Anda di halaman 1dari 11

TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN

TOKSIKOLOGI TERATOGEN

Disusun oleh :

NAMA NIM
ANGGRI J KASANG 1813201058

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS TOMPOTIKA LUWUK
TAHUN 2021
1. Teratogen adalah agen asing yang dapat menyebabkan bayi cacat lahir akibat
terjadinya kelainan perkembangan pada janin selama dalam kandungan. Teratogen dapat
berupa zat kimia, infeksi, bahan asing, atau obat-obatan tertentu, bahkan penyakit yang
dialami pada ibu hamil.
Pada umumnya kelainan yang berkaitan dengan teratogen disebabkan oleh
paparan yang berasal dari lingkungan, baik secara langsung maupun tidak langsung
dan/atau sengaja atau tidak. Diperkirakan 4-5% kasus bayi cacat lahir disebabkan oleh
paparan teratogen.
Teratogen banyak terdapat di lingkungan sekitar, dan dapat memasuki tubuh
kapan saja di mana saja. Paparan teratogen sebagian besar berasal dari lingkungan,
namun beberapa metode pengobatan dan penggunaan obat juga diketahui memiliki efek
teratogenik.

Zat kimia obat

 Aminopterin – merupakan kandungan dalam obat kemoterapi yang memiliki


efek samping menghambat kerja asam folat dan pertumbuhan sel dan DNA janin,
serta dapat menyebabkan gangguan perkembangan sel saraf pusat pada otak janin.
 Phenytoin, valporic acid dan trimethadione – merupakan kandungan obat
antiepilepsi yang diketahui memicu kelainan jantung dan mikrosefalus pada bayi.
 Warfarin – merupakan obat pengencer darah yang dapat mengganggu
perkembangan saraf otak dan penglihatan janin.
 Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) – adalah obat antidepresan
yang diketahui memicu gangguan tidak spesifik pada saluran pernapasan dan
diare pada bayi setelah dilahirkan. Meskipun demikian perlu dipahami bahwa
manfaat antidepresan saat hamil lebih tinggi daripada risikonya. Depresi selama
kehamilan lebih berisiko menimbulkan masalah kesehatan bagi ibu dan
kehamilannya dibandingkan efek samping obatnya.
 Isotretinion – obat yang digunakan untuk mengatasi jerawat diketahui
menyebabkan gangguan perkembangan berbagai organ diantaranya kelainan
jantung, bibir sumbing, dan cacat tabung saraf.
 Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitors – merupakan obat
antihipertensi yang diketahui dapat menghambat perkembangan janin secara
keseluruhan serta gangguan pada ginjal bayi, dan terkadang kematian.
 Hormon androgen dan progestin – dapat memicu kelainan organ reproduksi
pada janin perempuan sehingga memiliki fitur yang lebih maskulin seperti
pembesaran klitoris dan rongga genital yang menutup.
 Hormon estrogen – dalam bentuk diethylstilbestrol (DES) diketahui dapat
memicu perkembangan abnormal pada organ uterus, serviks dan vagina pada
janin perempuan.

Substansi tertentu dan obat lainnya

 Alkohol – konsumsi alkohol dikenal sebagai penyebab utama fetal alcohol


syndrome, set kelainan kongenital yang menyebabkan kerusakan otak dan
masalah pertumbuhan pada janin karena ibu minum alkohol saat hamil. Sedikit
saja alkohol dapat menyebabkan gangguan perkembangan pada tubuh bayi.
Perwujudan cacat lahir terutama muncul pada bagian wajah, lengan dan kaki.
FAS juga menyebabkan gangguan saraf pusat, cacat jantung, dan keterbelakangan
mental.

 Rokok – dapat meningkatkan risiko perkembangan janin secara kesulurahan dan


mengalami berat lahir rendah ketika dilahrikan. Ibu hamil yang merokok dapat
menyebabkan bayi cacat lahir dengan kelainan jantung dan otak. Bayi yang
terpapar asap rokok juga lebih mungkin mengalami masalah motorik ketika lahir,
seperti refleks kaget yang lambat dan mengalami tremor. Semakin lama Anda
merokok dan semakin banyak puntung rokok yang Anda isap semakin
meningkatkan risiko bayi lahir cacat.

 Obat opioid – merupakan obat yang bekerja sebagai penghilang rasa sakit seperti
morfin dan diketahui dapat meningkatkan risiko berat lahir rendah dan kelahiran
prematur.
 Ganja – menyebabkan efek perubahan kerja otak. Ibu yang mengisap ganja saat
hamil meningkatkan risiko bayi mengalami berat lahir rendah, gangguan gula
darah, defisiensi kalsium, serta perdarahan otak saat dilahirkan. Obat lainnya
seperti amfetamin memiliki efek yang sama seperti ganja.

 Kokain – kokain dapat mengganggu perkembangan saraf pusat sekaligus


perkembangan organ janin selama dalam kandungan. Paparan kokain juga
meningkatkan risiko anak mengalami gangguan perilaku ketika ia lahir nanti.

Bahan kimia lainnya

 Merkuri – merupakan salah satu bahan kimia yang dapat menyebabkan cacat
bawaan seperti keterbelakangan mental dan cerebral palsy. Merkuri dapat berasal
dari konsumsi seafood.

 Sinar-X – sinar-X saat rontgen dapat mengganggu perkembangan organ saraf


pusat dan organ anggota gerak seperti tangan dan kaki pada saat perkembangan
janin. Hingga saat ini tidak diketahui batas aman paparan sinar-X ketika rontgen
saat hamil, namun penggunaan sinar-X untuk membersihkan gigi dianggap aman
untuk dilakukan meski sedang hamil.

 Radiasi dan kemoterapi – kedua metode pengobatan kanker ini tidak dianjurkan
dilakukan ketika hamil karena sangat berisiko mengganggu perkembangan bayi
dalam kandungan. Jika memungkinkan, prosedur ini sebaiknya ditunda hingga
pascamelahirkan. Namun jika tidak memungkinan, pengobatan ini harus tetap
dilakukan untuk mempertahankan peluang bertahan hidup ibu hamil.

2. Beberapa penyebab bayi lahir cacat adalah sebagai berikut:

1) Faktor Genetik
Ibu atau ayah dapat menjadi pembawa kelainan genetik pada bayi mereka.
Kelainan pada faktor genetik terjadi ketika satu atau lebih gen tidak bekerja
dengan baik atau sebagian gen hilang.
Gen bisa menjadi cacat karena suatu mutasi atau perubahan yang dialami oleh gen
tersebut.
Kelainan pada gen dapat terjadi pada saat pembuahan, yakni ketika sperma
bertemu dengan sel telur, dan hal ini tidak dapat dicegah.
Perubahan atau mutasi pada satu atau lebih gen membuat mereka tidak berfungsi
sebagaimana mestinya. Begitu pula halnya ketika ada bagian gen yang hilang.

2) Masalah Kromosom

Melansir dari National Institute of Health, dalam beberapa kasus tertentu, bayi
lahir cacat bisa disebabkan karena adanya kromosom maupun bagian dari
kromosom yang hilang.

Namun, ada juga penyebab bayi lahir cacat yang dikarenakan oleh kelebihan
kromosom, contohnya pada Down syndrome.

3) Gaya Hidup dan Lingkungan

Bayi cacat lahir bisa terjadi karena faktor lingkungan yang terjadi saat kehamilan,
termasuk penggunaan obat, merokok, dan minum alkohol saat kehamilan.

Faktor lainnya, seperti keracunan bahan kimia dan virus juga dapat meningkatkan
faktor risiko bayi lahir cacat. Kehamilan di atas usia 35 tahun juga dapat
meningkatkan risiko bayi lahir cacat.

Oleh karena itu, sebaiknya rencanakan kapan waktu yang paling baik bagi Anda
untuk memiliki anak. Sebaiknya, jangan pada usia yang terlalu muda atau terlalu
tua untuk hamil.

4) Infeksi
Ibu hamil yang terserang infeksi tertentu selama kehamilan memiliki risiko yang
lebih tinggi untuk melahirkan bayi dengan kelainan kongenital.

Sebagai contoh infeksi virus Zika pada ibu hamil bisa memicu mikrosefalus,
kondisi saat ukuran otak dan lingkar kepala bayi lebih kecil ketimbang yang
seharusnya.

5) Paparan Obat dan Bahan Kimia

Paparan bahan kimia dan konsumsi obat-obatan tertentu juga menjadi satu dari
penyebab kelahiran cacat pada bayi. Atas dasar itulah penting untuk selalu
memerhatikan adanya kemungkinan terpapar bahan kimia saat berada di suatu
tempat.

Anda juga perlu selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum minum obat-obatan
saat sedang hamil.

6) Merokok dan Minum Alkohol Saat Hamil

Ada baiknya untuk menghindari minum alkohol saat Anda sedang hamil, bahkan
dalam jumlah sedikit sekali pun.

Ini karena tidak ada jumlah pasti yang mengatakan alkohol masih aman diminum
saat hamil.

Alkohol yang masuk ke aliran darah ibu hamil dapat mengalir pada bayi melalui
tali pusat.

Akibatnya, alkohol berisiko menyebabkan bayi lahir dengan kelainan, keguguran,


bayi lahir mati, hingga berbagai masalah lainnya.

Semua jenis alkohol sama-sama memiliki bahaya, termasuk anggur (wine) dan bir.
Sementara bahaya merokok selama kehamilan bukan hanya menyebabkan
kelahiran cacat, tetapi juga mengakibatkan bayi lahir prematur, mengalami bibir
sumbing, hingga kematian.

7) Ibu Obesitas

Kondisi ibu yang obesitas atau berat badan berlebih juga menjadi salah satu
penyebab kecacatan pada bayi baru lahir.

Jika sebelum hamil Anda mengalami berat badan kurang, berlebih, maupun
obesitas, sebisa mungkin konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.

Dokter biasanya akan membantu memberi saran agar Anda dapat mencapai berat
badan ideal saat hamil nantinya sebagai cara mencegah agar bayi lahir dalam
keadaan baik.

3. Bahan-Bahan Berbahaya Terhadap Proses Reproduksi

 Bahan kimia anti lengket

Panci atau wajan anti lengket memang sangat nyaman dipakai karena mudah
dibersihkan. Masalahnya, bahan kimi anti lengket mulai masuk ke makanan
setelah chip dan goresan muncul di permukaan atau enamel. Migrasi bahan kimia
inilah yang menyebabkan masalah, salah satunya masalah kesuburan.

Peneliti Denmark menemukan bahan kimia antilengket yang ada di dalam tubuh
pria mengandung  lebih tinggi asam perfluoralkyl. Hanya memiliki setengah dari
jumlah sperma yang sehat. Cobalah ganti bahan anti lengket dengan memasak
menggunakan panci dari kaca, besi, stainless steel atau periuk.

 Glymes
Bahan kimia pelarut ini biasanya ditemukan dalam pembersih karpet, tinta inkjet
printer, cat dan baterai lithium. Environmental Protection Agency (EPA)
memperingatkan konsumen dari bahaya bahan kimia ini. Sebuah studi melihat
pekerja di pabrik-pabrik yang biasa menggunakan glymes, memiliki tingkat risiko
yang lebih tinggi mengalami keguguran.

Sebaiknya, hindari produk pembersih karpet dan sebagai gantinya gunakan obat
alami seperti cuka putih dan baking soda untuk menghilangkan noda.

 BPA

Bisphenol A atau BPA digunakan pada banyak produk. Studi menemukan pria
dengan kadar BPA tinggi di urinenya memproduksi sperma dengan kualitas
rendah, lebih sulit untuk reproduksi. Studi dari University of California
menemukan bahwa wanita yang akan menjalani bayi tabung dan mengandung
kadar BPA tinggi, memproduksi sel telur yang lebih sedikit.

BPA sering ditemukan pada kebanyakan makanan kaleng, beberapa plastik no.7.
Karenanya, hindari menggunakan makanan kaleng atau yang dibekukan, minum
dari botol kaca bukan plastik.

 Flame retardants

Bahan ini biasa digunakan untuk pembuatan kursi mobil dan karpet padding. Pada
2010, peneliti menerbitkan studi yang mengatakan, setiap kenaikan kadar
polybrominated diphenyl ethers dalam darah perempuan cenderung mengalami
peninggkatan 30 persen sulit hamil.

Cobalah untuk memilih bahan permukaan yang alami seperti dari kayu atau
bambu, daripada karpet. Zat kimia ini paling sering ditemukan pada karpet
padding, elektronik, busa furnitur dan debu.

 Phthalates
Ini mungkin merupakan salah satu senyawa beracun rumah tangga yang ada
dimana-mana. Phthalates adalah bahan kimia plasticizing yang ditemukan dalam
produk vinil dan produk yang mengandung wewangian buatan. Pria dengan
paparan tinggi senyawa ini dapat menurunkan kualitas sperma menjadi abnormal
atau alami kerusakan DNA.

Phthalates ditemukan dalam produk vinil, termasuk tirai shower dan kulit imitasi,
produk beraroma seperti cologne, parfum, penyegar udara, deterjen, pelembut
kain, sampo, sabun, hairspray, body spray, lotion dan produk perawatan lain. 

Untuk menghindari bahan kimia ini, Anda bisa menggunakan wewangian dari
nabati dan menggunakan cuka putih sebagai pelembut kain. Baca label pada
kemasan produk dengan aroma, karena biasanya produk yang beraroma
mengandung ribuan bahan kimia.

4. Bahan berbahaya yang menngalami distribusi beserta biotransformasinya pada saat


kehamilan

1) Merkuri

Merkuri bersifat racun bagi tubuh. Pada ibu hamil, paparan merkuri yang
berlebihan akan memengaruhi atau menghambat perkembangan otak dan sistem
saraf janin. Merkuri banyak ditemukan pada polusi udara di daerah sumber daya
batu bara. Tapi, merkuri juga dapat menyebar ke lautan sehingga dapat ditemukan
pada ikan laut seperti tuna, hiu, makerel, dan marlin.

2) Formaldehyde

Bahan kimia ini umum digunakan sebagai pengawet pada kosmetik, sampo, dan
cat kuku. Woman’s Day menuliskan bahwa formaldehyde atau formalin beracun
bagi sistem imun manusia. Penelitian menunjukkan bahwa paparan formalin
dalam dosis rendah saat hamil dapat berujung pada berat janin lahir rendah dan
paru-paru bayi yang kurang siap menghadapi inflamasi.
3) Phtalate

Biasa digunakan untuk melembutkan plastik, phtalate membantu cat kuku


menjadi mudah diaplikasikan, body lotion yang mudah dioleskan, dan mencegah
hair spray menjadi kaku. Parfum, penyegar udara komersil, produk kebersihan
rumah tangga, dan detergen juga banyak mengandung phtalate.

4) Toluene

Umumnya berbentuk cairan bening dengan wangi yang tajam, bahan kimia ini
umum ditemukan pada cat, tiner, cat kuku, lem, karet, dan produk olahan kulit
yang mengkilap. Paparan toluene yang berlebihan selama hamil dapat
memperlambat perkembangan fisik dan mental janin. Selain itu, toluene juga
dapat memengaruhi fungsi hati dan ginjal, serta mengurangi ketahanan imunitas.

5) BPA

BPA atau bisphenol A adalah petrokimia yang biasa digunakan untuk membuat
plastik polikarbonat padat dalam bentuk botol minum, piring, maupun peralatan
plastik lainnya. Walau sangat fungsional, BPA dapat mengganggu sistem
endokrin tubuh. Paparan BPA selama hamil dilaporkan memiliki kaitan dengan
gangguan perkembangan tubuh janin, masalah reproduktif pada keturunan,
gangguan fungsi otak, keguguran, diabetes, penyakit jantung, dan masalah
perilaku pada balita.

Anda mungkin juga menyukai