Anda di halaman 1dari 13

Repertoar, Vol.1 No.

1, Juli 2020
ISSN: ….-….

INTERPRETASI DAN TEKNIK PERMAINAN SAXOPHONE


PADA LAGU ARIA KARYA EUGENE BOZZA

Fadil Praska Maulana


Fakultas Bahasa Dan Seni, Universitas Negeri Surabaya
e-mail : fadilmaulana16021254002@mhs.unesa.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mendeskripsikan interpretasi pada lagu Aria karya
Eugene Bozza. (2) Mendeskripsikan teknik permainan saxophone pada lagu Aria karya
Eugene Bozza. Jenis dalam penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Subjek dalam
penelitian ini adalah partitur Aria karya Eugene Bozza, sedangkan objek penelitiannya yaitu
lagu Aria karya Eugene Bozza. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi,
wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan terdiri dari reduksi data,
penyajian data, serta penarikan kesimpulan dan verifikasi. Validitas data dilakukan dengan
triangulasi sumber data, triangulasi teknik dan triangulasi waktu. Hasil dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa; 1) Interpretasi yang terdapat pada lagu ini meliputi : sejarah lagu, nada
dasar, intonasi, motif, frasering, tempo, dinamika. 2) teknik tiupan yang terdapat pada lagu
Aria meliputi; gruppetto, appoggiatura, triol, slurs dan legatura. Cara mengatasi beberapa
bagian tersulit pada lagu Aria dengan menggunakan Etude dari J.Dorsey (1979).

Kata Kunci : Interpretasi, Teknik Permainan, Aria, Eugene Bozza

Abstract

This study aims to (1) Describe the interpretation of the song Aria by Eugene Bozza. (2)
Describe the saxophone game technique on the song Aria by Eugene Bozza. The type in this
research is qualitative research. The subject in this research is Aria's score by Eugene Bozza,
while the object of the research is Aria's song by Eugene Bozza. Data collection techniques
carried out by observation, interview and documentation. Data analysis techniques used
consisted of data reduction, data presentation, drawing conclusions and verification. Data
validity is done by triangulation of data sources, technical triangulation and time
triangulation. The results in this study indicate that; 1) Interpretations contained in this song
include: song history, basic tone, intonation, motifs, frasering, tempo, dynamics. 2) the
blowing technique contained in the song Aria includes; gruppetto, appoggiatura, triol, slurs
and legatura. How to overcome some of the hardest parts of the song Aria by using Etude
from J.Dorsey (1979).

Keywords : Interpretation, Playing Techniques, Aria, Eugene Bozza

126
Fadil Praska Maulana
Interpretasi Dan Teknik Permainan Saxophone Pada Lagu Aria Karya Eugene Bozza

PENDAHULUAN memainkan alat musik tersebut. Teknik


Saxophone termasuk instrumen tiup juga membantu dalam memainkan karya
yang tergolong dalam kategori keluarga sesuai dengan apa yang tertulis pada
tiup kayu (woodwind). Ditemukan di partitur, selain itu teknik juga berfungsi
Belgia oleh seorang yang bernama sebagai suatu interpretasi/pembawaan
Adolphe Sax sekitar tahun 1840. menurut kehendak dari pemain
Meskipun alat ini terbuat dari bahan dasar (Wicaksono, 2004 :5).
logam, tetapi alat ini dimainkan dengan Interpretasi menurut KBBI adalah
sumber suara yang berasal dari single- penafsiran pembawaan dan
reed, berbeda dengan alat musik pengekspresian. Dalam mempresentasikan
woodwind lainnya seperti oboe yang atau membawakan karya/komposisi musik,
menggunakan double reed dan flute yang seorang pemain harus mengerti dan
tidak memakai reed. Saxophone memahami lagu tersebut.
merupakan salah satu alat musik tiup kayu Musik merupakan salah satu
yang mempunyai beberapa golongan kebutuhan hidup semua orang. Musik
urutan keluarga. Urutan keluarga mempunyai kekuatan untuk mengaturr dan
saxophone adalah: sopranino saxophone in menggugah emosi melalui ekspresi suara,
Es, soprano saxophone in Bes, alto pembawaan penyaji musik, dan lain-lain.
saxophone in Es, tenor saxophone in-Bes, Musik dari waktu ke waktu mengalami
baritone saxophone in-Es, dan bass perubahan. Pada sekitar tahun 1650-1750
saxophone in-Bes (Banoe, 2003:368). zaman barok, bentuk dan fungsi musik
Pada tahun 1900-an, alat musik ini sedikit mengalami perubahan, yaitu mulai
mulai digunakan dibeberapa pertunjukkan, digunakannya tangga nada mayor, tangga
salah satunya : vaudenville dan dance nada minor serta ditambahkannya
band. Lalu pada tahun 1930-an, alat ini berbagam macam variasi ritmis. Seiring
perlahan semakin populer. Banyak para pada perkembangan zaman, musik terus
musisi jazz yang melirik alat ini untuk mengalami perubahan sampai sekitar abad
menyempurnakan gaya permainannya. ke-20. Salah satunya musik Kontemporer.
Disamping itu, penggunaan alat ini di Sejak tahun 1900, sebagai titik awalnya
beberapa orkestra maupun untuk dalam sejarah musik periode kontemporer
pertunjukkan musik klasik sangat jarang, mulai disebut sebagai zaman yang menuju
karena saxophone bukan termasuk zaman modern. Era periode kontemporer
golongan instrumen orkestra klasik, tetapi diciptakan oleh peran para komposer
lebih digunakan pada kelompok orkestra zaman romantik yang mengembangkan
modern, tetapi sebagian besar komposer berbagai variasi dinamika dan
klasik seperti Maurice Ravel, Berlioz, dan penambahan ornamen pada repertoar lagu
komposer asal Jerman Richard Wagner zaman tersebut, dan hal ini terus
yang pertama kali melirik alat ini untuk mengalami perkembangan terutama di
beberapa pertunjukkan orkestra klasik. negara bagian Eropa. (Muttaqin,
Alat musik ini mulai populer di awal tahun 2008:103). Salah satunya adalah Eugene
1920-1930, salah satunya musisi Charlie Bozza.
Parker yang bereksperimen dengan Eugène Joseph Bozza adalah salah
berbagai tone dan teknik bermain seorang komposer kontemporer modern
saxophone yang membuatnya berkembang dan pemain biola Perancis. Dia termasuk
hingga zaman sekarang ini dan menjadikan salah satu komposer yang paling produktif
saxophone sebagai salah satu alat musik dalam musik kamar (chamber music)
populer hingga sekarang. untuk alat musik tiup. Bozza juga menulis
Dalam memainkan semua jenis alat beberapa ansamblenya diantaranya lima
musik termasuk saxophone, pasti simfoni, balet, opera, paduan suara, dan
dibutuhkan teknik dan cara untuk musik big band. Ayahnya, Umberto

127
Repertoar, Vol.1 No. 1, Juli 2020
ISSN: ….-….

Bozza, adalah seorang pemain pada saat waktu di Valenciennes. Ada


biola yang mencari nafkah bermain di lebih dari 250 karya yang diterbitkan serta
kasino Prancis yang terletak di sepanjang kekayaan naskah. Salah satunya adalah
pantai Mediterania. Ibunya, Honoré Aria. Aria adalah salah satu karya terbaik
Molina, hanyalah seorang gadis muda dari yang diciptakan Bozza untuk Alto
Nice ketika dia bertemu Umberto dan Saxophone dengan iringan Piano.
mengandung Bozza. Dengan musisi Komposisi ini terinspirasi oleh salah satu
profesional untuk seorang ayah, Bozza karya dari J.S Bach, terutama pada
langsung terpapar musik yang hebat dan karyanya berjudul Fantasy in F dan
menyukai musik itu. Eugène mulai Pastorale in F Major (BWV 590).
mempelajari biola bersama ayahnya ketika Komposisi ini telah ditranskrip ke
dia baru berusia 5 tahun. Di bawah instrumen Clarinet oleh penerbit Alphonse
pengawasan ahli seperti itu, Bozza Leduc.
berkembang menjadi pemain biola muda Dalam Aria ini, pada umumnya sangat
yang luar biasa dan kadang-kadang pergi mirip dengan sebuah karya instrumental
dengan ayahnya ke pertunjukan dan yang bersifat lambat dan melodis (seperti
bermain dengan sebuah kelompok karakter nyanyian). Hal ini diperkuat
orkestra. Pada tahun 1915, di usia 10 pendapat dari Prier, (1996:147) yang
tahun, Bozza dan ayahnya pindah ke Italia mengemukakan bahwa Aria yang dalam
untuk menghindari gejolak Perang Dunia bahasa Italia adalah sebuah lagu vokal,
I. biasanya dengan iringan orkes dalam
Setelah pindah ke Italia bersama bentuk tertutup (dengan kalimat-kalimat)
Ayahnya pada tahun 1915, Bozza belajar namun lebih besar daripada bentuk lagu.
biola, piano, dan solfegio di Roma di Dari uraian tentang pengertian Aria diatas,
Accademia Nazionale di Santa Cecilia. dapat disimpulkan bahwa Aria adalah
Dia lulus pada 1919 dengan gelar diploma sebuah komposisi/karya yang awalnya
Profesor Biola. Bozza kemudian kembali dibuat untuk vokal yang bersifat melodis
ke Prancis dan mendaftar di Conservatoire dan seperti karakter nyanyian di Gereja.
de Paris pada tahun 1922 di mana ia Aria juga bisa diartikan sebagai
belajar biola dengan Édouard Nadaud. komposisi/karya yang dimana penyanyi
Eugene Bozza memenangkan Prix de mempunyai kesempatan mengeluarkan
Rome pada tahun 1934 untuk karyanya La semua kemampuan teknik vokalnya, bisa
Légende de Roukmani, kantata satu Solo, Duet, Trio dan lain-lain.
bagian. Sebagai bagian dari hadiah, ia Dari uraian pada latar belakang diatas,
tinggal di Roma di Villa de Medici selama penulis tertarik untuk mengkaji komposisi
empat tahun dan lima bulan berikutnya Aria karya Eugene Bozza sebagai objek
sehingga ia dapat fokus pada pertumbuhan pembahasan. Selain penulis pernah
sebagai komposer, mengembangkan suara, membawakan repertoar ini di Tugas Akhir
dan mengasah seni. Di Roma, Bozza kejuruan SMK Negeri 12 Surabaya, juga
menggubah beberapa karya berskala besar karena minimnya literasi, repertoar lagu
seperti opera Leonidas-nya, Mazmur-nya, atau bahan penelitian yang membahas
dan Introduzione dan Toccata untuk piano tentang analisis lagu romantik modern
dan orkestra. Dia kemudian kembali ke yang diciptakan khusunya untuk Alto
Paris setelah ditunjuk untuk memimpin Saksofon. melihat fenomena bahwa pada
Opera-Comique dari tahun 1938-1948. umumnya, Saksofon sangat identik dan
Meskipun seorang pemain biola yang sering dihubungkan dengan musik populer,
terlatih, Bozza juga menulis sejumlah musik big band, dan musik jazz.
besar komposisi musik untuk alat tiup Komposisi ini memiliki berbagai macam
selama hidupnya. Sebagian besar musik teknik, interpretasi dan melodi yang sangat
untuk alat tiupnya disusun dan diterbitkan

128
Fadil Praska Maulana
Interpretasi Dan Teknik Permainan Saxophone Pada Lagu Aria Karya Eugene Bozza

mirip dengan bentuk Aria itu sendiri, METODE


yang menarik untuk dikaji lebih jauh. Penelitian mengenai Interpretasi dan
Tidak semua pemain saksofon klasik Teknik Permainan Saxophone Pada Lagu
dapat memainkan lagu tersebut. Setiap Aria karya Eugene Bozza menggunakan
orang mempunyai cara metode penelitian kualitatif deskriptif.
pembawaan/interpretasi tersendiri ketika Yang dimaksud dengan deskriptif
membawakan lagu ini. Secara umum lagu kualitatif yaitu penelitian yang berbentuk
ini tidak terlalu sulit, hanya saja menurut kata-kata atau gambar dan bukan berupa
pengalaman penulis, bagi orang awam angka-angka berdasarkan paradigma,
yang belum pernah memainkan lagu ini strategi, dan implementasi model secara
akan merasa sulit, hal ini dikarenakan kualitatif, seperti yang dikemukakan
kurangnya skill dan latihan/warming up Sugiyono (2016:9), bahwa “metode
yang cukup, serta kurangnya pengetahuan penelitian kualitatif adalah metode
mengenai teknik dasar permainan saksofon penelitian yang berlandaskan pada filsafat
dan cara pembawaan/interpretasi yang postpositivisme, yang digunakan untuk
baik dalam memainkan lagu Aria. Pada meneliti pada kondisi objek yang alamiah,
bagian-bagian tertentu pemain akan dimana peneliti adalah sebagai instrument
merasa kesulitan untuk memainkan lagu kunci, teknik pengumpulan data dilakukan
ini jika tidak didukung dengan skill dan secara triangulasi (gabungan), analisis data
interpretasi yang kuat. bersifat induktif, dan hasil penelitian’.
Pemilihan nada-nada yang digunakan, Objek penelitian merupakan sesuatu
serta banyaknya teknik dan interpretasi yang menjadi acuan tindakan dari subjek.
permainan saksofon klasik yang digunakan Dalam hal tersebut, objek adalah data,
pada lagu Aria, menyita perhatian kebiasaan, ilmu, sebagai tindakan. Objek
siapapun yang akan memainkannya, karna penelitian ini adalah Interpretasi dan
komposer ini sangat kaya akan imajinasi Teknik Permainan Saxophone Pada lagu
dan berbagai pemilihan nadanya, akan Aria
tetapi, banyak pemain saksofon klasik Subjek penelitian ini peneliti
yang masih kesulitan dalam memainkan mewawancarai berbagai narasumber
lagu ini, baik secara teknik permainan dan yakni: Rizqi Arroofi, S.Pd, Musafir
interpretasi, karena kurangnya skill dan Isfanhari dan Bonifatius Dhanang Unggul
pengetahuan mengenai cara P, S.Sn
pembawaan/interpretasi dalam memainkan Teknik pengambilan data dari
lagu ini. penelitian ini adalah dengan metode
Aria ini diawali oleh introduksi dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi.
tempo lambat (andante). Lalu lanjut Peneliti menggunakan Observasi
dibagian 1 sebanyak 8 birama yang Partisipatif, yakni dalam observasi terlibat
dimainkan dengan tanda dinamika p pengamatan langsung terhadap objek
(piano). Lanjut ke bagian 2 sebanyak 8 penelitian tentang Interpretasi Dan Teknik
birama. Kemudian beralih ke bagian 3 Permainan Saxophone Pada Lagu Aria.
sebanyak 10 birama. Di bagian 5 hingga Wawancara dilakukan dengan memilih
bagian 6 terdapat pengulangan melodi pihak yang dianggap ahli. Peneliti sendiri
yang sama di bagian 1, dan di bagian menunjuk Rizqi Arroofi, S.Pd, Musafir
terakhir atau ke 7, terdapat ending dan Isfanhari dan Bonifatius Dhanang Unggul
gaya yang sedikit berubah untuk P, S.Sn sebagai ahli sekaligus informan.
mengakhiri lagu. Selanjutnya, dokumentasi yang digunakan
disini berupa partitur, audio wawancara
dan video rekaman seseorang dalam
memainkan lagu Aria.

129
Repertoar, Vol.1 No. 1, Juli 2020
ISSN: ….-….

interpretasi dan teknik permainan


Peneliti menggunakan 2 (dua) saxophone pada lagu Aria karya Eugene
teknik pengumpulan data yakni dengan Bozza.
sumber data primer, dan sumber data
sekunder. Sumber data primer merupakan HASIL DAN PEMBAHASAN
sumber data yang penemuannya dilakukan Aria karya Eugene Bozza
sendiri oleh peneliti ketika melakukan merupakan sebuah lagu jenis nyanyian di
penelitian. Untuk memperoleh data ini Gereja dengan irama 3/8 dan bertempo
peneliti melakukan dengan teknik Andante ma non troppo yang artinya
pengumpulan data (contoh: pencatatan seperti orang berjalan. Eugene Bozza
hasil wawancara, hasil observasi lapangan, (1905-1991) menulis karya ini untuk alto
data dari narasumber, pengambilan foto, saxophone dan piano pada tahun 1936
dokumentasi, dan melakukan wawancara untuk pemain saksofon Perancis yang
langsung dengan narasumber yang terkenal, Marcel Mule. Karya ini dalam
bersangkutan), berkaitan dengan gaya J. S. Bach dan sangat mirip dengan
interpretasi dan teknik permainan Aria gerakan ketiga Bach dari organ
saxophone pada lagu Aria karya Eugene Pastorale di F, BWV 590.
Bozza. Kemudian, sumber data sekunder Rata-rata pengembangan motif
diperoleh dari sumber yang tidak yang terdapat di lagu Aria menggunakan
langsung. Sumber ini tidak didapat dari sistem sekuens, yaitu pengulangan pada
narasumber, yakni lewat orang lain atau pola ritmis tetapi not nya berbeda. Pola
dokumen. Data sekunder adalah data sistem sekuens ini terdapat pada birama 6,
tambahan untuk melengkapi data primer 29 yang diulang pada birama 37. Lalu di
dimana data tersebut berupa partitur dan birama 18 sampai 19 yang diulang pada
video rekaman seseorang dalam birama 74 sampai 75. Lalu di birama 24,
memainkan lagu Aria karya Eugene 25 dan 26. Lalu di birama 38, 39 dan 40.
Bozza. Lalu di birama 43, 44 dan 45. Lalu di
Dalam hal ini, peneliti melakukan birama 50 yang diulang di birama ke 52.
3 (empat) tahap yang diperlukan : reduksi Lalu di birama 55 yang diulang di birama
data, penyajian data, dan verifikasi. ke 57 dan yang terakhir di birama 54 yang
Reduksi data bisa dibantu dengan diulang pada birama 58. Pengulangan
alat teknologi / elektronik dengan memberi harafiah pada lagu Aria ini terjadi pada
kode aspek tertentu. Selain itu, reduksi birama 5 sampai birama 17, dan birama
data yakni memfokuskan pada hal - hal 61-73 yang terjadi pengembangan melodi
yang penting, dan membuang yang tidak pada bagian ending. Pembalikan
perlu. Dalam hal ini, peneliti akan dipandu (inversion) pada lagu Aria ini terjadi pada
dengan cara menyaring kembali data yang birama 77-78, lalu di birama 52-53, lalu di
tidak diperlukan, menyajikan, dan birama 41-47, lalu di birama 7-8, lalu di
mendapat jawaban rumusan masalah, serta birama 11-12 dan yang terakhir di birama
menarik kesimpulan sementara dalam 20, 21, 22 dan birama 23.
penelitian.
Penyajian data merupakan data Interpretasi
yang telah disaring, pemaparan rinci, dan Interpretasi adalah cara
teratur setelah menganalisis dalam bentuk penghayatan dan pembawaan suatu karya
format naratif yang disiapkan. Peneliti musik menyesuaikan apa yang tertulis
akan memahami, memudahkan apa yang pada partitur maupun secara lisan
terjadi, dan merencanakan tahapan Hermeren (2001:13) mengemukakan
penelitian selanjutnya. Dari reduksi data, bahwa tujuan interpretasi dalam musik
kemudian dipaparkan dalam bentuk uraian adalah untuk menemukan apa yang
naratif yang memuat tentang deskripsi komposer inginkan, untuk

130
Fadil Praska Maulana
Interpretasi Dan Teknik Permainan Saxophone Pada Lagu Aria Karya Eugene Bozza

mengekspresikan dan tangga nada G minor, tetapi pada birama


mengkomunikasikan perasaan, dan untuk 38 sampai 42 terjadi pergerakan gradasi,
menggambarkan sejarah, sosial, serta pengembangan melodi pada birama
kondisi psikologi untuk penciptaan karya tersebut menggunakan nada kromatik yang
yang diinterpretasikan. Ada beberapa dimodulasikan di tangga nada B minor.
kerangka untuk menginterpretasikan Lalu pada birama 61 terjadi pengulangan
sebuah karya musik, yaitu sejarah musik, bagian tema awal dan pada birama 74
bentuk musik, struktur musik dan tanda sampai 80 terjadi pengembangan melodi
ekspresi musik. Berikut akan peneliti yang mengarah ke bagian coda dan
jabarkan masing-masing dari kerangka ending.
tersebut.
Intonasi
Sejarah Lagu Intonasi atau khususnya kejelasan
Aria merupakan bagian dari opera, dalam nada, adalah perhatian utama
opera yang disampaikan dengan cara lainnya dalam karya ini, khususnya
menyanyi. Pada hakikatnya, Aria penggunaan nada seperti A tinggi, B, C,
merupakan sebuah komposisi untuk vokal dan C # - menambah masalah intonasi.
yang dimana penyanyi mempunyai Kesalahan terbesar cenderung terjadi dari
kesempatan untuk mengeluarkan semua latihan nomor 6 sampai akhir, ketika
teknik vokalnya, bisa solo, duet, trio dan pemain lelah dan dinamika sangat lembut.
lain-lain. Eugene Bozza (1905-1991) Dalam menunjang ketepatan intonasi, bisa
merupakan seorang komposer menggunakan tuner sebelum berlatih
kontemporer kelahiran Nice, Perancis. dengan pengiring piano pada lagu Aria.
Bozza banyak menghabiskan hidupnya
untuk menciptakan beberapa karya musik Struktur Lagu
kamarnya, salah satunya Aria. Karya ini Aria karya Eugene Bozza ini terdiri
diciptakan untuk alto saxophone dan piano dari 2 bagian dengan menggunakan tempo
pada tahun 1936 untuk pemain saksofon Andante ma non troppo. Dengan pola
Perancis yang terkenal, Marcel Mule. penggunaan ritme dan melodi yang hampir
Karya ini dalam gaya J. S. Bach dan sama di birama 62 terjadi pengulangan
sangat mirip dengan Aria gerakan ketiga pada tema awal. Struktur lagu yang
Bach dari organ Pastorale di F, BWV 590. terdapat pada Aria meliputi motif, tema
Kedua Arias ini memiliki suasana hati, dan frase. Berikut peneliti akan
meter, dan gaya iringan yang sama. menjabarkan penerapannya dibawah ini :
Menurut peneliti, meskipun Bozza
digolongkan komponis kontemporer, lagu 1). Motif
Aria termasuk dalam kategori lagu zaman Seperti yang sudah dijelaskan pada
romantik menuju modern. Hal ini deskripsi lagu diatas, rata-rata
dikarenakan dalam penggunaan melodi pengembangan motif yang terdapat di lagu
tersebut sangat berekspresi dan lembut Aria menggunakan sistem sekuens, yaitu
serta sangat subjektif. Bozza juga memiliki pengulangan pada pola ritmis tetapi not
kebebasan lebih dalam berimajinasi nya berbeda. Pola sistem sekuens ini
menentukan pola ritme, melodi dan terdapat pada birama 6, 29 yang diulang
dinamika yang dikehendaki. pada birama 37. Lalu di birama 18 sampai
19 yang diulang pada birama 74 sampai
Nada Dasar 75. Lalu di birama 24, 25 dan 26. Lalu di
Disini, nada dasar yang digunakan birama 38, 39 dan 40. Lalu di birama 43,
dalam lagu Aria karya Eugene Bozza 44 dan 45. Lalu di birama 50 yang diulang
adalah G minor piano. Pada pergerakan di birama ke 52. Lalu di birama 55 yang
melodi ini relatif semua menggunakan diulang di birama ke 57 dan yang terakhir

131
Repertoar, Vol.1 No. 1, Juli 2020
ISSN: ….-….

di birama 54 yang diulang pada birama ini adalah berlatih nada panjang atau long
58. Pengulangan harafiah pada lagu Aria tones, karena itu dapat membantu dalam
ini terjadi pada birama 5 sampai birama memainkan lagu ini yang terdapat banyak
17, dan birama 61-73 yang terjadi sekali macam-macam dinamika dan
pengembangan melodi pada bagian ornamen seperti legato yang bisa mencapai
ending. Pembalikan (inversion) pada lagu 4 ketuk dan menguasai per kalimat pada
Aria ini terjadi pada birama 77-78, lalu di setiap bagian lagu Aria ini. Disini, Ada
birama 52-53, lalu di birama 41-47, lalu di beberapa penafsiran dari peneliti untuk
birama 7-8, lalu di birama 11-12 dan yang
terakhir di birama 20, 21, 22 dan birama
23. kerangka struktur Aria karya Eugene
Bozza dibagi menjadi 7 bagian. Bagian bisa mengambil teknik pernafasan di lagu
introduksi terjadi pada birama 1 sampai Aria, yaitu :
birama 8, lalu pada bagian pertama terdiri Notasi 1. Teknik Frasering
pada birama 9 sampai birama 16 yang yang disarankan
merupakan pengembangan motif dari Pada Notasi 1 diatas, merupakan
introduksi. Bagian kedua terdiri pada contoh teknik pengambilan pernafasan di
birama 17 sampai birama 27 yang juga birama 14 dan birama 16. Petunjuk teknik
merupakan pengembangan motif dengan pengambilan nafas disini ditunjukkan
cara diberi nada hiasan. Bagian ketiga dengan ”tanda-koma” dibagian lingkaran
terdiri pada birama 28 sampai birama 37. merah tersebut. Sangat disarankan untuk
Bagian keempat terdiri pada birama 38 pemain dapat mengambil nafas sesuai
sampai birama 48 yang terdapat sebuah petunjuk di lagu tersebut. Hal pertama
modulasi. Bagian kelima terdiri pada yang harus disadari adalah bahwa setiap
birama 49 sampai birama 60. Bagian pemain saxophone klasik tidak harus
keenam terdiri pada birama 61-68 yang melihat semua tanda nafas yang tertulis,
merupakan pengulangan melodi pada bisa untuk menambahkan tanda nafas yang
bagian introduksi, dan bagian ketujuh pada lain sesuai kebutuhan. Jika
birama 69-80 merupakan sebuah akhir dari memungkinkan, bisa membuat sebuah
lagu, dan di birama 77 terdapat sebuah struktur pola pernafasan dua hingga tiga
melodi yang mengantarkan ke bagian bar untuk mengikuti struktur pernafasan
coda. biasa. Setelah itu skema pernapasan
selanjutnya bisa dikembangkan menurut
2). Frasering kehendak pemain sendiri.
Frasering merupakan sebuah usaha
untuk memperlihatkan struktur kalimat Tanda Ekspresi Musik
dalam pembawaan music. Frasering disini Tanda Ekspresi dalam sebuah
juga sangat berhubungan erat dengan partitur karya musik adalah segala tanda
“artikulasi”, teknik pernapasan atau usaha yang terdapat di dalam partitur, yang
untuk memperlihatkan motif-motif musik berfungsi untuk menjelaskan / mengatur
tidak hanya dalam permainan musik organ cara memainkan karya musik tersebut.
tetapi juga dalam musik vokal dan musik
instrumental selain organ. Pada lagu Aria, 1). Tempo
frasering sangat perlu diperhatikan disini Tempo yang digunakan dalam lagu
dan dalam lagu ini frasering kebanyakan Aria karya Eugene Bozza adalah andante
terdiri dari 3-4 birama. Hal ini menjadi ma non troppo, yang berarti pelan tetapi
tantangan tersendiri bagi pemain tidak terlalu cepat. Gaya pembawaan
saxophone yang akan memainkan lagu ini. dalam lagu ini cenderung lambat dan
Hal yang perlu ditingkatkan untuk melatih dalam lagu ini, hampir tidak ada
sebuah frasering atau artikulasi dalam lagu perubahan pada tempo, tetapi di birama 60

132
Fadil Praska Maulana
Interpretasi Dan Teknik Permainan Saxophone Pada Lagu Aria Karya Eugene Bozza

sebaiknya menambahkan penggunaan pembawaan yang berapi-api pada


rittartando (rit.) yang artinya semakin lama bagian ini.
semakin melambat, agar memberi ruang f. Pada no.5, terjadi penurunan dinamika
bagi pemain untuk mengambil hela napas menjadi mf (agak keras) sampai
pada bagian itu. dengan birama 60.
g. Pada no.6, terjadi pengulangan pada
2) Dinamika tema awal, tetapi dibawakan dengan
Dinamika merupakan sebuah istilah dinamika ppp (pianissimo possible)
untuk membedakan keras dan lembut yang artinya paling lembut. Hal ini
dalam pembawaan karya/komposisi musik. menjadi tantangan tersendiri bagi
Pada lagu Aria, dinamika merupakan salah pemain saxophone untuk bisa
satu unsur terpenting yang perlu menyesuaikan intensitas dinamika ke
diperhatikan dalam membawakan lagu ini. tema awal. Pada birama 73 sedikit
Berikut penjabaran penulis berkaitan terjadi kenaikan intensitas dinamika
dengan dinamika pada lagu Aria : menjadi crescendo menuju bagian
a. Pada bagian introduksi menuju no.1, ending. Lalu pada birama 79-80
digambarkan dalam lagu itu cara terjadi penurunan dinamika menjadi p
pembawaan yang sedikit lembut (pianissimo).
dengan ditandai dinamika p
(pianissimo). Lalu pada birama 8-9 Teknik Permainan Saxophone Pada
terjadi peningkatan intensitas Lagu Aria
dinamika menjadi crescendo. Berikut masing-masing akan
b. Pada bagian no.1 sampai 2, intensitas penulis jabarkan mengenai berbagai teknik
dinamika perlahan mulai naik. Hal itu permainan pada lagu Aria sebagai berikut :
ditandai dengan adanya dinamika
crescendo pada birama 12. Pada a. Gruppetto
birama 13 terdapat nada C tinggi yang Gruppetto merupakan nada hiasan
harus dimainkan sangat lembut atau yang umumnya terdiri dari empat nada,
dengan dinamika pp (pianissisimo). yaitu nada atas, nada tengah, nada bawah
c. Pada bagian no.2 sampai 3, intensitas dan nada pokok. Pada umumnya nada dari
dinamika perlahan mulai berubah. Hal gruppetto itu sendiri yaitu nada Do, Re,
ini terjadi karena pada birama 19 Do, Si dan Do. Hal ini terdapat pada lagu
sampai 21 terdapat penurunan Aria. Teknik Gruppetto pada lagu Aria
dinamika lagu yang ditandai dengan terdapat pada birama 28 dan birama 34.
decrescendo. Lalu terjadi peningkatan Pada birama ke 26 terdapat nada D, E, D,
intensitas lagu pada birama 22 sampai C#, D. Di birama ke 34 juga terdapat nada
27. D, E, D, C#, D. Nada tersebut dimainkan
d. Pada no.3, pembawaan lagu sedikit dalam sebelum jatuh ketukan atau sesudah
menjadi lebih lembut. Lalu pada jatuh ketukan selanjutnya.
birama 35, intensitas dinamika
perlahan mulai naik seiring adanya
dinamika crescendo.
e. Pada no.4, terjadi pengembangan
motif yang membuat intensitas
dinamika menjadi lebih naik. Hal ini Notasi 1. Teknik Gruppetto pada
ditandai dengan notasi pada birama birama 28
38-42 terjadi modulasi. Pada birama Pada notasi diatas, terdapat tanda
42 ditandai dengan dinamika ff gruppetto yang terjadi pada birama 28 dan
(fortissisimo) yang berarti keras birama 34. Secara notasi hampir sama.
sekali. Disini Bozza mengharapkan Cara memainkan teknik gruppetto pada

133
Repertoar, Vol.1 No. 1, Juli 2020
ISSN: ….-….

bagian ini yaitu dengan dimainkan secepat penggunaan triol ini semua hampir
mungkin yang dimulai dari not dasar pada menggunakan triol seperenambelasan.
ketukan pertama tersebut. Notasi tersebut Teknik triol pada lagu Aria terdapat pada
dimainkan dengan cara legato. birama 6, 24, 25, 26, 27, 29, 37, 38, 39, 40,
41, dan birama 62. Berikut akan peneliti
b. Appogiatura jabarkan mengenai penggunaan teknik
Teknik selanjutnya yang digunakan triol yang terdapat pada lagu Aria :
dalam lagu ini adalah Appogiatura.
Appogiatura merupakan ornamen musik
berupa nada hiasan yang menggeser nada
pokok ke belakang Dalam memainkan
teknik appogiatura dibutuhkan ketepatan Notasi 5. Triol pada birama 6
nada yang cepat dan sigap, agar nada Penggunaan nada triol pada birama
sebagai penghubung ke nada berikutnya
itu terdengar jelas dan indah. Teknik
appogiatura pada lagu Aria terdapat pada
birama 24, 25 dan birama 26 :
6 menggunakan nada G, A, dan E pada
ketukan ke tiga.
Notasi 6. Triol pada birama 24

Penggunaan triol pada birama 24


menggunakan nada B, Bb, dan B pada
Notasi 3. Teknik Appogiatura pada ketukan pertama, lalu disambung dengan
birama 24
menggunakan nada B, A, dan B pada
ketukan kedua dan disambung lagi dengan
menggunakan nada C, A, dan B pada
ketukan ketiga. Cara memainkan teknik
triol pada birama 6 dan 24 hampir sama,
Notasi 4. Teknik Appogiatura pada yaitu dengan membunyikan 3 nada 1/16 an
birama 25 &26 dengan menyambung secara bersamaan
dalam tiga ketuk dengan tempo yang
Nada appogiatura pada birama 24 lambat menurut lagu aslinya, tetapi pada
diatas menggunakan nada B,C sebelum birama 24 di not ketiga triol disambung
menuju nada B lagi. Nada appogiatura dengan ketukan kedua pada triol
pada birama 25 diatas menggunakan nada selanjutnya.
G,A sebelum menuju nada G lagi, dan
nada appogiatura pada birama 26 diatas Untuk birama 25-26, Penggunaan
menggunakan nada E,F sebelum menuju nada triol selanjutnya secara ritmis hampir
nada E lagi. Cara memainkan appogiatura sama dengan birama 24, tetapi pada
pada notasi tersebut adalah dengan cara birama 25 menggunakan nada G, F#, dan
membunyikan nada not pertama saja lalu G, lalu disambung dengan menggunakan
menggeser ke not yang kedua sebelum nada yang sama, dan disambung lagi
jatuh pada ketukan pertama pada not dengan menggunakan nada A, F# dan G.
utama. Penggunaan nada triol selanjutnya pada
birama 26 menggunakan nada E, D#, dan
c. Triol E pada ketukan pertama, lalu
Triol sama juga dengan sebutan menggunakan nada yang sama diketukan
triplet, yaitu rangkaian nada seperempat kedua dan pada ketukan ketiga
atau seperdelapan yang dibunyikan tiga menggunakan nada F#, D#, dan E.
nada dalam satu hitungan. Pada

134
Fadil Praska Maulana
Interpretasi Dan Teknik Permainan Saxophone Pada Lagu Aria Karya Eugene Bozza

Notasi 9. Triol pada birama 35 & 37


Notasi 7. Triol pada birama 25 & 26
Cara memainkan teknik triol pada Cara memainkan teknik triol pada
birama 25 dan 26 hampir sama, yaitu birama 37 dan 38 hampir sama, yaitu
dengan membunyikan 3 nada 1/16 an seca dengan membunyikan 3 nada 1/16 an
ra bersamaan dalam tiga ketuk dengan secara bersamaan dalam tiga ketuk dengan
tempo yang lambat menurut lagu aslinya. tempo yang lambat menurut lagu aslinya.
Tetapi pada not 3 dari triol tersebut Penggunaan nada triol selanjutnya
disambung dengan ketukan kedua dari triol terjadi pada birama 38 menggunakan nada
tersebut. Bb, Bb dan A pada ketukan kedua, dan
Penggunaan nada triol selanjutnya pada ketukan ketiga menggunakan nada
pada birama 27 menggunakan nada C#, B, Bb, C, dan D untuk penggunaan nada triol
dan A# pada ketukan kedua dan selanjutnya. Penggunaan triol selanjutnya
disambung pada ketukan ketiga dengan di birama 39 menggunakan nada G, G, dan
F# pada ketukan kedua, dan diketukan
ketiga menggunakan nada G, A dan Bb C.
Hal itu berlanjut dibirama 40, yaitu dengan
menggunakan nada F, Db dan C pada
ketukan kedua, lalu diketukan ketiga
menggunakan nada G, F#, dan E. menggunakan nada Bb, C dan Db lalu
yang terakhir pada birama 41 dengan
Notasi 7. Triol pada birama 27 menggunakan nada C#, D# dan F pada
ketukan pertama, lalu diketukan kedua
Sedangkan pada birama 29 menggunakan nada F, G dan G# dan
penggunaan triol selanjutnya dengan diketukan ketiga menggunakan nada A#,
dengan menggunakan nada D, E, dan B B, dan C#.
diketukan ketiga.

Notasi 10. Triol pada birama 38-41

Notasi 8. Triol pada birama 29 Cara memainkan teknik triol pada


birama 38, 39, 40 dan 41 hampir sama,
Cara memainkan teknik triol pada yaitu dengan membunyikan 3 nada 1/16 an
birama 27 dan 29 hampir sama, yaitu secara bersamaan dalam tiga ketuk dengan
dengan membunyikan 3 nada 1/16 an tempo yang lambat menurut lagu aslinya.
secara bersamaan dalam tiga ketuk dengan Penggunaan nada triol selanjutnya
tempo yang lambat menurut lagu aslinya. terjadi pada birama 62, yang merupakan
Tetapi pada not pertama sebelum triol dari pengulangan melodi pada birama 6,
birama 27 disambung dengan ketukan menggunakan nada G, A dan E di ketukan
kedua dari triol pertama tersebut. ketiga.
Penggunaan nada triol selanjutnya
terjadi di birama 35 menggunakan nada D,
E, dan B. Lalu untuk penggunaan nada
triol selanjutnya terjadi di birama 37
menggunakan nada C, D, dan A pada Notasi 11. Triol pada birama 62
ketukan ketiga. Cara memainkan teknik triol pada
birama 6 hampir sama, yaitu dengan

135
Repertoar, Vol.1 No. 1, Juli 2020
ISSN: ….-….

membunyikan 3 nada 1/16 an secara penggunaan kromatis dan penggunaan


bersamaan dalam tiga ketuk dengan tempo triol. Berikut akan peneliti jabarkan
yang lambat menurut lagu aslinya. mengenai masing-masing bagian tersulit
pada lagu Aria dan cara mengatasinya :
d. Legatura
Legatura berfungsi untuk Pada birama ke 28 dan 34, terjadi
memperpanjang harga nada yang terdiri penggunaan nada hiasan yang disebut
dari dua nada atau lebih, legatura terdapat dengan gruppetto. Pemakaian gruppetto
pada birama 79-80. pada lagu ini tidak terlalu banyak, tetapi
pemakaian gruppetto sendiri sebenarnya
cukup memberi tantangan tersendiri
terhadap pengalaman peneliti atau pemain
saxophone dalam memainkan lagu ini.
Notasi 12. Legatura pada birama 79-80
Untuk mengatasi bagian yang sulit pada
penggunaan gruppetto peneliti melatihnya
e. Legato dengan cara memainkan nada 1/16 an
Berbeda dengan legatura, legato yaitu dengan menggunakan tangga nada mayor
cara memainka notasi yang disambung yang peneliti variasikan sendiri. Berikut
tanpa memutus nada, biasanya legato peneliti akan menjabarkan contoh cara
tersebut menandai dua nada atau lebih melatih gruppetto dengan menggunakan
yang tidak sama. Berikut contoh dibawah tangga nada 1/16 an C Mayor :
yang terdapat tanda legato pada birama
38-41 dan birama 62-65 :

Notasi 15. Contoh metode untuk melatih


Gruppetto
Notasi 13. Legato pada birama 38-41
Melatih teknik gruppetto di birama 28
dan 34 bisa juga dengan membiasakan
berlatih menggunakan nada 1/16 an
menggunakan tangga nada mayor (seperti
Notasi 14. Legato pada birama 62-65
contoh gambar diatas) dengan dilatih
Pada notasi diatas, hampir disetiap berulang-ulang, dan menambahkan legato
bagian lagu terdapat tanda legato. Menurut disetiap notasi untuk membiasakan
penafsiran penulis, cara memainkan legato penjarian kita di klap saxophone.
pada contoh notasi tersebut dengan Pada birama ke 38, 39, 40, dan 41
mengikuti setiap tanda pengambilan nafas terjadi sistem gradasi atau perjenjangan
(‘) agar intonasi dan artikulasi pada legato nada. Hal ini dikarenakan dari birama
terdengar lebih jelas. Pada brama 38-41, tersebut memiliki notasi yang perlahan
dimainkan dengan lembut lalu pada birama naik ke bagian modulasi. Dalam
40-41 dimainkan makin lama makin keras. pergerakan notasi tersebut menggunakan
nada-nada kromatik. Kromatik atau dalam
Bagian-Bagian yang sulit untuk bahasa Inggris disebut chromatic,
dimainkan dan cara mengatasinya merupakan sebuah interval diluar tangga
nada diatonik, baik itu merupakan tangga
Pada lagu Aria karya Eugene Bozza nada mayor dan tangga nada minor.
secara umum tidak terlalu sulit untuk Tangga nada kromatis terdiri dari 12
dimainkan, akan tetapi lagu ini memiliki tangga nada. Dalam tangga nada kromatis
beberapa bagian yang menurut peneliti yang naik, nada-nada dinaikkan/dikreskan
sulit seperti penggunaan gruppetto, (c-cis-d-dis- dsb), sedangkan dalam tangga

136
Fadil Praska Maulana
Interpretasi Dan Teknik Permainan Saxophone Pada Lagu Aria Karya Eugene Bozza

nada kromatis yang turun, nada-nada menggunakan nada 1/8 an, atau bisa juga
diturunkan/dimolkan (b-bes-a-as- dsb). menggunakan nada triol 1/16 an. Pada
Dalam lagu Aria ini, terdapat beberapa contoh gambar diatas, Selain itu teknik
bagian yang sulit. Salah satunya di birama triol juga bisa dilatih dengan menggunakan
38 sampai 42. Dimana dibagian itu etude dari (J. Dorsey, 1979:31).
terdapat sebuah melodi yang mengarah ke Pada birama 24-26 merupakan salah
modulasi yang berisi nada kromatis, satu bagian tersulit untuk pemain karena
seperti gambar dibawah berikut : terdapat teknik Appoggiatura. Hal ini
Pada gambar diatas, merupakan dibutuhkan ketepatan dan ketelitian pada
pergerakan melodi lagu yang berisi nada nada yang dimainkan agar terdengar lebih
kromatis menuju ke modulasi. Bagian ini jelas. Untuk mengatasi kesulitan pada
mempunyai tantangan tersendiri bagi bagian tersebut, bisa dilatih dengan
peneliti yang pernah memainkan lagu ini menggunakan etude dari (J.Dorsey,
maupun para pemain saxophone, karena 1979:50).
pada bagian ini tidaklah mudah, Untuk selanjutnya, pada lagu Aria,
dibutuhkan latihan yang lebih intens dalam hampir setiap bagian lagu terdapat teknik
melatih tangga nada kromatis seperti slurs maupun legatura. Hal ini terkadang
contoh gambar diatas. Berikut adalah cara menyulitkan pemain yang akan
mengatasinya : memainkan lagu ini, maka dari itu
dibutuhkan teknik pengambilan nafas
Melatih teknik pada birama 38 sampai (frasering) yang tepat serta memperjelas
41 bisa dilatih dengan menggunakan etude setiap intonasi dan artikulasi nada. Melatih
dari (J.Dorsey, 1979:22). Melatih pada teknik slur dan legatura di lagu Aria bisa
birama tersebut juga bisa menggunakan juga dengan membiasakan berlatih
metode interval. Dibutuhkan latihan yang menggunakan nada 1/8 an. Selain itu
intens dalam melatih interval melompat teknik slur dan legatura juga bisa dilatih
dan interval yang memakai jarak oktaf dengan menggunakan etude dari (J.
pertama ke oktaf kedua atau ketiga. Dorsey, 1979:27).

Dalam melatih interval, juga berfungsi PENUTUP


untuk bisa menjangkau nada-nada oktaf Berdasarkan penelitian dan
mulai dari nada C sampai C, dan berguna pembahasan tentang interpretasi dan
untuk melatih fingering para pemain teknik permainan saxophone pada lagu
saxophone. Cara lain untuk melatih teknik Aria karya Eugene Bozza, maka penulis
pada birama 38-41 dengan menggunakan dapat mengambil kesimpulan bahwa lagu
etude dari (J.Dorsey, 1979:45). Aria merupakan lagu 3 bagian. Gaya
pembawaan pada lagu ini sudah terjadi
Selanjutnya, hampir disetiap bagian pada zaman romantik keatas, karena
lagu Aria menggunakan nada triol atau didalam partitur atau fullscore sudah
triplet. Hal ini juga menjadi tantangan bagi ditambahkan berbagai ornamen dan
peneliti dan setiap pemain saxophone yang dinamika untuk menunjang interpretasi
akan memainkan lagu ini. Karena tidaklah pada lagu tersebut. Interpretasi yang
mudah untuk bisa memainkan rangkaian terdapat pada lagu ini meliputi : (1) sejarah
nada seperempat atau seperdelapan yang lagu. (2) nada dasar. (3) intonasi. (4) motif.
dibunyikan tiga nada dalam satu hitungan. (5) frasering. (6) tempo. (7) dinamika.
Dibutuhkan latihan yang serius untuk Terdapat beberapa macam teknik
dapat melatih triol tersebut. permainan pada lagu Aria yang meliputi :
(1) Gruppetto. (2) Appoggiatura. (3) Triol.
Melatih teknik triol di lagu Aria bisa (4) Slurs. (5) Legatura. Secara umum lagu
juga dengan membiasakan berlatih ini tidak terlalu sulit, akan tetapi ada

137
Repertoar, Vol.1 No. 1, Juli 2020
ISSN: ….-….

beberapa bagian yang perlu diperhatikan _____________. (2006). Metode


serta cara mengatasinya, yaitu meliputi : penelitian kualitatif edisi
(1) Birama 28 & 34. Cara mengatasi pada revisi. Bandung: Remaja
bagian ini yaitu dengan memperbanyak Rosdakarya.
latihan tangga nada mayor dengan ritmis Muttaqin, M. (2008). Seni Musik
seperenambelas menggunakan legato. (2) Klasik. Jakarta: Direktorat
birama 39, 40 & 41. Cara mengatasi Pembinaan Sekolah Menengah
kesulitan pada bagian ini yaitu dengan Kejuruan, Departemen Pendidikan
memperbanyak latian tangga nada Nasional.
kromatik, bisa juga dengan menggunakan Prier, Karl-Edmun SJ. 1996. Ilmu
etude dari (J.Dorsey, 1979:22) serta latihan Bentuk Musik. Yogyakarta : Pusat
interval. (3) Birama 6. Cara mengatasi Musik Liturgi
kesulitan pada bagian ini yaitu dengan _________________. 2009. Kamus
memperbanyak latian tangga nada C Musik. Yogyakarta : Pusat
dengan menggunakan variasi ritmis triol Musik Liturgi
dan bisa juga dengan menggunakan etude Rokhman, Z. A. (2015). Permainan
dari (J.Dorsey, 1979:31). (4) birama 24 Saxophone Dalam Pertunjukan
sampai 26. Cara mengatasi kesulitan pada Musik Jazz Pada Komunitas JES
bagian ini bisa dengan melatih UDU Di Purwokerto (Doctoral
menggunakan etude dari (J.Dorsey, dissertation, UNIVERSITAS
1979:50). (5) Birama 11-16 dan 79-80. NEGERI SEMARANG).
Cara mengatasi kesulitan pada bagian ini Siburian, T. (2016). ANALISIS
bisa dengan melatih menggunakan etude KOMPOSISI DAN TEKNIK
dari (J.Dorsey, 1979:27). PERMAINAN PIANO PADA
MAPLE LEAF RAG KARYA
DAFTAR PUSTAKA SCOTT JOPLIN (Doctoral
Banoe, P. (2003). Kamus musik. Kanisius. dissertation, UNIMED).
_____________. Pengantar Pengetahuan Soeharto, M. (1992). Kamus musik.
Harmoni. Kanisius. Gramedia Widiasarana Indonesia
Dorsey, J. 1979. Saxophone Method. (Grasindo).
Robbins Music Corporation. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Hermeren, G. (2001). The full voic’d Kuantitatif Kualitatif dan
quire: types of interpretation of R&D. Bandung : Alfabeta
music. In Krausz, M. (eds). The ________. 2014. Metode Penelitian
Interpretation of Music. New York: Kuantitatif Kualitatif dan
Oxford University Press. R&D. Bandung : Alfabeta
Mack, Dieter. 1994. Ilmu Melodi. ________. 2016. Metode Penelitian
Yogyakarta : Pusat Musik Liturgi. Kuantitatif Kualitatif dan
Malau, S. Teknik Permainan Saxophone R&D. Bandung : Alfabeta
Dalam Ensambel Musik Tiup Sukohardi AL. 2012. Teori Musik
Untuk Mengiringi Upacara Adat Umum. Yogyakarta : Pusat Musik
Kematian Batak Toba Di Kota Liturgi
Medan. Syafiq, Muhammad. 2003. Ensiklopedia
Miller, H. M. (2001). Apresiasi Musik Klasik. Yogyakarta :
Musik. Yogyakarta: Yayasan Adicita Karya Nusa
Lentera Budaya.
Moleong Lexy, J. (2000). Metodelogi
Penelitian Kualitatif. Remaja
Posdakarya, Bandung.

138

Anda mungkin juga menyukai