PERKEMBANGAN
PRAKELAHIRAN
4. Otak
Ketika bayi lahir, terdapat kira-kira 100 juta
neuron, atau sel saraf, yang menangani
pemroresan informasi pada tingkat selular di
otak. Selama perkembangan prakelahiran,
neuron menempatkan diri di lokasi yang tepat
dan saling berhubungan.
TERATOLOGI DAN RISIKO DALAM
PERKEMBANGAN PERKELAHIRAN
1. Teratogen
Unsur yang berpotensi mengakibatkan kelainan kelahiran atau secara negatif menyebabkan
perubahan kognitif dan perilaku. Dosis, kerentanan genetik, dan lama paparan teratogen dapat
mempengaruhi tingkat dan jenis kerusakan yang terjadi pada embrio atau janin.
• Dosis, efek dosis terlihat cukup jelas – semakin besar dosis suatu unsur (obat).
• Kerentanan genetik, jenis dan tingkat abnormalitas yang disebabkan oleh suatu teratogen berkaitan
dengan genotip ibu dan genotip embrio/janin.
• Waktu Paparan, ada waktu-waktu tertentu dalam perkembangan yang membuat teratogen manjadi
lebih berbahaya.
2. Obat-obatan resep & Tanpa Resep
Obat-obatan dengan resep maupun tanpa
resep dapat memiliki dampak terhadap
embrio atau janin yang tidak pernah
dibayangkan oleh mereka sebelumnya.
Obat-obatan dengan resep yang dapat
berfungsi sebagai teratogen mencakup
antibiotik, beberapa jenis antidepresan.
Obat-obatan nonresep yang berpotensi
membahayakan mencakup pil diet dan
apirin dalam dosis tinggi.
3. Obat – obatan Psikoaktif
Obat-obatan yang bekerja pada sistem saraf untuk mengubah kondisi kesadaran, memodifikasi
persepsi, dan mengubah suasana hati. Contohnya adalah kafein, alkohol, nikotin, ataupun obat-
obatan illegal seperti kokain, marijuana dan heroin.
Kafein, perempuan hamil yang mengonsumsi 200 mg atau lebih kafein per hari memiliki risiko
untuk mengalami keguguran.
Alkohol, Fetal Alcohol spectrum disorder (FASD) adalah sekelompok abnormalitas yang dialami
oleh keturunan dari ibu-ibu yang banyak mengonsumsi alkohol di masa kehamilan.
Nikotin, kelahiran prematur dan rendahnya berat badan ketika lahir, kematian janin dan bayi baru
lahir, masalah-masalah pernapasan, sindrom kematian bayi mendadak, serta permasalahan
kardiovaskuler adalah permasalah ketika para ibu hamil merokok.
Kokain, temuan yang paling konsisten memperlihatkan bahwa paparan kokain selama
perkembangan prakelahiran berkaitan dengan berkurangnya berat badan, panjang badan dan lingkar
kepala. Bayi juga cenderung mengalami hambatan neurologis, medis, dan kognitif.
4. Ketidakcocokan jenis darah 5. Bahaya lingkungan
Ketidakcocokan antara jenis darah Ibu dan Beberapa bahaya yang mungkin dialami
jenis darah ayah menimbulkan risiko dalam bayi adalah radiasi, sampah beracun, dan
perkembangan prakelahiran. Apabila polutan kimiawi lainnya. Radiasi sinar X
seorang perempuan hamil memiliki Rh- dapat mempengaruhi embrio atau janin
negatif dan partnernya memiliki Rh-positif, yang sedang berkembang, terutama di
janin mereka mungkin memiliki Rh-positif. minggu-minggu pertama setelag
Apabila darah janin memiliki Rh-positif pembuahan, ketika ibu belum menyadari
dan darah ibu memiliki Rh-negatif, sistem kehamilannya. Polutan lingkungan dan
kekebalan ibu dapat menghasilkan antibodi limbah beracun juga merupakan sumber
yang akan menyerang janin. Hal ini dapat bahaya bagi janin. Polutan yang berbahaya
mengakibatkan munculnya sejumlah tersebut di antaranya adalah karbon
masalah, meliputi keguguran atau kematian monoksida, merkuri, timbal, pupuk kimia,
saat lahir, anemia, penyakit kuning, cacat dan pestisida tertentu.
jantung, kerusakan otak, atau kematian
tidak lama setelah bayi lahir.
6. Penyakit pada Ibu
Penyakit dan infeksi pada ibu dapat mengakibatkan cacat pada keturunan karena penyakit
atau infeksi itu menembus batas ari-ari, atau juga dapat mengakibatkan cacat lahir.
sifilis (suatu penyakit yang ditularkan secara seksual). Sifilis dapat membahayakan organ
yang telah terbentuk (luka di mata (kebutaan), luka di kulit).
Herpes Genital bayi yang baru lahir dapat terkena virus ini apabila dilahirkan melalui
saluran kelahiran ibu yang sudah terserang herpes genital. Sekitar sepertiga bayi yang
dilahirkan melalui saluran kelahiran yang telah terinfeksi akan meninggal; seperempat di
antaranya akan mengalami kerusakan otak.
AIDS suatu penyakit yang ditularkan secara seksual yang disebabkan oleh HIV yang
menghancurkan sistem kekebalan tubuh. Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang terserang HIV
dapat (1) dapat terinfeksi dan simtomatik (2) terinfeksi namun asimtomatik (3) tidak terinfeksi
sama sekali.
Diabetes, sebuah ulasan riset menyimpulkan bahwa bayi baru lahir yang menderita cacat
fisik semakin cenderung untuk dilahirkan oleh ibu yang menderita diabetes.
7. Faktor- faktor lainnya yang terkait Orang Tua
Diet dan Gizi di masa Kehamilan, anak-anak yang dilahirkan oleh ibu yang kekurangan gizi
akan memiliki kemungkinan cacat lebih besar dibandingkan anak-anak yang dilahirkan oleh ibu
yang cukup gizinya. Kelebihan berat badan sebelum dan semasa kehamilan juga dapat
meningkatkan risiko terhadap embrio atau janin. Obesitas selama kehamilan memiliki kaitan
dengan peningkatan risiko ketidaksuburan maternal, gangguan hipersensitif, diabetes dan
kelahiran cesar.
Usia ibu, usia ibu berkaitan dengan risiko bahwa bayi yang dilahirkan akan mengalami
sindrom down. Perempuan yang berusia antara 16-34 tahun jarang melahirkan sindrom down.
Namun ibu yang melahirkan di usia 40 tahun ke atas memiliki kemungkinan sedikit di atas 1
berbanding 100 untuk melahirkan bayi dengan sindeom down, dan ibu berusia 50 tahun ke atas
memiliki kemungkinan hamper 1 berbanding 10
kondisi dan ketegangan emosional, ketika seorang perempuan hamil merasa takut, cemas dan
emosi-emosi lain yang mendalam, terjadi perubahan fisiologis yang dapat memengaruhi kondisi
janin (masalah emosional atau kognitif dan perlambatan kemampuan bahasa).
Faktor-faktor paternal
2. KELAHIRAN
Proses Kelahiran
Ikatan
PENYESUAIAN FISIK
Tubuh perempuan melakukan banyak penyesuaian fisik di beberapa hari dan minggu
perrama setelah melahirkan anak. Kelelahan yang dialami oleh ibu baru dapat mengurangi
kesejahterannya dan keyakinan mengenai kemampuannya untuk menangani bayi baru dan
kehidupan keluarga baru. Salah satu masalah yang muncul adalah berupa kehilangan waktu
tidur yang dialami oleh pemberi perawatan di periode pascakelahiran.
Setelah melahirkan, tubuh ibu mengalani perubahan tiba-tiba dan dramatis terkait produksi
hormon. Ketika plasenta keluar bersama kelahiran, kadar estrogen dan progesteron menurun
secara tajam dan tetap rendah sampai indung telur mulai menghasilkan hormon lagi.
Involusi adalah proses kembalinya rahim ke ukuran seperti sebelum kehamilan yang
berlangsung lima hingga enam minggu setelah kelahiran.
PENYESUAIAN EMOSIONAL
DAN PSIKOLOGIS
Flaktuasi emosi merupakan kondisi yang biasa dialami oleh para ibu selama periode
pascakelahiran. Ada sejumlah wanita yang cenderung mengalami penurunan fluktuasi ekosi
dalam beberapa minggu setelah kelahiran, namun sejumlah wanita lain mengalami gejolak
emosi dalam waktu lama. Ada juga sejumlah perempuan yang mengalami depresi
pascamelahirkan (postpartum depression) meliputi sebuah episode depresi mayor yang
biasanya berlangsung selama 4 minggu setelah melahirkan. Perempuan akan memiliki
perasaan sedih, cemas, putus asa sehingga setidaknya selama minimum dua minggu mereka
mengalami kesulitan menangani tugas sehari-hari. Obat antidepresan dan psikoterapi
mampu mengatasi depresi pasca kelahiran.
IKATAN
Ikatan (bonding) adalah pembentukan hubungan, khususnya ikatan fisik antara orang tua dan
bayi baru lahir dalam periode setelah kelahiran. Apakah praktik ikatan mendatangkan
kerugian? Beberapa dokter berpendapat bahwa dalam periode singkat setelah kelahiran,
orang tua dan bayi perlu membentuk semacam kelekatan emosional sebagai landasan untuk
mencapai perkembangan optimal di tahun-tahun yang akan datang.
Terdapat banyak penelitian yang menantang benar-tidaknya hipotesis ikatan. Sesungguhnya,
bentuk ekstrim dari hipotesis ikatan bahwa bayi menjalin kontak yang erat dengan ibu dalam
beberapa hari pertama kehidupannya agar dapar berkembang secara optimal – tidaklah benar.
Meskipun demikian, kelemahan hipotesis ikatan sebaiknya tidak digunakan sebagai alasan
untuk menahan interaksi ibu yang termotivasi dengan bayinya yang baru lahir.