Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGETAHUAN BAHAN DAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN

“PAKAN ALAMI”

Disusun Oleh :
SAMSUN RAMLIE
Nim : A.1311147
Hendri Gunawan

JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN


UNIVERSITAS DJUANDA KAMPUS II
PERGURUAN YASPIDA SUKABUMI
Jl. Parungseah No. 43. Km. 4 Desa. Cipetir Kadudampit – Sukabumi
Jawa Barat
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa, karena
dengan pertolonganNya kami dapat menyelesaiakan makalah yang berjudul
“Pakan Alami”. Meskipun banyak rintangan dan hambatan berupa kemalasan
yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil
menyelesaikannya dengan baik.
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada bapak Deden Sudrajat yang
selalu memberikan motivasi dan inspirasi sehingga kami bisa menyusun
makalah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman
mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak
langsung dalam penyusunan makalah ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari hasil
makalah ini. Karena itu kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi
sesuatu yang berguna bagi kita bersama.
Pada bagian akhir, kami akan mengulas tentang berbagai masukan dan
pendapat dari orang-orang yang ahli di bidangnya, karena itu kami harapkan
hal ini juga dapat berguna bagi kita bersama.
Semoga makalah yang kami susun ini dapat membuat kita mencapai kehidupan
yang lebih baik lagi.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Pakan alami sangat diperlukan dalam budidaya ikan dan pembenihan, karena
akan menunjang kelangsungan hidup benih ikan. Pada saat telur ikan baru menetas
maka setelah makanan cadangan habis, benih ikan membutuhkan pakan yang sesuai
dengan ukuran tubuhnya. Pemberian pakan yang berlebihan atau tidak sesuai dengan
kondisi ikan berakibat kualitas air media sangat rendah. Disamping air media cepat
kotor dan berbau amis, berakibat pula kematian benih ikan sangat tinggi sampai
sekitar 60 - 70%.
Dengan bentuk dan ukuran mulut yang kecil, benih ikan sangat cocok
diberikan pakan alami. Untuk tahap awal, pakan yang diperlukan adalah pakan alami
jenis Infusoria/ Paramaecium. Pada tahap selanjutnya sesuai dengan perkembangan
ukuran mulut ikan, jenis pakan alami yang cocok diberikan yaitu Moina.
Pakan alami merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan produksi benih
ikan hias maupun ikan konsumsi. Budidaya pakan alami yang dilakukan sendiri oleh
petani menjanjikan sejumlah keuntungan, disamping kualitas kebersihan pakan
terjamin, pakan alami produksi sendiri juga menghasilkan jenis pakan/kutu air seperti
yang diharapkan. Penghematan waktu, tenaga dan biaya juga akan diraih apabila
produksi pakan alami dilakukan dengan baik.
Pakan alami ialah makanan hidup bagi larva atau benih ikan dan udang.
Beberapa jenis pakan alami yang sesuai untuk benih ikan air tawar, antara lain
lnfusoria (Paramaecium sp.), Rotifera (Brachionus sp.), Kladosera (Moina sp.), dan
Daphnia sp. Pakan alami tersebut mempunyai kandungan gizi yang lengkap dan
mudah dicerna dalam usus benih ikan. Ukuran tubuhnya yang relatif kecil sangat
sesuai dengan lebar bukaan mulut larva/benih ikan. Sifatnya yang selalu bergerak
aktif akan merangsang benih/ larva ikan untuk memangsanya. Pakan alami ini dapat
diibaratkan "air susu ibu" bagi larva/ benih ikan yang dapat memberikan gizi secara
lengkap sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Pakan alami Moina sp dapat dilakukan dengan menggunakan kotoran hewan
kering yang ada di sekitar kita. Di kalangan petani Moina sp dikenal dengan nama
"kutu air". Jenis kutu ini mempunyai bentuk tubuh agak bulat, bergaris tengah antara
0,9 - 1,8 mm dan berwarna kemerahan. Perkembangbiakan Moina dapat dilakukan
melalui dua cara, yaitu secara asexual atau parthenogenesis (melakukan penetasan
telur tanpa dibuahi) dan secara sexual (melakukan penetasan telur dengan melakukan
perkawinan/pembuahan terlebih dahulu).
Pada kondisi perairan yang tidak menguntungkan, individu betina
menghasilkan telur istirahat atau ephipium yang akan segera menetas pada saat
kondisi perairan sudah baik kembali. Moina sp mulai menghasilkan anak setelah
berumur empat hari dengan jumlah anak selama hidup sekitar 211 ekor. Setiap kali
beranak rata-rata berselang 1,25 hari, dengan rata-rata jumlah anak sekali keluar 32
ekor/hari, sedangkan umur hidup Moina sp adalah sekitar 13 hari.
Moina sp biasa hidup pada perairan yang tercemar bahan organik, seperti pada
kolam dan rawa. Pada perairan yang banyak terdapat kayu busuk dan kotoran hewan,
Moina akan tumbuh dengan baik pada perairan yang mempunyai kisaran suhu antara
14-30 ° C dan pH antara 6,5 - 9. Jenis makanan yang baik untuk pertumbuhan Moina
sp adalah bakteri. Untuk menangkap mangsa, Moina sp akan menggerakan alat
tambahan pada bagian mulut, yang menyebabkan makanan terbawa bersama aliran air
ke dalam mulut.

2. Tujuan
1. Memberikan pengertian dan pemahaman mengenai proses kultur Zooplankton
utamanya untuk Moina sp.
2. Memberikan pengertian dan pemahaman cara-cara serta teknik yang
digunakan dalam kultur Moina sp mulai dari persiapan media hingga
pemanenan.
3. Manfaat
1. Mahasiswa mampu memahami mengenai proses kultur zooplankton utamanya
untuk Moina sp.
2. Mahasiswa mampu menerapkan cara-cara serta teknik yang digunakan dalam
kultur Moina sp mulai dari persiapan media hingga pemanenan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian

Pakan alami ialah makanan hidup bagi larva atau benih ikan dan udang.
Beberapa jenis pakan alami yang sesuai untuk benih ikan air tawar, antara lain
lnfusoria (Paramaecium sp.), Rotifera (Brachionus sp.), Kladosera (Moina sp.), dan
Daphnia sp. Pakan alami tersebut mempunyai kandungan gizi yang lengkap dan
mudah dicerna dalam usus benih ikan. Ukuran tubuhnya yang relatif kecil sangat
sesuai dengan lebar bukaan mulut larva/benih ikan. Sifatnya yang selalu bergerak
aktif akan merangsang benih/larva ikan untuk memangsanya. Pakan alami ini dapat
memberikan gizi secara lengkap sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan
perkembangannya.

2.2 Pakan Alami

Ikan hias dan ikan konsumsi merupakan ikan ekonomis penting di Wilayah
Jakarta. Di daerah ini, masih banyak dijumpai petani yang mengandalkan usaha ikan
hias maupun ikan konsumsi sebagai mata pencaharian utama. Apalagi dengan makin
sempitnya lahan pertanian, menyebabkan usaha budidaya dan pembenihan ikan
banyak dilakukan di lahan pekarangan. Jenis ikan hias yang banyak dibudidayakan
antara lain Oscar, Tetra, Blackghost, Koki dan Cupang. Sedangkan untuk jenis ikan
konsumsi terdiri dari Bawal Air Tawar, Gurami, Patin dan Tawes. Saat masih benih,
ikan tersebut sangat memerlukan pakan alami/kutu air. Keberadaan pakan alami
sangat diperlukan dalam budidaya ikan dan pembenihan, karena akan menunjang
kelangsungan hidup benih ikan. Pada saat telur ikan baru menetas maka setelah
makanan cadangan habis, benih ikan membutuhkan pakan yang sesuai dengan ukuran
tubuhnya. Selama ini petani ikan melakukan pemberian pakan ke benih ikan yang
baru menetas dengan kuning telur matang dan susu bubuk. Pemberian pakan seperti
ini berakibat kualitas air media sangat rendah. Disamping air media cepat kotor dan
berbau amis, berakibat pula kematian benih ikan sangat tinggi sampai sekitar 60 –
70%.

Dengan bentuk dan ukuran mulut yang kecil, benih ikan sangat cocok
diberikan pakan alami. Untuk tahap awal, pakan yang diperlukan adalah pakan alami
jenis Infusoria/Paramaecium. Pada tahap selanjutnya sesuai dengan perkembangan
ukuran mulut ikan, jenis pakan alami yang cocok diberikan yaitu Moina, sedangkan
pada tahap akhir sampai ikan siap tebar bisa diberikan pakan alami jenis Daphnia.
Pakan alami merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan produksi benih ikan
hias maupun ikan konsumsi. Petani ikan di daerah Jakarta biasanya memenuhi
kebutuhan pakan alami dengan membeli Artemia maupun mencari jenis pakan lokal
seperti Moina dan Daphnia ke danau atau situ. Penggunaan pakan alami Artemia saat
ini sangat tidak ekonomis, karena selain pengadaannya sulit juga sangat mahal. Selain
itu pengadaan pakan dari alam tidak terjamin baik ketersediaan maupun
kemurniannya. Pengambilan pakan dari alam ini juga beresiko membawa bibit
penyakit yang sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup benih ikan.
Budidaya pakan alami yang dilakukan sendiri oleh petani menjanjikan sejumlah
keuntungan, disamping kualitas kebersihan pakan terjamin, pakan alami produksi
sendiri juga menghasilkan jenis pakan/kutu air seperti yang diharapkan. Penghematan
waktu, tenaga dan biaya juga akan diraih apabila produksi pakan alami dilakukan
dengan baik.

Pakan alami Infusoria dapat dibudidayakan dengan media sayuran, sedangkan


pakan alami jenis Moina dan Daphnia dapat dilakukan dengan menggunakan kotoran
hewan kering yang ada di sekitar kita. Kandungan gizi setiap jenis pakan alami
berbeda-beda, namun pada umumnya terdiri dari air, protein, lemak, serat kasar dan
abu. Kandungan gizi pakan alami Moina dan Daphnia dapat dilihat pada tabel 1 di
bawah ini.

Tabel 1. Kandungan Gizi dan Kegunaan Pakan Alami


1. Moina sp

Di kalangan petani Moina dikenal dengan nama “kutu air”. Jenis kutu ini
mempunyai bentuk tubuh agak bulat, bergaris tengah antara 0,9 – 1,8 mm dan
berwarna kemerahan. Perkembangbiakan Moina dapat dilakukan melalui dua cara,
yaitu secara asexual atau parthenogenesis (melakukan penetasan telur tanpa
dibuahi) dan secara sexual (melakukan penetasan telur dengan melakukan
perkawinan/pembuahan terlebih dahulu). Pada kondisi perairan yang tidak
menguntungkan, individu betina menghasilkan telur istirahat atau ephipium yang
akan segera menetas pada saat kondisi perairan sudah baik kembali.
Moina mulai menghasilkan anak setelah berumur empat hari dengan jumlah anak
selama hidup sekitar 211 ekor. Setiap kali beranak rata-rata berselang 1,25 hari,
dengan rata-rata jumlah anak sekali keluar 32 ekor/hari, sedangkan umur hidup
Moina adalah sekitar 13 hari. Moina biasa hidup pada perairan yang tercemar
bahan organik, seperti pada kolam dan rawa. Pada perairan yang banyak terdapat
kayu busuk dan kotoran hewan, Moina akan tumbuh dengan baik pada perairan
yang mempunyai kisaran suhu antara 14-30 ° C dan pH antara 6,5 – 9. Jenis
makanan yang baik untuk pertumbuhan Moina adalah bakteri. Untuk menangkap
mangsa, Moina akan menggerakan alat tambahan pada bagian mulut, yang
menyebabkan makanan terbawa bersama aliran air ke dalam mulut.

2. Daphnia

Daphnia mempunyai bentuk tubuh lonjong, pipih dan beruas-ruas yang tidak
terlihat. Pada kepala bagian bawah terdapat moncong yang bulat dan tumbuh lima
pasang alat tambahan. Alat tambahan pertama disebut Antennula, sedangkan yang
ke dua disebut antenna yang mempunyai fungsi pokok sebagai alat gerak. Tiga
lainnya merupakan alat tambahan pada bagian mulut.
Perkembangbiakan Daphnia yaitu secara asexual atau parthenogenesis dan
secara sexual atau kawin. Perkembangbiakan secara parthenogenesis sering
terjadi, dengan menghasilkan individu muda betina. Telur dierami di dalam
kantong pengeraman hingga menetas. Anak Daphnia dikeluarkan pada saat
pergantian kulit. Pada kondisi perairan yang baik, disamping individu betina
dihasilkan pula individu jantan. Pada saat kondisi perairan yang tidak
menguntungkan, individu betina menghasilkan 1 -2 telur istirahat atau epiphium
yang akan menetas saat kondisi perairan baik kembali.
Daphnia mulai berkembang biak pada umur lima hari, dan selanjutnya setiap
selang waktu satu setengah hari akan beranak lagi. Jumlah setiap kali beranak
rata-rata sebanyak 39 ekor. Umur hidup Daphnia 34 hari, sehingga selama
hidupnya mampu menghasilkan anak kurang lebih 558 ekor.
Daphnia adalah jenis zooplankton yang hidup di air tawar, mendiami kolam
atau danau. Daphnia dapat tumbuh optimum pada suhu perairan sekitar 21 °C dan
pH antara 6,5 – 8,5. Jenis makanan yang baik untuk pertumbuhan Daphnia adalah
bakteri, fitoplankton dan detritus. Kebiasaan makannya dengan cara membuat
aliran pada media, yaitu dengan menggerakan alat tambahan yang ada di mulut,
sehingga makanan masuk ke dalam mulutnya.
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Kultur Moina sp

Wadah untuk kultur moina dan daphnia (kutu air) dapat berupa bak semen,
plastik, fiberglas atau kolam tanah yang telah di keringkan. Media untuk kultur moina
dan daphnia berupa air tawar yang dicampur potongan jerami sebanyak 0.2 gr/l dan
pupuk kandang 0.2 gr/l. Dapat pula ditambahkan bungkil kedelai dengan jumlah yang
sama. Media ini diaerasi selama 2 minggu sampai air berwarna coklat. Bibit moina
dan daphnia di tebarkan dengan kepadatan 30 ekor per liter. Bibit moina dan daphnia
ini dapat diperoleh di perairan atau tempat pembenihan ikan. Jika berhasil, dalam 7
hari moina dan daphnia dapat dipanen. Agar moina dan daphnia tetap melimpah
dalam waktu yang lama, lakukan pemupukan ulang. Pemupukan dilakukan kira-kira
seminggu sekali sebanyak setengah dari pemupukan pertama.

Tujuan Produksi Pakan Alami :


1. Menyediakan pakan alami secara massal dan berkesinambungan untuk
menunjang usaha pembenihan ikan ekonomis penting.
2. Meningkatkan kelangsungan hidup benih ikan melalui pemberian pakan alami
hasil.
3. Budidaya secara massal.
4. Menekan pengeluaran biaya dan penggunaan tenaga serta waktu dalam
penyediaan pakan alarm.
5. Mencegah penyebaran bibit penyakit dan parasit yang dibawa pakan dari alam.

A. Bahan yang dbutuhkan


Bak beton / kolam budidaya ukuran 2 x 3 meter, dengan ketinggian 1 meter,
pupuk organik, yaitu kotoran ayam dan pupuk kompos (kebutuhan masing-masing 1-
1,5kg/m3 air media) kantong waring untuk tempat pupuk dan tali pengikat.

B. Pelaksanaan
1. Isi bak / kolam budidaya dengan air sampai ketinggian minimal 70 – 80 cm,
untuk menjaga kestabilan suhu media dan menghindarkan Moina maupun
Daphnia dari pengaruh langsung sinar matahari.
2. Siapkan pupuk kandang, yaitu kotoran ayam dan pupuk kompos dengan dosis
masing-masing sebanyak 1 kg/m3 untuk budidaya Moina, sedangkan pada
budidaya Daphnia kotoran ayam 1,5 kg/m3 dan kompos 1 kg/m3.
3. Masukkan pupuk kandang tersebut ke dalam kantong waring, ikat dan
masukkan ke dalam kolam budidaya.
4. Satu hari kemudian masukkan bibit Moina 2 gram/m 3 atau sekitar 3 – 4
ekor/10 ml dan Daphnia sebanyak 5 gram/m3.

C. Pemanenan
1. Moina mulai dipanen pada hari ke-7 sampai hari ke-10 dari pemupukan awal,
sedangkan Daphnia pada hari ke-21 dan setelah itu pemanenan dapat
dilakukan setiap hari selama 3 minggu sebanyak 25 gr/m3.
2. Untuk budidaya Moina pemupukan ulang sebanyak 0,2 dosis dari pemupukan
pertama dapat dilakukan pada hari ke-4 setelah pemupukan awal. Sedangkan
pada budidaya Daphnia, pemupukan ulang dilakukan sebanyak 0,5 dosis
seminggu setelah pemupukan awal. Pada budidaya Moina untuk menjamin
penyediaan pakan alami secara terus menerus diperlukan paling sedikit 3 buah
kolam.
3. Pelaksanaan budidaya kolam ke-2 dimulai pada hari ke empat dari
pelaksanaan budidaya kolam ke-1. Sedangkan budidaya kolam ke-3 dimulai
pada hari ke empat setelah pelaksanaan budidaya kolam ke-2 dimulai. Dengan
demikian pemanenan Moina dapat dilakukan setiap hari secara terus-menerus,
mulai hari ke-7 sampai hari ke10, sebanyak 200 – 400 gr/m3 air. Untuk
mendapatkan Daphnia setiap hari diperlukan 2 buah kolam. Pelaksanaan
budidaya kolam ke-2 dilakukan pada hari ke-20 setelah pelaksanaan budidaya
pada kolam ke-1.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Pakan alami adalah organisme hidup baik tumbuhan ataupun hewan yang
dapat dikonsumsi oleh ikan. Pkan almi biasanya adalah oeganisme yang menghuni
perairan seperti rawa, kolam, sungai situ, danau dan lain lain. Pakan alami makin
banyak jenisnya mulai dari plangton, hewan kecil, serangga, larva serangga, larva
ikan dan lain lain. Pakan alami bisa di dapat dengan jalan budidaya maupun
mengangkap di alam. Hasil tangkapan pakan alami dari alam sangat bergantung denga
musim dan kualitasnya sangat beragam. Karena itulah pakan alami perlu di
budidayakan.
Pakan alami sangat dibutuhkan dunia pembenihan karena pakan alami dapat
bergerak aktif dan sehingga mengundang larva ikan untuk memakannya. Pada larva,
setelah kuning telur habis perlu diberikan tambahan pakan supaya larva tetap
mendapat asupan nutrisi. Masalah yang dihadapi adalah larva belum biasa
mendapatkan pakan dan bukaan mulut larva masih sangat kecil. Gerakan yang dibuat
pakan alami (contohnya : inforia, Dapnia, Artemia) akan merangsang larva
memakannya dan ukurannya yang kecil cocok dengan bukaan mulut larva.
Jenis-jenis makanan alami yang dimakan ikan sangat beragam, tergantung
pada jenis ikan dan tingkat umurnya. Beberapa jenis pakan alami yang dibudidayakan
adalah :

a) Chlorella. g) Artemia.
b) Tetraselmis. h) Infusoria.
c) Dunaliella. i) Kutu Air.
d) Diatomae. j) Jentik-jentik Nyamuk.
e) Spirulina. k) Cacing Tubifex / Cacing Rambut.
f) Brachionus. l) Ulat Hongkong.

Keuntungan: Banyak pakan hidup merupakan pakan alami ikan yang


bersangkutan atau setidaknya setara dengan pakan alaminya. Pakan tersebut 
mengandung banyak serat sehingga pencernaannya akan tetap terjaga dengan baik. 
Pakan hidup dapat membantu ikan untuk memasuki kondisi kawin dan  merangsang
masa kawin, terutama, pada spesies-spesies yang masa kawinnya di alam didahului
dengan meningkatnya pesediaan pakan hidup.
Kerugian: Seringkali pakan hidup bersifat musiman, sehingga pada saat
tertentu sulit didapat. Dapat membawa hama dan penyakit, seperti cacing sutera
(Tubifex sp), yang hidup pada lumpur tercemar, sehingga bisa mengimpor bakteri
terhadap lingkungan akuarium.  Hama seperti larva capung atau hydra bisa secara
tidak sengaja ( melalui Daphnia atau Cyclops) masuk ke akuarium dan memangsa
burayak.

4.2 Saran

Mengingat betapa pentingnya kegunaan dari pakan alami khususnya Moina sp


ini untuk budidaya ikan pada stadium larva, maka tingkat produksi dari Moina sp
harus ditingkatkan. Hal ini akan terlaksana dengan baik apabila ada integrasi antara
pemerintah dengan para pembudidaya. Diharapkan kedepannya secara tidak langsung
akan meningkatkan mutu dari ikan hasil budidaya sehingga mampu untuk menembus
pasar ekspor.

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan nya,
kerena terbatas nya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.

Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik
dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan
penulisan makalah dikesempatan – kesempatan berikut nya.

Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khusus nya juga para pembaca
yang budiman pada umum nya.
DAFTAR PUSTAKA

Chumaidi dan Djajadireja, 1982. Kultur Massal Daphnia sp.di Dalam Kolam Dengan
Menggunakan Pupuk Kotoran Ayam. Bull. Pen.PD.1.3(2) : 17 – 20.

Chumaidi et. al. 1990. Petunjuk Teknis Budidaya Pakan Alami Ikan dan Udang
Puslitbangkan PHP\KAN\PT\12\Rep\1990. Jakarta

Darti,S., Darmanto, dan Adisha. 2000 Laporan Akhir Hasil Pengkajian Budidaya
Pakan Alami untuk Benih Ikan Ekonomis Penting. Instalasi Penelitian dan
Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta

Lingga, P. dan H. Susanto. 1989. Ikan Hias Air Tawar. Penebar Swadaya. Jakarta Hal.
17- 24.

Suprayitno, SH. 1986. Kultur Makanan Alami. Direktorat Jendral Perikanan dan
International Development Research Centre. INFIS Manual Seri no.34.35 pp
of Giant Gouramy Larvae in Chorn Lim (eds) Fish ang feed Technology
research in Indonesia- RIFCA. Ministry of Agriculture Indonesia. P. 107 – 112

Anda mungkin juga menyukai