Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PERTEMUAN 4

MENCARI ARTIKEL BAHAYA TERATOGEN DAN


PENGARUH KONDISI PSIKOLOGIS IBU TERHADAP PERKEMBANGAN JANIN
SELAMA MASA KEHAMILAN
TANGGAL : 23 September 2020
NAMA/ NIM : Chaterina Atma D. M/209114097
PRODI : Psikologi

Teratogen, si Jahat yang Merusak Janin


Pernah berkenalan dekat dengan teman yang difabel ( different ability people)? Jika
pernah, tentu Teman Pranikah tahu betapa banyaknya kesulitan yang mereka alami
dalam menjalani kehidupan sehari-hari akibat banyak fasilitas di negara kita yang
kurang ramah terhadap kaum difabel. Kali ini kita bukan membahas tentang kaum
difabel atau fasilitasnya, namun membahas tentang kemungkinan penyebab janin
mengalami gangguan dalam tumbuh kembangnya, sehingga menyebabkan mereka
lahir sebagai difabel. 

Ada beberapa zat yang dikategorikan


sebagai teratogen (berasal dari kata Yunani ‘tera’ yang berarti ‘monster’), yaitu segala
zat yang mengakibatkan kecacatan janin. Yang termasuk teratogen adalah malnutrisi,
penyakit infeksi, alkohol, dan tembakau (Arnett, 2012). Ahli lain menambahkan yang
termasuk teratogen adalah tipe darah yang kurang cocok, polusi lingkungan, stres ibu,
dan usia ayah-ibu pada saat janin dikandung (Santrock, 2004).
 
Kenapa mereka yang ingin hamil harus paham tentang teratogen? Karena seringkali
seorang perempuan baru menyadari kehamilannya setelah beberapa minggu. Padahal
fase embrio yang berlangsung sejak janin berusia sekitar 3-8 minggu adalah fase yang
paling kritis. Apabila teratogen hadir di fase embrio, maka cukup besar kemungkinan
janin mengalami kecacatan.  Contohnya perkembangan mata sangat rawan di usia 24-
40 hari, jantung di usia 20-40 hari, dan tungkai kaki di usia 24-36 hari. Jika teratogen
hadir di usia kehamilan sekitar 30 hari, janin beresiko mengalami kebutaan, gangguan
jantung, atau kaki tak berkembang.
 
Memang tak ada jaminan bahwa kalau kehamilan amat bersih dari teratogen maka
bayi lahir amat sempurna. Namun para ahli telah membuktikan bahwa teratogen
berperan besar sekali dalam kecacatan janin. Tak bermaksud menambah kengerian,
namun ternyata hanya setengah dari efek teratogen yang terlihat pada saat bayi lahir.
Penelitian Moore dkk (1997) dam Wahlbeck dkk (2011) membuktikan bahwa ada
efek teratogen yang baru terlihat di masa dewasa. Oleh karena itu sebaiknya Teman
Pranikah yang ingin memiliki anak yang sehat sebaiknya menghindari beberapa
teratogen berikut:
 
Malnutrisi
Malnutrisi tak hanya terjadi di negara dunia ketiga. Mereka yang hidup di kota besar
juga bisa mengalami malnutrisi lho. Contoh yang paling jelas adalah mereka yang
sangat kurang mengasup asam folat (yang banyak tersedia di buah dan sayur) punya
resiko melahirkan bayi yang mengalami anencephaly (tidak lengkapnya struktur
kepala) dan spina bifida (sejenis kerusakan tulang belakang). Ibu yang malas makan
ketika hamil juga mengalami resiko yang sama. Ibu yang obesitas tak berarti
kelebihan nutrisi lho. Penelitian Doheny (2009) bahkan menyebutkan bahwa ibu yang
kegemukan dapat melahirkan bayi yang mengalami spina bifida, cacat jantung, atau
bibir sumbing.
 
Nah, anjuran untuk makan banyak buah dan sayur bukan main-main kan. Sebaiknya
banyak mengonsumsi buah dan sayur dalam kehidupan sehari-hari, terutama ketika
ingin hamil. Bukan hamil dulu baru makan buah dan sayur lho.  Suplementasi asam
folat dianjurkan untuk dikonsumsi sejak 3 bulan sebelum kehamilan dan selama
kehamilan.  
 
Penyakit infeksi
Salah satu penyakit infeksi yang paling terkenal adalah rubella. Janin yang ibunya
terkena rubella  di awal kehamilannya beresiko mengalami kebutaan, ketulian, tuna
grahita, juga ketidaknormalan jantung, alat kelamin dan sistem pencernaan.
Jika rubella dialami pada fase fetal (setelah 8 minggu), pengaruhnya bisa menjadi berat
badan lahir rendah, masalah pendengaran, dan kecacatan tulang belakang. Untungnya
rubella sudah ada vaksinnya, yuk cegah dengan melakukan vaksinasi MMR (Mumps,
Measles, Rubella) sebelum menikah.  Perlu 2 x pemberian dengan jarak minimal 4
minggu untuk perlindungan yang baik. Penyakit infeksi lain contohnya AIDS, yang
dapat merusak perkembangan otak janin.
 
Alkohol
Minuman beralkohol saat ini seakan menjadi trend pergaulan. Padahal berbagai
penelitian membuktikan bahwa dosis alkohol yang aman untuk janin adalah 0, artinya
tak boleh sama sekali minum alkohol di masa kehamilan. Ingat, yang disebut masa
kehamilan adalah dimulai sejak saat terjadinya pembuahan. Efek alkohol terhadap
janin adalah berat badan lahir rendah, lingkar kepala kecil, inteligensi rendah, anak
kelak cenderung lebih agresif dan sulit diatur (Willford dkk, 2004). Ibu yang
mengonsumsi alkohol berlebihan bahkan dapat melahirkan anak yang mengalami
FASD (fetal alcohol spectrum disorder) yang mencakup kelainan bentuk muka, masalah
jantung, tuna grahita, dan memiliki masalah atensi dan konsentrasi (Mattson dkk,
2010). Anak-anak ini biasanya akan mengalami masalah seumur hidupnya karena
berbagai kesulitan yang ia alami. Jadi sebelum kehamilan terjadi, bersihkan diri dulu
dari asupan alkohol.
 
Rokok
Perempuan merokok sudah biasa? Walaupun demikian, janin tak pernah terbiasa pada
rokok. Rokok bahkan dapat meningkatkan resiko keguguran dan kelahiran prematur.
Janin juga dapat mengalami kerusakan fungsi jantung, kesulitan bernapas, bahkan
kematian. Ketika besar, anak juga dapat mengalami masalah dalam ketrampilan
berbahasa dan bicaranya, kesulitan atensi dan konsentrasi, dan banyak problem
perilaku. Jika ayah yang merokok, tak berarti bebas dari masalah. Tak hanya masalah
dari sperma ayah, juga masalah ibu sebagai perokok pasif ternyata dapat
meningkatkan resiko berat badan lahir rendah dan kanker anak. Penting banget kan
untuk berhenti merokok sebelum mempersiapkan kehamilan. Cek artikel: Berhenti
merokok, salah satu persiapan pranikah.
 
Obat-obatan
Yang dimaksud pastinya narkoba. Kokain, mariyuana, heroin dan teman-temannya
terbukti menyebabkan berbagai gangguan pada janin seperti lingkar kepala lebih
kecil, perkembangan motorik buruk, gangguan tidur, dll. Ada pula masalah-masalah
psikologis yang dialami seperti kecerdasan yang rendah, kesulitan memusatkan atensi
dan konsentrasi, dan berbagai problem perilaku yang sangat mungkin masih terus
dialami sampai dewasa.
 
Bukan itu saja, obat-obatan bebas yang dikonsumsi ibu hamil (bahkan ibu yang belum
tahu dirinya hamil) juga dapat memberikan problem serupa. Oleh karena itu,
sebaiknya memang tak buru-buru menyantap obat jika batuk pilek atau sakit kepala,
jika memang ada kemungkinan Anda akan hamil atau pasti sedang hamil. Baik ayah
maupun ibu juga sebaiknya bebas narkoba sebelum merencanakan kehamilan.
 
Bahaya lingkungan
Yang termasuk bahaya lingkungan antara lain radiasi dan polusi. Radiasi dan polusi
berat terbukti dapat mengakibatkan mutasi gen, sehingga mengalami abnormalitas
kromosom, dan akhirnya mendapatkan kecacatan tertentu. Radiasi juga dapat terjadi
akibat sinar X lho, jadi jangan sembarangan melakukan rontgen jika ibu kemungkinan
mengandung.  
 
Stres ibu
Ibu yang mengalami kecemasan tinggi lebih beresiko melahirkan secara prematur,
padahal kelahiran prematur sering menimbulkan masalah bagi bayi. Emosi ibu yang
meledak-ledak juga telah terbukti dapat ‘ditularkan’ oleh ibu kepada janinnya lewat
perubahan pernapasan dan perubahan hormon. Oleh karena itu, ibu hamil yang
pemarah seringkali memiliki anak yang cenderung mudah tersinggung dan sulit
diatur, sementara ibu hamil yang selalu sedih sering memiliki anak yang terus
murung.
 
Usia ibu
Banyak ahli yang menyarankan agar kehamilan terjadi antara usia 20-35, karena
kualitas sel telur yang semakin menurun ketika usia wanita semakin tua. Salah satu
resikonya adalah melahirkan bayi yang mengalami Down Syndrome. Apabila si ibu
adalah orang yang aktif dan pola hidupnya sehat, maka resiko tersebut akan menurun
dan masa sehat sistem reproduksinya cenderung lebih panjang.
 
Faktor ayah
Dari tadi bicara faktor ibu, namun jangan salah, ayahpun pegang peranan. Laki-laki
yang banyak bergelut dengan radiasi, pestisida, dan zat kimia berbahaya punya resiko
memiliki sperma yang abnormal, sehingga anak punya resiko mengalami kanker.
Penelitian Rubin dkk (1986) terhadap ayah yang merokok selama kehamilan istrinya
menyebutkan bahwa setiap pak rokok yang diisap ayah per hari membuat berat lahir
bayi berkurang 4 ons, dibanding bayi dari ayah yang tak merokok.
 
Lagi-lagi Tim Pranikah mau menegaskan: informasi tentang teratogen bukan
diberikan untuk menakut-nakuti, tidak juga untuk melecehkan mereka yang
mengalami difabel. Informasi ini diberikan agar semua Teman Pranikah menyadari
pentingnya persiapan kehamilan, dan akhirnya lebih bertanggungjawab terhadap
kehamilan bahkan sebelum disadari.
 
Pernikahan perlu diselamatkan sebelum dimulai, kehamilan juga perlu diselamatkan
sebelum dimulai. Jangan sampai ada kata terlambat, ayo mulai hidup sehat segera
demi masa depan generasi mendatang yang lebih sehat.

Source: http://pranikah.org/pranikah/teratogen-si-jahat-yang-merusak-janin/
Alasan Stres dan Emosi Bisa Memengaruhi
Kesehatan Janin

Halodoc, Jakarta – Selama masa kehamilan, tidak hanya pemenuhan nutrisi dan gizi saja yang akan
memengaruhi perkembangan dan kesehatan janin, kondisi psikologi ibu ternyata sangat
berpengaruh terhadap perkembangan dan kesehatan janin dalam kandungan. Kondisi psikologi
seorang ibu hamil nyatanya bisa lebih labil jika dibandingkan dengan keadaan sebelum hamil yang
disebabkan oleh adanya perubahan hormon. Namun sebaiknya selama masa kehamilan, ibu
disarankan untuk menjauhkan kondisi psikologi yang merugikan kesehatan janin seperti emosi,
stres, atau depresi.

Baca juga: 5 Kondisi yang Membahayakan Janin

Saat ibu hamil mengalami stres dan emosi, tentu akan berpengaruh pada kondisi psikis ibu hamil
dan akan memengaruhi kondisi janin. Misalnya saat ibu mengalami emosi marah, maka tekanan
darah akan naik dan tentu memiliki tekanan darah yang tinggi akan membahayakan kesehatan janin.
Stres yang dirasakan ibu hamil juga dapat meningkatkan corticotropin-releasing hormone (CRH) di
awal kehamilan yang dapat meningkatkan risiko bayi lahir prematur.

Penyebab Stres dan Emosi pada Ibu Hamil

Banyak penyebab yang membuat ibu hamil merasa stres dan emosi pada masa kehamilan.
Perubahan hormon menyebabkan ibu mengalami perubahan suasana hati yang cukup cepat. Selain
itu, ibu hamil pada trimester pertama biasanya mengalami morning sickness. Nyatanya, morning
sickness dapat menyebabkan emosi yang tidak stabil dan stres.

Mual dan muntah bisa membuat ibu hamil merasa takut atau cemas bayi kekurangan nutrisi dan
gizi. Sedangkan, rasa lelah yang dirasakan terkadang membuat ibu hamil merasakan lebih
emosional dibandingkan keadaan sebelum hamil. Sebaiknya pada masa ini, ibu hamil lebih santai
dan rileks menghadapi masa-masa morning sickness. Jangan lupa juga perhatikan asupan makanan
yang sehat untuk perkembangan dan pertumbuhan janin.

Janin Ikut Stres

Sebenarnya tidak hanya ibu hamil yang dilarang untuk merasakan stres atau luapan emosi
berkepanjangan, karena stres dan emosi nyatanya bisa memberikan dampak yang kurang baik untuk
kesehatan. Apalagi, jika ibu hamil yang mengalami stres atau emosi. Dampaknya adalah janin juga
bisa ikut merasakan stres. Ketika stress, denyut jantung kita akan berdetak lebih kencang dari
biasanya ditambah adanya hormon adrenalin yang akan membuat ibu emosi dan meningkatkan
hormon stres pada ibu hamil, sehingga ibu hamil akan lebih mudah marah.

Selain itu, stres juga dapat memengaruhi kondisi asupan gizi dan nutrisi yang dibutuhkan oleh janin,
lho. Stres dapat menjadi gangguan metabolisme tubuh pada ibu hamil, sehingga menurunkan
kekebalan tubuh dan membuat ibu hamil mudah lelah atau cepat sakit.

Stres dapat menyebabkan diare pada ibu hamil, tentu dengan mengalami sakit diare ibu hamil akan
lebih banyak mengeluarkan cairan, sehingga jika tidak ditangani dengan cepat akan membuat ibu
hamil mengalami dehidrasi, serta defisit gizi yang tentu akan berpengaruh pada suplai gizi dan
nutrisi untuk perkembangan janin.

Kekurangan nutrisi dan gizi nyatanya berpengaruh buruk pada janin. Parahnya, jika ibu hamil
mengalami stres dan emosi yang berlebihan, dikhawatirkan akan meningkatkan risiko keguguran
pada kandungan sebanyak 2-3 kali lipat. Maka dari itu, sebaiknya ibu hamil hindari stres dan luapan
emosi yang berlebihan.

Kehamilan adalah masa-masa yang indah dan sangat dinantikan oleh setiap wanita. Sebaiknya ibu
mulai menikmati kehamilan dan perhatikan kondisi janin dan ibu agar selalu sehat sampai hari
kelahiran nanti. Jika ibu memiliki masalah seputar psikologi atau kehamilan, ibu bisa menggunakan
aplikasi Halodoc untuk tanya langsung pada dokter. Yuk, download aplikasi Halodoc melalui App
Store atau Google Play sekarang juga!

Source: https://www.halodoc.com/artikel/alasan-stres-dan-emosi-bisa-memengaruhi-kesehatan-janin

Anda mungkin juga menyukai