melihat rekam medis pasien acne vulgaris di
Poliklinik Kulit Rumah Sakit Umum Indera, Denpasar, Bali bulan Juli 2014 -
Maret 2015, diperoleh dari 66 pasien acne vulgaris, kelompok terbanyak adalah
pada rentang usia 15-24 tahun yaitu 39 orang (59,1%). Jenis kelamin yang paling
Gambar 3.12 distribusi berdasarkan usia pasien akne vulgaris di RSU Indera,
Denpasar 2014-2015
25
Gambar 3.13 distribusi berdasarkan jenis kelamin pasien akne vulgaris di RSU
Indera, Denpasar 2014-2015
26
Gambar 3.18 distribusi berdasarkan riwayat keluarga pada Siswa-Siswi di SMA
Shafiyyatul Amaliyyah Medan.
27
Gambar 3.23 distribusi berdasarkan Pengaruh AkneVulgaris pada kehidupan
pada Siswa-Siswi di SMA Shafiyyatul Amaliyyah Medan.
Gambar 3.27 distribusi berdasarkan bagian tubuh yang terkena Akne Vulgaris
pada Siswa-Siswi di SMA Shafiyyatul Amaliyyah Medan.
28
Gambar 3.28 distribusi berdasarkan penanganan untuk mengatasi Akne Vulgaris
pada Siswa-Siswi di SMA Shafiyyatul Amaliyyah Medan.
29
Gambar 3.31 distribusi Ras dan iklim terhadap Akne Vulgaris
3.5 Pembahasan
Angka kejadian
Jenis Kelamin
30
sampai 85%) lebih mendorong
perempuan untuk datang
RSUP Prof Dr R. D. Kandou berobat. Selain
Manado (2009-2011) itu, bahan-bahan kimia
yang ada dalam
Perempuan (61,9%) kosmetik dapat langsung
Laki-laki (38,1%) menyebabkan
akne vulgaris. pada
RSU Indera Denpasar (2014- pasien perempuan
2015) kekambuhan Akne
Vulgaris lebih sering
Perempuan (71,2 %) terjadi terutama jika
Laki-laki (28,8 %) dihubungkan dengan
siklus menstruasi.
Pasien laki-laki
cenderung terlambat
untuk mencari
pengobatan AV dan lebih
memilih untuk
membiarkan keluhan
kemudian baru datang
berobat jika kondisi
sudah parah
31
Faktor pencetus
Klasifikasi
32
bisa muncul kembali Papulopustular (83,3%) AV ini penting untuk
di tempat yang ditegakkan, karena
sama. berhubungan dengan
jenis terapi yang hendak
diberikan
33
BAB IV
STUDI KASUS
Nama : Tn. A
Usia : 17 tahun
Alamat : Jombang
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pelajar
Agama : Islam
No RM : 412946
3.7 Anamnesis
Jerawat diwajah
dan kadang merah, dan kadang disertai nanah. akan tetapi berat
tidaknya keluhan tidak tentu baik pada pagi, siang maupun malam
1
hari. Jerawat ini dirasa timbul secara terus menerus, tidak ada faktor
Disangkal
2
pasien gemar berolahraga, khususnya bermain basket. Sedangkan
BB : 65 Kg
TB : 173 cm
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36 oC
RR : 20 x/menit
3
4.4 Pemeriksaan Penunjang
4.5 Resume
Pasien datang ke Poli Kulit dan Kelamin RSUD Jombang dengan keluhan
Jerawat diwajah. Keluhan ini dirasakan sejak 2 tahun yang lalu. Pada
Pasien juga merasakan nyeri diwajah, kadang gatal, merah, dan disertai
nanah, akan tetapi berat tidaknya keluhan tidak tentu baik pada pagi, siang
maupun malam hari. Jerawat ini dirasa timbul secara terus menerus, tidak
untuk mengatasi jerawat tersebut, baik sabun muka, krim, salep, dan juga
petunjuk dimana pasien lupa nama obatnya, akan tetapi semua upaya
4
Orang tua semasa muda pernah mengalami keluhan yang sama, sedangkan
riwayat alergi disangkal. Pasien adalah seorang siswa SMA (pelajar), jarak
disangkal.
eritematosa ukuran bervariasi, pustula (+), multipe komedo (+) pada regio
facialis.
2.6 Diagnosis
- Erupsi akneiformis
- Akne venenata
- Akne rosasea
- Dermatitis Perioral
2.8 Planing
- Pemeriksaan Histopatologi
- Pemeriksaan mikrobiologis
a. Medikamentosa
5
- Pemberian Antibiotik berupa Dosisiklin 100 mg, sehari 2 kali.
- Tabir surya
b. Non medikamentosa
memperparah kondisi.
- Keluhan Pasien
- Sifat Efloresensi
2.8.4 Edukasi
penyakitnya.
memperparah kondisi.
6
2.8 Prognosis
7
BAB V
KESIMPULAN
Akne vulgaris atau biasa disebut jerawat adalah penyakit kulit akibat
ditandai dengan adanya erupsi komedo, papul, pustule dan kista pada tempat
predileksi seperti muka, leher, lengan atas, dada, dan punggung. Etiologi dari
kasus acne vulgaris ini disebabkan oleh adanya Propionibacterium acnes dan
ada beberapa faktor pencetus etiologi ternjadinya acne vulgaris yaitu sangat
hormon, dll.
yaitu dari anamnesis yang tepat biasanya pasien mengeluh timbul bintik-bintik
merah, rasa sakit, dan sangat menggangu dalam hal estetika, pemeriksaan fisik
dapat ditemukan lesi yang khas berupa komedo, dan bila terjadi peradangan
akan terbentuk ruam berupa papul, pustul, nodul dan kista di tempat
predileksinya
8
DAFTAR PUSTAKA
Venereology;2014.Vol.26(1).h.41-47.
Brown, R.G., Burns, T. Akne, Erupsi Akneiformis, dan Rosasea. Dalam Lecture
Universitas Muhammadiyah;2013.
Mizwar, M., dkk.Profil Akne Vulgaris di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
Mizwar, M., Kapantow, M. G., & Suling, P. L. (2013). Profil Akne Vulgaris di
9
Shalita, A.R., Rosso, J.Q.D., Dkk. Introduction Eoidemiologi, Cost, and
Care;2011.h.1-2.
Medika Indonesiana;2008.Vol.43(1).h.37-43.
2009a.h.3-5.
10