PENGANTAR BIOTEKNOLOGI
(ABKC 2702)
”FITOREMEDIASI ”
Disusun Oleh:
Pipin Widyawati (1810119120027)
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. H. Muhammad Zaini, M.Pd.
Dra. Hj. Sri Amintarti, M. Si.
Topik : Fitoremediasi
Tujuan : Untuk mengetahui kemampuan fitoremediasi tumbuhan eceng
gondok (Eichornia crassipes) terhadap limbah air detergen
Hari/tanggal : Selasa-Senin / 6-12 Oktober 2020
Tempat : Rumah
Bahan
1. Eceng Gondok (Eichornia crassipes)
2. Air comberan
II.CARA KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Memaasukkan air comberan ke dalam baskom sebanyak 1 liter.
3. Mengamati bau, warna, dan endapan.
4. Membersihkan eceng gondok (Eichornia crassipes, kemudian memasukkan
eceng gondok (Eichornia crassipes) ke dalam baskom yang sudah berisi air
comberan.
5. Mendiamkan eceng gondok (Eichornia crassipes) selama 7 hari.
6. Mengamati perubahan yang terjadi pada air comberan yang berisikan eceng
gondok (Eichornia crassipes) dari segi bau, warna dan endapan.
III.TEORI DASAR
Fitoremediasi berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu nabati/tanaman, dan
bahasa Latin yaitu remedium (memulihkan keseimbangan atau perbaikan);
menggambarkan pengobatan masalah lingkungan (bioremediasi) melalui
penggunaan tanaman yang mengurangi masalah lingkungan tanpa perlu menggali
bahan kontaminan dan membuangnya di tempat lain. Fitoremediasi adalah
penggunaan tumbuhan untuk menghilangkan polutan dari tanah atau perairan
yang terkontaminasi (Rondonuwu, 2014).
Keuntungan utama dari aplikasi teknik fitoremediasi dibandingkan dengan
system remediasi lainnya adalah kemampuannya untuk menghasilkan buangan
sekunder yang lebih rendah sifat toksiknya, lebih bersahabat dengan lingkungan
serta lebih ekonomis. Kelemahan fitoremediasi adalah dari segi waktu yang
dibutuhkan lebih lama dan juga terdapat kemungkinan masuknya kontaminan ke
dalam rantai makanan melalui konsumsi hewan dari tanaman tersebut (Pratomo,
2004).
IV. HASIL PENGAMATAN
A. Tabel Pengamatan
No Pengamatan 6 Oktober 2020 12 Oktober 2020
.
1. Bau Berbau tidak sedap(Menyengat) Bau Menyengat
B. Foto Pengamatan
a. Hari Pertama
VI. Kesimpulan
1. Eceng gondok dapat digunkan sebagai alat fitoremidiasi.
2. Eceng gondok merupakan tanaman yang memiliki fungsi sebagai system
filtrasi biologis.
3. Sistem Fitoremediasi dengan eceng gondok dapat menurunkan nilai COD.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Alfrida. 2016. Karakteristik Air Limbah Rumah Tangga (Grey Water) Pada
Salah Satu Perumahan Menengah Keatas Yang Berada Di Tangerang
Selatan. Ecolab Vol. 10 No. 2 Juli 2016 : 47 – 102.
Lutfiana. 2014. Kemampuan Eceng Gondok (Eichhornia Sp.), Kangkung Air
(Ipomea Sp.), Dan Kayu Apu (Pistia Sp.) Dalam Menurunkan Bahan
Organik Limbah Industri Tahu (Skala Laboratorium). Diponegoro
Journal Of Maquares Volume 3 Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 1-
6.
Muhtar, Ahmad. 2008. Tugas Akhir: Penggunaan tanaman eceng gondok
(Eichornia crassipes) sebagai pre- treatment pengolahan air minum
pada air selokan mataram. Jurusan teknik lingkungan fakultas teknik
sipil dan perencanaan. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.
Pratomo, S. 2004. Tesis fitoremediasi Zn (seng) menggunakan tanaman normal
dan transgenic Solanum nigrum L. program megister ilmu lingkungan
program pscasarjana universitas Diponegoro
Puspita, UR, A. S. Siregar dan N. V. Hidayanti. 2011. Kemampuan Tumbuhan
Air sebagai Agen Fitoremediator Logam Berat Kromium (Cr) yang
terdapat pada Limbah Cair Industri Batik. Jurnal Penelitian Berkala
Perikanan Terubuk, Vol. 39 No. 1. Himpunan Alumni Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau.
Setyowati, S., Nanik H.S., Erry W. 2015. Kandungan Logam Tembaga (Cu)
dalam Eceng Gondok (Eichhornia crasipes) Perairan dan Sedimen
Berdasarkan Tata Guna Lahan di Sekitar Sungai Banger Pekalongan.
Bioma, 7 (1): ISSN 1410-8801
Welhelmus, dkk. 2017. Fitoremediasi Mengunakan Tanaman Eceng Gondok
(Eichornia crassipes) Untuk Menurunkan COD dan Kandungan Cu dan
Cr Limbah Cair Laboratorium Analitik Universitas Udayana. Jurnal of
Applied Chemistry. Vol 5 (2).